Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Cerita Kisah Nabi Yusuf AS dan Mukjizatnya Menafsirkan

Mimpi
Nabi yusuf adalah anak ketujuh dari dua belas anak nabi yaqub. Ibunya
bernama rhiel. Yusuf lahir di palestina. Ibunya wafat saat yusuf berusia dua
belas tahun. Nabi yusuf berdakwah diwilayah mesir. Yusuf dipercaya menjadi
pejabat kerajaan untuk menangani bencana kekeringan selama tujuh tahun
yang diketahuinya dari tafsir mimpi raja. Yusuf wafat di Nablus(palestina).

Pada suatu malam, Yusuf bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan
bulan bersujud di hadapannya. la begitu terkesan dengan mimpinya.

Keesokan harinya, Yusuf mendatangi ayahnya. la menceritakan mimpinya semalam.


"Wahai ayahku. sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan
bulan. Kulihat semuanya bersujud kepadaku."

Mendengar hal ini, Nabi Yaqub begitu gembira. Yaqub tahu bahwa mimpi
anaknya tersebut bukan sebuah mimpi biasa. Itu adalah sebuah tanda bahwa suatu
hari nanti Yusuf akan menjadi seorang yang dimuliakan oleh Allah dan manusia.
Rasa sayang dan cinta Nabi Yaqub terhadap Yusuf pun semakin besar. Akan tetapi,
ia khawatir jika saudara-saudara Yusuf mengetahui mimpi itu. Nabi Yaqub pun
berkata, "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu
itu kepada saudara-saudaramu. Ayah khawatir jika
mereka mengetahui hal tersebut, mereka akan
mencelakakanmu." Rasa sayang dan cinta yang ditunjukkan
oleh Nabi Yaqub kepada Yusuf ternyata telah menimbulkan
kebencian saudara-saudaranya. Mereka iri dan dengki.
Mereka merasa Yusuf lebih dicintai daripada mereka. Adik Nabi Yusuf yang bernama
Bunyamin pun ikut dibenci karena dianggap telah mendapatkan kasih sayang yang
sama seperti Yusuf.

Dalam sebuah pertemuan rahasia, saudara-saudara Yusuf yang iri hati


berkumpul untuk membuat sebuah rencana keji. Salah satu dari mereka berkata,
"Sesungguhnya Yusuf dan Bunyamin lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri,
padahal kita ini adalah anak dari ayah kita juga. Ayah kita rupanya telah keliru dalam hal
ini."
"Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah yang tidak dikenal supaya perhatian
ayah kita tertumpah kepada kita semua," ujar salah satu saudara Yusuf.

Yahuda, anak keempat Nabi Yaqub, tampaknya tidak sependapat. la berkata,


"Janganlah kalian membunuh Yusuf, tapi masukkanlah dia ke dalam sumur yang sering
dilewati dan dijadikan tempat peristirahan para musafir. Dengan demikian, jika nanti para
musafir itu menemukannya, mereka membawanya jauh dari kita. Mungkin nanti Yusuf
akan dijual sebagai budak. Setelah itu, kita bertobat kepada Allah atas dosa-dosa kita
dan menjadi orang yang senantiasa berbuat baik."

Nabi Yaqub ragu-ragu memberi izin. Akan tetapi, setelah didesak oleh saudara-saudara
Yusuf, akhirnya Nabi Yaqub mengizinkan dengan memberi pesan kepada mereka agar
berhati-hati dan menjaga adiknya tersebut.

Esoknya, berangkatlah rombongan putra Yaqub, kecuali Bunyamin karena masih terlalu
kecil. Mereka menuju ke tempat sesuai dengan rencana mereka kemarin. Setibanya di
tempat tersebut, mereka bermain kejar-kejaran. Pada saat bermain, mereka sedikit demi
sedikit melepaskan baju Yusuf. Yusuf tidak menyadari apa maksud saudara-saudaranya
tersebut. la hanya mengikutinya saja. Mereka berkejar-kejaran hingga sampai di dekat
sebuah sumur. Tempat tersebut ada di hutan yang biasa dilalui oleh para musafir.

