Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TUGAS AGAMA ISLAM

KISAH RASUL SERTA MUKJIZAT

KELAS XI IPA 3

KELOMPOK II
 ANANDA SYAFIRA AGUSTINA
 AULIYA SHAM RATIH Q
 DEA ZULKAIDAH
 FARREL HERDIYAN
 JULIA PUTRI MAHARANI
 OCA DESTRIANI
 ROHMATIN NAZILA
 TRI ANDIRA JULIATI
 YUDA PERMANA

SMAN 8 KOTA JAMBI


TAHUN AJARAN 2022/2023
A. NABI LUTH AS
 KISAH
NabiI Luth AS adalah tokoh dalam Al-Quran, Alkitab, dan Tanakh. Dalam Islam, dia adalah
rasul yang diutus kepada kaum Sodom dan Gomorrah. Kisahnya kerap dijadikan landasan pelarangan
perbuatan homoseksual dalam agama Abrahamik.
Secara silsilah, Nabi Luth AS merupakan anak keponakan dari Nabi Ibrahim AS. Ayahnya
bernama Haran bin Thareh dalah saudara kandung dari Ibrahim. Ayah Nabi Luth AS kembar, yang
satu bernama Nahor. Maka secara garis keturunan, adalah Luth bin Haran, bin Azara bin Nahor, bin
Suruj bin Ra’u bin Falij bin ‘Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.
Dalam kisahnya, Nabi Luth AS diperintahkan oleh Allah SWT untuk menetap di sebuah
daerah bernama Sadum (Sodom) yang mana masih berada di kawasan Yordania. Nabi Luth menikah
dengan seorang wanita bernama Wali’ah dan memiliki dua putri yang bernama Raitsa dan Zaghrata.

Mengenalkan Jalan Kebenaran pada kaum Sodom


Nabi Luth AS mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allah SWT meninggalkan
kebiasaan mungkar, menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan, menghindari bujukan iblis
dan setan. Ia memberi peringatan kepada mereka bahwa Allahlah yang telah menciptakan mereka dan
alam sekitar mereka. Allah SWT tidak meridhoi amal perbuatan mereka yang mendekati sifat dan
tabiat tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bahwa Allah SWT akan memberi ganjaran
setimpal dengan amal perbuatan mereka. Yang berbuat baik dan beramal saleh akan diberi pahala dan
surga di akhirat sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan diberi balasan dengan
memasukkannya ke dalam neraka Jahanam.
Nabi Luth AS berseru kepada mereka agar meninggalkan adat kebiasaan keji mereka yaitu
melakukan perbuatan homoseksual dan lesbian. Luth menyatakan perbuatan itu bertentangan dengan
fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung di dalam penciptaan manusia
yang diciptakan menjadi dua jenis yaitu lelaki dan wanita. Juga kepada mereka di beri nasihat supaya
menghormati hak milik masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan, perampokan
serta pencurian yang selalu mereka lakukan di antara sesama mereka dan terutama kepada musafir
yang datang ke Sadum.
Kaum Luth AS membenci dan mengancam akan mengusir Nabi Luth AS karena mengajak
sebagian dari mereka untuk meninggalkan perbuatan mereka yang tercela dan mengajak mereka
beriman kepada Allah SWT. Maka azab kehancuran dari Allah SWT turun menimpa mereka,
kisahnya seperti yang tercantum dalam Surah Al-A’raaf (7:80-84) berikut ini.

‫) ِإَّنُك ْم َلَت ْأُتوَن الِّر َج اَل َش ْهَو ًة ِم ْن ُدوِن الِّنَس اِء َب ْل َأْنُتْم َق ْو ٌم‬٨٠( ‫َو ُلوًطا ِإْذ َقاَل ِلَقْو ِمِه َأَتْأُتوَن اْلَفاِح َشَة َم ا َسَبَقُك ْم ِبَه ا ِم ْن َأَح ٍد ِم َن اْلَع اَلِم يَن‬
‫) َفَأْنَج ْيَناُه َو َأْهَل ُه ِإال اْمَر َأَت ُه َك اَنْت ِم َن‬٨٢( ‫) َوَم ا َك اَن َج َو اَب َقْو ِمِه ِإال َأْن َقاُلوا َأْخ ِرُجوُهْم ِم ْن َقْر َيِتُك ْم ِإَّنُهْم ُأَناٌس َيَتَطَّهُروَن‬٨١( ‫ُم ْس ِرُفوَن‬
)٨٤( ‫) َو َأْم َطْر َنا َع َلْيِهْم َم َطًرا َفاْنُظْر َكْيَف َك اَن َعاِقَبُة اْلُم ْج ِرِم يَن‬٨٣( ‫اْلَغاِبِريَن‬

Dan (Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu
melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia
ini).

Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan.
Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.”

Dan jawaban kaumnya tidak lain hanya berkata, “Usirlah mereka (Luth dan pengikutnya) dari
negerimu ini, mereka adalah orang yang menganggap dirinya suci.”

Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-
orang yang tertinggal (dibinasakan).
Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang
berbuat dosa itu. (QS. Al-Araf: 81-84)

Nabi Luth AS: Laki-laki Tampan sebagai Umpan


Sebelum negeri nabi luth a.s dimusnakan, datanglah beberapa malaikat yang menyerupai laki-
laki tampan kerumah Nabi luth, atas kedatangan mereka, nabi luth a.s amat bersedih hati, karena
khawatir kaumnya akan berbuat keji kepada tamu tamunya itu dengan memaksa mereka berbuat
mesum. Apa yang dikhawatirkan nabi luth ternyata terjadi juga. Tak lama kemudian datang
berbondong-bondong laki-laki dari kaumnya menuju rumah nabi luth,mereka mengancam nabi luth
untuk menyerahkan tamunya kepada mereka sebagai pemuas kesenangan mereka yang keji itu.
Nabi luth a.s menolak seraya berkata membujuk: “wahai kaumku, janganlah engkau
mengganggu tamuku, jika engkau berkehendak, aku akan carikan istri (wanita) yang halal untuk
engkau kawini, dan mengapakah engkau tidak berpikir?” kaumnya menjawab: “Hai luth, bukankah
engkau sudah mengetahui, bahwa kami tidak suka kepada wanita?”.
Allah Berfirman: “Dan tatkala datang utusan-utusan kami itu kepada luth. dia merasa susah
karena kedatangan mereka, dan merasa tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka. Maka
berkata para utusan itu: “Janganlah kamu takut dan jangan (pula) susah. Sesungguhnya kami akan
menyelamatkan mu dan pengikut-pengikutmu, kecuali istrimu, dia termasuk orang-orang yang
tertinggal” (Al-Ankabut: 33).

Nabi Luth AS: Doanya dikabulkan oleh Allah SWT


Kaum Sodum melakukan homoseksual atau tertarik dengan sesama jenis. Do’a tersebut
adalah meminta agar kaumnya dibinasakan oleh Allah dengan diberi azab berupa hujan batu.

 MUKJIZAT
Adapun mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Luth adalah keselamatan dari
hujan batu. Melalui kisah kaum Sodom di zaman Nabi Luth ini kita bisa mengambil hikmah bahwa
janganlah bermain-main dengan azab Allah SWT. Semoga Allah SWT selalu melindungi ita dari
azab-Nya dan senantiasa membimbing kita untuk berada dalam jalan yang diridai-Nya.

