C. Tujuan
1. Menyajikan riwayat-riyawat penting seputar perjalanan hidup Nabi Luth As.
2. Menyajikan kisah Kaum Nabi Luth As.
3. Memberikan pemahaman kepada pembaca akan pentingnya hidup
berdasarkan tuntunan Nabi dan Rasul utusan Allah SWT.
4. Mengambil hikmah dan pelajaran dari kaum-kaum zaman dahulu untuk
meningkatkan keimanandan ketaqwaan kepada Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN
Nabi Luth as merupakan anak saudara laki-laki dari Nabi ibrahim as. Ayah
Nabi Luth as bernama hasa bin tareh merupakan saudara sekandung dari Nabi
Ibrahim. Beliau pindah bersama Nabi ibrahim as dari negeri babil ke negeri syam.
Tetapi tidak lama kemudian penghidupan memaksa kedua Nabi ini berpisah. Nabi
Luth as menetap di sebuah dusun yang bernama sadum, masih dalam wilayah
palestina.
B. Allah mengutus malaikat menimpakan azab untuk kaum Nabi Luth as
Cerita Nabi Luth – Pada akhirnya kaum Nabi Luth merasa kesal hati
mendengar dakwah dan nasehat-nasehat Nabi Luth as yang tidak putus-putus
itu dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi
pengusir dirinya dari sadum bersama semua keluarga. Sudah tidak ada
harapan lagi bagi masyarakat sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan
dan keruntuhan moral mereka dan bahwa meneruskan dakwah kepada
mereka yang sudah buta-tuli hati dan fikiran serta menyia-nyiakan waktu,
obat satu-satunya menurutf pikiran Nabi Luth as untuk mencengah penyakit
akhlak itu yang sudah parah menular kepada tentangga-tetangga dekatnya,
ialah membasmi mereka dari atas bumi sebagai pembalasan terhadap
kekerasan kepada mereka, juga untuk menjadi ibrah dan pengajaran umat-
umat di sekelilingnya. Beliau memohon kepada Allah yang maha kuasa agar
kaumnya yaitu masyarakat Sadum diberi ganjaran berupa azab di dunia
sebelum azab bagi mereka di akhirat kelak.
Jika mereka diberi nasehat mereka menjawab : “Datangkanlah siksaan
Allah itu, hai Luth, jika sekiranya engkau orang yang benar”
Setelah mendengar ejekan dari mereka, Nabi Luth as berdoa kepada
Allah, sebagaimana tersebut dalam Al qur an :
Luth berdoa : “Ya Tuhanku tolonglah aku dengan menimpakan azab
atas kaum yang berbuat kerusakan itu” (QS. 29 : 30)
Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan
oleh Allah SWT. Allah mengutus beberapa Malaikat untuk menurunkan azab
terhadap kaum Nabi Luth as yang durhaka dan meningkari Allah. Ketika
datang kabar kepada Nabi Ibrahim as akan dibinasakannya negeri Nabi Luth
as dengan kaumnya, karena penduduknya yang selalu durhaka dan maksiat,
maka terperanjatlah Nabi Ibrahim as. Firman Allah dalam Al Qur’an:
Berrkatalah Ibrahim : “Sesungguhnya di kota itu ada Luth”
Para malaikat berkata : “Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu.
Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia, dan pengikut-pengikutnya
kecuali istrinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal
(dibinasakan)” (QS. 29 : 32)
Tiga orang malaikat tersebut menyamar sebagai manusia biasa. Mereka
adalah malaikat yang bertamu kepada Nabi Ibrahim as dengan membawa
berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq as, dan memeberi tahu kepada
mereka bahwa dia adalah utusan Allah dengan menurunkan azab kepada
kaum Nabi Lutuh as penduduk kota Sadum. Dalam kesempatan pertemuan
dimana Nabi Ibrahim as telah memohon agar penurunan azab atas kaum
sadum ditunda, kalau kalau mereka sadar mendengarkan dan mengikuti
ajakan Nabi Luth as serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan
mungkar. Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim as mohon agar anak
saudaranya, Nabi Luth as diselamatkan dari azab yang akan diturunkan
kepada kaum Sadum permintaan itu diterima oleh malaikat dan dijiamin
bahwa Nabi Luth as dan keluarganya tidak akan terkenal azab, kecuali istrinya.