Dengan cepat mereka mengangkat yusuf dan hendak melemparkannya kedalam sumur.
Yusuf meronya-ronta dan berusaha melepaskan diri. Akan tetapi, cengkraman saudar-
saudarnya lebih kuat. Akhirnya, perlawanan yusuf sia-sia saja. Mereka berhasil
melemparkan yusuf kedalam sumur tersebut.

Sore harinya, mereka datang kepada ayah mereka sambil menangis. Mereka berkata,
ayah sesungguhnya kami sedang berlomba-lomba dan kami tinggalkan yusuf didekat
barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.

Mereka datang membawa baju Yusuf yang berlumuran dengan darah palsu. Dengan
sedih Yaqub berkata, "Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik
perbuatan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik bagiku. Dan hanya
kepada Allah memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan."

Kemudian, datanglah kelompok orang-orang musafir. Seorang di antaranya mengambil


air. la menurunkan timbanya dan berkata, "Oh, kabar gembira, ada seorang anak
muda!" Mereka lalu menyelamatkan Yusuf dan menyembunyikannya sebagai barang
dagangan.

Akhirnya, mereka sepakat untuk menjual anak temuan itu kepada salah seorang menteri
di negeri Mesir yang bernama Qitfir Al Aziz. Karena Yesuf adalah anak temuan mereka
takut pemilikinya akan mengambilnya. Oleh karena itu, mereka tergesa-gesa
menjualnya dengan harga yang murah.

Qitfir membeli Yusuf untuk membantu istrinya, Zulaikha, dalam mengurus kebutuhan
rumah tangganya. Qitfir berkata kepada istrinya, "Wahai istriku, berikanlah dia tempat
yang baik, rnungkin dia akan sangat bermanfaat bagi kita, atau jika engkau
menginginkannya, kita bisa mengangkatnya sebagai anak."

Sejak itu, Yusuf tinggal di rumah Qitfir dan istrinya yang bernama Zulaikha. Yusuf
bekerja dengan baik, cekatan, dan jujur. Oleh karena itu, ia diperlakukan sangat baik.
Bertahun-tahun, Yusuf tinggal di rumah tersebut. Yusuf tumbuh dewasa. la menjadi
pemuda gagah dan tampan. Allah pun memberikan ilmu yang cukup luas kepada Yusuf.

Awalnya, Zulaikha menaruh simpati kepada Yusuf karena kebaikan dan ketangkasan
Yusuf dalam bekerja. Ketika Yusuf dewasa, rasa simpati itu berubah menjadi cinta.
Zulaikha terpikat oleh kepribadian dan ketampanan Yusuf.

Ketika suaminya pergi ke luar kota, Zulaikha kemudian memanggil Yusuf ke kamarnya.
la menggoda Yusuf. Sambil menutup pintu, ia berkata, "Marilah ke sini." Akan tetapi,
Yusuf menolak dan hendak berlari ke luar kamar. Zulaikha menarik baju Yusuf dari
belakang. Ketika Yusuf membuka pintu kamar, tiba-tiba muncul Qitfir. Zulaikha merasa
cemas dan ketakutan. Untuk membela dirinya. Zulaikha menuduh Yusuf telah berbuat
buruk kepadanya.

Yusuf sangat terkejut mendengar tuduhan tersebut. la berusaha menjelaskan kepada


Qitfir bahwa dia tidak bersalah. Zulaikhalah yang memaksanya. Akhirnya, terjadilah
tuduh-menuduh di antara keduanya.

