Anda di halaman 1dari 6

Kisah Nabi Yunus As, Bertahan Didalam Perut Ikan Paus.

Nabi Yunus AS adalah seorang nabi yang terkenal tekun ibadah dan selalu taat
kepada Allah. Ayah nabi Yunus bernama Matta.

Allah mengangkat nabi Yunus menjadi nabi dan rasul pada usia 33 tahun. sejak
Allah mengangkatnya menjadi nabi dan rasul, nabi Yunus selalu mengajak
kaumnya untuk menyembah Allah dan meninggalkan menyembah berhala.

Allah mengutus nabi Yunus kepada kaum Nainawa. Beliau juga mengajak


umatnya untuk meninggalkan maksiat, perbuatan  dosa yang membuat Allah
murka.

Tapi sayang sekali,  di antara begitu banyak kaumnya hanya 2 orang saja yang
mau mengikutinya menyembah Allah. Mereka adalah Rubil dan Tanuh.
Rubil adalah seorang lelaki yang alim, suka belajar dan bijaksana.
Sedangkan Tanuh seorang lelaki yang pembawaannya tenang dan sangat
sederhana.

Walau tidak banyak umatnya yang mau ikut dan mengikuti nabi Yunus
menyembah Allah tapi nabi Yunus tidak patah arang dan putus asa. Beliau terus
berusaha dan berupaya berdakwah mengajak kaumnya mengenal dan
menyembah Allah.  Beliau terus berusaha agar kaumnya mau meninggalkan
menyembah berhala.
Dalam dakwah dan perjuangannya, Nabi Yunus telah melewati masa yang
panjang, 30 tahun. Namun, kaumnya tetap saja menolak bahkan menentangnya.

Selain nabi, Yunus juga manusia. Nabi Yunus lama lama hilang kesabarannya.

Allah mewahyukan kepada Yunus agar menyeru kaumnya. Beliau menyeru


kaumnya dalam 40 hari. Apabila dalam waktu 40 hari mereka tetap tidak mau
insyaf dan tobat, maka Allah akan menurunkan adzab yang sangat pedih.

Dalam masa 40 hari ini, nabi Yunus terus berusaha mengajak kaumnya siang
malam. Nabi Yunus tetap semangat dakwah agar kaumnya selamat dari siksa
dan murka Allah.

Hingga hari ke 37,   kaum nabi Yunus tetap saja tidak mau berubah dan
memperhatikan seruan nabi Yunus.

Bahkan, mereka malah mengejek dan mencela nabi  Yunus. Lama lama, nabi
Yunus mulai putus asa dengan tingkah laku kaumnya yang makin menjadi jadi
dan nggak mau peduli dengan semua peringatannya.

Nabi Yunus pun meninggalkan mereka.

Maka pada malam ke 40, tiba tiba muncul awan yang gelap di pagi hari. Makin
siang, langit semakin gelap saja. Semakin siang mereka melihat cahaya merah
layaknya api yang menyala nyala turun dari langit.

Semua merasa takut, panik dan tercekam. Mereka berbondong bondong berlari
lari mencari nabi Yunus. Tapi tak ayal, tak seorangpun yang tau di mana nabi
Yunus berada.

Lalu mereka punya inisiatif untuk bertobat. Mereka berusaha menjadi orang
baik dengan tuntunan dan bimbingan dari murid nabi Yunus.

Dengan ijin Allah, adzab dan siksa tidak jadi turun sebab Allah telah
menurunkan rahmatnya kepada merka.

Dalam kisah sebelumnya, nabi Yunus nampak kecewa dengan kaumnya yang
tidak mengindahkan peringatannya selama 40 hari.

Boleh jadi, Nabi Yunus tidak mau dan tidak tega melihat umatnya mendapat
siksa dan bencana dari Allah. Nabi Yunus memilih pergi keninggalkan umatnya.

Nabi Yunus pergi dan berjalan terus. Hingga Yunus sampai di pesisir, dekat laut.
Rupa rupanya, nabi Yunus pergi tanpa seijin Allah, tanpa ada wahyu yang
memerintahkannya pergi. Nabi Yunus pergi dengan kemaunnya sendiri.

Allah menggambarkan kepergian nabi Yunus dengan kata ” Melarikan diri”. Hal
ini sebagaimana kisah nabi yunus dalam Al Quran. Allah telah berfirman:
“Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari ke kapal
yang penuh muatan,” (QS Ash-Shaffat [37]: 139-140)

Walau begitu, nabi Yunus tetap ridha dan rela pada semua ketentuan dan
ketentapan Allah. Beliau tetap menyerahkan segala urusan kepada Allah.

Ini adalah pelajaran penting bagi kita umat Islam, agar kita tidak marah dan
kesal atas apa yang Allah tetapkan.

Sehingga Allah pernah melarang baginda nabi Muhammad Shallalahu Alaihi


Wasallam agar tidak meniru seorang nabi yang pernah  di telan seekor ikan
besar. Yang di maksud nabi yang pernah di telan ikan besar adalah nabi Yunus.

Ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran:

“Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah
kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam
keadaan marah (kepada kaumnya),” (QS Al-Qalam [68]: 48)

Nabi Yunus naik kapal laut.

Saat nabi Yunus sampai di pesisir pantai, beliau bertemu beberapa orang yang
ada di atas kapal. Karena mereka mengenal nabi Yunus, mereka mau
membawanya ikut serta dalam perjalanan laut.

Tetapi ternyata, saat kapal sudah berlayar, kapal berhenti dan tidak mau jalan.
Mereka begitu heran, mengapa kapal benar benar tidak mau berjalan.

Padahal, kapal kapal yang lain bisa jalan lancar tanpa ada kendala sama sekali.

Mereka heran sekali, kapal yang mereka tumpangi benar benar berhenti seakan
ada jangkar yang mengikat kuat di dasar laut. Kapal ini hanya terombang
ambing di atas laut tanpa mau berjalan sedikitpun.

Lama lama,  nabi Yunus mulai menyadari bahwa kapal yang lagi di tumpanginya
tidak mau berjalan gara gara dirinya.

Nabi Yunus bilang pada awak kapal, kapal ini nggak mau  jalan  karena ada
dirinya dalam kapal. Kapal ini tidak mau  berjalan karena ada hamba Allah yang
lari dari tuhanNya
Allah berfirman  dalam Al Quran:

“(Ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan” (QS Ash-Shâffât [37]: 140)
Yunus di lempar ke laut

Nabi Yunus menyimpulkan bahwa kapal ini tidak akan pernah bergerak dan
berjalan hingga hamba yang lari dari Allah ini tetap ada di atas kapal.

Beliau menyarankan agar dirinya di lempar ke tengah laut agar kapal bisa
berjalan kembali.

Namun para awak kapal menolak melempar nabi Yunus.  Tidak mungkin mereka
melempar seorang hamba yang mulia tanpa kesalahan yang pasti.

Bagaimana mungkin mereka melempar seoranb nabi Allah ke laut. Mereka takut
akan murka dan adzab dari Allah.

Nabi Yunus memberi penawaran. Beliau menawarkan undian diatara mereka.


Barang siapa yang namanya keluar dalam undian ini maka dia harus di lempar
ke laut.

Semua setuju dengan usulan ini. Segera di buat undian. Semua merasa
berdebar dan kuatir, kalau  kalau yang keluar adalah namanya.

Ternyata, yang keluar adalah nama Yunus. Mereka tetap tidak tega bila sang
nabi harus di lempar ke tengah lautan luas.

Mereka sepakat undian di ulangi lagi. begitu di undi lagi, nama yang keluar
tetap  Yunus. Undian di ulangi hingga 3 kali. Tetapi tetap saja, nama Yunus yang
keluar.

