BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi Luth merupakan keponakan Nabi Ibrahim. Ayahnya bernama Harun. Luth
lahir di Palestina. Luth sering menyertai Ibrahim berdakwah. Ia mendapat banyak
ilmu dari pamannya. Lalu. Allah mengutusnya untuk berdakwah kepada kaum Sodom
(dekat Laut Mati). Saat Allah menurunkan azab kepada kaum Sodom, Nabi Luth
pindah ke Shugor (sebelah timur Sodom) hingga wafatnya.
Nabi Luth melaksanakan perintah Allah untuk berdakwah kepada kaum Sodom.
Dengan penuh kesabaran, dia terus mengingatkan kaumnya agar meninggalkan
perilaku menyimpang, di antaranya perilaku homo dan lesbian. Selain itu, Luth
mengingatkan mereka agar tidak lagi melakukan tindak kejahatan, seperti merampok
dan menganiaya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat perjalanan hidup Nabi Luth As?
2. Hikmah dan pelajaran apa yang dapat dipetik dari kisah Nabi Luth As?
C. Tujuan
1. Menyajikan riwayat-riyawat penting seputar perjalanan hidup Nabi Luth As.
2. Menyajikan kisah Kaum Nabi Luth As.
3. Memberikan pemahaman kepada pembaca akan pentingnya hidup berdasarkan
tuntunan Nabi dan Rasul utusan Allah SWT.
4. Mengambil hikmah dan pelajaran dari kaum-kaum zaman dahulu untuk
meningkatkan keimanandan ketaqwaan kepada Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN
Nabi Luth as merupakan anak saudara laki-laki dari Nabi ibrahim as. Ayah Nabi
Luth as bernama hasa bin tareh merupakan saudara sekandung dari Nabi Ibrahim.
Beliau pindah bersama Nabi ibrahim as dari negeri babil ke negeri syam. Tetapi tidak
lama kemudian penghidupan memaksa kedua Nabi ini berpisah. Nabi Luth as
menetap di sebuah dusun yang bernama sadum, masih dalam wilayah palestina.
A. Allah mengutus Nabi Luth berdakwah di Kota Sadum
Nabi Luth as diutus oleh Allah yang maha bijaksana pegi ke negeri sadum yang
penduduknya sangat durhaka kepada Allah. Sadum adalah bangsa yang tidak tahu
malu, mereka selalu melakukan kejahatan, merampok, membunuh sesama,
menganiaya, sehingga tidak ada yang bearni ke negeri tersebut
Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari gangguan
mereka. Jika ia membawa barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya,
jia ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat.
Akan tetapi jika pendatang itu seorang laki-laki yang bermuka tampan dan berparas
elok maka ia kan menjadi rebutan antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan
keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka
akan menjadi mangsa dari pihak wanitanya pula.
Nabi Luth as berseru kepada mereka agar meninggalkan adat kebiasaan yaitu
melakukan perbuatan ho*mo*sek dan les*bian karena perbuatan itu bertentangan
dengan fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung di
dalam menciptakan manusia menjadi dua jenis yaitu pria dan wanita. Juga kepada
mereka diberi nasihat dan dianjurkan supaya menghormati hak dan milik masing-
masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan, perampokan serta pencurian
yang selalu mereka lakukan diantara sesama mereka dan terutama kepada pengunjung
yang datang ke Sandum. Diterangkan bahwa perbuatan-perbuatan itu akan merugikan
mereka sendiri, karena akan menimbulkan kekacauan dan ketidak amanan di dalam
negeri masing-masing dari mereka tidak merasa aman dan tenteram dalam hidupnya.
Cerita Nabi Luth – Pada akhirnya kaum Nabi Luth merasa kesal hati mendengar
dakwah dan nasehat-nasehat Nabi Luth as yang tidak putus-putus itu dan minta agar
ia menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi pengusir dirinya dari sadum
bersama semua keluarga. Sudah tidak ada harapan lagi bagi masyarakat sadum dapat
terangkat dari lembah kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahwa
meneruskan dakwah kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan fikiran serta
menyia-nyiakan waktu, obat satu-satunya menurutf pikiran Nabi Luth as untuk
mencengah penyakit akhlak itu yang sudah parah menular kepada tentangga-tetangga
dekatnya, ialah membasmi mereka dari atas bumi sebagai pembalasan terhadap
kekerasan kepada mereka, juga untuk menjadi ibrah dan pengajaran umat-umat di
sekelilingnya. Beliau memohon kepada Allah yang maha kuasa agar kaumnya yaitu
masyarakat Sadum diberi ganjaran berupa azab di dunia sebelum azab bagi mereka di
akhirat kelak.
