Anda di halaman 1dari 11

Nama : Asshifa N. P .

Kls : VI
No.absen : 2
Kisah Nabi Yunus
Nabi Yunus hidup sekitar abad ke-8 Setelah Masehi, tepatnya setelah masa Nabi Ilyas dan
Ilyasa. Beliau disebutkan berasal dari Palestina atau saat itu disebut sebagai negeri Syam. Allah
memerintahkan Nabi Yunus untuk menyeru penduduk Ninawa agar menyembah-Nya. Kota
Ninawa sendiri terletak di Mosul, Irak.
Yunus termasuk salah satu Nabi yang kisahnya diceritakan berkali-kali dalam Al-Qur’an.
Bahkan, namanya diabadikan menjadi salah satu surah. Allah menceritakan kisah Nabi Yunus
sebanyak empat kali dalam kitab-Nya tersebut.

Pertama, kisah Yunus alaihissalam disebutkan Allah dalam Surah Yunus (10) ayat 98:
“Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu
bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus) itu beriman, Kami
hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri
kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.”

Kemudian Allah menyebutkannya pada Surah Al-Anbiya’ (21) ayat 87—88:


“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia
menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang
sangat gelap, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh aku termasuk
orang-orang yang zalim’.
Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami
menyelamatkan orang-orang yang beriman.”

Nabi Yunus Pergi Meninggalkan Kaumnya


Nabi Yunus diutus oleh Allah untuk berdakwah pada penduduk Ninawa. Ketika mendapatkan
perintah tersebut, perjalanan panjang melintasi padang pasir yang luas dan gersang pun ditempuh
Nabi Yunus dari negeri Syam
Sesampainya di Ninawa, Yunus alaihissalam mendapati para penduduknya tenggelam dalam
kekafiran. Mereka menjadikan berhala sebagai Tuhan. Ritual penyembahan terhadap berhala ini
telah berlangsung lama.
Sebagai pendatang, Nabi Yunus dianggap orang asing oleh penduduk setempat. Ketika beliau
memulai dakwahnya dan mengajak kaum Ninawa untuk menyembah Allah, mereka malah
mengolok-olok Nabi Yunus.
Dakwah Nabi Yunus pun tak pernah dianggap oleh kaum Ninawa. Bahkan mereka merasa
Nabi Yunus telah melakukan penghinaan terhadap berhala dan agama nenek moyang. Mendapati
respon kaum Ninawa yang seperti itu Nabi Yunus tetap sabar.
Tahun demi tahun berlalu, kondisi tersebut belumlah berubah. Hingga sampai 33 tahun Nabi
Yunus berdakwah, hanya dua orang penduduk Ninawa saja yang mendengarkan beliau. Nama
mereka adalah Tanuh dan Rubil.
Sampai pada suatu hari, habis sudah kesabaran Nabi Yunus menghadapi kaum Ninawa yang
keras kepala itu. Beliau pun berniat meninggalkan kaumnya. Namun, sebelum beliau pergi, Nabi
Yunus menyampaikan kepada penduduk Ninawa bahwa azab Allah akan datang. Kemudian
pergilah Nabi Yunus dalam keadaan sedih, kecewa, dan marah.

Nabi Yunus Melompat ke Laut dan Ditelan Ikan Paus


Beranjak dari Ninawa, Nabi Yunus menuju dermaga dan menumpang pada sebuah kapal.
Cuaca cerah saat kapal sedang bersandar sehingga sang nakhoda mengizinkan Nabi Yunus untuk
ikut naik, meski ia tahu kapalnya sudah kelebihan muatan.
Sampai di tengah laut, cuaca tiba-tiba memburuk. Awan hitam bergulung-gulung, angin
kencang, dan gelombang besar tiba-tiba memerangkap kapal. Badai besar itu membuat kapal
tidak stabil. Nabi Yunus pun mengajak nakhoda dan seluruh penumpang kapal untuk berzikir
kepada Allah.
Sang nahkoda kemudian memerintahkan kepada seluruh penumpang untuk membuang barang
bawaan mereka ke laut. Harapannya, dengan beban yang berkurang kapal akan bisa kembali
stabil. Ternyata tidak demikian kenyataannya.
Akhirnya sang nakhoda harus mengambil keputusan pahit, yaitu mengurangi jumlah
penumpang kapal. Agar adil, penentuan siapa penumpang yang harus keluar dari kapal pun
dilakukan dengan undian.
Sang nahkoda meminta seluruh penumpang menuliskan nama mereka, kemudian proses
pengundian pun dimulai. Pada pengundian pertama nama yang keluar adalah YUNUS. Namun
seluruh penumpang menolak hasil tersebut sehingga diulang kedua kalinya.
Pengundian kedua kali juga mengeluarkan nama yang sama, YUNUS. Meski para penumpang
lainnya masih keberatan, tetapi Nabi Yunus menerima hasil undian tersebut dengan ikhlas. Hal
ini sesuai dengan firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 141 di atas, “kemudian dia ikut diundi
ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).”
Beliau pun menceburkan dirinya ke laut setelah menyebut asma Allah. Dalam beberapa
riwayat dikisahkan bahwa setelah Nabi Yunus terjun ke laut, cuaca kembali cerah dan lautan
kembali tenang.
Di laut, Nabi Yunus diombang-ambingkan gelombang. Kemudian Allah memerintahkan
seekor ikan paus untuk mendekat dan menelan Nabi Yunus tanpa meremukkan tulang dan
daging beliau.
Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa ikan yang menelan Nabi Yunus adalah ikan Nun
(merujuk pada Surah Al-Anbiya’ ayat 87). Ikan itu disebut-sebut masih hidup saat ini dan akan
terus hidup hingga hari kiamat. Pendapat tersebut merujuk pada Surah As-Saffat ayat 144, “ …
niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.”
Di dalam perut ikan yang gelap, Nabi Yunus sempat mengira dirinya telah meninggal. Allah
pun mewahyukan bahwa beliau ada di dalam perut ikan. Nabi Yunus pun menggerakkan kakinya
dan bersujud.
Tak lama kemudian, Nabi Yunus mendengar suara-suara tasbih dari para penghuni lautan. Hal
ini mengilhamkan kepada beliau untuk menyadari kesalahannya. Nabi Yunus pun sadar bahwa
keputusannya meninggalkan kaum Ninawa dalam keadaan marah adalah hal yang tidak benar.
Karena itu Allah menghukum beliau dengan memenjarakan di dalam perut ikan.
Pelajaran dari Kisah Nabi Yunus

1. Sabar dalam menyeru kepada kebaikan


2. Memperbanyak zikir kepada Allah
3. Berserah diri dan memohon ampunan kepada Allah
4. Tidak mengambil keputusan saat sedang emosi

Kisah Nabi Zakaria AS


Nabi Zakaria Alaihi Salam (AS) adalah kaum Bani Israil yang hidup di Palestina dan lahir pada
tahun 91 Sebelum Masehi. Beliau merupakan salah satu dari 25 Nabi utusan Allah SWT yang
menerima wahyu untuk dirinya sendiri.
Selain Nabi Zakaria AS, nabi lain yang berasal dari kaum Bani Israil menurut Ibnu Katsir,
diantaranya Nabi Yusuf AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun, AS, Nabi Ilyas AS, Nabi Ilyasa AS,
Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Yahya AS, dan Nabi Isa AS. Nabi Zakaria diangkat
menjadi Nabi oleh Allah SWT di usia yang sudah mulai senja, yaitu 90 tahun.
Nabi Zakaria adalah Nabi termasyhur yang merupakan keturunan dari Nabi Sulaiman AS.
Nama istrinya yaitu al-Yahbi’ yang berasal dari keluarga Nabi Harun AS. Nama lengkap istri
Nabi Zakaria AS adalah Ilyasya binti Faqud bin Qabil.
Nabi Zakaria dan istrinya yang sama-sama keturunan Nabi lalu memiliki anak yang juga diutus
oleh Allah SWT sebagai Nabi, yaitu Nabi Yahya AS. Semasa hidupnya, Nabi Zakaria juga
berperan sebagai pelindung dari Maryam (Ibunda Nabi Isa AS). Beliau adalah wali dari Hekal.

Sosok Nabi Zakaria AS dalam Merawat Maryam

Nabi Zakaria AS adalah sosok yang menjaga, mengasuh, dan merawat Maryam (Ibunda Nabi
Isa AS). Beliau merawat dan menjaga Maria Bersama istrinya. Ayah kandung Maryam bernama
Imran (ulama Bani Israil) yang pada saat itu mendatangi Nabi Zakaria AS untuk menitipkan anak
perempuannya, yaitu Maryam.
Sedangkan ibu kandung Maryam adalah Hannah binti Faqudz yang juga merupakan saudara
ipar dari Nabi Zakaria AS. Maryam diasuh dan dirawat oleh Nabi Zakaria dan istrinya sejak
Maryam masih kecil. Meskipun bukan anak kandung, Maryam diperlakukan dengan penuh
kelembutan dan kasih sayang.
Bentuk kasih sayang kepada Maryam salah satunya adalah membuatkan tempat beribadah
khusus untuk Maryam di Baitul Maqdis (sekarang yaitu Masjidil Aqsa). Ruang khusus untuk
Maryam melakukan ibadah yang dibuatkan oleh Nabi Zakaria AS bernama Mihrab.
Hal tersebut menjadikan Nabi Zakaria AS sebagai orang pertama yang tercatat dalam
membuat Mihrab. Pada saat kehadiran Maryam di keluarga kecil Nabi Zakaria, waktu itu Nabi
Zakaria AS masih belum memiliki keturunan dari hasil pernikahannya dengan al-Yahbi’. Itulah
salah satu alasan mengapa Nabi Zakaria AS dan istrinya sangat senang dengan kehadiran
Maryam dan memperlakukannya layaknya anak kandung sendiri.
Kegiatan dakwah Nabi Zakaria dipusatkan di Bait-al Maqdis. Bait-al Maqdis adalah tempat
dimana kuil dari Nabi Sulaiman AS pernah didirikan. Ciri dari dakwah Nabi Zakaria adalah
kelemahlembutan. Beliau pun terkenal memiliki adab untuk berdoa kepada Allah SWT dengan
lemah lembut.
Meskipun dalam proses dakwah Nabi Zakaria AS kerap menjumpai kesulitan dan jalan buntu,
namun beliau cukup disegani dan dihormati oleh kaum Bani Israil karena sifat dan tutur kata
beliau yang alim dan bijaksana. Cobaan yang diberikan oleh Allah SWT terhadap dakwah Nabi
Zakaria AS adalah beliau yang tak kunjung memiliki keturunan padahal usia Nabi Zakaria AS
dan istrinya saat itu sudah senja.

Kematian Nabi Zakaria AS

Riwayat menyebutkan jika Nabi Yahya AS pergi meninggalkan dunia terlebih dahulu
sebelum disusul oleh Nabi Zakaria AS. Penyebab kematian Nabi Yahya AS adalah dibunuh oleh
orang suruhan Herodia. Pada saat itu dikisahkan Bani Israil dikuasai oleh penguasa yang zalim
yaitu Raja Herodus.
Raja Herodus memiliki keinginan dan niat untuk menikahi anak perempuan tirinya, yaitu
Herodia. Pernikahan tersebut ditentang oleh Nabi Yahya AS dikarenakan tidak sesuai dengan
hukum Taurat. Herodia pun tidak terima atas penentangan Nabi Yahya AS terhadap pernikahan
yang akan dilakukannya. Ia pun menyuruh Herodus untuk membunuh Nabi Yahya AS. Nabi
Yahya AS pun ditangkap, dipenjara, dan dibunuh sesuai permintaan Herodia.
Ketika kabar kematian Nabi Yahya AS sampai ke telinga ayahanda-nya, yaitu Nabi Zakaria
AS dan mengetahui bahwa Allah telah menghukum pembunuhnya dengan mengubur mereka
hidup-hidup, maka selanjutnya Nabi Zakaria AS pun melarikan diri menuju sebuah kebun di
Baitul Maqdis.
Ketika dalam perjalanan melarikan diri dan melewati pepohonan, tidak disangkan pepohonan
tersebut memanggil Nabi Zakaria dan membuka diri untuk dimasuki sebagai tempat
persembunyian dari Nabi Zakaria AS. Namun sayangnya, ada iblis yang melihat dan mengetahui
tempat persembuyian Nabi Zakaria AS tersebut.
Iblis pun memotong kain baju Nabi Zakaria AS dan menemui orang-orang yang sedang
mencari Nabi Zakaria AS sembari menunjukkan potongan baju Nabi Zakaria AS. Sontak, ketika
melihatnya, orang-orang tersebut meminta iblis untuk memberi tahu lokasi persembunyian dari
Nabi Zakaria AS.
Setelah ditunjukkan oleh iblis, mereka langsung menghantam pohon tersebut menggunakan
kapak hingga terbelah menjadi dua. Nabi Zakaria AS pun meninggal dunia dan Allah SWT
mengganjar kaum Bani Israil atas kematian Nabi Zakaria AS dengan cara membunuh para
pembesar mereka dan menawan ratusan orang.

