Kls : VI
No.absen : 2
Kisah Nabi Yunus
Nabi Yunus hidup sekitar abad ke-8 Setelah Masehi, tepatnya setelah masa Nabi Ilyas dan
Ilyasa. Beliau disebutkan berasal dari Palestina atau saat itu disebut sebagai negeri Syam. Allah
memerintahkan Nabi Yunus untuk menyeru penduduk Ninawa agar menyembah-Nya. Kota
Ninawa sendiri terletak di Mosul, Irak.
Yunus termasuk salah satu Nabi yang kisahnya diceritakan berkali-kali dalam Al-Qur’an.
Bahkan, namanya diabadikan menjadi salah satu surah. Allah menceritakan kisah Nabi Yunus
sebanyak empat kali dalam kitab-Nya tersebut.
Pertama, kisah Yunus alaihissalam disebutkan Allah dalam Surah Yunus (10) ayat 98:
“Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu
bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus) itu beriman, Kami
hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri
kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.”
Nabi Zakaria AS adalah sosok yang menjaga, mengasuh, dan merawat Maryam (Ibunda Nabi
Isa AS). Beliau merawat dan menjaga Maria Bersama istrinya. Ayah kandung Maryam bernama
Imran (ulama Bani Israil) yang pada saat itu mendatangi Nabi Zakaria AS untuk menitipkan anak
perempuannya, yaitu Maryam.
Sedangkan ibu kandung Maryam adalah Hannah binti Faqudz yang juga merupakan saudara
ipar dari Nabi Zakaria AS. Maryam diasuh dan dirawat oleh Nabi Zakaria dan istrinya sejak
Maryam masih kecil. Meskipun bukan anak kandung, Maryam diperlakukan dengan penuh
kelembutan dan kasih sayang.
Bentuk kasih sayang kepada Maryam salah satunya adalah membuatkan tempat beribadah
khusus untuk Maryam di Baitul Maqdis (sekarang yaitu Masjidil Aqsa). Ruang khusus untuk
Maryam melakukan ibadah yang dibuatkan oleh Nabi Zakaria AS bernama Mihrab.
Hal tersebut menjadikan Nabi Zakaria AS sebagai orang pertama yang tercatat dalam
membuat Mihrab. Pada saat kehadiran Maryam di keluarga kecil Nabi Zakaria, waktu itu Nabi
Zakaria AS masih belum memiliki keturunan dari hasil pernikahannya dengan al-Yahbi’. Itulah
salah satu alasan mengapa Nabi Zakaria AS dan istrinya sangat senang dengan kehadiran
Maryam dan memperlakukannya layaknya anak kandung sendiri.
Kegiatan dakwah Nabi Zakaria dipusatkan di Bait-al Maqdis. Bait-al Maqdis adalah tempat
dimana kuil dari Nabi Sulaiman AS pernah didirikan. Ciri dari dakwah Nabi Zakaria adalah
kelemahlembutan. Beliau pun terkenal memiliki adab untuk berdoa kepada Allah SWT dengan
lemah lembut.
Meskipun dalam proses dakwah Nabi Zakaria AS kerap menjumpai kesulitan dan jalan buntu,
namun beliau cukup disegani dan dihormati oleh kaum Bani Israil karena sifat dan tutur kata
beliau yang alim dan bijaksana. Cobaan yang diberikan oleh Allah SWT terhadap dakwah Nabi
Zakaria AS adalah beliau yang tak kunjung memiliki keturunan padahal usia Nabi Zakaria AS
dan istrinya saat itu sudah senja.
Riwayat menyebutkan jika Nabi Yahya AS pergi meninggalkan dunia terlebih dahulu
sebelum disusul oleh Nabi Zakaria AS. Penyebab kematian Nabi Yahya AS adalah dibunuh oleh
orang suruhan Herodia. Pada saat itu dikisahkan Bani Israil dikuasai oleh penguasa yang zalim
yaitu Raja Herodus.
Raja Herodus memiliki keinginan dan niat untuk menikahi anak perempuan tirinya, yaitu
Herodia. Pernikahan tersebut ditentang oleh Nabi Yahya AS dikarenakan tidak sesuai dengan
hukum Taurat. Herodia pun tidak terima atas penentangan Nabi Yahya AS terhadap pernikahan
yang akan dilakukannya. Ia pun menyuruh Herodus untuk membunuh Nabi Yahya AS. Nabi
Yahya AS pun ditangkap, dipenjara, dan dibunuh sesuai permintaan Herodia.
Ketika kabar kematian Nabi Yahya AS sampai ke telinga ayahanda-nya, yaitu Nabi Zakaria
AS dan mengetahui bahwa Allah telah menghukum pembunuhnya dengan mengubur mereka
hidup-hidup, maka selanjutnya Nabi Zakaria AS pun melarikan diri menuju sebuah kebun di
Baitul Maqdis.
