Anda di halaman 1dari 4

KISAH NABI YUNUS AS

Nabi Yunus hidup sekitar abad ke-8 setelah Masehi, tepatnya setelah masa Nabi Ilyas dan Ilyasa.
Beliau disebutkan berasal dari Palestina atau saat itu disebut sebagai negeri Syam. Allah
memerintahkan Nabi Yunus untuk menyeru penduduk Ninawa agar menyembah-Nya. Kota Ninawa
sendiri terletak di Mosul, Irak. Kisah Nabi Yunus dalam Al-Qur’anYunus termasuk salah satu Nabi
yang kisahnya diceritakan berkali-kali dalam Al-Qur’an.Bahkan, namanya diabadikan menjadi salah
satu surah.Allah menceritakan kisah Nabi Yunus sebanyak empat kali dalam kitab-Nya tersebut.

Pertama, Kisah Nabi Yunus alaihissalam disebutkan Allah dalam Surah Yunus (10) ayat 98:

“Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat
kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus) itu beriman, Kami hilangkan dari
mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka
sampai waktu tertentu.” Kemudian Allah menyebutkannya pada Surah Al-Anbiya’ (21) ayat 87—88:

Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka
bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak
ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim’.

Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami
menyelamatkan orang-orang yang beriman.” Kisah Nabi Yunus juga dapat kita temukan pada Surah
As-Saffat (37) ayat 139—148: “Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang Rasul,
(ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk
orang-orang yang kalah (dalam undian).

Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka sekiranya dia tidak termasuk orang
yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu)
sampai hari kebangkitan.

Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian
untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu
(orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada
mereka hingga waktu tertentu.”

Terakhir, Allah mengisahkan tentang Nabi Yunus pada Surah Al-Qalam (68) ayat 48—50:

“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti
(Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih.
Sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus
dalam keadaan tercela. Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang yang saleh.”

Nabi Yunus Pergi Meninggalkan Kaumnya. Nabi Yunus diutus oleh Allah untuk berdakwah pada
penduduk Ninawa. Ketika mendapatkan perintah tersebut, perjalanan panjang melintasi padang pasir
yang luas dan gersang pun ditempuh Nabi Yunus dari negeri Syam. Sesampainya di Ninawa,
Yunus alaihissalam mendapati para penduduknya tenggelam dalam kekafiran. Mereka menjadikan
berhala sebagai Tuhan. Ritual penyembahan terhadap berhala ini telah berlangsung lama. Sebagai
pendatang, Nabi Yunus dianggap orang asing oleh penduduk setempat. Ketika beliau memulai
dakwahnya dan mengajak kaum Ninawa untuk menyembah Allah, mereka malah mengolok-olok
Nabi Yunus. Dakwah Nabi Yunus pun tak pernah dianggap oleh kaum Ninawa. Bahkan mereka
merasa Nabi Yunus telah melakukan penghinaan terhadap berhala dan agama nenek moyang.
Mendapati respon kaum Ninawa yang seperti itu Nabi Yunus tetap sabar. Tahun demi tahun berlalu,
kondisi tersebut belumlah berubah. Hingga sampai 33 tahun Nabi Yunus berdakwah, hanya dua orang
penduduk Ninawa saja yang mendengarkan beliau. Nama mereka adalah Tanuh dan Rubil. Sampai
pada suatu hari, habis sudah kesabaran Nabi Yunus menghadapi kaum Ninawa yang keras kepala itu.
Beliau pun berniat meninggalkan kaumnya. Namun, sebelum beliau pergi, Nabi Yunus
menyampaikan kepada penduduk Ninawa bahwa azab Allah akan datang. Kemudian pergilah Nabi
Yunus dalam keadaan sedih, kecewa, dan marah. Nabi Yunus Melompat ke Laut dan Ditelan Ikan
Nun, Beranjak dari Ninawa, Nabi Yunus menuju dermaga dan menumpang pada sebuah kapal. Cuaca
cerah saat kapal sedang bersandar sehingga sang nakhoda mengizinkan Nabi Yunus untuk ikut naik,
meski ia tahu kapalnya sudah kelebihan muatan. Sampai di tengah laut, cuaca tiba-tiba memburuk.
Awan hitam bergulung-gulung, angin kencang, dan gelombang besar tiba-tiba memerangkap kapal.
Badai besar itu membuat kapal tidak stabil. Nabi Yunus pun mengajak nakhoda dan seluruh
penumpang kapal untuk berzikir kepada Allah. sang nahkoda kemudian memerintahkan kepada
seluruh penumpang untuk membuang barang bawaan mereka ke laut. Harapannya, dengan beban
yang berkurang kapal akan bisa kembali stabil. Ternyata tidak demikian kenyataannya. Akhirnya sang
nakhoda harus mengambil keputusan pahit, yaitu mengurangi jumlah penumpang kapal. Agar adil,
penentuan siapa penumpang yang harus keluar dari kapal pun dilakukan dengan undian. Sang
nahkoda meminta seluruh penumpang menuliskan nama mereka, kemudian proses pengundian pun
dimulai. Pada pengundian pertama nama yang keluar adalah YUNUS. Namun seluruh penumpang
menolak hasil tersebut sehingga diulang kedua kalinya.

