Anda di halaman 1dari 12

Laporan Penulisan Sejarah

Perjuangan TNI
Disusun
O
L
E
H
Anggota kelompok : Fikri Nurfadillah
Al Fitria Ardi
Sulis Suriani
Diva Annisa Pratiwi
Moriz Siantori
M. Raihan Fadillah
Wahyu
Kelas : X IPS 2

SMA NEGRI 1 SANGKULIRANG


TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat serta karunianya penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan laporan
sejarah yang berjudul ‘perjuangan TNI’.

Makalah ini membahas tentang perjuangan TNI.Makalah ini dapat memberikan


informasi kepada kita semua tentang sejarah perjuangan TNI.penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurnna,oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan karya ini.Akhir kata,semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................

A. Sejarah Perjuangan TNI................................................................................


B. Kritik intern dan ekstern................................................................................
C. Analisis dan sintesis......................................................................................
D. Kejadian sejarah TNI.....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
A. Menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.........................................................
B. Tentara Republik Indonesia..........................................................................
C. Tentara Negara Republik Indonesia.............................................................
Penataan Organisasi......................................................................................
BAB II PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran-saran......................................................................................................
LAPORAN PERJUANGAN TNI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. SEJARAH PERJUANGAN TNI

Nama Narasumber : Irsadul ibad

Pangkat : sersan 1

Jabatan : Babinsa ( Bintara Pembina Desa)

Kesatuan : Kodim 0909-02 Sangkulirang

Pada tahun 1995 mendaftar diacemdam malang namun tidak lulus seleksi.
Pada tahun 1996 mendaftar di acemdam Balikpapan dan dinyatakan lulus dan
masuk pendidikan senjata Rindam VI Tanjumg Pura yang berada di provinsi
kalimantan selatan tepatnya di gunung kupang.Pendidikan dasar militer
dilaksanakan selama 4 bulan pendidikan itu dilakukan latihan sebagai berikut:

1. latihan PBB( Peraturan baris berbaris )


2. PUDD ( peraturan urusan dinas dalam )
3. Garnizun
4. Ketangkasan
5. Menembak
6. PDM ( peraturan dinas militer )
7. DLL

Setelah dinyatakan lulus dari senjata dilanjutkan pendidikan infantri ( pasukan


jalan kaki ) ditempuh dalam 3 bulan dan dinyatakan lulus ditempatkan di
BATALYON INFANTRI GU / AWANG LONG pada tahun 1999 diberangkatkan
tugas di Ambon provinsi Maluku dan pada tahun 2009 melaksanakan pendidikan
secabang di Banjarmasin dan tahun 2010 dipindahkan di koramil Sangkulirang.

B. Pertanggung jawaban bagi Anggota TNI ( Kritik Intren dan ekstren )

Tentara nasional indonesia dan bagaimana pertanggung jawaban bagi


anggota TNI yang melakukan desersi dengan menggunakan metode penelitian
yuridis normatif maka dapat disimpulkan

1. Terjadinya tindak desersi oleh anggota TNI ( Militer ) apabila anggota


militir pergi dengan maksud menarik diri untuk selamanya dari kewajiban-
kewajiban dinasnya menghindari bahaya perang, menyebrang ke musuh,
atau memasuki dinas militer pada suatu negara atau kekuasaan lain tanpa
dibenarkan untuk itu dan karena salahnya atau dengan sengaja melakukan
ketidakhadiran izin dan karenanya tidak ikut melaksanakan sebagian atau
seluruhnya dari suatu perjalanan yang diperintahkan.
2. Pertanggung jawaban bagi anggota TNI ( Militer ) yang melakukan desersi
apabila melakukannya dalam waktu damai, diancam pidana PENJARA
maksimum 2 tahun 8 bulan. Desersi yang melakukan dalam waktu perang,
diancam dengan pidana penjara maksimum 8 tahun 6 bulan. Maksimum
ancaman pidana yang ditetapkan dapat di duakalikan jika memenuhi unsur –
unsur tindak pidana sebagaimana diatur dalam pasal 88 dan diancam dengan
dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup atau sementara maksimum
20 tahun apabila melakukan desersi kemusuh.Pertanggungjawaban pidana
bagi anggota TNI (militer) diatur dalam pasal 96 hukum pidana militer kitab
undang-undang hukum pidana militer buku pertama.

C. Pertanggungjawaban Bagi Anggota (Analisis dan Sintesis)


1. militer pada tahun negara atau kekuasaan lain tanpa dibenarkan untuk itu
dan karena salahnya atau degan sengaja melakukan ketidakhadiran izin dan
karenanya tidak ikut melaksanakan sebagian atau seluruhnya dari suatu
perjalanan yang diperintahkan.
2. Desersi yang melakukan dalam waktu perang diancam dengan pidana
penjara maksimum 8 tahun 6 bulan.pidana sebagaimana diatur dalam pasal
88 dan diancam dengan pidana mati,pidana penjara seumur hidup atau
semetara maksimum 20 tahun apabila melakukan desersi
kemusuh.pertanggungjawaban pidana bagi undang-undang hukum pidana
militer.

