Anda di halaman 1dari 10

RIYANTI SAPUTRI

Nabi Yunus

Nabi Yunus diutus oleh Allah untuk berdakwah pada penduduk Ninawa. Ketika
mendapatkan perintah tersebut, perjalanan panjang melintasi padang pasir yang luas dan gersang
pun ditempuh Nabi Yunus dari negeri Syam.

Sesampainya di Ninawa, Yunus alaihissalam mendapati para penduduknya tenggelam dalam


kekafiran. Mereka menjadikan berhala sebagai Tuhan. Ritual penyembahan terhadap berhala ini
telah berlangsung lama.

Sebagai pendatang, Nabi Yunus dianggap orang asing oleh penduduk setempat. Ketika beliau
memulai dakwahnya dan mengajak kaum Ninawa untuk menyembah Allah, mereka malah
mengolok-olok Nabi Yunus.

Dakwah Nabi Yunus pun tak pernah dianggap oleh kaum Ninawa. Bahkan mereka merasa Nabi
Yunus telah melakukan penghinaan terhadap berhala dan agama nenek moyang. Mendapati
respon kaum Ninawa yang seperti itu Nabi Yunus tetap sabar.

Tahun demi tahun berlalu, kondisi tersebut belumlah berubah. Hingga sampai 33 tahun Nabi
Yunus berdakwah, hanya dua orang penduduk Ninawa saja yang mendengarkan beliau. Nama
mereka adalah Tanuh dan Rubil.

Sampai pada suatu hari, habis sudah kesabaran Nabi Yunus menghadapi kaum Ninawa yang
keras kepala itu. Beliau pun berniat meninggalkan kaumnya. Namun, sebelum beliau pergi, Nabi
Yunus menyampaikan kepada penduduk Ninawa bahwa azab Allah akan datang. Kemudian
pergilah Nabi Yunus dalam keadaan sedih, kecewa, dan marah.

Nabi Yunus Melompat ke Laut dan Ditelan Ikan Paus

Beranjak dari Ninawa, Nabi Yunus menuju dermaga dan menumpang pada sebuah kapal. Cuaca
cerah saat kapal sedang bersandar sehingga sang nakhoda mengizinkan Nabi Yunus untuk ikut
naik, meski ia tahu kapalnya sudah kelebihan muatan.

Sampai di tengah laut, cuaca tiba-tiba memburuk. Awan hitam bergulung-gulung, angin
kencang, dan gelombang besar tiba-tiba memerangkap kapal. Badai besar itu membuat kapal
tidak stabil. Nabi Yunus pun mengajak nakhoda dan seluruh penumpang kapal untuk berzikir
kepada Allah.
Sang nahkoda kemudian memerintahkan kepada seluruh penumpang untuk membuang barang
bawaan mereka ke laut. Harapannya, dengan beban yang berkurang kapal akan bisa kembali
stabil. Ternyata tidak demikian kenyataannya.

Akhirnya sang nakhoda harus mengambil keputusan pahit, yaitu mengurangi jumlah penumpang
kapal. Agar adil, penentuan siapa penumpang yang harus keluar dari kapal pun dilakukan dengan
undian.

Sang nahkoda meminta seluruh penumpang menuliskan nama mereka, kemudian proses
pengundian pun dimulai. Pada pengundian pertama nama yang keluar adalah YUNUS. Namun
seluruh penumpang menolak hasil tersebut sehingga diulang kedua kalinya.

Pengundian kedua kali juga mengeluarkan nama yang sama, YUNUS. Meski para penumpang
lainnya masih keberatan, tetapi Nabi Yunus menerima hasil undian tersebut dengan ikhlas. Hal
ini sesuai dengan firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 141 di atas, “kemudian dia ikut diundi
ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).”

Beliau pun menceburkan dirinya ke laut setelah menyebut asma Allah. Dalam beberapa riwayat
dikisahkan bahwa setelah Nabi Yunus terjun ke laut, cuaca kembali cerah dan lautan kembali
tenang.

Di laut, Nabi Yunus diombang-ambingkan gelombang. Kemudian Allah memerintahkan seekor


ikan paus untuk mendekat dan menelan Nabi Yunus tanpa meremukkan tulang dan daging
beliau.

Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa ikan yang menelan Nabi Yunus adalah ikan Nun
(merujuk pada Surah Al-Anbiya’ ayat 87). Ikan itu disebut-sebut masih hidup saat ini dan akan
terus hidup hingga hari kiamat. Pendapat tersebut merujuk pada Surah As-Saffat ayat 144, “ …
niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.”

