Anda di halaman 1dari 20

NABI YUSUF DALAM AL-QUR’AN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


NUSHUS QUR’AN

Dosen Pengampu
Syaiful Makhi Ula Arrois, M. Ag.

Disusun Oleh:

Jamilah Zahrani Hadi


Syifa Adhilah

FAKULTAS USHULUDDIN

STUDI AGAMA AGAMA

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

KANDANGAN KEDIRI INDONESIA

1442/2021
PENDAHULUAN

Maha Besar Allah yang telah menciptakan beragam isi alam semesta ini
dengan terinci dan teratur. Beragam pula bentuk makhluk hidup di muka bumi ini
serta beragamnya manusia dengan segala bentuk sifatnya yang mana didalam
jiwanya terdapat aspek psikologis dan mengakibatkan problematika yang ada.
Dengan karakteristik-karakteristik ini, Al Quran dapat memecahkan problem-
problem manusia di semua lini kehidupan seperti problem kejiwaan, pikiran, fisik,
kemasyarakatan, perekonomian, politik dan sebagainya.
Banyak kisah yang diceritakan oleh Al-Qur’an dengan penuh hikmah dan
kebijaksanaan agar kita mampu mengambil pelajaran di kehidupan ini. Dari kisah
yang manjadi asal mula kehidupan ini diciptakan hingga bayangan-bayangan hari
akhir yang dirahasiakan waktunya, semua ditorehkan dengan bahasa yang luar
biasa. Juga kisah orang-orang terdahulu, termasuk para nabi dan sahabatnya. Dan
kisah yang akan dibahas dalam hal ini adalah perihal kehidupan Nabi Yusuf As.
Dan lika-liku kehidupannya.
Selain dikenal dengan rupa yang menawan, Nabi Yusuf As. Juga merupakan
seorang nabi yang cerdas menakwilkan mimpi-mimpi. Bermula dari mimpinya
sendiri hingga mimpi Raja Mesir kala itu yang membuatnya menjadi orang
penting kedua setelah Fir’aun di Mesir. Selain itu Nabi Yusuf juga memiliki
keistimewaan dalam hal kepemimpinan yang tidak banyak dimiliki oleh pemuda
masa kini yang menjadikannya teladan yang baik bagi manusia saat ini.
Dengan mengkaji lebih fundamental apa yang ada dalam al quran
khususnya pada kisah Nabi Yusuf As yang tercantum dalam surat Yusuf yang
menceritakan kehidupan Yusuf dari kecil hingga dewasa dan wahyu pilihan dari
Allah SWT. Yang  banyak memberikan pelajaran dan hikmah bagi umumnya
manusia sampai saat ini untuk dapat menjadi hamba Allah yang terpilih sebagai
orang orang yang bertakwa dan terjaga dari segala kesengsaraan dan kenikmatan
dunia fana ini. Nabi Yusuf a.s. merupakan salah satu utusan Allah yang dijadikan
panutan atau suri tauladan bagi umat manusia dengan mengambil beberapa
hikmah dan pelajaran berharga dari kisahnya sangat penting bagi kehidupan, yaitu
tawakkal dan pasrah kepada Allah SWT.

1
PEMBAHASAN

A. Nabi Yusuf As.


Yusuf (Arab: ‫( ) يوسف‬sekitar 1745-1635 SM) adalah salah satu nabi
agama samawi. Ia juga merupakan salah satu dari 12 putra Yaqub dan
merupakan cucu dari Ibrahim. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1715 SM
dan ia ditugaskan berdakwah kepada Kanʻan dan Hyksos di Mesir. Namanya
disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki 2 anak laki dan
1 anak perempuan dan ia wafat di Nablus Palestina.1
Yusuf adalah cucu dari Ishaq, silsilah lengkapnya adalah Yusuf bin
Yakub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij
bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Yusuf merupakan putera
ketujuh (ada sumber mengatakan anak kesebelas) Yakub dan Yusuf
mempunyai ibu yang dikenali sebagai Rahil dengan adiknya, Bunyamin.
Yusuf menikah dengan seorang gadis yang bernama Ashenath kemudian
memiliki dua orang anak yang bernama Manessa dan Ephiraim.
Seluruh surah ke-12 dalam Al-Qur’an memuat kisahnya. Dikatakan
sangat tampan. Muhammad pernah berkata, "Setengah dari seluruh keindahan
yang disediakan Allah untuk manusia diberikan kepada Yusuf; setengahnya
lagi untuk seluruh umat manusia yang lain."2 Adapun ketampanan Nabi
Yusuf mulai terlihat ketika Yusuf sudah mencapai usia dewasa dengan
dianugerahi hikmah’ dan ‘ilmu’. Hikmah adalah keilmuan aplikatif yang
bermanfaat untuk diterapkan, sedangkan ilmu yang dimaksud adalah ilmu
menakwilkan sesuatu (mimpi). 3
Seperti yang tercantum dalam al-Qur’an
Surat Yusuf ayat 22:
ِِ ِ
‫ني‬ َ ‫َأشدَّهُ آَتْينَاهُ ُحكْماً َو ِع ْلماً َو َك ٰذل‬
َ ‫ك جَنْ ِزى ٱلْ ُم ْحسن‬ ُ ‫َولَ َّما َبلَ َغ‬

1
Mubasyir Fadhal Ahmad, Dkk, Biografi Nabi Ya’qub As. Dan Nabi Yusuf As, Jamiah
Ahmadiyah Indonesia: 2013, Hal. 19
2
Wikipedia Nabi Yusuf. https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_bin_Yakub Diakses pada
hari Kamis, 5 Agustus 2021 Pukul 14.04 WIB
3
Muhammad Akrom, Analisis Ketampanan Nabi Yusuf Dalam Persepktif Semiotika Al-
Qur’an. Arabiyat. Vol. 1, No. 2, 2014, Hal. 229

