Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PAI

5 KISAH NABI/ RASUL ALLAH SWT

DI SUSUN
O
L
E
H

NAMA ANGGOTA KELOMPOK


SUCI DIAN LESTARI
SAFRI
RISKI

GURU PEMBIMBING : NURHIDAYAH, S.Pd.I

DINAS PENDIDKAN KABUPATEN PASAMAN


SMP NEGERI 2 RAO UTARA
TAHUN PELAJARAN 2022/ 2023
5 KISAH NABI/ RASUL ALLAH SWT

1. NABI YUNUS A.S


Kisah Nabi Yunus As kita awali dengan garis keturunan / nasabnya, yaitu Ibnu Sa'd
mengatakan bahwa Yunus bin Matta dari keturunan Benyamin bin Ya'qubbin Ishaq bin
Ibrahim. Yunus (Arab:‫ يونس‬atau ‫ يونان‬Yunaan, Inggris: Jonah, Ibrani:Yonah, Latin: Ionas)
(sekitar 820-750 SM) adalah salah seorang nabi dalam agama Samawi (Islam,Yahudi,
Kristen) yang disebutkan dalam Al-Qur'an dalam Surah Yunus dan dalamAlkitab dalam
Kitab Yunus. Ia ditugaskan berdakwah kepada orang Assyiria diNinawa-Iraq. Namanya
disebutkan sebanyak 6 kali di dalam Al-Quran dan wafat di Ninawa-Iraq.

Kisah Nabi Yunus as Berdakwah di Ninawa


Dalam Kisah Nabi Yunus As disebutkan bahwa Yunus bin Mata semula adalah seorang
rasul yang dikirim kepada Bani Israil, yang dirinya menegaskan berulang-ulang bahwa
akan ada bencana besar apabila Bani Israil tidak mau bertobat. Ketika Yunus sangat yakin
bahwa ada bencana besar segera menimpa Bani Israil, pada akhirnya ia mendapati banyak
orang di antara Bani Israil bertobat karena ada nabi lain yang berhasil mengajak mereka
meninggalkan berhala-berhala. Yunus pun menganggap dirinya sendiri sebagai seorang
pendusta dan penjahat yang telah mengancam Bani Israil. Di sisi lain, Yunus menjadi kesal
dan tidak mau diutus oleh Allah ketika mendapat perintah oleh untuk memperingatkan
penduduk Ninawa, suatu kaum yang keras kepala, penyembah berhala, dan suka
melakukan kejahatan. Yunus pun meninggalkan Bani Israil dalam keadaan marah dan
malu dan ingin pergi sejauh mungkln, walaupun ia mengakui dan menerima tugas ini
setelah mendapat cobaan berat. Secara berulang kali Yunus memperingatkan mereka,
tetapi mereka tidak mau berubah, apalagi karena Yunus bukan dari kaum mereka. Hanya
ada 2 orang yang bersedia menjadi pengikutnya, yaitu Rubil dan Tanuh. Rubil adalah
seorang yang alim bijaksana, sedang Tanuh adalah seorang yang tenang dan sederhana.

Kisah nabi Yunus as ditelan ikan Nun ( ikan paus )


Kisah Nabi Yunus As selanjutnya adalah Keadaan Yunus sebelum ke Ninawa tidak
menentu. Ia mengembara tanpa tujuan dengan putus asa dan merasa berdosa. Akhirnya ia
tiba di sebuah pantai, dan melihat sebuah kapal yang akan menyeberangi laut. Ia
menumpang kapal itu, dan ketika telah berlayar tiba-tiba terjadi badai yang hebat. Kapal
bergoncang, dan para penumpang sepakat untuk mengurangi beban dengan membuang
barang bawaan mereka, tetapi kapal masih juga berbincang  hebat, akhirnya mereka
sepakat salah seorang dari mereka harus dibuang ke lautan. Ya,, membuangi satu di antara
mereka ke laut. Undian pertama jatuh pada Yunus, namun undian diulang karena
penumpang merasa Yunus tidak layak dibuang sedang ia orang yang mulia. Tapi pada
pengulangan yang kedua, dan ketiga, tetap nama Yunus yang keluar. Yunus sadar itu
adalah kehendak Allah, ia kemudian rela menjatuhkan diri ke laut. Allah kemudian
mengirim ikan Nun (paus) untuk menelan Yunus. Di dalam perut ikan Nun, Yunus
bertobat meminta ampun dan pertolongan Allah, ia bertasbih selama 40 hari dengan
berkata: "Laa ilaaha illa Anta, Subhanaka, inni kuntu minadzh dzhalimiin (Tiada tuhan
melainkan Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang telah berbuat
dhalim)" Allah mendengar doa Yunus, dan Memerintahkan ikan nun mendamparkan
Yunus di sebuah pantai. Allah Yang Maha Penyayang menumbuhkan pohon labu, agara
Yunus yang kurus dan lemah tak berdaya dapat bernaung dan memakan buahnya. Setelah
pulih, ia diperintahkan ke Ninawa, dimana penduduk Ninawa yang beriman kepada Allah.
Yunus kemudian mengajari mereka tauhid dan menyempurnakan iman mereka.

Di ketahui ikan paus tidak punya gigi taring. Mereka makan dengan cara menghisap
sejumlah besar air untuk dan menyaring hewan-hewan kecil seperti plankton untuk
memenuhi perutnya. Air yang terserap itu lalu disemburkannya melalui bagian atas tubuh
nya ketika ikan paus muncul ke permukaan.

 Ikan paus juga setiap setengah jam sekali akan muncul ke permukaan untuk mengambil
oksigen dan menyimpan nya dalam jumlah besar untuk bernafas selama setengah jam
ketika menyelam dalam air. Jadi Nabi Yunus tidak adakah tercerna oleh ikan paus dan
Nabi Yunus mendapatkan pasokan oksigen ketika ikan paus naik ke permukaan dan
menyimpan oksigen dalam jumlah yang cukup.