Di dalam perut ikan yang gelap, Nabi Yunus sempat mengira dirinya telah meninggal. Allah pun
mewahyukan bahwa beliau ada di dalam perut ikan. Nabi Yunus pun menggerakkan kakinya dan
bersujud.

Tak lama kemudian, Nabi Yunus mendengar suara-suara tasbih dari para penghuni lautan. Hal
ini mengilhamkan kepada beliau untuk menyadari kesalahannya. Nabi Yunus pun sadar bahwa
keputusannya meninggalkan kaum Ninawa dalam keadaan marah adalah hal yang tidak benar.
Karena itu Allah menghukum beliau dengan memenjarakan di dalam perut ikan.

Hal ini seperti firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 142 di atas, “Maka dia ditelan oleh ikan
besar dalam keadaan tercela.” Sebutan ‘tercela’ pada ayat tersebut menandakan Allah tidak
berkenan pada keputusan Nabi Yunus meninggalkan kaumnya.
Allah juga menegaskan kekecewaan-Nya pada Nabi Yunus dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 87.
“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia
menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, …”

Sadar akan kesalahan beliau, Nabi Yunus pun lantas berdoa sebagaimana yang Allah kisahkan
dalam lanjutan ayat ke-87 Surah Al-Anbiya’ di atas. “ … maka dia berdoa dalam keadaan yang
sangat gelap, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk
orang-orang yang zalim’.”

Allah pun memperkenankan doa Nabi Yunus, seperti yang Dikisahkan dalam Surah Al-Anbiya’
ayat 88. “Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan
demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.”

Allah memerintahkan kepada ikan paus untuk memuntahkan Nabi Yunus sehingga beliau
terdampar di daratan yang tandus. Tubuh Nabi Yunus pun dalam keadaan lemah dan sakit karena
kekurangan nutrisi di dalam perut ikan. Untuk itu Allah menyembuhkan beliau dengan
menumbuhkan tanaman yaqthinah (sejenis labu) dan meminta Nabi Yunus memakannya.

Hal ini dikisahkan Allah dalam Surah As-Saffat ayat 145—146. “Kemudian Kami lemparkan dia
ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan
sebatang pohon dari jenis labu.”

Adapun mengenai berapa lama waktu Nabi Yunus berada dalam perut ikan, ada beberapa
perbedaan pendapat di antara para ahli tafsir. Ada yang menyebutkan bahwa Yunus alaihissalam
ditelan ikan paus pada waktu dhuha dan dimuntahkan kembali sore harinya.

Ada pula yang berpendapat Nabi Yunus ditelan selama 3 hari. Pendapat lain menyebutkan bahwa
beliau berada di dalam perut ikan selama 7 hari. Namun, pendapat yang paling masyhur adalah
selama 40 hari. Temukan kisah Nabi Yusuf yang diutus Allah pada Board Book Teladan Anak
Muslim: Nabi Yunus.

Pertobatan Kaum Ninawa dan Kembalinya Nabi Yunus ke Tengah Mereka

Seperginya Nabi Yunus dengan kekecewaan terhadap kaum Ninawa, azab Allah benar-benar
datang beberapa hari kemudian, seperti yang beliau janjikan. Awan gelap menutupi langit
bersama petir menggelegar, angin kencang menyapu rumah, peternakan, dan ladang kaum
Ninawa. Tak sampai di situ, gempa besar juga Allah timpakan kepada mereka.

Penduduk Ninawa pun sadar, peringatan yang disampaikan Nabi Yunus benar-benar terjadi.
Karena itulah mereka bertobat dan menyebut nama Allah untuk memohon perlindungan. Kaum
Ninawa juga mencari Nabi Yunus, sayangnya saat itu beliau sudah pergi.
Pertobatan yang dilakukan kaum Ninawa ini serius dan jujur. Seluruh penduduk, laki-laki,
perempuan, anak-anak, tua, muda, semua luruh dalam khusyuk menyebut asma Allah. Melihat
kejujuran pertaubatan mereka, Allah pun menerima dan menghentikan azab-Nya.

Peristiwa tersebut sebagaimana diceritakan Allah dalam Surah Yunus ayat 98 di atas:

“Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu
bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus) itu beriman, Kami
hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri
kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.”

Allah menuntun Nabi Yunus untuk kembali kepada kaum Ninawa. Kaum yang telah bertaubat
itu menyambut Yunus alaihissalam dengan sukacita. Allah pun memberikan keberkahan dan
kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu, seperti yang disebutkan dalam Surah
Yunus ayat 98 di atas.