B. NABI ISMAIL AS
 KISAH
Kisah Nabi Ismail : Hijrah Menuju ke Mekkah
Siti Sarah adalah istri pertama dari Nabi Ibrahim AS, tetapi pernikahan mereka berdua belum
dikaruniai buah hati. Pada saat itu, usia dari Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah sudah terbilang
memasuki usia lanjut. Siti Sarah yang menyadari akan hal itu, kemudian memberikan izin kepada
Nabi Ibrahim AS untuk menikah lagi bersama dengan siti Hajar.
Nabi Ibrahim AS selalu memohon kepada Allah agar diberikan sang buah hati. Doa dari
beliau pun dikabulkan oleh Allah. Pernikahan bersama dengan Siti Hajar dikaruniai satu buah hati
laki-laki yang diberi nama Ismail. Nama yang diberikan itu mengandung arti yang sangat dalam
(menurut bahasa Ibrani), yaitu Isma berarti mendengar dan El berarti Allah, jadi Ismail adalah Allah
Maha Mendengar. Nabi Ibrahim AS memberikan nama Ismail karena Allah sudah mendengar dan
mengabulkan permohonannya. Nabi Ibrahim AS melakukan hijrah ke Mekah atas dasar perintah
Allah. Beliau melakukan hijrah bersama dengan istri kedua yang bernama Siti Hajar dan anaknya
Nabi Ismail AS. Perintah dari Allah ini muncul karena Nabi Ibrahim mengambil keputusan setelah
melihat istri pertamanya kurang senang dengan kebahagiaan yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim AS
dan Siti Hajar.
Hijrah ke Mekah ini dilakukan dengan menaiki unta dan setelah sampai di Mekah mereka
mulai mencari tempat untuk berteduh. Ditemukanlah sebuah pohon yang bisa digunakan untuk tempat
berteduh, pohon itu adalah pohon dauhah dan mereka pun segera turun dari unta.Nabi Ibrahim AS
mulai meninggalkan istri beserta anaknya di bawah pohon dauhah. Sebenarnya Nabi Ibrahim AS tidak
tega untuk meninggalkan istri dan anaknya di tempat yang sangat sunyi dan sepi itu, tetapi semua ini
karena perintah Allah, sehingga Nabi Ibrahim AS tidak ingin melanggarnya.
Sebelum pergi meninggalkan istri dan anaknya, nabi Ibrahim berpesan kepada istrinya,
“Tetap Bertakwalah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-kehendak-Nya. Percayalah
kepada kekuasaan dan rahmat-Nya. Dialah yang memberikan perintah kepadaku untuk membawamu
(istri) ke sini.
Dialah yang akan memberikan perlindungan di tempat yang sunyi ini. Seandainya bukan
karena perintah dan Wahyu dari Allah, aku sama tidak tega untuk meninggalkan kamu bersama
anakku yang aku cintai. Percayalah wahai Hajar bahwa Allah tidak akan menelantarkan kalian berdua
tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan berkah-Nya akan selalu turun untuk selamanya, insya Allah.”
Siti Hajar hanya membawa bekal air minum seadanya dan beberapa biji buah kurma. Hati Siti Hajar
merasa tenang setelah mendengarkan pesan dari Nabi Ibrahim AS. Di tempat sunyi itu, Siti Hajar
mulai berdoa kepada Allah agar selalu diberikan perlindungan agar mampu bertahan di tempat yang
gersang dan tandus itu.

Kisah Nabi Ismail : Menemukan Air Zamzam


Di tempat yang sunyi dan tidak ada orang selain Siti Hajar dan anaknya, Ismail harus merasa
kesepian, hingga Ismail selalu menangis ketika sedang merasakan haus. Dengan penuh kasih sayang,
Siti Hajar menyusui putranya ketika sedang haus. Namun, setelah satu hari berada di tempat sunyi itu,
Siti Hajar mulai merasakan kesedihan karena melihat ketersediaan buah kurma dan perbekalan air
sudah mulai habis. Ketika sedih, Siti Hajar selalu berharap agar ada orang lain yang melintas di
tempat sunyi itu dan membantu dirinya dan putranya.
Hingga pada suatu waktu, putranya Ismail tak berhenti-hentinya menangis karena air susu Siti
Hajar tidak bisa keluar, sehingga rasa haus dari Ismail tak segera hilang. Semakin kencang tangisan
dari Ismail, Siti Hajar semakin bingung harus melakukan apalagi agar rasa haus Ismail segera hilang
dan tangisannya mulai menghilang.
Untuk menenangkan Ismail, Siti Hajar mulai pergi ke Bukit Safa dan terpaksa meninggalkan
Ismail di atas pasir. Siti Hajar berharap ketika sampai di Bukit Safa menemukan air agar rasa haus
putranya hilang. Ketika sampai di Bukit Safa, Siti Hajar tidak menemukan air yang bisa diminum
untuk putranya. Kemudian, beliau berlari untuk pergi ke Bukit Marwah dan di bukit itu, tetap tidak
ada air yang bisa diminum. Bukan hanya sekali, Siti Hajar bolak-balik ke Bukit Safa terus ke Bukit
Marwah sebanyak tujuh kali, tetapi tetap tidak ditemukan air yang bisa diminum dan Siti Hajar
merasa sia-sia karena tidak menemukan air. Siti hajar kembali menuju Ismail dengan penuh rasa
bingung dan cemas karena tidak menemukan air.
Namun, Allah berkehendak lain dan menolong Siti Hajar melalui malaikat Jibril yang
mengubah wujudnya menjadi manusia, kemudian Malaikat Jibril menghentakkan kaki dengan
mengucapkan “Zamzam! Zamzam!” hingga keluarlah air yang cukup banyak dan menyebar dan
membentuk seperti telaga kecil.
Setelah malaikat Jibril pergi, Siti Hajar langsung meminum air zamzam untuk menghilangkan
rasa hausnya. Tak hanya itu, Siti Hajar merasa kenyang setelah meminum air zamzam itu dan
kemudian beliau menyusui putranya, Ismail. Setelah mendapatkan semua kenikmatan yang bisa
dirasakan oleh Siti Hajar dan putranya, Siti Hajar tak henti-hentinya berterima kasih kepada Allah.
Air zamzam itu memberikan banyak sekali manfaat bukan hanya untuk Siti Hajar dan Ismail
saja, tetapi kepada banya orang, seperti rombongan suku Jurhum yang pada saat itu merasakan rasa
haus dan bingung mencari sumber air. Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak orang yang
mulai tinggal di dekat air zamzam itu, sehingga tempat yang tadinya sepi dan sunyi perlahan-lahan
mulai ramai dan Siti Hajar tidak merasakan kesepian.
Ismail putra dari Nabi Ibrahim dan Siti Hajar mulai bertambah umur dan ia membantu ibunya
untuk menggembalakan kambing dan biri-biri ke Padang Arafah. Hingga akhirnya Siti Hajar dan
Ismail kehidupannya semakin baik, sejahtera, dan aman. Siti Hajar, Ismail dan orang-orang Mekah
menjaga kesucian air zamzam yang sangat suci dan dengan air zamzam kehidupan masyarakat
mekKah semakin menuju kebahagiaan. Adanya air zamzam menunjukkan akan kasih sayang Allah
kepada Siti Hajar dan Ismail.