Para malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki
remaja yan berparas tampan dan bertubuh yang elok dan bagus. Dalam
perjalan mereka hendak memasuki kota, mereka berselisih dengan orang
gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil air dari sebuah sungai. Para
malaikat atau lelaki remaja itu bertanya kepada si gadis kalau-kalau mereka
diterima ke rumah sebagai tamu. SI gadis tidak berani memberi keputusan
sebelum ia berundin terlebih dahulu dengan keluarganya. Maka
ditinggalkanlah para lelaki remaja itu oleh si gadis seraya ia pulang ke rumah
cepat-cepat untuk memberi tahu ayahnya
Si ayah yaitu Nabi Luth as sendiri mendengar laporan puterinya
menjadi bingung jawaban apa yang harus ia berikan kepada para pendatang
yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu, namun menerima
tamu-tamu remaja yang berparas tampan akan mengundang resiko gangguan
kepadanya dan kepada tamu-tamunya dari kaumnya yang tergila-gila oleh
remaja yang mempunyai tubuh bagus dan wajan yang tampan. Sedang kalau
hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggung jawab
terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia tidak akan
berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.
Setelah difikirkan akhirnya diputuskan oleh Nabi Luth as kalau ia akan
menerima mereka sebagai tamu di rumahnya apapun yang akan terjadi
sebagai akibat keputusanya ia pasarahkan kepada Allah yang akan
melindunginya. Lemudian pergilah Nabi Luth sendiri menemui tamu-tamu
yang sedang menanti di pinggir kota lalu diajaklah mereka bersama-sama ke
rumah ketika koda Sadum sudah dalam keadaan gelap, dan juga para
warganya sedang di rumah masing-masing dalam keadaan tidur nyenyak.
Kepada istri dan kedua anaknya, Nabi Luth as berpesan dan berusaha
agar mereka merahasiakan kedatangan para tamunya, agar tidak diketahui
oleh kaumnya yang bengis dan haus maksiat. Namun karena istri Nabi lutuh
yang berpihak dengan masyarakat Sadum yang sesat, sehingga istrinya
membocorkan rahasia atas para tamu tampan yang tinggal di rumahnya.
Selanjutnya, apa yang dicemaskan oleh Nabi Luth benar benar terjadi.
Ketika masyarakat Sadum mengetahui bahwa di rumahnya ada pemuda, maka
datanglah mereka ke rumahnya untuk melihat tamunya yang tampan itu untuk
memuaskan nafsunya. Tentu saja Nabi Luth as tidak membukakan pintu
untuk mereka, dan berseru meminta agar mereka pulang lagi ke rumah
masing-masing dan meminta tidan mengganggu para tamu Nabi Luth, yang
semestinya dihormati dan dimuliakan, bukan diganggu. Mareka dinasehati
agar meninggalkan kebiasaan yang keji yan bertentangan dengan fitrai
manusia serta kodrat alam, yaitu Tuhan telah menciptakan manusia untuk
berpasangan antara pria dan wanita untuk menjaga kelangsungan
perkembangan umat manusia sebagai makluk ciptaannya yang termulia di
atas bumi. Nabi Luth as berseru meminta supaya mereka pulang pada istri-
istri mereka dan meninggalkan perbuatan mungkar dan maksiat yang tidak
sepantasnya itu, sebelum Allah memberikan mereka zab dan siksaan.
Namun Mereka yang telah sesat tidak dihiraukan dan dipedulikan juga
seruan dan nasihat dari Nabi Luth as. Bahkan mendesak akan mendobrak
pintu rumah Nabi Luth dengan paksa dan kekerasan jika pintu rumahnya
tidak segera dibuka. Karena Nabi Luth merasa dirinya sudah tidak berdaya
untuk menahan orang orang yang kaumnya yang sesat itu, maka Nabi Luth as
pun berkata secara terus terang kepada para tamunya.
“Sesungughnya saya tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu
menyerbu ke dalam. Au tidak memiliki senjata dan kekuatan fisik yang dapat
menolak kekerasan mereka, tidak punya mempunyai keluarga atau sanak
saudara yang disegani mereka yang dapat aku mintai pertolongannya, maka
aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat
menghalau gangguan terhadap tamu-tamuku di rumahku sendiri”
C. Kaum Nabi Luth as ditimpa Azab dari Allah Yang Maha Perkasa
Cerita Nabi Luth – Setelah keluh kesahnya diucapkan oleh Nabi Luth as
kepada para tamunya, para tamu tersebut segra memperkenalkan diri kepada
Nabi Luth, bahwa mereka adalah para malaikat yang menyamar sebagai
manusia yang bertamu kepada Nabi Luth, dan mereka mengatakan bahwa
tujuannya datang ke Sadum untuk melaksanakan tugas dari Allah yaitu
menurunkan azab dan siksa atas kaumnya yang membangkang.