Kembalinya Nabi Yunus kepada kaum Ninawa juga diabadikan Allah dalam Surah As-Saffat
ayat 147—148. “Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih, sehingga mereka
beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.”

Ikan Nabi Yunus

Berdasarkan kisah yang diceritakan turun menurun, ikan yang menelan Nabi Yunus AS memiliki
wujud yang begitu besar hingga dapat menelan apapun. Ikan yang menelan Nabi Yunus dinamai
ikan nun. Walaupun ikan ini belum terdefinisikan dengan jelas, namun penggambaran ikan ini
dimiripkan dengan ikan paus. Secara logis, memang tidak ada ikan lain yang memiliki ukuran
lebih besar dari ikan paus.
RIAS HIDAYAH

Nabi Yusuf A.S

Nabi Yusuf A.S. merupakan sosok seseorang yang cerdas serta jujur yang dalam
hidupnya mengalami berbagai kejadian yang dapat kamu temui pada buku Nabi Yusuf.

Nabi Yusuf alaihissalam merupakan nabi Allah yang berasal dari kaum Bani Israel. Beliau
adalah anak Nabi Ya’kub dan Ribka. Diantara kedua belas saudaranya, hanya Bunyamin saja
menjadi saudara kandungnya. Ada banyak kisah semasa perjalanan hidupnya mulai lahir sampai
akhir kehidupannya.

1. Nabi Yusuf Dibuang ke Dalam Sumur

Dibandingkan dengan anak lainnya, Nabi Ya’qub memang memberikan perhatian lebih kepada
Bunyamin dan Yusuf. Hal ini dikarenakan sifat keduanya yang sangat berbeda jika dibandingkan
saudara lainnya. Situasi ini tentunya menimbulkan adanya rasa iri dari putra lainnya.

Nabi Yusuf dibuang oleh saudaranya ke dalam sumur ketika berhasil membohongi Nabi Ya’kub.
Allah SWT nyatanya menyelamatkannya dengan memberikan tali lewat seorang pedagang yang
tengah lewat. Akhirnya Nabi Yusuf dikembalikan kembali ke rumahnya oleh pembesar kerajaan
Mesir.

2. Difitnah dan Dipenjara akibat Rayuan Zulaikha

Yusuf dijadikan anak angkat sekaligus melayani kebutuhan di rumah seorang pembesar kerajaan.
Pasangan Qithfir dan Zulaikha sangat menyayanginya akibat ketampanan yang ia miliki.
Keduanya bahkan tidak percaya jika Nabi Yusuf adalah manusia dan sering mengira jelmaan
malaikat.

Rasa kagum Zulaikha pun akhirnya membuatnya tidak bisa menahan godaan setan. Dirinya
akhirnya merayu Yusuf untuk melakukan perbuatan tercela. Keduanya pun terlibat sedikit
perkelahian akibat saling memaksa hingga akhirnya datanglah Qithfir. Zulaikha hanya bisa
memfitnah Yusuf ke penjara.

3. Nabi Yusuf Dijual ke Orang Mesir

Para musafir terlihat begitu senang ketika melihat keberadaan Nabi Yusuf. Kesenangan ini akibat
keberhasilan prediksi dimana sedang mereka peroleh. Orang yang membeli Yusuf pun merasa
bahagia karena menjadikannya sebagai anak sekaligus mendapatkan tempat dan layanan begitu
baik.

Dalam Surat Yusuf ayat 23 sampai 29 menunjukkan bahwa Istri pembesar Mesir, Zulaikha
merayu Yusuf untuk bersedia menuruti hasratnya. DIrinya meminta agar hal ini dirahasiakan
namun masih saja diketahui oleh wanita di kota dan kalangan istana. Peristiwa ini pun membuat
nama Yusuf menjadi buruk

4. Kembali ke Keluarga

Kisah ini diawali ketika Nabi Yusuf dibuang ke dalam sumur oleh saudaranya dan dinyatakan
meninggal diterkam binatang buas. Lantas, ayahnya, Nabi Yakub yang sudah berumur dengan
daya penglihatannya kabur bisa mengenali anaknya lewat pakaian lusuhnya.

Singkat cerita, mereka pun akhirnya kembali bersama lagi. Banyaknya kisah hidup yang dilalui
semasa Yusuf kecil tidak membuatnya sombong akan berbagai karunianya oleh Allah. Seperti
halnya dikaruniai wajah sangat tampan dan garis keturunan kenabian dari buyutnya

5. Mimpi Nabi Yusuf AS

Nabi Yusuf bermimpi melihat sebanyak 11 bintang dan matahari serta bulan bersujud
kepadanya. Secara tersurat, ayat ini menceritakan bahwa Nabi Ya’kub meyakini jika anaknya
kelak akan menjadi orang penting dan mempunyai kekuasaan. Harapan pun muncul agar
mewarisi nubuwwah (kenabian).

