Anda di halaman 1dari 19

8Ringkasan Bab 9 : Nilai-nilai kristiani berdasarkan buah roh

A. KASIH

Menurut KBBI, kasih berarti perasaan sayang, memberi, dan perasaan cinta atau suka kepada
seseorang atau sesuatu.Dalam bahasa Ibrani, abev, berarti dorongan yang dirasakan oleh dua insan
berbeda kelamin yang tidak ada hubungannya dengan dorongan seksual. Kitab Galatia
mengunakan kata agape untuk menggambarkan kasih yang akrab dan kesukaan untuk melakukan
hal-hal menggemberikan. Agape menggambarkan kasih Allah kepada manusia.kasih harus
diwujudkan dalam perbuatan praktis kepada mereka yang membutuhkannya.Kasih bukan sekedar
sebuah kebajikan yang dangkalkarena menuntut tanggapan yang mendasar dari hati seorang
terhadap kasih Allah yang mendahuluinya.

B. SUKACITA

Menurut KBBI, sukacita berarti suka hati, girang hati, kegirangan. Dalam bahasa Ibrani, kata
“simkha” berarti dalam keadaan gembira sekali. Dalam Yunani, kata “khara” sepadan dengan
“agalliasis” yang artinya sukacita besar. Seseorang yang memiliki sukacita dari Allah akan kuat
menghadapi segala situasi atau dalam hidupnya.

C. DAMAI SEJAHTERA

Menurut KBBI, damai berarti tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman, tentram, tidak
bermusuhan, rukun. Sedangkan sejahtera berarti aman sentosa dan makmur, selamat, terlepas dari
segala macam gangguan. Kata damai sejahtera dalam bahasa Ibrani berasal dari kata “shalom”
yang artinya tidak sekadar damai atau hubungan yang harmonis dengan orang lain, tetapi juga
keutuhan, kesejahteraan, kesehatan, kesembuhan, bahkan pembebasan, keselamatan. Dalam
bahasa Yunani diterjemahkan dengan beberapa istilah yaitu eirene (kedamaian, kesejahteraan,
kesehatan), bugianinein (keadaan baik, sehat), dan soteria (pembebasan, keselamatan,
kesembuhan).

Ada 4 aspek penting dari damai sejahtera yaitu:

1. Damai sejati terjadi ketika kita diperdamaikan dengan Sumber Damai, yaitu pada saat
kebangkitan Tuhan Yesus
2. Damai sejati adalah damai yang mengalahkan segala kekuatan
3. Damai sejahtera Tuhan tidaklah bersifat pasif tetapi aktif, agresif, dan maju
4. Damai akan didapatkan kalau urusan dosa dibereskan.

D. KESABARAN
Kesabaran adalah ketenangan hati dalam menghadapi cobaan. Kesabaran dalam bahasa Ibrani,
erekh, dan dalam bahasa Yunani makrothumia. Kesabaran bukanlah sifat pasif, melainkan
penguasaan atau pengekangan atau pengendalian diri Allah menghadapi perlawanan manusia dan
hal-hal yang menimbulkan amarah-Nya.

E. KEMURAHAN
Baik dalam bahasa Ibrani maupun bahasa Yunani, kemurahan selalu dikaitkan dengan kasih dan
kebaikan. Bahasa Ibrani khesed dan khen, berarti kasih karunia. Sedangkan bahasa Yunani
oiktirmos atau krestotes dihubungkan dengan kebaikan hati. Kemurahan adalah sesuatu yang
mendalam dalam karakter kita. Orang yang rendah hati adalah orang yang peduli kepada orang
lain dan menganggap orang lain lebih utama daripada dirinya sendiri (Flp 2:3). Kemurahan
merupakan suatu tanda adanya kesalehan dalam hidup seseorang. Kesalehan yang dihasilkan oleh
Roh Kudus dalam buah kemurahan tidaklah pasif, tapi aktif. Ciri-ciri yang dapat dilihat adalah:
1. Suka memperhatikan
2. Suka menolong
3. Suka memberi

F. KEBAIKAN
Kamus Bebas Bahasa Indonesia mendefinisikan kata kebaikan dengan: 1. Sifat baik; perbuatan
baik; 2. Kegunaan; 3. Sifat manusia yang dianggap baik menurut sistem norma dan pandangan
umum yang berlaku. Dalam bahasa ibrani, ton artinya menyenangkan, menggembirakan, ramah.
Kebaikan menandakan sesuatu yang memberi kebahagiaan atau kepuasaan estetika atau moral.
Dalam bahasa Yunani, agathos, untuk menjelaskan gagasan yang baik sebagai kualitas jasmani
atau moral, dan kadang-kadang menerjemahkan dengan kalos, arti harfiahnya cantik. Baik bahasa
Yunani klasik maupun Alkitab mengartikan kata “kebaikan” dengan sesuatu yang mulia, terhormat,
mengagumkan, patut dipuji.
G. KESETIAAN
Kata setia dalam KBBI berarti berpegang teguh, tetap dan teguh hati, teguh dalam pendirian dan
janji. Kesetiaan artinya keteguhan hati, ketaatan dan kepatuhan. Kesetiaan digambarkan dengan
bahasa Yunani, pistis, yaitu bagian tabiat Allah. Kesetiaan dalam hal-hal kecil adalah ujian
karakter yang paling dapat dipercaya, seperti yang disebutkan dalam perumpamaan tentang talenta.