Kisah Nabi Ismail : Perintah Untuk Menyembelih Ismail


Pada sautu waktu, Nabi Ibrahim AS sangat ingin bertemu Siti Hajar dan Ismail dan beliau
meminta izin kepada Siti Sarah untuk pergi menemui Siti Hajar dan Ismail. Setelah mendapatkan izin
dari Siti Sarah, Nabi Ibarahim AS mulai beranjak pergi ke tempat di mana beliau meninggalkan istri
dan anaknya di tempat yang sunyi dan sepi. Sesampainya di tempat yang dituju, Nabi Ibrahim AS
terkejut karena tempat yang dulunya sepi, kini sudah ramai dan dihuni oleh banyak orang serta
kehidupan dari istri dan putranya semakin baik dan sejahtera. Siti Hajar yang melihat kedatangan dari
Nabi Ibrahim AS sangat senang dan bahagia sekali karena setelah sekian lama tak bertemu.
Begitu juga dengan Nabi Ibrahim AS sangat senang ketika bertemu dengan putra dan istrinya
dan beliau pun langsung memohon maaf karena harus meninggalkan istri dan putranya, “Wahai, istri
dan anakku, maafkanlah aku. Selama ini, aku tidak pernah melihat keadan kalian karena harus
berdakwah untuk menyebarluaskan kebenaran kepada penduduk di sana.” Nabi Ibrahim yang terlalu
lelah setelah melakukan perjalanan jauh mulai mengistirahatkan dirinya di Masy’aril Haram (sekarang
Musdalifah). Nabi Ibrahim AS yang tertidur pulas mendapatkan mimpi berupa perintah untuk
menyembelih putranya, Ismail sebagai kurban kepada Allah.
Setelah mendapatkan mimpi itu, Nabi Ibrahim AS segera terbangun dari tidurnya dan berpikir
sangat lama sambil berusaha mengartikan maksud dari mimpi menyembeli putranya. Hingga sampai
pagi hari, Nabi Ibrahim AS tidak bisa memejamkan matanya dan terus berusaha untuk mengartikan
mimpinya itu, kemudian beliau ingin sekali bercerita kepada istrinya dan putranya, tetapi takut
menambah rasa cemas dan khawatir kepada istrinya dan putranya.
Setelah selesai melakukan aktivitas di pagi hari dan malam pun tiba, Nabi Ibrahim AS segera
tidur untuk mengistrirahatkan tubuhnya. Saat tidur itu, Nabi Ibrahim AS mulai bermimpi
mendapatkan perintah untuk menyembelih putranya, “wahai, Ibrahim. Sembelihlah Ismail untuk
berkurban kepada Allah S.W.T. Sembelihlah Ismail sebagai kurban untuk Allah S.W.T!” Perintah
untuk menyembelih itu membuat Nabi Ibrahim AS sangat bingung hingga keringat membasahi
keningnya. Hati Nabi Ibrahim AS pun mulai merasa resah dan gelisah, sehingga beliau mengambil air
wudhu dan salat. Setelah dua kali bermimpi berupa perintah untuk menyembelih, Nabi Ibrahim AS
masih menerima untuk menyembelih putranya yang ketiga kali. Pada mimpi ketiga itu, Nabi Ibrahim
AS mulai yakin bahwa perintah untuk menyembelih itu merupakan perintah dari Allah. Setelah
berpikir panjang dan penuh dengan keyakinan, Nabi Ibrahim AS tetap akan menyembeli putranya,
Ismail walaupun setan sudah menggodanya bahwa perintah itu adalah salah.
Nabi Ibrahim pun memaggil putranya dan mulai berbicara, “anakku, Ismai, ayah sangat
berharap agar engkau selalu sabar dan tabah menerima perintah Allah.” Ismail pun sanga ikhlas dan
sabar untuk menerima semua perintah itu, “ayah, apa pun perintah Allah, katakan saja! Saya akan
tetap sabar dan tabah dan sebagai hamba Allah semua perintahnya harus dilaksanakan. Jelaskanlah,
perintah itu dan saya akan sabar untuk mendengarkannya.” Setelah mendengar semua penjelasan dari
ayahnya, Ismail tetap mempelihatkan kesabaran dan ketabahan. Namun, istrinya, Siti Hajar sangat
terkejut setelah mendengar semua perintah Allah yang diberitahukan lewat mimpi Nabi Ibrahim AS.
Siti Hajar pun menangis mengeluarkan air mata hingga membasahi pipinya dan hanya bisa memeluk
erat putra tercintanya sebelum disembelih.
Siti Hajar hanya bisa menangis karena jika perintah dari Allah, ia tidak akan bisa
menolaknya dan akan tetap melaksanakan segala perintah Allah. Keesokan harinya, Siti Hajar harus
melepaskan putranya untuk dibawa Nabi Ibrahim AS ke suatu tempat untuk melaksanakan perintah
Allah. Di perjalanan menuju tempat yang dituju, Nabi Ibrahim AS dan Ismail mendapatkan banyak
godaan dari iblis agar tidak melaksanakan perintah Allah. Namun, dengan penuh keyakinan mereka
berdua tetap melanjutkan ke tempat untuk menyembeli Ismail. Setelah sampai di tempat tujuan, Bukit
Malaikat Nabi Ibrahim AS tidak tega untuk menyembelih anaknya, sehingga beliau menutup wajah
Ismail.
Di perjalanan menuju tempat yang dituju, Nabi Ibrahim AS dan Ismail mendapatkan banyak godaan
dari iblis agar tidak melaksanakan perintah Allah. Namun, dengan penuh keyakinan mereka berdua
tetap melanjutkan ke tempat untuk menyembeli Ismail. Setelah sampai di tempat tujuan, Bukit
Malaikat Nabi Ibrahim AS tidak tega untuk menyembelih anaknya, sehingga beliau menutup wajah
Ismail.
Ketika Nabi Ibrahim AS ingin melaksanakan perintah Allah, kemudian datanglah malaikat
Jibril yang diutus oleh Allah untuk mencegah agar proses penyembelihan itu tidak terjadi. Setelah itu,
malaikat Jibril mengganti Ismail dengan seekor kambing dan memerintahkan kepada Nabi Ibrahim
AS, “untuk menjadikan hari ini sebagai hari raya bagi kalian berdua dan sedekahkanlah sebagian dari
daging kambing itu kepada fakir miskin..” Kisah tentang perintah untuk menyembelih Ismail ini
terkandung di dalam Al-Quran Surat As-Shaffat ayat 102-107:
Artinya:
Maka ketika anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:
Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah
apa pendapatmu! Ia menjawab, Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya
Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.Tatkala keduanya telah berserah diri
dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami
panggillah dia: Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-
benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

 MUKJIZAT
Keselamatan saat ia hendak disembelih oleh ayahnya atas perintah Allah Swt. Munculnya mata air
zam-zam di kakinya ketika bayi. Mendirikan Ka'bah.

C. NABI ISHAQ AS
 KISAH
Nabi Ishaq AS merupakan putra dari Nabi Ibrahim AS dan istrinya Sarah. Nama Nabi Ishaq
AS diketahui memiliki arti tersenyum atau tertawa yang berasal dari bahasa Ibrani. Nama tersebut
diberikan kepadanya karena Sarah sangat senang dan tersenyum lebar mendengar kabar gembira
kelahiran Nabi Ishaq AS. Nabi Ishaq AS lahir pada tahun 1761 SM di Kota Kan’an. Nabi Ishaq AS
lahir saat kedua orang tuanya sudah dalam usia tua yakni Nabi Ibrahim berusia 100 tahun dan istrinya
Sarah berusia 90 tahun. Nabi Ishaq AS juga lahir setelah 14 tahun Nabi Ismail AS dilahirkan.

Kisah Nabi Ishaq sebagai kabar baik untuk Nabi Ibrahim dan Sarah Kabar lahirnya Nabi
Ishaq AS
sebagai anak Nabi Ibrahim AS dan Sarah dikabarkan melalui empat malaikat yang diutus oleh
Allah SWT yakni Jibril, Mikail, Israfil dan Rafail. Keempat malaikat tersebut datang ke rumah Nabi
Ibrahim AS sebagai seorang tamu. Mereka memberikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim AS dan
Sarah bahwa akan lahir seorang putra yang bernama Ishaq sebagai anak mereka. Malaikat tersebut
juga mengucapkan selamat kepada Nabi Ibrahim AS dan Sarah. Sarah yang mendengar kabar tersebut
langsung tercengang sekaligus senang. Seperti yang diketahui bahwa Sarah dalam kondisi mandul dan
berusia tua namun dengan kuasa Allah SWT dirinya bisa mempunyai anak. Kelahiran Nabi Ishaq AS
tentunya menjadi sebuah berkah untuk Nabi Ibrahim AS dan Sarah.

Kisah Nabi Ishaq AS dalam perjalanan dakwahnya Nabi Ishaq AS


diutus oleh Allah SWT untuk menjadi penerus Nabi Ibrahim AS dalam berdakwah di
Palestina. Nabi Ishaq AS menyerukan kepada kaumnya untuk menyembah Allah SWT dan melakukan
ibadah seperti mendirikan salat, menunaikan zakat dan mengerjakan segala kebajikan lain yangs esuai
dengan perintah Allah SWT. Kisah Nabi Ishaq AS menikah gadis Irak Kisah nabi dan sahabatnya.
Ibu Nabi Ishaq AS yakni Sarah akhirnya meninggal lebih dulu. Sang ayah Nabi Ibrahim AS juga
sudah semakin tua, tapi Nabi Ishaq AS belum juga menikah. Hingga akhirnya salah satu pelayan Nabi
Ibrahim AS diminta untuk mencarikan calon istri untuk Nabi Ishaq AS dengan pergi ke Irak mencari
keluarga Nabi Ibrahim AS untuk dinikahkan dengan anaknya tersebut. Nabi Ishaq AS pun akhirnya
menikah dengan seorang gadis Irak yang bernama Ribka pada usianya yang sudah empat puluh tahun.
Gadis yang menjadi istri Nabi Ishaq AS tersebut diketahui masih berhubungan saudara dengan Nabi
Ibrahim AS yang secara silsilah Ribka merupakan anak perempuan dari saudara sepupu Ishaq.
Kemudian Nabi Ishaq AS dan istirinya menetap di Palestina.