Pengundian kedua kali juga mengeluarkan nama yang sama, YUNUS. Meski para penumpang lainnya
masih keberatan, tetapi Nabi Yunus menerima hasil undian tersebut dengan ikhlas. Hal ini sesuai
dengan firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 141 di atas, “kemudian dia ikut diundi ternyata dia
termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).” Beliau pun menceburkan dirinya ke laut setelah
menyebut asma Allah. Dalam beberapa riwayat dikisahkan bahwa setelah Nabi Yunus terjun ke laut,
cuaca kembali cerah dan lautan kembali tenang. Di laut, Nabi Yunus diombang-ambingkan
gelombang. Kemudian Allah memerintahkan seekor ikan paus untuk mendekat dan menelan Nabi
Yunus tanpa meremukkan tulang dan daging beliau. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa ikan
yang menelan Nabi Yunus adalah ikan Nun (merujuk pada Surah Al-Anbiya’ ayat 87). Ikan itu
disebut-sebut masih hidup saat ini dan akan terus hidup hingga hari kiamat. Pendapat tersebut
merujuk pada Surah As-Saffat ayat 144, “ … niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai
hari kebangkitan.” Di dalam perut ikan yang gelap, Nabi Yunus sempat mengira dirinya telah
meninggal. Allah pun mewahyukan bahwa beliau ada di dalam perut ikan. Nabi Yunus pun
menggerakkan kakinya dan bersujud. Tak lama kemudian, Nabi Yunus mendengar suara-suara tasbih
dari para penghuni lautan. Hal ini mengilhamkan kepada beliau untuk menyadari kesalahannya. Nabi
Yunus pun sadar bahwa keputusannya meninggalkan kaum Ninawa dalam keadaan marah adalah hal
yang tidak benar. Karena itu Allah menghukum beliau dengan memenjarakan di dalam perut ikan. Hal
ini seperti firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 142 di atas, “Maka dia ditelan oleh ikan besar
dalam keadaan tercela.” Sebutan ‘tercela’ pada ayat tersebut menandakan Allah tidak berkenan pada
keputusan Nabi Yunus meninggalkan kaumnya. Allah juga menegaskan kekecewaan-Nya pada Nabi
Yunus dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 87. “Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi
dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, …” Sadar akan
kesalahan beliau, Nabi Yunus pun lantas berdoa sebagaimana yang Allah kisahkan dalam lanjutan
ayat ke-87 Surah Al-Anbiya’ di atas. “ … maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak
ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim’.”
Allah pun memperkenankan doa Nabi Yunus, seperti yang Dikisahkan dalam Surah Al-Anbiya’ ayat
88. “Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami
menyelamatkan orang-orang yang beriman.” Allah memerintahkan kepada ikan paus untuk
memuntahkan Nabi Yunus sehingga beliau terdampar di daratan yang tandus. Tubuh Nabi Yunus pun
dalam keadaan lemah dan sakit karena kekurangan nutrisi di dalam perut ikan. Untuk itu Allah
menyembuhkan beliau dengan menumbuhkan tanaman yaqthinah (sejenis labu) dan meminta Nabi