H. KELEMAHLEMBUTAN

Kata lemah lembut dalam bahasa Yunani adalah pra’is yang sering digunakan untuk menyebut
kuda jantan dewasa yang dijinakkan dan dapat ditunggangi. Paulus menggunakan bahasa Yunani,
proates untuk menjelaskan maksudnya tentang kelemahlembutan. Kelemahlembutan adalah
memberi perhatian kepada sesama dan selalu peka terhadap hak hak sesama. Ciri orang lemah
lembut yang ditunjukkan oleh Yesus adalah:

1. Rela diperlakukan tidak adil bahkan dilukai


2. Ia menerima keberadaan orang lain sebagaimana adanya
3. Ia bisa marah tetapi tidak berdosa

I. PENGUASAAN DIRI
Penguasaan diri diterjemahkan dari bahasa Yunani en kratos yang artinya kekuatan di dalam. Jadi,
penguasaan diri itu bukan sekadar norma atau aturan semata, tetapi kekuatan yang dibutuhkan
untuk melawan hasrat kedagingan. Bentuk lain dalam bahasa Yunani adalah eqkrateria yang
artinya menahan diri dan mengontrol diri sendiri. Seseorang yang dapat mengendalikan diri akan
mampu menguasai diri. Ini adalah buah dari Roh Allah yang mendiami umat-Nya yang percaya.

J. PELUANG DAN TANTANGAN UNTUK MENERAPKAN NILAI-NILAI KRISTIANI


a. Kasih tak terbatas
b. Kasih ibu
c. Mata rantai kebaikan
d. Kesetiaan Stefanus
Ringkasan bab 10 : Nilai keadilan dalam kehidupan sosial

A. ARTI KEADILAN
Dalam KBBI, kata adil berarti tidak berat sebelah, sepatutnya, tidak sewenang-wenang. Keadilan
adalah sifat yang adil, keadaan adil bagi kehidupan dalam masyarakat.
Menurut Baron dan Byre, ada 3 bentuk keadilan, yaitu:
a) Keadilan distributif
b) Keadilan prosedural
c) Keadilan interaksional

Dalam perjanjian lama, kaum Lewi menerima hak keuntungan sebagai gaanti anak-anak sulung dari
antara orang israel.Suku Lewi ini berhak menerima penghidupan dari kesebelas suku Israel
lainnya.Dengan peraturan ini, Tuhan tidak mengizinkan suku Lewi memiliki tanah dan bekerja
seperti suku lainnya. Suku Lewi dikhususkan untuk melayani di Bait Allah,sedangkan suku-suku
lainnya memenuhi kebutuhan hidup suku Lewi.

B. KEADILAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT


Masyarakat terdiri dari individu-individu dengan berbagai latar belakang pendidikan, ekonomi,
sosial, budaya, tradisi, pola hidup maupun cara pandang. Latar belakang seperti ini tentu
menimbulkan kebutuhan yang berbeda. Itu mestinya dapat dipenuhi oleh negara. Namun demikian
harus diakui bahwa tidak semua kebutuhan itu akan terpennuhi.
Karena begitu kompleksnya masyarakat, dibutuhkann keadilan yang berlaku bagi semua orang,
dimana saja. Keadilan dalam masyarakat harus memperhatikan hal-hal penting seperti stuasi
kebutuhan utama, dan bersifat proporsional.
Sebagai remaja Kristen, kamu dapat mewujudkannya dengan beberapa seperti:
a) Tidak pilih kasih, memandang dan memperlakukan semua orang sama.
b) Mendahulukan kepentingan umum dan menghargai kepentingan masyarakat.
c) Mendahulukan kebutuhan-kebutuhan khusus di dalam masyarakat, yang penting dapat
mendesak, menghormati orang yang menerima perlakuan ini.
d) Memenuhi kewajiban terlebih dahulu agar hak orang lian juga terpenuhi.
Ringkasan bab 11 : Peran roh kudus dalam keidupan orang percaya

A. PENGUDUSAN
Manusia cenderung hidup dala dosa karena terikat dosa. Oleh karena itu, manusia membutuhkan
keselamatan agar memperoleh hidup yang kekal di surga kelak. Pengudusan dalam bahasa
Yunani bagiasmos, memiliki dua arti, yaitu dipisahkan untuk Allah dan jalan hidup yang sesuai
dengan pemisahan tersebut. Pemisahan yang dimaksud adalah pemisahan dari dosa, dikhususkan,
dan dikuduskan bagi Allah, tidak boleh lagi menyerahkan diri pada kejahatan untuk memuaskan
kedagingan, tetapi harus menyerahkan diri kepada Allah untuk menyenangkan Dia. Setiap
manusia dibenarkan oleh Allah berdasarkan imannya kepada Kristus. Iman adalah jalan pembuka
bagi proses pengudusan hidup orang Kristen dan Allah. Salah satu peran utama roh kudus adalah
menguduskan. Manusia tidak dapat menguduskan dirinya sendiri. Roh kuduslah yang
menguduskannya.

B. PENGANGKATAN

Roh kudus berperan mengangkat orang-orang percaya menjadi anak-anak Allah. Kata Yunani
untuk pengangkatan adalah buiothesia yang artinya pemberian posisi yang sah sebagai anak. Kata
ini terdiri dari buios yang berarti anak dan thesis yang berarti menempatkan. Tindakan adopsi atau
pengangkatan seseorang menjadi anak adalah tindakan Allah yang menempatkan orang percaya
sebagai putra yang memiliki hak penuh atas kepunyaan Bapa. Diangkat menjadi anak-anak Allah
berarti melakukan semua hal yang menyenangkan hati Allah dan taat kepada-Nya. Kalau kita
diangkat menjadi anak-anak Allah itu semata karena kasih karunia. Oleh karena itu, kita harus
menerimanya dengan rendah hati dan penuh syukur.

