Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU


DOSEN PENGAMPU : SYUKRIATI, H HUM

Oleh :

Kelompok 1

Farid Anwari Rahman 220501141

Abdan Hidayatullah 220501148

Azizah 220501152

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM


2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’allla, atas Rahmat dan Hidayah-Nya


sehingga penyususnan tugas ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam kapada junjungan
alam Nabi Besar Muhammad Sallallahualaihiwasallam, semoga senantiasa tercurahkan
kepada beliau dan keluarganya. Dalam penyususunan makalah ini tidak terlepas dari
kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dari semua pihak guna penyempurnaan dan perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini nantinya dapat memberikan manfaat. Aamiin..

Mataram, 7 Agustus 2022

Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................................1

BAB II...........................................................................................................................3

PEMBAHASAN............................................................................................................3

A. Pengertian bahasa baku......................................................................................3

B. Fungsi bahasa baku.............................................................................................5

C. Pengertian bahasa tidak baku.............................................................................6

D. Ciri dan contoh bahasa yang baku dan tidak baku.............................................6

BAB III PENUTUP.....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai
oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia. Cikal
bakal bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara berawal dari pernyataaan
sikap politik pemuda nusantara dengan ikrar  sumpah pemuda. Menurut Sugono (2007) sikap
politik pemuda nusantara yang menyatakan “memjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia“ merupakan pengakuan terhadap banyaknya bahasa di Indonesia sebanyak 746
bahasa. Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, disamping menjadi alat
komunikasi antar etnik yang mempunyai bahasa daerah masing-masing sebagai bahasa
pertama, bahasa Indonesia juga telah menjadi alat komunikasi efektif bagi terjalinnya
hubungan antar etnik di Indonesia.
Sedangkan dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara yang ditetapkan sehari
setelah hari proklamasi kemerdekaan republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam
pasal 36 UUD 1945, sejak saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan
dalam mengelola Negara dalam situasi formal, seperti interaksi di kantor-kantor, di sekolah-
sekolah, pidato dan ceramah serta secara tertulis dalam buku. Namun tidak semua orang
menggunakan tatacara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa
Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan. Oleh karena itu pengetahuan tentang
bahasa baku cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang
akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita
sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar
dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia.
Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut bahasa baku. Dimana bahasa baku
merupakan standar penggunaan bahasa yang dipakai dalam bahasa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia baku?
2. Apa fungsi pengggunaan bahasa Indonesia yang baku?
3. Apa yang dimaksud dengan Bahasa Indonesia tidak baku?
4. Apa ciri ciri dan contoh kata baku dan tidak baku?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pemakaian bahasa indonesia dengan baik dan benar.
2. Untuk mengetahui pengertian Bahasa indoensia baku dan tidak baku.
3. Mengetahui ciri ciri dan contoh bahasa baku dan tidak baku.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa baku


Bahasa baku adalah bahasa yang menjadi pokok, dasar ukuran, atau yang
menjadi standar. Menurut B.Havranek dan Vilem Mathesius, bahasa baku adalah
bentuk bahasa yang telah dikondisikan, diterima, dan difungsikan sebagai model atau
acuan bagi masyarakat luas. Di dalam bukunya, Yus Rusyana berpengertian bahwa
bahsa baku adalah bahasa yang dikondisikan, diterima, dan dijadikan contoh bagi
masyarakat luas. Gorys Keraf berpendapat bahwa bahasa baku adalah bahsa yang
dianggap dan diterima sebagai patokan umum untuk seluruh penutur bahasa tersebut.
Dari beberapa pengertian diatas jelaslah bahwa bahsa baku adalah bahasa
yang telah ditetapkan, diterima, dan difungsikan sebgai model atau contoh oleh
masyarakat luas.
Bahasa baku harus diterima oleh massyarakat luas karena dengan penerimaan
inilah bahasa baku mempunyai kekuatan untuk mempersatukan da menyimbolkan
masyarakat bahsa baku tersebut.