Kelahiran Putra Nabi Ishaq AS


Istri Nabi Ishaq AS yakni Ribka ternyata memiliki kondisi yang sama seperti ibunya Sarah
karena mandul. Namun Nabi Ishaq AS dan Ribka terus berusaha dengan memohon kepada Allah
SWT agar dikaruniai keturunan tanpa pernah menyerah. Kemudian atas kekuasaan Allah SWT
akhirnya Ribka bisa mengandung dan memperoleh keturunan untuk Nabi Ishaq AS yang saat itu
usianya sudah mencapai 60 tahun. Keturunan yang dilahirkannya adalah bayi laki-laki yang kembar.
Putra pertamanya diberi nama Esau dan putra keduanya diberi nama Yakub. Esau memiliki tubuh
yang berwarna merah saat lahir dengan memiliki banyak bulu di sekujur tubuhnya. Sementara Yakub
dilahirkan dalam posisi memegang tumit Esau. Keduanya memiliki ketertarikan yang berbeda saat
dewasa di mana Esau lebih suka berburu dan tinggal di padang pasir sedangkan Yakub lebih lemah
lembut dan suka membantu ibunya memasak di rumah. Ia juga suka berkemah di sekitar rumahnya.
Nabi Ishaq lebih sayang kepada Esau karena memiliki kesukaan yang sama yakni berburu. Sedangkan
Yakub lebih disayang oleh ibunya karena memiliki sifat yang mirip dengan menyukai ketenangan dan
kedamaian.

 MUKJIZAT
Nabi Ishaq AS diberikan mukjizat oleh Allah SWT untuk membantunya menjalankan dakwah
di Palestina, berikut mukjizatnya:
 Nabi Ishaq AS dan istrinya Ribka akhirnya dikaruniai keturunan di usianya yang sudah 100
tahun dan kondisi Ribka yang mandul. Hal itu bisa terjadi atas kekuasaan Allah SWT.
 Keturunan Nabi Ishaq AS merupakan pencetus munculnya Kaum Bani Israil. Anak Nabi
Ishaq AS yakni Nabi Yakub memiliki keturunan kaum Bani Israil.

D. NABI YAKUB AS
 KISAH
Masa Kecil Nabi Ya’qub
Nabi Ya’qub A.S adalah seorang anak dari ayah bernama Nabi Ishak A.S dan Ibu bernama
Rafiqah serta beliau merupakan cucu dari Nabi Ibrahim A.S. Nabi Ya’qub A.S memiliki saudara
kembar yang bernama Ish. Oleh sebab itu orang tua dari Nabi Ya’qub A.S sangat berharap agar anak
kembarnya bisa mengikuti jejak kakeknya, Nabi Ibrahin A.S. Supaya bisa bisa mengamalkan
perbuatan kebaikan dan dapat menyebarkannya seperti kakeknya, maka Nabi Ishak A.S mulai
memberikan pelajaran agama serta memberikan nasihat-nasihat kepada kedua putra kembarnya.
Beliau akan selalu mengusahakan dirinya untuk memberikan pelajaran agama dan nasihat kepada
kedua putranya dalam kondisi apapun. Hal-hal yang selalu diajarakan adalah hal-hal yang dapat
membuat kehidupan menjadi lebih tenang dan damai, sehingga harus menjauhi sifat iri, dengki,
maksiat, dan permusuhan. Hal ini beliau lakukan supaya kedua putranya selalu beriman kepada Allah
dan menjadi hamba yang selalu bertawakal kepada-Nya.
Namun, harapan dari Nabi Ishak A.S untuk memiliki anak-anak yang taat untuk menjalankan
perintah Allah ternyata tidak sesuai karena putranya yang bernama Ish memiliki sifat yang tidak
mengamalkan kebaikan, seperti iri, dengki, sombong, dan senang sekali pamer. Akan tetapi, putra
Nabi Ishak A.S yang bernama Ya’qub memiliki sifat yang sangat berbeda dengan saudara kembarnya
itu, sifat-sifat yang dimiliki Ya’qub sangat mencerminkan kebaikan, seperti tidak sombong, tidak
bermaksiat, dan sangat lemah lembut.
Perbedaan sifat yang saling bertolak belakang itu membuat mereka saling bertengkar ketika
beranjak ke usia remaja. Ya’qub ini memiliki sifat mengalah dan kakaknya, Ish selalu merasa paling
benar serta tidak mau mengalah kepada adiknya walaupun sedang dalam keadaan bersalah. Ya’qub
pun tak pernah melawan kakaknya dan ia tetap sabar serta selalu mendoakan kakanya agar kembali ke
jalan yang baik dan benar di kemudian hari. Nabi Ishak A.S berpesan kepada kedua putranya, “wahai,
anakku. Kalian harus tetap beriman dan takwa kepada Allah serta selalu menjalankan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya. Kita sebagai hamba Allah harus selalu melakukan perbuatan baik kepada
sesama manusia serta harus membantu fakir miskin. Hal itu harus dilakukan karena dianjurkan oleh
Allah.”
Ya’qub menjawab nasihat itu dengan sopan, tetapi kakaknya, Ish tidak mengeluarkan ucapan
sedikitpun setelah mendengarkan nasihat dari ayahnya. Nabi Ishak A.S yang melihat respon dari
putranya, Ish hanya bisa tersenyum saja. Melihat sifat dan perilaku kedua putranya, Nabi Ishak A.S
dan istrinya mulai berpikir bahwa yang lebih pas untuk mewariskan ajaran agama Allah adalah
Ya’qub. Hal ini dikarenakan Ya’qub mempunyai sifat-sifat yang sudah mencerminkan seseorang yang
saleh dan setiap perbuatannya selalu terpuji. Sifat saleh dan perbuatan terpuji ini tak pernah dimiliki
oleh Ish.
Semakin beranjak dewasa, pertengkaran antara Ish dan Ya’qub semakin sering terjadi, kakak
dari Ya’qub selalu mengejek adiknya dan sudah berkali-kali adiknya tidak membalas ejekan itu dan
selalu sabar ketika sedang diejek. Hingga pada suatu waktu, Ya;qub mulai merasa resah dan bilang
kepada Nabi Ishak A.S bahwa kakanya sudah mengejeknya.
Mendengar cerita dari Ya’qub, Ish mulai diberikan nasihat oleh Nabi Ishak A.S. Setelah melihat
kebiasaan buruk Ish yang tak kunjung berubah, Nabi Ishak A.S dan istrinya berencana untuk segera
menikahkan Ish. Dengan menikah, diharapkan sifat dan perilaku Ish dapat berubah ke arah yang lebih
baik. Ish pun menikah dengan perempuan yang dipercaya oleh dirinya.
Namun, sifat dan perilaku Ish kepada Ya’qub tetap sama dan tidak berubah walaupun sudah
hidup berumah tangga. Ya’qub yang menrima ejekan, hinaan, dan ancaman dari kakanya, mulai
menceritakan hal ini kepada ayahnya. Nabi Ishak A.S. Sang ayah yang mendengar cerita dari Ya’qub
mulai memohon kepada Allah dan berdoa, “Semoga engkau bisa mewarisi sifat kenabian yang
kumiliki, anakku dan aku berdoa semoga engkau kelak akan menurunkan beberapa nabi dan raja dari
garis keterunanmu, anakku.”

Perjalanan Menuju Irak


Meskipun sudah diberi nasihat berkali-kali, Ish tetap tidak menyukai Ya’qub dan selalu
mengejek dan menganiaya Ya’qub. Melihat peristiwa itu terus berlangsung, Nabi Ishak A.S
berkeinginan untuk menitipkan Ya’qub kepada saudara istrinya dengan tujuan agar Ish tidak bisa
mengganggu, mengejek, dan menganiaya adiknya, Ya’qub. Nabi Ishak A.S mulai menceritakan
idenya ini kepada istrinya bahwa Ya’qub akan dititipkan kepada Syekh Labban yang merupakan
saudara dari istrinya. Tempat tinggal dari Syekh Labban ada di Faddan A’ram (Irak).
Ya’qub adalah seorang anak yang taat kepada kedua orang tua. Ya’qub yang mendengar saran
ini pun mengikuti arahan dari Nabi Ishak A.S. Meskipun pindah ke Irak, tetapi orang tua dari Ya’qub
selalu berpesan, “semoga di sana kamu bisa belajar ilmu agama pada pamanmu.” Selain itu, Nabi
Ishak A.S berpesan bahwa harus berhati-hati ketika menyusuri dari jalan menuju Irak. Setelah selesai
shalat Subuh, Ya’qub mulai bergegas menuju Irak untuk tinggal di rumah paman Syekh Labban, ia
membawa bekal dan pakaian tidak begitu banyak serta diletakkan di dalam kantung. Orang tua dari
Ya’qub pun mengantarkan anaknya sampai pintu depan rumah. Ketika berpamitan, Ya’qub
diamanatkan oleh ayahnya agar memberikan surat kepada Syekh Labban.
Perjalanan yang dilalui Ya’qub ini merupakan gurun pasir dan sahara yang sangat luas,
sehingga beberapa kali Ya’qub perlu mengistirahatkan dirinya agar tidak terlalu lelah. Perjalanan
menuju ke Irak juga dilakukan pada malam hari sedangkan pada siang hari digunakan untuk
beristirahat. Ketika beristirahat dan merasa perlu mengisi energi, maka Ya’qub mulai membuka
perbekalannya dan memakannya.

