Anda di halaman 1dari 2

Kisah Nabi Ishaq ‘Alaihissalam

Nabi Ishaq adalah nabi kesembilan. Nabi Ishaq adalah putra kedua Nabi
Ibrahim setelah Nabi Ismail dan ibunya bernama Sarah yang juga merupakan
orang tua dari Nabi Yaqub. Nabi Ishaq diutus untuk masyarakat Kana’an,
khususnya dikota Hebron, karena kaumnya tidak mengenal Allah.
Nabi Ishaq berasal dari bahasa Yahudi yang berarti tertawa/tersenyum.
Kata itu didapatkan dari ibunya Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika
mendapatkan kabar gembira dari Malaikat Jibril.
Sebelum kelahiran Ishaq, Sarah dan suaminya Ibrahim mendapat kabar
gembira dari Allah melalui malaikat Jibril. Dalam pesan itu malaikat Jibril
menyampaikan bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama
Ishaq yang kelak akan menjadi seorang Nabi. Namun Sarah tersenyum karena
merasa heran dan aneh. Dia merasa aneh karena tidak mungkin dia dan
suaminya dapat memberi keturunan jika usia mereka sudah cukup tua, dimana
usia Sarah 90 tahun dan Nabi Ibrahim 120 tahun. Ishaq pun akhirnya terlahir
dikota Hebron di daerah Kana’an pada tahun 1897 SM.
Alquranul karim tidak menyebutkan secara panjang lebar kisah Nabi Ishaq
‘alaihissalam, akan tetapi Allah memuji Nabi Ishaq dibeberapa tempat dalam
Alquran, diantaranya :
“Dan ingatlah hamba-hamba Kami Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai
perbuatan yang besar dan ilmu yang tinggi, sesungguhnya kami telah
menyucikan mereka dengan menganugerahkan kepada mereka akhlak yang
tinggi yaitu selalu mengingatkan manusia kepada akhirat”.
Ishaq merupakan anak kedua dari Nabi Ibrahim dan Sarah setelah Nabi
Ismail. Bersama Nabi Ismail ia menjadi penerus ayahnya untuk berdakwah di
jalan Allah. Nabi ishaq menurunkan nabi dan pemimpin pada bangsa Isra’il
sedangkan nabi Ismail menurunkan nabi dan pemimpin bangsa Arab. Nabi
Ishaq diperintahkan Allah untuk mengajarkan cara-cara shalat, puasa, zakat
dan haji serta meninggalkan perbuatan maksiat pada kaumnya.
Ketika Ibrahim telah sangat tua, Ishaq belum juga menikah. Ibrahim tidak
mengizinkan Ishaq menikah dengan wanita Kana’an karena masyarakatnya
tidak mengenal Allah dan asing terhadap keluarganya. Karena itu, Ibrahim
memerintah seorang pelayan untuk pergi ke Harra, Irak dan membawa
seorang perempuan dari keluarganya. Perempuan yang dimaksudkan itu
adalah Rafqah binti Batuwael bin Nahur, saudara Ibrahim yang kemudian
dinikahkan dengan Ishaq.
Setelah 10 tahun Ishaq menikah dengan Rafqah, lahirlah dua anak kembar.
Anak pertama bernama Al-Aish dan anak kedua Ya’qub yang lahir dengan
memegang kaki saudaranya. Dari Ishaq lah kemudian terlahir nabi-nabi Bani
Israil. Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai nabi dan rasul, maka Nabi Ishaq
wafat tahun 1717 SM pada usia 180 tahun dan dimakamkan di Jirun yang saat
ini menjadi kota yang bernama Madinah.
Menurut agama Yahudi dan Kristen, Ishaq adalah anak yang hendak
dikorbankan oleh Nabi Ibraham kepada Allah di Bukit Moria sebagai bukti
ketaatan Nabi Ibrahim kepada-Nya. Sesaat sebelum Nabi Ibrahim hendak
mengorbankan Ishaq, Allah memberikan Nabi Ibrahim pengganti untuk Ishaq
yaitu seekor domba jantan untuk dijadikan sebagai kurban.
Ketika Nabi Ibrahim meninggal sewaktu Ishaq berusia 75tahun, Ishaq dan
Ismael menguburkan Nabi Ibrahim dalam gua Makhpela. Setelah Nabi Ibrahim
meninggal, Ishaq tinggal didekat sumur Lahai Roi. Kemudian Ishaq menggali
sumur yang digali dizaman Nabi Ibrahim yang telah ditutup oleh orang Filistin
sesudah Nabi Ibrahim mati dan mendirikan mezbah dan memanggil nama
Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai