Oleh :
Kelompok 1
Azizah 220501152
KATA PENGANTAR
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pemakaian bahasa indonesia dengan baik dan benar.
2. Untuk mengetahui pengertian Bahasa indoensia baku dan tidak baku.
3. Mengetahui ciri ciri dan contoh bahasa baku dan tidak baku.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penutur tidak memahami bentuk penulisan baku dari kata yang dimaksud;
D. Ciri ciri dan contoh Bahasa yang baku dan tidak baku
1. Tidak dipengaruhi oleh dialek atau bahasa daerah
Contoh: ‘tengkurap’ (baku) dan ‘tengkurep’ (tidak baku); ‘bagus sekali’ (baku)
dan ‘bagus pisan’ (tidak baku).
2. Tidak dipengaruhi oleh Bahasa asing
Contoh: ‘kamu’ (baku) dan ‘lo’ (tidak baku); ‘saya’ (baku) dan ‘ane’ (tidak baku).
3. Bukan ragam Bahasa percakapan
Contoh: ‘memang’ (baku) dan ‘emang’ (tidak baku); ‘bawakan’ (baku) dan
‘bawain’ (tidak baku).
4. Penggunaan imbuhan diterapkan secara eksplisit
Contoh: ‘menangis’ (baku) dan ‘nangis’ (tidak baku); ‘menyetop’ (baku) dan
‘nyetop’ (tidak baku).
5. Penggunaan kata atau frasa sesuai dengan konteks kalimat
Contoh: ‘terbuat dari’ (baku) dan ‘terbuat’ (tidak baku); ‘sebanding dengan’
(baku) dan ‘sebanding’ (tidak baku).
6. Tidak bermakna ganda
contoh: ‘menghemat’ (baku) dan ‘mempersingkat’ (tidak baku).
7. Tidak mengandung pleonasme atau penambahan kata yang tidak perlu
Contoh: ‘turun’ (baku) dan ‘turun ke bawah’ (tidak baku); ‘terbaik’ (baku) dan
‘paling terbaik’ (tidak baku).
8. Tidak hiperkorektif
Contoh: ‘musyawarah’ (baku) dengan ‘musawarah’ (tidak baku); ‘surga’ (baku)
dan ‘syurga’ (tidak baku).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa baku adalah bahasa yang menjadi pokok, dasar ukuran, atau yang
menjadi standar. Bahasa baku harus diterima oleh massyarakat luas karena dengan
penerimaan inilah bahsa baku mempunyai kekuatan untuk mempersatukan da
menyimbolkan masyarakat bahsa baku tersebut.
Ada empat fungsi dari bahasa Indonesia yang bakuyaitu : bahasa Indonesia
baku berfungsi sebagai pemersatu, bahasa Indoensia baku sebagai penanda
kepribadian bangsa, bahasa baku berfungsi sebagai penambah wibawa bangsa dan
bahasa Indonesia baku sebagai kerangka acuan.
Banyak hal yang berkaitan dalam rangka menyusun sebuah kalimat. Hal-hal
itu ada ialah ejaan, pilihan kata, pembentukan kata, pembentukan frase, dan tata
bahasa. Oleh karena itu, banyak hal yang menyebabkan sebuah kalimat menjadi tidak
baku.
DAFTAR PUSTAKA