Perjuangan TNI
Disusun
O
L
E
H
Anggota kelompok : Fikri Nurfadillah
Al Fitria Ardi
Sulis Suriani
Diva Annisa Pratiwi
Moriz Siantori
M. Raihan Fadillah
Wahyu
Kelas : X IPS 2
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat serta karunianya penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan laporan
sejarah yang berjudul ‘perjuangan TNI’.
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
A. Menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.........................................................
B. Tentara Republik Indonesia..........................................................................
C. Tentara Negara Republik Indonesia.............................................................
Penataan Organisasi......................................................................................
BAB II PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran-saran......................................................................................................
LAPORAN PERJUANGAN TNI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. SEJARAH PERJUANGAN TNI
Pangkat : sersan 1
Pada tahun 1995 mendaftar diacemdam malang namun tidak lulus seleksi.
Pada tahun 1996 mendaftar di acemdam Balikpapan dan dinyatakan lulus dan
masuk pendidikan senjata Rindam VI Tanjumg Pura yang berada di provinsi
kalimantan selatan tepatnya di gunung kupang.Pendidikan dasar militer
dilaksanakan selama 4 bulan pendidikan itu dilakukan latihan sebagai berikut:
4. Pada tahun 1962, dilakukan upaya penyatuan antara angkatan perang dengan
kepolisian negara menjadi sebuah organisasi yang bernama Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Penyatuan satu komando ini
dilakukan dengan tujuan untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi
dalam melaksanakan perannya dan menjauhkan pengaruh dari kelompok
politik tertentu.
Pada tanggal 17 Mei 1946 panitia mengumumkan hasil kerjanya, berupa rancangan
dan bentuk Kementerian Pertahanan dan Ketentaraan, kekuatan dan organisasi,
peralihan dari TKR ke TRI dan kedudukan laskar-laskar dan barisan-barisan serta
badan perjuangan rakyat.
Presiden Soekarno pada tanggal 25 Mei 1946 akhirnya melantik para pejabat
Markas Besar Umum dan Kementerian Pertahanan. Pada upacara pelantikan
tersebut Panglima Besar Jenderal Soedirman mengucapkan sumpah anggota
pimpinan tentara mewakili semua yang dilantik.
Pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno meresmikan penyatuan TRI dengan
laskar-laskar perjuangan menjadi satu wadah tentara nasional dengan nama Tentara
Nasional Indonesia. Presiden juga menetapkan susunan tertinggi TNI. Panglima
Besar Angkatan Perang Jenderal Soerdiman diangkat sebagai Kepala Pucuk
Pimpinan TNI dengan anggotanya adalah Letnan Jenderal Oerip Sumohardjo,
Laksamana Muda Nazir, Komodor Suryadarma, Jenderal Mayor Sutomo, Jenderal
Mayor Ir. Sakirman, dan Jenderal Mayor Jokosuyono.
Dalam ketetapan itu juga menyatakan bahwa semua satuan Angkatan Perang dan
satuan laskar yang menjelma menjadi TNI, diwajibkan untuk taat dan tunduk
kepada segala perintah dari instruksi yang dikeluarkan oleh Pucuk Pimpinan TNI.
Selain itu, hasil dari Perjanjian Renville adalah semakin sempitnya wilayah
Republik Indonesia. Daerah yang dikuasai hanyalah beberapa keresidenan di Jawa
dan Sumatera yang berada dalam keadaan konomi yang cukup parah akibat
blokade oleh Belanda.
Dalam penataan organisasi ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu penataan kementerian
dan pimpinan tertinggi ditangani oleh KASAP, sementara mengenai pasukan serta
daerah-daerah pertahanan ditangani oleh Wakil Panglima Besar Angkatan Perang.