D. Kejadian sejarah TNI

1. Sejarah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibentuk melalui perjuangan


bangsa Indonesia untuk mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dari ancaman Belanda yang ingin kembali berkuasa menjajah
Indonesia melalui kekerasan senjata. TNI pada awalnya merupakan
organisasi yang bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR). Kemudian pada
tanggal 5 Oktober 1945 menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan
selanjutnya diubah kembali menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

2. Pada masa mempertahankan kemerdekaan ini, banyak rakyat Indonesia


membentuk laskar-laskar perjuangan sendiri atau badan perjuangan rakyat.
Usaha pemerintah Indonesia untuk menyempurnakan tentara kebangsaan
terus berjalan, sambil bertempur dan berjuang untuk menegakkan kedaulatan
dan kemerdekaan bangsa. Untuk mempersatukan dua kekuatan bersenjata
yaitu TRI sebagai tentara regular dan badan-badan perjuangan rakyat, maka
pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan
berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI) secara resmi.

3. Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) pada bulan Desember 1949,


Indonesia berubah menjadi negara federasi dengan nama Republik Indonesia
Serikat (RIS). Sejalan dengan itu maka dibentuk pula Angkatan Perang RIS
(APRIS) yang merupakan gabungan antara TNI dan KNIL. Pada tanggal 17
Agustus 1950, RIS dibubarkan dan Indonesia kembali menjadi negera
kesatuan, sehingga APRIS berganti nama menjadi Angkatan Perang
Republik Indonesia (APRI).

4. Pada tahun 1962, dilakukan upaya penyatuan antara angkatan perang dengan
kepolisian negara menjadi sebuah organisasi yang bernama Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Penyatuan satu komando ini
dilakukan dengan tujuan untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi
dalam melaksanakan perannya dan menjauhkan pengaruh dari kelompok
politik tertentu.

5. Pada tahun 1998 terjadi perubahan situasi politik di Indonesia. Perubahan


tersebut berpengaruh juga terhadap keberadaan ABRI. Pada tanggal 1
April 1999 TNI dan Polri secara resmi dipisah menjadi institusi yang berdiri
sendiri. Sebutan ABRI sebagai tentara dikembalikan menjadi TNI, sehingga
Panglima ABRI menjadi Panglima TNI.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menjadi Tentara Keselamatan Rakyat


Untuk memperluas fungsi ketentaraan dalam mempertahankan kemerdekaan
dan menjaga keamanan rakyat Indonesia, maka pada tanggal 7
Januari 1946 pemerintah mengeluarkan Penetapan Pemerintah No.2/SD
1946 yang mengganti nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara
Keselamatan Rakyat. Kemudian nama Kementerian Keamanan Rakyat
diubah namanya menjadi Kementerian Pertahanan.

Markas Tertinggi TKR mengeluarkan pengumuman bahwa mulai tanggal 8


Januari 1946, nama Tentara Keamanan Rakyat diubah menjadi Tentara
Keselamatan Rakyat.

B. Tentara Republik Indonesia


Untuk menyempurnakan organisasi tentara menurut standar militer internasional,
maka pada tanggal 26 Januari 1946 pemerintah mengeluarkan maklumat tentang
penggantian nama Tentara Keselamatan Rakyat menjadi Tentara Republik
Indonesia. Maklumat ini dikeluarkan melalui Penetapan Pemerintah No.4/SD
Tahun 1946.

Untuk mewujudkan tentara yang sempurna, pemerintah membentuk suatu panita


yang disebut dengan Panitia Besar Penyelenggaraan Organisasi Tentara. Beberapa
panitia tersebut adalah Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo dan Komodor
Suryadarma.

Pada tanggal 17 Mei 1946 panitia mengumumkan hasil kerjanya, berupa rancangan
dan bentuk Kementerian Pertahanan dan Ketentaraan, kekuatan dan organisasi,
peralihan dari TKR ke TRI dan kedudukan laskar-laskar dan barisan-barisan serta
badan perjuangan rakyat.
Presiden Soekarno pada tanggal 25 Mei 1946 akhirnya melantik para pejabat
Markas Besar Umum dan Kementerian Pertahanan. Pada upacara pelantikan
tersebut Panglima Besar Jenderal Soedirman mengucapkan sumpah anggota
pimpinan tentara mewakili semua yang dilantik.

C. Tentara Nasional Indonesia

Usaha untuk menyempurnakan tentara terus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia


pada waktu itu. Banyaknya laskar-laskar dan badan perjuangan rakyat, kurang
menguntungkan bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Sering terjadi
kesalahpahaman antara TRI dengan badan perjuangan rakyat yang lain.[9]

Untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman tersebut pemerintah berusaha untuk


menyatukan TRI dengan badan perjuangan yang lain. Pada tanggal 15
Mei 1947 PresidenRepublik Indonesia mengeluarkan penetapan tentang penyatuan
TRI dengan badan dan laskar perjuangan menjadi satu organisasi tentara.

Pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno meresmikan penyatuan TRI dengan
laskar-laskar perjuangan menjadi satu wadah tentara nasional dengan nama Tentara
Nasional Indonesia. Presiden juga menetapkan susunan tertinggi TNI. Panglima
Besar Angkatan Perang Jenderal Soerdiman diangkat sebagai Kepala Pucuk
Pimpinan TNI dengan anggotanya adalah Letnan Jenderal Oerip Sumohardjo,
Laksamana Muda Nazir, Komodor Suryadarma, Jenderal Mayor Sutomo, Jenderal
Mayor Ir. Sakirman, dan Jenderal Mayor Jokosuyono.

Dalam ketetapan itu juga menyatakan bahwa semua satuan Angkatan Perang dan
satuan laskar yang menjelma menjadi TNI, diwajibkan untuk taat dan tunduk
kepada segala perintah dari instruksi yang dikeluarkan oleh Pucuk Pimpinan TNI.

D. Penataan organisasi (1947-1948)


Kondisi ekonomi negara yang masih baru, belum cukup untuk membiayai
angkatan perang yang besar pada waktu itu. Salah seorang anggota KNIP bernama
Z. Baharuddin mengeluarkan gagasan untuk melaksanakan pengurangan anggota
(rasionalisasi) di kalangan angkatan perang.

Selain itu, hasil dari Perjanjian Renville adalah semakin sempitnya wilayah
Republik Indonesia. Daerah yang dikuasai hanyalah beberapa keresidenan di Jawa
dan Sumatera yang berada dalam keadaan konomi yang cukup parah akibat
blokade oleh Belanda.

Pada tanggal 2 Januari 1948 Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden


No.1 Tahun 1948, yang memecah Pucuk Pimpinan TNI menjadi Staf Umum
Angkatan Perang dan Markas Besar Pertempuran. Staf Umum dimasukkan
kedalam Kementerian Pertahanan di bawah seorang Kepala Staf Angkatan Perang
(KASAP). Sementara itu Markas Besar Pertempuran dipimpin oleh seorang
Panglima Besar Angkatan Perang Mobil. Pucuk Pimpinan TNI dan Staf Gabungan
Angkatan Perang dihapus.

Presiden mengangkat Komodor Suryadarma sebagai Kepala Staf Angkatan Perang


dengan Kolonel T.B. Simatupang sebagai wakilnya. Sebagai Panglima Besar
Angkatan Perang Mobil diangkat Jenderal Soedirman. Staf Umum Angkatan
Perang bertugas sebagai perencanaan taktik dan siasat serta berkoordinasi dengan
Kementerian Pertahanan. Sementara Staf Markas Besar Angkatan Perang Mobil,
adalah pelaksana taktis operasional.[12]

Keputusan Presiden ini menimbulkan reaksi di kalangan Angkatan Perang. Maka


pada tanggal 27 Februari 1948, Presiden mengeluarkan Penetapan Presiden No.9
Tahun 1948 yang membatalkan penetapan yang lama dan mengeluarkan penetapan
baru. Dalam penetapan yang baru ini, Staf Angkatan Perang tetap di
bawah Komodor Suryadarma, sementara itu Markas Besar Pertempuran tetap di
bawah Panglima Besar Jenderal Soedirman, ditambah Wakil Panglima yaitu
Jenderal Mayor A.H. Nasution. Angkatan Perang berada di bawah seorang Kepala
Staf Angkatan Perang (KASAP) yang membaw ahi Kepala Staf Angkatan Darat
(KASAD), Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) dan Kepala Staf Angkatan Udara
(KASAU).

Dalam penataan organisasi ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu penataan kementerian
dan pimpinan tertinggi ditangani oleh KASAP, sementara mengenai pasukan serta
daerah-daerah pertahanan ditangani oleh Wakil Panglima Besar Angkatan Perang.

Untuk menyelesaikan penataan organisasi ini, Panglima Besar Jenderal Soedirman


membentuk sebuah panitia yang anggotanya ditunjuk oleh Panglima sendiri.
Anggota panitia terdiri dari Jenderal Mayor Susaliy (mantan PETA dan laskar),
Jenderal Mayor Suwardi (mantan KNIL) dan Jenderal Mayor A.H. Nasution dari
perwira muda. Penataan organisasi TNI selesai pada akhir tahun 1948, setelah
Panglima Tentara dan Teritorium Sumatera, Kolonel Hidajat menyelesaikan
penataan organisasi tentara di Pulau Sumatera.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat saya simpulkan bahwa bahwa TNI dibentuk
melalui perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan Proklamasi
kemerdekaan Indonesia dari ancaman Belanda yang ingin kembali berkuasa
menjajah Indonesia melalui kekerasan senjata.
B. Saran-saran
Makalah dengan judul Lahirnya Tentara Nasional Indonesia ini saya akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai