Anda di halaman 1dari 8

Bab I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepanjang sejaraah mengatakan, bahwa hal yang terpenting dalam bertasawuf itu
sanadnya (urutannya) harus dari seorang nabi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap
perjalanan seorang salik yang berkeinginan mengambil kejadian yang di alami nabi.
Pengalaman kerohanian seorang nabi adalah suatu hal yang benar-benar di alami dan
diterapakan mempunyai suatu nilai yang bermakana didalamnya. Banyak kejadian yang
menggambarkan seorang nabi ada yang sabar dalam menghadapi suatu cobaan dan ada
yang sebaliknya.
Salah satunya pada makalah ini kami mengangkat kisah seorang Nabi Yusnus as
yang singkat cerita beliau di makan ikan karena tidak begitu percaya dengan janji Allah
swt atas semua do’anya.

B. Tujuan Penulisan
Mungkin banyak diantara kita yang masih belum mengetahui betul riwayat hidup
nabi Yunus as, oleh sebab itu makalah ini ditujukan untuk lebih mengetahui sejarah hidup
Nabi Yunus as.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kisah Nabi Yunus


Beliau adalah Nabi yang mulia yang bemama Yunus bin Mata. Beliau adalah seorang
Nabi yang mulia yang diutus oleh Allah SWT kepada kaumnya. Dan beliau senantiasa
menasihati kaumnya namun tidak ada seorang pun yang beriman di antara mereka.
Datanglah suatu hari kepada Nabi Yunus di mana beliau merasakan keputusasaan dari
kaumnya. Hatinya dipenuhi dengan perasaan marah kepada kaumnya karena
ketidakberimanannya. Kemudian beliau keluar dalam keadaan marah dan menetapkan
untuk meninggalkan mereka. Allah SWT menceritakan hal itu dalam firman-Nya:
"Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah,
lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya) maka ia
menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: 'Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang lalim.'" (QS. al-Anbiya': 87)
Terlihat dari firman Allah SWT, Nabi Yunus mengira bahwa Allah SWT tidak
mungkin menurunkan hukuman kepadanya karena ia meninggalkan kaumnya. Saat itu
Nabi Yunus seakan-akan lupa bahwa seorang nabi diperintah hanya untuk berdakwah di
jalan Allah SWT. Namun keberhasilan atau tidak keberhasilan dakwah tidak menjadi
tanggungjawabnya.
Kemudian Nabi Yunus melihat bahwa terdapat perahu yang berlabuh di
pelabuhan kecil. Nabi Yunus pun menaiki perahu dalam keadaan guncang jiwanya.
Beliau tidak mengetahui bahwa beliau lari dari ketentuan Allah SWT menuju ketentuan
Allah SWT yang lain. Si nahkoda perahu bertanya kepadanya: "Apa yang engkau
inginkan?" Mendengar pertanyaan itu, Nabi Yunus pun bangkit: "Saya ingin untuk
bepergian dengan perahu-perahu kalian. Apakah kita berlayar dalam waktu yang lama?"
Nabi Yunus menampakkan suara yang penuh kemarahan, rasa takut, dan kegelisahan.
Nahkoda itu berkata sambil mengangkat kepalanya: "Kita akan berlayar meskipun air
tampak sedang pasang." Nabi Yunus berkata dengan mencoba sabar dan
menyembunyikan kegelisahannya: "Tidakkah engkau mendahului agar jangan sampai
pasang itu terjadi wahai tuanku?" Si nahkoda berkata: "Laut kita biasanya terkena pasang,