C. MEMBERI PENGERTIAN
Roh kudus memberikan pengertian tentang arti Roh Kudus yang memampukan orang percaaa
memahami hall-hal mengenai Allah. Orang percaya tidak sanggup memahami apapun tentang Allah
tanpa pertolongan Roh Kudus. Iluminasi berasal dari bahasa Yunani photizo yang artinya menerangi,
memberi penerangan batin (Yoh 1:9; Luk 11:36; 1 Kor. 4:5; Ef 1:18). Berdasarkan pengertian ini
iluminasi didefinisikan sebagai perkerjaan Roh Kudus yang membantu membukakan pikiran dan
hati orang percaya agar mampu mengerti (menafsirkan) Alkitab dengan benar dan menerapkan
kebenaran itu dengan sunguh-sungguh dalam kehidupan mereka. Tidak ada lagi inspirasi (wahyu)
baru di luar alkitab karena Alkitab yang kita miliki sekarang sudah lengkap dan sempurna.

D. PEMBEBASAN

Pembebasan oleh Roh Kudus pada hakikatnya adalah pembebasan pikiran, kemerdekaan atas
perbuatan daging, tidak ada satupun manusia yang dapat mencapainya tanpa pertolongan Roh
Kudus. Allah tidak membiarkan orang percaya bergumul sendiri menghadapi dosa-dosanya. Ia
telah menyediakan senjata perlengkapan rohani yang dapat digunakan untuk berperang melawan
musuh-musuh rohani (EF. 6:10-13). Tidak itu saja, Allah juga memberikan Roh Kudus kepada
orang percaya. Roh Kudus mengarahkan watak manusia, melepaskan apa yang telah ada dari dunia
pada diri manusia, dan memperbarui watak manusia yang telah menyerahkan diri kepada Kristus.
Roh Kudus akan menuntun manusia agar dapat bertindak sesuai kebenaran.

E. PEMBERI PERTUMBUHAN
Dengan pertolongan Roh Kudus, kita memiliki buah Roh, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Buah roh ini tidak
dapat dipisahkan satu dengan lainnya sebab merupakan satu kesatuan yang utuh dan sama
pentingnya. Hanya oleh Roh Kudus manusia bisa dipulihkan dan bertumbuh serupa dengan Kristus.
Pertumbuhan rohani orang percaya terjadi karena karya Roh Kudus yang diam di dalamnya. Orang
percaya membutuhkan pertolongan Roh Kudus agar dapat bertumbuh menjadi serupa dengan
Kristus. Pertumbuhan itu terjadi karena Roh Kudus memberi kekuatan yang mengubakan mental,
karakter, dan kepribadian manusia yang sebelunya telah rusak total menjadi manusia yang
memiliki mental, karakter, dan kepribadian yang sesuai dengan pertumbuhan yang mengarah
kepada Kristus. Jadi, Roh Kudus mempunyai peran yang sangat penting, yaitu memberi
pertumbuhan kepada setiap orang percaya dan kepada jemaat sebagai persekutuan, baik dalam hal
iman maupun kapasitas hidupnya.
Bab 12. Peran Roh Kudus dalam Memperbarui Kehidupan Orang Beriman

A. MEMPERSATUKAN
Peran Roh Kudus dalam mempersekutukan orang percaya terlihat dalam jemaat mula-mula.
Roh Kudus mempersekutukan orang percaya dengn orang percaya yang lain dan
mempersekutukan orang percaya dengan Allah, sehingga mereka mendengarkan kesaksian iman
para rasul dan bertekun dalam pengajarannya. Roh Kudus berperan mempersatukan orang percaya
yang berbeda-beda dalam satu persekutuan. Roh Kudus mengikat dan membuat mereka menjadi
sehati sepikir. Pola pikir yang ditetapkan Roh Kudus adalah pikiran Kristus. Persekutuan orang
percaya dengan latar belakang yang beragam justru memperkaya persekutuan tersebut. mereka
dapat saling melengkapi kekurangan orang lain dengan kelebihan yang dimilikinya. Oleh karena
itu, hendaklah kita dengan rendah hati saling berbagi, memberi diri dan talenta, serta saling
mendukung diantara saudara seiman.

B. MEMBERI KARUNIA
Karunia dalam bahasa Yunani adalah kharisma yang dalam bentuk jamaknya kharismata. Kata
kharisma ini cukup populer di dunia sekuler, sering diartikan sebagai sesuatu yang unik dalam diri
seseorang sehingga orang tertarik dengannya. Alkitab menghubungkan kharisma dengan Roh
Kudus. Karunia adalah pemberian khusus dari Roh Kudus kepada orang percaya. Karunia yang
beragam harus digunakan untuk saling memperlengkapi dan melayani dalam persekutuan tubuh
Kristus. Adalah salah bila kita beranggapan karunia dan kepenuhan Roh Kudus menjadi indikator
pencapaian rohani atau menggarisbawahi ranking kehidupan rohani seseorang. Lebih salah lagi,
bila dipakai untuk menghakimi oranglain. Karunia Roh Kudus bermuara pada kemuliaan Allah
bukan kemegahan pribadi manusia.

Bab 13. Ketergantungan Manusia terhadap Pimpinan Roh Kudus


A. ROH KUDUS MENYADARKAN MANUSIA AKAN DOSANYA
Ada 4 peran penting Roh Kudus, yaitu memuliakan Kristus, menyadarkan manusia akan
dosanya, memimpin manusia ke dalam kepenuhan kebenaran, dan memberi penghiburan kepada
orang percaya. Roh Kudus tidak dapat dipisahkan dari hidup suci karena Roh Kudus adalah Roh
yang suci. Ia datang ke dunia, memimpin manusia kepada keselamatan di dalam Kristus dengan
menyadarkan manusia akan dosanya, akan adanya keadilan dan penghakiman Tuhan. Sehingga
orang yang menerima pekerjaan Roh Kudus menyadari dosa-dosanya. Dengan mengetahui hal ini,
orang percaya akan berjuang untuk taat kepada Allah. Dan untuk itu, orang percaya membutuhkan
pertolongan Roh Kudus. Roh Kudus memberi kita kepastian bahwa dosa-dosa kita sudah diampuni.
Satu-satunya dosa yang tidak dapat diampuni adalah menolak pengampunan dengan mengeraskan
hati ketika Roh Kudus menyadarkan.