Yunus memakannya.Hal ini dikisahkan Allah dalam Surah As-Saffat ayat 145—146. “Kemudian
Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia
Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu.”Adapun mengenai berapa lama waktu Nabi Yunus
berada dalam perut ikan, ada beberapa perbedaan pendapat di antara para ahli tafsir. Ada yang
menyebutkan bahwa Yunus alaihissalam ditelan ikan paus pada waktu dhuha dan dimuntahkan
kembali sore harinya. Ada pula yang berpendapat Nabi Yunus ditelan selama 3 hari. Pendapat lain
menyebutkan bahwa beliau berada di dalam perut ikan selama 7 hari. Namun, pendapat yang paling
masyhur adalah selama 40 hari. Temukan kisah Nabi Yusuf yang diutus Allah pada Board Book
Teladan Anak Muslim: Nabi Yunus. Pertobatan Kaum Ninawa dan Kembalinya Nabi Yunus ke
Tengah Mereka Seperginya Nabi Yunus dengan kekecewaan terhadap kaum Ninawa, azab Allah
benar-benar datang beberapa hari kemudian, seperti yang beliau janjikan. Awan gelap menutupi langit
bersama petir menggelegar, angin kencang menyapu rumah, peternakan, dan ladang kaum Ninawa.
Tak sampai di situ, gempa besar juga Allah timpakan kepada mereka. Penduduk Ninawa pun sadar,
peringatan yang disampaikan Nabi Yunus benar-benar terjadi. Karena itulah mereka bertobat dan
menyebut nama Allah untuk memohon perlindungan. Kaum Ninawa juga mencari Nabi Yunus,
sayangnya saat itu beliau sudah pergi.Pertobatan yang dilakukan kaum Ninawa ini serius dan jujur.
Seluruh penduduk, laki-laki, perempuan, anak-anak, tua, muda, semua luruh dalam khusyuk
menyebut asma Allah. Melihat kejujuran pertaubatan mereka, Allah pun menerima dan menghentikan
azab-Nya. Peristiwa tersebut sebagaimana diceritakan Allah dalam Surah Yunus ayat 98 di atas:
“Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat
kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus) itu beriman, Kami hilangkan dari
mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka
sampai waktu tertentu.” Allah menuntun Nabi Yunus untuk kembali kepada kaum Ninawa. Kaum
yang telah bertaubat itu menyambut Yunus alaihissalam dengan sukacita. Allah pun memberikan
keberkahan dan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu, seperti yang disebutkan
dalam Surah Yunus ayat 98 di atas. Kembalinya Nabi Yunus kepada kaum Ninawa juga diabadikan
Allah dalam Surah As-Saffat ayat 147—148. “Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau
lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka
hingga waktu tertentu.” Ikan Nabi Yunus. Berdasarkan kisah yang diceritakan turun menurun, ikan
yang menelan Nabi Yunus AS memiliki wujud yang begitu besar hingga dapat menelan apapun. Ikan
yang menelan Nabi Yunus dinamai ikan nun. Walaupun ikan ini belum terdefinisikan dengan jelas,
namun penggambaran ikan ini dimiripkan dengan ikan paus. Secara logis, memang tidak ada ikan lain
yang memiliki ukuran lebih besar dari ikan paus.

Anda mungkin juga menyukai