Cerita Nabi Yunus a.s Ketika Penolakan penduduk Ninawa


Kisah Nabi Yunus As selanjutnya adalah Ajaran-ajaran Nabi Yunus itu bagi para
penduduk Ninawa merupakan hal yang baru yang belum pernah mereka dengar
sebelumnya. Karenanya mereka tidak dapat menerimanya untuk menggantikan ajaran dan
kepercayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka yang sudah menjadi adat
kebiasaan mereka turun temurun. Apalagi pembawaagama itu adalah seorang asing tidak
seketurunan dengan mereka.
Kisah Nabi Yunus As selanjutnya adalah Mereka berkata kepada Nabi Yunus: "Apakah
kata-kata yang engkau ucapkan itu dan kedustaan apakah yang engkau anjurkan kepada
kami tentang agama barumu itu? Inilah tuhan-tuhan kami yang sejati yang kami sembah
dan disembahkan oleh nenek moyang kami sejak dahulu. Alasan apakah yang
membenarkan kami meninggalkan agama kami yang diwariskan oleh nenek moyang kami
dan menggantikannya dengan agama barumu? Engkau adalah orang asing yang datang
pada kami agar kami mengubah keyakinan kami. Apakah kelebihanmu sehingga mengajari
dan menggurui kami. Hentikan perbuatan sia-siamu itu. Penduduk Ninawa tidak akan
mengikutimu karena kami teguh dengan ajaran moyang kami". Nabi Yunus berkata: " Aku
hanya mengajakmu beriman dan bertauhid sesuai dengan amanah Allah yang wajib
kusampaikan padamu. Aku hanyalah pesuruh Allah yang ditugaskan mengeluarkanmu dari
kesesatan dan menuntunmu di jalan yang lurus. Aku sekali-kali tidak mengharapkan upah
atas apa yang kukerjakan ini. Aku tidak bisa memaksamu mengikutiku. Namun jika kamu
tetap bertahan pada aqidah moyangmu itu, maka Allah akan menunjukkan tanda-tanda
kebenaran akan risalahku dengan menurunkan adzab yang pedih padamu, seperti yang
terjadi pada kaum-kaum sebelum kamu, yaitu kaum Nuh, Aad, dan Tsamud. Mereka
menjawab dengan menantang: "Kami tetap tidak akan mengikuti kemauanmu dan tidak
takut ancamanmu. Tunjukkan ancamanmu jika kamu termasuk orang yang benar!" Nabi
Yunus tidak tahan lagi dengan kaum Ninawa yang keras kepala. Ia pergi dengan marah
dan jengkel sambil meminta Allah menghukum mereka.

Kisah Lengkap Nabi Yunus alaihissalam dan Penduduk Ninawa Yang bertobat
Kisah Nabi Yunus As selanjutnya adalah Sepeninggal Nabi Yunus, kaum Ninawa gelisah,
karena mendung gelap, binatang peliharaan mereka gelisah, wajah mereka pucat pasi, dan
angin bertiup kencang yang membawa suara bergemuruh. Mereka takut ancaman Yunus
benar-benar terjadi atas mereka. Akhirnya mereka sadar bahwa Yunus adalah orang yang
benar, dan ajaran Islam Dari Allah s.w.t. Mereka kemudian beriman dan menyesali
perbuatan mereka terhadap Yunus. Mereka lari tunggang langgang dari kota mencari
Yunus sambil berteriak meminta pengampunan Allah atas dosa mereka. Allah Yang Maha
Pemaaf-pun mengampuni mereka, dan segera seluruh keadaan pulih seperti sediakala.
Penduduk Ninawa kemudian tetap berusaha mencari Yunus agar ia bisa mengajari agama
dan menuntun mereka di jalan yang benar.
Kisah Nabi Yunus As selanjutnya adalah Kaum Yunus disebut dalam Al-Qur'an sebagai
satu-satunya kaum yang berhasil menerima dan bertobat setelah mendengar seruan seorang
rasul.

2. NABI ZAKARIA A.S


Nabi Zakaria a.s adalah seorang nabi yang masih keturunan dari Nabi Sulaiman a.s. Beliau
adalah ulama besar dikalangan Bani Israil. Istrinya bernama Isya, saudara perempuan
Hannah, sedangkan Hannah mempunyai seorang suami yang bernama Imran seorang
pembesar dikalangan Bani Israil. Hannah dikaruniai seorang anak yang bernama Maryam.
Sebelum Hannah melahirkan, Imran suaminya wafat.

Nabi Zakaria lah yang akhirnya menjadi bapak asuh Maryam. Karena Hannah pernah
bernazar jika ia memiliki anak, maka anak itu akan diserahkan ke Baitul Maqdis (Rumah
Suci). Nabi Zakaria dan para imam Baitul Maqdis terkejut dan heran melihat Hannah yang
sudah tua tetapi masih mempunyai anak. Dengan penjelasan tersebut mereka paham dan
mengerti bahwa anak itu adalah kehendak dari Allah SWT.

Usia Nabi Zakaria sudah 100 tahun, namun ia belum juga dikaruniai seorang anak karena
istrinya sejak muda belum pernah melahirkan anak (mandul). Akhirnya Nabi Zakaria
memohon kepada Allah SWT agar diberi seorang anak yang akan meneruskan keturunan
dan ajarannya. Kemudian Allah mengabulkan doanya dengan memberinya seorang anak
yang bernama Yahya yang kelak juga diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah.

Mendengar berita itu Nabi Zakaria sangat kaget dan heran, bagaimana mungkin ia akan
mendapatkan keturunan dengan usianya yang sudah tua dan istrinya yang mandul. Itulah
mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Zakaria. Beliau diberikan seorang anak
meskipun usianya sudah tua dan rambutnya sudah dipenuhi uban. Tapi karena kuasa Allah,
tidak ada yang mustahil.

Nabi Yahya adalah putra dari Nabi Zakaria. Nabi Zakaria, ayahnya Nabi Yahya sadar
dan mengetahui bahwa anggota-anggota keluarganya, saudara-saudaranya, sepupu-
sepupunya dan anak-anak saudaranya adalah orang-orang jahat Bani Israil yang tidak
segan-segan melanggar hukum-hukum agama dan berbuat maksiat, disebabkan iman dan
rasa keagamaan mereka belum meresap betul didalam hati mereka, sehingga dengan
mudah mereka tergoda dan terjerumus ke dalam lembah kemungkaran dan kemaksiatan. Ia
khuatir bila ajalnya tiba dan meninggalkan mereka tanpa seorang waris yang dapat
melanjutkan pimpinannya atas kaumnya, bahawa mereka akan makin rusak dan makin
berani melakukan kejahatan dan kemaksiatan bahkan ada kemungkinan mereka
mengadakan perubahan-perubahan di dalam kitab suci Taurat dan menyalah-gunakan
hukum-hukum agama.

Kekhuatiran itu selalu mengganggu fikiran Zakaria disamping rasa sedih hatinya bahwa ia
sejak menikah hingga mencapai usia 90 tahun, Tuhan belum mengaruniakannya seorang
anak yang ia idam-idamkan untuk menjadi penggantinya memimpin dan mengimami Bani
Isra'il. Ia agak terhibur dari rasa sedih dan kekhuatirannya semasa ia bertugas memelihara
dan mengawasi Maryam yang dapat dianggap sebagai anak kandungnya sendiri. Akan
tetapi rasa sedihnya dan keinginanya yang kuat untuk memperolhi keturunan tergugah
kembali ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan dimihrabnya Maryam. Ia
berfikir didalam hatinya bahawa tiada sesuatu yang mustahil di dalam kekuasaan Allah.
Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan seorang diri tidak
berdaya dan berusaha, Dia pula berkuasa memberinya keturunan bila Dia kehendaki
walaupun usianya sudah lanjut dan rambutnya sudah penuh uban.

Pada suatu malam yang sudah larut duduklah Zakaria di mihramnya menghiningkan cipta
memusatkan fikiran kepada kebesaran Allah seraya bermunajat dan berdoa dengan
khusyuk dan keyakinan yang bulat. Dengan suara yang lemah lembut berucaplah ia dalam
doanya: "Ya Tuhanku berikanlah aku seorang putera yang akan mewarisiku dan mewarisi
sebahagian dari keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan pimpinan dan tuntunanku kepada
Bani Isra'il. Aku khuatir bahawa sepeninggalanku nanti anggota-anggota keluargaku akan
rusak kembali aqidah dan imannya bila aku tinggalkan mati tanpa seorang pemimpin yang
akan menggantikan aku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku telah
dipenuhi uban sedang isteriku adalah seorang perempuan yang mandul namun kekuasaan-
Mu adalah diatas segala kekuasaan dan aku tidak jemu-jemunya berdoa kepadamu
memohon rahmat-Mu mengurniai kau seorang putera yang soleh yang engkau redhai."

Allah berfirman memperkenankan permohonan Zakaria: "Hai Zakaria Kami memberi


khabar gembira kepadamu, kamu akan memperoleh seorang putera bernama Yahya yang
soleh yang membenarkan kitab-kitab Allah menjadi pemimpin yang diikuti bertahan diri
dari hawa nafsu dan godaan syaitan serta akan menjadi seorang nabi."

Berkata Zakaria: "Ya Tuhanku bagaimana aku akan memperolehi anak sedangkan isteri
adalah seorang perempuan yang mandul dan aku sendiri sudah lanjut usianya."

Allah S.W.T menjawab dengan firman-Nya: 


"Demikian itu adalah suatu hal yang mudah bagi-Ku. Tidakkah aku telah ciptakan engkau
padahal engkau di waktu itu belum ada sama sekali?"

Berkata Zakaria: "Ya Tuhanku, berilah aku akan suatu tanda bahawa isteri aku telah
mengandung." Allah berfirman: "Tandanya bagimu bahawa engkau tidak dapat berkata-
kata dengan manusia selama tiga hari berturut-turut kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah
nama-Ku sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah diwaktu petang dan pagi hari."

Nabi Yahya bin Zakaria a.s. tidak banyak dikisahkan oleh Al-Quran kecuali bhawa ia
diberi ilmu dan hikmah selagi ia masih kanak-kanak dan bahawa ia seorang putera yang
berbakti kepada kedua orang tuanya dan bukanlah orang yang sombong durhaka. Ia
terkenal cerdik pandai, berfikiran tajam sejak ia berusia muda, sangat tekun beribadah
yang dilakukan siang dan malam sehingga berpengaruh kepada kesihatan badannya dan
menjadikannya kurus kering, wajahnya pucat dan matanya cekung.

Ia dikenal oleh kaumnya sebagai orang alim menguasai soal-soal keagamaan, hafal kitab
Taurat, sehingga ia menjadi tempat bertanya tentang hukum-hukum agama. Ia memiliki
keberanian dalam mengambil sesuatu keputusan, tidak takut dicerca orang dan tidak pula
menghiraukan ancaman pihak penguasa dalam usahanya menegakkan kebenaran dan
melawan kebathilan.

Ia selalu menganjurkan orang-orang yang telah berdosa agar bertaubat dari dosanya. Dan
sebagai tanda taubatnya mereka dipermandikan { dibaptiskan } di sungai Jordan,
kebiasaan mana hingga kini berlaku di kalangan orang-orang Kristian dan kerana Nabi
Yahya adalah orang pertama yang mengadakan upacara itu, maka ia dijuluki "Yahya
Pembaptis".
Dikisahkan bahawa Hirodus Penguasa Palestin pada waktu itu mencintai anak saudaranya
sendiri bernama Hirodia, seorang gadis yang cantik, ayu, bertubuh lampai dan ramping dan
berhasrat ingin mengahwininya. Sang gadis berserta ibunya dan seluruh anggota keluarga
menyentujui rencan perkahwinan itu, namun Nabi Yahya menentangnya dan
mengeluarkan fakwa bahawa perkahwinan itu tidak boleh dilaksanakan kerana
bertentangan dengan syariat Musa yang mengharamkan seorang mengahwini anak
saudaranya sendiri.

Berita rencana perkahwinan Hirodus dan Hirodia serta fatwa Nabi Yahya yang
melarangnya tersiar di seluruh pelosok kota dan menjadi pembicaraan orang di segala
tempat di mana orang berkumpul. Herodia si gadis cantik calon isteri itu merasa sedih
bercampur marah terhadap Nabi Yahya yang telah mengeluarkan fatwa mengharamkan
perkahwinannya dengan bapa saudaranya sendiri, fatwa mana telah membawa reaksi dan
pendapat dikalangan masyarakat yang luas. Ia khuatir bahawa bapa saudaranya Herodus
calon suami dapat terpengaruh oleh fatwa Nabi Yahya itu dan terpaksa membatalkan
perkahwinan yang sudah dinanti-nanti dan diidam-idamkan, bahkan bahkan sudah
menyiapkan segala sesuatu berupa pakaian mahupun peralatan yang perlu untuk pesta
perkahwinan yang telah disepakati itu.

Menghadapi fatwa Nabi Yahya dan reaksi masyarakat itu, Herodia tidak tinggal diam. Ia
berusaha dengan bersenjatakan kecantikkan dan parasnya yang ayu itu mempengaruhi
bapa saudaranya calon suaminya agar rencana perkahwinan dilaksanakan menurut
rencana. Dengan merias diri dan berpakaian yang merangsang, ia pergi mengunjungi bapa
saudaranya Herodus yang sedang dilanda mabuk asmara. Bertanya Herodus kepada anak
saudaranya calon isterinya yang nampak lebih cantik daripada biasa : "Hai manisku,
apakah yang dapat aku berbuat untukmu. Katakanlah aku akan patuhi segala
permintaanmu, kedatanganmu kemari pada saat ini tentu didorong oleh sesuatu hajat yang
mendesak yang ingin engkau sampaikan kepadaku. Sampaikanlah kepadaku tanpa ragu-
ragu, hai sayangku, aku sedia melayani segala keperluan dan keinginanmu."

Herodia menjawab: "Bila Tuan Raja berkenan, maka aku hanya mempunyai satu
permintaan yang mendorongku datang mengunjungi Tuanku pada saat ini. Permintaanku
yang tunggal itu ialah kepala Yahya bin Zakaria orang yang telah mengacau rencana kita
dan mencemarkan nama baik Tuan Raja dan namaku sekeluarga di segala tempat dan
penjuru. Supaya dia dipenggal kepalanya. Alangkah puasnya hatiku dan besarnya terima
kasihku, bila Tuanku berkenan meluluskan permintaanku ini".

Herodus yang sudah tergila-gila dan tertawan hatinya oleh kecantikan dan keelokan
Herodia tidak berkulik menghadapi permintaan calon isterinya itu dan tidak dapat berbuat
selain tunduk kepada kehendaknya dengan mengabaikan suara hati nuraninya dan
panggilan akal sihatnya. Demikianlah maka tiada berapa lama dibawalah kepala Yahya bin
Zakaria berlumuran darah dan diletakkannya di depan kesayangannya Herodia yang
tersenyum tanda gembira dan puas hati bahawa hasratnya membalas dendam terhadap
Yahya telah terpenuhi dan rintangan utama yang akan menghalangi rencana
perkahwinannta telah tersingkirkan, walaupun perbuatannya itu menurunkan laknat Tuhan
atas dirinya, diri rajanya dan Bani Isra'il seluruhnya.

Cerita tentang Nabi Zakaria dan Nabi Yahya terurai di atas dikisahkan oleh Al-Quran,
surah Maryam ayat 2 sehingga ayat 15, surah Ali Imran ayat 38 senhingga ayat 41 dan
surah Al-Anbiya' ayat 89 sehingga ayat 90 .

3. NABI ISA. AS
Ia bergelar Almasih dan dipanggil Ibnu Maryam, putra Maryam (Q.3:45). Nabi Isa a.s.
diutus Allah Swt. sebagai nabi dan rasul. Ia lahir tanpa ayah, tetapi bukan karena zina.
Sejak masih bayi, ia berperilaku lain dari teman sebayanya. Pada usia 12 tahun, ia
menuntut ilmu dengan menghadiri diskusi para ulama di Baitulmakdis. Pada usia 30 tahun,
ia menerima tugas kenabian di Bukit Zaitun. Ketika itu ia sedang beribadah bersama
ibunya dan dikelilingi oleh malaikat. Maryam sudah tahu bahwa putranya akan mendapat
tugas kenabian ketika hal itu diberitahukan kepadanya. Setelah menerima wahyu berupa
Injil (Q.19:30;

57:27), ia memaklumkan kerasulannya kepada Bani Israil. Namun, para pemuka agama
marah, lalu menuntut agar Nabi Isa membuktikan kerasulannya. Ia menunjukkan sejumlah
mukjizat yang memperkuat dakwahnya. Al-Qur'an menegaskan bahwa Isa sama sekali
tidak memiliki sifat ketuhanan, dan bukan "putra Tuhan." Islam menolak gagasan trinitas,
yang menganggap Isa sebagai Tuhan (Q.4:171; 5:17; 73-75; 116-117). Nabi Isa hanya
mengaku diri sebagai nabi dan rasul, dan tidak pernah sebagai Tuhan. Ia malah percaya
kepada Allah Swt., pencipta alam semesta, termasuk pencipta dirinya.
Kelahiran Nabi Isa .As
Usia kandungan Maryam semakin dekat pada hari kelahiran. Maryam keluar dari daerah
pengasingannya untuk menyelamatkan diri serta bayi yang dikandungnya. Maryam
semakin merasakan gerak bayi dalam kandungannya. Geraknya semakin lama semakin
kuat. Karena merasa sakit, Maryam membaringkan diri. Pada saat itulah lahir seorang anak
dari rahimnya. Bayi ini adalah Isa bin Maryam.

Baitullaham
Setelah melahirkan, Maryam merasa lapar dan haus. Ia menggoyang- goyangkan pohon
kurma (Q.19:22-26) lalu memakan buah kurma yang terjatuh, dan minum air sungai yang
mengalir dekat pohon kurma tempatnya bersandar. Ia bersyukur kepada Allah Swt. karena
diberi kemudahan ketika melahirkan putranya. Tempat kelahiran Isa disebut Baitullaham
(Bethlehem), yang berarti "tempat lahir". Kota ini terletak sekitar 9,5 km di selatan
Yerusalem. Ketika Nabi Isa lahir, Israil dijajah oleh bangsa Romawi.

Bayi Pandai Bicara


Beberapa hari setelah kelahirannya, Nabi Isa dibawa pulang ke kampung ibunya. Orang
kampung berdatangan melihat putra Maryam. Mereka mencemoohkan Maryam karena
membawa bayi tanpa ayah. Mereka menuduhnya berbuat zina, padahal ia berasal dari
keluarga baik- baik. Maryam tidak menanggapi tuduhan itu, tetapi memberi isyarat kepada
bayinya. Tiba-tiba, bayinya menjawab bahwa tuduhan itu tidak benar. Jawaban ini berhasil
membungkam mulut mereka. Begitulah Allah Swt. memperlihatkan kekuasaan-Nya. Nabi
Isa dikhitan pada usia 8 hari, sesuai dengan syariat para nabi sejak Nabi Ibrahim.

HAMBA TUHAN
Maryam lahir dari keluarga Imran. Maryam berarti " tidak bercela," juga bisa berarti
"hamba Tuhan." Ia diasuh oleh Nabi Zakaria setelah ayahnya meninggal. Ketika berada di
sebuah mihrab, Maryam didatangi oleh seorang malaikat untuk memberinya seorang putra
suci. Maryam terkejut karena ia tidak pernah disentuh oleh laki-laki. Ia khawatir akan
dicemoohkan jika ternyata ia hamil. Ketika kandungannya semakin besar, ia menjauhkan
diri dari Baitulmakdis. Ia pindah ke desa kelahirannya, Nasirah (Nasaret). Maryam
melahirkan seorang bayi tanpa suami (Q.3:45-48, 59; 19:16-35; 21:91; 66:12).
Herodus
Orang Yerusalem mengenal Nabi Isa sebagai pemuda yang cerdik, pintar, berani, tegas
dalam membela kebenaran, dan tidak pernah tunduk dalam menghadapi kebatilan. Sikap
dan pendirian ini diketahui oleh Raja Herodus yang berkuasa di Palestina. Ia menganggap
Nabi Isa sebagai musuh utama yang bisa mengancam kedudukannya. Herodus pun
memutuskan untuk membunuh Nabi Isa. Rencana jahat ini sampai ke telinga Maryam.
Oleh karena itu, Maryam segera menyelamatkan putranya dengan mengungsi ke Mesir.
Maryam dan Nabi Isa tinggal di Mesir selama 12 tahun. Setelah Raja Herodus wafat, Nabi
Isa dan ibunya kembali ke Palestina. Mereka menetap di Nasirah (Nasaret). Sebutan "
Nasrani" (orang dari Nasirah), yakni pengikut Nabi Isa, berasal dari nama tempat ini.

Bukit Zaitun
Pada usia 30 tahun, Nabi Isa a.s. sering pergi ke luar rumah untuk mengasingkan diri dari
keramaian, membersihkan nurani, dan mencari pencerahan jiwa. Ketika menuju ke Bukit
Zaitun, Nabi Isa jatuh terduduk dekat sebuah batu besar. Tiba-tiba ada yang datang
menghampirinya, lalu memintanya menjadikan batu besar itu roti. Namun, Nabi Isa tidak
mengabulkannya. "Kebesaran Tuhan hanya ada pada Allah," kata Nabi Isa. Mendengar
jawaban ini, " orang" itu yakin bahwa iman Nabi Isa tetap teguh, lalu ia pun
menghilang.Nabi Isa sadar bahwa yang menghampirinya itu adalah iblis yang berusaha
menyesatkannya.

Ketika berada di Bukit Zaitun, Nabi Isa bersujud dan bersyukur karena selamat dari
godaan iblis. Tidak lama kemudian, Malaikat Jibril mendatanginya, lalu menyampaikan
tugas kenabian dan kerasulannya. Nabi Isa menerima wahyu Allah Swt. Kepadanya, Allah
Swt. menurunkan kitab suci Injil (Q.4:171), pembenaran kitab suci sebelumnya (Taurat),
dan nubuat tentang akan turunnya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad Saw. yang disebut
Ahmad (Q.61:6).

Dakwah Nabi Isa .As


Nabi Isa a.s. mulai berjuang menyiarkan ajaran Allah Swt., membeberkan kesalahan para
pemuka agama Yahudi, dan menyadarkan mereka tentang penyimpangan mereka dari
ajaran Nabi Musa. Karena itu, ia berseru kepada Bani Israil agar mereka mematuhi
perintah dan menjauhi larangan Allah Swt. (Q.19:31-36). Ia berdakwah supaya mereka
bertobat, yakni kembali ke jalan benar yang telah dirintis oleh para nabi sebelumnya.
Namun, dakwah Nabi Isa mendapat perlawanan dengan berbagai fitnah dan ejekan.
Mereka memintanya untuk membuktikan kenabian serta kerasulannya dengan maksud
untuk menghilangkan pengaruh dan wibawanya. Nabi Isa menunjukkan beberapa mukjizat
kepada mereka, tetapi tetap saja ada yang tidak percaya.

Mukjizat Nabi Isa .As


Nabi Isa a.s. dikaruniai oleh Allah Swt. beberapa mukjizat, antara lain menghidupkan
orang yang meninggal, menerima wahyu kitab Injil, menurunkan hidangan dari langit,
menyembuhkan sejumlah penderita penyakit serta orang gila, memulihkan orang pincang
menjadi berjalan serta orang bisu menjadi berbicara, memelekkan orang buta sejak lahir,
dan membuat burung hidup dari tanah liat (Q.3:49; 5:110).

TANAH MENJADI BURUNG


"Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat)
dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku
meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah..." (Q.3:49).

Hidangan Dari Langit


Dalam perjalanan dakwahnya, Nabi Isa a.s. dan para al- hawariyyun merasa lapar dan
dahaga. Untuk menenangkan dan meningkatkan iman para pengikutnya, Nabi Isa berdoa
agar Allah Swt. menurunkan nikmat- Nya. Doanya dikabulkan. Hidangan makanan dari
langit (Q.5:112-114) merupakan bukti nyata kekuasaan Allah Swt. dan kenabian Isa.
Mereka menikmati hidangan tersebut dan bersyukur atas rahmat-Nya.

Al-Hawariyyun
Nabi Isa a.s. memiliki beberapa sahabat, murid, dan pengikut setia yang disebut al-
hawariyyun (Q.3:52; 5:111-115). Mereka meyakini dakwah Nabi Isa, berhati bersih, dan
beriktikad baik untuk membela serta membantu perjuangan Nabi Isa. Sebagian dari al-
hawariyyun berasal dari keluarga nelayan seperti Syim'un, Adrius, Ya'qub, dan Yuhanna.
Ada juga yang berasal dari keluarga pencuci pakaian, yaitu Lukas, Thomas, Markus,
Yuhanna, dan beberapa saudaranya yang masih kecil. Mereka mempercayai ajaran Nabi
Isa dan mendapatkan pelajaran darinya.
Yudas
Salah satu pengikut Nabi Isa a.s. berkhianat. Dengan tuduhan palsu, ia mengadu kepada
penguasa Romawi bahwa Nabi Isa akan memberontak dan menggulingkan penguasa. Atas
petunjuk dari si pengkhianat (Yudas), tentara Romawi mengepung tempat persembunyian
Nabi Isa bersama murid-muridnya. Dalam keadaan berbahaya itu, Allah Swt.
menyelamatkan Nabi Isa. Nabi Isa tidak disalibkan dan tidak pula dibunuh, tetapi Allah
Swt. mengangkatnya (Q.3:55; 4:157-158).

Allah S.W.T menyerupakan wajah Yudas serupa dengan Nabi Isa .as setelah Ia
mengangkat Nabi Isa, Dengan keadaan yang serupa itu yudas pun ditangkap oleh pasukan
romawi yang kemudia disaliblah yudas oleh bangsa romawi tersebut.

4. NABI YAHYA AS
Nabi Yahya adalah putra dari Nabi Zakaria. Nabi Zakaria, ayahnya Nabi Yahya sadar
dan mengetahui bahwa anggota-anggota keluarganya, saudara-saudaranya, sepupu-
sepupunya dan anak-anak saudaranya adalah orang-orang jahat Bani Israil yang tidak
segan-segan melanggar hukum-hukum agama dan berbuat maksiat, disebabkan iman dan
rasa keagamaan mereka belum meresap betul didalam hati mereka, sehingga dengan
mudah mereka tergoda dan terjerumus ke dalam lembah kemungkaran dan kemaksiatan. Ia
khuatir bila ajalnya tiba dan meninggalkan mereka tanpa seorang waris yang dapat
melanjutkan pimpinannya atas kaumnya, bahawa mereka akan makin rusak dan makin
berani melakukan kejahatan dan kemaksiatan bahkan ada kemungkinan mereka
mengadakan perubahan-perubahan di dalam kitab suci Taurat dan menyalah-gunakan
hukum-hukum agama.

Kekhuatiran itu selalu mengganggu fikiran Zakaria disamping rasa sedih hatinya bahwa ia
sejak menikah hingga mencapai usia 90 tahun, Tuhan belum mengaruniakannya seorang
anak yang ia idam-idamkan untuk menjadi penggantinya memimpin dan mengimami Bani
Isra'il. Ia agak terhibur dari rasa sedih dan kekhuatirannya semasa ia bertugas memelihara
dan mengawasi Maryam yang dapat dianggap sebagai anak kandungnya sendiri. Akan
tetapi rasa sedihnya dan keinginanya yang kuat untuk memperolhi keturunan tergugah
kembali ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan dimihrabnya Maryam. Ia
berfikir didalam hatinya bahawa tiada sesuatu yang mustahil di dalam kekuasaan Allah.
Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan seorang diri tidak
berdaya dan berusaha, Dia pula berkuasa memberinya keturunan bila Dia kehendaki
walaupun usianya sudah lanjut dan rambutnya sudah penuh uban.

Pada suatu malam yang sudah larut duduklah Zakaria di mihramnya menghiningkan cipta
memusatkan fikiran kepada kebesaran Allah seraya bermunajat dan berdoa dengan
khusyuk dan keyakinan yang bulat. Dengan suara yang lemah lembut berucaplah ia dalam
doanya: "Ya Tuhanku berikanlah aku seorang putera yang akan mewarisiku dan mewarisi
sebahagian dari keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan pimpinan dan tuntunanku kepada
Bani Isra'il. Aku khuatir bahawa sepeninggalanku nanti anggota-anggota keluargaku akan
rusak kembali aqidah dan imannya bila aku tinggalkan mati tanpa seorang pemimpin yang
akan menggantikan aku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku telah
dipenuhi uban sedang isteriku adalah seorang perempuan yang mandul namun kekuasaan-
Mu adalah diatas segala kekuasaan dan aku tidak jemu-jemunya berdoa kepadamu
memohon rahmat-Mu mengurniai kau seorang putera yang soleh yang engkau redhai."

Allah berfirman memperkenankan permohonan Zakaria: "Hai Zakaria Kami memberi


khabar gembira kepadamu, kamu akan memperoleh seorang putera bernama Yahya yang
soleh yang membenarkan kitab-kitab Allah menjadi pemimpin yang diikuti bertahan diri
dari hawa nafsu dan godaan syaitan serta akan menjadi seorang nabi."

Berkata Zakaria: "Ya Tuhanku bagaimana aku akan memperolehi anak sedangkan isteri
adalah seorang perempuan yang mandul dan aku sendiri sudah lanjut usianya."

Allah S.W.T menjawab dengan firman-Nya: 


"Demikian itu adalah suatu hal yang mudah bagi-Ku. Tidakkah aku telah ciptakan engkau
padahal engkau di waktu itu belum ada sama sekali?"

Berkata Zakaria: "Ya Tuhanku, berilah aku akan suatu tanda bahawa isteri aku telah
mengandung." Allah berfirman: "Tandanya bagimu bahawa engkau tidak dapat berkata-
kata dengan manusia selama tiga hari berturut-turut kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah
nama-Ku sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah diwaktu petang dan pagi hari."
Nabi Yahya bin Zakaria a.s. tidak banyak dikisahkan oleh Al-Quran kecuali bhawa ia
diberi ilmu dan hikmah selagi ia masih kanak-kanak dan bahawa ia seorang putera yang
berbakti kepada kedua orang tuanya dan bukanlah orang yang sombong durhaka. Ia
terkenal cerdik pandai, berfikiran tajam sejak ia berusia muda, sangat tekun beribadah
yang dilakukan siang dan malam sehingga berpengaruh kepada kesihatan badannya dan
menjadikannya kurus kering, wajahnya pucat dan matanya cekung.

Ia dikenal oleh kaumnya sebagai orang alim menguasai soal-soal keagamaan, hafal kitab
Taurat, sehingga ia menjadi tempat bertanya tentang hukum-hukum agama. Ia memiliki
keberanian dalam mengambil sesuatu keputusan, tidak takut dicerca orang dan tidak pula
menghiraukan ancaman pihak penguasa dalam usahanya menegakkan kebenaran dan
melawan kebathilan.

Ia selalu menganjurkan orang-orang yang telah berdosa agar bertaubat dari dosanya. Dan
sebagai tanda taubatnya mereka dipermandikan { dibaptiskan } di sungai Jordan,
kebiasaan mana hingga kini berlaku di kalangan orang-orang Kristian dan kerana Nabi
Yahya adalah orang pertama yang mengadakan upacara itu, maka ia dijuluki "Yahya
Pembaptis".

Dikisahkan bahawa Hirodus Penguasa Palestin pada waktu itu mencintai anak saudaranya
sendiri bernama Hirodia, seorang gadis yang cantik, ayu, bertubuh lampai dan ramping dan
berhasrat ingin mengahwininya. Sang gadis berserta ibunya dan seluruh anggota keluarga
menyentujui rencan perkahwinan itu, namun Nabi Yahya menentangnya dan
mengeluarkan fakwa bahawa perkahwinan itu tidak boleh dilaksanakan kerana
bertentangan dengan syariat Musa yang mengharamkan seorang mengahwini anak
saudaranya sendiri.

