Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH DAN PERJUANGAN NABI NUH AS

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Para Nabi
Dosen Pengampu : Ali Imron, M.Ag.

Disusun oleh:

Muhammad Faris Alfathin (2103016167)

Mochammad Alvin Khoirur (2103016201)

Sellya Nur Afifah (2103016204)

Rahmadhaniar Mufti Fadhla (2103016189)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nuh merupakan keturunan ke-9 Nabi Adam Alaihissalam. Kaum Nuh yang ada
saat itu sudah sangat jauh menyimpang dari jalan Allah. Mereka mendustakan nikmat
yang selalu dilimpahkan Allah kepada mereka. Kaum Nuh menyembah patung-patung
yang mereka anggap sebagai tuhan. Mereka meniru bapak-bapak mereka terdahulu dan
menganggap perbuatan itu pasti benar. Syaitan lagi-lagi berhasil membuat kaum Nuh
menjadi sangat jauh kesesatannya dalam ketaatan kepada Allah. Mengimani dan
menyembah kepada Allah tidak mereka kenal lagi. Dan syaitan merasa senang ada yang
menemaninya menjadi penghuni neraka Jahanam.
Nuh yang terbebas dari segala bentuk kesyirikan kaumnya, melepaskan diri dari
penyembahan kepada patung-patung buatan tersebut. Allah kemudian mengangkat Nuh
menjadi penerus risalah kenabian. Nabi Nuh Alaihissalam mendapatkan beberapa
petunjuk dan Allah agar membersihkan keimanan kaumnya untuk menyembah hanya
kepada Allah. Pada masa itu, setiap manusia memiliki usia yang panjang. Nuh diangkat
oleh Allah menjadi nabi dan rasul pada usia 480 tahun. Sepanjang usianya tersebut,
Nabi Nuh Alaihissalam berdakwah dan menyeru tiada kenal lelah. Tidak hanya kepada
orang-orang di sekitarnya tapi yang utama kepada anggota keluarganya sendiri. Istri
Nabi Nuh Alaihissalam dan seorang anaknya yang bernama Kan’an, terpengaruh
keadaan dan ikut-ikutan pula durhaka kepada Allah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan kisah kehidupan Nabi Nuh AS
2. Apa saja ibrah yag dapat diambil dari kisah Nabi Nuh AS.
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah kehidupan dan kisah Nabi Nuh AS
2. Mengetahui Ibrah dari Perjalanan dan kisah Nabi Nuh AS
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan kisah Kehidupan Nabi Nuh As


Profil Nabi Nuh AS
Namanya Nuh bin Lamik bin Muttawsyalakh bin Khanukh-Idris- bin Yarid bin
Mahylayil bin Qanin bin Anusy bin Syaits bin Adam, ayah manusia.Nuh lahir 116
tahun setelah Adam meninggal dunia, menurut penjelasan Ibnu Jarir dan lainnya.
Berdasarkan sejarah Ahli Kitab di atas, Nuh lahir 146 tahun setelah Adam
meninggal dunia, karena di antara keduanya terpaut sepuluh generasi, seperti yang
dinyatakan Al-Hafizh Abu Hatim bin Hibban dalam kitab Shahih-nya; Muhammad bin
Umar bin Yusuf bercerita kepada kami, Muhammad bin Abdul Malik bin Zanjawaih
bercerita kepada kami, Abu Taubah bercerita kepada kami, Mu'awiyah bin Salam
bercerita kepada kami, dari saudaranya, Zaid bin Salam, "Aku mendengar Abu Salam
mengatakan, 'Aku mendengar Abu Umamah mengatakan, 'Seseorang bertanya, 'Wahai
Rasulullah, apakah Adam seorang nabi?' 'Ya, ia diberi wahyu,' jawab beliau. 'Berapa
jarak waktu antara dia dengan Nuh?" tanya orang itu. 'Sepuluh generasi,' jawab beliau."
Hadits ini sesuai dengan syarat Muslim, hanya saja tidak ia takhrij.¹ Disebutkan dalam
Shahih Imam Bukhari, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Antara Adam dan Nuh terpaut
sepuluh generasi, merekan semua memeluk Islam.'
Jika yang dimaksud qarn dalam riwayat ini adalah rentang waktu selama seratus
tahun-seperti yang dipahami banyak orang-berarti keduanya terpaut selama seribu
tahun. Namun tidak menutup kemungkinan jika rentang waktunya lebih dari itu dengan
mengacu pada batasan Islam yang disampaikan Ibnu Abbas, karena bisa jadi di antara
keduanya terdapat generasi-generasi lain di mana manusia yang ada saat itu tidak
memeluk Islam. Hanya saja Abu Umamah secara tegas membatasi sepuluh generasi.
Ibnu Abbas menambahkan, mereka semua memeluk Islam. Riwayat ini membantah
pernyataan para ahli sejarah dan Ahli Kitab yang mengatakan bahwa Qabil dan anak
keturunannya menyembah api. Wallahu a'lam
Namun jika yang dimaksud qarn dalam hadits ini adalah generasi manusia, seperti
yang disebut dalam firman Allah, "Dan berapa banyak kaum setelah Nuh." (Al-Isrâ:
17). "Kemudian setelah mereka, Kami ciptakan umat yang lain." (kaum Ad)." (Al-
Mukminûn: 31). "Dan (Kami binasakan) kaum Ad dan Tsamud dan penduduk Rass dan
banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut." (Al-Furqân: 32). "Dan
berapa banyak umat (yang ingkar) yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal
mereka lebih bagus perkakas rumah tangganya/an (lebih sedap) dipandang mata."
(Maryam: 74). Juga berdasarkan sabda Nabi "Masa terbaik adalah masaku." Mengingat
sebelum Nuh terhadap generasi yang memakmurkan bumi dalam rentang waktu yang
panjang, berarti jarak waktu antara Adam dan Nuh terpaut ribuan tahun lamanya.
Wallahu a'lam.
Secara garis besar, Nuh hanya diutus Allah kala berhala-berhala dan thagut
(sesembahan selain Allah-ed.) diibadahi, ketika manusia terjerumus dalam kesesatan
dan kekafiran. Allah kemudian mengutus Nuh sebagai rahmat untuk seluruh hamba. Ia
adalah rasul pertama yang diutus di muka bumi, seperti yang disampaikan manusia kala
berada di mauqif hari kiamat.
Kaum nabi Nuh bernama Bani Rasib berdasarkan penuturan IbnuJarir dan
lainnya.Ulama berbeda pendapat terkait usia Nuh saat diutus sebagai rasul. Sebagian
menyebut Nuh diutus saat berusia 50 tahun. Yang lain menyatakan saat Nuh berusia
350 tahun. Pendapat berbeda menyebut saat Nuh berusia 480 tahun. Kedua pendapat
pertama disampaikan Ibnu Jarir, dan pendapat yang ketiga oleh Ibnu Jarir dinyatakan
bersumber dari Ibnu Abbas.1

Nabi Nuh dan Kaumnya Penyembah patung


Setelah berhasil menyesatkan salah seorang keturunan pertama Adam dan Hawa,
iblis kembali menunaikan janjinya yaitu mengerahkan seluruh bala tentaranya untuk
menggoda dan menguji Bani Adam, khalifah dunia yang sangat dibencinya. Singkat
cerita, tibalah masa di mana kenabian Nuh bin Lamik bin Mutausyalak bin Akhnuj,
yaitu keturunan Adam berikutnya.
Pada masa ini, iblis berhasil menyesatkan umat manusia selama lebih dari 950
tahun. Dalam kurun waktu yang lama ini, rambu-rambu kebenaran yang ditegakkan
Adam dan keturunan berikutnya mulai memudar, keimanan yang lurus mulai
menyimpang jauh, dan kesombongan terlihat jelas dengan penuh kekejian dan
kekerasan kepala. Bani Adam sudah mulai menyimpang dari syariat yang ditetapkan
Allah SWT melalui nabi-nabiNya, Adam, Syits, dan Idris.
Dengan sekuat tenaga, Nabi Nuh mengajak umatnya untuk kembali ke jalan yang
benar, namun hal itu sia-sia karena umatnya sudah terlanjur masuk ke dalam liang
1
Ibnu katsir,Kisah para nabi,Jakarta:Ummul qura,2013.hlm 115-117
kemaksiatan yang menyesatkan. Sungguh iblis telah berhasil mencengkeramkan kuku
kekafirannya kepada Bani Adam, ia bangga dan bahagia melakukan itu.Kaum Nabi
Nuh berkata, “Wahai Nuh, sesungguhnya kamu telah berdebat dengan kami Dan kamu
telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami ayat
yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang
benar.”“Hanya Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia
menghendaki, dan kamu sekali-sekali tidak dapat melepaskan diri,” jawab Nabi Nuh.
Nabi Nuh melanjutkan, “Nasihatku tidaklah bermanfaat kepadamu sekiranya Allah
Swt. hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhanmu dan kepada-Nya lah kamu
dikembalikan.”Mendengar ucapan kaumnya itu, Nabi Nuh pun bersedih seolah-olah
telah tertutup baginya pintu untuk berdakwah kepada kaumnya untuk kembali ke jalan
Allah Swt.
Nabi Nuh menghadapkan baktinya kepada Tuhan seraya berdoa, “Ya Tuhanku,
janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas
bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan
menyesatkan hamba-hambamu dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang
berbuat Maksiat lagi sangat kafir. Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu, dan bapakku, orang
yang masuk rumahku dengan beriman, dan semua orang yang beriman baik laki-laki
maupun perempuan Dan janganlah engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu
selain kebinasaan.”
Doa Nabi Nuh itu didengar oleh Allah, kemudian Allah memerintahkan Nabi Nuh
untuk mencari kayu, memotong, dan mengeringkannya. Proses ini memakan waktu
selama 100 tahun, kemudian Nabi Nuh mengetam kayu-kayu tersebut selama 100 tahun
juga.Allah Swt. telah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat kapal dari kayu. Kayu-
kayu itu panjangnya 80 hasta dan lebar 50 hasta. Adapun tinggi kapal itu adalah 30
hasta dengan tingkat tinggi dengan setiap tingkat tingginya 10 hasta. Tingkat paling
bawah ditempati hewan ternak dan binatang buas, tingkat kedua atau bagian tengah
ditempati manusia, dan tingkat ketiga atau bagian yang paling atas ditempati burung-
burung.

Pintu kapal berada di bagian samping. Tutup pintu itu berada di bagian atas yang
dapat menutupnya dengan rapat. Pada bagian luar dan dalam kapal itu dilapisi dengan
aspal. Kemudian pada bagian ujung depan kapal dibuat meruncing untuk Membelah
Air.Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Mereka berkata, “Wahai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami
dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada
kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang
benar.” (QS. Hud: 32)
Pada saat inilah, iblis datang dan memasuki setiap hati kaum Nabi Nuh. Bagi hati
yang di dalamnya terdapat Iman, maka hati itu akan berlari dan menjauh dari godaan
iblis laknatullah. Sedangkan bagi hati yang di dalamnya tidak ada Iman, maka ia akan
mengikuti bujuk rayu iblis yang menyesatkan itu. Ketika Nabi Nuh membuat perahu
dan kaum kafir yang telah terbujuk rayuan iblis itu melihatnya, mereka senantiasa
menghina. Mereka menganggap bahwa menaiki perahu tidak akan dapat
menyelamatkan dirinya dari siksa Tuhan. Mereka berkata demikian karena merasa
bahwa siksaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan pernah datang.
Termasuk di antara orang-orang merugi itu adalah istri Nabi Nuh, dan seorang
putranya yang bernama Qana’an. Sebagai putra Nabi, seharusnya Qana’an menjadi
orang pertama yang berkenan menerima kebenaran, orang pertama yang dapat
membedakan antara kesombongan dan kejujuran, orang pertama yang menyatakan
keimanan dan termasuk dalam golongan orang yang berhiaskan kenikmatan sebuah
keyakinan.
Ketika tungku pembakaran di rumah Nabi Nuh telah mendidih, itu menjadi
pertanda akan datangnya siksa yang diberikan Allah sebagaimana dikatakan dalam
riwayat-riwayat. Nabi Nuh mengetahui bahwa azab Allah sudah tiba waktunya setelah
perahu Nabi Nuh selesai.
Nabi Nuh berkata kepada kaumnya, “Naiklah kalian semua ke dalam kapal Dengan
menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Tuhanku benar-
benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”Dan ia berkata kepada putranya yang
tersayang, “Wahai anakku, naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah kamu
bersama orang-orang yang kafir.”
Seperti itulah rasa cinta Nabi Nuh kepada putranya meskipun sang putra
membantah dan tidak mau beriman kepada Tuhan. Namun Nabi Nuh tetap berharap
bahwa putranya itu mau berubah. Nabi Nuh melihat putranya, Qana’an pergi
meninggalkannya.Ia memanggil putranya itu saat kapal mulai bergerak dari air yang
semakin meninggi. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan
Nuh memanggil anaknya, sedangkan anak itu berada di tempat yang jauh terpencil,
‘Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu bersama orang-
orang yang kafir.” (QS. Hud 42)
Tetapi, semua ini tidak sedikit pun menyentuh perasaan Qana’an yang telah buta
karena kekufuran. Qana’an berlari menuju gunung tertinggi yang berada di
hadapannya, gunung besar dan menjulang tinggi, sebuah keangkuhan tinggi yang
hampir menembus Awan. Semua Inilah yang ada dalam pandangan kedua mata
Qana’an bun Nuh.
Anaknya menjawab, ‘Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat
memeliharaku dari air bah!’ Nuh berkata, ‘Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab
Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang.’ Dan gelombang menjadi penghalang
antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.”
(QS. Hud: 43)
Kapal Nabi Nuh berlayar dan akhirnya selamat dari banjir bandang yang
menenggelamkan segala sesuatu. Tidak ada yang nampak tersisa di permukaan banjir
bandang itu selain hanya kapal tersebut.Janji Allah Subhanahu wa Ta'ala pun tiba, air
yang bergelombang datang dari segala arah dan menggulung-gulung hingga menyapu
apapun yang ada di hadapannya.
Seluruh permukaan bumi dilumat habis oleh air bah. Kapal Nabi Nuh yang
berlayar selama 150 hari dimulai dari tanggal 10 Rajab kemudian ia berhenti bersama
penumpangnya di Bukit Judi selama sebulan.Mereka keluar dari kapal pada tanggal 10
Muharram. Bukit Judi berada di sekitar kawasan Bakar, di negeri Al-Jazirah. Bukit Judi
ini bersambung dengan gunung Armenia. Dalam Kitab Taurat, Bukit itu disebut dengan
nama Ararath. Gunung ini sangat patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga
ia tidak ikut tenggelam. Padahal semua gunung-gunung saat itu tenggelam.
Untuk memuliakan saat itu dan sebagai rasa syukur kepada Allah, mereka berpuasa
pada hari itu. Nabi Nuh bersama orang-orang yang menyertainya turun di daratan bukit
Judi. Kemudian mereka mendirikan perkampungan yang dipenuhi oleh 80 orang. Di
sinilah segala urusan menjadi tenang karena orang sombong telah binasa. Dengan izin
Allah, banjir bandang yang menimpa mereka telah berakhir, setelah beratus-ratus tahun
mereka dalam lingkungan penuh kemungkaran dan kedurhakaan.
Setelah hidup tenang, Nabi Nuh mengalami kesedihan yang mendalam atas nasib
yang menimpa putranya, Qana’an. Ia pun mengajukan pertanyaan terhadap
Tuhannya.Allah Swt. pun menjawab:
“Allah berfirman, ‘Wahai Nuh, Sesungguhnya dia bukan termasuk keluargamu
(yang dijanjikan akan diselamatkan). Sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang
tidak baik. Sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak
mengetahui (hakikat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu
jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS. Hud: 46)
Setelah mendapatkan jawaban dari Allah, hati Nabi Nuh menjadi tenang. Sementara
itu, iblis bahagia bukan kepalang karena ia telah berhasil menyesatkan sebagian besar
kaum Nabi Nuh, termasuk di dalamnya istri dan salah seorang putra Nabi Nuh. Dendam
iblis kepada Adam dan keturunannya akan terus berlanjut hingga hari kiamat, itulah
janji yang diucapkan iblis dan akan senantiasa dipegang teguh.2
B. Hikmah Kisah Nbi Nuh As.
1. Tanda kebesaran Allah
Hikmah yang diambil dari perjalanan hidup Nabi Nuh diambil dari hal-hal yang
berhubungan dengan kisahnya, yaitu tentang usia Nabi Nuh, kapal Nabi Nuh, banjir
yang melanda kaum Nabi Nuh, cara Nabi Nuh dalam mendakwahi kaumnya,
penderitaan-penderitaan yang dialami kaum Nabi Nuh, dan hal-hal yang berhubungan
dengan Nabi Nuh lainnya. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang
kebesaran Allah, diantaranya adalah keanekaragaman serta perbedaan-perbedaan yang
terhampar di bumi, terjadinya bencana alam, pergantian secara terus menerus malam
dan siang. Hal itu sesuai dengan firman Allah dalam QS. Ali-Imran 190-191, ayat ini
menjelaskan tanda- tanda kebesaran Allah di bumi, dengan melihat fenomena alam
akan ditemui kebesaran Allah. Tidak hanya di bumi, di diri manusia juga ada tanda
kebesaran Allah bagi orang yang memikirkannya.
Dalam QS. Al-Mu’minun ayat 30, dijelaskan bahwa kejadian yang terdapat
pada kisah Nabi Nuh memperlihatkan kepada kita tanda kebesaran Allah. Diantara
kejadian pada kisah Nuh yaitu azab Allah kepada kaumnya. Sebagimana dikatakan
pada arti akhir ayat “Sesungguhnya kami menimpakan azab (kepada kaum Nuh itu)”,
azab yang dimaksud adalah banjir yang besar.
2. Kepastian Balasan Dari Allah
a. Terhadap orang-orang yang mentaati Allah
Dari kisah Nabi Nuh dapat mengambil pelajaran darinya, bahwa balasan Allah
pastilah ada. Baik terhadap yang mentaati maupun terhadap yang mengingkari.
Terkadang balasan dari Allah tidak terlihat dan kadang kala terlihat dengan jelas
di dunia ini. Buktinya adalah orang-orang yang mengikuti Nabi Nuh atau ajaran

