KELAS XI IPA 3
KELOMPOK II
ANANDA SYAFIRA AGUSTINA
AULIYA SHAM RATIH Q
DEA ZULKAIDAH
FARREL HERDIYAN
JULIA PUTRI MAHARANI
OCA DESTRIANI
ROHMATIN NAZILA
TRI ANDIRA JULIATI
YUDA PERMANA
) ِإَّنُك ْم َلَت ْأُتوَن الِّر َج اَل َش ْهَو ًة ِم ْن ُدوِن الِّنَس اِء َب ْل َأْنُتْم َق ْو ٌم٨٠( َو ُلوًطا ِإْذ َقاَل ِلَقْو ِمِه َأَتْأُتوَن اْلَفاِح َشَة َم ا َسَبَقُك ْم ِبَه ا ِم ْن َأَح ٍد ِم َن اْلَع اَلِم يَن
) َفَأْنَج ْيَناُه َو َأْهَل ُه ِإال اْمَر َأَت ُه َك اَنْت ِم َن٨٢( ) َوَم ا َك اَن َج َو اَب َقْو ِمِه ِإال َأْن َقاُلوا َأْخ ِرُجوُهْم ِم ْن َقْر َيِتُك ْم ِإَّنُهْم ُأَناٌس َيَتَطَّهُروَن٨١( ُم ْس ِرُفوَن
)٨٤( ) َو َأْم َطْر َنا َع َلْيِهْم َم َطًرا َفاْنُظْر َكْيَف َك اَن َعاِقَبُة اْلُم ْج ِرِم يَن٨٣( اْلَغاِبِريَن
Dan (Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu
melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia
ini).
Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan.
Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.”
Dan jawaban kaumnya tidak lain hanya berkata, “Usirlah mereka (Luth dan pengikutnya) dari
negerimu ini, mereka adalah orang yang menganggap dirinya suci.”
Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-
orang yang tertinggal (dibinasakan).
Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang
berbuat dosa itu. (QS. Al-Araf: 81-84)
MUKJIZAT
Adapun mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Luth adalah keselamatan dari
hujan batu. Melalui kisah kaum Sodom di zaman Nabi Luth ini kita bisa mengambil hikmah bahwa
janganlah bermain-main dengan azab Allah SWT. Semoga Allah SWT selalu melindungi ita dari
azab-Nya dan senantiasa membimbing kita untuk berada dalam jalan yang diridai-Nya.
B. NABI ISMAIL AS
KISAH
Kisah Nabi Ismail : Hijrah Menuju ke Mekkah
Siti Sarah adalah istri pertama dari Nabi Ibrahim AS, tetapi pernikahan mereka berdua belum
dikaruniai buah hati. Pada saat itu, usia dari Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah sudah terbilang
memasuki usia lanjut. Siti Sarah yang menyadari akan hal itu, kemudian memberikan izin kepada
Nabi Ibrahim AS untuk menikah lagi bersama dengan siti Hajar.
Nabi Ibrahim AS selalu memohon kepada Allah agar diberikan sang buah hati. Doa dari
beliau pun dikabulkan oleh Allah. Pernikahan bersama dengan Siti Hajar dikaruniai satu buah hati
laki-laki yang diberi nama Ismail. Nama yang diberikan itu mengandung arti yang sangat dalam
(menurut bahasa Ibrani), yaitu Isma berarti mendengar dan El berarti Allah, jadi Ismail adalah Allah
Maha Mendengar. Nabi Ibrahim AS memberikan nama Ismail karena Allah sudah mendengar dan
mengabulkan permohonannya. Nabi Ibrahim AS melakukan hijrah ke Mekah atas dasar perintah
Allah. Beliau melakukan hijrah bersama dengan istri kedua yang bernama Siti Hajar dan anaknya
Nabi Ismail AS. Perintah dari Allah ini muncul karena Nabi Ibrahim mengambil keputusan setelah
melihat istri pertamanya kurang senang dengan kebahagiaan yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim AS
dan Siti Hajar.
Hijrah ke Mekah ini dilakukan dengan menaiki unta dan setelah sampai di Mekah mereka
mulai mencari tempat untuk berteduh. Ditemukanlah sebuah pohon yang bisa digunakan untuk tempat
berteduh, pohon itu adalah pohon dauhah dan mereka pun segera turun dari unta.Nabi Ibrahim AS
mulai meninggalkan istri beserta anaknya di bawah pohon dauhah. Sebenarnya Nabi Ibrahim AS tidak
tega untuk meninggalkan istri dan anaknya di tempat yang sangat sunyi dan sepi itu, tetapi semua ini
karena perintah Allah, sehingga Nabi Ibrahim AS tidak ingin melanggarnya.
Sebelum pergi meninggalkan istri dan anaknya, nabi Ibrahim berpesan kepada istrinya,
“Tetap Bertakwalah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-kehendak-Nya. Percayalah
kepada kekuasaan dan rahmat-Nya. Dialah yang memberikan perintah kepadaku untuk membawamu
(istri) ke sini.
Dialah yang akan memberikan perlindungan di tempat yang sunyi ini. Seandainya bukan
karena perintah dan Wahyu dari Allah, aku sama tidak tega untuk meninggalkan kamu bersama
anakku yang aku cintai. Percayalah wahai Hajar bahwa Allah tidak akan menelantarkan kalian berdua
tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan berkah-Nya akan selalu turun untuk selamanya, insya Allah.”
Siti Hajar hanya membawa bekal air minum seadanya dan beberapa biji buah kurma. Hati Siti Hajar
merasa tenang setelah mendengarkan pesan dari Nabi Ibrahim AS. Di tempat sunyi itu, Siti Hajar
mulai berdoa kepada Allah agar selalu diberikan perlindungan agar mampu bertahan di tempat yang
gersang dan tandus itu.
MUKJIZAT
Keselamatan saat ia hendak disembelih oleh ayahnya atas perintah Allah Swt. Munculnya mata air
zam-zam di kakinya ketika bayi. Mendirikan Ka'bah.
C. NABI ISHAQ AS
KISAH
Nabi Ishaq AS merupakan putra dari Nabi Ibrahim AS dan istrinya Sarah. Nama Nabi Ishaq
AS diketahui memiliki arti tersenyum atau tertawa yang berasal dari bahasa Ibrani. Nama tersebut
diberikan kepadanya karena Sarah sangat senang dan tersenyum lebar mendengar kabar gembira
kelahiran Nabi Ishaq AS. Nabi Ishaq AS lahir pada tahun 1761 SM di Kota Kan’an. Nabi Ishaq AS
lahir saat kedua orang tuanya sudah dalam usia tua yakni Nabi Ibrahim berusia 100 tahun dan istrinya
Sarah berusia 90 tahun. Nabi Ishaq AS juga lahir setelah 14 tahun Nabi Ismail AS dilahirkan.
Kisah Nabi Ishaq sebagai kabar baik untuk Nabi Ibrahim dan Sarah Kabar lahirnya Nabi
Ishaq AS
sebagai anak Nabi Ibrahim AS dan Sarah dikabarkan melalui empat malaikat yang diutus oleh
Allah SWT yakni Jibril, Mikail, Israfil dan Rafail. Keempat malaikat tersebut datang ke rumah Nabi
Ibrahim AS sebagai seorang tamu. Mereka memberikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim AS dan
Sarah bahwa akan lahir seorang putra yang bernama Ishaq sebagai anak mereka. Malaikat tersebut
juga mengucapkan selamat kepada Nabi Ibrahim AS dan Sarah. Sarah yang mendengar kabar tersebut
langsung tercengang sekaligus senang. Seperti yang diketahui bahwa Sarah dalam kondisi mandul dan
berusia tua namun dengan kuasa Allah SWT dirinya bisa mempunyai anak. Kelahiran Nabi Ishaq AS
tentunya menjadi sebuah berkah untuk Nabi Ibrahim AS dan Sarah.
