Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Abdan Hidayatullah

KELAS : 1 D ekonomi syariah

NIM : 220501148

1. Uraikan sejarah turun nya Al-Qur'an

Sejarah Singkat Turunnya Al Quran

Al Quran di turunkan melalui perantara malaikat Jibril yang menyampaikan langsung kepada
Nabi Muhammad. Proses turunnya Al Quran berlangsung selama 22 tahun ,  2 bulan dan  22
hari secara berangsur-angsur.

Wahyu pertama yang turun adalah Surat Al 'Alaq ketika Nabi Muhammad berusia 40 tahun
pada tanggal 17 Ramadhan di Gua Hira. Adapun bukti adanya bahwa al-Quran diturunkan
dibulan Ramadhan dalam surat al-Baqarah ayat 185  yang berbunyi :

"Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai


petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
yang hak dan yang batil)." (Al-Baqarah:185)

Wahyu yang selanjutnya di turunkan jedanya selama 3 tahun.

Adapun urutan ayat dan surat yang ada di dalam Al Quran saat ini bukanlah berdasarkan
diturunkannya ayat dan surat tersebut.

Adapun lokasi penurunannya di bagi menjadi dua, yaitu di Makkah dengan jumlah 86 surat
yang diturunkan selama 13 tahun, dan digolongkan ke dalam surat Makiyyah. Serta di
Madinah dengan jumlah 28 surat yang diturunkan selama 10 tahun dan di golongkan ke
dalam surat Madaniyyah. 

Periode Diturunkannya Al Quran

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Sejarah Singkat Turunnya Al
Quran", Klik untuk baca:

Periode Makkah pertama selama 4 sampai dengan 5 tahun. Pada masa ini, dakwah Islam
masih terbatas pada ruang lingkup yang kecil, dan ayat yang diturunkan pun pada umumnya
membahas tentang pelajaran bagi Rasulullah untuk membentuk kepribadiannya, pembahasan
tentang dasar-dasar akhlak Islamiyah, pengetahuan tentang sifat Allah serta bantahan
mengenai pandangan hidup di masyarakat Jahiliyah kala itu.

Periode Makkah kedua selama 4 sampai dengan 9 tahun. Pada masa ini dakwah Islam sudah
mulaiterbuka. Masyarakat Makkah sudah mulai berfikir untuk menghalangi dakwah. Ayat-
ayat yang diturunkan pada masa ini umumnya tentang kewajiban sebagai seorang muslim,
pembaasan tentang ke esaan Allah, pembahasan tentang hari kiamat, serta ancaman dan
kecaman kepada orang musyrik yang mempunyai prilaku buruk.

Periode Madinah selama 10 tahun. Rasulullah mulai hijrah dari Makkah ke Madinah, dan
masyarakat sekitar mulai terbentuk keimanannya. Disana, masyarakat Yahudi dan Islam
hidup berdampingan, namun seiring berjalannya waktu, kaum Yahudi pun mulai ikut
menentang dakwah Nabi Muhammad SAW.

2. Uraikan 2 kisah terdahulu yang tercantum dalam al-qur'an

Kisah Ashabul Kahfi dalam Surat Al Kahfi


Kisah para pemuda dengan kecintaan yang tinggi terhadap Allah Ta’ala ini juga tertuang
dalam Alquran Surat Al Kahfi ayat 9-26. Agar kamu semakin tahu kisah Ashabul Kahfi
tersebut, simak terjemahan dari penggalan ayat 9-13 Al Kahfi berikut ini ya!

Ayat 9: “Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai)
raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?”

Ayat 10: “(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa,
“Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk
yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”

Ayat 11: “Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu”

Ayat 12: “Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara
kedua golongan itu] yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam
gua itu)”
Ayat 13: “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya
mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula
untuk mereka petunjuk.

Berdasarkan terjemah Alquran Surat Al Kahfi ayat 9-13 di atas, semoga kita bisa semakin
mentauladani kisah keimanan para Ashabul Kahfi kepada Allah SWT. (AA)

Kisah Nabi Yusuf

Kisah Yusuf AS yang diceritakan oleh al-Qur’an merupakan kisah yang amat panjang, karena
terdiri dari rangkaian-rangkaian peristiwa yang satu sama lainnya saling berhubungan
membentuk suatu kronologis. Namun layaknya pemaparan sebuah kisah pada umumnya,
kisah Yusuf AS juga memuat peristiwa-peristiwa yang menjadi alur sentral jalannya cerita.

Yang dimaksud dengan alur sentral cerita di sini adalah peristiwa pangkal yang melahirkan
rangkaian peristiwa yang mengiringinya. Tanpa terjadinya alur sentral cerita ini, tidak akan
lahir peristiwa-peristiwa berikutnya.

Dalam al-Quran, kisah Nabi Yusuf secara keseluruhan tertera dalam surat Yusuf (QS.12),
diturunkan di Mekah, terdiri atas 111 ayat, dan terletak setelah surat Hud (11) dan sebelum
surat Ar-Ra'ad (13). Menurut Quraish Shihab, turunnya surat ini bertujuan untuk menguatkan
hati nabi yang saat itu sedang dirundung kesedihan akibat wafatnya istri dan pamannya; Siti
Khadijah dan Abu Thalib.

Adapun menurut al Biqâ’i, tujuan utama turunnya kisah ini adalah untuk membuktikan
bahwa kitab suci Al-Quran benar-benar merupakan penjelasan menyangkut segala sesuatu
yang mengantar pada petunjuk (tilka âyâtul kitâbil Mubîn), berdasar pengetahuan dan
kekuasaan Allah swt secara menyeluruh, baik yang nyata maupun yang gaib.

Kisah Nabi Yusuf terdiri atas 10 bagian, yaitu mimpi Nabi Yusuf, Nabi Yusuf disingkirkan
saudaranya, Nabi Yusuf dijual kepada orang Mesir, rayuan istri orang kepada Nabi Yusuf,
jamuan makan, dalam penjara, mimpi raja dan kebebasan Nabi Yusuf, Nabi Yusuf menjadi
pejabat pemerintah, pertemuan dengan keluarga, dan i’tibar dari kisah Nabi Yusuf.
Mimpi Nabi Yusuf AS

Nabi Yusuf bermimpi melihat 11 bintang, serta matahari dan bulan bersujud kepadanya.
Mimpi Nabi Yusuf AS tersurat pada ayat ke-4. Secara tersurat, ayat ini menceritakan Yusuf
remaja menyampaikan kepada sang ayah (Nabi Ya’qub as) bahwa ia telah bermimpi yang
aneh. Dalam mimpinya ia menyaksikan sebelas bintang serta matahari dan bulan bersujud
kepada dirinya.

Mimpi aneh Yusuf membuat ayahnya memiliki keyakinan bahwa kelak Yusuf akan menjadi
orang penting dan memiliki kekuasaan. Juga terbersit harapan di hati sang ayah
bahwa Yusuf-lah yang akan meneruskan nubuwwah (kenabian) yang diwariskan moyang
mereka, Nabi Ishaq as dan Nabi Ibrahim as.

Peristiwa pokok ini melahirkan peristiwa pengiring berupa kecemburuan dan merasa
diperlakukan tidak adil dalam hal kasih sayang yang tertanam dalam hati saudara-saudara
Yusuf as (ayat 8).

Nabi Yusuf Disingkirkan Para Saudaranya

Nabi Yusuf AS disingkirkan saudara-saudaranya yang tersurat pada ayat ke-9 sampai 10.
Saudara-saudara Yusuf AS mencari jalan bagaimana caranya agar kasih dan sayang sang
ayah kembali tertumpah kepada mereka. Upaya yang ditempuh ialah dengan menjerumuskan
Yusuf as ke dalam sumur yang dalam.