Berita rencana perkahwinan Hirodus dan Hirodia serta fatwa Nabi Yahya yang
melarangnya tersiar di seluruh pelosok kota dan menjadi pembicaraan orang di segala
tempat di mana orang berkumpul. Herodia si gadis cantik calon isteri itu merasa sedih
bercampur marah terhadap Nabi Yahya yang telah mengeluarkan fatwa mengharamkan
perkahwinannya dengan bapa saudaranya sendiri, fatwa mana telah membawa reaksi dan
pendapat dikalangan masyarakat yang luas. Ia khuatir bahawa bapa saudaranya Herodus
calon suami dapat terpengaruh oleh fatwa Nabi Yahya itu dan terpaksa membatalkan
perkahwinan yang sudah dinanti-nanti dan diidam-idamkan, bahkan bahkan sudah
menyiapkan segala sesuatu berupa pakaian mahupun peralatan yang perlu untuk pesta
perkahwinan yang telah disepakati itu.
Menghadapi fatwa Nabi Yahya dan reaksi masyarakat itu, Herodia tidak tinggal diam. Ia
berusaha dengan bersenjatakan kecantikkan dan parasnya yang ayu itu mempengaruhi
bapa saudaranya calon suaminya agar rencana perkahwinan dilaksanakan menurut
rencana. Dengan merias diri dan berpakaian yang merangsang, ia pergi mengunjungi bapa
saudaranya Herodus yang sedang dilanda mabuk asmara. Bertanya Herodus kepada anak
saudaranya calon isterinya yang nampak lebih cantik daripada biasa : "Hai manisku,
apakah yang dapat aku berbuat untukmu. Katakanlah aku akan patuhi segala
permintaanmu, kedatanganmu kemari pada saat ini tentu didorong oleh sesuatu hajat yang
mendesak yang ingin engkau sampaikan kepadaku. Sampaikanlah kepadaku tanpa ragu-
ragu, hai sayangku, aku sedia melayani segala keperluan dan keinginanmu."

Herodia menjawab: "Bila Tuan Raja berkenan, maka aku hanya mempunyai satu
permintaan yang mendorongku datang mengunjungi Tuanku pada saat ini. Permintaanku
yang tunggal itu ialah kepala Yahya bin Zakaria orang yang telah mengacau rencana kita
dan mencemarkan nama baik Tuan Raja dan namaku sekeluarga di segala tempat dan
penjuru. Supaya dia dipenggal kepalanya. Alangkah puasnya hatiku dan besarnya terima
kasihku, bila Tuanku berkenan meluluskan permintaanku ini".

Herodus yang sudah tergila-gila dan tertawan hatinya oleh kecantikan dan keelokan
Herodia tidak berkulik menghadapi permintaan calon isterinya itu dan tidak dapat berbuat
selain tunduk kepada kehendaknya dengan mengabaikan suara hati nuraninya dan
panggilan akal sihatnya. Demikianlah maka tiada berapa lama dibawalah kepala Yahya bin
Zakaria berlumuran darah dan diletakkannya di depan kesayangannya Herodia yang
tersenyum tanda gembira dan puas hati bahawa hasratnya membalas dendam terhadap
Yahya telah terpenuhi dan rintangan utama yang akan menghalangi rencana
perkahwinannta telah tersingkirkan, walaupun perbuatannya itu menurunkan laknat Tuhan
atas dirinya, diri rajanya dan Bani Isra'il seluruhnya.

Cerita tentang Nabi Zakaria dan Nabi Yahya terurai di atas dikisahkan oleh Al-Quran,
surah Maryam ayat 2 sehingga ayat 15, surah Ali Imran ayat 38 senhingga ayat 41 dan
surah Al-Anbiya' ayat 89 sehingga ayat 90 .
5. NABI MUHAMMAS SAW
Nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah Swt. adalah Nabi Muhammad s.a.w.
(Q.33:40). Ia dipilih menjadi nabi dan rasul pada usia 40 tahun. Ia menyampaikan risalah
kenabian kepada kaumnya selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Muhammad dilahirkan di
Mekah. Kakeknya, Abdul Muttalib, menamainya Muhammad (orang terpuji), sebuah nama
yang belum pernah digunakan dan dikenal sebelumnya. Ketika lahir, Muhammad telah
menjadi anak yatim. Ayahnya, Abdullah, wafat sebelum ia lahir. Ketika berusia 6 tahun,
Muhammad sudah menjadi yatim piatu. Ibunya, Aminah binti Wahab, meninggal dunia
dalam perjalanan pulang dari Yatsrib, setelah berziarah ke kuburan suaminya. Kemudian,
Muhammad diasuh oleh Abdul Muttalib. Sebelum Muhammad berusia 8 tahun, kakeknya
wafat. Pamannya, Abi Talib, lalu mengambil alih tanggung jawab mengasuh Muhammad.

Tanda Kenabian
Sejak bayi, tanda- tanda kenabian telah tampak pada diri Muhammad. Pada usia 5 bulan ia
sudah bisa berjalan, dan pada usia 9 bulan sudah pandai berbicara. Pada usia 2 tahun, ia
sudah bisa dilepas bersama anak- anak Halimah binti Abi Dua'ib, ibu susunya, untuk
menggembala kambing. Pada usia inilah ia didatangi oleh dua malaikat. Mereka membuka
baju Muhammad, membelah dadanya dan menyiramkan air ke dalamnya untuk mencuci
hatinya agar senantiasa bersih. Kemudian mereka menutup dada Muhammad kembali
tanpa bekas ataupun luka.

Tahun Gajah
Ada suatu peristiwa yang mendahului kelahiran Muhammad. Peristiwa itu menjadi
pertanda bahwa Allah Swt. melindungi agama yang akan dibawa Muhammad. Tahun
terjadinya peristiwa itu disebut Tahun Gajah, karena pada tahun itu pasukan gajah yang
dipimpin Abrahah, penguasa Habasyah (kini Ethiopia), menyerbu kota Mekah untuk
menghancurkan Ka'bah. Abrahah ingin mengambil alih peranan kota Mekah dengan
Ka'bahnya sebagai pusat perekonomian dan peribadatan bangsa Arab. Sebelumnya,
Abrahah sudah membangun al- Qulles, sebuah rumah ibadah megah di Yaman, sebagai
pengganti Ka'bah.

Buhairah
Pada usia 12 tahun, Muhammad mengikuti kafilah pamannya ke Suriah. Sepanjang
perjalanan di gurun, mereka dinaungi awan sehingga tidak kepanasan. Di Busra, kafilah ini
bertemu dengan seorang pendeta Kristen bernama Buhairah yang meyakini bahwa
Muhammad adalah calon nabi yang ditunjuk Allah Swt.

Al-Amin
Muhammad tumbuh menjadi seorang pemuda yang jujur dan berbudi pekerti luhur.
Melalui Hilful-Fudul dan kegiatannya membantu pamannya berdagang, nama Muhammad
makin terkenal sebagai seorang yang terpercaya. Karena kejujurannya, ia mendapat gelar
al- Amin, yang berarti orang yang terpercaya. Para pemimpin Mekah juga pernah
mempercayai Muhammad untuk menyelesaikan perselisihan mereka, dengan memimpin
peletakan Hajar Aswad, saat perbaikan Ka'bah yang rusak akibat banjir.