Para malaikat itu kemudian menyarankan Nabi Luth as untuk
membuka pintu rumahnya lebar untuk memberi kesmepatan bagi orang-orang
yang sesak itu masuk. Namun ketika pintu itu dibuka dan orang orang sesat itu
masuk, secara tiba tiba mereka tidak bisa melihat apa apa. Diusap usapnya
mereka mereka, ternyata mata mereka sudah menjadi buta.
Ketika orang orang sesaat itu dalam keadaan buta dan berbenturan
dengan satu sama lain. Para tamu atau malaikat itu berseru dan meminta agar
Nabi Luth as meninggalkan perkampungan itu bersama keluarga yang ia
sayangin, karena azab dari Allah swt telah tiba waktunya untuk ditimpukkan.
Nabi Luth as dan keluarganya diberi pesan oleh malaikat dalam perjalan
keluar dari Sadum tidak menengok ke belakang.
Sehabis tengah malam Nabi Luth as beserta keluarganya yaitu seorang
istri, dan dua orang putri berjalan cepat keluar kota, tidak menoleh ke kanan
atau ke kiri sesuati pesan para malaikat. Namun karena istrinya masih masih
berpihak pada masyarakat sadum yang sesat tidak tega meninggalkannya. Ia
berada di belakang rombongan Nabi Luth as berjalan secara perlahan lahan
tidak secepat langkah suaminya itu, dan tak henti hentinya menoleh ke
belakang untuk mengetahui apa yang akan ditimpa oleh masyarakat sadum
itu, serta seolah-olah ragu akan kebenaran ancaman para malaikat yang telah
ia dengar dengan telinganya sendiri.
Kemudian, ketika sewaktu fajar menyingsing Nabi Luth as dan dua
putrinya telah melewati batas kota sadum, begergetarlah dengan dahsyat
bumi di bawah kaki masyarakat sadum, begitu juga dengan istri Nabi Luth as
yang munafik itu. Gentaran itu lebih hebat dan kuat dari pada gempa bumi dan
juga diiringi dengan angin kencang serta hujan batu yang menghancurkan kota
sadum dan para warganya yang sesat itu.
Itulah azab yang sepantasnya ditimpakan kepada orang-orang yang
sesat, yang sudah diperingatkan oleh Nabi utusan Allah yang maha
mengetahui, namun mereka tetap tidak mau mendengarkan. Semoga kita dan
masyarakat kita terlindung dari kemaksiatan, sehingga tidak ditimpa azab
yang begitu pedih seperti pada cerita Nabi Luth as di atas. Aamiin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nabi Luth as merupakan anak saudara laki-laki dari Nabi ibrahim as.
Ayah Nabi Luth as bernama hasa bin tareh merupakan saudara sekandung
dari Nabi Ibrahim. Beliau pindah bersama Nabi ibrahim as dari negeri babil ke
negeri syam. Tetapi tidak lama kemudian penghidupan memaksa kedua Nabi
ini berpisah. Nabi Luth as menetap di sebuah dusun yang bernama sadum,
masih dalam wilayah palestina. Nabi Luth as diutus oleh Allah yang maha
bijaksana pegi ke negeri sadum yang penduduknya sangat durhaka kepada
Allah. Sadum adalah bangsa yang tidak tahu malu, mereka selalu melakukan
kejahatan, merampok, membunuh sesama, menganiaya, sehingga tidak ada
yang bearni ke negeri tersebut
Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya,
rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan
yang beradab. Kemaksiaatan dan kemungkaran merajalela dalam peragulan
hidup mereka. pencurian dan perampasan harta milik merupakan kejadian
hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban
penidasan dan perlakuan sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol
adalah perbuatan homosek di kalangan lelakinya dan les*bian di kalangan
wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di dalam
masyarakat sehingga merupakan suatu kebudayaan kaum sadum.
B. Saran
Semoga kehadiran makalah ini, dapat memberikan khasanah ilmu bagi
para pembaca, khususnya kepada diri penyusun sendiri. Sekelumit kisah-kisah
para nabi lainnya dapat memberikan pencerahan sebagai modal hidup bagi
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://indosmartschool.com/2018/12/09/makalah-kisah-nabi-luth-as/