2
Abusyuja.Kisah Nabi Nuh singkat dan lengkap,2021 diambil dari
https://www.abusyuja.com/2021/03/kisah-nabi-nuh-singkat-dan-lengkap.html?m=1
tuhan maka ia selamat, dan orang-orang yang tidak mengikuti Nabi Nuh atau
ajaran Tuhan maka ia ditenggelamkan meskipun dari keluarga Nuh sendiri.
Kepastian balasan Allah terhadap yang mentaatinya terdapat pada QS. Al-Shaffat
ayat 80 yang berarti “Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik”.
b. Terhadap orang-orang yang mengingkari Allah
Telah dijelaskan bahwa orang-orang yang mengingkari Allah akan mendapatkan
kepastian balasan dariNya. Sebagaimana hal ini tertera dalam kisah Nabi Nuh,
terdapat dalam QS. Al-Qamar ayat 14, yaitu “Yang berlayar dengan
pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh)”.
Penjelasan dari ayat tersebut adalah dia berlayar di hadapan mata atau di bawah
pengawasan dari Tuhan, yaitu Allah yang melihat segala sesuatu yang terjadi
pada diri hamba-hambanya.
c. Ilmu pengetahuan dalam teknologi perkapalan
Nabi Nuh berdakwah 950 tahun kepada kaumnya, akan tetapi banyak diantara
kaum tersebut yang tidak memperdulikan dakwahnya, bahkan nabi Nuh
mendapatkan banyak olokan dari kaumnya. Melihat kaumnya yang tidak mau
menyembah kepada Allah membuat Nabi Nuh mengadu kepada Allah, karena
sekian ratus tahun Ia berdakwah hanya sedikt dari kaumnya yang mau beriman
kepada Allah. 3