2
“Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik.”4
Allah Ta’ala telah memilih Yusuf As sebagai penerus kenabian
ayahnya, Ya’qub As. Hal ini dijelaskan secara jelas dalam al-Qur’an Surat
Yusuf Ayat 6 sebagai berikut:
ِ ‫يل ٱَألح ِاد‬ ِ
َ ‫يث َويُتِ ُّم نِ ْع َمتَ هُ َعلَْي‬
‫ك َو َعلَ ٰى ِآل‬ ِ َ ‫ك ويعلِّم‬
َ ِ ‫ك من تَْأ ِو‬ َ ِ‫ك جَيْتَب‬
ُ َ ُ َ َ ُّ‫يك َرب‬ َ ‫َو َك ٰذل‬
ِ ِ َّ‫اق ِإ َّن رب‬ ِ ‫ِإ‬ ِ َ ‫يع ُقوب َكمآ َأمَتَّهآ علَى َأبوي‬
‫يم‬
ٌ ‫يم َحك‬ َ َ َ ‫يم َوِإ ْس َح‬
ٌ ‫ك َعل‬ َ ‫ك من َقْب ُل ْبَراه‬ ْ ََ ٰ َ َ َ َ ْ َ
“Dan demikianlah Tuhanmu memilih kamu (untuk menjadi nabi) dan
diajarkan-Nya kepadamu sebagian dari takwil mimpi-mimpi dan
disempurnakan nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub
sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang
bapakmu sebelum itu yaitu Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”5
B. Sejarah Nabi Yusuf As.
Nabi Yusuf adalah putra Nabi Yaqub AS, saudaranya berjumlah sebelas
orang. Sejak kecil Yusuf telah menunjukkan sikap yang terpuji, ia anak yang
taat dan patuh kepada orang tuanya. Nabi Yusuf adalah anak ketujuh dari dua
belas anak Nabi Yaqub. Yusuf lahir di Palestina. Ibunya wafat saat Yusuf
berusia dua belas tahun. Wajahnya sangat tampan, lebih tampan dari pada
saudara-saudaranya yang lain. Bentuk tubuhnya sangat bagus. Terlebih
setelah ibunya (Rahil) meninggal dunia maka ia makin disayang oleh
ayahnya.6
Pada suatu malam ia bermimpi, ia melihat sebelas bintang bulan dan
matahari bersujud kepadanya. Esok harinya ia ceritakan hal itu kepada
ayahnya. “Sebelas bintang adalah saudara-saudaramu. Matahari adalah
ayahmu, bulan adalah ibumu. Semua akan menghormatimu, kelak kau akan
jadi orang besar, maka jangan sampai saudara-saudaram tahu. Jika saudamu
4
Al-Qur’an
5
Al-Qur’an
6
Ika Puspa Wardani, Dkk, Tugas Agama Islam: Sejarah Nabi Yusuf As, Tangerang: SMP
Negeri 24

3
tahu mereka akan mencelakakanmu.” Namun tanpa setahu Yusuf dan
ayahnya ternyata salah seorang saudaranya mengetahu pembicaraan ayahnya
itu. Sejak saat itu mereka makin membenci  Yusuf dan selalu berusaha
mencelakakannya.
Pada suatu hari mereka meminta izin kepada Nabi Ya’qub untuk
mengajak Yusuf berburu binatang. Mula-mula Nabi Ya’qub tidak
mengizinkan, tapi setelah mereka menunjukkan kesanggupannya menjaga
Yusuf dari bahaya maka Nabi Ya’qub tidak melarangnya lagi.
Di tengah hutan, setelah berburu tiba-tiba mereka menangkap Yusuf.
“Hei, mau kalian apakan aku ini ? protes Yusuf. “Diam ! “bentak salah
seorang kakaknya. Mereka hendak membunuh Yusuf, namun tidak sampai
hati, salah seorang mengusulkan agar dimasukkan saja ke dalam sumur. Pasti
ada khalifah yang akan mengambilnya dan Yusuf pasti akan dijual sebagai
budak.
Demikianlah Yusuf yang masih kecil tak berdaya ketika saudara-
saudaranya yang lebih besar memasukkannya ke dalam sumur. Sebelumnya
baju Yusuf telah dilepas. Mereka kemudian membunuh hewan, darahnya
ditumpahkan ke baju Yusuf, setelah pulang mereka berkata bahwa Yusuf
telah dimakan serigala hingga bajunya berlumuran darah. Nabi Ya’qub sangat
sedih mendengar hal itu, demikian sangat kesedihannya sehingga selalu
menangis dan sampai-sampai matanya menjadi buta.
Tidak berapa lama Yusuf di dalam sumur, ada serombongan Kafilah
yang hendak mengambil air. Mereka menemukan Yusuf, maka Yusuf dibawa
sebagai tawanan, mereka akan menjualnya di negeri Mesir. Sesampai di
Mesir Yusuf benar-benar dijual sebagai budak, pembelinya seorang menteri
kerajaan bernama Kitfir, kemudian menteri tersebut menyerahkan Yusuf
kepada istrinya yaitu Zulaiha. Kitfir dan Zulaiha tidak mempunyai anak,
mereka bermaksud menjadikan Yusuf sebagai anak angkatnya. Kini Yusuf
hidup dilingkungan istana Kerajaan Mesir, makin lama makin tampaklah
bahwa Yusuf seorang pemuda yang tampan lagi cerdas. Zulaiha kemudian
mengangkatnya sebagai kepala pelayan di istana.

4
Sebagai pemuda yang tampan dan ramah Yusuf telah menarik perhatian
Zulaiha, bukan sebagai ibu dan anak, Zulaiha tertarik kepada Yusuf sebagai
seorang wanita kepada lelaki dewasa. Pada suatu hari, disaat suaminya pergi,
Zulaiha mengenakan pakaiannya yang terbaik, bau parfum tersebar diseluruh
tubuhnya, ia menghampiri Yusuf di kamarnya. Yusuf berdebar kencang saat
melihat penampilan Zulaiha yang lain dari biasanya. Begitu menyolok dan
merangsang. Berkata Zulaiha kepada Yusuf : “Marilah Yusuf, seluruh jiwa
dan ragaku kuserahkan kepadamu.” Yusuf hampir tergoda, namun ia segera
ingat kepada Tuhan, ia pun berkata: “Aku berlindung kepada Allah dai
perbuatan maksiat ini. Bagaimanakah aku akan melakukan perbuatan ini,
sedang suamimu adalah Tuanku yang telah memuliakan dan berbuat baik
kepadaku, adalah tidak patut jika suatu kebaikan dibalas dengan penghinaan.”
Akan tetap hati dan pikiran Zulaiha telah dikuasai nafsu dan tergoda
bujukan iblis. Ia tak menghiraukan peringatan Yusuf. Yusuf berontak
melepaskan diri, buru-buru ia melarikan diri dari dalam kamar. Zulaiha
mengejar dan berhasil memegang baju belakang Yusuf. Ia berharap Yusuf
akan berhenti dan mau melayaninya. Tapi Yusuf terus berlari sehingga
bajunya robek dibagian belakang. Di saat demikian tiba-tiba Kitfir datang,
Zulaiha segera menghampiri suaminya dan berkata : “Yusuf hendak
memaksaku melakukan perbuatan mesum. “Tidak ! “Sahut Yusuf. “Dialah
yang memaksa saya untuk melakukan itu.
Terjadilah saling tuduh menuduh, disaat demikian datanglah tetangga
dekat sekaligus sebagai penengah, berkata tetangga itu : “Kita lihat saja, jika
baju Yusuf robek dibagian depan berarti dia hendak memaksa Zulaiha
berbuat mesum. Jika bajunya robek dibelakang itu pertanda Zulaiha yang
memaksa Yusuf berbuat maksiat. “Kitfir memeriksa dan ternyata baju Yusuf
robek di bagian belakang, betapa malu pembesar kerajaan Mesir itu. Ternyata
istrinya sendiri yang telah berbuat salah. Kitfir menghampiri Yusuf dan
berkata: “Rahasiakanlah peristiwa ini, simpan baik-baik, jangan ada orang
yang tahu, dan kamu Zulaiha mohonlah ampun kepada Tuhanmu atas dosa
yang telah kau lakukan, bertaubatlah Kepada-Nya dengan Taubat yang
sebenarnya.”

5
Walau sudah diusahakan agar tidak bocor tapi peristiwa Zulaiha dengan
anak angkatnya itu akhirnya terdengar juga oleh tetangga kanan kiri. Para
wanita baik tua maupun muda sama mempergunjungkannya. Zulaiha merasa
malu.
Pada suatu hari Zulaiha mengundang para wanita yang telah
mempergunjingkannya, setiap wanita yang dating diberi buah-buahan dan
sebilah pisau yang tajam untuk mengupas buah-buahan yang dihidangkan itu.
Disaat para wanita itu asyik mengpas buah dengan pisau ditangannya, Zulaiha
memerintahkan pelayan untuk memanggil Yusuf agar berjalan diruangtamu.
Semua orang terbelalak kagum ketika melihat penampilan Yusuf yang
ganteng dan tampan itu. Semua tercengang dan sejenak lupa diri. Yusuf
segera masuk ke dalam, pada saat itulah para wanita tadi baru tersadar bahwa
yang mereka kupas bukan buah yang dipegangnya tapi tangan mereka sendiri,
darah bercucuran, suasana jadi panic, dengan tersipu malu mereka segera
kembali pulang ke rumah masng-masing. Namun isu tentang Zulaiha dan
Yusuf masih terus merebak ke seluruh penjuru. Para wanita masih
mempergunjingkannya. Untuk menutupi rasa malunya maka Kitfir akhirnya
memasukkan Yusuf ke dalam penjara. Hal ini dilakukan secara terpaksa
bahwa walaupun Yusuf benar dan Zulaiha salah namun Yusuf yang masuk
penjara.
Memang tak ada jalan lain bagi Kitfir, Yusuf harus dipenjara, jika tidak
Zulaiha akan terus tergoda dan siapa tahu lama-lama Yusuf tidak mampu
mempertahankan kesuciannya. Berangkat dari pemikiran inilah Kitfir
menjebloskan Yusuf ke dalam jeruji besi. Di dalam penjara ada dua orang
pelayan raja, yang pertama bernama Nabo kepala bagian minuman.Kedua
bernama Malhab kepala bagian makanan kue-kue. Keduanya dituduh hendak
membunuh Raja dengan menaruh racun dalam makanan dan minuman. Di
dalam penjara Yusuf mengajak kedua orang itu untuk bertaubat, beribadah
kepada Allah.
Pada suatu hari Nabo menceritakan mimpinya kepada Yusuf: “Aku
bermimpi memeras anggur yang akan kujadikan khamar.“ Nabo minta Yusuf
mengartikan mimpi itu, dengan tenang dan yakin Yusuf menerangkan arti

6
mimpi Nabo : “Bergembiralah kau Nabo. Sebentar lagi kau akan dibebaskan
dari penjara, kau akan diterima lagi sebagai kepala bagian minuman Raja
karena tuduhan terhadapmu tidak terbukti.“ Malhab menceritakan mimpinya
dan meminta Yusuf mengartikannya: “Aku telah bermimpi membawa kue di
atas kepalaku, ketika itulah seekor burung datang memakan kue itu. “Sayang
sekali Malhab, kata Yusuf,“ Kau akan mengalami nasib buruk, tuduhan
terhadapmu terbukti, Raja akan menghukum kau sampai mati di tiang salib.
Mayatmu akan dimakan burung buas mulai darikepalamu.”
Beberapa hari kemudian tafsir mimpi itu terbukti kebenarannya, Nabo
dibebaskan dari tuduhan dan diperbolehkan bekerja di istana lagi, sedang
Malhab dihukum mati karena terbukti kesalahannya hendak meracuni Raja.
Sebelum keluar dari penjara, Yusuf telah berpesan kepada Nabo agar
menyampaikan keadaannya di dalam penjara. Ia ingin raja meninjau kembali
keputusannya karena sesungguhnya ia tidak bersalah. Justru Zulaihalah yang
bersalah. Namun setan membuat Nabo jadi lupa sehingga Yusuf tetap berada
di dalam penjara selama beberapa tahun lagi.
Pada suatu hari Raja Mesir memanggil semua penasihat dan tukang
ramalnya, tadi malam sang Raja bermimpi melihat tujuh ekor lembu kurus
memakan tujuh ekor lembu yang gemuk-gemuk. Dan melihat tujuh tangkai
gandum yang hijau dan tujuh tangkai gandum kering. Para penasihat, dukun,
tukang ramal diperintah untuk mengartikan mimpi sang Raja. Namun tidak
ada seorang pun yang mampu memberikan jawaban yang memuaskan. Raja
sangat kecewa, untunglah Nabo ingat akan kepandaian Yusuf sewaktu berada
dipenjara. Ia mengatakan hal itu kepada Raja. Bahwa ada seorang pemuda
yang pandai mengartikan mimpi dengan tepat.
Raja kemudian mengutus Nabo untuk menemui Yusuf dipenjara dan
minta Yusuf agar mau mengartikan mimpi tersebut. Yusuf bukan hanya
bersedia mengartikan mimpi tersebut, ia malah menerangkan jalan keluar dari
arti mimpi sang Raja itu. Berkata Yusuf : “Mesir akan mengalami masa subur
selama tujuh tahun dan mengalami masa paceklik selama tujuh tahun. “Oleh
sebab itu, “sambung Yusuf, hasil panen selama tujuh tahun dimasa subur
harus disimpan baik-baik, jangan dihambur-hamburkan. Untuk persediaan