Mendengar pengakuan keduanya, Qitfir menjadi bingung. Oleh karena itu, ia bertanya
kepada saudara Zulaikha yang terkenal jujur dan bijak. Saudara Zulaikha berkata, "Jika
baju yang dikenakan Yusuf sobek di bagian depan, istrimu benar. Namun, jika baju
Yusuf sobek di bagian belakang, Yusuflah yang benar."
Qitfir lalu menoleh ke arah Yusuf. la melihat baju Yusuf robek bagian belakang. Itu
berarti istrinya yang bohong. Hal ini membuatnya sangat kecewa pada istrinya

Peristtwa tersebut membuat Qitfir merasa khawatir jika banyak orang tahu hal
memalukan itu, Oleh karena itu, Qitfir berpesan kepada Yusuf, Aku mohon kepadarnu
agar apa yang telah terjadl tidak engkau ceritakan kepada siapa pun." Kemudian, Qitfir
berkata pula kepada Zulaikh," Dan engkau istriku, mohon ampunlah atas dosa yang
telah engkau lakukan."

Walaupun berusaha untuk dirahasiakan, peristiwa itu tersebar juga. Zulaikha menjadi
bahan gunjingan di kalangan istri pejabat Mesir. Hal ini tentu saja membuat perasaan
Zulaikha resah meskipun la memang bersalah.

Zulaikha kemudian mengundang wanita-wanita yang menggunjingkannya. la


menyediakan tempat duduk bagi mereka. Zulaikha memberikan sebuah pisau untuk
memotong jamuan buah-buahan kepada setiap wanita yang datang.

Ketika para tamu sedang memotong buah, Zulaikha memanggil Yusuf, "Keluarlah,
tampakkanlah dirimu kepada mereka." Wanita-wanita itu melihat Yusuf. Mereka kagum
kepada ketampanan Yusuf. Tanpa mereka sadari. wanita-wanita itu melukai jari
tangannya dan berkata, "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya,
ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia."

Zulaikha berkata, "Itulah orang yang kamu cela karena aku tertarik kepadanya.
Sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya kepadaku, tetapi
dia menolak. Sesungguhnya, jika dia tidak menaati apa yang aku perintahkan
kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-
orang yang hina."

Peristiwa yang dialami Yusuf ternyata sangat mengkhawatirkan dirinya. Yusuf merasa
takut dengan sikap yang diperlihatkan Zulaikha dan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Dalam doanya Yusuf berkata, "Wahai Tuhanku penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka kepadaku. Jika tidak Engkau hindarkan segala tipu daya
mereka atas diriku, aku takut aku tidak mampu menghindari ajakan mereka sehingga
aku termasuk orang-orang yang merugi.

Doa Yusuf dikabulkan Allah. Setelah peristiwa memalukan itu, hati Qitfir menjadi tidak
tenang. la menyadari bahwa istrinya bersalah. Akan tetapi, untuk menjaga nama
baiknya, ia berniat memisahkan Yusuf dengan Zulaikha dengan cara memenjarakan
Yusuf. Qitfir menyusun rencana agar Yusuf di adili dan diputuskan bersalah oleh
pangadilan. Akhirnya, Yusuf pun dimasukkan dalam penjara.

Yusuf berusaha sabar dan tawakal menghadapi ujian ini. la berdoa kepada Allah agar
diberikan kekuatan dan ketabahan. Di sisi lain. Yusuf bersyukur masuk penjara karena
ia jauh dari godaan Zulaikha. la dapat hidup tenang. Yusuf diangkat menjadi nabi oleh
Allah setelah menerima beberapa ujian dan cobaan. la diberikan mukjizat, salah satunya
adalah dapat menafsirkan mimpi.

Allah memberi Nabi Yusuf tugas untuk menyeru kepada manusia agar menegakkan
keadilan, melawan kezaliman, mengendalikan nafsu, dan sating mengasihi kepada
sesama.

Nabi Yusuf memulai tugasnya berdakwah kepada para penghuni penjara. Di antara
mereka, ada dua orang pegawai istana raja Mesir yang dipenjara karena tuduhan
menentang raja. Ketika bertemu Nabi Yusuf, keduanya menceritakan tentang mimpi
yang dialami. Orang yang pertama berkata, "Sesungguhnya aku bermimpi memeras
anggur." Sementara itu, orang yang kedua berkata pula, "Sesungguhnya aku bermimpi
membawa roti di atas kepala, kemudian muncul burung gagak dan mematuki roti-roti
tersebut. Kami mohon kepadamu agar engkau manafsirkan arti mimpi kami karena kami
yakin engkau adalah orang yang mampu melakukannya."

