Anda di halaman 1dari 11

Nabi Luth AS

NAMA : MUHAMMAD JUNAIDI


MUHAMMAD SAEFUL JIDAN

TUGAS: AGAMA

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 3 BATAM
Jl. Letjend S.Parman, Kel. Duriangkang,Kec. Sei Beduk, Kota Batam
Telp. 0778-7379430,73779429 Fax. 0778-7379428
Website :www.smkn3batam.sch.id. Email :smkn3batam@gmail.com
NPSN : 11002570 NIS : 400180 Kode Pos : 29437
BAB I

PENDAHULUHAN

A.LATAR BELAKANG

Nabi Luth ‘alaihissalam berhijrah bersama pamannya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menuju

Mesir. Keduanya tinggal di sana beberapa lama, lalu kembali ke Palestina. Di tengah

perjalanan menuju Palestina, Nabi Luth meminta izin kepada pamannya Nabi

Ibrahim ‘alaihissalam untuk pergi menuju negeri Sadum (di dekat laut mati di Yordan)

karena Allah telah memilihnya sebagai Nabi-Nya dan Rasul-Nya yang diutus kepada negeri

tersebut, maka Nabi Ibrahim mengizinkannya dan Nabi Luth pun pergi ke Sadum serta

menikah di sana.

Ketika itu, akhlak penduduknya sangat buruk sekali, mereka tidak menjaga dirinya dari

perbuatan maksiat dan tidak malu berbuat kemungkaran, berkhianat kepada kawan, dan

melakukan penyamunan.Di samping itu, mereka mengerjakan perbuatan keji yang belum

pernah dilakukan oleh seorang pun sebelumnya di alam semesta.Mereka mendatangi laki-laki

untuk melepaskan syahwatnya dan meninggalkan wanita.

2
BAB II

B. ISI

1.Allah mengutus Nabi Luth berdakwah di Kota Sadum

Nabi Luth as diutus oleh Allah yang maha bijaksana pegi ke negeri sadum yang

penduduknya sangat durhaka kepada Allah. Sadum adalah bangsa yang tidak tahu malu,

mereka selalu melakukan kejahatan, merampok, membunuh sesama, menganiaya, sehingga

tidak ada yang bearni ke negeri tersebut

Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya, rusak mentalnya, tidak

mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab.Kemaksiaatan dan

kemungkaran merajalela dalam peragulan hidup mereka.pencurian dan perampasan harta

milik merupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah

menjadi korban penidasan dan perlakuan sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol

adalah perbuatan homo,sek di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya. Kedua-

dua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di dalam masyarakat sehingga merupakan suatu

kebudayaan kaum sadum.

Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari gangguan mereka. Jika ia

membawa barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jia ia melawan atau

menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat.

3
Akan tetapi jika pendatang itu seorang laki-laki yang bermuka tampan dan berparas elok

maka ia kan menjadi rebutan antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji

lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka akan menjadi

mangsa dari pihak wanitanya pula.

Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan moralnya dan sedemikian parah

penyakit sosialnya, diutuslah Nabi Luth as sebagai utusan dan Rasul-Nya untuk mengangkat

mereka dari lembah kenistaan, kejahilan dan kesesatan serta membawa mereka ke alam yang

bersih, bermoral dan berakhlak mulia. Nabi Luth as mengajak mereka beriman dan beribadah

kepada Allah meninggalkan kebiasaan mungkar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan

kejahatan yang diilhamkan oleh iblis dan syaitan.ia memberi penerang kepada mereka bahwa

Allah telah mencipta mereka dan alam sekitar mereka tidak meridhoi amal perebuatan

mereka yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak sesuai dengan nilai kenusiaan

dan bahwa Allah akan memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan mereka. Yang

berbuata baik dan beramal sholeh akan diganjar dengan surga di akhirat sedang yang

melakukan perbuatan mungkar akan di balaskannya dengan memasukkannya ke dalam

neraka jahanam.