Umumnya, seorang anak kecil yang diletakkan dalam sumur dalam keadaan tak berbaju lalu
ditinggalkan saudaranya, pastilah ada rasa takut, cemas, khawatir melalui tangisan dan
jeritan. Tetapi Nabi Yusuf tidak demikian. Ia terhibur dengan makna mimpi yang diceritakan
sang ayah. Apalagi, ia mendapat wahyu ketika berada di sumur itu bahwa ia tidak perlu
khawatir dan pasti Allah akan menyelamatkannya.

Sampai di sini, cerita tentang Yusuf AS sementara waktu berhenti. Pada ayat-ayat berikutnya
al-Qur’an hanya meneruskan cerita tentang saudara-saudaranya setelah berhasil
menjerumuskan dirinya ke dasar sumur, termasuk penjelasan alibi dan alasan yang mereka
kemukakan kepada sang ayah perihal terbunuhnya Yusuf as akibat diterkam serigala.
Cerita Yusuf as kembali dimunculkan namun dengan gaya penokohan pasif, yaitu tatkala ia
ditemukan oleh kafilah yang kemudian membawanya ke Mesir, menjualnya sebagai budak,
dan akhirnya dipungut sebagai anak angkat oleh pembesar Mesir.

Nabi Yusuf Dijual Pada Orang Mesir

Para musafir merasa senang ketika menemukan Nabi Yusuf. Kesenangan itu akibat prediksi
keuntungan ekonomis yang akan mereka peroleh. Orang yang membeli Nabi Yusuf pun
merasa senang. Hal ini diketahui dari sikapnya terhadap Nabi Yusuf, karena mereka
menjadikannya sebagai anak, dan nabi Yusuf diberi tempat dan pelayanan yang baik.

Nabi Yusuf sebagai perantara rasa bahagia ini menjadikan keluarga ini memperlakukan Nabi
Yusuf secara baik. Keluarga yang dimaksud adalah keluarga seorang menteri yang memiliki
istri bernama Zulaikha.

Cinta dan tipu daya istri pembesar Mesir terhadap Yusuf AS yang tersurat pada ayat ke-23
sampai 29. Pada ayat-ayat ini dikisahkan bagaimana istri pembesar Mesir itu—Zulaikha—
menggoda dan merayu Yusuf AS agar bersedia menuruti hasratnya. Ketika peristiwa itu
diketahui oleh pembesar Mesir, ia meminta Yusuf AS merahasiakannya dari publik.

Namun serapat-rapat rahasia itu disimpan, akhirnya diketahui juga oleh para wanita di kota
(kalangan istana). Maka, alur sentral ketiga ini melahirkan peristiwa pengiring berupa
tanggapan para wanita kota atas peristiwa yang telah terjadi dan tindakan isteri al-‘Aziz
(perdana menteri) terhadap mereka, juga peristiwa dipenjarakannya Yusuf AS

Rayuan Zulaikha

Terjadi rayuan seorang istri yaitu Zulaikha, kepada Nabi Yusuf. Istri orang Mesir yang
mengetahui perkembangan nabi Yusuf dari hari ke hari, melihat keindahan parasnya,
kejernihan matanya, kegagahan dan kehalusan budinya menyebabkan ia jatuh hati padanya.
Dikatakan istri itu menggodanya untuk menundukkannya. Ini berarti bahwa upaya menggoda
itu tidak hanya sekali, tetapi beberapa kali supaya tunduk. 
Berdasarkan sikap yang ditampakkan oleh Zulaikha dan Nabi Yusuf, diketahui bahwa secara
psikologis, Zulaikha mengalami frustasi karena keinginannya yang berkali-kali ditolak
hingga ia memaksa Nabi Yusuf.

Jamuan Makan Zulaikha


Selanjutnya, terdapat jamuan makan (QS.12:30). Para undangan yang terdiri atas para wanita
itu menggunjing sikap istri Al-Aziz yang menggoda Yusuf. Maka ketika ia mendengar
gunjingan itu, istri Al-Aziz meminta para wanita itu untuk memegang pisau dan
buah. Terperangahlah mereka ketika melihat Nabi Yusuf yang sangat tampan sampai
terpotonglah jari tangan mereka.