Yusuf menjelaskan kepada pelayan pertama, "Wahai Saudaraku, sesungguhnya engkau


akan dibebaskan dan dipekerjakan kembali oleh sang raja. Sementara kepada pelayan
yang kedua, ia menjelaskan, "Dan engkau Saudaraku, sebelumnya aku mohon agar
engkau tabah karena mimpimu memberitahukan kepadaku bahwa engkau akan
menerima hukuman mati."

Beberapa hari kemudian tafsir Yusuf tersebut terbukti. Sebelum berpisah dengan
keduanya. Yusuf berpesan kepada pelayan pertama agar ia menyampaikan tentang
kemampuan yang dimiliki Yusuf kepada raja.

Akan tetapi, orang tersebut lupa dengan pesan Nabi Yusuf karena setan telah
membuatnya lupa.
Sejak saat itu, Yusuf banyak didatangi orang untuk menafsirakan mimpi mereka. Nabi
Yusuf pun menggunakan kelebihan yang dimilikinya itu sebagai sarana untuk
berdakwah. Orang-orang pun percaya Yusuf sebagai nabi dan mengikuti dakwahnya.

Pada suatu hari, raja Mesir bermimpi aneh. Mimpi itu terjadi berulang-ulang. la
mengumpulkan seluruh juru ramal istana. la menanyakan arti mimpinya tersebut. Raja
berkata, "Sesungguhnya, aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-
gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir yang hijau
dan tujuh bulir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka, terangkanlah
kepadaku tentang arti mirnpiku itu jika kamu dapat menafsirkan mimpi." Para juru ramal
yang diundang mulai berpikir. Akan tetapi, seluruh juru ramal tidak ada yang mampu
manafsirkan mimpi tersebut.

Sang raja kecewa. la resah dengan mimpi yang dialaminya tersebut. Pada saat itulah,
pelayan raja yang mimpinya pernah ditafsirkan oleh Nabi Yusuf teringat kepada Yusuf. la
berkata kepada sang raja, "Baginda, saya ingat ketika saya di penjara, ada seorang
yang mampu menafsirkan mimpi dengan tepat. Hal itu telah terbukti kebenarannya.
Izinkan hamba menemuinya." Akhirnya, raja berkenan mengizinkan pelayan tersebut
untuk menemui Yusuf.

Kemudian, pelayan raja itu menemui Yusuf. la menceritakan mimpi sang raja, "Hai
Yusuf, sesungguhnya raja kami bermimpi dan tidak ada seorang pun yang mampu
menafsirkannya. Oleh karena itu, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi
betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus
dan tujuh bulir yang hijau dan tujuh lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-
orang itu, agar mereka mengetahuinya."

Yusuf berkata, "Sahabatku, tafsir mimpi memberitahukan bahwa negeri Mesir akan
mengalami masa subur selama tujuh tahun, tetapi kemudian negeri Mesir akan
mengalami kemarau panjang selama tujuh tahun pula."

Pelayan itu berkata,"Sungguh situasi yang berat. Lalu, bagaimana cara mengatasi
masalah tersebut"

Nabi Yusut berkata, "Simpanlah hasil gandum kalian di waktu rnusim subur sebagai
bekal untuk bertahan di muslin kemarau yang panjang."
Setelah selesai berdialog, pelayan tersebut berterima kasih dan mohon pamit. la segera
menyampaikan tafsir mimpi yang dijelaskan oleh Nabi Yusuf kepada sang raja.

Mendengar penjelasan itu raja sangat senang. Sebagai balasannya, raja


memerintahkan pengawalnya agar membebaskan Nabi Yusuf.

Yusuf mendapat kabar bahwa raja akan membebaskannya. Akan tetapi, ia menolak
dibebaskan sebelum perkaranya disidangkan dan ia diputuskan tidak bersalah.

Kemudian, sang raja kembali mengangkat permasalahan Yusuf. la mencoba untuk


mencari kebenarannya. Semua orang yang terlibat dalam masalah tersebut dipanggil
dan dimintai

kesaksiannya atas peristiwa yang menimpa Yusuf.