B. Fungsi Bahasa yang baku


Bahasa Indonesia yang baku mempunyai empat fungsi pokok sebagai berikut:
1. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu
2. Bahasa Indoensia baku sebagai penanda kepribadian bangsa
3. Bahasa baku berfungsi sebagai penambah wibawa bangsa
4. Bahasa Indonesia baku sebagai kerangka acuan

C. Pengertian Bahasa tidak baku


Bahasa tidak baku adalah bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang
ditentukan. Kata tidak baku lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari atau dalam
tulisan yang bersifat tidak resmi seperti dalam pesan singkat. Kata tidak baku sering
ditemukan dalam interaksi sehari-hari karena terpengaruh oleh budaya tutur yang
berkembang di masyarakat.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu kemunculan kata tidak baku, di
antaranya adalah:

1. Penutur tidak memahami bentuk penulisan baku dari kata yang dimaksud;

2. Penutur tidak mengoreksi kesalahan pelafalan atau ejaan yang ditemui;

3. Terbawa oleh kebiasaan penutur lain;

4. Pelafalan terpengaruh oleh dialek dari daerah asal penutur.

D. Ciri ciri dan contoh Bahasa yang baku dan tidak baku
1. Tidak dipengaruhi oleh dialek atau bahasa daerah
Contoh: ‘tengkurap’ (baku) dan ‘tengkurep’ (tidak baku); ‘bagus sekali’ (baku)
dan ‘bagus pisan’ (tidak baku).
2. Tidak dipengaruhi oleh Bahasa asing
Contoh: ‘kamu’ (baku) dan ‘lo’ (tidak baku); ‘saya’ (baku) dan ‘ane’ (tidak baku).
3. Bukan ragam Bahasa percakapan
Contoh: ‘memang’ (baku) dan ‘emang’ (tidak baku); ‘bawakan’ (baku) dan
‘bawain’ (tidak baku).
4. Penggunaan imbuhan diterapkan secara eksplisit
Contoh: ‘menangis’ (baku) dan ‘nangis’ (tidak baku); ‘menyetop’ (baku) dan
‘nyetop’ (tidak baku).
5. Penggunaan kata atau frasa sesuai dengan konteks kalimat
Contoh: ‘terbuat dari’ (baku) dan ‘terbuat’ (tidak baku); ‘sebanding dengan’
(baku) dan ‘sebanding’ (tidak baku).
6. Tidak bermakna ganda
contoh: ‘menghemat’ (baku) dan ‘mempersingkat’ (tidak baku).
7. Tidak mengandung pleonasme atau penambahan kata yang tidak perlu
Contoh: ‘turun’ (baku) dan ‘turun ke bawah’ (tidak baku); ‘terbaik’ (baku) dan
‘paling terbaik’ (tidak baku).
8. Tidak hiperkorektif
Contoh: ‘musyawarah’ (baku) dengan ‘musawarah’ (tidak baku); ‘surga’ (baku)
dan ‘syurga’ (tidak baku).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa baku adalah bahasa yang menjadi pokok, dasar ukuran, atau yang
menjadi standar. Bahasa baku harus diterima oleh massyarakat luas karena dengan
penerimaan inilah bahsa baku mempunyai kekuatan untuk mempersatukan da
menyimbolkan masyarakat bahsa baku tersebut.
Ada empat fungsi dari bahasa Indonesia yang bakuyaitu : bahasa Indonesia
baku berfungsi sebagai pemersatu, bahasa Indoensia baku sebagai penanda
kepribadian bangsa, bahasa baku berfungsi sebagai penambah wibawa bangsa dan
bahasa Indonesia baku sebagai kerangka acuan.
Banyak hal yang berkaitan dalam rangka menyusun sebuah kalimat. Hal-hal
itu ada ialah ejaan, pilihan kata, pembentukan kata, pembentukan frase, dan tata
bahasa. Oleh karena itu, banyak hal yang menyebabkan sebuah kalimat menjadi tidak
baku.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer. Pembakuan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.


Chaer, Abdul. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010.
Hidayah, Nurul. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta : Garudhawacana, 2016

Anda mungkin juga menyukai