Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AKIDAH AKHLAK

KISAH NABI LUTH AS

Disusun oleh:
Tazkiyah Wardah Abdullah
RUMUSAN MASALAH

A. Kisah nabi Luth as


B. Rangkuman kisah nabi Luth
C. Cara agar kisah kaum nabi Luth tidak terulang Kembali?

PEMBAHASAN

A. Kisah nabi Luth as

Nabi Luth ‘alaihissalam berhijrah bersama pamannya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam


menuju Mesir. Keduanya tinggal di sana beberapa lama, lalu kembali ke Palestina. Di
tengah perjalanan menuju Palestina, Nabi Luth meminta izin kepada pamannya Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam untuk pergi menuju negeri Sadum (di dekat laut mati di
Yordan) karena Allah telah memilihnya sebagai Nabi-Nya dan Rasul-Nya yang diutus
kepada negeri tersebut, maka Nabi Ibrahim mengizinkannya dan Nabi Luth pun pergi
ke Sadum serta menikah di sana.

Ketika itu, akhlak penduduknya sangat buruk sekali, mereka tidak menjaga dirinya
dari perbuatan maksiat dan tidak malu berbuat kemungkaran, berkhianat kepada
kawan, dan melakukan penyamunan. Di samping itu, mereka mengerjakan perbuatan
keji yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelumnya di alam semesta.
Mereka mendatangi laki-laki untuk melepaskan syahwatnya dan meninggalkan
wanita.

Saat itu, Nabi Luth ‘alaihissalam mengajak penduduk Sadum untuk beriman dan
meninggalkan perbuatan keji itu. Beliau berkata kepada mereka,

“Mengapa kamu tidak bertakwa?”– Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul


kepercayaan (yang diutus) kepadamu,–Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah
kepadaku.–Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku
tidak lain hanyalah dari Tuhan semeta alam.–Mengapa kamu mendatangi jenis laki-
laki di antara manusia,– Dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu
untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Asy
Syu’ara: 160-161)

Tetapi kaum Luth tidak peduli dengan seruan itu, bahkan bersikap sombong
terhadapnya serta mencemoohnya. Meskipun begitu, Nabi Luth ‘alaihissalam tidak
putus asa, ia tetap bersabar mendakwahi kaumnya; mengajak mereka dengan
bijaksana dan sopan, ia melarang dan memperingatkan mereka dari melakukan
perbuatan munkar dan keji. Akan tetapi, kaumnya tidak ada yang beriman kepadanya,
dan mereka lebih memilih kesesatan dan kemaksiatan, bahkan mereka berkata
kepadanya dengan hati mereka yang kasar, “Datangkanlah kepada kami azab Allah,
jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” (QS. Al ‘Ankabbut: 29)

Mereka juga mengancam akan mengusir Nabi Luth ‘alaihissalam dari kampung
mereka karena memang ia adalah orang asing, maka Luth pun marah terhadap sikap
kaumnya; ia dan keluarganya yang beriman pun menjauhi mereka.

Istrinya lebih memilih kafir dan ikut bersama kaumnya serta membantu kaumnya
mengucilkannya dan mengolok-oloknya. Terhadap istrinya ini, Allah Subhanahu wa
Ta’ala membuatkan perumpamaan,

“Allah membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang
kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara
hamba-hamba kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing),
maka suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan
dikatakan (kepada keduanya), “Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang
yang masuk (jahannam).” (QS. At Tahrim: 10)

Pengkhianatan istri Nabi Luth kepada suaminya adalah dengan kekafirannya dan tidak
beriman kepada Allah Subhnahu wa Ta’ala.

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus tiga orang malaikat dalam bentuk
manusia yang rupawan, lalu mereka mampir dulu menemui Nabi Ibrahim
‘alaihissalam. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mengira bahwa mereka adalah manusia,
maka Nabi Ibrahim segera menjamu mereka dengan menyembelih seekor anak sapi
yang gemuk, tetapi mereka tidak mau makan.

Para malaikat juga memberikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim, bahwa Allah
Subhanahu wa Ta’ala akan mengaruniakan kepadanya anak dari istrinya, yaitu Sarah
bernama Ishaq ‘alaihissalam. Para malaikat kemudian memberitahukan kepada Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam, bahwa mereka akan berangkat menuju negeri Sadum untuk
mengazab penduduknya karena kekafiran dan kemaksiatan mereka.

Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam memberitahukan, bahwa di sana terdapat Luth, maka
para malaikat pun menenangkannya dengan memberitahukan, bahwa Allah akan
menyelamatkan dia dan keluarganya selain istrinya yang kafir.

Para malaikat pun keluar dari rumah Ibrahim dan pergi menuju negeri Sadum, hingga
mereka sampai di rumah Luth dan mereka datang sebagai para pemuda yang tampan.
Saat Nabi Luth ‘alaihissalam melihat mereka, maka Nabi Luth mengkhawatirkan
keadaan mereka, dan tidak ada yang mengetahui kedatangan mereka selain istri Nabi
Luth, hingga akhirnya istrinya keluar dari rumahnya dan memberitahukan kaumnya
tentang kedatangan tamu-tamu Nabi Luth yang rupawan.
Maka kaumnya pun datang dengan bergegas menuju rumah Nabi Luth dengan
maksud untuk melakukan perbuatan keji dengan para tamunya itu. Mereka berkumpul
sambil berdesakan di dekat pintu rumahnya sambil memanggil Nabi Luth dengan
suara keras meminta Nabi Luth mengeluarkan tamu-tamunya itu kepada mereka.

Masing-masing dari mereka berharap dapat bersenang-senang dan menyalurkan


syahwatnya kepada tamu-tamunya itu, lalu Nabi Luth menghalangi mereka masuk ke
rumahnya dan menghalangi mereka dari mengganggu para tamunya, ia berkata
kepada mereka, “Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu
membuatku malu,–Dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku
terhina.” (QS. Al Hijr: 68-69)

Nabi Luth juga mengingatkan mereka, bahwa Allah Subhnahu wa Ta’ala telah
menciptakan wanita untuk mereka agar mereka dapat menyalurkan syahwatnya, akan
tetapi kaum Luth tetap ingin masuk ke rumahnya. Ketika itu, Nabi Luth ‘alaihissalam
tidak mendapati seorang yang berakal dari kalangan mereka yang dapat menerangkan
kesalahan mereka dan akhirnya Nabi Luth merasakan kelemahan menghadapi mereka
sambil berkata, ““Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau
kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).” (QS.
Huud: 80)

Saat itulah, para tamu Nabi Luth memberitahukan siapa mereka kepada Nabi Luth,
dan bahwa mereka bukan manusia tetapi malaikat yang datang untuk menimpakan
azab kepada kaumnya yang fasik itu.

Tidak berapa lama, kaum Luth mendobrak pintu rumahnya dan menemui para
malaikat itu, lalu salah seorang malaikat membuat buta mata mereka dan mereka
kembali dalam keadaan sempoyongan di antara dinding-dinding rumah. Kemudian
para malaikat meminta Nabi Luth untuk pergi bersama keluarganya pada malam hari,
karena azab akan menimpa mereka di pagi hari. Mereka juga menasihatinya agar ia
dan keluarganya tidak menoleh ke belakang saat azab itu turun, agar tidak menimpa
mereka.

Di malam hari, Nabi Luth ‘alaihissalam dan keluarganya pergi meninggalkan negeri
Sadum. Setelah mereka pergi meninggalkannya dan tiba waktu Subuh, maka Allah
mengirimkan kepada mereka azab yang pedih yang menimpa negeri itu.

Saat itu, negeri tersebut bergoncang dengan goncangan yang keras, seorang malaikat
mencabut negeri itu dengan ujung sayapnya dan mengangkat ke atas langit, lalu
dibalikkan negeri itu; bagian atas menjadi bawah dan bagian bawah menjadi atas,
kemudian mereka dihujani dengan batu yang panas secara bertubi-tubi. Allah Ta’ala
berfirman, “Maka ketika datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang
di atas ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah
yang terbakar dengan bertubi-tubi,–Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu
tidaklah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud: 82-83)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan Nabi Luth dan keluarganya selain
istrinya dengan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena mereka menjaga
pesan itu, bersyukur atas nikmat Allah dan beribadah kepada-Nya.