Pada saat itulah. Zulaikha memberikan kesaksiannya. la mengakui kesalahannya.


Pengakuan Zulaikha menjadi bukti bahwa Yusuf memang tidak bersalah.

Akhirnya, Yusuf diputus tidak bersalah oleh raja. la dibebaskan. Yusuf berkata, "Yang
demikian itu agar Qitfir Al Aziz mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat
kepadanya di belakangnya dan bahwasanya Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang
yang berkhianat." Yusuf pun bersyukur kepada Allah karena kebenaran telah bisa
dibuktikan.

Setelah Yusuf keluar dari penjara, raja berkata, "Bawalah Yusuf kepadaku agar aku
memilih dia sebagai orang kepercayaanku."

Yusuf menghadap raja. Terjadilah percakapan yang cukup serius. Raja berkata," Mulai
hari ini, engkau memiliki kedudukan yang tinggi dan terpercaya di sisi kami."

Mendengar penawaran tersebut. Yusuf berkata kepada raja, "Jika memang engkau
percaya kepadaku. jadikanlah aku bendaharawan negara. Sesungguhnya, aku mampu
menjaga juga berpengetahuan dalam hal tersebut."

Sejak seat itu, raja mengumumkan jabatan baru Nabi Yusuf, yaitu sebagai
bendaharawan negara. Dengan jabatan tersebut, raja memberikan kewenangan
kepadanya untuk menjalankan rode pemerintahan. khususnya menangani krisis yang
akan terjadi.

Nabi Yusuf bekerja keras untuk melaksanakan amanat dari raja. Di bawah
kepemimpinannya, Mesir menjadi negeri yang adil, makmur, dan damai. Selain
menjalankan roda pemerintahan, Yusuf juga giat berdakwah menyampaikan ajaran Allah
sehingga pengikutnya bertambah bariyak dart hari ke hari.

Sebagaimana yang pernah diramalkan Nabi Yusuf, negeri ini dilanda kemarau yang
sangat panjang. Banyak rakyat yang kehabisan gandum. Mereka berbondong-bondong
datang ke Kerajaan Mesir. Saudara-saudara Nabi Yusuf yang dulu pernah
mencelakainya pun datang ke Kerajaan Mesir. Mereka mencoba untuk meminta
bantuan. Mereka mendengar bahwa Kerajaan Mesir memiliki seorang pejabat yang
mampu menghadapi krisis yang tengah terjadi. Mereka juga mendengar bahwa di sana
mereka bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan.

Saudara-saudara Yusuf sampai di Mesir. Mereka langsung menuju kerajaan. Yusuf


melihat mereka. la langsung mengenali mereka satu per satu. Akan tetapi, saudara-
saudaranya tidak mengenalinya. Lalu, Yusuf memberikan gandum kepada mereka.
Yusuf berpesan, jika datang kembali. mereka harus membawa serta saudara bungsu
mereka, yaitu Bunyamin. Mereka merasa heran bagaimana Yusuf mengetahut tentang
Bunyamin. Akan tetapi, mereka tidak terlalu memikirkannya. Permasalahan mereka lebih
besar dibanding dengan memikirkan keanehan tersebut.

Yusuf berkata kepada pegawainya, "Masukkanlah barang-barang penukar kepunyaan


mereka ke dalam karung-karung mereka, supaya mereka mengetahui-nya apabila
mereka telah kembali kepada keluarganya. Mudah-mudahan mereka kembali lagi".

Sesampainya di kampung halamannya, mereka menyampaikan pesan tersebut kepada


ayah mereka, "Wahai Ayah, kami tidak akan mendapat gandum lagi jika tidak membawa
Bunyamin. Oleh sebab itu, biarkanlah Bunyamin pergi bersarna kami agar kami
mendapat gandum. Kami akan menjaganya dengan baik."