Ya’qub yang percaya bahwa bisa sampai ke Faddan A’ram (Irak). Berkat rasa percaya itulah muncul
rasa sabar dan tabah bahwa perjalanan melewati gurun pasir dan sahara yang luas merupakan ujian
pertama yang diberikan oleh Allah. Ya’qub yang mulai merasakan kalau dirinya sangat lelah, mulai
mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat dan agar bisa tertidur pulas.
Ketika tidur karena sangat lelah, Ya’qub bermimpi bahwa kehidupan di masa depan penuh
dengan rezeki dan kehidupannya penuh dengan kedamaian, mulai dari keluarga hingga anak cucu dan
mampu mendirikan kerajaan yang cukup besar yang sejahtera. Setelah bangun dari tidur dan
mimpinya, Ya’qub bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanannya Faddan A’ram (Irak). Di tengah
perjalanan itu, beliau terus-terusan berpikir arti dan makna dari mimpinya tadi.
Selang beberapa lama berpikir tentang arti dan makna dari mimpi itu terdengar suara yang
muncul di kedua telinganya, “wahai putra Ishak. Janganlah engkau merasa takut dan kaget. Aku
adalah malaikat Jibril yang sudah diutus oleh Allah S.W.T untuk menyampaikan wahyu kepadamu,
Ya’qub. Wahai Ya’qub, ketahuilah! Mulai saat ini Allah S.W.T sudah mengangkat dirimu sebagai
seorang nabi dan rasul. Sebarkanlah setiap kebenaran kepada seluruh umat manusia supaya
menyembah dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Allah akan mewariskan Baitul Maqdis,
kehidupan bahagia, dan kerajaan yang sangat besar untuk dirimu dan keturunanmu.” Rasa lelah yang
ada pada diri Nabi Ya’qub A.S mulai menghilang setelah bermimpi memiliki kehidupan yang tentram
dan damai dan menerima wahyu dari Allah. Tak hanya rasa lelah yang hilang, tetapi Nabi Ya’qub A.S
seperti mendapatkan energi baru untuk melanjutkan perjalanan ke Fadda A’ram (Irak). Tenaga yang
seperti penuh kembali membuat Nabi Ya’qub A.S berjalan dengan cepat agar sampai ke tempat tujuan
segera mungkin.

Sampai di Rumah Syekh Labban


Setelah melakukan perjalanan selama beberapa hari, akhirnya Nabi Ya’qub A.S sampai di
depan pintu gerbang Faddan A’ram (Irak) dan beliau sangat senang karena perjalanannya tidak
menjadi sia-sia. Selain itu, ketika melihat kesibukan yang dilakukan oleh masyarakat di Irak, Nabi
Ya’qub A.S sangat merasa senang. Ketika menuju ke rumah pamannya, Nabi Ya’qub A.S diantar oleh
putri pamannya yang bernama Rahil dan setelah sampai di rumah pamannya, surat dari Nabi Ishak
A.S segera diberikan kepada pamannya, Syekh Labban. Surat itu berisi tentang keinginan Nabi Ishak
A.S untuk menjodohkan anaknya dengan salah satu putri dari Syekh Labban.
Namun, Syekh Labban memberikan syarat jika Nabi Ya’qub A.S ingin menikahi salah satu
putrinya. Syekh Labban menyampaikan syaratnya berupa harus menjadi penggembala kambing
selama tujuh tahun dan hal itu menjadi mas kawin untuk pernikahannya nanti. Ketika ditanya, putri
yang ingin dinikahinya, Nabi Ya’qub A.S menjawab bahwa ia ingin menikahi Rahil. Namun, Syekh
Labban menjelaskan bahwa hal itu tidak bisa terjadi apabila kamu (Nabi Ya’qub A.S) tidak
menikahinya kakaknya, Laya terlebih dahulu. Pada saat itu, hukum adat melarang jika adik
melangkahi kakak perempuannya untuk menikah lebih dulu.
Setelah mendengar pernyataan dari Syekh Labban, Nabi Ya’qub A.S pun menyetujui semua
persyaratan yang telah diberikan oleh ayah dari Laya dan Rahil. Nabi Ya’qub A.S berdoa kepada
Allah untuk memohon agar keinginan ayah dan ibunya untuk menikah putri Syekh Labban dapat
terpenuhi. “Ya Allah Yang Maha Agung, aku mohon kabulkan keinginan ayah dan ibu hamba.
Berikanlah aku kekuatan semala menjalani ujian dan kuatkan iman hamba. Sesungguhnya hanya
kepada Engkaulah kami meminta pertolongan dan Engkau Maha Mengetahui hal-hal gaib.” Setelah
melewati ujian menggembala kambing selama tujuh tahun, Nabi Ya’qub A.S menikahi putri dari
Syekh Labban, Laya. Pernikahan putranya dengan putri dari Syekh Labban terdengar oleh Nabi Ishak
A.S dan istrinya dan mereka yang mendengar kabar itu merasa bahagia.
Setelah berhasil melewati ujian pertama, yaitu menikahi Laya. Nabi Ya’qub A.S mulai
mempersiapkan dirinya untuk melewati ujian kedua yaitu menggembala kambing dan menikahi Rahil
yang merupakan putri kedua dari Syekh Labban. Ujian kedua pun berhasil dilewati oleh Nabi Ya’qub
A.S.

Nabi Ya’qub A.S Memiliki 4 Orang Istri


Kedua putri dari Syekh Labban sangat bahagia setelah menikah dengan Nabi Ya’qub A.S dan
mereka berdua saling bercerita tentang kebaikan sang suami ketika sang suami tidak berada di rumah.
Mereka berdua yang sudah merasakan kebaikan dari Nabi Ya’qub A.S ini sangat ingin untuk
membalaskan kebaikan sang suami. Namun, mereka belum tahu hadiah apa yang cocok untuk
membalaskan kebaikannya itu.
Setelah berpikir cukup panjang, Rahil pun ingat bahwa mereka memiliki dua orang pembantu
yang memiliki wajah yang cantik. Dua pembantu itu bernama Balhah dan Zulfah. Laya dan Rahil
akhirnya sepakat untuk menikahkan Nabi Ya’qub A.S dengan kedua pembantu itu. Setelah mereka
sepakat dengan keputusan itu, kemudian menyampaikannya kepada ayahnya, Syekh Labban.
Mendengar keinginan mereka berdua untuk menikahkan Nabi Ya’qub A.S dengan kedua pembantu
putrinya membuat beliau terkejut. Setelah mendapatkan persetujuan dari Laya, Rahil, dan Syekh
Labban, Nabi Ya’qub A.S menikah dengan kedua pembantunya. Setelah pernikahan itu berhasil, Laya
dan Rahil merasa sangat bahagia karena bisa memberikan hadiah kepada suami tercintanya.
Dari keempat istri tercintanya, Nabi Ya’qub A.S memiliki 12 orang anak. Istri pertama, Laya
dikaruniai enam orang anak, yaitu Syam’un, Rawbin, Lewi, Yahuda, Yazakir, dan Zabulan. Istri
kedua, Rahil dikaruniai dua orang anak, yaitu Benyamin dan Yusuf. Istri ketiga, Zulfa dikaruniai dua
orang anak, yaitu Kan dan Asyar. Istri keempat dikaruniai dua orang anak, yaitu Daan dan Naftali.