MUKJIZAT
Nabi Ishaq AS diberikan mukjizat oleh Allah SWT untuk membantunya menjalankan dakwah
di Palestina, berikut mukjizatnya:
Nabi Ishaq AS dan istrinya Ribka akhirnya dikaruniai keturunan di usianya yang sudah 100
tahun dan kondisi Ribka yang mandul. Hal itu bisa terjadi atas kekuasaan Allah SWT.
Keturunan Nabi Ishaq AS merupakan pencetus munculnya Kaum Bani Israil. Anak Nabi
Ishaq AS yakni Nabi Yakub memiliki keturunan kaum Bani Israil.
D. NABI YAKUB AS
KISAH
Masa Kecil Nabi Ya’qub
Nabi Ya’qub A.S adalah seorang anak dari ayah bernama Nabi Ishak A.S dan Ibu bernama
Rafiqah serta beliau merupakan cucu dari Nabi Ibrahim A.S. Nabi Ya’qub A.S memiliki saudara
kembar yang bernama Ish. Oleh sebab itu orang tua dari Nabi Ya’qub A.S sangat berharap agar anak
kembarnya bisa mengikuti jejak kakeknya, Nabi Ibrahin A.S. Supaya bisa bisa mengamalkan
perbuatan kebaikan dan dapat menyebarkannya seperti kakeknya, maka Nabi Ishak A.S mulai
memberikan pelajaran agama serta memberikan nasihat-nasihat kepada kedua putra kembarnya.
Beliau akan selalu mengusahakan dirinya untuk memberikan pelajaran agama dan nasihat kepada
kedua putranya dalam kondisi apapun. Hal-hal yang selalu diajarakan adalah hal-hal yang dapat
membuat kehidupan menjadi lebih tenang dan damai, sehingga harus menjauhi sifat iri, dengki,
maksiat, dan permusuhan. Hal ini beliau lakukan supaya kedua putranya selalu beriman kepada Allah
dan menjadi hamba yang selalu bertawakal kepada-Nya.
Namun, harapan dari Nabi Ishak A.S untuk memiliki anak-anak yang taat untuk menjalankan
perintah Allah ternyata tidak sesuai karena putranya yang bernama Ish memiliki sifat yang tidak
mengamalkan kebaikan, seperti iri, dengki, sombong, dan senang sekali pamer. Akan tetapi, putra
Nabi Ishak A.S yang bernama Ya’qub memiliki sifat yang sangat berbeda dengan saudara kembarnya
itu, sifat-sifat yang dimiliki Ya’qub sangat mencerminkan kebaikan, seperti tidak sombong, tidak
bermaksiat, dan sangat lemah lembut.
Perbedaan sifat yang saling bertolak belakang itu membuat mereka saling bertengkar ketika
beranjak ke usia remaja. Ya’qub ini memiliki sifat mengalah dan kakaknya, Ish selalu merasa paling
benar serta tidak mau mengalah kepada adiknya walaupun sedang dalam keadaan bersalah. Ya’qub
pun tak pernah melawan kakaknya dan ia tetap sabar serta selalu mendoakan kakanya agar kembali ke
jalan yang baik dan benar di kemudian hari. Nabi Ishak A.S berpesan kepada kedua putranya, “wahai,
anakku. Kalian harus tetap beriman dan takwa kepada Allah serta selalu menjalankan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya. Kita sebagai hamba Allah harus selalu melakukan perbuatan baik kepada
sesama manusia serta harus membantu fakir miskin. Hal itu harus dilakukan karena dianjurkan oleh
Allah.”
Ya’qub menjawab nasihat itu dengan sopan, tetapi kakaknya, Ish tidak mengeluarkan ucapan
sedikitpun setelah mendengarkan nasihat dari ayahnya. Nabi Ishak A.S yang melihat respon dari
putranya, Ish hanya bisa tersenyum saja. Melihat sifat dan perilaku kedua putranya, Nabi Ishak A.S
dan istrinya mulai berpikir bahwa yang lebih pas untuk mewariskan ajaran agama Allah adalah
Ya’qub. Hal ini dikarenakan Ya’qub mempunyai sifat-sifat yang sudah mencerminkan seseorang yang
saleh dan setiap perbuatannya selalu terpuji. Sifat saleh dan perbuatan terpuji ini tak pernah dimiliki
oleh Ish.