7
tujuh tahun masa paceklik. “Nabo kembali menghadap Raja, setelah
disampaikan arti mimpi itu sang Raja merasa senang. Disaat itulah Nabo
menyampaikan pesan Yusuf agar sang Raja mau mengadili Yusuf dengan
seadil-adilnya karena sesungguhnya ia tidak bersalah. Perkara Yusuf pun
diselidiki dan setelah terbukti ia tidak bersalah sang raja membebaskannya
dari penjara.
Setelah Sang Raja mengetahui kebenaran dan kesucian Yusus, ia makin
tertarik. Terlebih setelah diketahuinya bahwa Yusuf itu orang yang cerdas
sehingga mampu memberikan jalan keluar persoalan Ekonomi kerajaan
Mesir, maka sang Raja akhirnya memanggil Yusuf untuk diangkat sebagai
Menteri Ekonomi. Yusuflah yang mengepalai perbendaharaan Negara, ia
menjadi kepala gudang aga dapat menanggulangi keserakahan para pejabat
korup dan penindasan mereka terhadap rakyat kecil terutama jika nanti tiba
musim paceklik.
Apa yang diucapkan Yusuf menjadi kenyataan, sesudah berlangsung
masa subur selama tujuh tahun maka datanglah masa paceklik. Masa paceklik
itu juga melanda daerah Palestina tempat tinggal Nabi Ya’qub dan saudara-
saudara Yusuf. Negeri Palestina yang tidak tahu menahu bakal datangnya
kemarau panjang itu tentu kelabakan. Rakyatnya banyak yang menderita
kelaparan. Mereka mendengar di Negeri Mesir banyak tersedia bahan
makanan dan boleh ditukar dengan emas oleh umum, anak-anak Nabi Ya’qub
bermaksud pergi ke Mesir. Pada waktu itu Bunyamin tidak ikut serta.
Sewaktu mereka tiba di Mesir dan menukar emasnya dengan gandum mereka
sama sekali tidak mengira bahwa kepala gudang perbendaharaan Negeri
Mesir adalah Yusuf saudara mereka sendiri. Yusuf mengetahui mereka
namun pura-pura tidak mengetahuinya.
Yusuf memperlakukan mereka sebagai tamu terhormat, dijamu dengan
makanan yang lezat-lezat, mereka juga diberi bekal pejalanan pulang. Ketika
mereka bersiap-siap hendak pulang ke Palestina, Yusuf berkata kepada
mereka: “Bawalah saudaramu yang seayah (maksudnya Bunyamin) jika tidak
kamu bawa lain kali kalian tidak kuperbolehkan masuk negeri Mesir dan
tidak boleh membeli bahan makanan disini. Mereka kaget mendengar ucapan

8
sang menteri. Tak disangka sang menteri mengetahui bahwa mereka masih
mempunyai saudara lagi yaitu Bunyamin.
Ketika mereka tiba di rumah dan membuka karung gandum, ternyata
emas-emas yang mereka tukarkan berada di dalam karung bersama gandum.
Mereka heran dan segera melaporkan kepada ayah mereka Nabi Ya’qub.
“Sungguh aneh?“gumam Nabi Ya’qub. Ketika merekan mengatakan
keinginan Menteri Ekonomi agar mereka mau membawa Bunyamin ke Mesir,
Nabi Ya’qub langsung menolak. Ia kuatir Bunyamin akan mengalami nasib
serupa Yusuf dahulu. “Jika kami tidak boleh membawa Bunyamin maka kam
tidak boleh memasuki Negeri Mesir dan tidak boleh membeli bahan makanan
lagi.“ kata mereka. “Nabi Ya’qub tetap tidak memperbolehkan Bunyamin
dibawa pergi. Trauma atas kehilangan Yusuf masih menghantui dirinya.
Namun ketika persediaan bahan makanan semakin menipis, maka tak bisa
tidak mereka harus pergi ke Mesir lagi.
“Bersumpalah atas Nama Tuhan, “Kata Nabi Ya’qub. “Bahwa kalian
harus melindungi Bunyamin dengan segenap jiwa raga kalian. Jika terjadi
sesuatu kalian harus membelanya sampai titik darah terakhir. “Mereka
serentak menyatakan kesedihannya untuk melindungi Bunyamin dan
bersumpah demi Allah akan membela dan membawa Bunyamin kembali.
Demikianlah, untuk kali yang kedua mereka pergi ke Mesir. Yusuf
sebenarnya tak kuat menahan diri begitu melihat saudara-saudaranya datang
membawa Bunyamin. Ia ingin segera memeluk Bunyamin erat-erat karena
sudah lama tidak bertemu dengan adik kandungnya itu. Namun untuk
sementara ia tidak ingin saudara-saudaranya yang lain tahu bahwa ia adalah
Yusuf yang pernah mereka masukkan ke dalam sumur. Ia mencari cara agar
Bunyamin dapat tinggal di istana. Tidak ikut pulang ke Palestina. Yusuf
kemudian meletakkan piala raja yang terbuat dari emas di karung.
Untuk sementara Yusuf membiarkan saudara-saudaranya berjalan ke
luar kota. Namun tidak lama kemudian ia memerintahkan prajurit untuk
menyusul rombongan saudara-saudaranya itu. Mereka terkejut ketika
serombongan prajurit menyusul dan memintanya berhenti. “Raja kami
kehilangan piala yang terbuat dari emas. Apakah kalian mengetahuinya, siapa

