Anda di halaman 1dari 3

Kisah Nabi Yusuf AS

Nabi Yusuf AS ialah putra Nabi Ya'kub dan Ribka, serta cucu dari Ishaq. Silsilah lengkapnya
adalah Yusuf bin Yaʿqub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij
bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Beliau memiliki dua belas orang saudara
dan merupakan anak ke tujuh. Hanya Bunyamin yang merupakan saudara sekandungnya, tetapi
ibu kandungnya wafat saat ia berusia 12 tahun.

Nabi Yusuf lahir ke dunia saat usia Nabi Yakub mencapai 91 tahun. Nabi Yusuf as merupakan
anak kesayangan Nabi Yakub as dibandingkan dengan anak - anaknya yang lain, karena selain
pintar Nabi Yusuf as juga dianugerahi 10 mukjizat oleh Allah SWT.

Saat masih kecil, ia pernah bermimpi melihat bintang, matahari, dan bulan yang bersujud
kepadanya. Sehingga ia dilarang oleh ayahnya untuk menceritakan mimpi itu ke saudara -
saudaranya karena takut akan menimbulkan perselisihan hubungan mereka. Menurut sang ayah,
mimpi tersebut menunjukkan bahwa suatu hari nanti nabi Yusuf as akan menjadi orang besar dan
diangkat menjadi Rasul Allah.

Kisah Nabi Yusuf AS Dibuang ke Dalam Sumur

Kisah Nabi Yusuf AS yang dibuang ke dalam sumur bermula dari kecemburuan yang dirasakan
oleh saudara-saudaranya terhadapnya. Nabi Yusuf AS adalah anak bungsu dari Nabi Ya'qub AS,
dan ia sangat disayangi oleh ayahnya. Hal ini membuat saudara-saudaranya iri dan cemburu
terhadapnya.

Ketika Nabi Yusuf AS berusia sekitar 17 tahun, ayahnya memintanya untuk pergi mencari kabar
tentang saudara-saudaranya yang sedang merantau di suatu tempat. Namun, ketika sampai di
sana, saudara-saudaranya merencanakan untuk membunuhnya, namun akhirnya mereka
memutuskan untuk membuangnya ke dalam sumur.

Kemudian, sekelompok orang yang sedang lewat di dekat sumur menemukan Nabi Yusuf AS di
dalamnya dan menyelamatkannya. Mereka kemudian menjualnya sebagai budak ke Mesir
kepada seorang penguasa yang bernama Aziz.

Meskipun Nabi Yusuf AS mengalami banyak cobaan dan ujian, ia selalu tawakal kepada Allah
SWT dan tetap mengutamakan kesucian dan kejujuran dalam hidupnya. Berkat ketekunan dan
kebijaksanaannya, Nabi Yusuf AS kemudian diangkat menjadi bendahara di Mesir dan mendapat
kepercayaan penuh dari raja Mesir.

Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha

Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha diceritakan dalam Al-Quran pada Surah Yusuf ayat 12-35.
Zulaikha adalah istri dari seorang menteri di istana Mesir, yang jatuh cinta pada ketampanan
Nabi Yusuf AS dan berusaha untuk memikatnya. Namun, Nabi Yusuf AS menolaknya dan
memilih untuk berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan moral yang tinggi.

Zulaikha merasa sakit hati karena ditolak dan berusaha untuk memfitnah Nabi Yusuf AS dengan
menuduhnya mencoba memperkosanya. Akibatnya, Nabi Yusuf dijebloskan ke penjara. Namun,
dengan izin Allah, Nabi Yusuf AS berhasil keluar dari penjara dan diangkat sebagai wakil raja
Mesir setelah ia mampu menafsirkan mimpi yang menggambarkan kelaparan yang akan terjadi
selama tujuh tahun di Mesir.