Peristiwa ini menjadi pokok pentingnya kasih sayang oleh Nabi Ya’qub sangat mendalam jika
dibandingkan dengan anaknya yang lain. Hal ini menimbulkan rasa kecemburuan pada saudara-
saudaranya. Perasaan ini pun berbahaya Nabi Yusuf bahkan sempat membuatnya dibuang di
sumur. Bagaimana kisa selanjutnya? Ikuti kelanjutan kisahnya pada buku Nabi Yusuf AS: Sang
Rasul yang Rupawan.

6. Jamuan Makan oleh Zulaikha

Adanya jamun makan yang diadakan oleh Zulaikha juga menimbulkan adanya peristiwa lain
dalam kehidupan Nabi Yusuf. Para undangan memang kebanyakan terdiri atas wanita dan
sempat menggunjing satu sama lain akibat menggoda Yusuf.
Zulaikha yang mendengar gunjingan itu pun akhirnya meminta para undangan untuk memotong
buah di depannya menggunakan pisau. Mereka pun terperangah ketika melihat ketampanan Nabi
Yusuf hingga terpotong jari mereka pada saat mengupas kulitnya.

7. Nabi Yusuf AS yang Menafsirkan Mimpi Raja

Nabi Yusuf yang mendapatkan kesempatan untuk menafsirkan mimpi raja, akhirnya dibebaskan
dari penjara akibat fitnah dari Zulaikha. Mimpi Al Aziz telah dijelaskan dalam surat Yusuf ayat
43 dan 44. Dirinya tengah bermimpi cukup unik sehingga membuatnya penasaran dengan arti
dibaliknya.

Nabi Yusuf yang mendengar kabar ini maka Nabi Yusuf pun tertarik untuk mentafsirkannya.
Peristiwa ini menjadi awal mula perkenalannya dengan raja Mesir. Ketertarikan Raja kepada
Nabi Yusuf pun juga semakin kuat hingga akhirnya terbongkarlah tipu daya Zulaikha atas
fitnahnya.

8. Yusuf menjadi Menteri Keuangan Negara

Takwil mimpi oleh Nabi Yusuf terhadap sang Raja membuat dirinya akhirnya diangkat sebagai
Menteri Keuangan Negara. Penafsiran yang dilakukannya ternyata berhasil menjadi kenyataan.
Penduduk Mesir pun diperintahkan untuk bercocok tanam saat menghadapi musim paceklik di
waktu ke depan.

Apa yang diperintahkan Nabi Yusuf kepada orang Mesir nyatanya berkebalikan dengan
kebiasaan sehari-harinya. Mereka pun merasa jika mendapatkan hasil lebih baik daripada
sebelumnya. Fakta ini menunjukkan bahwa suatu negara bisa berhemat secara sederhana untuk
menghadapi masa-masa sulit.

Kisah Nabi Yusuf sebagai Wakil Raja Mesir

Raja Mesir yang sudah banyak mendengar tentang Yusuf dari berbagai sumber, akhirnya
membuatnya tertarik untuk mengenalnya lebih jauh. Kecerdasan otak, pengetahuan luas,
kesabaran dan kejujuran serta akhlaknya menjadi alasan untuk diangkat sebagai Wakil Raja
Mesir.

1. Tawaran Raja Mesir


Nabi Yusuf tidak menolak atas tawaran Raja Mesir itu. Sang Nabi akhirnya menerima dengan
kekuasaan penuh dalam bidang keuangan serta bahan makanan. Hal ini dikarenakan
pertimbangannya sendiri bahwa kedua hal tersebut memiliki peran sangat penting.

Pada hari penobatan Nabi Yusuf sebagai wakil Raja, sang Nabi mengenakan pakaian kerajaan
dengan kalung emas. Kemudian Raja melepaskan cincin di jarinya untuk dipasangkan kepada
Yusuf sebagai tanda kekuasaan. Peristiwa ini juga berhubungan dengan kisah cintanya bersama
Zulaikha.

2. Tujuh Tahun Pertama Kepemimpinan

Sebagai penguasa bijaksana, Nabi Yusuf selalu memuliakan tugasnya dengan sering
mengadakan kunjungan ke daerah kekuasaannya. Tujuannya untuk berkenalan dengan rakyat
jelata agar segala rancangan dan kebijakannya bisa dilaksanakan secara tepat sasaran..