Nabi Yusuf AS Dipenjara

Nabi Yusuf berada di penjara bersama dua orang pemuda. Di penjara inilah Nabi Yusuf
menjadi pena’wil mimpi 2 orang pemuda tadi. Pena’wil pertama menggembirakan bagi yang
menerima mimpi itu, yaitu ia akan kembali ke rumah tuannya, melakukan pekerjaan semula
dan takwil kedua merupakan takwil yang mencekam jiwa yang bermimpi itu sehingga ia
berkata bahwa mimpinya tadi hanyalah bohong belaka. Takwilnya adalah ia akan disalib dan
digantung, lalu burung makan sebagian kepalanya.

Nabi Yusuf AS Menafsirkan Mimpi Raja

Nabi Yusuf mendapat kesempatan untuk menakwilkan mimpi sang raja. Karena ta’wilnya
benar, maka ia dibebaskan. Mimpi al-‘Aziz yang tersurat pada ayat ke-43 dan 44, serta
kebebasan Yusuf as yang tersurat pada ayat ke-50 sampai 55. Pada alur sentral ini al-Qur’an
kembali memunculkan tokoh baru yaitu raja Mesir. Kemunculan tokoh baru ini nantinya akan
semakin memperkuat keberadaan tokoh utama yakni Yusuf AS.

Pada babak ini diceritakan bahwa raja mengalami mimpi yang unik. Maka, ia mencari ta’bir
(makna mimpi)nya kepada dukun-dukun dan orang-orang yang berhubungan dengan perkara
ghaib, namun tak seorang pun berhasil mena’birkannya. Yusuf AS pun mendengar kabar
tentang mimpi raja Mesir setelah diberitahu mantan tahanan yang pernah bersamanya dalam
penjara. Maka Yusuf as mena’birkan mimpi tersebut.
Inilah awal mula perkenalan dan ketertarikan raja Mesir terhadap diri Yusuf AS. Dan kisah
terus berlanjut hingga terbongkarnya tipu daya istri Perdana Menteri (Zulaikha) dan
terbuktinya kebenaran atas diri Yusuf AS.

Nabi Yusuf AS Menjadi Pejabat Pemerintah

Kisah Nabi Yusuf menjadi pejabat pemerintah (QS.12: 54-55). Ia minta jabatan sebagai
bendaharawan Negara. Permintaan ini didorong oleh rasa percaya diri Nabi Yusuf dan
sikapnya yang jujur. Ia meminta jabatan sesuai dengan spesifikasi yang dimilikinya, yaitu ‫عليم‬
‫ حفيظ‬chafîdzun ‘alîm.

Nabi Yusuf AS Bertemu Keluarganya

Kisah Nabi Yusuf dipertemukan dengan keluarganya (Qs.12:58-61). Para saudara Nabi Yusuf
yang datang padanya untuk mengambil jatah bahan makanan yang dibagikan kepada
penduduk Mesir dan sekitarnya. Rasa rindu Yusuf kepada Benyamin dan ayahnya yang telah
terpendam lama, mendapatkan kesempatan untuk bertemu.

Itibar Kisah Nabi Yusuf

Adapun episode kesepuluh merupakan i’tibar dari kisah nabi Yusuf (QS.12: 102-111), di
antaranya menjelaskan prinsip-prinsip segala yang dibutuhkan manusia menyangkut
kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat.

Kisah Nabi Yusuf memberikan pelajaran bagaimana seseorang yang harus tetap teguh pada
keimanan dan prinsip-prinsip Islam meskipun menghadapi berbagai ujian dan cobaan hidup
yang silih berganti. Kesabaran dan tidak putus asa serta bertawakkal akan membuahkan
kesuksesan. Kejujuran akan membawa manusia pada derajat yang tinggi. Rasa takut kepada
Allah dan selalu merasa dalam pengawasan Allah telah membuat manusia terhindar dari
perbuatan keji. Allah akan selalu menolong hambanya yang selalu berdoa, baik di kala sempit
maupun di kala lapang.

Anda mungkin juga menyukai