Ketika dalam perjalanan melarikan diri dan melewati pepohonan, tidak disangkan pepohonan
tersebut memanggil Nabi Zakaria dan membuka diri untuk dimasuki sebagai tempat
persembunyian dari Nabi Zakaria AS. Namun sayangnya, ada iblis yang melihat dan mengetahui
tempat persembuyian Nabi Zakaria AS tersebut.
Iblis pun memotong kain baju Nabi Zakaria AS dan menemui orang-orang yang sedang
mencari Nabi Zakaria AS sembari menunjukkan potongan baju Nabi Zakaria AS. Sontak, ketika
melihatnya, orang-orang tersebut meminta iblis untuk memberi tahu lokasi persembunyian dari
Nabi Zakaria AS.
Setelah ditunjukkan oleh iblis, mereka langsung menghantam pohon tersebut menggunakan
kapak hingga terbelah menjadi dua. Nabi Zakaria AS pun meninggal dunia dan Allah SWT
mengganjar kaum Bani Israil atas kematian Nabi Zakaria AS dengan cara membunuh para
pembesar mereka dan menawan ratusan orang.
Pada suatu hari, ada sosok iblis mendatangi Nabi Yahya AS dengan maksud untuk membujuk
Nabi Yahya dengan cara memberikan nasihat kepadanya. Namun Nabi Yahya mengetahui
maksud dan tujuan iblis hanya untuk menggodanya. Usaha iblis untuk menggoda Nabi Yahya
akhirnya gagal.
Kemudian iblis pergi meniggalkan Nabi Yahya AS, karena merasa gagal membujuk Nabi
yahya. Tetapi iblis berkayakinan suatu hari nanti akan dapat membujuk Nabi Yahya AS. Waktu
yang dinanti iblis telah datang. Iblis pun kembali menemui Nabi Yahya dengan tujuan yang
sama. Namun upaya iblis untuk menggoda Nabi Yahya teryata tidak berhasil lagi, karena Nabi
Yahya adalah makhluk yang dijaga oleh Allah SWT.
Zaman Nabi Yahya AS, Bani Israil di Yerusalem dipimpin Raja Herodes. Raja tersebut
berkeinginan untuk menikahi seorang perempuan yang merupakan anak tirinya sendiri, yaitu
putri Hirodia.
Raja Herodes sungguh sangat jatuh hati kepada Hirodia karena paras wajahnya yang
membuat hati para laki-laki jatuh hati padanya. Karena hukum saat itu sudah tertib dan
merupakan larangan Allah untuk menikahi anak tirinya sendiri maka Nabi Yahya menentangnya.
Penasihat kerajaan pun sebenarnya telah mengingatkan Raja Herodes, akan tetapi raja tetap
keras kepala untuk melanjutkan ke pernikahan. Ketika Nabi Yahya AS datang untuk menemui
Raja Herodes dan memperingatkannya justru kedatangan Nabi Yahya membuat Hirodia
terpukul.
Kejadian itu membuat Raja Herodes marah besar terhadap Nabi Yahya. Raja Herdoes
memerintahkan pasukannya untuk menangkap dan membunuhnya. Nabi Yahya tidak melakukan
perlawanan ketika ditahan prajurit, karena ia yakin Allah SWT selalu menjaganya.
Selanjutnya, Nabi Yahya AS dibawa pasukan Raja Herodes untuk menerima hukuman mati.
Hirodia amat senang dan meminta kepala Nabi Yahya dibawa di hadapannya. Namun yang
terjadi, Azab Allah turun di waktu itu juga untuk Raja Herodes dan keluarganya, semuanya
diubah oleh Allah menjadi seekor hewan.
Nabi Yahya AS meninggal di Yerusalem, dan dimakamkan di Masjid Umayyah Syiria.
Kepergian Nabi Yahya AS membuat kaumnya merasa bersedih dan kehilangan. Nabi Yahya AS
merupakan sosok kekasih Allah yang sangat arif, lembut dan bijaksana.
ASHABUL KAHFI
Ashabul Kahfi adalah tujuh pemuda yang mendapat petunjuk dan beriman kepada Allah
Swt., mereka menyelamatkan iman dan tauhid pada Allah Swt dengan cara melarikan diri dari
kekejaman raja Dikyanus yang memaksanya untuk menyembahnya dan menyembah
berhalaberhala di lingkungan istananya. Lalu mereka nantinya tertidur lelap dalam gua selama
309 tahun.