Maka Nabi Luth dan keluarganya menjadi teladan baik dalam hal kesucian dan
kebersihan diri, sedangkan kaumnya menjadi teladan buruk dan pelajaran bagi
generasi yang datang setelahnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut
kepada siksa yang pedih.” (Terj. Adz Dzaariyat: 3

B. Rangkuman kisah nabi Luth

Ketika nabi Luth as sedang berhijrah dengan pamannya yaitu nabi Ibrahim as, beliau
diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah ke negeri Sadum/sadom.

Sodom adalah bangsa yang tidak tahu malu mereka selalu melakukan kejahatan
merampok membunuh sesamanya dan mereka berhubungan sesama jenis untuk
melepaskan syahwatnya, sehingga tidak ada yang berani ke negeri tersebut. Karena
bila ada seseorang pendatang yang masuk ke negeri sodom tidak akan selamat dari
gangguannya apalagi jika mereka membawa barang yang berharga dan juga mereka
laki-laki yang berwajah tampan.

Ketika sampai di sana nabi Luth menikah di sana Dan juga nabi Luth menyampaikan
dakwahnya seperti dalam surat asy-syu'ara ayat 160-161. Namun, usaha yang
dilakukan justru berakhir dengan kegagalan lantaran banyak kaum yang menolak
untuk berhenti melakukan perbuatan homoseks serta tidak mau beriman kepada Allah
SWT. tetapi nabi Luth tidak menyerah setelah beliau melakukan dakwah yang lain
kaumnya tetap tidak ada yang beriman kepadanya bahkan mereka berkata kepada nabi
Luth as dengan hati mereka yang kasar, yang tertulis dalam surat Al-ankabbut ayat
29:
"datangkanlah kepada kami azab Allah jika kamu termasuk orang-orang yang benar"
Mereka juga mengancam akan mengusir nabi Luth as. Istri nabi Luth lebih memilih
untuk kafir dan mengikuti kaumnya.

Melihat upaya yang dilakukan Nabi Luth selalu saja gagal, Allah SWT lalu mengutus
tiga orang malaikat yang menyamar sebagai peria yang rupawan untuk membuktikan
kebenarannya dan memberitahu kepada nabi Luth bahwa Allah akan menyelamatkan
keluarganya selain istrinya yang kafir. Ketiga malaikat itu setelah keluar dari rumah
nabi Luth as memberitahukan jati diri mereka yang menurkan malaikat dan akan
memberikan adzab kepada kaum sadom. Bukannya diterima, kaum tersebut malah
meminta ketiga malaikat untuk dijadikan sebagai pelapas syahwat mereka. Karena
sikap buruk yang telah dilakukan oleh kaum sodom ini, Allah akhirnya membuktikan
kekuasaannya, seperti yang tertulis pada Qur'an surat Hud ayat 82-83:
“Maka ketika datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke
bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang
terbakar dengan bertubi-tubi,–Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu
tidaklah jauh dari orang-orang yang zalim.”

Maka Nabi Luth dan keluarganya menjadi teladan baik dalam hal kesucian dan
kebersihan diri, sedangkan kaumnya menjadi teladan buruk dan pelajaran bagi
generasi yang datang setelahnya.

C. Cara agar kisah kaum nabi Luth tidak terulang Kembali

Cara agar kejadian ini tidak terulang kembali pada masa sekarang adalah dengan cara
kita harus mengambil pelajaran dari peristiwa masa lalu itu, Karena akibat yang
ditimbulakan dari prilaku menyimpang itu tidaklah ringan, disamping akan merusak
moral generasi bangsa kita, Allahpun mengancam dengan azab yang sangat
mengerikan sebagaimana ditimpakan kepada umatnya Nabi Luth tersebut belum lagi
ancaman Allah diakhirat kelak yang tentu lebih dahsyat lagi. Jangan bercanda tentang
suka dengan sesama jenis, jangan membaca atau menonton hal-hal yang berkaitan
dengan LGBT, kuatkan iman kepada Allah SWT dengan cara rajin beribadah kepada
Allah dan menjauhi larang-larangan Allah. Dll

PENUTUP

Sekian yang dapat saya sampaikan mohon maaf bila ada kesalahan dalam tulisan saya
dan terimakasih atas perhatiannya wassalamu'alaikum wr.wb.

DAFTAR PUSTAKA

https://kisahmuslim.com/2599-kisah-nabi-luth-alaihissalam.html

Anda mungkin juga menyukai