Mukjizat Nabi Zakaria AS


 Nabi Zakaria AS dan istrinya membaktikan diri mereka semasa hidupnya untuk
mengurus dan menjaga Baitul Maqdis. Baitul Maqdis merupakan tempat ibadah
peninggalan dari Nabi Sulaiman AS yang juga digunakan oleh Nabi Zakaria AS untuk
tempat berdakwah.
 Nabi Zakaria mendapatkan keturunan dari Allah SWT seorang anak laki-laki yang shaleh
bernama Yahya meskipun usia Nabi Zakaria AS saat itu sudah sangat tua (Sekitar 100
tahun) dan istrinya adalah seorang yang mandul.
 Nabi Zakaria AS dapat masuk dan bersembunyi di dalam pepohonan ketika dikejar dan
diburu oleh orang-orang yang akan membunuhnya.

Kisah Nabi Yahya AS


Nabi Yahya AS termasuk orang-orang shaleh yang dimuliakan Allah SWT. Kelahirannya merupakan
mukjizat dari Allah berkat ketulusan doa ayahnya, Nabi Zakaria AS.Kisah Nabi Yahya AS tak lepas dari
kisah Nabi Zakaria AS. Ia menjadi penerus dakwah ayahnya kepada kaum Bani Israil.
Ia lahir saat ayahnya sudah menginjak usia senja. Sehingga Allah SWT memberikan mukjizat kepada
Nabi Yahya AS dengan hafal kitab sejak usia kanak-kanak. Ia disebut sebagai manusia yang menyukai
ibadah dengan ketinggian ilmunya. Di kehidupan sosial, Nabi Yahya AS dikenal sebagai orang yang
berani dalam kebenaran dan tegas dalam kebatilan.
Diceritakan oleh Usman bin Affan bin Abdul AS bin Umayyah bin Abdu Syams dalam 25 Nabi
Banyak Bermukjizat Sejak Adam AS Hingga Muhammad Saw, Nabi Yahya AS diberikan mukjizat lain
berupa rasa cinta dari sisi Allah SWT yaitu Al Hanan.

Nabi Yahya dan Para Hewan


Suatu ketika, saat Nabi Yahya AS sedang menyendiri dan bermunajat berdoa kepada Allah di
sebuah gurun tak kuasa menahan air matanya. Melihat hal itu, para binatang berdiam seketika
untuk menghormati Nabi Yahya yang sedang bermunajat kepada Allah.
Semua hewan itu memilih menjauh dari Nabi Yahya karena menghormatinya yang sedang
bermunajat kepada Allah. Hal inilah yang menjadi salah satu mukjizat Nabi Yahya AS.
Adapun makanan Nabi Yahya salah satunya adalah hewan belalang. Untuk minumannya ia
mengambil langsung dari sungai. 
Nabi Yahya AS menyadari bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang banyak
menerima nikmat. Nabi Yahya AS menyimpulkan dari peristiwa yang dialaminya bahwa
kekayaan yang sejati adalah kekayaan hati dengan ikhlas menerima semua pemberian Allah
SWT.

Nabi Yahya dan Iblis

Pada suatu hari, ada sosok iblis mendatangi Nabi Yahya AS dengan maksud untuk membujuk
Nabi Yahya dengan cara memberikan nasihat kepadanya. Namun Nabi Yahya mengetahui
maksud dan tujuan iblis hanya untuk menggodanya. Usaha iblis untuk menggoda Nabi Yahya
akhirnya gagal.
Kemudian iblis pergi meniggalkan Nabi Yahya AS, karena merasa gagal membujuk Nabi
yahya. Tetapi iblis berkayakinan suatu hari nanti akan dapat membujuk Nabi Yahya AS. Waktu
yang dinanti iblis telah datang. Iblis pun kembali menemui Nabi Yahya dengan tujuan yang
sama. Namun upaya iblis untuk menggoda Nabi Yahya teryata tidak berhasil lagi, karena Nabi
Yahya adalah makhluk yang dijaga oleh Allah SWT.