Jika mereka diberi nasehat mereka menjawab : “Datangkanlah siksaan Allah itu,
hai Luth, jika sekiranya engkau orang yang benar”
Setelah mendengar ejekan dari mereka, Nabi Luth as berdoa kepada Allah,
sebagaimana tersebut dalam Al qur an :
Luth berdoa : “Ya Tuhanku tolonglah aku dengan menimpakan azab atas kaum
yang berbuat kerusakan itu” (QS. 29 : 30)
Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah
SWT. Allah mengutus beberapa Malaikat untuk menurunkan azab terhadap kaum
Nabi Luth as yang durhaka dan meningkari Allah. Ketika datang kabar kepada Nabi
Ibrahim as akan dibinasakannya negeri Nabi Luth as dengan kaumnya, karena
penduduknya yang selalu durhaka dan maksiat, maka terperanjatlah Nabi Ibrahim as.
Firman Allah dalam Al Qur’an:
Para malaikat berkata : “Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu.
Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia, dan pengikut-pengikutnya kecuali
istrinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)” (QS. 29 :
32)
Tiga orang malaikat tersebut menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah
malaikat yang bertamu kepada Nabi Ibrahim as dengan membawa berita gembira atas
kelahiran Nabi Ishaq as, dan memeberi tahu kepada mereka bahwa dia adalah utusan
Allah dengan menurunkan azab kepada kaum Nabi Lutuh as penduduk kota Sadum.
Dalam kesempatan pertemuan dimana Nabi Ibrahim as telah memohon agar
penurunan azab atas kaum sadum ditunda, kalau kalau mereka sadar mendengarkan
dan mengikuti ajakan Nabi Luth as serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan
mungkar. Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim as mohon agar anak saudaranya,
Nabi Luth as diselamatkan dari azab yang akan diturunkan kepada kaum Sadum
permintaan itu diterima oleh malaikat dan dijiamin bahwa Nabi Luth as dan
keluarganya tidak akan terkenal azab, kecuali istrinya.
Para malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki remaja yan
berparas tampan dan bertubuh yang elok dan bagus. Dalam perjalan mereka hendak
memasuki kota, mereka berselisih dengan orang gadis yang cantik dan ayu sedang
mengambil air dari sebuah sungai. Para malaikat atau lelaki remaja itu bertanya
kepada si gadis kalau-kalau mereka diterima ke rumah sebagai tamu. SI gadis tidak
berani memberi keputusan sebelum ia berundin terlebih dahulu dengan keluarganya.
Maka ditinggalkanlah para lelaki remaja itu oleh si gadis seraya ia pulang ke rumah
cepat-cepat untuk memberi tahu ayahnya
Kepada istri dan kedua anaknya, Nabi Luth as berpesan dan berusaha agar
mereka merahasiakan kedatangan para tamunya, agar tidak diketahui oleh kaumnya
yang bengis dan haus maksiat. Namun karena istri Nabi lutuh yang berpihak dengan
masyarakat Sadum yang sesat, sehingga istrinya membocorkan rahasia atas para tamu
tampan yang tinggal di rumahnya.
Selanjutnya, apa yang dicemaskan oleh Nabi Luth benar benar terjadi. Ketika
masyarakat Sadum mengetahui bahwa di rumahnya ada pemuda, maka datanglah
mereka ke rumahnya untuk melihat tamunya yang tampan itu untuk memuaskan
nafsunya. Tentu saja Nabi Luth as tidak membukakan pintu untuk mereka, dan
berseru meminta agar mereka pulang lagi ke rumah masing-masing dan meminta
tidan mengganggu para tamu Nabi Luth, yang semestinya dihormati dan dimuliakan,
bukan diganggu. Mareka dinasehati agar meninggalkan kebiasaan yang keji yan
bertentangan dengan fitrai manusia serta kodrat alam, yaitu Tuhan telah menciptakan
manusia untuk berpasangan antara pria dan wanita untuk menjaga kelangsungan
perkembangan umat manusia sebagai makluk ciptaannya yang termulia di atas bumi.
Nabi Luth as berseru meminta supaya mereka pulang pada istri-istri mereka dan
meninggalkan perbuatan mungkar dan maksiat yang tidak sepantasnya itu, sebelum
Allah memberikan mereka zab dan siksaan.
Namun Mereka yang telah sesat tidak dihiraukan dan dipedulikan juga seruan
dan nasihat dari Nabi Luth as. Bahkan mendesak akan mendobrak pintu rumah Nabi
Luth dengan paksa dan kekerasan jika pintu rumahnya tidak segera dibuka. Karena
Nabi Luth merasa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan orang orang yang
kaumnya yang sesat itu, maka Nabi Luth as pun berkata secara terus terang kepada
para tamunya.
C. Kaum Nabi Luth as ditimpa Azab dari Allah Yang Maha Perkasa
Cerita Nabi Luth – Setelah keluh kesahnya diucapkan oleh Nabi Luth as kepada
para tamunya, para tamu tersebut segra memperkenalkan diri kepada Nabi Luth,
bahwa mereka adalah para malaikat yang menyamar sebagai manusia yang bertamu
kepada Nabi Luth, dan mereka mengatakan bahwa tujuannya datang ke Sadum untuk
melaksanakan tugas dari Allah yaitu menurunkan azab dan siksa atas kaumnya yang
membangkang.
Para malaikat itu kemudian menyarankan Nabi Luth as untuk membuka pintu
rumahnya lebar untuk memberi kesmepatan bagi orang-orang yang sesak itu masuk.
Namun ketika pintu itu dibuka dan orang orang sesat itu masuk, secara tiba tiba
mereka tidak bisa melihat apa apa. Diusap usapnya mereka mereka, ternyata mata
mereka sudah menjadi buta.
Ketika orang orang sesaat itu dalam keadaan buta dan berbenturan dengan satu
sama lain. Para tamu atau malaikat itu berseru dan meminta agar Nabi Luth as
meninggalkan perkampungan itu bersama keluarga yang ia sayangin, karena azab dari
Allah swt telah tiba waktunya untuk ditimpukkan. Nabi Luth as dan keluarganya
diberi pesan oleh malaikat dalam perjalan keluar dari Sadum tidak menengok ke
belakang.
Sehabis tengah malam Nabi Luth as beserta keluarganya yaitu seorang istri, dan
dua orang putri berjalan cepat keluar kota, tidak menoleh ke kanan atau ke kiri sesuati
pesan para malaikat. Namun karena istrinya masih masih berpihak pada masyarakat
sadum yang sesat tidak tega meninggalkannya. Ia berada di belakang rombongan Nabi
Luth as berjalan secara perlahan lahan tidak secepat langkah suaminya itu, dan tak
henti hentinya menoleh ke belakang untuk mengetahui apa yang akan ditimpa oleh
masyarakat sadum itu, serta seolah-olah ragu akan kebenaran ancaman para malaikat
yang telah ia dengar dengan telinganya sendiri.
Kemudian, ketika sewaktu fajar menyingsing Nabi Luth as dan dua putrinya
telah melewati batas kota sadum, begergetarlah dengan dahsyat bumi di bawah kaki
masyarakat sadum, begitu juga dengan istri Nabi Luth as yang munafik itu. Gentaran
itu lebih hebat dan kuat dari pada gempa bumi dan juga diiringi dengan angin kencang
serta hujan batu yang menghancurkan kota sadum dan para warganya yang sesat itu.
Itulah azab yang sepantasnya ditimpakan kepada orang-orang yang sesat, yang
sudah diperingatkan oleh Nabi utusan Allah yang maha mengetahui, namun mereka
tetap tidak mau mendengarkan. Semoga kita dan masyarakat kita terlindung dari
kemaksiatan, sehingga tidak ditimpa azab yang begitu pedih seperti pada cerita Nabi
Luth as di atas. Aamiin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nabi Luth as merupakan anak saudara laki-laki dari Nabi ibrahim as. Ayah Nabi
Luth as bernama hasa bin tareh merupakan saudara sekandung dari Nabi Ibrahim.
Beliau pindah bersama Nabi ibrahim as dari negeri babil ke negeri syam. Tetapi tidak
lama kemudian penghidupan memaksa kedua Nabi ini berpisah. Nabi Luth as
menetap di sebuah dusun yang bernama sadum, masih dalam wilayah palestina. Nabi
Luth as diutus oleh Allah yang maha bijaksana pegi ke negeri sadum yang
penduduknya sangat durhaka kepada Allah. Sadum adalah bangsa yang tidak tahu
malu, mereka selalu melakukan kejahatan, merampok, membunuh sesama,
menganiaya, sehingga tidak ada yang bearni ke negeri tersebut
Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya, rusak
mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab.
Kemaksiaatan dan kemungkaran merajalela dalam peragulan hidup mereka. pencurian
dan perampasan harta milik merupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat menjadi
kuasa sedang yang lemah menjadi korban penidasan dan perlakuan sewenang-
wenang. Maksiat yang paling menonjol adalah perbuatan homosek di kalangan
lelakinya dan les*bian di kalangan wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran ini
begitu merajalela di dalam masyarakat sehingga merupakan suatu kebudayaan kaum
sadum.
B. Saran
Semoga kehadiran makalah ini, dapat memberikan khasanah ilmu bagi para pembaca,
khususnya kepada diri penyusun sendiri. Sekelumit kisah-kisah para nabi lainnya
dapat memberikan pencerahan sebagai modal hidup bagi kita semua.