2
maka ia akan segera mereda ketika melihat seorang musafir yang mulia." Yunus
bertanya: "Aku akan pergi bersama kalian dan berapa ongkos perjalanan?" Si nahkoda
menjawab: "Kami tidak menerima ongkos selain emas." Yunus berkata: "Tidak jadi
masalah." Ia meminta kepada Nabi Yunus untuk membayar ongkos sebanyak tiga kali
lipat dari vang biasa dibayar musafir. Nabi Yunus saat itu merasakan kesempitan dalam
dadanya dan diliputi dengan kemarahan yang keras dan keinginan kuat untuk
meninggalkan negerinya sehingga ia pun memberikan apa yang diminta oleh si nahkoda.
Setelah peristiwa itu, Yunus tetap meninggalkan kaumnya karena marah padahal Allah
belum mengizinkannya. Saat Yunus berada di atas kapal, ombak laut menjadi dahsyat,
angin menjadi kencang dan membuat kapal menjadi oleng hingga hampir saja tenggelam.
Pada saat itu, kapal yang ditumpanginya membawa barang-barang yang berat, kemudian
kepala perahu berteriak dan berkata: "Sungguh angin kencang bertiup tidak seperti
biasanya. Ini ada seseorang lelaki yang salah sehingga angin ini bertiup dengan kencang.
Kita akan melakukan undian pada semua awak. Barangsiapa yang namanya keluar kami
akan membuangnya ke lautan." Nama Nabi Yunus pun dimasukkan bersama dengan
nama penumpang lainya, dan dilakukanlah undian. Yang keluar justru namanya. Lalu
diadakan undian yang kedua, dan kali ini pun yang keluar nama Nabi Yunus. Akhirnya,
diadakan undian yang ketiga. Lagi-lagi yang keluar nama Nabi Yunus. Kemudian
ditetapkan bahwa Nabi Yunus harus dibuang ke lautan. Saat itu para awak penumpang
memperhatikan Nabi Yunus. Nabi Yunus mengetahui bahwa beliau berbuat kesalahan
ketika meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah. Nabi Yunus mengira bahwa Allah
SWT tidak akan menurunkan hukuman padanya karena telah meninggalkan kaumnya
tanpa izin-Nya. Allah SWT memberikan pelajaran kepadanya.
Nabi Yunus pun terjun dan berada di permukaan lautan laksana sampang yang
mengambang. Ikan paus berada di depannya. Ikan itu mulai tersenyum karena Allah
SWT telah mengirim padanya makan malam.
Nabi Yunus sangat terkejut ketika mendapati dirinya dalam perut ikan. Ikan itu
membawanya ke dasar lautan dan lautan membawanya ke kegelapan malam. Tiga
kegelapan: kegelapan di dalam perut ikan, kegelapan di dasar lautan, dan kegelapan
malam. Nabi Yunus merasakan bahwa dirinya telah mati. Beliau mencoba menggerakan

3
panca inderanya dan anggota tubuhnya masih bergerak. Kalau begitu, beliau masih hidup.
Beliau terpenjara dalam tiga kegelapan. Itu terbukti pada firman Allah SWT.
Yunus mulai menangis dan bertasbih kepada Allah. Beliau mulai melakukan perjalanan
menuju Allah saat beliau terpenjara di dalam tiga kegelapan. Hatinya mulai bergerak
untuk bertasbih kepada Allah, dan lisannya pun mulai mengikutinya. Beliau mengatakan:
"Tiada Tuhan selain Engkau ya Allah. Wahai Yang Maha Suci. Sesungguhnya aku
termasuk orang yang menganiaya diri sendiri." (QS. Hud: 87)
Ketika terpenjara di perut ikan, beliau tetap bertasbih kepada Allah SWT. Ikan itu sendiri
tampak kelelahan saat harus berenang cukup jauh. Kemudian ikan itu tertidur di dasar
lautan. Sementara itu, Nabi Yunus masih bertasbih kepada Allah SWT. Beliau tidak
henti-hentinya bertasbih dan tidak henti-hentinya menangis. Beliau tidak makan, tidak
minum, dan tidak bergerak. Beliau berpuasa dan berbuka dengan tasbih. Ikan-ikan yang
lain dan tumbuh-tumbuhan dan semua makhluk yang hidup di dasar lautan mendengar
tasbih Nabi Yunus. Tasbih itu berasal dari perut ikan paus ini. Kemudian semua
makhluk-makhluk itu berkumpul di sekitar ikan paus itu dan mereka pun ikut bertasbih
kepada Allah SWT. Setiap dari mereka bertasbih dengan caranya dan bahasanya sendiri.
Ikan paus yang memakan Nabi Yunus itu terbangun dan mendengar suara-suara tasbih
begitu riuh dan gemuruh. Ia menyaksikan di dasar lautan terjadi suatu perayaan besar
yang dihadiri oleh ikan-ikan dan hewan-hewan lainya, bahkan batu-batuan dan pasir
semuanya bertasbih kepada Allah SWT dan ia pun tidak ketinggalan ikut serta bersama
mereka bertasbih kepada Allah SWT. Dan ia mulai menyadari bahwa ia sedang menelan
seorang Nabi. Ikan paus itu merasakan ketakutan tetapi ia berkata dalam dirinya mengapa
aku takut? Bukankah Allah SWT yang memerintahkan aku untuk memakannya. Nabi
Yunus tetap tinggal di perut ikan selama beberapa waktu yang kita tidak mengetahui
batasannya. Selama itu juga beliau selalu memenuhi hatinya dengan bertasbih kepada
Allah SWT dan selalu menampakkan penyesalan dan menangis. Nabi Yunus berkata
"Tiada Tuhan selain Engkau ya Allah Yang Maha Suci. Sesungguhnya aku termasuk
orang yang menganiaya diri sendiri." Ayat ini yang menjadi bukti tertulis di Al Quran.
Lalu Allah SWT melihat ketulusan taubat Nabi Yunus. Allah SWT mendengar tasbihnya
di dalam perut ikan. Kemudian Allah SWT menurunkan perintah kepada ikan itu agar
mengeluarkan Yunus ke permukaan laut dan membuangnya di suatu pulau yang