Nabi Yahya Menentang Raja Herodes

Zaman Nabi Yahya AS, Bani Israil di Yerusalem dipimpin Raja Herodes. Raja tersebut
berkeinginan untuk menikahi seorang perempuan yang merupakan anak tirinya sendiri, yaitu
putri Hirodia.
Raja Herodes sungguh sangat jatuh hati kepada Hirodia karena paras wajahnya yang
membuat hati para laki-laki jatuh hati padanya. Karena hukum saat itu sudah tertib dan
merupakan larangan Allah untuk menikahi anak tirinya sendiri maka Nabi Yahya menentangnya.
Penasihat kerajaan pun sebenarnya telah mengingatkan Raja Herodes, akan tetapi raja tetap
keras kepala untuk melanjutkan ke pernikahan. Ketika Nabi Yahya AS datang untuk menemui
Raja Herodes dan memperingatkannya justru kedatangan Nabi Yahya membuat Hirodia
terpukul. 
Kejadian itu membuat Raja Herodes marah besar terhadap Nabi Yahya. Raja Herdoes
memerintahkan pasukannya untuk menangkap dan membunuhnya. Nabi Yahya tidak melakukan
perlawanan ketika ditahan prajurit, karena ia yakin Allah SWT selalu menjaganya.
Selanjutnya, Nabi Yahya AS dibawa pasukan Raja Herodes untuk menerima hukuman mati.
Hirodia amat senang dan meminta kepala Nabi Yahya dibawa di hadapannya. Namun yang
terjadi, Azab Allah turun di waktu itu juga untuk Raja Herodes dan keluarganya, semuanya
diubah oleh Allah menjadi seekor hewan.
Nabi Yahya AS meninggal di Yerusalem, dan dimakamkan di Masjid Umayyah Syiria.
Kepergian Nabi Yahya AS membuat kaumnya merasa bersedih dan kehilangan. Nabi Yahya AS
merupakan sosok kekasih Allah yang sangat arif, lembut dan bijaksana. 

Kisah Nabi Isa


Nabi Isa lahir di Betllehem, Palestina. Dilansir dari buku Kelahiran Nabi Isa a.s,
Mohd. Zaid Sani, 2003, Nabi Isa lahir dari rahim seorang perempuan suci bernama
Maryam. Suatu hari, Maryam yang tengah menyendiri di sebuah tempat didatangi oleh
Malaikat Jibril yang menyamar menjadi seorang pria. Maryam kaget karena didatangi
oleh seorang pria. Dia pun memanjatkan doa yang kemudian diabadikan dalam Al
Quran surat Maryam ayat 18 yang artinya,
"Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika
engkau orang yang bertakwa". Maryam akhirnya mempercayai ucapan Jibril, dan
benar saja, tak lama kemudia ia hamil dan melahirkan Nabi Isa.
Isa adalah nabi yang melanjutkan risalah kenabian sebelumnya, yakni risalah Nabi
Musa as. Sejak usia enam tahun, Nabi Isa sudah masuk perguruan Taurat. Ia
memahami hukum Taurat lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Pada
usia 12 tahun, dia bertanya jawab soal Taurat dengan orang-orang Yahudi yang jauh
lebih tua, baik soal hukum sampai soal ketuhanan.
Saat Nabi Isa berumur 30 tahun, Malaikat Jibril datang sebagai utusan Allah SWT.
untuk mengangkat Isa menjadi Rasul Allah, menyambung pelajaran yang pernah
diajarkan rasul-rasul sebelumnya dan memberi kabar kepada manusia tentang
kedatangan seorang nabi terakhir yakni Nabi Muhammad SAW. Salah satu tujuan Nabi
Isa adalah memberitakan bahwa suatu hari akan diutus oleh Allah SWT seorang rasul,
yakni Nabi Muhammad SAW yang dibekali sebuah Kitab Suci (Al-quran) yang berisi
ajaran-ajaran Allah SWT yang membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya yang akan
disampaikan kepada manusia.
Banyak penduduk Bani Israil yan kemudian iri dengan mukjizat-mukjizat yang
diterima oleh Nabi Isa. Kedengkian mereka berubah menjadi keinginan untuk
membunuh. Dalam Surat An-Nisa’ ayat 157-159, diceritakan bahwa mereka (kaum Bani
Israil) mengaku telah membunuh Nabi Isa. Padahal kenyataannya, mereka tidak
membunuhnya dan tidak pula menyalibnya karena Nabi Isa telah diganti dengan orang
lain yang menyerupainya.
Yang sebenarnya terjadi adalah Allah SWT mengangkat Nabi Isa ke langit dan
menempatkannya di tempat yang dikendaki Allah SWT. Dilansir dari buku Polemik
Mengenai Nabi Isa karangan KH. Simon Ali Yasir, sebagian orang berpendapat bahwa
kematian yang terjadi pada Nabi Isa adalah kematian pada umumnya, disalib dan
sebagian yang lain berpendapat bahwa jasad dan ruhnya diangkat oleh Allah (dalam
keadaan hidup). Begitu pula mengenai kedatangannya nanti pada akhir zaman.
Sebagian orang berpendapat Nabi Isa akan benar-benar datang kembali sebagai
pertanda akan terjadinya kiamat, namun sebagian lainnya menyatakan bahwa belum
pasti Nabi Isa akan muncul kembali, karena Nabi Muhammad SAW telah dinobatkan
sebagai penutup para Nabi dan Rasul.