Nabi Luth as berseru kepada mereka agar meninggalkan adat kebiasaan yaitu melakukan

perbuatan homo,sek dan lesbian karena perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati

nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung di dalam menciptakan manusia

menjadi dua jenis yaitu pria dan wanita. Juga kepada mereka diberi nasihat dan dianjurkan

supaya menghormati hak dan milik masing-masing dengan meninggalkan perbuatan

perampasan, perampokan serta pencurian yang selalu mereka lakukan diantara sesama

mereka dan terutama kepada pengunjung yang datang ke Sandum. Diterangkan bahwa

perbuatan-perbuatan itu akan merugikan mereka sendiri, karena akan menimbulkan

4
kekacauan dan ketidak amanan di dalam negeri masing-masing dari mereka tidak merasa

aman dan tenteram dalam hidupnya.

Demikianlah Nabi Luth as melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tuas risalahnya.Ia tidak

hent-henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam pertemuan dengan kaumnya secara

berkelompok atau secara perseorangan mengajak agar mereka beriman dan percaya kepada

Allah serta menyembah-Nya, melakukan amal soleh dan meninggalkan perbuatan maksiat

dan mungkar. Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan akhlak sudah sangat berakar di

dalam pergaulan hidup mereka dan pengaruh hawa nafsu dan penyesatan sayitan sudah begitu

kuat menguasai tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan ajkkan Nabi Luth as yang

dilaksanakan dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tanah yang subur di dalam hati

dan fikiran mereka.Telinga-telinga mereka telah tuli bagi ajaran-ajaran Nabi Luth as sedang

hati dan fikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajara-jaran syaitan dan iblis.

2.Allah mengutus malaikat menimpakan azab untuk kaum Nabi Luth as

Cerita Nabi Luth – Pada akhirnya kaum Nabi Luth merasa kesal hati mendengar dakwah dan

nasehat-nasehat Nabi Luth as yang tidak putus-putus itu dan minta agar ia menghentikan aksi

dakwahnya atau menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama semua keluarga. Sudah

tidak ada harapan lagi bagi masyarakat sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan

keruntuhan moral mereka dan bahwa meneruskan dakwah kepada mereka yang sudah buta-

tuli hati dan fikiran serta menyia-nyiakan waktu, obat satu-satunya menurutf pikiran Nabi

Luth as untuk mencengah penyakit akhlak itu yang sudah parah menular kepada tentangga-

tetangga dekatnya, ialah membasmi mereka dari atas bumi sebagai pembalasan terhadap

kekerasan kepada mereka, juga untuk menjadi ibrah dan pengajaran umat-umat di

sekelilingnya.

5
Beliau memohon kepada Allah yang maha kuasa agar kaumnya yaitu masyarakat Sadum

diberi ganjaran berupa azab di dunia sebelum azab bagi mereka di akhirat kelak.

Jika mereka diberi nasehat mereka menjawab : “Datangkanlah siksaan Allah itu, hai Luth,

jika sekiranya engkau orang yang benar”

Setelah mendengar ejekan dari mereka, Nabi Luth as berdoa kepada Allah, sebagaimana

tersebut dalam Al qur an :

Luth berdoa : “Ya Tuhanku tolonglah aku dengan menimpakan azab atas kaum yang berbuat

kerusakan itu” (QS. 29 : 30)

Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah SWT.Allah

mengutus beberapa Malaikat untuk menurunkan azab terhadap kaum Nabi Luth as yang

durhaka dan meningkari Allah. Ketika datang kabar kepada Nabi Ibrahim as akan

dibinasakannya negeri Nabi Luth as dengan kaumnya, karena penduduknya yang selalu

durhaka dan maksiat, maka terperanjatlah Nabi Ibrahim as. Firman Allah dalam Al Qur’an :

Berrkatalah Ibrahim : “Sesungguhnya di kota itu ada Luth”

Para malaikat berkata : “Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-

sungguh akan menyelamatkan dia, dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia adalah

termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)” (QS. 29 : 32)

Tiga orang malaikat tersebut menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah malaikat yang

bertamu kepada Nabi Ibrahim as dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq

as, dan memeberi tahu kepada mereka bahwa dia adalah utusan Allah dengan menurunkan

azab kepada kaum Nabi Lutuh as penduduk kota Sadum. Dalam kesempatan pertemuan

dimana Nabi Ibrahim as telah memohon agar penurunan azab atas kaum sadum ditunda,

kalau kalau mereka sadar mendengarkan dan mengikuti ajakan Nabi Luth as serta bertaubat

dari segala maksiat dan perbuatan mungkar.