Semakin beranjak dewasa, pertengkaran antara Ish dan Ya’qub semakin sering terjadi, kakak
dari Ya’qub selalu mengejek adiknya dan sudah berkali-kali adiknya tidak membalas ejekan itu dan
selalu sabar ketika sedang diejek. Hingga pada suatu waktu, Ya;qub mulai merasa resah dan bilang
kepada Nabi Ishak A.S bahwa kakanya sudah mengejeknya.
Mendengar cerita dari Ya’qub, Ish mulai diberikan nasihat oleh Nabi Ishak A.S. Setelah melihat
kebiasaan buruk Ish yang tak kunjung berubah, Nabi Ishak A.S dan istrinya berencana untuk segera
menikahkan Ish. Dengan menikah, diharapkan sifat dan perilaku Ish dapat berubah ke arah yang lebih
baik. Ish pun menikah dengan perempuan yang dipercaya oleh dirinya.
Namun, sifat dan perilaku Ish kepada Ya’qub tetap sama dan tidak berubah walaupun sudah
hidup berumah tangga. Ya’qub yang menrima ejekan, hinaan, dan ancaman dari kakanya, mulai
menceritakan hal ini kepada ayahnya. Nabi Ishak A.S. Sang ayah yang mendengar cerita dari Ya’qub
mulai memohon kepada Allah dan berdoa, “Semoga engkau bisa mewarisi sifat kenabian yang
kumiliki, anakku dan aku berdoa semoga engkau kelak akan menurunkan beberapa nabi dan raja dari
garis keterunanmu, anakku.”
Ya’qub yang percaya bahwa bisa sampai ke Faddan A’ram (Irak). Berkat rasa percaya itulah muncul
rasa sabar dan tabah bahwa perjalanan melewati gurun pasir dan sahara yang luas merupakan ujian
pertama yang diberikan oleh Allah. Ya’qub yang mulai merasakan kalau dirinya sangat lelah, mulai
mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat dan agar bisa tertidur pulas.
Ketika tidur karena sangat lelah, Ya’qub bermimpi bahwa kehidupan di masa depan penuh
dengan rezeki dan kehidupannya penuh dengan kedamaian, mulai dari keluarga hingga anak cucu dan
mampu mendirikan kerajaan yang cukup besar yang sejahtera. Setelah bangun dari tidur dan
mimpinya, Ya’qub bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanannya Faddan A’ram (Irak). Di tengah
perjalanan itu, beliau terus-terusan berpikir arti dan makna dari mimpinya tadi.
Selang beberapa lama berpikir tentang arti dan makna dari mimpi itu terdengar suara yang
muncul di kedua telinganya, “wahai putra Ishak. Janganlah engkau merasa takut dan kaget. Aku
adalah malaikat Jibril yang sudah diutus oleh Allah S.W.T untuk menyampaikan wahyu kepadamu,
Ya’qub. Wahai Ya’qub, ketahuilah! Mulai saat ini Allah S.W.T sudah mengangkat dirimu sebagai
seorang nabi dan rasul. Sebarkanlah setiap kebenaran kepada seluruh umat manusia supaya
menyembah dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Allah akan mewariskan Baitul Maqdis,
kehidupan bahagia, dan kerajaan yang sangat besar untuk dirimu dan keturunanmu.” Rasa lelah yang
ada pada diri Nabi Ya’qub A.S mulai menghilang setelah bermimpi memiliki kehidupan yang tentram
dan damai dan menerima wahyu dari Allah. Tak hanya rasa lelah yang hilang, tetapi Nabi Ya’qub A.S
seperti mendapatkan energi baru untuk melanjutkan perjalanan ke Fadda A’ram (Irak). Tenaga yang
seperti penuh kembali membuat Nabi Ya’qub A.S berjalan dengan cepat agar sampai ke tempat tujuan
segera mungkin.