ASHABUL KAHFI
Ashabul Kahfi adalah tujuh pemuda yang mendapat petunjuk dan beriman kepada Allah
Swt., mereka menyelamatkan iman dan tauhid pada Allah Swt dengan cara melarikan diri dari
kekejaman raja Dikyanus yang memaksanya untuk menyembahnya dan menyembah
berhalaberhala di lingkungan istananya. Lalu mereka nantinya tertidur lelap dalam gua selama
309 tahun.
Banyak yang berpendapat lokasi gua terdapat di Yordania di perkampungan Al-Rajib atau
dalam Al-Quran di sebut Al-Raqim, yang berjarak 1.5 km dari kota Abu A’landa dekat kota
Amman- Yordania. Raja Abdullah ke 2 (Raja Yordania) telah meresmikan untuk mendirikan di
muka gua Ashabul Kahfi’ masjid dan ma’had yang diberi nama “Masjid Ashabul Kahfi’”.
Namanama pemuda Ashabul Kahfi’ adalah Maksalmina, Martinus, Kastunus, Bairunu, Danimus,
Yathbunus dan Thamlika adapun anjingnya bernama Qi􀧬m􀆯r. Allah berfirman dalam surah al-
Kahfi’ [18]: 13-14:
“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya.
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan Kami
tambahkan kepada mereka petunjuk. Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka
berdiri lalu mereka berkata:”Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi, kami sekali-kali tidak
menyeru Ilah selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang
amat jauh dari kebenaran." (QS. Al-Kahfi’ [18]:14).
Mulanya, Diqyanus ialah seorang penyembah berhala yang sangat fanatik. Ia menyebar mata-
mata ke seluruh negeri Syam untuk mengetahui orang-orang yang tidak menyembah berhala.
Jika ia menemukan orang yang tidak menyembah berhala seperti yang Diqyanus lakukan maka,
ia mereka akan diseret ke hadapan Diqyanus. Mereka yang tidak menyembah berhala akan di
seret ke alun-alun dan dipenggal di sana. Diqyanus ialah manusia dengan hati bagai batu. Ia
tertawa lebar menyaksikan jerit dan tangisan keluarga yang ditinggal dan disaksikan oleh seluruh
penduduk Syam. Setiap kali kaisar Romawi mengabarkan bahwa ia sangat senang dengan
kepemimpinan Diqyanus. Maka, Diqyanus segera menggelar pesta besar.
Suatu hari Diqyanus, mengadakan pesta pernikahan besar. Ia mengundang seluruh rakyatnya
untuk hadir tanpa terkecuali. Seluruh penduduk diperintahkan agar menghias rumahnya dengan
lampu-lampu yang cantik. Hari yang dinanti nati itu pun tiba. Orang-orang berkumpul di sekitar
istana yang dikelilingi sebuah parit yang sangat lebar. Mereka menari dan bernyanyi bersama.
Sementara itu para menteri memadati istana. Tidak lama kemudian muncullah Diqyanus dan
mempelai wanitanya yang disambut meriah dengan sorak tepuk tangan. Diqyanus kemudian
duduk dengan khusuk di hadapan berhala yang berada di tengahtengah istanah. Suasana menjadi
senyap. Diqyanus menyembah berhala itu lalu kemudian menyerahkan sesembahan lalu kembali
bersujud pada patung yang terbuat dari emas itu. Ia kemudian duduk dalam singgasananya
menyaksikan para menteri dan rakyatnya yang silih berganti menyembah berhala. Tiba-tiba
Diqyanus terlihat gugup dan gelisah. Dan berkata: “Menteri, mana Martius dan Nairawis? Tanpa
mereka sadari Martus dan Nairawis ternyata telah meninggalkan pesta lebih awal. Martus dan
Nairawis adalah dua orang dari ketujuh Ashabul Kah. Ketika Martus pulang ke rumahnya ia