 MUKJIZAT
Mukjizat Nabi Yakub
 Kakek moyang rasul sebelum Nabi Muhammad
 Dikaruniai 12 Anak yang berpengaruh besar terhadap peradaban manusia
 Berakhlak tinggi sesuai dengan surah shaad ayat 46
 Berilmu tinggi sesuai dengan surah shaad ayat 45
 Mampu mengartikan mimpi Nabi Yusuf sesuai dengan surah Yusuf ayat 4-6
 Semangat untuk berdakwah sesuai dengan surah Al Bawarah ayat 132-133

E. NABI YUSUF AS
 KISAH
Perjalanan Hidup Nabi Yusuf
Nabi Yusuf A.S. merupakan sosok seseorang yang cerdas serta jujur yang dalam hidupnya
mengalami berbagai kejadian yang dapat kamu temui pada buku Nabi Yusuf.
Nabi Yusuf alaihissalam merupakan nabi Allah yang berasal dari kaum Bani Israel. Beliau adalah
anak Nabi Ya’kub dan Ribka. Diantara kedua belas saudaranya, hanya Bunyamin saja menjadi
saudara kandungnya. Ada banyak kisah semasa perjalanan hidupnya mulai lahir sampai akhir
kehidupannya.
 Nabi Yusuf Dibuang ke Dalam Sumur
Dibandingkan dengan anak lainnya, Nabi Ya’qub memang memberikan perhatian lebih kepada
Bunyamin dan Yusuf. Hal ini dikarenakan sifat keduanya yang sangat berbeda jika dibandingkan
saudara lainnya. Situasi ini tentunya menimbulkan adanya rasa iri dari putra lainnya. Nabi Yusuf
dibuang oleh saudaranya ke dalam sumur ketika berhasil membohongi Nabi Ya’kub. Allah SWT
nyatanya menyelamatkannya dengan memberikan tali lewat seorang pedagang yang tengah lewat.
Akhirnya Nabi Yusuf dikembalikan kembali ke rumahnya oleh pembesar kerajaan Mesir.
 Difitnah dan Dipenjara akibat Rayuan Zulaikha
Yusuf dijadikan anak angkat sekaligus melayani kebutuhan di rumah seorang pembesar kerajaan.
Pasangan Qithfir dan Zulaikha sangat menyayanginya akibat ketampanan yang ia miliki. Keduanya
bahkan tidak percaya jika Nabi Yusuf adalah manusia dan sering mengira jelmaan malaikat.
Rasa kagum Zulaikha pun akhirnya membuatnya tidak bisa menahan godaan setan. Dirinya akhirnya
merayu Yusuf untuk melakukan perbuatan tercela. Keduanya pun terlibat sedikit perkelahian akibat
saling memaksa hingga akhirnya datanglah Qithfir. Zulaikha hanya bisa memfitnah Yusuf ke penjara.

 Nabi Yusuf Dijual ke Orang Mesir


Para musafir terlihat begitu senang ketika melihat keberadaan Nabi Yusuf. Kesenangan ini akibat
keberhasilan prediksi dimana sedang mereka peroleh. Orang yang membeli Yusuf pun merasa bahagia
karena menjadikannya sebagai anak sekaligus mendapatkan tempat dan layanan begitu baik. Dalam
Surat Yusuf ayat 23 sampai 29 menunjukkan bahwa Istri pembesar Mesir, Zulaikha merayu Yusuf
untuk bersedia menuruti hasratnya. DIrinya meminta agar hal ini dirahasiakan namun masih saja
diketahui oleh wanita di kota dan kalangan istana. Peristiwa ini pun membuat nama Yusuf menjadi
buruk
 Kembali ke Keluarga
Kisah ini diawali ketika Nabi Yusuf dibuang ke dalam sumur oleh saudaranya dan dinyatakan
meninggal diterkam binatang buas. Lantas, ayahnya, Nabi Yakub yang sudah berumur dengan daya
penglihatannya kabur bisa mengenali anaknya lewat pakaian lusuhnya. Singkat cerita, mereka pun
akhirnya kembali bersama lagi. Banyaknya kisah hidup yang dilalui semasa Yusuf kecil tidak
membuatnya sombong akan berbagai karunianya oleh Allah. Seperti halnya dikaruniai wajah sangat
tampan dan garis keturunan kenabian dari buyutnya
 Mimpi Nabi Yusuf AS
Nabi Yusuf bermimpi melihat sebanyak 11 bintang dan matahari serta bulan bersujud kepadanya.
Secara tersurat, ayat ini menceritakan bahwa Nabi Ya’kub meyakini jika anaknya kelak akan menjadi
orang penting dan mempunyai kekuasaan. Harapan pun muncul agar mewarisi nubuwwah
(kenabian).Peristiwa ini menjadi pokok pentingnya kasih sayang oleh Nabi Ya’qub sangat mendalam
jika dibandingkan dengan anaknya yang lain. Hal ini menimbulkan rasa kecemburuan pada saudara-
saudaranya. Perasaan ini pun berbahaya Nabi Yusuf bahkan sempat membuatnya dibuang di sumur.
 Jamuan Makan oleh Zulaikha
Adanya jamun makan yang diadakan oleh Zulaikha juga menimbulkan adanya peristiwa lain dalam
kehidupan Nabi Yusuf. Para undangan memang kebanyakan terdiri atas wanita dan sempat
menggunjing satu sama lain akibat menggoda Yusuf. Zulaikha yang mendengar gunjingan itu pun
akhirnya meminta para undangan untuk memotong buah di depannya menggunakan pisau. Mereka
pun terperangah ketika melihat ketampanan Nabi Yusuf hingga terpotong jari mereka pada saat
mengupas kulitnya.
 Nabi Yusuf AS yang Menafsirkan Mimpi Raja
Nabi Yusuf yang mendapatkan kesempatan untuk menafsirkan mimpi raja, akhirnya dibebaskan dari
penjara akibat fitnah dari Zulaikha. Mimpi Al Aziz telah dijelaskan dalam surat Yusuf ayat 43 dan 44.
Dirinya tengah bermimpi cukup unik sehingga membuatnya penasaran dengan arti dibaliknya. Nabi
Yusuf yang mendengar kabar ini maka Nabi Yusuf pun tertarik untuk mentafsirkannya. Peristiwa ini
menjadi awal mula perkenalannya dengan raja Mesir. Ketertarikan Raja kepada Nabi Yusuf pun juga
semakin kuat hingga akhirnya terbongkarlah tipu daya Zulaikha atas fitnahnya.
 Yusuf menjadi Menteri Keuangan Negara
Takwil mimpi oleh Nabi Yusuf terhadap sang Raja membuat dirinya akhirnya diangkat sebagai
Menteri Keuangan Negara. Penafsiran yang dilakukannya ternyata berhasil menjadi kenyataan.
Penduduk Mesir pun diperintahkan untuk bercocok tanam saat menghadapi musim paceklik di waktu
ke depan. Apa yang diperintahkan Nabi Yusuf kepada orang Mesir nyatanya berkebalikan dengan
kebiasaan sehari-harinya. Mereka pun merasa jika mendapatkan hasil lebih baik daripada sebelumnya.
Fakta ini menunjukkan bahwa suatu negara bisa berhemat secara sederhana untuk menghadapi masa-
masa sulit.
Kisah Nabi Yusuf sebagai Wakil Raja Mesir
Raja Mesir yang sudah banyak mendengar tentang Yusuf dari berbagai sumber, akhirnya
membuatnya tertarik untuk mengenalnya lebih jauh. Kecerdasan otak, pengetahuan luas, kesabaran
dan kejujuran serta akhlaknya menjadi alasan untuk diangkat sebagai Wakil Raja Mesir.