Kisah Nabi Yusuf AS Difitnah dan Dipenjara

Kisah Nabi Yusuf AS yang difitnah dan dipenjara dimulai ketika ia menjadi bendahara di istana
Mesir. Salah satu istri pejabat di istana, yang sangat kagum dengan ketampanan dan
kebijaksanaan Nabi Yusuf AS, mencoba untuk merayunya. Namun, Nabi Yusuf AS menolaknya
dengan tegas karena ia merupakan orang yang taat dan bertakwa kepada Allah SWT.
Kemudian, istri pejabat tersebut merasa terhina dan marah sehingga ia berupaya memfitnah Nabi
Yusuf AS dengan mengatakan bahwa ia mencoba memperkosa dirinya. Berita ini menyebar
dengan cepat dan membuat banyak orang percaya bahwa Nabi Yusuf AS bersalah.

Akibat dari fitnah ini, Nabi Yusuf AS kemudian dipenjara. Namun, meskipun di penjara, Nabi
Yusuf AS tetap taat dan beriman kepada Allah SWT. Ia terus berdoa dan memohon pertolongan
dari Allah SWT. Kemudian, Allah SWT memberikan keajaiban dengan mengirimkan dua
tahanan lain ke dalam sel tempat Nabi Yusuf AS dipenjara. Dalam waktu yang singkat, Nabi
Yusuf AS dapat menunjukkan kebijaksanaannya dengan memberikan tafsir yang tepat atas
mimpi mereka.

Kisah Nabi Yusuf AS Mampu Menafsirkan Mimpi

Kisah Nabi Yusuf AS yang mampu menafsirkan mimpi dimulai ketika ia berada di Mesir setelah
dijual oleh pedagang. Di sana, ia dijual kepada seorang pejabat istana Mesir dan diangkat
menjadi pembantu di istana tersebut. Di sana, Nabi Yusuf AS menunjukkan kecerdasannya dan
kebijaksanaannya dalam menyelesaikan masalah dan menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.

Suatu hari, dua orang tahanan yang bekerja di istana bermimpi dan meminta Nabi Yusuf AS
untuk menafsirkan mimpi mereka. Salah seorang dari mereka bermimpi bahwa ia memeras
anggur dan meminumnya, sementara yang lain bermimpi bahwa ia membawa roti di atas kepala
dan burung-burung memakannya. Nabi Yusuf AS kemudian menafsirkan bahwa mimpi tersebut
menunjukkan bahwa yang pertama akan diampuni dan yang kedua akan dihukum mati.

Beberapa waktu kemudian, raja Mesir sendiri bermimpi dan merasa khawatir dengan makna
mimpi tersebut. Raja kemudian meminta pembantunya untuk menafsirkan mimpinya, dan
mereka tidak mampu melakukannya. Akhirnya, seseorang mengingatkan raja tentang kecerdasan
Nabi Yusuf AS dan mereka memanggilnya untuk menafsirkan mimpi tersebut.

Nabi Yusuf AS kemudian menafsirkan bahwa mimpi raja tersebut menunjukkan bahwa akan
terjadi tujuh tahun kelimpahan diikuti dengan tujuh tahun kelaparan yang parah. Nabi Yusuf AS
juga memberikan saran kepada raja untuk menyimpan makanan pada tahun-tahun kelimpahan
agar bisa digunakan pada tahun kelaparan yang akan datang.

Mimpi raja tersebut kemudian terjadi sesuai dengan penafsiran Nabi Yusuf AS, dan raja
mengangkatnya menjadi bendahara kerajaan dan memberikan tanggung jawab untuk mengelola
makanan selama periode kelimpahan dan kelaparan. Dengan begitu, Nabi Yusuf AS berhasil
menunjukkan kecerdasannya dan kebijaksanaannya dalam menafsirkan mimpi dan membawa
manfaat bagi orang banyak.

Kisah Nabi Yusuf AS Sebagai Wakil Raja Mesir

Setelah Nabi Yusuf AS memiliki mukjizat yaitu berhasil menafsirkan mimpi, raja Mesir tentang
kelimpahan dan kelaparan, raja Mesir mempercayakan Nabi Yusuf AS untuk mengelola
makanan pada periode kelimpahan dan kelaparan tersebut. Dalam menjalankan tugasnya, Nabi
Yusuf AS menunjukkan kecerdasan dan kebijaksanaannya dalam mengelola sumber daya,
sehingga makanan tersedia cukup pada saat kelaparan dan rakyat tidak mengalami kelaparan
yang parah.