B. ROH KUDUS MENGHIBUR DALAM KESUSAHAN


Peran Roh Kudus sangat besar dalam kehidupan orang percaya. Ia menjalankan lebih dari satu
peran. Ia adalah sumber penghiburan. Saat kita kehilangan penolong, Ia menolong dan membela
kita. Parakletos adalah penghibur sejati. Ia menghibur orang yang terluka, putus asa, dan
berdukacita. Ia juga memberi kekuatan kepada orang yang lemah. Ia melengkapi orang yang takut
dengan semangat dan kebenaran.

C. ROH KUDUS YANG MENGUASAI HATI NURANI


Perbedaan antara binatang dengan manusia adalah manusia memiliki akal budi. Manusia juga
memiliki perasaan sehingga ia dapat terharu, dapat membedakan manakah yang baik dan jahat,
dapat menyesal, merasa malu karena berbuat salah, dan sebagainya. Inilah perasaan hati nurani.
Ketika kita sedang berdialog dengan diri sendiri tiba-tiba ada suara lain yang seolah-olah
memperkuat atau menentang kita. Suara itu dapat berasal dari Roh Kudus atau Iblis, oleh sebab
itu, orang Kristen harus bisa membedakan manakah suara hati nurani kita, manakah suara Roh
Kudus, dan manakah suara Iblis. Disinilah kita bergantung pada campur tangan Roh Kudus agar
dapat membedakannya. Hati nurani sangat penting karena sedikit saja kita melenceng dari
kehendak Tuhan, hati nurani kitapun dikuasai oleh iblis. Hati kita akan menjadi pelita Allah yang
menyinarkan cahaya untuk menyelidiki seluruh lubuk hati, pikiran, dan semua tindakan kita.
Fungsi hati nurani adalah untuk menegur atau mengoreksi, apakah yang pikirkan, katakan, lakukan,
benar atau salah. Kita tidak dapat menghindari teguran hati nurani. Kita harus menghadapi apa
yang sudah kita lakukan dan mempertanggungjawabkannya kepada Pencipta kita.
D. ROH KUDUS YANG MENYERTAI
Roh Kudus sebagai penolong tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita. Ia sanggup
mengadakan keajaiban-keajaiban dalam hidup kita. Dengan menanggalkan kekerasan hati dan
tidak menentang Roh Kudus, kita dapat merasakan Roh-Nya bekerja dalan hidup kita. Perjanjian
Baru mengajarkan bahwa semua orang yang percaya didiami oleh Roh Kudus untuk selama-
lamanya. Kehadiran Roh Kudus membuat kita merasa aman dalam hubungan kita dengan Allah.
Kehadiran Roh Kudus akan mendorong kita tetap hidup dalam kekudusan, menghormati Allah,
dan tidak kompromi dengan dosa.

BAB 14. Peran Roh Kudus Menurut Kisah Para Rasul


A. ROH YANG DIJANJIKAN
Kematian Tuhan Yesus tidak hanya meninggalkan duka yang mendalam diantara para
pengikut-Nya, tetapi juga kegelisahan dan kekhawatiran tentang apa yang harus dilakukan oleh
para murid. Tetapi setelah kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus beberapa kali meyakinkan mereka agar
mereka tidak perlu gelisah, gentar ataupun takut. Memang Tuhan Yesus tidak akan terus bersama-
sama dengan murid secara fisik, tetapi setelah kenaikan-Nya nanti, Tuhan Yesus menjanjikan Roh
yang akan diberikan kepada mereka. Mereka harus berkupul di Yerusalem untuk menantikan-Nya.

B. BAPTISAN ROH KUDUS


Dalam peristiwa pentakosta para murid mengalami kepenuhan Roh Kudus. Baptisan Roh
Kudus seringkali disalahartikan. Sesungguhnya baptisan Roh Kudus adalah pencurahan Roh
Kudus ke atas orang percaya. Sama halnya dengan yang terjadi pada murid-murid pada hari
Pentakosta. Roh Kudus hinggap di atas mereka. Dibaptis dengan Roh Kudus artinya mengalami
kepenuhan Roh Kudus, yaitu Roh Kudus diam dan berkuasa atas hidup orang yang mengalaminya.
Jika Roh Kudus diam dan berkuasa atas diri seseorang, Roh Kudus tidak memperalat orang
tersebut untuk melakukan kehendaknya. Roh Kudus tidak menjadikan manusia sebagai robot,
tetapi memberinya kemampuan untuk melakukan kebenaran seperti kehendak Tuhan. Jadi,
baptisan Roh Kudus adalah pernyataan bahwa seseorang adalah milik Allah, didiami dan dikuasai
oleh Roh Kudus untuk melakukan kehendak Allah.
C. MEMBERI KARUNIA
Setelah Roh Kudus hinggap di atas murid-murid, mereka dapat berkata-kata dalam bahasa lain
seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka (Kis 2:4, 10:46, 19:6). Bahasa ini adalah
pemberian Allah. Bahasa ini juga tidak dapat dipelajari karena merupakan karunia dari Allah. Jadi,
Roh Kudus melengkapi orang percaya dengan kemampuan yang diperlukan dalam pelayanan.