9
yang menemukan piala itu akan diberi hadiah gandum satu tunggangan unta.
Kami datang ke Mesir bukan untuk membuat kerusuhan, “Kata saudara-
saudara Yusuf. Dan kami bukanlah termasuk orang-orang yang mencuri. Para
prajurit berkata : Apakah hukuman bagi orang yang melakukan pencurian
itu ? Hukumannya adalah menjadi budak, itulah tebusan dari perbuatannya.
Prajurit itu kemudian menggeledah tiap karung dari saudara-saudara
Yusuf. Tiba-tiba mereka menemukannya di dalam karung Bunyamin, tanpa
kompromi lagi, Bunyamin dibawa menghadap Menteri Perekonomian yaitu
Yusuf. Saudara-saudara Bunyamin yang lain diperbolehkan pulang. Yahudza
tak ikut pulang, ia merasa malu kepada ayahnya karena telah berjanji
melindungi Bunyamin dari segala marabahaya, nyatanya Bunyamin sekarang
tak bisa ia bawa pulang. Yahudza bersumpah tidak akan pulang sebelum
membawa Bunyamin atau ayahnya sendiri memanggilnya pulang.
Sementara itu Bunyamin gemetar saat dihadapkan kepada Menteri
Ekonomi Mesir. Baru kali ini ia berhadapan dengan pejabat tinggi di istana
kerajaan. Wajahnya pucat pasi, tap hal itu tak berlangsung lama karena Yusuf
segera memeluknya dan mengatakan siapa sebenarnya sang Menteri Ekonomi
itu. Pertemuan kakak beradik itu benar-benar mengharukan, Bunyamin
menangis terisak-isak, ia segera menceritakan nasib ayahnya di Palestina.
Betapa menderitanya sang ayah sejak ditinggal Yusuf setiap hari ayahnya
menangis sampai matanya menjadi putih dan tak dapat melihat lagi.
Begitu mengetahui Sembilan orang anaknya pulang tanpa membawa
Bunyamin, Nabi Ya’qub terpukul jiwanya. Ia bnear-benar sedih. Sudah
kehilangan Yusuf kini Bunyamin dijadikan budak oleh penguasa Negeri
Mesir. Dari hari ke hari tampak nian kesedihan Nabi Ya’qub, kini ia lebih
suka menyendiri di mihrabnya (tempat ibadah). Hanya Tuhan tempatnya
mengadu dan berkeluh kesah.
Pada suatu hari ia mendapat ilham bahwa Yusuf itu masih hidup dan
tak lama lagi ia akan berjumpa dengan anak yang sangat dicintainya itu. Nabi
Ya’qub kemudian memerintahkan anak-anaknya mengembara ke Mesir: “
Carilah kabar tentang Yusuf di Mesir dan berusahalah membebaskan
Bunyamin agar dapat pulang. Karena tak sampai hati melihat penderitaan

10
ayahnya, anak-anak Nabi ya’qub itu akhirnya pergi ke Mesir lagi. Mereka
langsung menghadap Menteri Ekonomi. Di samping hendak meminta bantuan
makanan mereka juga meminta agar penguasa Mesir mau membebaskan
Bunyamin.
“Ayah kami sangat bersedih sejak kehilangan Yusuf, terlebih setelah
Bunyamin juga tak dapat kembali pulang. Kami benar-benar mengharap belas
kasih Paduka agar mau membebaskan Bunyamin sehingga dapat mengurangi
penderitaan ayah kami. Akhirnya Yusuf tak sampai hati mendengar penuturan
saudara-saudaranya tentang ayahnya yang menderita. Sambil tersenyum ia
berkata: “Masih ingatkah kalian, kepada saudaramu Yusuf yang kalian
lemparkan ke dalam sumur tanpa belas kasih. Kalian meninggalkannya
seorang diri seperti barang yang tak berharga. Tak kalian hiraukan ratap
tangisnya dan kalian terus saja pulang tanpa merasa bersalah. Mendengar
ucapan sang menteri mereka terkejut, bagaimana menteri itu bisa mengetahu
perkara rahasia yang tak pernah mereka bocorkan. Mereka saling pandang.
Perlahan-lahan mereka mengamati wajah sang menteri. Senyumnya,
wajahnya, bentuk tubuhnya dari atas hingga bawah, dan akhirnya hamper
berbarengan mereka berucap : “Engkau Yusuf!”
“Benarlah! “Jawab Yusuf, “akulah Yusuf dan inilah adikku Bunyamin.
Allah dengan Rahmat-Nya telah mengakhiri penderitaanku dan ujian berat
yang telah kualami. Dan dengan rahmat-Nya pula kami dikaruniai rezeki
berlimpah ruah dan penghidupan yang sejahtera. Demikianlah barang siapa
yang bersabar, bertakwa dan bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan
ganjaran-Nya. “Saudara-saudara Yusuf gemetar mendengar pengakuan itu ?
Terbayang kembali perbuatan mereka saat memasukkan Yusuf ke dalam
sumur. Mereka kuatir bila Yusuf membalas dendam. Tapi ternyata Yusuf
bukanlah orang yang pendendam, mereka dimaafkan. Yusuf kemudian
mengambil baju gamisnya dan diserahkan kepada saudara-saudaranya.
“Usapkanlah baju ini pada kedua belah mata ayah, insya Allah beliau
dapat melihat kembali. Kemudia ajaklah ayah dan ibu ke Mesir secepatnya.
Aku sudah tak sabar untuk bertemu. “Demikianlah, setelah mereka datang di
Palestina, baju gamis Yusuf segera diusapkan di kedua belah mata ayahnya,