 Tawaran Raja Mesir


Nabi Yusuf tidak menolak atas tawaran Raja Mesir itu. Sang Nabi akhirnya menerima dengan
kekuasaan penuh dalam bidang keuangan serta bahan makanan. Hal ini dikarenakan pertimbangannya
sendiri bahwa kedua hal tersebut memiliki peran sangat penting. Pada hari penobatan Nabi Yusuf
sebagai wakil Raja, sang Nabi mengenakan pakaian kerajaan dengan kalung emas. Kemudian Raja
melepaskan cincin di jarinya untuk dipasangkan kepada Yusuf sebagai tanda kekuasaan. Peristiwa ini
juga berhubungan dengan kisah cintanya bersama Zulaikha.
 Tujuh Tahun Pertama Kepemimpinan
Sebagai penguasa bijaksana, Nabi Yusuf selalu memuliakan tugasnya dengan sering mengadakan
kunjungan ke daerah kekuasaannya. Tujuannya untuk berkenalan dengan rakyat jelata agar segala
rancangan dan kebijakannya bisa dilaksanakan secara tepat sasaran.. Dalam tujuh tahun pertama
kepemimpinannya, Nabi Yusuf menjalankan pemerintahan dengan rakyat Mesir yang hidup tentram
dan aman. Semua keperluan warga pun berhasil tercukupi secara merata. Seluruh lapisan masyarakat
bisa menjangkaunya tanpa terkecuali.
 Musim Panas dan Paceklik Tiba
Berkat kepengurusan dari Nabi Yusuf yang begitu bijaksana, datangnya musim panas dan paceklik
tiba tidak membuat rakyat kebingungan akan bahan makanan. Mereka pun hidup tentram tanpa ada
rasa khawatir akan krisis pangan bahkan derita kelaparan seperti masa sebelumnya. Kabar inipun
membuat banyak orang datang dari desa dan kota pinggir Mesir atau negara lain. Mereka mengaku
jika kekurangan bahan pangan dan mengharap pertolongan dari Nabi Yusuf agar bisa membeli
gandum sebagai stok sementara. Diantaranya bahkan merupakan saudara sang Nabi sendiri.
 Awal Pertemuan Yusuf dan Zulaikha
Awal pertemuan Nabi Yusuf dan Zulaikha tidak terjadi di pesta mewah atau ketika berpapasan di
jalanan. Keduanya bertemu lantaran sang nabi merupakan budak yang diangkat menjadi anak oleh
Qithfir, suami Zulaikha. Dirinya tengah menjabat sebagai menteri keuangan di Mesir. Singkat cerita,
Nabi Yusuf pun tinggal bersama keduanya sekaligus keluarga angkat lainnya di dalam istana.
Zulaikha pun berkali-kali terpesona dengan ketampanan Nabi Yusuf. Bahkan tidak jarang keluar
pujian untuk memuji wajah sang Nabi mulai dari rambut indah dan rupawan.
 Zulaikha yang Sering Menggoda Yusuf
Zulaikha menjadi cobaan yang paling berat dirasakan oleh Nabi Yusuf. Sebagai laki-laki, sang Nabi
pun mengakui jika sama-sama memiliki nafsu. Terlebih bahwa Zulaikha mempunyai paras begitu
cantik jelita. Bahkan diketahui juga apabila dirinya sengaja berhias hanya untuk menggoda.
 Zulaikha Memfitnah Yusuf karena Cintanya Tak Berbalas
Kisah antara Nabi Yusuf dan Zulaikha pun hampir saja terjadi sampai akhirnya sang Nabi ingat akan
tindakannya. Namun Zulaikha pun menangkapnya dan merobek gamis Yusuf sampai terlepas.
Penolakannya akhirnya membuatnya dipenjara akibat adanya fitnah untuknya. Fitnah yang diberikan
oleh Zulaikha akhirnya membuat Yusuf dipenjara atas utusan suaminya dalam waktu sangat lama.
Setelahnya, Qithfir pun meninggal dunia hingga membuat Zulaikha jatuh miskin. Tangisannya bahkan
membuat penglihatannya menurun hingga menjadi pengemis.
 Yusuf dan Zulaikha Dipertemukan Kembali
Sekian lama setelah Nabi Yusuf dipenjara, tibalah saatnya dibebaskan. Setelahnya, sang Nabi
diangkat menjadi pejabat negara dan berhasil menggantikan posisi raja sebelumnya yang sudah
meninggal. Singkat cerita, Yusuf pun dipertemukan kembali bersama Zulaikha.
Yusuf yang tidak tega dengan keadaan Zulaikha sekarang, membuatnya merasa amat kasihan.
Akhirnya sang Nabi mengutus seseorang untuk menyampaikan ajakan menikah jika ingin
menghabiskan masa tua bersamanya. Allah SWT pun mengabulkan permintaan keduanya.

 MUKJIZAT
Mukjizat itu berupa mimpi yang jadi kenyataan.

F. NABI AYUB AS
 KISAH
Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk menyeru manusia dalam ketaatan kepada-Nya.
Selain itu, para Nabi dan Rasul juga diutus untuk menjadi teladan bagi umat manusia. Salah satu Nabi
yang dapat menjadi panutan perihal kesabaran saat menghadapi ujian adalah Nabi Ayyub. Nabi
Ayyub AS hidup pada tahun 1420—1540 SM. Beliau berasal dari Romawi. Beliau diutus Allah untuk
menyeru kaumnya, yaitu masyarakat di daerah Huran (sekitar Yordania dan Syiria), agar menyembah
Allah.
Sebelum ujian kesabaran menimpanya, Nabi Ayyub diberikan limpahan karunia nikmat oleh
Allah. Beliau dikaruniai badan sehat dengan wajah yang rupawan. Beliau juga diberi anugerah berupa
anak-anak keturunan yang baik dan seorang istri yang setia. Menurut pendapat ulama yang paling
populer, nama istri Nabi Ayyub adalah Rahma binti Afraim bin Yusuf bin Ya’qub. Di sisi materi,
Allah pun memberikan harta yang melimpah sehingga Nabi Ayyub menjadi seorang yang kaya raya.
Tak hanya berupa uang, harta tersebut juga mewujud dalam bentuk tanah dan bangunan yang luas di
daerah Batsniyyah, salah satu wilayah dari negeri Huran.
Beliau juga memiliki bermacam binatang ternak dalam jumlah yang sangat banyak hingga tak
ada orang yang bisa menandinginya. Binatang ternak tersebut berupa unta, sapi, kuda, keledai, dan
kambing. Dengan banyaknya nikmat yang telah Allah diberikan, Nabi Ayyub pun rajin bersyukur.
Beliau menjadi seorang hamba yang bertakwa dan menyayangi sesama. Nabi Ayyub rajin menyantuni
anak yatim, janda, duafa, dan orang yang sedang dalam perjalanan tapi tak punya uang untuk
melanjutkan (ibnu sabil), serta memberi makan orang miskin.

Ujian Kesabaran Nabi Ayyub


Nama Ayyub AS disebutkan Allah bersama para Nabi lainnya pada Al-Qur’an Surah An-
Nisaa’ ayat 163:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
wahyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula)
kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman.
Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.”
Kemudian Allah menceritakan tentang ujian yang diberikan kepada Ayyub dan bagaimana
beliau bersabar menghadapinya. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Sad ayat 41—44:
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, ‘Sesungguhnya aku diganggu
setan dengan penderitaan dan bencana.’ Allah berfirman, ‘Hentakkanlah kakimu; inilah air sejuk
untuk mandi dan untuk minum.’
Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan Kami lipat gandakan
jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikiran sehat. Dan
ambillah seikat (rumput) dengan tanganmu, lalu pukullah dengan itu dan janganlah engkau melanggar
sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba.
Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah).”
Allah memberi ujian kepada Nabi Ayyub dengan mengambil kembali seluruh nikmat
berlimpah yang Dia berikan kepada beliau. Pertama, Allah timpakan kepada Ayyub alaihissalam
penyakit kulit di sekujur tubuhnya. Bahkan Ibnu Katsir menafsirkan, tidak ada satu pori-pori pun dari
tubuh Nabi Ayyub yang selamat dari penyakit judzam (kusta) itu. Dengan itu Allah mengangkat
nikmat paras beliau yang rupawan.
Badannya yang semula sehat, segar, dan bugar Allah angkat dengan menimpakan tubuh yang
sangat lemah karena penyakit itu. Saking lemahnya, dikisahkan Nabi Ayyub sampai tidak sanggup
berjalan sendiri untuk buang hajat ke kamar mandi, sehingga istri beliau harus menemani. Putra-putri
beliau pun Allah ambil, semuanya meninggal dunia. Tak sampai di situ, harta Nabi Ayyub yang
berlimpah dan tak ada yang menandingi jumlahnya juga Allah tarik kembali.