6
Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim as mohon agar anak saudaranya, Nabi Luth as

diselamatkan dari azab yang akan diturunkan kepada kaum Sadum permintaan itu diterima

oleh malaikat dan dijiamin bahwa Nabi Luth as dan keluarganya tidak akan terkenal azab,

kecuali istrinya.

Para malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki remaja yan berparas

tampan dan bertubuh yang elok dan bagus. Dalam perjalan mereka hendak memasuki kota,

mereka berselisih dengan orang gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil air dari sebuah

sungai. Para malaikat atau lelaki remaja itu bertanya kepada si gadis kalau-kalau mereka

diterima ke rumah sebagai tamu. SI gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia

berundin terlebih dahulu dengan keluarganya. Maka ditinggalkanlah para lelaki remaja itu

oleh si gadis seraya ia pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberi tahu ayahnya

Si ayah yaitu Nabi Luth as sendiri mendengar laporan puterinya menjadi bingung jawaban

apa yang harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk

beberapa waktu, namun menerima tamu-tamu remaja yang berparas tampan akan

mengundang resiko gangguan kepadanya dan kepada tamu-tamunya dari kaumnya yang

tergila-gila oleh remaja yang mempunyai tubuh bagus dan wajan yang tampan. Sedang kalau

hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggung jawab terhadap

keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya

yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.

Setelah difikirkan akhirnya diputuskan oleh Nabi Luth as kalau ia akan menerima mereka

sebagai tamu di rumahnya apapun yang akan terjadi sebagai akibat keputusanya ia

pasarahkan kepada Allah yang akan melindunginya.

7
Kemudian pergilah Nabi Luth sendiri menemui tamu-tamu yang sedang menanti di pinggir

kota lalu diajaklah mereka bersama-sama ke rumah ketika koda Sadum sudah dalam keadaan

gelap, dan juga para warganya sedang di rumah masing-masing dalam keadaan tidur

nyenyak.

Kepada istri dan kedua anaknya, Nabi Luth as berpesan dan berusaha agar mereka

merahasiakan kedatangan para tamunya, agar tidak diketahui oleh kaumnya yang bengis dan

haus maksiat.Namun karena istri Nabi lutuh yang berpihak dengan masyarakat Sadum yang

sesat, sehingga istrinya membocorkan rahasia atas para tamu tampan yang tinggal di

rumahnya.

Selanjutnya, apa yang dicemaskan oleh Nabi Luth benar benar terjadi. Ketika masyarakat

Sadum mengetahui bahwa di rumahnya ada pemuda, maka datanglah mereka ke rumahnya

untuk melihat tamunya yang tampan itu untuk memuaskan nafsunya. Tentu saja Nabi Luth

as tidak membukakan pintu untuk mereka, dan berseru meminta agar mereka pulang lagi ke

rumah masing-masing dan meminta tidan mengganggu para tamu Nabi Luth, yang

semestinya dihormati dan dimuliakan, bukan diganggu.Mareka dinasehati agar meninggalkan

kebiasaan yang keji yan bertentangan dengan fitrai manusia serta kodrat alam, yaitu Tuhan

telah menciptakan manusia untuk berpasangan antara pria dan wanita untuk menjaga

kelangsungan perkembangan umat manusia sebagai makluk ciptaannya yang termulia di atas

bumi.Nabi Luth as berseru meminta supaya mereka pulang pada istri-istri mereka dan

meninggalkan perbuatan mungkar dan maksiat yang tidak sepantasnya itu, sebelum Allah

memberikan mereka zab dan siksaan.

Namun Mereka yang telah sesat tidak dihiraukan dan dipedulikan juga seruan dan nasihat

dari Nabi Luth as. Bahkan mendesak akan mendobrak pintu rumah Nabi Luth dengan paksa

dan kekerasan jika pintu rumahnya tidak segera dibuka.

8
Karena Nabi Luth merasa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan orang orang yang

kaumnya yang sesat itu, maka Nabi Luth as pun berkata secara terus terang kepada para

tamunya.

“Sesungughnya saya tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam. Au

tidak memiliki senjata dan kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan mereka, tidak punya

mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mereka yang dapat aku mintai

pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat

menghalau gangguan terhadap tamu-tamuku di rumahku sendiri”

3.Kaum Nabi Luth as ditimpa Azab dari Allah Yang Maha Perkasa

Cerita Nabi Luth – Setelah keluh kesahnya diucapkan oleh Nabi Luth as kepada para

tamunya, para tamu tersebut segra memperkenalkan diri kepada Nabi Luth, bahwa mereka

adalah para malaikat yang menyamar sebagai manusia yang bertamu kepada Nabi Luth, dan

mereka mengatakan bahwa tujuannya datang ke Sadum untuk melaksanakan tugas dari Allah

yaitu menurunkan azab dan siksa atas kaumnya yang membangkang.

Para malaikat itu kemudian menyarankan Nabi Luth as untuk membuka pintu rumahnya lebar

untuk memberi kesmepatan bagi orang-orang yang sesak itu masuk. Namun ketika pintu itu

dibuka dan orang orang sesat itu masuk, secara tiba tiba mereka tidak bisa melihat apa apa.

Diusap usapnya mereka mereka, ternyata mata mereka sudah menjadi buta.

Ketika orang orang sesaat itu dalam keadaan buta dan berbenturan dengan satu sama lain.

Para tamu atau malaikat itu berseru dan meminta agar Nabi Luth as meninggalkan

perkampungan itu bersama keluarga yang ia sayangin, karena azab dari Allah swt telah tiba

waktunya untuk ditimpukkan. Nabi Luth as dan keluarganya diberi pesan oleh malaikat

dalam perjalan keluar dari Sadum tidak menengok ke belakang.

9
Sehabis tengah malam Nabi Luth as beserta keluarganya yaitu seorang istri, dan dua orang

putri berjalan cepat keluar kota, tidak menoleh ke kanan atau ke kiri sesuati pesan para

malaikat. Namun karena istrinya masih masih berpihak pada masyarakat sadum yang sesat

tidak tega meninggalkannya. Ia berada di belakang rombongan Nabi Luth as berjalan secara

perlahan lahan tidak secepat langkah suaminya itu, dan tak henti hentinya menoleh ke

belakang untuk mengetahui apa yang akan ditimpa oleh masyarakat sadum itu, serta seolah-

olah ragu akan kebenaran ancaman para malaikat yang telah ia dengar dengan telinganya

sendiri.

Kemudian, ketika sewaktu fajar menyingsing Nabi Luth as dan dua putrinya telah melewati

batas kota sadum, begergetarlah dengan dahsyat bumi di bawah kaki masyarakat sadum,

begitu juga dengan istri Nabi Luth as yang munafik itu. Gentaran itu lebih hebat dan kuat dari

pada gempa bumi dan juga diiringi dengan angin kencang serta hujan batu yang

menghancurkan kota sadum dan para warganya yang sesat itu.

Itulah azab yang sepantasnya ditimpakan kepada orang-orang yang sesat, yang sudah

diperingatkan oleh Nabi utusan Allah yang maha mengetahui, namun mereka tetap tidak mau

mendengarkan.Semoga kita dan masyarakat kita terlindung dari kemaksiatan, sehingga tidak

ditimpa azab yang begitu pedih seperti pada cerita Nabi Luth as di atas.Aamiin.

10
BAB III
PENUTUP

C. KESIMPULAN

1.Nabi luth a.s dan kaumnya mendiami daerah dekat palestina, yang bernama sadum.

2.Kaum nabi luth a.s berperilaku keji dan tidak senonoh. Kaum laki-lakinya

engganmengawini wanita, tetapi birahi kepada jenisnya sendiri.

3.Meskipun Nabi luth a.s berulang kali menyeru dan memperingatkan, tetapi kaumnya tidak

menghiraukan, bahkan mengejek dan menantangnya.

4.Akhirnya negeri sadum beserta penduduknya dibinasakan oleh allah swt.Nabi luth a.s dan

keluarga serta para pengikutnya mendapat perlindungan allah swt, kecuali istrinya yang

termasuk orang- orang yang durhaka dan dibinasakan.

11

Anda mungkin juga menyukai