Anda di halaman 1dari 6

NABI YA'QUB (YAKUB) AS

DISUSUN OLEH :

Nama Lengkap : Despiana Adelia Putri

Kelas : VIII C

No. Absen : 10

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UPTD SMP NEGERI 1 PURBOLINGGO


Alamat : Jl. Tanjung Inten, Kec. Purbolinggo, Kab. Lampung Timur
Pendahuluan
Nama Ya'qub (Yakub/Israel) bin Ishaq (Ishak),
Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Idris as ⇒
Mutawasylah ⇒ Lamak ⇒ Nuh as ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyadz ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒
Garis Keturunan
Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Azar ⇒ Ibrahim as ⇒ Ishaq as ⇒ Ya'qub
as
Usia 147 tahun
Periode sejarah 1837 - 1690 SM
Tempat diutus (lokasi) Syam (Syria/Siria)
Jumlah keturunannya
12 anak
(anak)
Tempat wafat Al-Khalil (Hebron)
Sebutan kaumnya Bangsa Kan'an
di Al-Quran namanya
18 kali
disebutkan sebanyak

Yakub (atau Ya'aqub atau Yaqub atau Ya'akov atau Yaqov atau Ya'qub atau Yaiqob), disebut
juga dengan nama Israel (atau Israil atau Yisrael) adalah leluhur bangsa Israel.

Pengutusan Nabi Yakub

Ya'qub hijrah dari negeri Kan'an menuju Faddan Aram atau Padan-Aram (Harran), sebelah utara Irak,
ketempat paman dari jalur ibunya, Laban.

Ya'qub tinggal di Harran cukup lama. Beliau lantas menikahi sepupunya, Putri Laban. Kemudian
beliau kembali kepada keluarganya (di Kan'an atau Kana'an) setelah Allah menganugerahinya sepuluh
putra dari sepupunya dan istrinya yang lain.

Setelah Ya'qub kembali ke negeri Kan'an (Yabus). Allah menganugerahinya lagi dua putra, Yaitu
Yusuf dan Bunyamin. Dengan demikian, jumlah putranya menjadi dua belas orang. Di tempat itulah
dia menyempurnakan risalah ayahnya, Ishaq, dan kakeknya, Ibrahim, untuk menyeru pada ajaran
Allah.

Ketika Allah menganugerahi Yusuf gelar kenabian dan jabatan Menteri Keuangan pada masa Hesos,
Ya'qub dan anak-anaknya berangkat menemui Yusuf di Mesir. Sementara itu, Yusuf telah memaafkan
perbuatan saudara-saudaranya dahulu, seperti yang disebutkan dalam surah Yusuf. Dengan demikian,
bangsa Israil memasuki Mesir dan menetap disana untuk beberapa waktu. Pada sat itulah nabi Ya'qub
wafat, dan tubuhnya sempat dipertahankan, kemudian dipindahkan ke Palestina dan dimakamkan
disana, sesuai dengan permintaannya. Beliau dimakamkan di Gua al-Makfilah, di kota Hebron (al-
Khalil).

Wasiat Nabi Ya'qub Kepada Anaknya yang Termaktub dalam Al-Qur'an

"Apakah kalian menjadi saksi saat maut akan menjemput Ya'qub, ketika dia berkata kepada anak-
anaknya, 'Apa yang kalian sembah sepeninggalku?' Mereka menjawab, 'Kami akan menyembah
Rabbmu dan Rabb nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Rabb Yang Maha Esa,
dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya," (QS. Al-Baqarah [2]: 133).

Kota Hebron (al-Khalil)

Bangsa Kan'an (Kana'an) menyebut kota al-Khalil dengan nama Arba'. Nama ini dinisbahkan kepada
raja mereka yang berbangsa Arab Kan'an yang kembali kepada kabilah 'Inaq. Nama tersebut
selanjutnya dikenal dengan nama Gedron atau Gabrion.