3
Aulya Adhli, Hikmah Kisah Nabi Nuh As. Dalam Al-Qur’an, Vol.1 No.1, Al-Kauniyah, 2020, hlm
24-30.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah mengutus Nuh sebagai Rahmat untuk seluruh hamba dan beliau
merupakan rasul pertama yang di utus di muka bumi, seperti yang disampaikan
manusia kala berada di maufiq hari kiamat. Pada saat inilah iblis juga mulai
menggoda kaum Nuh agar tidak mentaati ajarannya. Hikmah kisah nabi Nuh
diantaranya adalah tanda kebesaran Allah yang berhubungan dengan kisah tentang
usia Nabi Nuh, kapal Nabi Nuh, banjir yang melanda kaum Nabi Nuh, cara Nabi
Nuh yang mendakwahi kaumnya, penderitaan-penderitaan yang dialami kaum Nabi
Nuh dan kepastian balasan dari Allah terhadap orang-orang yang mentaati Allah ,
orang-orang yang mengingkari Allah, ilmu pengetahuan dalan teknologi
perkapalan.
DAFTAR PUSTAKA

Abusyuja,Kisah nabi nuh singkat,2021 diakses dari


https://www.abusyuja.com/2021/03/kisah-nabi-nuh-singkat-dan-
lengkap.html?m=1 pada tanggal 20 februari 2023
Katsir, Ibnu, Kisah para nabi, Jakarta, Ummul qura, 2013
Adhli, Aulya, Hikmah kisah Nabi Nuh dalam al-Qur’an, Vol.1 No.1, Desember,
2020

Anda mungkin juga menyukai