Mendengar permintaan tersebut, Nabi Yaqub ragu dan tidak percaya. la khawatir
peristiwa Yusuf akan terulang kembali. Akan tetapi, mereka meyakinkan Nabi Yaqub
bahwa mereka akan mendapatkan gandum jika membawa serta Bunyamin.

Ketika membuka barang-barangnya, mereka menemukan kembali barang-barang


penukaran mereka dikernbalikan kepada mereka. Mereka berkata, "Wahai Ayah kami,
apa lagi yang kita inginkan. ini barang-barang kita dikembalikan kepada kita, dan kami
akan dapat memberi makan keluarga kami, dan kami akan dapat memelihara saudara
kami, dan kami akan mendapat tambahan sukatan (gandum) seberat beban seekor
unta. Itu adalah sukatan yang mudah (bagi raja Mesir)"
Setelah yakin dengan ucapan anak-anaknya, Yaqub pun kemudian mengizinkan mereka
membawa Bunyamin. Yaqub meminta janji dari mereka untuk menjaga Bunyamin
dengan sebaik mungkin.

Setelah sampai di kerajaan, mereka disambut balk oleh Nabi Yusuf. Mereka diberikan
tempat istirahat yang nyaman. Mereka merasa senang karena mereka disambut dengan
kehangatan.

Sementara itu, Yusuf mencari kesempatan untuk bisa berbicara dengan Bunyamin
karena ia telah lama merindukannya. Akhirnya, kesempatan itu pun tiba. Yusuf
mengundang Bunyamin untuk bertemu di ruangannya. Yusuf berkata, "Sesungguhnya
aku adalah saudaramu. Janganlah kamu berduka cita terhadap apa yang telah mereka
kerjakan."

Waktunya bagi saudara-saudara Yusuf kembali pulang. Mereka bersiap kembali ke


Palestina. Tanpa sepengetahuan saudara-saudaranya, Yusuf memasukkan tempat
minum milik kerajaan ke kantong Bunyamin. Ketika para pengawal kerajaan memeriksa
di pintu keluar kerajaan, mereka menemukan tempat minum milik kerajaan dalam
kantong yang dibawa oleh Bunyamin. Hal ini terpaksa membuat Bunyamin ditangkap.
Bunyamin tidak bisa pulang bersama saudara- saudaranya.

Saudara-saudara Bunyamin berusaha untuk bisa membebaskan adiknya. Mereka


memohon dengan berkata. "Wahai Tuan, sesungguhnya ia memiliki ayah yang sudah
lanjut usia. Oleh karena itu. ambillah salah seorang dari kami sebagai pengganti adik
kami."

Yusuf berkata, "Sesungguhnya kami menahan adikmu karena ia terbukti telah


mengambil barang milik kerajaan. Oleh sebab itu, kami tidak bisa membebaskannya.
Jika kalian ingin adik kalian bebas, kembalilah kalian dan bawa ayah kalian ke sini untuk
mengambil adik kalian."

Akhirnya, mereka pulang tanpa membawa serta Bunyamin. Mereka merasa sangat
bersalah. Mereka telah berjanji kepada ayah mereka. Akan tetapi. mereka tidak mampu
menepati janji mereka.

Sesampainya di Palestina, mereka menyampaikan kabar penahanan Bunyamin. Mereka


pun menyampaikan permintaan seorang pejabat kerajaan untuk membawa Yaqub ke
Mesir. Mendengar kabar tersebut, Nabi Yaqub menjadi sangat sedih hingga ia jatuh sakit
dan kedua matanya menjadi buta.

Suatu hari, persediaan gandum kembali habis. Nabi Yaqub kembali memerintahkan
anaknya agar pergi ke Kerajaan Mesir. Mereka kernudian berangkat ke Mesir.
Sesampainya di sana, mereka menceritakan kondisi yang dialami ayah mereka. "Wahai
Tuan, kami dan keluarga kami telah ditimpa
kesengsaraan dan kami datang membawa barang-
barang yang tidak berharga. Ayah kami senantiasa
bersedih karena telah kehilangan dua orang yang
sangat dicintainya. Setiap hari, beliau menangis
sehingga matanya menjadi buta. Sekarang kami
kekurangan makanan. Oleh karena itu, kami memohon kepada Tuan untuk memberikan
gandum kepada kami."

Mendengar kabar tersebut, Nabi Yusuf sangat sedih dan iba. la tidak mampu lagi
menahan perasaannya untuk memberitahukan siapa sebenarnya dirinya. Yusuf pun
berkata. "Apakah kalian tahu kejahatan yang telah kalian lakukan terhadap Yusuf dan
saudaranya?"

Saudara-saudara Yusuf merasa heran dan kaget. Seorang pejabat yang ada di hadapan
mereka bisa mengetahui tentang perbuatan yang pernah mereka lakukan.

Kembali Yusuf berkata, " Tahukah kalian, sesungguhnya akulah Yusuf yang pernah
kalian lemparkan ke dalam sumur."

Semakin kagetlah mereka dengan kata-kata yang keluar dari seorang yang selama ini
mereka anggap sebagai orang lain. Mereka kemudian bertanya dengan ragu, "Apakah
kamu benar- benar Yusuf?"

Yusuf menjawab, "Akulah Yusuf dan ini adalah saudaraku. Sesungguhnya Allah telah
melimpahkan karunia-Nya kepada kami. Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa
dan bersabar. Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik."

Pengakuan Yusuf benar-benar membuat mereka kaget. Mereka semakin yakin bahwa
orang yang ada di hadapannya adalah Yusuf setelah melihat bukti-bukti yang ada.
Mereka pun kemudian mengakui kesalahan mereka dan menyesal atas perbuatan yang
pernah mereka lakukan. Akhirnya. mereka memohon maaf kepada Yusuf.
Yusuf tidak pernah merasa dendam kepada saudara-saudaranya. la memaafkan mereka
dengan penuh kasih sayang. la memberi mereka makanan dan menitipkan bajunya
untuk diusapkan ke mata ayahnya agar sembuh.

Sesampainya di Palestina, mereka menceritakan kabar tentang Yusuf dan memberikan


baju titipan yusuf pada Nabi Yaqub. Mendengar kabar tersebut. Nabi Yaqub menjadi
sangat gembira. Ketika baju Yusuf diusapkan ke matanya tiba-tiba saja matanya
sembuh dari kebutaan. Kegembiraan yang dirasakan Yaqub begitu besar. la tak sabar
untuk bertemu dengan anaknya yang telah lama dirindukannya.

Mereka semua berangkat ke Mesir untuk bertemu Nabi Yusuf. Ketika sampai di Mesir,
mereka disambut suka cita oleh Nabi Yusuf.

Nabi Yusuf menaikkan ayahnya di singgasana sambil berkata, "Wahai Ayahku, inilah
tabir mimpiku yang dahulu itu. Sesungguhnya, Tuhanku telah menjadikannya suatu
kenyataan. Sesungguhnya. Tuhanku telah berbuat baik kepadaku ketika Dia
membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang
pasir, setelah setan merusak hubungan antara aku dan saudara-saudaraku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha lembut terhadap apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana."

Beberapa waktu kemudian, karena berhasil mengatasi krisis, akhirnya Nabi Yusuf
diangkat menjadi raja. la memimpin Mesir dengan adil, makmur, dan damai.

Sementara itu, lama tidak terdengar kabarnya. Zulaikha ternyata masih mencintai Nabi
Yusuf. Ketika suaminya telah meninggal rasa cintanya kepada Yusuf semakin kuat.
Meskipun usia Zulaikha semakin matang, pesona kecantikannya tetap memancar. Dia
telah bertobat dan mengakui kesalahannya. Nabi Yusuf pun tertarik kepada Zulaikha.
Akhirnya, keduanya menikah dan hidup bahagia.

Dari pernikahannya tersebut, keduanya dikaruniai dua orang anak bernama Ifratsim dan
Minsya. Nabi Yusuf terus berdakwah hingga meninggal di usia 110 tahun dan
dimakamkan di dekat makam Ibrahim.

~~~~SELESAI~~~~~

Anda mungkin juga menyukai