D. KARYA ROH KUDUS DALAM MENYELESAIKAN PERTIKAIAN


Pandangan yang membedakan antara orang Yahudi dan bangsa lain terus berlangsung. Petrus
yang dipenuhi Roh Kudus menjelaskan dalam sidang di Yerusalem. Ia diberi hikmat oleh Roh
Kudus untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik sehingga mereka menerima bahwa Tuhan
tidak pernah membeda-bedakan manusia (Kis. 15). Jadi, Roh Kudus mendamaikan dan
mempersatukan semua perbedaan di bawah kuasa Allah.

Bab 16. Identitas Orang Percaya


A. MURID KRISTUS
Dalam Alkitab, murid adalah seorang pengikut. Dalam bahasa latin, disebut discipulus, dalam
bahasa Ibrani dengan kata mathehes. Murid menerima pengajaran dan mendapatkan pelatihan dari
orang lain bahkan mengikuti gaya guru atau orang yang mengajarinya. Tuhan Yesus menegaskan
bahwa tidak mudah menjadi seorang murid Kristus. Selain mengemban tugas yang wajib
dilakukan, ada tuntutan kualitas hidup yang haus dimiliki murid. Kualitas hidup seorang murid
menurut Matius 16:24 adalah:
1. Menyangkal dirinya. Kualitas ini tidak mengandung pengertian negatif bahwa seorang murid
harus menghilangkan eksistensi dan makna diri dalam hidupnya. Menyangkal diri artinya,
menempatkan Kristus sebagai pusat kehidupan dimana seluruh keinginan manusiawi Sang
murid ditaklukkan di bawah kehendak Sang Guru.
2. Memikul salib. Salib dipundak Yesus bukan hanya hukuman Romawi yang paling berat dan
hina, tetapi pelimpahan kehinaan akibat dosa kita kepada Guru Agung yang tanpa dosa. Yesus
memikul salib menunjukkan ketaatan-Nya kepada Allah. Dia mati untuk menyelamatkan
kehidupan manusia.
3. Mengikut Kristus, artinya setia mengikuti dan menaati semua firman-Nya.
B. BANGSA YANG TERPILIH
Orang percaya dipilih Allah untuk menjadi bangsa pilihan-Nya. Bangsa yang terpilih
mengandung silsilah kekerabatan, dan dapat berarti hubungan yang diarahkan baik kepada Allah
maupun sesama manusia, sebagaimana diwujudkan dalam kelahiran baru. Dalam Perjanjian Lama,
bangsa Israel dikatakan umat pilihan, dan di Perjanjian Baru, orang-orang percaya dipanggil
sebagai orang pilihan. Bangsa yang kudus mengandung arti panggilan yang mencerminkan
keadaan Allah, yang telah memanggilnya. Pemanggilan ini didasarkan pada:
1. Kasih karunia
2. Kedaulatan Allah
3. Sifat kekekalan Allah
4. Pemilihan Allah

C. UMAT KEPUNYAAN ALLAH


Dalam kehidupan bersama orang lain, identitas sebagai milik kepunyaan Allah mengandung
tanggung jawab untuk menunjukkan prioritas hidup. Dalam hal penggunaan waktu bersama,
bekerja bersama, berolahraga bersama, dan kegiatan kemasyarakatan lainnya, orang percaya harus
menggambarkan dirinya adalah milik Allah. Dengan demikian, tidak ada satupun manusia merasa
berhak mengatur atau mengeksploitasi kamu dengan cara apapun.

D. BANGSA YANG KUDUS


Identitas orang percaya sebagai orang yang kudus berhubungan dengan perubahan moral dan
spiritual orang percaya yang sudah dibenarkan, mengalami kelahiran kembali dan dikaruniai hidup
yang baru oleh Tuhan. Bangsa yang dikuduskan Tuhan berarti telah dikhususkan bagi Allah untuk
melaksanakan tugas khusus memberitakan Kerajaan Allah. Orang percaya harus menyatakan
identitasnya dengan gaya hidup yang menjaga kekudusan, dalam berbicara kita menggunakan
kata-kata yang benar dan pantas, bersikap sopan, berperilaku yang berkenan kepada Allah serta
bertindak benar.
E. IMAMAT YANG RAJANI
Imamat yang rajani tidak berbicara tentang imam dan raja. Imam adalah fungsi dan tugas setiap
anak Allah. Itulah mengapa imam bukan merupakan jabatan yang diberikan untuk
memperlengkapi pergerakan orang kudus. Sebagai imam, kita dilayakkan datang menghampiri
takhta kasih karunia Allah. Selain itu, kita juga memiliki tanggungjawab untuk melayani Allah.
Orang percaya adalah imam dan raja yang melayani. Sebagai imam memiliki akses langsung
kepada Tuhan, seorang saksi Yesus yang mengantar orang agar mengenal Yesus. Setiap orang
percaya dipanggil untuk melayani. Imamat Rajani adalah prinsip kasih yang berfungsi. Setiap kita
memiliki sesuatu yang diperlukan oleh orang lain. Yang Tuhan berikan kepada kita tidak untuk
kita pribadi, tetapi untuk dibagikan kepada yang lain. Kalau kita tidak mau melayani atau berfungsi,
hal itu menandakan kasih Kristus belum berakar dalam kita dan kita masih diliputi kesombongan,
ketakutan, dan keterikatan. Kasih yang sejati akan mengalahkan segala ketakutan (1 Yoh 4:18)
dan urapan Roh Kudus akan memberi keberanian ( Kis 4:31; 2 Tim. 1:7).

