Anda di halaman 1dari 16

BAHASA INDONESIA

EJAAN DAN ISTILAH

NAMA : Muh. Adimas Dodowo


No. Stambuk :166602012
Kelas : KAP
Program Studi : S1 Akuntansi

YAYASAN PEMBINA PENDIDIKAN ENAM-ENAM BUMI KENDARI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM KENDARI

2016
KATA PENGANTAR

        Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang

alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Ejaan dan Istilah.

  Makalah ini berisikan tentang informasi Ejaan dan Istilah atau yang lebih khususnya

membahas penerapan pengoperasian Ejaan dan Istilah dalam Bahasa Indonesia, Diharapkan

Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Ejaan dan Istilah Bahasa

Indonesia. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

  Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai segala usaha kita. Amin.

Kendari, Oktober 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................................................ii

Daftar isi.........................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan.........................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................6

C. Tujuan ..........................................................................................................6

 BAB II Pembahasan.......................................................................................................3

A. Ejaan.............................................................................................................7

B. Istilah............................................................................................................10

C. Kesantunan Ejaan dan Istilah.......................................................................13

 BAB III Penutup..........................................................................................................15

A. Kesimpulan.................................................................................................15

B. Saran...........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain digunakan


sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi
demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami
infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan
pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian
informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis,
diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan benar.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa terpenting di negara Republik Indonesia. Hal
tersebut sesuai dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
Negara yang telah ditetapkan dan dikukuhkan dalan Sumpah Pemuda tahun1928 dan
UUD 1945, BAB XV pada pasal 36.
Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan
bangsa, identitas nasional dan alat perhubungan antar daerah. Fungsi bahasa Indonesia
sebagai sebagai bahasa negara adalah sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa
pengantar dunia pendidikan, alat perhubungan tingkat nasional, alat pengembangan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan
baku tersebut di gunakan dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya
selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketata bahasaan Indonesia,
yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis
sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami secara
komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan
dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat
digunakan secara baik dan benar.

4
Disadari atau tidak, penggunaan bahasa akan berubah sesuai dengan kebutuhan
penuturnya.Sebagai contoh, bahasa yang digunakan saat seseorang berpidato atau
berceramah dalam sebuah seminar akan berbeda dengan bahasa yang digunakannya saat
mengobrol atau bercengkrama dengan keluarganya. Bahasa itu akan berubah lagi saat ia
menawar atau membeli sayuran di pasar. Kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya ini
disebut ragam bahasa. Dalam penggunaan bahasa (Indonesia) dikenal berbagai macam
ragam bahasa dengan pembagiannya masing-masing, seperti ragam formal-semi formal-
nonformal; ujarantulisan; jurnalistik; iklan; populer dan ilmiah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) dijelaskan bahwa ilmiah adalah
bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa karya tulis ilmiah adalah karya tulis
yang bersifat keilmuan. Sifat keilmuan ini terlihat pula dalam penggunaan bahasanya.
Ragam bahasa yang digunakan dalam sebuah karya tulis ilmiah adalah ragam bahasa
ilmiah.Ragam bahasa ilmiah merupakan bahasa dalam dunia pendidikan. Karena penutur
ragam bahasa ini adalah orang yang berpendidikan, bahasa yang digunakan adalah
bahasa yang dipelajari di sekolah/institusi pendidikan. Ragam bahasa ini dikenal pula
dengan istilah ragam bahasa baku/standar. Menurut Hasan Alwi dkk. (2003: 13—14),
ragam bahasa ini memiliki dua ciri, yaitu kemantapan dinamis dan kecendikiawan.
Kemantapan dinamis berarti aturan dalam ragam bahasa ini telah berlaku dengan mantap,
tetapi bahasa ini tetap terbuka terhadap perubahan (terutama dalam kosakata dan istilah).
Ciri kecendikiawan terlihat dalam penataan penggunaan bahasa secara teratur, logis, dan
masuk akal. Ragam bahasa ini bersifat kaku dan terikat pada aturan-aturan bahasa yang
berlaku.
Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam
penggunaan ragam bahasa ilmiah. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan
ejaan bahasa Indonesia baku. Tata bahasa Indonesia yang baku meliputi penggunaan
kata, kalimat, dan paragraf yang sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa
Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa
yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan bahasa
Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Sesuai
dengan ragam bahasanya, aturan aturan ini mengikat penggunaan bahasa dalam karya
tulis ilmiah.
Karya tulis ilmiah terbagi menjadi enam jenis, yaitu skripsi, tesis, disertasi (tugas
akhir dalam pendidikan tinggi); laporan penelitian; makalah seminar; artikel ilmiah;

5
makalah; dan laporan eksekutif. Pembahasan karya tulis ilmiah dalam tulisan ini akan
difokuskan pada artikel ilmiah. Pemilihan ini dilakukan dengan dasar pemikiran artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal/ majalah ilmiah merupakan salah satu bentuk karya tulis
ilmiah yang sudah dipublikasikan.
Karena semakin banyaknya masyarakat yang mengerti tentang bahasa asing
terutama bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dan teknologi, serta majunya
peradaban suatu bangsa, maka suatu bangsa termasuk bangsa Indonesia akan mempunyai
penambahan istilah-istilah baru di dalam berbagai bidang. Jika berbicara mengenai
istilah, tentu tidak lepas dari penggunaan kosakata juga ejaan karena aspek-aspek
tersebut saling melengkapi dalam suatu susunan kalimat.
Ejaan dan istilah umumnya digunakan dalam bahasa tulis. Di dalam ejaan berisi
kaidah yang mengatur bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan
bagaimana menggambarkan hubungan antara lambang-lambang bunyi ujaran dan
bagaimana menggambarkan hubungan antara lambang-lambang itu baik pemisahan atau
penggabungan dalam suatu bahasa. Bahasa indonesia saat ini telah memiliki kaidah
penulisan (ejaan) yang telah dibakukan yaitu Ejaan yang Disempurnakan atau biasa kita
kenal dengan EYD.
Dalam makalah ini, akan dibahas mengennai kesantunan ejaan dan istilah dalam
Bahasa Indonesia. Dengan begitu, diharapkan para penulis ataupun pengarang suatu
karangan atau tulisan akan lebih memperhatikan penulisan ejaan dan istilah yang mereka
gunakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah “bagaimanakah ejaan


dan istilah dalam bahasa indonesia?”

C. Tujuan

1. Memahami definisi ejaan dan istilah.


2. Mengetahui aturan baku penulisan ejaan dan istilah.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kesantunan ejaan dan istilah.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ejaan

Secara umum ejaan merupakan keseluruhan peraturan penggambaran lambang-


lambang bunyi ujar suatu bahasa dan hubungan lambang satu dengan lambang yang lain baik
penggabungan ataupun dalam pemisahannya. Secara khusus, ejaan merupakan pelambangan
bunyi-bunyi bahasa baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang sudah disusun menjadi
kata, frase, atau kalimat.
Sejak peraturan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin ditetapkan pada tahun 1901
berdasarkan rancangan Ch. A. van Ophuysen dengan bantuan Engku Nawawi gelar
SoetanMa’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim, penyempurnaannya berkali-kali
diusahakan.Pada tahun 1938, selama Kongres Bahasa Indonesia yang pertama kali di Solo,
misalnya disarankan agar ejaan Indonesia lebih banyak diinternasionalkan.
Pada tahun 1947 Soewandi, Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan pada
masa itu, menetapkan dalam surat keputusannya tanggal 19 Maret 1947, No. 264/Bhg. A
bahwa perubahan ejaan bahasa Indonesia dengan maksud membuat ejaan yang berlaku
menjadi lebih sederhana. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik.
Beberapa usul yang diajukan oleh panitia menteri itu belum dapat diterima karena masih
harus dirinjau lebih jauh lagi. Namun, sebagai langkah utama dalam usaha
penyederhanaan dan penyelarasan ejaan dengan perkembagan bahasa, keputusan
Soewandi pada masa pergolakan revolusi itu mendapat sambutan baik.
Kongres Bahasa Indonesia Kedua, yang diprakarsai Menteri Moehammad Yamin,
diselenggarakan di Medan pada tahun 1954. Masalah ejaan timbul lagi sebagai salah satu
mata pertemuan itu. kongres itu mengambil keputusan supaya ada badan yang menyusun
peratura ejaan yang praktis bagi bahasa Indonesia. Panitia yang dimaksud (Priyono-
Katoppo, Ketua) yang dibentuk oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan
dengan surat keputusannya tanggal 19 Juli 1956, No. 44876/S, berhasil merumuskan
patokan-patokan baru pada tahun 1957 setelah bekerja selama setahun.
Tindak lanjut perjanjian persahabatan antara Republik Indonesia dan Persekutuan
Tanah Melayu pada tahun 1959, antara lain berupa usaha mempersamakan ejaan bahasa

7
kedua Negara ini. Maka pada akhir tahun 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu
(Slametmuljana-Syed Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang
kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Perkembangan
politik selama tahun-tahun berikutnya megurungkan peresmiannya.
Sesuai dengan laju pengembangan nasional, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan
yang pada tahun 1968 menjadi Lembaga Bahasa Nasional, dan akhirnya pada tahun 1975
menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, menyusun program pembakuan
bahasa Indonesia secara menyeluruh. Di dalam hubungan ini, panitia Ejaan Bahasa
Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (A.M. Moeliono, ketua) yang
disahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Sarino Mangunpranoto, sejak tahun
1966 dalam surat keputusannya tanggal 19 September 1967, No. 062/1967, menyusun
konsep yang merangkum segala usaha penyempurnaan yang terdahulu. Konsep itu
ditanggapi dan dikaji leh kalangan luas di seluruh tanah air selama beberapa tahun.
Atas permintaan ketua Gabungan V Komando Operasi Tertinggi (KOTI),
rancangan peraturan ejaan tersebut dipakai sebagai bahan oleh tim Ahli Bahasa KOTI
yang dibentuk oleh ketua Gabungan V KOTI dengan surat Keputusannya tanggal 21
Februari 1967, No. 011/G-5/II/1967 (S.W. Rujianti Mulyadi, Ketua) dalam pembicaraan
mengenai ejaan dengan pihak Malaysia di Jakarta pada tahun 1966 dan di Kuala Lumpur
pada tahun 1967.
Dalam Komite Bersama yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia, Mashuri, dan Menteri Pelajaran Malaysia, Hussen Onn, pada
tahun 1972 rancangan tersebut disetujui untuk dijadikan bahan dalam usaha bersama di
dalam pengembangan bahasa nasional kedua negara.
Setelah rancangan itu akhirnya dilengkapi di dalam Seminar Bahasa Indonesia di
Puncak pada tahu 1972, dan diperkenalkan secara luas oleh sebuah panitia
antardepartemen (Ida Bagus
Mantra, Ketua dan Lukman Ali, Ketua Kelompok Teknis Bahasa) yang
ditetapkan dengan surat keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan tanggal 20 Mei
1972, No. 03/A.I/72, maka pada hari Proklamasi Kemerdekaan tahun itu juga
diresmikanlah aturan ejaan yang baru itu berdasarkan keputusan Presiden No. 57, tahun
1972, dengan nama Ejaan yang Disempurnakan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebar buku kecil yang berjudul
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian
ejaan itu.

8
Aturan Baku Penulisan Ejaan
Aturan Baku Penulisan Ejaan dibagi
A. Penggunaan Huruf Kapital ;

1. Dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

2. Dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

3. Dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan Nama
Tuhan dan kitab suci.

4. Dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan.

5. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat.

6. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.

7. Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa.

8. Dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

9. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan.

10. Dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna pada unsur
nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan.

11. Dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan.

12. Dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.


B. Penggunaan Huruf Miring ;

1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan.

9
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata
atau kelompok kata.

3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah asing.


C. Penggunaan Tanda titik(.) ;

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

2. Tanda titik dipakai di akhi angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau
daftar.

3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang
menunjukkan  waktu.

4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan di antara nama penulis, judul tulisan.

5. Tanda titik dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi
dan sebagainya.

6. Tanda titik dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat.

D.Penggunaan Tanda Koma(,) ;

1. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara dengan kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.

3. Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat
yang terdapat pada awal kalimat.

4. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh kasihan dari
kata lain yang terdapat di dalam kalimat.

5. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.

6. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

10
7. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya.

B. Istilah

Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang yang dengan
cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang has dalam
bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

a. Persyaratan Istilah yang santun dan benar ;

1. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk
mengungkapkan  konsep termaksud dan yang tidak menyimpang dari makna itu.

2. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan
yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.

3. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik.

4. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik).

5. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut kaidah bahasa
Indonesia.
b. Penyerapan Istilah

1. Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan
bahasa      Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat keperluan
masa depan.

2. Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh
pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.

3. Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan
terjemahan Indonesianya.

4. Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika


padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.

11
5. Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak mengandung
konotasi buruk.
c.     Macam-Macam Istilah
Istilah terdiri dari dua macam yaitu istilah umum dan istilah khusus. Istilah
umum adalah istilah yang menjadi unsur bahasa yang digunakan secara umum.
Contoh:
Anggaran belanja.       Penilaian.
Daya.                           Radio.
Nikah.                         Takwa.
Istilah khusus adalah istilah yang pemakaiannya dan maknanya terbatas pada
suatu bidang tertentu.
Contoh:
Apendektomi              Kurtosis
Bipatride                     Pleisosen

d. Sumber Istilah dan Kata Nama


Kosakata Bahasa Indonesia
Kata Nama                                                                        Istilah
Bumi Siliwangi                                                                 apotek hidup
Kota Bunga                                                                      daya angkut
Kota Udang                                                                      garis lintang
Taman Mekar Sari                                                             taman burung
Taman Mini Indonesia                                                      taman laut
wisata bahari
karang
menara
permata
Kosakata Bahasa Serumpun
Asing                                                                                Bahasa Serumpun
Peat                                                                                   gambut
Pain                                                                                   nyeri
Device                                                                               gawai
Kosakata Bahasa Asing
i.Istilah Terjemahan

12
Asing                                                                                Indonesia
Samenwerking                                                                  kerjasama
Balanced budget                                                               anggaran berimbang
Medication                                                                        pengobatan
ii.Istilah Serapan
Asing                                                                                Indonesia
Agent                                                                                agen
Atom                                                                                 atom
Amputation                                                                       amputasi
Bungalow                                                                         bungalo
Energy                                                                              energi

iii.Istilah Serapan Terjemahan


Asing                                                                                Indonesia
Bound morphem                                                               morfem terikat
Clay colloid                                                                      koloid lempung
Clearance volume                                                             volume ruang bakar
Supermarket                                                                      pasar swalayan
Subdivision                                                                       subbagian

iv. Contoh daftar istilah pertanian


Agroekoteknologi       : teknologi pertanian.
Alih guna lahan           : peralihan penggunaan lahan dari hutan menjadi lahan
perkebunan, lahan sawah menjadi areal pemukiman dan seterusnya.
Bahan organik tanah  : Hasil dekomposisi seresah tumbuhan, hewan yang mati,
produk sintesa mikroba, serta asam-asam
Bioaktivator                 : Aktivator biologis perombakan bahan organik
Cekaman air                : Kondisi di mana tanaman kekurangan air dan layu akibat
dari defisit neraca air
Evaporasi                    : proses hilangnya air melalui penguapan dari permukaan
tanah,permukaan batang,dan permukaan daun.
Absorpsi, aktif           : Pergerakan ion-ion dan air ke dalam akar tanaman sebagai
hasil proses proses metabolisme oleh akar, dan seringkali melawan gradien aktifitas.