Ketika lokasi kota tersebut bersambung dengan rumah Ibrahim yang berada di kaki Gunung ar-Ra's,
kota baru itu pun dinamakan dengan al-Khalil. Nama yang dinisbahkan kepada Khalilur-Rahman
(kekasih Allah Yang Maha Pengasih), Ibrahim.
Ketika Sarah wafat, Nabi Ibrahim memakamkannya di Gua Makfilah (Makhpela) di kota al-Khalil
(Hebron). Gua ini menjadi tempat pemakaman Ibrahim dan istrinya, Sarah; Ishaq dan Istrinya; Rifqah;
Ya'qub, dan Yusuf. Pada periode Nabi Isa, di sekitar pemakaman tersebut dibangun tembok yang
mengelilinginya dan kawasan itu dinamakan Kampung Keluarga Ibrahim al-Khalil.

Kisah Nabi Ya'qub

Nabi Ya'qub adalah putera dari Nabi Ishaq bin Ibrahim sedang ibunya adalah anak saudara dari Nabi
Ibrahim, bernama Rifqah binti A'zar. Ishaq mempunyai anak kembar, satu Ya'qub dan satu lagi
bernama Ishu. Antara kedua saudara kembar ini tidak terdapat suasana rukun dan damai serta tidak ada
menaruh kasih-sayang satu terhadap yang lain bahkan Ishu mendendam terhadap Ya'qub saudara
kembarnya yang memang dimanjakan dan lebih disayangi serta dicintai oleh ibunya. Hubungan mereka
yang renggang dan tidak akrab itu makin buruk dan tegang setelah diketahui oleh Ishu bahwa
Ya'qublah yang diajukan oleh ibunya ketika ayahnya minta kedatangan anak-anaknya untuk diberkahi
dan didoakan, sedangkan dia tidak diberitahu dan karenanya tidak mendapat kesempatan seperti Ya'qub
memperoleh berkah dan doa ayahnya, Nabi Ishaq.

Melihat sikap saudaranya yang bersikap kaku dan dingin dan mendengar kata-kata sindirannya yang
timbul dari rasa dengki, bahkan ia selalu diancam. Maka, datanglah Ya'qub kepada ayahnya
mengadukan sikap permusuhan itu. Ya'qub berkata mengeluh : "Wahai ayahku! Tolonglah berikan
pikiran kepadaku, bagaimana harus aku menghadapi saudaraku Ishu yang membenciku mendendam
dengki kepadaku dan selalu menyindirku dengan kata-kata yang menyakitkan hatiku, sehingga
hubungan persaudaraan kami berdua renggang dan tegang, tidak ada saling cinta mencintai dan saling
sayang-menyayangi. Dia marah karena ayah memberkati dan mendoakan aku agar aku memperolehi
keturunan soleh, rezeki yang mudah dan kehidupan yang makmur serta kemewahan . Dia
menyombongkan diri dengan kedua orang isterinya dari suku Kana'an dan mengancam bahwa anak-
anaknya dari kedua isteri itu akan menjadi saingan berat bagi anak-anakku kelak dalam pencarian dan
penghidupan dan macam-macam ancaman lain yang menyesakkan hatiku. Tolonglah ayah berikan aku
pikiran bagaimana aku dapat mengatasi masalah ini serta mengatasinya dengan cara kekeluargaan.

Berkata Nabi Ishaq yang memang sudah merasa kesal hati melihat hubungan kedua puteranya yang
makin hari makin meruncing: "Wahai anakku, karena umurku yang sudah lanjut aku tidak dapat
menengahi kamu berdua. Ubanku sudah menutupi seluruh kepalaku, raut mukaku sudah berkerut dan
aku sudah berada di ambang pintu perpisahan dari kamu dan meninggalkan dunia yang fana ini. Aku
khawatir bila aku sudah menutup usia, gangguan saudaramu Ishu kepadamu akan makin meningkat dan
ia secara terbuka akan memusuhimu, berusaha mencari kecelakaan mu dan kebinasaanmu. Ia dalam
usahanya memusuhimu akan mendapat sokongan dan pertolongan dan saudara-saudara iparnya yang
berpengaruh dan berwibawa di negeri ini. Maka jalan yang terbaik bagimu, menurut pikiranku, engkau
harus pergi meninggalkan negeri ini dan berhijrah ke Fadan A'raam di daerah Irak, di mana bapak
saudaramu yaitu saudara ibumu, Laban bin Batu'il. Engkau dapat dikawinkan kepada salah seorang
puterinya. Oleh yang demikian, menjadi kuatlah kedudukan sosialmu, agar disegani dan dihormati
orang karena kedudukan mertuamu yang menonjol di mata masyarkat. Pergilah engkau ke sana dengan
iringan doa dariku. Semoga Allah memberkati perjalananmu, memberi rezeki murah dan mudah serta
kehidupan yang tenang dan tenteram.

Nasihat dan anjuran si ayah mendapat tempat dalam hati Ya'qub. Melihat dalam anjuran ayahnya jalan
keluar yang dikehendaki dari krisis hubungan persaudaraan antaranya dan Ishu, dengan mengikuti
saran itu, dia akan dapat bertemu dengan bapak saudaranya dan anggota-anggota keluarganya dari
pihak ibunya. Ya'qub segera berkemas-kemas dan membungkus barang-barang yang diperlukan dalam
perjalanan dan dengan hati yang sedih dia meminta restu kepada ayahnya dan ibunya ketika akan
meninggalkan rumah.

Nabi Ya'qub Tiba di Iraq


Dengan melalui jalan pasir dan Sahara yang luas dengan panas mataharinya yang terik dan angin
samumnya {panas} yang membakar kulit, Ya'qub meneruskan perjalanan seorang diri, menuju ke
Fadan A'ram dimana bapak saudaranya Laban tinggal. Dalam perjalanan yang jauh itu, ia sesekali
berhenti beristirahat bila merasa letih. Dan dalam salah satu tempat perhentiannya, lalu tertidurlah
Ya'qub di bawah sebuah batu karang yang besar. Dalam tidurnya yang nyenyak, ia mendapat mimpi
bahwa ia dikurniakan rezeki yang luas, penghidupan yang aman damai, keluarga dan anak cucu yang
soleh dan bakti serta kerajaan yang besar dan makmur. Terbangunlah Ya'qub dari tidurnya,
mengusapkan matanya menoleh ke kanan dan ke kiri dan sadarlah ia bahwa apa yang dilihatnya
hanyalah sebuah mimpi namun ia percaya bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan di kemudian
hari sesuai dengan doa ayahnya yang masih tetap mendengung di telinganya.

Akhirnya, Ya'qub sampai di kota Fadan A'ram. Sesampainya di salah satu persimpangan jalan, dia
berhenti sebentar bertanya ke salah seorang penduduk di mana letaknya rumah saudara ibunya Laban
barada. Laban seorang kaya-raya, pemilik dari suatu perusahaan perternakan yang terbesar di kota itu
tidak sukar bagi seseorang untuk menemukan alamatnya. Penduduk yang ditanyanya itu segera
menunjuk ke arah seorang gadis cantik yang sedang menggembala kambing seraya berkata kepada
Ya'qub: "Kebetulan sekali, itulah dia anak perempuan Laban, Rahil, yang akan dapat membawa kamu
ke rumah ayahnya".

Dengan hati yang berdebar, pergilah Ya'qub menghampiri seorang gadis ayu dan cantik itu, lalu dengan
suara yang terputus-putus seakan-akan ada sesuatu yang mengikat lidahnya, Ya'qub mengenalkan diri,
bahwa ia adalah saudara sepupunya sendiri. Rifqah ibunya, saudara kandung dari ayah si gadis itu,
Laban. Diterangkan lagi kepada Rahil, tujuannya datang ke Fadam A'raam dari Kan'aan. Mendengar
kata-kata Ya'qub yang bertujuan hendak menemui ayahnya, Laban, dan untuk menyampaikan pesana
Ishaq. Maka, dengan senang hati, Rahil (anak gadis Laban) mempersilakan Ya'qub mengikutinya balik
ke rumah untuk menemui ayahnya, Laban.

Setelah berjumpa, Laban bin Batu'il, menyediakan tempat dan bilik khas untuk anak saudaranya itu,
Ya'qub, yang tiada bedanya dengan tempat-tempat anak kandungnya sendiri, dengan senang hati
Ya'qub tinggal di rumah Laban seperti rumah sendiri.

Ya'qub tinggal di Harran cukup lama. Beliau lantas menikahi sepupunya, Putri Laban. Kemudian
beliau kembali kepada keluarganya (di Kan'an atau Kana'an) setelah Allah menganugerahinya sepuluh
putra dari sepupunya dan istrinya yang lain.