Bab 17. Hidup sebagai Makhluk Sosial


PENGERTIAN MANUSIA DICIPTAKAN SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Adam tidak menemukan penolong yang sepadan dengan dirinya. Tuhan tahu kebutuhan itu,
maka ia membuat Adam tidur nyenyak, mengambil salah satu rusuknya lalu menciptakan seorang
perempuan untuk menjadi penolong, sepadan dengannya. Sejak mulanya Allah telah menciptakan
manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan, saling melengkapi, dan memberi arti
bagi hidup sesamanya. Memaknai pernyataan Allah tersebut, maka orang percaya yang tidak dapat
hidup tanpa sesamanya ini, harus mengupayakan dan memelihara kelangsungan kehidupan
bersama dengan orang lain. Menerima kenyataan ini berarti menerima tanggung jawab untuk
mengutamakan orang lain, bahkan bersedia mengorbankan dirinya untuk membangun kehidupan
orang lain disekitarnya.

Bab 18. Memaknai Kehidupan Bersama Orang Lain


A. GARAM DAN TERANG DUNIA
Menjadi garam dan terang dunia berbicara tentang hidup yang diperlihatkan kepada sesama
melalui kesucian hati (Mat 5:8). Hidup bersama orang lain dalam ketulusan, memberikan pengaruh
baik yang memperbaiki kualitas kehidupan orang di sekitarnya dan menunjukkan sikap adil, tidak
pilih-pilih teman, dan terbuka menyatakan kebenaran.
B. BERSAHABAT
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikam kesalahan untuk menghindari perselisihan.
Justru karena kasihnya ia berani menegur. Sahabat akan menyatakan apapun sekalipun
menyakitkan agar sahabatnya mau berubah. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati,
namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Alkitab memberikan contoh sahabat sejati,
yaitu Yesus Kristus. Karya Kristus di kayu salib membuktikan bahwa ia adalah sahabat sejati bagi
kita. Prinsip persahabatan sejati yang diajarkan Yesus adalah:
1. Tidak ada rahasia yang harus disembunyikan. Yang ada hanya kejujuran
2. Ada komunikasi yang terbuka setiap saat
3. Tidak mementingkan diri sendiri, tidak egois
4. Rela berkorban demi kehidupan sahabatnya
5. Menghormati dan menghargai pilihan sahabatnya meskipun harus berbeda.

C. BERPACARAN
Pacaran selalu dihubungkan dengan rasa cinta. Menurut John Lee, ada enam bentuk dasar dari
cinta yaitu:
1. Eros. Bentuknya identik dengan romantisme cinta, dipenuhi hasrat fisik dan emosi, yang
berdasarkan kepuasan visual atau tampilan.
2. Ludus. Bentuknya adalah permainan, penuh perhitungan menang atau kalah, untung atau
rugi.
3. Storge. Bentuk cinta yang hangat, biasanya tumbuh perlahan-lahan dari persahabatan atas
dasar beberapa kesamaan yang dimiliki.
4. Pragma. Bentuk cinta yang didasari logika, bukan perasaan, cinta ini didasarkan pada
intelektual, spiritual, dan logika.
5. Mania. Bentuk cinta yang meledak-ledak, penuh obsesi, dan seringkali dipicu oleh
rendahnya rasa percaya diri.
6. Agape. Bentuk cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, tanpa timbal balik dan tidak
menuntut balas, seperti cintaa kasih seorang ibu.
Tujuan pacaran yang benar adalah:
1. Mengenal karakter atau sifat masing masing
2. Belajar saling menghormati dan menghargai pasangannya
3. Belajar saling menerima
4. Belajar saling memotivasi
5. Belajar sama-sama meningkatkan perkembagan rohani
Pacaran yang sesuai dengan ajaran Kristen:
1. Berpacaran dengan sesama orang percaya
2. Dilandasi oleh kasih yang rela berkorban dan tulus
3. Dibangun dengan komunikasi yang terbuka dan jujur
4. Menjaga kekudusan, bertanggung jawab dalam perkataan, perbuatan, dan pikirannya
5. Saling membangun dalam pertumbuhan rohani, memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan,
setia dalam doa dan firman Tuhan
6. Memberi kesempatan pasangan untuk berkembang, berbeda pendapat adalah hal yang wajar,
menentukan pilihan yang berbeda, dan bergaul dengan orang lain.

D. BERMASYARAKAT
Sebagai makhluk sosial, kita hidup ditengah masyarakat yang majemuk. Identitas orang percaya
dalam hidup bermasyarakat akan tampak dalam caranya bersilahturami, menjalin relasi,
memperhatikan orang-orang di sekitarnya, menunjukkan prioritas hidup. Tuhan Yesus
menggambarkan situasi yang dialami orang percaya di tengah dunia ini bahkan dapat mengancam
kehidupan mereka. Hidup sebagai orang percaya akan menghadapi berbagai tantangan dalam
masyarakat. Namun, yang penting bukan berapa besar tantangan yang dihadapi, melainkan
bagaimana menyikapinya.

Bab 19. Allah Pembaru Kehidupan


A. PENGERTIAN ALLAH SEBAGAI PEMBARU KEHIDUPAN MANUSIA DAN ALAM
Pembaruan kehidupan adalah proses yang bersifat dinamis dan konstruktif. Dinamis karena
prosesnya bergerak maju menuju kesempurnaan, tetapi konstruktif karena sifatnya memajukan dan
membangun sehingga jadi lebih bermakna. Yang paling utama dalam suatu pembaruan adalah
proses yang terus berjalan agar sampai pada kesempurnaan, kesediaan pemilik kehidupan untuk
mengalami pembaruan. Allah sebagai pembaru kehidupan artinya Allah yang melakukan tindakan
atau proses pembaruan dalam kehidupan manusia dan alam. Allah melakukan pembaruan
kehidupan manusia dan alam dari dalam keluar, agar pembaruan yang terjadi di dalam dapat
terlihat keluar sehingga terjadi pembaruan secara total.