MUKJIZAT
Mukjizat Nabi Yakub
Kakek moyang rasul sebelum Nabi Muhammad
Dikaruniai 12 Anak yang berpengaruh besar terhadap peradaban manusia
Berakhlak tinggi sesuai dengan surah shaad ayat 46
Berilmu tinggi sesuai dengan surah shaad ayat 45
Mampu mengartikan mimpi Nabi Yusuf sesuai dengan surah Yusuf ayat 4-6
Semangat untuk berdakwah sesuai dengan surah Al Bawarah ayat 132-133
E. NABI YUSUF AS
KISAH
Perjalanan Hidup Nabi Yusuf
Nabi Yusuf A.S. merupakan sosok seseorang yang cerdas serta jujur yang dalam hidupnya
mengalami berbagai kejadian yang dapat kamu temui pada buku Nabi Yusuf.
Nabi Yusuf alaihissalam merupakan nabi Allah yang berasal dari kaum Bani Israel. Beliau adalah
anak Nabi Ya’kub dan Ribka. Diantara kedua belas saudaranya, hanya Bunyamin saja menjadi
saudara kandungnya. Ada banyak kisah semasa perjalanan hidupnya mulai lahir sampai akhir
kehidupannya.
Nabi Yusuf Dibuang ke Dalam Sumur
Dibandingkan dengan anak lainnya, Nabi Ya’qub memang memberikan perhatian lebih kepada
Bunyamin dan Yusuf. Hal ini dikarenakan sifat keduanya yang sangat berbeda jika dibandingkan
saudara lainnya. Situasi ini tentunya menimbulkan adanya rasa iri dari putra lainnya. Nabi Yusuf
dibuang oleh saudaranya ke dalam sumur ketika berhasil membohongi Nabi Ya’kub. Allah SWT
nyatanya menyelamatkannya dengan memberikan tali lewat seorang pedagang yang tengah lewat.
Akhirnya Nabi Yusuf dikembalikan kembali ke rumahnya oleh pembesar kerajaan Mesir.
Difitnah dan Dipenjara akibat Rayuan Zulaikha
Yusuf dijadikan anak angkat sekaligus melayani kebutuhan di rumah seorang pembesar kerajaan.
Pasangan Qithfir dan Zulaikha sangat menyayanginya akibat ketampanan yang ia miliki. Keduanya
bahkan tidak percaya jika Nabi Yusuf adalah manusia dan sering mengira jelmaan malaikat.
Rasa kagum Zulaikha pun akhirnya membuatnya tidak bisa menahan godaan setan. Dirinya akhirnya
merayu Yusuf untuk melakukan perbuatan tercela. Keduanya pun terlibat sedikit perkelahian akibat
saling memaksa hingga akhirnya datanglah Qithfir. Zulaikha hanya bisa memfitnah Yusuf ke penjara.
MUKJIZAT
Mukjizat itu berupa mimpi yang jadi kenyataan.
F. NABI AYUB AS
KISAH
Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk menyeru manusia dalam ketaatan kepada-Nya.
Selain itu, para Nabi dan Rasul juga diutus untuk menjadi teladan bagi umat manusia. Salah satu Nabi
yang dapat menjadi panutan perihal kesabaran saat menghadapi ujian adalah Nabi Ayyub. Nabi
Ayyub AS hidup pada tahun 1420—1540 SM. Beliau berasal dari Romawi. Beliau diutus Allah untuk
menyeru kaumnya, yaitu masyarakat di daerah Huran (sekitar Yordania dan Syiria), agar menyembah
Allah.
Sebelum ujian kesabaran menimpanya, Nabi Ayyub diberikan limpahan karunia nikmat oleh
Allah. Beliau dikaruniai badan sehat dengan wajah yang rupawan. Beliau juga diberi anugerah berupa
anak-anak keturunan yang baik dan seorang istri yang setia. Menurut pendapat ulama yang paling
populer, nama istri Nabi Ayyub adalah Rahma binti Afraim bin Yusuf bin Ya’qub. Di sisi materi,
Allah pun memberikan harta yang melimpah sehingga Nabi Ayyub menjadi seorang yang kaya raya.