4
ditentukan oleh Allah SWT. Ketika Yunus dimuntahkan dari perut ikan yang keadaannya
seperti anak burung yang telanjang dan tidak berambut. Lalu Allah menumbuhkan pohon
sejenis labu, dimana ia dapat berteduh dengannya dan makan darinya. Selanjutnya pohon
itu kering, lalu Yunus menangis karena keringnya pohon itu. Kemudian Allah berfirman
kepadanya, “Apakah kamu menangis karena pohon itu kering. Namun kamu tidak
menangis karena seratus ribu orang atau lebih yang ingin engkau binasakan.”
Selanjutnya, Allah SWT memerintahkan Yunus agar kembali kepada kaumnya untuk
memberitahukan mereka, bahwa Allah telah menerima taubat mereka dan telah ridha
kepada mereka. Maka Nabi Yunus melaksanakan perintah itu, lalu ia pergi mendatangi
kaumnya dan memberitahukan kepada mereka wahyu yang diterimanya dari Allah SWT.
Kaumnya pun telah beriman dan Allah memberikan berkah kepada harta dan anak-anak
mereka, sebagaimana yang diterangkan Allah dalam firman-Nya,
Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika ia lari ke kapal
yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah
dalam undian. Maka ia ditelan oleh ihan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau
sekiranya ia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan
tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke
daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan kami tumbuhkan untuk dia
sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus orang atau lebih. Lalu
mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga
waktu yang tertentu." (QS. ash-Shaffat: 139-148).
Allah SWT memberikan suatu pelajaran kepada Yunus dalam hal dakwah di jalan-Nya.
Allah SWT mengutusnya hanya untuk berdakwah. Inilah batasan dakwahnya dan beliau
tidak perlu peduli dengan kaumnya yang tidak mengikutinya dan karena itu beliau tidak
harus menjadi sedih dan marah. Nabi Luth tetap tinggal di kaumnya meskipun selama
bertahun-tahun berdakwah beliau tidak mendapati seorang pun beriman. Meskipun
demikan, Nabi Luth tidak meninggalkan mereka. Ia tidak lari dari keluarganya dan dari
desanya. Beliau tetap berdakwah di jalan Allah SWT sehingga datang perintah Allah
SWT melalui para malaikat-Nya yang mengizinkan beliau untuk pergi. Saat itulah beliau
pergi. Seandainya beliau pergi sebelumnya niscaya beliau akan mendapatkan siksaan

5
seperti yang diterima oleh Nabi Yunus. Jadi, Nabi Yunus keluar tanpa izin. Lalu
perhatikan apa yang terjadi pada kaumnya. Mereka telah beriman setelah keluarnya Nabi
Yunus. Allah SWT berfirman:
"Dan mengapa tidak ada penduduk suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat
kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami
hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri
kesenangan kepada mereka sampai waktu yang tertentu." (QS. Yunus: 98)
Dari penggalang kisah Nabi Yunus kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kita itu harus
sabar dalam menghadapi cobaan apapun dan dimanapun, terus berdzikir kepada Allah
SWT dan janganlah kita meremehkan kekuasaan ALLAH SWT. Karena itu semua
dilakukan atas izin Allah SWT

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kita harus bersabar dalam menyampaikan kebenaran, meskipun orang-orang yang
didakwahi menolak ajaran yang disampaikan. Karena mungkin saja di dalam diri
mereka menyimpan potensi kebaikan, sehingga pada waktunya mereka akan
mengikuti ajaran yang didakwahkan.
2. Jika melakukan kesalaha, maka segeralah bertaubat kepada Allah swt. Jangan terbuai
dengan kesenangan hawa nafsu, dan jangan menunda-nunda untuk beristigfar dan
bertaubat.
3. Berbaik sangkalah terhadap ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah kepada kita
meskipun secara lahir takdir itu tidak menyenangkan. Karena Allah telah menyiapkan
rencana lain yang akan mengeluarkan kita dari cobaan itu.
4. Seorang pemimpin harus menjaga amanah dalam memimpin kaumnya dan tidak boleh
lari dari tanggungjawab.
B. Saran
Demikianlah makalah yang telah saya susun tentunya dalam hal ini masih
banyak kekurangan, saya harap makalah ini dapat menambah wawasan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah yang
selanjutnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kumpulanmakalah.com/2017/09/kisah-nabi-yunus-dengan-ikan-paus.html
http://www.sarjanaku.com/2011/01/kisah-nabi-yunus.html
https://kisahmuslim.com/2662-kisah-nabi-yunus-alaihissalam.html

Anda mungkin juga menyukai