Karena keberhasilannya dalam mengelola makanan selama periode kelimpahan dan kelaparan,
raja Mesir kemudian menunjuk Nabi Yusuf AS sebagai wakil raja Mesir. Dalam posisi ini, Nabi
Yusuf AS terus menunjukkan kebijaksanaan dan kecerdasannya dalam menjalankan tugas-
tugasnya sebagai wakil raja.

Salah satu tugas terpenting yang diberikan kepada Nabi Yusuf AS sebagai wakil raja adalah
menghadapi saudara-saudaranya yang datang dari Kanaan untuk meminta makanan selama masa
kelaparan. Saudara-saudara Nabi Yusuf AS tidak menyadari bahwa orang yang mereka hadapi
adalah saudara mereka sendiri, dan Nabi Yusuf AS pun tidak mengenali mereka karena ia sudah
lama meninggalkan Kanaan.

Namun, Nabi Yusuf AS merencanakan sebuah ujian untuk saudara-saudaranya untuk melihat
apakah mereka telah berubah dan meminta maaf atas perlakuan mereka yang dulu. Nabi Yusuf
AS mengadakan ujian dengan menyembunyikan cawan perak di dalam tas mereka dan menuduh
mereka mencuri cawan tersebut. Saudara-saudara Nabi Yusuf AS pun merasa tidak bersalah,
namun setelah diperiksa, cawan tersebut ditemukan di dalam tas salah satu saudaranya.

Setelah menyadari bahwa saudara-saudaranya telah berubah dan merasa menyesal atas perlakuan
mereka yang dulu, Nabi Yusuf AS memaafkan mereka dan memperkenalkan dirinya sebagai
saudara mereka yang lama hilang. Saudara-saudara Nabi Yusuf AS pun menyesali perlakuan
mereka yang dulu dan meminta maaf atas apa yang mereka lakukan.

Kisah Nabi Yusuf AS Bertemu Kembali dengan Ayahnya

Nabi Yusuf AS dipertemukan kembali dengan ayahnya diawali oleh kedatangan saudaranya
meminta persediaan makan. Nabi Yusuf pun terkejut karena bisa dipertemukan kembali dengan
adik kesayangannya, Bunyamin.

Saudara-saudara Nabi Yusuf pulang ke rumah dan mengabari ayahnya bahwa Bunyamin tertahan
di Mesir. Namun, Nabi Yakub justru mengatakan bahwa Nabi Yusuf masih hidup dan
saudaranya diminta datang kembali untuk menemuinya.

Mereka pun menurutinya dan alangkah terkejutnya bahwa Nabi Yusuf telah menjadi pembesar
yang sukses di Mesir. Nabi Yusuf meminta saudaranya membawa pulang gamisnya dan
menggosok ke kedua mata ayahnya agar bisa melihat kembali.

Setelah Nabi Yakub sembuh, ia pun langsung berkunjung ke Mesir bersama istri dan kesebelas
anaknya untuk melepas rindu kepada Nabi Yusuf. Akhirnya mereka dapat berkumbul kembali
dan menikmati hari-hari bahagia bersama.

Kisah Cinta Nabi Yusuf AS dan Peristirahatan Terakhirnya

Nabi Yusuf dipertemukan kembali dengan Zulaikha saat hidupnya terpuruk dan jatuh miskin
karena ditinggal pergi suaminya.

Kemudian, Nabi Yusuf yang merasa iba pun akhirnya menikahi Zulaikha dan keduanya
dikaruniai dua orang anak. Kisah Nabi Yusuf, konon ia hidup selama sekitar 120 tahun.

Sebelum wafatnya, Allah menurunkan wahyu agar Nabu Yusuf menyerahkan cahaya dan
hikmahnya kepada Babars bin Lewi bin Yakub. Dari situlah, Nabi Yusuf berpesan bahwa
keturunan Lewi nanti akan datang seorang bernama Musa yang akan menjadi penolongnya.

Jenazah Nabi Yusuf sempat menjadi rebutan berbagai kelompok untuk dikebumikan di
wilayahnya, tapi akhirnya jenazah sang Nabi dimakamkan di Palestina.

Anda mungkin juga menyukai