Nabi Ayyub pun jatuh miskin. Ditambah dengan kondisi penyakitnya, semua orang menjauhi
beliau. Nabi Ayyub pun mengasingkan diri ke suatu tempat. Hanya istri beliau yang setia menemani,
juga dua orang sahabat beliau yang selalu mengunjungi.
Para ulama pun berselisih pendapat mengenai berapa lamanya Nabi Ayyub menjalani ujian
tersebut. Ada yang mengatakan bahwa Nabi Ayyub sakit selama 18 tahun. Ada juga yang berpendapat
hanya tiga tahun saja. Sebagian ulama ada pula yang menyebutkan bahwa Ayyub alaihissalam
ditimpa musibah tersebut selama 7 tahun 7 bulan 7 hari.
Namun Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah bersabda sebagaimana diriwayatkan
oleh Anas bin Malik tentang berapa lama waktu Nabi Ayyub menjalani ujian ini:
Sesungguhnya Nabiyullah Ayyub ‘alaihissalam berada dalam ujiannya selama delapan belas tahun.
Baik keluarga dekat maupun keluarga jauh menolaknya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-
saudaranya. Kedua saudara itulah yang selalu memberinya makan dan menemuinya.”

Istri Nabi Ayyub pun sangat kasihan melihat kondisi suaminya itu. Hingga pada suatu hari
saat membawakan makanan untuk Nabi Ayyub, sang istri mengusulkan sesuatu kepada beliau.
“Wahai Ayyub, seandainya engkau mau meminta kepada Allah, tentu Dia akan memberimu jalan
keluar,” demikian saran istrinya yang tak tega melihat Ayyub alaihissalam sakit demikian lama.
Namun, apa jawab Nabi Ayyub? Beliau menolak dengan alasan yang luar biasa. Jawaban
inilah yang menandakan betapa tingginya derajat keimanan Nabi Ayyub. Kesabaran tingkat tinggi
juga beliau perlihatkan melalui jawaban atas saran istrinya tersebut.
“Aku telah diberi kesehatan selama 70 tahun. Sakit ini masih derita sedikit yang Allah timpakan
sampai aku bisa bersabar sama seperti masa sehatku yaitu 70 tahun,” demikian jawaban Nabi Ayyub.
Jawaban tersebut juga sekaligus menjadi penegas bahwa hati beliau sama sekali tidak terpengaruh
dengan ujian dahsyat yang ditimpakan Allah.
Kedua sahabat yang masih setia mengunjungi dan membawakan makanan pun khawatir akan
ujian yang menimpa Nabi Ayyub. Terbersit dalam benak salah satu di antara keduanya bahwa ujian
Nabi Ayyub mungkin disebabkan karena dosa besar yang pernah beliau perbuat. Kegundahan itu pun
disampaikannya kepada sahabat yang lain. Kemudian sahabat ini menyampaikannya kepada Nabi
Ayyub. Ketika mendengarnya beliau sempat sedih, tetapi beliau Nabi Ayyub kemudian menceritakan
kondisinya secara terbuka dan menampik prasangka itu. Walaupun ditimpa berbagai musibah, dimulai
dari kematian anak-anaknya, hilang seluruh harta benda, penyakit yang tak kunjung sembuh, Nabi
Ayyub As. justru menghadapi itu semua dengan penuh kesabaran.

Nabi Ayyub Lulus Ujian dan Diberi Hadiah Melimpah dari Allah
Karena kesabaran Nabi Ayyub yang luar biasa saat menjalani ujian tersebut, Allah pun
menunjukkan jalan keluar. Allah menceritakan hal tersebut pada Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 83
—84:
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, ‘(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah
ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.’
Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami
kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat
dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.”
Kisah tersebut sama dengan firman Allah pada Surah Sad ayat 41—44 di atas. Allah mewahyukan
kepada Nabi Ayyub untuk menghentakkan kaki beliau ke tanah. Kemudian dari sana Allah pancarkan
mata air yang sejuk. Nabi Ayyub pun bergegas mandi di mata air tersebut hingga sembuhlah penyakit
kulit dari badan beliau.
Allah juga memerintahkan kepada Nabi Ayyub untuk minum dari mata air tersebut.
Kesejukan airnya kemudian mampu membasuh batin Nabi Ayyub, sehingga beliau kembali sehat
bugar lahir dan batin. Kekuatannya pun kembali pulih, bahkan seperti tidak pernah sakit.

Saat beliau hendak menemui istrinya, sang istri sempat tidak mengenali Nabi Ayyub. Walaupun Nabi
Ayyub tampak sama seperti saat beliau sehat dulu. Sebetulnya sang istri mengingat postur dan wajah
Nabi Ayyub sebelum sakit itu.
Akan tetapi, dalam bayangan istri Nabi Ayyub, beliau masih lemah dan berpenyakit kulit,
sehingga ia tidak menyangka bahwa sang suami akan sembuh lebih cepat. Keduanya pun bersuka cita
mengucap syukur kepada Allah. Sesuai firman Allah pada Surah Al-Anbiya dan Surah Sad tersebut di
atas, bahwa Dia juga mengembalikan anggota keluarga Nabi Ayyub dengan jumlah yang berlipat
ganda. Harta Nabi Ayyub juga Allah kembalikan lagi sebagai hadiah atas keridhaan beliau menjalani
ujian.
Dalam beberapa riwayat dikisahkan untuk mengembalikan harta kekayaan Nabi Ayyub, Allah
mengirimkan dua awan. Satu awan menaungi gundukan gandum, sedangkan awan lainnya menaungi
gundukan jewawut.
Awan yang menaungi gundukan gandum tersebut mengeluarkan “hujan” emas. Sementara
awan yang menaungi juwawut mengeluarkan perak. Dengan demikian harta Nabi Ayyub pun kembali
melimpah. Dalam versi yang lain, dikisahkan Nabi Ayyub memiliki dua peti. Satu peti tempat
menyimpan gandum dan satu lagi tempat menyimpan jewawut. Allah mengirimkan kedua awan untuk
menghujani peti gandum dengan emas hingga luber. Awan yang satu lagi mengguyurkan perak ke peti
jewawut hingga meluap pula.
Tak sampai di situ, Allah juga mengembalikan kekayaan Nabi Ayyub dengan cara yang lain.
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Nasa’i dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
“Manakala Ayyub sedang mandi telanjang, sekelompok belalang dari emas jatuh kepadanya, maka
Ayyub memunguti dan menyimpan belalang itu di bajunya. Tuhan memanggilnya, ‘Wahai Ayyub,
bukankah Aku telah membuatmu kaya seperti yang kamu lihat?’ Ayyub menjawab, ‘Benar ya Rabbi,
akan tetapi aku selalu memerlukan keberkahan-Mu.”

Sumpah Nabi Ayyub


Dalam Surah Sad ayat 44, Allah berfirman:
“Dan ambillah seikat (rumput) dengan tanganmu, lalu pukullah dengan itu dan janganlah engkau
melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik
hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah).”
Sumpah yang Allah maksud pada ayat tersebut adalah nazar Nabi Ayyub ketika beliau sakit.
Nabi Ayyub sempat mengucapkan nazar untuk memukul istrinya saat itu lantaran sang istri
melakukan perbuatan yang tidak berkenan di hati beliau. Ada beberapa versi cerita tentang kesalahan
istri Nabi Ayyub tersebut. Versi yang pertama, diceritakan bahwa setelah Nabi Ayyub jatuh miskin
dan sakit-sakitan, sang istri harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua. Sang istri pun
bekerja di rumah orang lain.
Suatu hari sang istri terlambat pulang ke rumah sehingga Nabi Ayyub marah. Akhirnya beliau
mengucapkan sumpah tersebut.Versi cerita yang lain, Nabi Ayyub marah karena sang istri menjual
tali pengekang kuda mereka. Hal tersebut terpaksa dilakukan istri beliau karena tidak memiliki cukup
uang untuk membeli makanan. Akhirnya tali pengekang tersebut dijualnya untuk membeli roti.
Setelah sembuh dan sehat kembali, Ayyub alaihissalam teringat kembali akan nazar beliau
kepada Allah tersebut. Namun, beliau tak tega memukul istrinya yang telah sepenuh hati merawat
Nabi Ayyub saat sakit. Akan tetapi, beliau juga harus menunaikan nazarnya. Akhirnya Allah
memberikan solusi yang mudah. Allah mewahyukan kepada Nabi Ayyub untuk mengambil seikat
batang gandum dan memukulkan ke istrinya satu kali. Dengan demikian telah tertunaikan nazar Nabi
Ayyub.

 MUKJIZAT
adalah kesabaran yang begitu besar dan tidak dimiliki oleh siapa pun.

Anda mungkin juga menyukai