13
Absorpsi, pasif          : Pergerakan ion-ion dan air ke dalam akar tanaman sebagai
hasil difusi
sepanjang gradien aktifitas.
Adsorpsi                    : Suatu proses dimana atom-atom, molekul-molekul, atau ion-
ion dijerap
oleh permukaan benda padat melalui ikatan fisika atau kimia, yaitu
penjerapan kation oleh mineral-mineral bermuatan negatif
Bahan induk              : Bahan mineral tak terkonsolidasi dan lebih atau kurang
terlapuk secara
kimiawi, atau bahan organik dimana solum tanah terbentuk selama
proses pedogenik.
Bahan organik tanah : Fraksi organik dari tanah termasuk hewan dan tumbuhan yang
tinggal di
dalamnya yang telah mengalami dekomposisi sampai pada suatu
keadaan dimana sulit untuk mengenali bahan aslinya, residu mikrobia,
dan produk akhir dekomposisi yang relatif stabil (humus).
Bahan residu             : Bahan mineral tak terkonsolidasi dan sebagian terlapuk yang
diakumulasikan oleh disintegrasi batuan terkonsolidasi di tempat.

C. Kesantunan Ejaan dan Istilah

Santun berarti memberi penghargaan atau menghormati pendengar maupun 


pembaca. Rasa hormat dan kesantunan disini terhadap pembaca bukan berarti
menggunakan kata-kata yang manis ataupun yang menggunakan kata yang berbelit-
belit.Gaya bahasa dan kesantunan yang dimaksud dalam ejaan dan istilah adalah
kejelasan dan kesingkatan serta dapat dimengerti oleh pembaca.Kejelasan disini berarti
tidak membuat pembaca berpikir keras untuk mencari tahu atau mengerti terhadap apa
yang ditulis atau dimaksud dalam sebuah karya tulis.Kesingkatan merupakan keefektifan
dalam penulisan dan menggunakan kata-kata yang efisien.

Intinya dalam pembuatan sebuah karya tulis harus menggunakan istilah dan ejaan
yang dapat mudah dimengerti dan ditangkap oleh pembaca,sehingga yang dimaksud
dengan kesantunan ejaan dan istilah adalah digunakannya kata atau bahasa yang
singkat,jelas,dan mudah dimngerti.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ejaan merupakan keseluruhan peraturan penggambaran lambang-lambang bunyi


ujar suatu bahasa dan hubungan lambang satu dengan lambang yang lain baik
penggabungan ataupun dalam pemisahannya. Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai
sebagai nama atau lambang yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang has dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

15
Santun berarti memberi penghargaan atau menghormati pendengar maupun 
pembaca. Rasa hormat dan kesantunan disini terhadap pembaca bukan berarti
menggunakan kata-kata yang manis ataupun yang menggunakan kata yang berbelit-
belit.Gaya bahasa dan kesantunan yang dimaksud dalam ejaan dan istilah adalah
kejelasan dan kesingkatan serta dapat dimengerti oleh pembaca.Kejelasan disini berarti
tidak membuat pembaca berpikir keras untuk mencari tahu atau mengerti terhadap apa
yang ditulis atau dimaksud dalam sebuah karya tulis.Kesingkatan merupakan keefektifan
dalam penulisan dan menggunakan kata-kata yang efisien.
Intinya dalam pembuatan sebuah karya tulis harus menggunakan istilah dan ejaan
yang dapat mudah dimengerti dan ditangkap oleh pembaca,sehingga yang dimaksud
dengan kesantunan ejaan dan istilah adalah digunakannya kata atau bahasa yang
singkat,jelas,dan mudah dimengerti.

B. Saran

Setelah mahasiswa mempelajari Makalah ini diharapkan dapat langsung


diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk (2003): Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta, PT Balai Pustaka.

Keraf, Gorys (2005): Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Diknas RI. (1989): Pedoman Umum Pembentukan
Istilah.Jakarta, Balai Pustaka.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Diknas RI. (2003): Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta, Balai Pustaka.

Utorodewo, Felicia N. (2003): Makalah Materi Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar


Penulisan Ilmiah.(http://pdpt.ui.ac.id/mobm/BahasaIndonesia.html)

16

Anda mungkin juga menyukai