Dalam tujuh tahun pertama kepemimpinannya, Nabi Yusuf menjalankan pemerintahan dengan
rakyat Mesir yang hidup tentram dan aman. Semua keperluan warga pun berhasil tercukupi
secara merata. Seluruh lapisan masyarakat bisa menjangkaunya tanpa terkecuali.

3. Musim Panas dan Paceklik Tiba

Berkat kepengurusan dari Nabi Yusuf yang begitu bijaksana, datangnya musim panas dan
paceklik tiba tidak membuat rakyat kebingungan akan bahan makanan. Mereka pun hidup
tentram tanpa ada rasa khawatir akan krisis pangan bahkan derita kelaparan seperti masa
sebelumnya.

Kabar inipun membuat banyak orang datang dari desa dan kota pinggir Mesir atau negara lain.
Mereka mengaku jika kekurangan bahan pangan dan mengharap pertolongan dari Nabi Yusuf
agar bisa membeli gandum sebagai stok sementara. Diantaranya bahkan merupakan saudara sang
Nabi sendiri.

Perjalanan Cinta Nabi Yusuf

Bisa dikatakan jika kisah cinta seorang Nabi memang sangatlah menarik untuk dipelajari. Tidak
hanya sekedar memahami dan mengetahui, namun juga mengambil pelajaran di dalamnya untuk
menjadi pribadi lebih baik lagi. Terutama bagi umat Muslim ketika mengagumi seseorang.

1. Awal Pertemuan Yusuf dan Zulaikha


Awal pertemuan Nabi Yusuf dan Zulaikha tidak terjadi di pesta mewah atau ketika berpapasan di
jalanan. Keduanya bertemu lantaran sang nabi merupakan budak yang diangkat menjadi anak
oleh Qithfir, suami Zulaikha. Dirinya tengah menjabat sebagai menteri keuangan di Mesir.

Singkat cerita, Nabi Yusuf pun tinggal bersama keduanya sekaligus keluarga angkat lainnya di
dalam istana. Zulaikha pun berkali-kali terpesona dengan ketampanan Nabi Yusuf. Bahkan tidak
jarang keluar pujian untuk memuji wajah sang Nabi mulai dari rambut indah dan rupawan.

2. Zulaikha yang Sering Menggoda Yusuf

Zulaikha menjadi cobaan yang paling berat dirasakan oleh Nabi Yusuf. Sebagai laki-laki, sang
Nabi pun mengakui jika sama-sama memiliki nafsu. Terlebih bahwa Zulaikha mempunyai paras
begitu cantik jelita. Bahkan diketahui juga apabila dirinya sengaja berhias hanya untuk
menggoda.

3. Zulaikha Memfitnah Yusuf karena Cintanya Tak Berbalas

Kisah antara Nabi Yusuf dan Zulaikha pun hampir saja terjadi sampai akhirnya sang Nabi ingat
akan tindakannya. Namun Zulaikha pun menangkapnya dan merobek gamis Yusuf sampai
terlepas. Penolakannya akhirnya membuatnya dipenjara akibat adanya fitnah untuknya.

Fitnah yang diberikan oleh Zulaikha akhirnya membuat Yusuf dipenjara atas utusan suaminya
dalam waktu sangat lama. Setelahnya, Qithfir pun meninggal dunia hingga membuat Zulaikha
jatuh miskin. Tangisannya bahkan membuat penglihatannya menurun hingga menjadi pengemis.

4. Yusuf dan Zulaikha Dipertemukan Kembali

Sekian lama setelah Nabi Yusuf dipenjara, tibalah saatnya dibebaskan. Setelahnya, sang Nabi
diangkat menjadi pejabat negara dan berhasil menggantikan posisi raja sebelumnya yang sudah
meninggal. Singkat cerita, Yusuf pun dipertemukan kembali bersama Zulaikha.

Yusuf yang tidak tega dengan keadaan Zulaikha sekarang, membuatnya merasa amat kasihan.
Akhirnya sang Nabi mengutus seseorang untuk menyampaikan ajakan menikah jika ingin
menghabiskan masa tua bersamanya. Allah SWT pun mengabulkan permintaan keduanya.

Pelajari kisah perjalanan Nabi Yusuf AS yang penuh lika liku ini pada buku Seri Komik Nabi:
Nabi Yusuf AS yang dikemas melalui berbagai ilustrasi menarik.

Anda mungkin juga menyukai