11
atas kehendak Allah Nabi Ya’qub yang buta bisa melihat kembali. Nabi
ya’qub dan keluarganya kemudian pindah ke Mesir memenuhi permintaan
Yusuf. Kini lengkaplah sudah kebahagiaan Yusuf karena dapat berkumpul
dengan seluruh keluarganya, Yusuf menaikkan ayah dan ibu (tirinya) ke
singgasananya. Apa yang pernah diimpikannya dul sekarang menjadi nyata.7
Banyak pelajaran dan ibrah yang dapat dipetik dari Kisah Nabi Yusuf
yang penuh dengan pengalaman hidup antaranya ialah:
 Bahwasanya penderitaan seseorang yang nampaknya merupakan suatu
musibah dan bencana, pada hakikatnya dalam banyak hal bahkan
merupakan rahmat dan barakah yang masih terselubung bagi
penderitaannya.
 Nabi Yusuf telah memberi contoh dan teladan bagi kemurnian jiwanya
dan keteguhan hatinya tatkala menghadapi godaan Zulaikha. Sebagai
akibat penolakannnya itu ia rela dipenjarakan demi mempertahankan
keluhuran budinya, keteguhan imannya dan kemurnian jiwanya.
 Nabi Yusuf memberi contoh tentang sifat seorang kesatria yang enggan
dikeluarkan dari penjara sebelum persoalannya dengan Zulaikha
dijernihkan.
 Suatu sifat utama pembawaan jiwa besar Nabi Yusuf menonjol tatkala ia
menerima saudara-saudaranya yang datang ke Mesir untuk memperolehi
gandum. Nabi Yusuf tidak melakukan pembalasan terhadap saudara-
saudaranya yang telah melemparkannya ke dalam sebuah sumur
 Nabi Yusuf orang yang cerdas, jujur dan amanah. Sifat-sifat utama inilah
yang harus dimiliki oleh kita semua.8
C. Keteladanan Nabi Yusuf As.
Yusuf adalah seorang pemimpin yang berhasil dalam kepemimpinan di
Mesir yaitu dalam mengatasi tujuh tahun kelipahan dan tujuh kelaparan.
Yusuf mempunyai iman kepada Allah dan percaya bahwa Allah memilihnya
untuk melaksanakan tugas-Nya dan untuk melakukkan Firman-Nya. Sebagai
pemimpin hendaknya tetap mempunyai iman yang demikian, sebab saat ini
7
Ika Puspa Wardani, Dkk, Tugas Agama Islam: Sejarah Nabi Yusuf As, Tangerang: SMP
Negeri 24
8
Fairuz Farhaniy, Kisah Teladan Nabi Yusuf, Jakarta: MAN 19

12
hal itu sangat diperlukan untuk menguatkan iman orang-orang yang sudah
mulai lemah, seandainya hal itu dibiarkan begitu saja tanpa ada yang
menuntunnya, maka dapat menyebabkan tawar hati dan hingga berujung
kepada kurangnya kepercayaan kepada Allah, tentu hal ini menjadi hal yang
sangat memalukan, sebagai pemimpin harus memiliki pengtahuan dan
wawasan yang luas sehingga pemimpin mampu memberikan jawaban dari
setiap persoalan yang dihadapi oleh para pengikutnya.
Didalam kehidupannya yusuf senantiasa meminta penyertaan Tuhan,
Yusuf mmpunyai hubungan yang erat dengan Tuhan, Yusuf mempunyai
kedisiplinan dalam hidupnya dan yusuf bertndak sesuai dengan tugas-tugas
yang sudah dipercayakan kepadanya dan masa sekarang sangat membutuhkan
pemimpin yang seperti yusuf.9
Yusuf as sejak kecil sudah terbiasa dengan sikap jujur yang ditanamkan
oleh ayahnya Ya’qub as. Kejujuran ini dipegangnya sampai terhabituasi
dalam kehidupannya. Sikap jujur tergambar pada beberapa segmen dari kisah
Yusuf as. Demikian juga Allah Ta’ala memuji Yusuf as sebagai orang yang
berbuat baik, beriman, selalu bertakwa dan sabar. Dengan tiga kepribadian
Yusuf as itu, Allah Ta’ala menganugerahkan kepada Yusuf as kenabian dan
Allah SWT ajarkan kepadanya takwil mimpi, hikmah dan ilmu.
Kepribadian Yusuf as dapat dilihat pada penjelasan berikut ini:
Pertama, ketika ia menjalankan tipu muslihat bersama bibinya. Budaya
masyarakat Kan’an pada waktu itu, orang yang mencuri maka mendapatkan
hukuman sesuai dengan yang diberikan oleh pemilik barang. Ketika itu, bibi
Yusuf as, saudara perempuan Ya’qub as berniat untuk memelihara Yusuf as.
Alasan bibinya itu adalah supaya Yusuf as tidak dipengaruhi oleh saudara-
saudaranya yang suka memamerkan kekuatan fisik, dan menghindari rasa
kecemburuan dari saudara-saudaranya, karena Ya’qub as memiliki perhatian
yang lebih kepada Yusuf as. Ia mengaku telah memakai ikat pinggang
kenabian yang diwariskan dari Nabi Ibrahim as, sehingga ia dihukum tinggal
bersama bibinya selama beberapa tahun.