B. KEJATUHAN MANUSIA KE DALAM DOSA


Seandainya dosa hanya sebatas tindakan, tentu saja akibatnya terbatas pada orang yang
melakukannya saja. Tetapi tidak demikian dalam ajaran Kristen. Menurut Alkitab, dosa adalah
suatu pemberontakan kepada Allah. Dengan jatuhnya manusia ke dalam dosa, mustahil manusia
dapat tinggal bersama Allah di Taman Eden. Allah mengusir mereka dan tidak pernah
mengizinkan mereka masuk ke taman itu lagi. Dosa yang dimulai oleh Hawa, diikuti oleh Adam,
menjalar masuk ke dalam dunia, kepada semua keturunan Adam dan Hawa serta seluruh alam
semesta. Alkitab mencatat hukuman atas dosa adalah:
1. Perempuan akan mengalami banyak kesusahan ketika mengandung dan kesakitan ketika
melahirkan anaknya
2. Tanah terkutuk, akan menghasilkan semak duri dan rumput
3. Manusia akan bersusah payah mencari rezeki seumur hidupnya
4. Manusia akan kembali menjadi tanah

C. JANJI ALLAH TENTANG PEMBARUAN KEHIDUPAN MANUSIA DAN ALAM


Salah satu ciri khas ajaran Alkitab adalah perjanjian kasih karunia. Dalam kutukan akibat dosa,
tersirat sebuah janji yang memberikan pengharapan. Inilah janji pertama, bahwa meskipun ular
meremukkan tumit perempuan (Hawa) itu, keturunan perempuan itu akan meremukkan kepalanya.
Keturunan yang dimaksud adalah Yesus Kristus. Memang kejahatan mendatangkan hukuman.
Namun di sisi lain yang kerap kurang diperhatikan adalah Allah masih mau menyelamatkan.
Perjanjian Lama mencatat janji Allah yang agung tentang pembaruan hubungan Allah dengan
manusia yang diinisiasi oleh Allah sendiri. Ikatan perjanjian tersebut adalah:
1. Perjanjian Allah dengan Nuh. Karena manusia hidup dalam kejahatan, maka Allah
memusnahkan manusia dengan air bah. Perjanjian ini mengatakan bahwa Allah tidak akan
memusnahkan manusia dengan air bah lagi, dan ditandai dengan busur di awan yaitu pelangi.
2. Perjanjian Allah dengan Abraham bahwa keturunannya akan memenuhi bumi, namanya
termasyur dan akan mendatangkan berkat bagi bumi dan segala isinya. Perjanjian Abraham
akan ditandai dengan sunat.
3. Perjanjian Allah dengan Musa di Pegunungan Sinai disebut “Perjanjian Sinai”, tempat Allah
memberikan 10 Hukum yang harus ditaati oleh bangsa Israel jika mereka ingin hidup
berkenan kepada Allah.
4. Perjanjian Allah dengan Daud tentang takhta dan keturunan Daud. Allah akan
mengokohkan tahta Daud. Dari keturunan Daud akan lahir seorang raja yang
menyelamatkan dunia.
5. Ikatan perjanjian Allah diulangi kembali melalui para Nabi yang semakin jelas
menubuatkan penyelamatan Allah terhadap manusia.

Bab 20. Karya Allah sebagai Pembaru Kehidupan

A. KARYA PEMBARUAN ALLAH DALAM PERJANJIAN LAMA


Allah menggambarkan rencana dan tindakan pembaruan-Nya melalui bangsa Israel. Dalam
ikatan perjanjian anugerah dengan Allah, bangsa Israel mendapatkan petunjuk untuk mengadakan
upacara perdamaian atas dosa-dosa mereka agar hubungan dengan Allah dapat dikuduskan
kembali. Hari raya pendamaian dirayakan dengan pemotongan kurban pendamaian dan dilakukan
oleh imam yang mewakili seluruh bangsa Israel di hadapan Allah. Allah tidak hanya
mengkehendaki kurban pendamaian, tetapi juga perubahan batiniah umat-Nya sehingga upacara
pendamaian tidak hanya berlangsung sebagai pemenuhan hukum belaka, tetapi merupakan respons
terhadap pembaruan Allah bagi manusia dan alam sekitarnya. Dalam pembaruan ini, Tuhan akan
menghapus dosa umat-Nya. Mereka akan mencari orang lain yang dapat mengajari mereka tentang
Tuhan, Allah akan mengampuni dosa mereka dan tidak mengingatnya lagi. Ini menjadi perjanjian
keselamatan yang memperbarui kehidupan manusia dan alam.

B. KARYA PEMBARUAN ALLAH DALAM PERJANJIAN BARU


Perjanjian Baru menjelaskan karya pembaruan Allah yang tidak pernah terlepas dari kehadiran
Yesus Kristus di dunia. Alkitab menegaskan bahwa semua manusia telah jatuh ke dalam dosa dan
kehilangan kemuliaan Allah. Tidak satupun manusia dapat menyelamatkan dirinya dari hukuman
kekal. Untuk dapat selamat dari hukuman kekal dibutuhkan kurban pendamaian yang dapat
menanggung semua hukuman tersebut. Inilah yang tidak dapat dipenuhi oleh manusia berdosa.
Namun kasih Allah tidak terbendung oleh pemberontakan manusia. Ia merelakan anak-Nya yang
tunggal menjadi kurban pendamaian sebab itulah satu-satunya jalan untuk mendamaikan manusia
dengan diri-Nya (Rom 8:31). Karya penyelamatan Kristus hingga kebangkitan-Nya memberikan
akibat penting bagi manusia berdosa, yaitu:
1. Pengurbanan
2. Pendamaian
3. Pemulihan
4. Penebusan

