Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Getta Ayu K.

P
KELAS : VIII C
NO ABSEN : 10

Nabi Ya’qub A.S

Nabi Yaqub AS adalah nabi kesepuluh. Ia adalah putra Nabi


Ishak. Semasa remaja, Yaqub tinggal bersama pamannya di
Babylonia. Kemudian, ia menikah dengan kedua putri pamannya.
Yaqub diangkat menjadi nabi dan berdakwah di Palestina dan
Syiria. Ia wafat di Hebron, Palestina.

Yaqub Tinggal Bersama Pamannya


Nabi Ishak memiliki dua orang anak, Ish dan Yaqub. Ish sering
merasa iri kepada Yaqub. Ia merasa ayah dan ibunya lebih
memerhatikan Yaqub daripada dirinya. Singkat kata, Ish tidak
senang kepada Yaqub.

Melihat kondisi tersebut, Nabi Ishak dan istrinya (Rifqah)


menyarankan Yaqub agar tinggal bersama pamannya, Laban.
Laban tinggal di Fadan Aram, Babylonia. Yaqub menyetujuinya.

Yaqub berangkat menuju rumah pamannya di Babylonia.


Sesampainya di sana, ia disambut dengan baik oleh pamannya.
Laban adalah orang yang sangat baik hati. Ia dikenal sebagai
orang kaya yang dermawan.

Yaqub tumbuh dalam asuhan Laban. Ia tumbuh menjadi


pemuda yang saleh, cerdas, dan giat. Yaqub disukai oleh seluruh
anggota keluarga Laban.
Pernikahan Yaqub
“Dan (diharamkan) mengumpulkan dalam (pernikahan) dua
perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada
masa lampau. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang.”(QS. An-Nisaa` [4]: 23)

Yaqub telah dewasa. Sudah waktunya bagi Yaqub untuk


menikah. Laban menawarkan kepada Yaqub untuk dinikahkan
dengan putri sulungnya, Layya. Namun, Yaqub menyukai Rahiel,
adik Layya. Akhirnya, dicapai kesepakatan bahwa Yaqub
menikahi Layya terlebih dahulu, baru kemudian boleh menikahi
Rahiel.

Yaqub pun menikahi Layya. Selama tujuh tahun, Yaqub


menggembala kambing yang kelak digunakan sebagai mas kawin
menikahi Rahiel. Setelah tujuh tahun, Yaqub pun menikahi
Rahiel. Pada masa itu, belum ada larangan mengumpulkan dua
perempuan kakak beradik untuk dinikahi.

Kemudian, untuk mengurus keperluan rumah tangga anaknya,


Laban memberikan dua orang pembantu. Seorang bernama Zulfa
untuk membantu Layya. Seorang lagi bernama Balhah untuk
membantu Rahiel.

Beberapa tahun kemudian, kedua istri Yaqub mempersilakan


Yaqub untuk menikahi Zulfa dan Balhah. Dari keempat istrinya,
Yaqub dikaruniai dua belas orang anak.

Dari pernikahannya dengan Layya, Yaqub dikaruniai enam


orang anak; Raubin, Syam`un, Lewi, Yahuza, Yasyzar, dan
Zabulon. Dari pernikahannya dengan Rahiel, Yaqub memiliki dua
orang anak; Yusuf dan Bunyamin. Dari pernikahannya dengan
Balhah, Yaqub dikaruniai dua orang anak; Dan dan Neftalia. Dari
pernikahannya dengan Zulfa, Yaqub dikaruniai dua orang anak;
Jad dan Asyir.

Yaqub Diangkat Menjadi Nabi


“Maka ketika ia (Ibrahim) sudah menjauhkan diri dari mereka
dan dari apa yang mereka sembah selain Allah. Kami
anugerahkan kepadanya Ishak dan Yaqub. Dan masing-masing
Kami angkat menjadi nabi.” (QS. Maryam[19]: 49)

Yaqub adalah seorang yang taat kepada Allah. Ia juga seorang


yang baik hati, dermawan, dan suka menolong sesama. Yaqub
juga dikaruniai tubuh yang kuat dan ilmu pengetahuan yang
tinggi.

Dengan kelebihan yang dimilikinya itu, Yaqub akhirnya


diangkat oleh Allah menjadi nabi dan rasul. Yaqub berdakwah di
Palestina dan Syiria

Dakwah Nabi Yaqub

“Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-


pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan
Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan,
melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, dan hanya kepada
Kami mereka menyembah.” (QS. Al-Anbiyaa` [21]: 73)

Nabi Yaqub menyeru umat manusia agar menyembah Allah


dan bertakwa kepada-Nya. Ia juga menyeru umatnya agar taat
melaksanakan shalat, membayar zakat, dan gemar berbuat
kebajikan.

Selama menjalankan tugas dakwah, Nabi Yaqub sering


menolong kaumnya. Kelembutan hati Yaqub membuat kaumnya
simpati kepadanya. Mereka banyak yang mengikuti ajaran Nabi
Yaqub. Nabi Yaqub wafat di Hebron, Palestina.

Hikmah Kisah

Kita bisa memetik pelajaran berharga dari kisah Nabi Yaqub


AS. Ia mampu bersikap bijaksana untuk menyelamatkan
keretakan persaudaraan antara kakak-adik.
Selain itu, sebagai hamba Allah kita harus taat kepada-Nya,
memiliki ilmu dan wawasan yang luas, bermanfaat bagi orang
lain, serta berakhlak mulia. Tujuannya, agar kita bisa sukses dan
disukai banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai