Anda di halaman 1dari 2

KISAH NABI YUSUF

Dikisahkan dalam surat Yusuf, pada suatu malam Nabi Yusuf AS bermimpi melihat sebelas bintang,
matahari, dan bulan yang bersujud padanya. Kemudian ia menceritakan mimpi itu kepada ayahnya,
Nabi Yaqub AS. Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat
sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." (Qs. Yusuf : 3)

Mendengar hal ini, Nabi Yaqub begitu gembira, rasa sayang dan cinta Nabi Yaqub terhadap yusuf
pun semakin besar. Ia tahu bahwa mimpi anaknya tersebut bukanlah mimpi biasa, itu adalah sebuah
tanda bahwa suatu hari nanti , yusuf akan menjadi seorang yang dimuliakan oleh Allah SWT.

Akan tetapi, Nabi Yaqub khawatir jika saudara-saudara Yusuf mengetahui mimpi itu. Nabi Yaqub pun
berkata “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, maka mereka
membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagi
manusia.” (Qs. Yusuf : 4)

Namun, rasa sayang dan cinta yang ditunjukkan oleh Nabi Yaqub kepada Yusuf, telah menimbulkan
kebencian saudara-saudaranya. Mereka merasa Yusuf dan adiknya, Bunyamin lebih dicintai daripada
mereka. Bahkan mereka menganggap ayahnya tidak adil.

Salah satu dari mereka berkata, “sesungguhnya Yusuf dan Bunyamin lebih dicintai oleh ayah
daripada kita sendiri, padahal kita ini adalah anak dari ayah kita juga”

Lalu saudara yusuf yang lainnya pun berkata, “bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah
yang tidak dikenal supaya perhatian ayah tertumpah kepada kita semua”

Namun, Yahuda anak keempat Nabi Yaqub tidak sependapat, dia berkata “Janganlah kalian
membunuh Yusuf, tapi masukkanlah dia ke dalam sumur yang sering dijadikan tempat istirahat para
musafir. Dengan demikian para musafir itu akan membawa Yusuf jauh dari kita, dan mungkin akan
dijual sebagai budak. Setelah itu kita bertaubat kepada Allah”

Akhirnya mereka semua setuju dengan pendapat Yahuda, dan pada keesokan harinya, mereka
meminta izin kepada Nabi Yaqub untuk jalan-jalan bersama Yusuf. Maka mereka membawa yusuf
dan sepakat memasukkannya ke dalam sumur. Mereka semua membuat baju Yusuf seolah dilumuri
darah, dan menjelaskan bahwa Yusuf telah terbunuh ditikam serigala kepada ayahnya.

Saat berada di dalam sumur, Yusuf tidak menangis atau berteriak ketakutan, karena ia mendapatkan
wahyu dari Allah yang berbunyi, "Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan
mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi." (Q.S Yusuf: 15)

Hingga pada akhirnya datanglah sekelompok musafir yang hendak mencari air di sumur, mereka
mendapati Yusuf di dalam sumur. Kemudian mengambil Yusuf untuk dijual dengan harga murah.
Akhirnya yusuf dibeli oleh al-aziz, seorang perdana menteri mesir.

Yusuf tumbuh menjadi seorang yang sangat tampan, dalam Qs. Yusuf ayat 23-29 menceritakan
tentang Zulaikha, istri dari al-aziz yang menggoda nabi Yusuf karena terpesona dengan paras
tampannya. Namun, ketampanan yusuf ini justru membuatnya dijebloskan ke dalam penjara oleh
sang majikan, al-aziz.

Saat dipenjara, Yusuf diminta mengartikan mimpi oleh dua orang teman penjaranya. Dan penafsiran
Yusuf AS benar terjadi. Sampai setelah bertahun-tahun di penjara, Yusuf dibebaskan karena berhasil
menafsirkan mimpi raja mesir. Keberhasilan Yusuf mengartikan mimpi itu membuatnya menjadi
seorang terdekat raja, dan diminta untuk menjadi bendahara yang berkedudukan tinggi di mesir.
Setelah bertahun-tahun lamanya Yusuf terpisah dari keluarga kandungnya, suatu hari saudara2 yang
pernah membuangnya datang dari Palestina untuk meminta persediaan makanan dari Mesir. Nabi
Yusuf yang mengenali saudara-saudaranya itu langsug berpesan kepada mereka semua untuk datang
kembali dengan membawa Bunyamin.

Saat saudara2nya kembali, kepada Bunyamin Nabi Yusuf memberitahu bahwa dia adalah saudaranya
yang telah dibuang. Nabi Yusuf juga memerintahkan saudaranya untuk membawa bajunya dan
mengusapkannya ke wajah sang ayah (Nabi Yaqub) yang sudah menua.

Ketika saudara2 nabi Yusuf pulang membawa baju tersebut dan mengusap baju Yusuf ke wajah
ayahnya, Nabi Yaqub bisa melihat kembali dengan jelas. Setelah itu Nabi Yaqub bersama anak-
anaknya menuju Mesir untuk bertemu dengan Yusuf, pertemuan itu dipenuhi dengan rasa haru dan
bahagia.

Dalam Qs. Yusuf ayat 100, Nabi Yusuf berkata, “Wahai ayahku! Inilah arti mimpiku yang dahulu itu.
Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika ia membebaskanku dari penjara”

Setelah sabar menanti, Allah kemudian memberikan kedudukan yang baik untuk Nabi Yusuf di Mesir
dan dipertemukan kembali dengan sang ayah dan saudara2nya.

Dari kisah nabi Yusuf ini, kita dapat meneladani kesabaran, keteguhan hati, dan keyakinan Nabi
Yusuf terhadap rencana Allah SWT. Meski nabi Yusuf terus mendapat ujian berat dan bertubi-tubi,
tapi beliau tetap sabar dan yakin bahwa rencana Allah adalah yang terbaik untuk hamba-Nya.

Anda mungkin juga menyukai