langsung berhadapan dengan ayahnya dengan wajah merah padam. Martus segera menghindar
namun ayahnya menarik kerah bajunya dan memarahi anaknya atas kekecewaan terhadap
perilakunya sewaktu berada di istana. Martus kemudian mengurung diri di kamarnya, menangis
terseduh-seduh. Ia merasa diasingkan oleh seluruh penduduk negeri bahkan oleh ayahnya sendiri
yang amat ia sayangi yang bernama Nasthas, salah seorang menteri dari Diqyanus. Sedangkan,
Nairawis ialah anak dari menteri kepercayaan Diqyanus yaitu Kaludius.
Sementara itu, di rumah Maksalmina, seorang pengikut ajaran Nabi Isa as, yang sangat
tidak suka dengan pemerintahan Diqyanus tiba-tiba rumahnya diketuk. Maksalmina
membukakan pintu. Ternyata yang ia temui ialah Martus, sahabat yang sepaham dengannya.
Mereka berdialog dengan peristiwa yang baru saja menimpa negerinya . Mereka berdua ialah
orang-orang yang kehilangan orang yang mereka sayangi dari peristiwa tragis itu.
Tidak lama mereka bercakap-cakap. Pintu rumah kembali diketuk. Ternyata mereka adalah
Nairawis dan Dainamus. Dainamus ialah seorang pedagang yang selalu tertindas dalam ketidak
adilan oleh para pedagang besar orang-orang romawi. Mereka berempat terlibat
dalam pembicaraan yang serius. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk lari dari kota yang
penuh dengan kenistaan dan jauh dari Tuhan. Keesokan harinya terdengar kabar bahwa putra
dari Diqyanus tewas terbunuh di sungai. Pembunuhnya ialah Hawawi Narthusia seorang
pengikut Nabi Isa As. Ia segera ditangkap dan disiksa di hadapan Diqyanus. Ketika sedang
mengawasi penyiksaan ini. Mata-mata Diqyanus mengatakan kepada Diqyanus, “Tuan, aku
pernah melihat pemuda ini bersama Martus dan Nairawis beserta para pemuda lainnya. Aku
khawatir mereka bersekongkol menyiapkan rencana licik ini. Mereka menyebarkan bahwa tuan
adalah orang sesat kerena menyembah berhala. Mereka juga mengatakan bahwa Anda kejam dan
sewenang-wenang. Aku khawatir mereka berusaha menggulingkan Tuan dari jabatan terhormat
ini”
Mendengar perkataan ini, Diqyanus geram. “Pergi dan tangkap mereka sekarang juga, jangan
kembali jika kau tidak berhasil menangkapnya! Diantara para pejabat Diqyanus, ada yang
simpati terhadap nasib Martus dan Nairawis. Kabar ini pun tersampaikan ke telinga Martus.
Mereka berenam sepakat untuk melarikan diri ke negeri terdekat ar-Raqim. Disinilah cikal bakal
pelarian pemuda Ashabul Kahfi’ dalam pelarian mereka kemudian beristirahat dalam sebuah
gua. Dan tidak henti-hentinya meminta perlindungan kepada Allah Swt. Allah Swt., menjadikan
gua ini tampak menyeramkan sehingga siapa pun yang medekati gua ini, akan terbesit ketakutan
dan tak berani memasukinya. Ketujuh pemuda dan seeokor anjing ini akhirnya tertidur selama
309 tahun, dengan izin Allah Swt. (QS. al-Kahfi [18]: 25)
300 tahun berlalu dengan pemimpin yang silih berganti dan semuanya ialah orang yang amat
kejam. Hingga akhirnya Allah Swt menunjukkan jalan. Negeri Syam kini dipimpin oleh seorang
pengikut Nabi Isa As yang memerintahkan rakyatnya agar menyembah Allah Swt.
Dan menghancurkan berhala. Ia juga berlaku adil dan sangat bijaksan. Negeri Syam kini
menjadi negeri yang makmur dan rakyatnya terhindar dari kemiskinan.

Anda mungkin juga menyukai