Hilful-Fudul
Pada usia 15 tahun, saat terjadi Perang Fijar antara suku Kuraisy dan suku Hawazin,
Muhammad membantu mempersiapkan anak panah untuk paman- pamannya yang hendak
berperang. Akibat perang ini, para pemimpin beberapa suku Kuraisy mengadakan rapat
untuk menetapkan aturan perlindungan untuk mencegah kelaliman terhadap penduduk kota
maupun pendatang asing. Mereka sepakat membuat sebuah organisasi bernama Hilful-
Fudul (persekutuan kebajikan). Lembaga ini bertugas membantu orang miskin dan
teraniaya. Muhammad ikut dalam lembaga ini saat berusia 20 tahun. Di lembaga ini, sifat
kepemimpinannya mulai tampak.

Khadijah
Pada usia 25 tahun Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid yang berusia 40
tahun. Khadijah adalah seorang pengusaha yang mempercayai Muhammad untuk
menjajakan dagangannya ke Suriah. Karena kejujuran Muhammad, Khadijah menaruh hati
padanya dan menikahinya. Pasangan Khadijah- Muhammad dikaruniai 2 putra (Qasim
serta Abdullah) dan 4 putri (Zainab, Rukayyah, Ummu Kalsum, dan Fatimah). Khadijah
adalah wanita pertama yang masuk Islam. Ia meninggal pada usia 65 tahun, setelah 25
tahun menikah dengan Muhammad.

Ummul Mukminin
1. Khadijah binti Khuwailid
2. Saudah binti Zam'ah
3. Aisyah binti Abu Bakar as-Siddiq
4. Zainab binti Huzaimah
5. Juwairiyah binti Haris
6. Sofiyah binti Hay
7. Hindun binti Abi Umaiyah
8. Ramlah binti Abu Sufyan
9. Hafsah binti Umar bin Khattab
10. Zainab binti Jahsyi
11. Maimunah binti Haris

Riwayat Muhammad S.A.W


Kisah Muhammad sangat banyak disebut dalam Al- Qur'an. Nama Muhammad disebut 4
kali dan dijadikan salah satu nama surat ke-47, yang diambil dari perkataan Muhammad
pada ayat ke-2. Adapun nama Ahmad disebut sekali. Riwayat Muhammad diketahui
melalui penuturan para sahabat dan ditulis oleh banyak ahli dari berbagai disiplin ilmu.
Oleh Michael H. Hart, penulis buku Seratus Tokoh yang paling Berpengaruh dalam
Sejarah, Muhammad ditempatkan pada urutan pertama orang yang berpengaruh dalam
sejarah manusia.

Wahyu Pertama
Menjelang usia 40 tahun, Muhammad sering menyendiri dan bertafakur di Gua Hira. Gua
ini terletak di Bukit Hira, sekitar 6 km di sebelah timur laut kota Mekah. Tingginya 155 cm
dan bisa memuat 4 orang. Di gua ini Muhammad beribadah sepanjang Ramadan. Di gua
ini pula Muhammad menerima wahyu pertamanya pada tanggal 17 Ramadan 12 SH/6
Agustus 610 M. Malaikat Jibril menemui dan menyuruhnya membaca wahyu Allah
(Q.96:1-5).

Dakwah
Ada dua tahap dakwah yang dilakukan Muhammad. Pertama, dakwah secara diam-diam
selama 3 tahun. Keluarga dan sahabat Nabi yang masuk Islam pada tahap ini antara lain
Khadijah, Abu Bakar as-Siddiq, dan Ali bin Abi Talib. Kedua, dakwah secara terang-
terangan, yang dilakukan Nabi setelah turun perintah Allah (Q.15:94). Dakwah ini
berlangsung hingga Nabi wafat. Banyak sahabat yang memeluk Islam pada masa ini,
antara lain Umar bin Khattab dan Usman bin Affan.
Aksi Menentang Dakwah
Kaum musyrik Kuraisy tak mampu menghentikan dakwah Muhammad. Berbagai cara
mereka lakukan, tapi hasilnya tetap nihil. Mereka lalu mengutus 10 orang untuk menemui
Abi Talib dan meminta agar ia mau membujuk keponakannya berhenti berdakwah. Namun
Muhammad menolak permintaan tersebut. Melihat keteguhan hati Muhammad, Abi Talib
akhirnya mendukung keputusan keponakannya itu dan berjanji untuk selalu melindunginya
dari ancaman orang Kuraisy.

Tahun Duka Cita


Muhammad benar-benar sedih ketika Abi Talib yang menjadi pelindung utamanya wafat
pada bulan Ramadan 2 SH, dalam usia 87 tahun. Belum hilang kesedihannya, Khadijah,
istrinya yang ia cintai dan selalu mendampinginya dalam perjuangan, juga meninggal
dunia. Muhammad sangat sedih dengan wafatnya kedua orang yang menjadi pembela
risalahnya itu. Karena itu, tahun ke- 10 kenabian ini disebut 'Am al-Huzn (tahun duka
cita).

Isra Mi'raj
Pada tahun ke-10 kenabian, terjadi peristiwa Isra Mikraj. Allah Swt. memperjalankan Nabi
Saw. pada malam hari (Isra) dari Masjidilharam di Mekah ke Masjidilaksa di Yerusalem,
kemudian membawanya naik (mikraj) ke langit agar bisa menyaksikan kekuasaan Allah
Swt. (Q.17:1). Dalam kesempatan mi'raj itulah Nabi menerima perintah dari Allah Swt.
berupa kewajiban menjalankan salat lima waktu.

Ta'if
Gangguan kaum Kuraisy terhadap Muhammad semakin menjadi-jadi setelah paman dan
istrinya wafat. Pada bulan Syawal tahun ke-10 kenabian, Muhammad pergi ke luar kota
Mekah menuju Ta'if (65 km sebelah tenggara Mekah) bersama anak angkatnya, Zaid bin
Harisah, untuk menyebarkan dakwah. Selama sepuluh hari, Nabi Saw. menemui para
pemuka Bani Saqif. Namun kehadiran Nabi di sana ditolak oleh mereka.

Ikrar Aqabah 
Suatu saat Nabi bertemu dengan enam orang suku Aus dan Khazraj dari Yatsrib. Nabi
menggunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan agama Islam. Mereka pun lalu
menyatakan masuk Islam di hadapan Nabi. Setelah pulang ke Yatsrib, mereka
memberitahukan hal tersebut kepada penduduk lainnya. Pada musim haji berikutnya,
datanglah delegasi suku Aus dan Khazraj menemui Nabi di Aqabah. Mereka menyatakan
ikrar kesetiaan kepada Nabi, yang kemudian dikenal dengan Ikrar Aqabah. Mereka juga
meminta agar Nabi bersedia pindah ke Yatsrib untuk menghindari gangguan orang
Kuraisy. Mereka berjanji akan membela Nabi dari segala ancaman. 

Anda mungkin juga menyukai