Karya pembaruan Allah dalam Perjanjian Baru mengurbankan Kristus sebagai penyelesaian dosa
manusia kepada Allah dengan tujuan:

1. Mengampuni dosa manusia


2. Menebus manusia dari maut
3. Memulihkan hubungan dengan Allah
4. Membarui kehidupan manusia dan alam
5. Memastikan jaminan hidup yang kekal

Bab 21. Makna Allah sebagai Pembaru Kehidupan


A. ALLAH MENGHENDAKI PERTOBATAN MANUSIA
Pertobatan berasal dari kata dasar tobat dalam bahasa inggris repentance yang secara harfiah
berarti menyesal atas kesalahan, pelanggaran, kejahatan, atau dosa yang telah diperbuat, dan
berbalik kepada jalan yang diyakininya sebagai suatu kebenaran. Dalam Perjanjian Baru
digunakan kata metanoia dan epistrepho. Kata metanoia adalah terjemahan dari bahasa Ibrani,
nicham, sedangkan epistrepho adalah terjemahan dari bahasa ibrani shubh. Metanoia berarti
perubahan pikiran atau hati. Pertobatan adalah kebutuhan mutlak manusia berdosa untuk
menerima pembaruan dari Allah. Menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi, artinya kita hidup
dan datang pada Tuhan dengan cara pandang serta pola pemikiran yang mengarah pada suatu sikap
percaya yang mengampuni siapapun tanpa pertobatan. Dalam pertobatan, manusia lama disalibkan
bersama Kristus, sehingga manusia tidak lagi melayani dosa karena ia telah mati dan telah
dibebaskan dari dosa melainkan melayani Allah dalam kebenaran. Pertobatan adalah peristiwa
yang terjadi sekali seumur hidup dan setelah itu mengalaminya sebagai bentuk pembaruan yang
dikerjakan Allah setiap saat, menuju kesempurnaan di dalam Kristus.

B. PEMBARUAN KEHIDUPAN MANUSIA DAN ALAM


1. Pembaruan Hati
Hati manusia dikuasai oleh dosa yang menjadikan manusia hamba dosa. Allah membarui
hati manusia dengan menguduskannya dari segala yang najis dan memberikan hati yang
dikuasai oleh Roh Kudus untuk melakukan perbuatan baik sebagai hamba Kristus.
2. Pembaruan Pola Pikir Manusia
Pembaruan Allah terhadap pola berpikir yang lama, yaitu hidup dengan pengertian yang
gelap dan jauh dari persekutuan dengan Allah, perasaan menjadi tumpul sehingga
mengerjakan segala macam kejahatan.
3. Pembaruan Tingkah Laku
Orang yang sudah ditebus oleh Kristus tidak hanya pola pikirnya berubah, tetapi juga
seluruh tingkah lakunya. Hidup orang percaya adalah perubahan dari hidup di bawah kuasa
kehidupan manusia lama menuju kemerdekaan yang dibentuk dalam ruang lingkung
manusia baru sesuai dengan kehendak Allah.
4. Pembaruan Hubungan Sosial dan Dengan Alam Semesta
Pikiran dan perasaan Kristus adalah sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, tidak
mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia dan rendah hati. Inilah yang harus
mewarnai kehidupan bersama orang lain dalam situasi apapun.

BAB 22. Tujuan Karya Pembaruan Allah


A. BERAKAR DALAM KRISTUS
Akar adalah bagian dari pohon yang berfungsi sebagai penguat dan pengisap zat makanan,
membuat pohon bertumbuh dengan baik. Sebagaimana pohon tidak dapat hidup jika ia tidak
berakar, demikian pula pohon kehidupan iman seseorang tidak akan dapat bertumbuh dan berbuah.
Hanya jika seseorang membangun akar hidup rohaninya di dalam Kristus, ia akan sanggup hidup,
bertahan, dan bertumbuh di dalam imannya. Agar seseorang dapat berakar di dalam Kristus
dibutuhkan ketekunan.
B. BERTUMBUH KE ARAH KRISTUS
Allah melakukan pembaruan bagi kehidupan manusia agar manusia mengalami pertumbuhan
rohani yang baik. Untuk itu, orang percaya harus memelihara persekutuan pribadi dengan Kristus,
mempelajari firman agar memiliki pengenalan yang benar tentang Allah. Dengan cara demikian,
orang percaya dapat bertumbuh semakin kuat dalam imannya kepada Kristus. Pertumbuhan rohani
bukanlah hal pribadi antara orang Kristen dengan Allah saja, tetapi juga hal ibadah. Dalam ibadah
kita membuka diri untuk pekerjaan Allah dan kebutuhan sesama kita. Keduanya mengharuskan
kita untuk tumbuh menjadi sempurna menurut gambar Kristus.

C. BERBUAH BAGI KRISTUS


Bertumbuh dan berbuah adalah dua hal yang berbeda. Tidak mungkin ada buah kalau tidak ada
pertumbuhan. Pertumbuhan itu adalah proses untuk berbuah. Dalam pembaruan yang dikerjakan
Allah bagi kehidupan manusia, ada bagian-bagian yang tidak benar dari diri kita yang harus
dibuang. Agar kita bisa bertumbuh dan berbuah dengan baik, kita harus tetap tinggal di dalam
Kristus, dan Kristus di dalam kita, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan
bersama orang lain. Tinggal di dalam Kristus berarti melakukan kehendak-Nya setiap saat. Semua
tindakan pembaruan adalah proses pemotongan sifat-sifat yang tidak sesuai dengan kehendak
Allah atau pembersihan dari segala tingkah laku yang salah. Proses itu diperlukan agar kita
menjadi pohon yang berbuah lebat.

Anda mungkin juga menyukai