Tak hanya berupa uang, harta tersebut juga mewujud dalam bentuk tanah dan bangunan yang luas di
daerah Batsniyyah, salah satu wilayah dari negeri Huran.
Beliau juga memiliki bermacam binatang ternak dalam jumlah yang sangat banyak hingga tak
ada orang yang bisa menandinginya. Binatang ternak tersebut berupa unta, sapi, kuda, keledai, dan
kambing. Dengan banyaknya nikmat yang telah Allah diberikan, Nabi Ayyub pun rajin bersyukur.
Beliau menjadi seorang hamba yang bertakwa dan menyayangi sesama. Nabi Ayyub rajin menyantuni
anak yatim, janda, duafa, dan orang yang sedang dalam perjalanan tapi tak punya uang untuk
melanjutkan (ibnu sabil), serta memberi makan orang miskin.
Nabi Ayyub pun jatuh miskin. Ditambah dengan kondisi penyakitnya, semua orang menjauhi
beliau. Nabi Ayyub pun mengasingkan diri ke suatu tempat. Hanya istri beliau yang setia menemani,
juga dua orang sahabat beliau yang selalu mengunjungi.
Para ulama pun berselisih pendapat mengenai berapa lamanya Nabi Ayyub menjalani ujian
tersebut. Ada yang mengatakan bahwa Nabi Ayyub sakit selama 18 tahun. Ada juga yang berpendapat
hanya tiga tahun saja. Sebagian ulama ada pula yang menyebutkan bahwa Ayyub alaihissalam
ditimpa musibah tersebut selama 7 tahun 7 bulan 7 hari.
Namun Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah bersabda sebagaimana diriwayatkan
oleh Anas bin Malik tentang berapa lama waktu Nabi Ayyub menjalani ujian ini:
Sesungguhnya Nabiyullah Ayyub ‘alaihissalam berada dalam ujiannya selama delapan belas tahun.
Baik keluarga dekat maupun keluarga jauh menolaknya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-
saudaranya. Kedua saudara itulah yang selalu memberinya makan dan menemuinya.”
Istri Nabi Ayyub pun sangat kasihan melihat kondisi suaminya itu. Hingga pada suatu hari
saat membawakan makanan untuk Nabi Ayyub, sang istri mengusulkan sesuatu kepada beliau.
“Wahai Ayyub, seandainya engkau mau meminta kepada Allah, tentu Dia akan memberimu jalan
keluar,” demikian saran istrinya yang tak tega melihat Ayyub alaihissalam sakit demikian lama.
Namun, apa jawab Nabi Ayyub? Beliau menolak dengan alasan yang luar biasa. Jawaban
inilah yang menandakan betapa tingginya derajat keimanan Nabi Ayyub. Kesabaran tingkat tinggi
juga beliau perlihatkan melalui jawaban atas saran istrinya tersebut.
“Aku telah diberi kesehatan selama 70 tahun. Sakit ini masih derita sedikit yang Allah timpakan
sampai aku bisa bersabar sama seperti masa sehatku yaitu 70 tahun,” demikian jawaban Nabi Ayyub.
Jawaban tersebut juga sekaligus menjadi penegas bahwa hati beliau sama sekali tidak terpengaruh
dengan ujian dahsyat yang ditimpakan Allah.
Kedua sahabat yang masih setia mengunjungi dan membawakan makanan pun khawatir akan
ujian yang menimpa Nabi Ayyub. Terbersit dalam benak salah satu di antara keduanya bahwa ujian
Nabi Ayyub mungkin disebabkan karena dosa besar yang pernah beliau perbuat. Kegundahan itu pun
disampaikannya kepada sahabat yang lain. Kemudian sahabat ini menyampaikannya kepada Nabi
Ayyub. Ketika mendengarnya beliau sempat sedih, tetapi beliau Nabi Ayyub kemudian menceritakan
kondisinya secara terbuka dan menampik prasangka itu. Walaupun ditimpa berbagai musibah, dimulai
dari kematian anak-anaknya, hilang seluruh harta benda, penyakit yang tak kunjung sembuh, Nabi
Ayyub As. justru menghadapi itu semua dengan penuh kesabaran.