Walau sudah di ulangi undian hingga 3 klai, tetap saja yang keluar adalah nama
Yunus. Maka dengan berat hati mereka melepas nabi Yunus di lempar ke laut.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran:

“Kemudian Yunus ikut undian dan dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian itu,”
(QS Ash-Shâffât [37]: 141).
Yunus ditelan ikan raksasa

Berkali kali melihat hasil undian keluar namanya, nabi Yunus tidak ragu lagi.
Beliau segera menceburkan diri dalam laut.
Saat nabi Yunus menceburkan diri dalam laut, tiba tiba ada seekor ikan besar
yang menyambar tubuhnya dan membawanya tenggelam dalam lautan luas.

Para awak kapal yang menyaksikan kejadian luarbiasa ini sangat takjub dan
terpana. Mereka sangat yakin, nabi Yunus akan selamat dengan pertolongan
Allah.

Mengisahkan nabi Yunus di sambar ikan ini, Allah berfirman dalam kitabNya
yang mulia:

“Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela” (QS Ash-Shâffât [37]: 141)
Kata “tercela” disini artinya adalah nabi Yunus pergi meninggalkan kaumnya
karena kesal dan kecewa karena azab nggak segera datang. Hingga ahirnya
Yunus lari dan meninggalkan kaumnya walau tanpa ijin dari Allah.

Saat ikan besar tadi menyambar tubuh Yunus, Allah memberi perintah pada
sang ikan agar tidak membinasakan Yunus. Maka serta merta sang ikan hanya
membawa nabi Yunus ke dasar laut yang  sangat gelap.

Bahkan,  gelap yang di alami oleh nabi Yunus adalah gelap di atas gelap. Mulai
dari gelap di dasar laut, gelap dalam perut ikan, dan gelap di malam hari.

Maka Yunus menyeru dalam gelap.

Tasbih nabi Yunus

ternyata oh  ternyata..

Dalam gelap perut ikan ini, Yunus mendengar tasbih makhluk Allah. Mulai dari
kerikil,  batu batuan, air dan seluruh hewan laut.

Yunus segera ikut bertasbih kepada Allah atas segala kebesaranNya. Yunus
menyakui  dan menyesali semua kesalahannya. Sebuah kesalahan
meninggalkan kaumnya dalam keadaaan tersesat.

Yunus memanjatkan doa dalam perut ikan

Tasbih Yunus ini Allah abadikan dalam Al Quran sebagai berikut:

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia
menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru
dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci
Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim,” (QS al-Anbiyâ [21]:
87)
 

Tasbih dan seruan Yunus yang ada dalam perut ikan di malam hari ini tetap di
dengar Allah. Allah berkenan mengabulkan permohonan Yunus walau dia telah
melakukan kesalahan.

Allah memaafkan kesalahan hambaNya yang mau mengakui kesalahannya dan


meminta maaf.

Allah berfirman dalam  Al Quran :

“Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kesedihan.
Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman” (QS al-Anbiyâ [21]: 88).
(Ibnu Katsir, Al-BidAyah Wan-Nihâyah, jilid 1, hal. 233).

Seandainya nabi Yunus tidak taubat dan banyak membaca tasbih kepada Allah,
tentu Yunus akan hancur dalam perut ikan besar ini.

“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,
niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit” (QS Ash-Shaffat
[37]: 143-144).

Barokah doa nabi Yunus, Allah perintahkan ikan besar ini untuk mengelaurkan
nabi Yunus di tempat yagn Allah kehendaki.

Saat keluar dari dalam perut ikan, tubuh Yunus terasa sakit, remuk dan lemah.
Bhakan kulitnya mengelupas.

Allah berfirman:

“Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan
sakit” (QS al-Shâffât [37]: 145)

Di tempat nabi Yunus dimuntahkan oleh ikan, Allah tumbuhkan sebatang pohon
yang menyerupai pohon labu.

Anda mungkin juga menyukai