Nabi Yunus menelusuri jalan sehingga tiba di tepi pantai. Beliau menaiki kapal yang
akan segera berlayar. Di tengah lautan, gelombang ombak besar dan tiupan angina
topan telah membuat kapal itu menjadi oleng. Seluruh penumpang kapal menjadi
panic. Nahkoda kapal mengatakan, demi keselamatan bersama, beban kapal harus
dikurangi dengan cara mengurangi seorang penumpang.
Untuk menentukan siapa yang akan dikeluarkan dari kapal, mereka melakukan
undian. Dari undian itu, nama yang keluar adalah Nabi Yunus. Mereka melakukan
undian sampai tiga kali namun tetap saja nama Nabi Yunus yang keluar. Dengan
penuh kesadaran Nabi Yunus ikhlas dilemparkan ke laut meskupun orang-orang yang
di atas kapal tidak rela karena Nabi Yunus adalah orang yang mereka sangat hormati.
Allah swt. Memerintahkan seekor ikan paus besar untuk menelan Nabi Yunus.
Meskipun besar ikan paus itu tidak bergigi itulah sebabnya Nabi Yunus tetap hidup
meskipun di dalam perut ikan. Dalam kondisi seperti itu Nabi Yunus sadar bahwa ia
telah berdosa kepada Allah dengan meninggalkan kaumnya tanpa izin dari Allah swt.
Allah swt. Telah mengabarkan kisah ini dalam Al-Qur’an Q.S. Ash-Shaafat: 139-142.
Di dalam perut ikan yang gelap gulita Nabi Yunus bertasbih dan beristigfar
mememohon ampun kepada Allah swt. Kemudian Allah mengampuni dosa Nabi
Yunus dan memerintahkan ikan paus tersebut melemparkannya ke daratan. Do’a Nabi
Yunus terdapat dalam Al-Qur’an Q.S. Al-Anbiya:87
Saat kembali ke daratan Nabi Yunus dalam kondisi sakit dan kurus. Allah swt. Tidak
membiarkan Nabi-Nya begitu saja, maka ia menumbuhkan pohon labu. Nabi Yunus
memakan buahnya selanjutnya kesehatannya kembali pulih. Akhirnya Nabi Yunus
kembali kepada kaumnya. Kaum yang dulu ketika ia tinggalkan berada dalam
kekufuran. Kini mereka telah beriman kepada Allah swt.