2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
Makalah ini berisikan tentang informasi Ejaan dan Istilah atau yang lebih khususnya
membahas penerapan pengoperasian Ejaan dan Istilah dalam Bahasa Indonesia, Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Ejaan dan Istilah Bahasa
Indonesia. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................................ii
Daftar isi.........................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................6
C. Tujuan ..........................................................................................................6
BAB II Pembahasan.......................................................................................................3
A. Ejaan.............................................................................................................7
B. Istilah............................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Disadari atau tidak, penggunaan bahasa akan berubah sesuai dengan kebutuhan
penuturnya.Sebagai contoh, bahasa yang digunakan saat seseorang berpidato atau
berceramah dalam sebuah seminar akan berbeda dengan bahasa yang digunakannya saat
mengobrol atau bercengkrama dengan keluarganya. Bahasa itu akan berubah lagi saat ia
menawar atau membeli sayuran di pasar. Kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya ini
disebut ragam bahasa. Dalam penggunaan bahasa (Indonesia) dikenal berbagai macam
ragam bahasa dengan pembagiannya masing-masing, seperti ragam formal-semi formal-
nonformal; ujarantulisan; jurnalistik; iklan; populer dan ilmiah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) dijelaskan bahwa ilmiah adalah
bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa karya tulis ilmiah adalah karya tulis
yang bersifat keilmuan. Sifat keilmuan ini terlihat pula dalam penggunaan bahasanya.
Ragam bahasa yang digunakan dalam sebuah karya tulis ilmiah adalah ragam bahasa
ilmiah.Ragam bahasa ilmiah merupakan bahasa dalam dunia pendidikan. Karena penutur
ragam bahasa ini adalah orang yang berpendidikan, bahasa yang digunakan adalah
bahasa yang dipelajari di sekolah/institusi pendidikan. Ragam bahasa ini dikenal pula
dengan istilah ragam bahasa baku/standar. Menurut Hasan Alwi dkk. (2003: 13—14),
ragam bahasa ini memiliki dua ciri, yaitu kemantapan dinamis dan kecendikiawan.
Kemantapan dinamis berarti aturan dalam ragam bahasa ini telah berlaku dengan mantap,
tetapi bahasa ini tetap terbuka terhadap perubahan (terutama dalam kosakata dan istilah).
Ciri kecendikiawan terlihat dalam penataan penggunaan bahasa secara teratur, logis, dan
masuk akal. Ragam bahasa ini bersifat kaku dan terikat pada aturan-aturan bahasa yang
berlaku.
Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam
penggunaan ragam bahasa ilmiah. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan
ejaan bahasa Indonesia baku. Tata bahasa Indonesia yang baku meliputi penggunaan
kata, kalimat, dan paragraf yang sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa
Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa
yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan bahasa
Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Sesuai
dengan ragam bahasanya, aturan aturan ini mengikat penggunaan bahasa dalam karya
tulis ilmiah.
Karya tulis ilmiah terbagi menjadi enam jenis, yaitu skripsi, tesis, disertasi (tugas
akhir dalam pendidikan tinggi); laporan penelitian; makalah seminar; artikel ilmiah;
5
makalah; dan laporan eksekutif. Pembahasan karya tulis ilmiah dalam tulisan ini akan
difokuskan pada artikel ilmiah. Pemilihan ini dilakukan dengan dasar pemikiran artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal/ majalah ilmiah merupakan salah satu bentuk karya tulis
ilmiah yang sudah dipublikasikan.
Karena semakin banyaknya masyarakat yang mengerti tentang bahasa asing
terutama bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dan teknologi, serta majunya
peradaban suatu bangsa, maka suatu bangsa termasuk bangsa Indonesia akan mempunyai
penambahan istilah-istilah baru di dalam berbagai bidang. Jika berbicara mengenai
istilah, tentu tidak lepas dari penggunaan kosakata juga ejaan karena aspek-aspek
tersebut saling melengkapi dalam suatu susunan kalimat.
Ejaan dan istilah umumnya digunakan dalam bahasa tulis. Di dalam ejaan berisi
kaidah yang mengatur bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan
bagaimana menggambarkan hubungan antara lambang-lambang bunyi ujaran dan
bagaimana menggambarkan hubungan antara lambang-lambang itu baik pemisahan atau
penggabungan dalam suatu bahasa. Bahasa indonesia saat ini telah memiliki kaidah
penulisan (ejaan) yang telah dibakukan yaitu Ejaan yang Disempurnakan atau biasa kita
kenal dengan EYD.
Dalam makalah ini, akan dibahas mengennai kesantunan ejaan dan istilah dalam
Bahasa Indonesia. Dengan begitu, diharapkan para penulis ataupun pengarang suatu
karangan atau tulisan akan lebih memperhatikan penulisan ejaan dan istilah yang mereka
gunakan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ejaan
7
kedua Negara ini. Maka pada akhir tahun 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu
(Slametmuljana-Syed Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang
kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Perkembangan
politik selama tahun-tahun berikutnya megurungkan peresmiannya.
Sesuai dengan laju pengembangan nasional, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan
yang pada tahun 1968 menjadi Lembaga Bahasa Nasional, dan akhirnya pada tahun 1975
menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, menyusun program pembakuan
bahasa Indonesia secara menyeluruh. Di dalam hubungan ini, panitia Ejaan Bahasa
Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (A.M. Moeliono, ketua) yang
disahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Sarino Mangunpranoto, sejak tahun
1966 dalam surat keputusannya tanggal 19 September 1967, No. 062/1967, menyusun
konsep yang merangkum segala usaha penyempurnaan yang terdahulu. Konsep itu
ditanggapi dan dikaji leh kalangan luas di seluruh tanah air selama beberapa tahun.
Atas permintaan ketua Gabungan V Komando Operasi Tertinggi (KOTI),
rancangan peraturan ejaan tersebut dipakai sebagai bahan oleh tim Ahli Bahasa KOTI
yang dibentuk oleh ketua Gabungan V KOTI dengan surat Keputusannya tanggal 21
Februari 1967, No. 011/G-5/II/1967 (S.W. Rujianti Mulyadi, Ketua) dalam pembicaraan
mengenai ejaan dengan pihak Malaysia di Jakarta pada tahun 1966 dan di Kuala Lumpur
pada tahun 1967.
Dalam Komite Bersama yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia, Mashuri, dan Menteri Pelajaran Malaysia, Hussen Onn, pada
tahun 1972 rancangan tersebut disetujui untuk dijadikan bahan dalam usaha bersama di
dalam pengembangan bahasa nasional kedua negara.
Setelah rancangan itu akhirnya dilengkapi di dalam Seminar Bahasa Indonesia di
Puncak pada tahu 1972, dan diperkenalkan secara luas oleh sebuah panitia
antardepartemen (Ida Bagus
Mantra, Ketua dan Lukman Ali, Ketua Kelompok Teknis Bahasa) yang
ditetapkan dengan surat keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan tanggal 20 Mei
1972, No. 03/A.I/72, maka pada hari Proklamasi Kemerdekaan tahun itu juga
diresmikanlah aturan ejaan yang baru itu berdasarkan keputusan Presiden No. 57, tahun
1972, dengan nama Ejaan yang Disempurnakan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebar buku kecil yang berjudul
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian
ejaan itu.
8
Aturan Baku Penulisan Ejaan
Aturan Baku Penulisan Ejaan dibagi
A. Penggunaan Huruf Kapital ;
3. Dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan Nama
Tuhan dan kitab suci.
9. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan.
10. Dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna pada unsur
nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan.
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan.
9
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata
atau kelompok kata.
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
2. Tanda titik dipakai di akhi angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau
daftar.
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang
menunjukkan waktu.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan di antara nama penulis, judul tulisan.
5. Tanda titik dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi
dan sebagainya.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara dengan kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
3. Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat
yang terdapat pada awal kalimat.
4. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh kasihan dari
kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
5. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
10
7. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya.
B. Istilah
Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang yang dengan
cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang has dalam
bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
1. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk
mengungkapkan konsep termaksud dan yang tidak menyimpang dari makna itu.
2. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan
yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.
3. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik.
4. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik).
5. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut kaidah bahasa
Indonesia.
b. Penyerapan Istilah
1. Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan
bahasa Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat keperluan
masa depan.
2. Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh
pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.
3. Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan
terjemahan Indonesianya.
11
5. Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak mengandung
konotasi buruk.
c. Macam-Macam Istilah
Istilah terdiri dari dua macam yaitu istilah umum dan istilah khusus. Istilah
umum adalah istilah yang menjadi unsur bahasa yang digunakan secara umum.
Contoh:
Anggaran belanja. Penilaian.
Daya. Radio.
Nikah. Takwa.
Istilah khusus adalah istilah yang pemakaiannya dan maknanya terbatas pada
suatu bidang tertentu.
Contoh:
Apendektomi Kurtosis
Bipatride Pleisosen
12
Asing Indonesia
Samenwerking kerjasama
Balanced budget anggaran berimbang
Medication pengobatan
ii.Istilah Serapan
Asing Indonesia
Agent agen
Atom atom
Amputation amputasi
Bungalow bungalo
Energy energi
13
Absorpsi, pasif : Pergerakan ion-ion dan air ke dalam akar tanaman sebagai
hasil difusi
sepanjang gradien aktifitas.
Adsorpsi : Suatu proses dimana atom-atom, molekul-molekul, atau ion-
ion dijerap
oleh permukaan benda padat melalui ikatan fisika atau kimia, yaitu
penjerapan kation oleh mineral-mineral bermuatan negatif
Bahan induk : Bahan mineral tak terkonsolidasi dan lebih atau kurang
terlapuk secara
kimiawi, atau bahan organik dimana solum tanah terbentuk selama
proses pedogenik.
Bahan organik tanah : Fraksi organik dari tanah termasuk hewan dan tumbuhan yang
tinggal di
dalamnya yang telah mengalami dekomposisi sampai pada suatu
keadaan dimana sulit untuk mengenali bahan aslinya, residu mikrobia,
dan produk akhir dekomposisi yang relatif stabil (humus).
Bahan residu : Bahan mineral tak terkonsolidasi dan sebagian terlapuk yang
diakumulasikan oleh disintegrasi batuan terkonsolidasi di tempat.
Intinya dalam pembuatan sebuah karya tulis harus menggunakan istilah dan ejaan
yang dapat mudah dimengerti dan ditangkap oleh pembaca,sehingga yang dimaksud
dengan kesantunan ejaan dan istilah adalah digunakannya kata atau bahasa yang
singkat,jelas,dan mudah dimngerti.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
Santun berarti memberi penghargaan atau menghormati pendengar maupun
pembaca. Rasa hormat dan kesantunan disini terhadap pembaca bukan berarti
menggunakan kata-kata yang manis ataupun yang menggunakan kata yang berbelit-
belit.Gaya bahasa dan kesantunan yang dimaksud dalam ejaan dan istilah adalah
kejelasan dan kesingkatan serta dapat dimengerti oleh pembaca.Kejelasan disini berarti
tidak membuat pembaca berpikir keras untuk mencari tahu atau mengerti terhadap apa
yang ditulis atau dimaksud dalam sebuah karya tulis.Kesingkatan merupakan keefektifan
dalam penulisan dan menggunakan kata-kata yang efisien.
Intinya dalam pembuatan sebuah karya tulis harus menggunakan istilah dan ejaan
yang dapat mudah dimengerti dan ditangkap oleh pembaca,sehingga yang dimaksud
dengan kesantunan ejaan dan istilah adalah digunakannya kata atau bahasa yang
singkat,jelas,dan mudah dimengerti.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk (2003): Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta, PT Balai Pustaka.
Keraf, Gorys (2005): Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Diknas RI. (1989): Pedoman Umum Pembentukan
Istilah.Jakarta, Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Diknas RI. (2003): Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta, Balai Pustaka.
16