9
Samuel Sembiring Cholia, Nabi Yusuf, Semarang: STTI Hervest, 2020

13
Kedua, kejujuran Yusuf as kepada pemimpin kafilah yang telah
memungutnya dari sumur air payau. Yusuf as dibujuk oleh saudara-
saudaranya untuk pergi berburu ke padang gembala. Kemudian ia
dilemparkan ke sumur air payau oleh saudara-saudara. Yusuf as diselamatkan
dari sumur itu atas izin dan kehendak Allah Ta’ala oleh kafilah yang hendak
berdagang ke Mesir. Kafilah tersebut dipimpin oleh Malik yang juga
merupakan keturunan Nabi Ismail as. Yusuf as dibawa ke kota Mesir untuk
dijual. Sebelum Yusuf as diselamatkan, Malaikat Jibril datang membawa
wahyu tentang keselamatan Yusuf as. Jibril berpesan kepada Yusuf as, jika
kafilah bertanya kepadanya, maka Yusuf as harus menjawab bahwa ia adalah
anak sumur, tempat dimana ia diselamatkan oleh kafilah itu. Meski sudah
diberitahu oleh Jibril supaya Yusuf as harus merahasiakan jati dirinya, namun
ketika didesak oleh Malik, akhirnya Yusuf as memberitahu Malik bahwa dia
adalah Yusuf, putra dari Nabi Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim as. Mendengar
penjelasan Yusuf as, akhirnya Malik yang tidak lain adalah sepupunya
mengembalikan uang penguasa perbendaharaan Kerajaan Mesir, Qutifar,
sehingga status Yusuf as, bukanlah seorang budak yang tergadaikan.
Ketiga, integritas Yusuf as juga dapat kita temukan dalam kisah ketika
ia mengabdi kepada penguasa Mesir. Sebagai orang asing yang telah
dipungut, ia sangat santun dan memelihara kepercayaan tuannya. Pada suatu
kali ia dipercayakan untuk membagi jatah makan penghuni istana, Yusuf as
membagi dengan adil dan menggunakan data yang valid. Ia tidak mau
mendurhakai kepercayaan tuannya. Padahal Yusuf as sangat menginginkan
makanan itu dibagi rata juga dengan para budak di lingkungan istana.Ia
berani menentang penjaga kuil Amun istana ratu Zulaikha yang sering
bersikap dan bertindak sesuka hati mengambil makanan. Ketika Yusuf as
dipercaya untuk membagikan makanan istana, maka penjaga kuil hanya
mendapatkan satu bagian untuk satu orang.
Keempat, integritas Nabi Yusuf as juga terlihat ketika ia dirayu oleh
istri tuannya yang bernama ratu Zulaikha. Meskipun ia sendiri sebetulnya
memiliki perasaan dengan Zulaikha, namun ia menyadari posisinya adalah
anak asuh tuannya sehingga ia menolak ajakan untuk berkhianat itu.

14
Kepribadian Yusuf as semakin terpancar ketika ia memilih lebih baik dirinya
di penjara ketimbang hidup di istana yang serba mewah, namun dekat dengan
pintu-pintu pengkhianatan dan perzinaan. Qithfir (Qutifar) adalah suami Ratu
Zulaikha, berkedudukan sebagai perbendaharaan Kerajaan Mesir.
Kelima, kepribadian Yusuf as, juga terlihat ketika ia di istana, meski ia
mendapatkan keistimewaan dari tuannya, namun ia tetap lebih menyenangi
untuk berteman dengan anak-anak budak istana. Ia lebih santun dan suka
mengasihi kepada golongan lemah, yakni para budak istana. Sikapnya itu
tidak hanya disenangi oleh kalangan para budak, melainkan juga ada
kebanggaan bagi penghuni istana yang lainnya. Demikian juga ketika ia
berada di penjara Zawiya, menjalani masa hukuman dari Ratu Zulaikha. Ia
berteman dengan semua narapidana, baik yang tua maupun yang muda. Ia
mengajak narapidana untuk menjaga kebersihan lingkungan penjara, karena
penjara itu merupakan tempat tinggal mereka. Sikap santun dan suka
menolong orang lain ini, yang pada akhirnya menimbulkan kekaguman para
narapidana dan bahkan pimpinan dan para penjaga tahanan menyenangi
kepribadian Yusuf as.10
Pelajaran selanjutnya dari kisah Yusuf adalah efisiensi dalam konsumsi.
Saat musim panen tiba, Nabi Yusuf menyarankan agar mengkonsumsinya
secara bijak. “maka apa yang kalian panen hendaklah kalian biarkan di
bulirnya, kecuali sedikit untuk makan kalian.” (QS. Yusuf: 47). Untuk
mewujudkan program ketahanan pangan yang digagas Nabi Yusuf, sangat
dibutuhkan kerjasama yang baik antara penguasa dan masyarakat. Atas izin
Allah, Nabi Yusuf pun berhasil merealisasikannya.
Tujuan konsumsi seorang muslim bukanlah mencari utility semata,
melainkan juga harus mengedepankan prinsip maslahah. Sehingga saat
mengkonsumsi suatu barang akan bertolak dari need secara rasional dan
konsisten dalam menjaga maslahah sosial. Dalam teori ekonomi, tindakan
yang disarankan oleh Nabi Yusuf dikenal sebagai Efficient Allocation of
Goods. Yaitu alokasi barang-barang dikatakan efisien apabila tidak seorang
pun dapat meningkatkan utility-nya tanpa mengurangi utility orang lain.
10
Icol Dianto, Paradigma Perubahan Sosial Perspektif Change Agent Dalam Al-Qur’an:
Analisis Tematik Kisah Nabi Yusuf As, Sosiologi Reflektif, Vol. 14, No. 1, 2019, Hal 72-74

15
Ditengah gaya hidup yang semakin hedonis dan tingkat kosumerisme
yang tinggi, mendidik masyarakat untuk bertindak se-efisien mungkin
memang tidaklah mudah. Namun, beberapa abad yang lalu secara konseptual
Nabi Yusuf telah mengajarkan teori efisiensi yang mampu menjaga
keseimbangan kehidupan bermasyarakat. Dengan bahasa yang sangat
sederhana dan mudah difahami, masyarakat Mesir pada waktu itu
diperintahkan untuk menjaga ketersediaan pangan dengan tidak mengolahnya
dalam jumlah yang banyak, dibiarkan masih dalam bulirnya dan
mengkonsumsi secara efisien. Efisiensi tidak berarti pelit. Efisiensi sekaligus
mengajarkan pula untuk saving, investasi dalam mempersiapkan masa sulit
yang akan dihadapi di masa mendatang. Bahwa dengan saving bahan pangan
seperti yang dilakukan masyarakat Mesir atas saran Nabi Yusuf tersebut,
tentu merupakan bagian dari perintah Al Qur’an dalam mempersiapkan masa
mendatang yang lebih baik (QS. Al Hasyr: 18).11
D. Nabi Yusuf As. Dalam Alkitab
Pada umumnya, kisah di al-Quran mengikuti alur yang serupa dengan
Alkitab. dengan sejumlah perbedaan:
 Di dalam Alkitab diceritakan yang iba kepada Yusuf adalah saudaranya
yang pertama bernama Ruben sedangkan dalam Al-Qur’an saudara yang
keempat bernama Yahudza.
 Dalam Qur’an bukan Yusuf yang mendatangi saudara-saudaranya,
melainkan saudara-saudaranya yang mengajaknya pergi untuk kemudian
dibuang ke dalam sumur. Sumur itu dikisahkan dalam Qur’an berisi air
dan Yusuf ditinggalkan di sana sendirian, sampai kemudian serombongan
pedagang menemukannnya dan menjualnya sebagai budak di Mesir
(Qur'an 12:19).
 Dalam Qur’an keterangan mengenai raja tidak diberikan khusus,
sedangkan dalam Alkitab disebutkan sebagai Firaun.
 Adanya perbedaan nama tokoh seperti Asnat dengan Ashenath, Manasye
dengan Manessa, dan Efraim dengan Ephiraim.12

