Anda di halaman 1dari 2

A.

Dakwah Nabi Yunus


Namanya Yunus Bin Matta. Berdakwah disebuah desa bernama ninawa, dekat hulu
sungai Tigris di Irak. Penduduk desa tersebut tidak beriman kepada Allah swt. Nabi
Yunus menyeru penduduk desa tersebut untuk menyembah Allah dan meninggalkan
penyembahan terhadap berhala. Namun penduduk desa Ninawa menolak dakwah
Nabi Yunus. Mereka lebih suka hidup dengan mengikuti ibadah yang diwariskan oleh
nenek moyang mereka. Nabi Yunus merasa putus asa. Ajakan kebenaran untuk
menyembah Allah tidak dingar oleh kaumnya. Dengan penuh kecewa, Nabi Yunus
pergi meninggalkand desa tersebut.
Allah swt. Sebenarnya tidak meminta Nabi Yunus untuk meninggalkan kaumnya.
Akan tetapi Nabi Yunus sudah merasa tugasnya selesai karena Allah telah
mengabarkan bahwa mereka akan diazab Allah dalam tiga hari mendatang. Nabi
Yunus hanya memperingatkan akan datangnya azab tersebut.
Setelah Nabi Yunus meninggalkan kaumnya, ternyata peringatan itu telah membuat
semua penduduk desa merasa takut akan azab Allah, dan hati mereka menjadi
lunak.akhirnya mereka sadar bahwa kesyirikan yang mereka lakukan selama ini
merupakan dosa besar yang mendatangkan murka Allah swt.
Langit di atas desa Ninawa Nampak semakin gelap. Semua penduduk merasa cemas,
mereka yakin azab Allah yang diperingatkan oleh Nabi Yunus benar-benar akan
terjadi. Mereka pun menyesal atas sikap mereka yang telah menolak dakwan Nabi
Yunus. Maka mereka semua menangis dan memohon ampun kepada Allah swt. Atas
perbuatan syirik yang mereka lakukan. Seluruh penduduk ninawa pun menyatakan
beriman kepada Allah swt. Allah swt. Menerima taubat penduduk desa Ninawa. Azab
yang semula akan ditimpakan tidak jadi diturunkan. Kasih saying Allah mendahului
murka-Nya.

B. Kisah Nabi Yunus dan Ikan Paus

Nabi Yunus menelusuri jalan sehingga tiba di tepi pantai. Beliau menaiki kapal yang
akan segera berlayar. Di tengah lautan, gelombang ombak besar dan tiupan angina
topan telah membuat kapal itu menjadi oleng. Seluruh penumpang kapal menjadi
panic. Nahkoda kapal mengatakan, demi keselamatan bersama, beban kapal harus
dikurangi dengan cara mengurangi seorang penumpang.
Untuk menentukan siapa yang akan dikeluarkan dari kapal, mereka melakukan
undian. Dari undian itu, nama yang keluar adalah Nabi Yunus. Mereka melakukan
undian sampai tiga kali namun tetap saja nama Nabi Yunus yang keluar. Dengan
penuh kesadaran Nabi Yunus ikhlas dilemparkan ke laut meskupun orang-orang yang
di atas kapal tidak rela karena Nabi Yunus adalah orang yang mereka sangat hormati.
Allah swt. Memerintahkan seekor ikan paus besar untuk menelan Nabi Yunus.
Meskipun besar ikan paus itu tidak bergigi itulah sebabnya Nabi Yunus tetap hidup
meskipun di dalam perut ikan. Dalam kondisi seperti itu Nabi Yunus sadar bahwa ia
telah berdosa kepada Allah dengan meninggalkan kaumnya tanpa izin dari Allah swt.
Allah swt. Telah mengabarkan kisah ini dalam Al-Qur’an Q.S. Ash-Shaafat: 139-142.
Di dalam perut ikan yang gelap gulita Nabi Yunus bertasbih dan beristigfar
mememohon ampun kepada Allah swt. Kemudian Allah mengampuni dosa Nabi
Yunus dan memerintahkan ikan paus tersebut melemparkannya ke daratan. Do’a Nabi
Yunus terdapat dalam Al-Qur’an Q.S. Al-Anbiya:87
Saat kembali ke daratan Nabi Yunus dalam kondisi sakit dan kurus. Allah swt. Tidak
membiarkan Nabi-Nya begitu saja, maka ia menumbuhkan pohon labu. Nabi Yunus
memakan buahnya selanjutnya kesehatannya kembali pulih. Akhirnya Nabi Yunus
kembali kepada kaumnya. Kaum yang dulu ketika ia tinggalkan berada dalam
kekufuran. Kini mereka telah beriman kepada Allah swt.

C. Pelajaran dari Kisah Nabi Yunus


1. Kita harus bersabar dalam menyampaikan kebenaran, meskipun orang-
orang yang didakwahi menolak ajaran yang disampaikan. Karena mungkin
saja di dalam diri mereka menyimpan potensi kebaikan, sehingga pada
waktunya mereka akan mengikuti ajaran yang didakwahkan.
2. Jika melakukan kesalaha, maka segeralah bertaubat kepada Allah swt.
Jangan terbuai dengan kesenangan hawa nafsu, dan jangan menunda-
nunda untuk beristigfar dan bertaubat.
3. Berbaik sangkalah terhadap ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah
kepada kita meskipun secara lahir takdir itu tidak menyenangkan. Karena
Allah telah menyiapkan rencana lain yang akan mengeluarkan kita dari
cobaan itu.
4. Seorang pemimpin harus menjaga amanah dalam memimpin kaumnya dan
tidak boleh lari dari tanggungjawab.

Anda mungkin juga menyukai