Setelah Ya'qub kembali ke negeri Kan'an (Yabus). Allah menganugerahinya lagi dua putra, Yaitu
Yusuf dan Bunyamin. Dengan demikian, jumlah putranya menjadi dua belas orang. Di tempat itulah
dia menyempurnakan risalah ayahnya, Ishaq, dan kakeknya, Ibrahim, untuk menyeru pada ajaran
Allah.

Ketika Allah menganugerahi Yusuf gelar kenabian dan jabatan Menteri Keuangan pada masa Hesos,
Ya'qub dan anak-anaknya berangkat menemui Yusuf di Mesir. Sementara itu, Yusuf telah memaafkan
perbuatan saudara-saudaranya dahulu, seperti yang disebutkan dalam surah Yusuf. Dengan demikian,
bangsa Israil memasuki Mesir dan menetap disana untuk beberapa waktu. Pada sat itulah nabi Ya'qub
wafat, dan tubuhnya sempat dipertahankan, kemudian dipindahkan ke Palestina dan dimakamkan
disana, sesuai dengan permintaannya. Beliau dimakamkan di Gua al-Makfilah, di kota Hebron (al-
Khalil).

Kisah Nabi Ya'qub di Dalam Al-Quran

Kisah Nabi Ya'qub dalam Al-Quran pada umumnya terintegrasi dengan kisah Nabi Ibrahim, Nabi
Yusuf serta lainnya.

Di dalam Al-Quran, nama Ya'qub as, disebutkan sebanyak 18 kali, yaitu QS. [2:132, 2:133, 2:136,
2:140, 3:84, 4:163, 6:84, 11:71, 12:6, 12:38, 12:66, 12:67, 12:68, 19:6, 19:49, 21:72, 29:27, 38:45]

Pada Surat Al-Baqarah [2] : ayat 132-133, Firman Allah SWT :


Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim
berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah
kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan
(tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah
sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu,
Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya"
[QS. Al-Baqarah [2] : ayat 132-133].

Pada Surat Al-Baqarah [2] : ayat 136, Firman Allah SWT :

Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang
diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak
membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya" [QS. Al-
Baqarah [2] : ayat 136].

Pada Surat An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 163, Firman Allah SWT :

Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu
kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada
Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami
berikan Zabur kepada Daud. [QS. An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 163]

Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 82-87, Firman Allah SWT :

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami
tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi
Maha Mengetahui. Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada keduanya
masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri
petunjuk, dan kepada sebagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa
dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. dan Zakaria,
Yahya, 'Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh. dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan
Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya), Dan Kami lebihkan (pula)
derajat sebagian dari bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah
memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang
lurus. [QS. Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 82-87].

Pada Surat Huud (Hud) [11] : ayat 70-71, Firman Allah SWT :

Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan
mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: "Jangan kamu takut, sesungguhnya
kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth." Dan isterinya berdiri (dibalik tirai)
lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan
dari Ishak (akan lahir puteranya) Yakub.

Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 66-68, Firman Allah SWT :

Yakub berkata: "Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu, sebelum kamu
memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya
kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh". Tatkala mereka memberikan janji mereka,
maka Yakub berkata: "Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini)". Dan Yakub berkata:
"Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari
pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang
sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-
Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah
diri". Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang mereka
lakukan itu) tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu
keinginan pada diri Yakub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan,
karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. [QS.
Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 66-68].

Pada Surat Maryam [19] : ayat 6 dan 49, Firman Allah SWT :

[19:6] yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Yakub; dan jadikanlah ia, ya
Tuhanku, seorang yang diridhai".
[19:49] Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah
selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Yakub. Dan masing-masingnya Kami angkat
menjadi nabi.

Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 72, Firman Allah SWT :

Dan Kami telah memberikan kepada-nya (Ibrahim) lshak dan Yakub, sebagai suatu anugerah
(daripada Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh. [QS. Al-Anbiyaa'
(Al-Anbiya') [21] : ayat 72]

Pada Surat Al-'Ankabuut (Al-'Ankabut) [29] : ayat 27, Firman Allah SWT :

Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab
pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di
akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. [QS. Al-'Ankabuut (Al-'Ankabut) [29] : ayat
27]

Pada Surat Shaad (Sad) [38] : ayat 45, Firman Allah SWT :

Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Yakub yang mempunyai perbuatan-perbuatan
yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. [QS. Shaad (Sad) [38] : ayat 45]

Anda mungkin juga menyukai