Nabi Ayyub Lulus Ujian dan Diberi Hadiah Melimpah dari Allah
Karena kesabaran Nabi Ayyub yang luar biasa saat menjalani ujian tersebut, Allah pun
menunjukkan jalan keluar. Allah menceritakan hal tersebut pada Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 83
—84:
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, ‘(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah
ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.’
Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami
kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat
dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.”
Kisah tersebut sama dengan firman Allah pada Surah Sad ayat 41—44 di atas. Allah mewahyukan
kepada Nabi Ayyub untuk menghentakkan kaki beliau ke tanah. Kemudian dari sana Allah pancarkan
mata air yang sejuk. Nabi Ayyub pun bergegas mandi di mata air tersebut hingga sembuhlah penyakit
kulit dari badan beliau.
Allah juga memerintahkan kepada Nabi Ayyub untuk minum dari mata air tersebut.
Kesejukan airnya kemudian mampu membasuh batin Nabi Ayyub, sehingga beliau kembali sehat
bugar lahir dan batin. Kekuatannya pun kembali pulih, bahkan seperti tidak pernah sakit.
Saat beliau hendak menemui istrinya, sang istri sempat tidak mengenali Nabi Ayyub. Walaupun Nabi
Ayyub tampak sama seperti saat beliau sehat dulu. Sebetulnya sang istri mengingat postur dan wajah
Nabi Ayyub sebelum sakit itu.
Akan tetapi, dalam bayangan istri Nabi Ayyub, beliau masih lemah dan berpenyakit kulit,
sehingga ia tidak menyangka bahwa sang suami akan sembuh lebih cepat. Keduanya pun bersuka cita
mengucap syukur kepada Allah. Sesuai firman Allah pada Surah Al-Anbiya dan Surah Sad tersebut di
atas, bahwa Dia juga mengembalikan anggota keluarga Nabi Ayyub dengan jumlah yang berlipat
ganda. Harta Nabi Ayyub juga Allah kembalikan lagi sebagai hadiah atas keridhaan beliau menjalani
ujian.
Dalam beberapa riwayat dikisahkan untuk mengembalikan harta kekayaan Nabi Ayyub, Allah
mengirimkan dua awan. Satu awan menaungi gundukan gandum, sedangkan awan lainnya menaungi
gundukan jewawut.
Awan yang menaungi gundukan gandum tersebut mengeluarkan “hujan” emas. Sementara
awan yang menaungi juwawut mengeluarkan perak. Dengan demikian harta Nabi Ayyub pun kembali
melimpah. Dalam versi yang lain, dikisahkan Nabi Ayyub memiliki dua peti. Satu peti tempat
menyimpan gandum dan satu lagi tempat menyimpan jewawut. Allah mengirimkan kedua awan untuk
menghujani peti gandum dengan emas hingga luber. Awan yang satu lagi mengguyurkan perak ke peti
jewawut hingga meluap pula.
Tak sampai di situ, Allah juga mengembalikan kekayaan Nabi Ayyub dengan cara yang lain.
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Nasa’i dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
“Manakala Ayyub sedang mandi telanjang, sekelompok belalang dari emas jatuh kepadanya, maka
Ayyub memunguti dan menyimpan belalang itu di bajunya. Tuhan memanggilnya, ‘Wahai Ayyub,
bukankah Aku telah membuatmu kaya seperti yang kamu lihat?’ Ayyub menjawab, ‘Benar ya Rabbi,
akan tetapi aku selalu memerlukan keberkahan-Mu.”
MUKJIZAT
adalah kesabaran yang begitu besar dan tidak dimiliki oleh siapa pun.