11
Eris Munandar, Konsep Ketahanan Pangan ala Nabi Yusuf As. Tanpa Keterangan
12
Wikipedia Nabi Yusuf. https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_bin_Yakub Diakses pada
hari Kamis, 5 Agustus 2021 Pukul 14.04 WIB

16
 Di dalam Alkitab saudaranyalah yang menjual Yusuf kepada musafir dari
bani Ismael yang akan pergi ke Mesir,sebelum di ketahui kakaknya
Ruben sedangkan dala Al-Qur’an Yusuf ditinggal di sumur oleh
sudaranya dan datang kafilah yang akan ke mesir untuk minum di sumur
itu lalu menemukan Yusuf.
 Saat Saudara-saudaranya pergi ke Mesir untuk membeli gandum,didalam
Alkitab mereka dituduh mata-mata dan sebagai jaminan Yusuf
memenjarakan Simon untuk membawa adiknya Benyamin saat kembali
ke Mesir sedangkan dalam Al-Qur’an tidak ada saudaranya yang menjadi
jaminan tetapi Benyamin sempat di tahan karena terdapat piala raja yang
hilang dalam karungnya.
 Di Al-Qur’an nabi Ya’qub matanya sempat tidak bisa melihat tetapi saat
dibawakanya jubah Yusuf kepadanya matanya kembali melihat
sedangkan di Alkitab tidak diceritakan ada peristiwa seperti itu.13

13
Mubasyir Fadhal Ahmad, Dkk, Biografi Nabi Ya’qub As. Dan Nabi Yusuf As, ... Hal. 21

17
KESIMPULAN
Yusuf adalah cucu dari Ishaq, silsilah lengkapnya adalah Yusuf bin Yakub
bin Ishaq bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir
bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Yusuf merupakan putera ketujuh (ada
sumber mengatakan anak kesebelas) Yakub dan Yusuf mempunyai ibu yang
dikenali sebagai Rahil dengan adiknya, Bunyamin. Yusuf menikah dengan
seorang gadis yang bernama Ashenath kemudian memiliki dua orang anak yang
bernama Manessa dan Ephiraim.
Allah Ta’ala telah memilih Yusuf As sebagai penerus kenabian
ayahnya, Ya’qub As. Hal ini dijelaskan secara jelas dalam al-Qur’an Surat
Yusuf Ayat 6 sebagai berikut:
ِ ‫يل ٱَألح ِاد‬ ِ
َ ‫يث َويُتِ ُّم نِ ْع َمتَ هُ َعلَْي‬
‫ك َو َعلَ ٰى ِآل‬ ِ َ ‫ك ويعلِّم‬
َ ِ ‫ك من تَْأ ِو‬ َ ِ‫ك جَيْتَب‬
ُ َ ُ َ َ ُّ‫يك َرب‬ َ ‫َو َك ٰذل‬
ِ ِ َّ‫اق ِإ َّن رب‬ ِ ‫ِإ‬ ِ َ ‫يع ُقوب َكمآ َأمَتَّهآ علَى َأبوي‬
‫يم‬
ٌ ‫يم َحك‬ َ َ َ ‫يم َوِإ ْس َح‬
ٌ ‫ك َعل‬ َ ‫ك من َقْب ُل ْبَراه‬ ْ ََ ٰ َ َ َ َ ْ َ
“Dan demikianlah Tuhanmu memilih kamu (untuk menjadi nabi) dan
diajarkan-Nya kepadamu sebagian dari takwil mimpi-mimpi dan disempurnakan
nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub sebagaimana Dia telah
menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu yaitu
Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.”
Banyak keteladanan yang bisa kita ambil dari kisah Yusuf As. Diantaranya
adalah sifat kejujuran dan kebijaksanaannya dalam memutuskan suatu pekara dan

18
sikap tanggung jawab atas kepemimpinannya. Selain itu sikap pengabdian kepada
Allah semata menjadi kunci kesuksesan Yusuf As. dalam kehidupannya.
Kisah yang diceritakan oleh Alkitab hampir mirip dengan yang dikisahkan
Al-Qur’an, kebanyakan berbeda dalam identitas nama-nama kerabat yang
digunakan dan beberapa sistem alurnya. Bagaimanapun Yusuf adalah Nabi uusan
Allah yang dengannya diwahyukan beberapa mukjizat dan kisah keteladan dari
seorang Nabi Yusuf As.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Mubasyir Fadhal. Dkk. 2013. Biografi Nabi Ya’qub As. Dan Nabi Yusuf
As. Jamiah Ahmadiyah Indonesia.
Akrom, Muhammad. 2014. Analisis Ketampanan Nabi Yusuf Dalam Persepktif
Semiotika Al-Qur’an. Arabiyat. Vol. 1. No. 2. Hal. 223-236
Cholia, Samuel Sembiring. 2020. Nabi Yusuf. Semarang: STTI Hervest
Dianto, Icol. 2019. Paradigma Perubahan Sosial Perspektif Change Agent Dalam
Al-Qur’an: Analisis Tematik Kisah Nabi Yusuf As. Sosiologi Reflektif.
Vol. 14. No. 1. Hal. 59-80
Farhaniy, Fairuz. Tanpa Tahun. Kisah Teladan Nabi Yusuf. Jakarta: MAN 19
Munandar, Eris. Tanpa Tahun. Konsep Ketahanan Pangan ala Nabi Yusuf As.
Tanpa Keterangan.
Wardani, Ika Puspa. Dkk. Tugas Agama Islam: Sejarah Nabi Yusuf As.
Tangerang: SMP Negeri 24
Wikipedia Nabi Yusuf. https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_bin_Yakub Diakses
pada hari Kamis, 5 Agustus 2021 Pukul 14.04 WIB

19

Anda mungkin juga menyukai