Banyak yang berpendapat lokasi gua terdapat di Yordania di perkampungan Al-Rajib atau
dalam Al-Quran di sebut Al-Raqim, yang berjarak 1.5 km dari kota Abu A’landa dekat kota
Amman- Yordania. Raja Abdullah ke 2 (Raja Yordania) telah meresmikan untuk mendirikan di
muka gua Ashabul Kahfi’ masjid dan ma’had yang diberi nama “Masjid Ashabul Kahfi’”.
Namanama pemuda Ashabul Kahfi’ adalah Maksalmina, Martinus, Kastunus, Bairunu, Danimus,
Yathbunus dan Thamlika adapun anjingnya bernama Qimr. Allah berfirman dalam surah al-
Kahfi’ [18]: 13-14:
“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya.
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan Kami
tambahkan kepada mereka petunjuk. Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka
berdiri lalu mereka berkata:”Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi, kami sekali-kali tidak
menyeru Ilah selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang
amat jauh dari kebenaran." (QS. Al-Kahfi’ [18]:14).
Mulanya, Diqyanus ialah seorang penyembah berhala yang sangat fanatik. Ia menyebar mata-
mata ke seluruh negeri Syam untuk mengetahui orang-orang yang tidak menyembah berhala.
Jika ia menemukan orang yang tidak menyembah berhala seperti yang Diqyanus lakukan maka,
ia mereka akan diseret ke hadapan Diqyanus. Mereka yang tidak menyembah berhala akan di
seret ke alun-alun dan dipenggal di sana. Diqyanus ialah manusia dengan hati bagai batu. Ia
tertawa lebar menyaksikan jerit dan tangisan keluarga yang ditinggal dan disaksikan oleh seluruh
penduduk Syam. Setiap kali kaisar Romawi mengabarkan bahwa ia sangat senang dengan
kepemimpinan Diqyanus. Maka, Diqyanus segera menggelar pesta besar.
Suatu hari Diqyanus, mengadakan pesta pernikahan besar. Ia mengundang seluruh rakyatnya
untuk hadir tanpa terkecuali. Seluruh penduduk diperintahkan agar menghias rumahnya dengan
lampu-lampu yang cantik. Hari yang dinanti nati itu pun tiba. Orang-orang berkumpul di sekitar
istana yang dikelilingi sebuah parit yang sangat lebar. Mereka menari dan bernyanyi bersama.
Sementara itu para menteri memadati istana. Tidak lama kemudian muncullah Diqyanus dan
mempelai wanitanya yang disambut meriah dengan sorak tepuk tangan. Diqyanus kemudian
duduk dengan khusuk di hadapan berhala yang berada di tengahtengah istanah. Suasana menjadi
senyap. Diqyanus menyembah berhala itu lalu kemudian menyerahkan sesembahan lalu kembali
bersujud pada patung yang terbuat dari emas itu. Ia kemudian duduk dalam singgasananya
menyaksikan para menteri dan rakyatnya yang silih berganti menyembah berhala. Tiba-tiba
Diqyanus terlihat gugup dan gelisah. Dan berkata: “Menteri, mana Martius dan Nairawis? Tanpa
mereka sadari Martus dan Nairawis ternyata telah meninggalkan pesta lebih awal. Martus dan
Nairawis adalah dua orang dari ketujuh Ashabul Kah. Ketika Martus pulang ke rumahnya ia
langsung berhadapan dengan ayahnya dengan wajah merah padam. Martus segera menghindar
namun ayahnya menarik kerah bajunya dan memarahi anaknya atas kekecewaan terhadap
perilakunya sewaktu berada di istana. Martus kemudian mengurung diri di kamarnya, menangis
terseduh-seduh. Ia merasa diasingkan oleh seluruh penduduk negeri bahkan oleh ayahnya sendiri
yang amat ia sayangi yang bernama Nasthas, salah seorang menteri dari Diqyanus. Sedangkan,
Nairawis ialah anak dari menteri kepercayaan Diqyanus yaitu Kaludius.
Sementara itu, di rumah Maksalmina, seorang pengikut ajaran Nabi Isa as, yang sangat
tidak suka dengan pemerintahan Diqyanus tiba-tiba rumahnya diketuk. Maksalmina
membukakan pintu. Ternyata yang ia temui ialah Martus, sahabat yang sepaham dengannya.
Mereka berdialog dengan peristiwa yang baru saja menimpa negerinya . Mereka berdua ialah
orang-orang yang kehilangan orang yang mereka sayangi dari peristiwa tragis itu.
Tidak lama mereka bercakap-cakap. Pintu rumah kembali diketuk. Ternyata mereka adalah
Nairawis dan Dainamus. Dainamus ialah seorang pedagang yang selalu tertindas dalam ketidak
adilan oleh para pedagang besar orang-orang romawi. Mereka berempat terlibat
dalam pembicaraan yang serius. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk lari dari kota yang
penuh dengan kenistaan dan jauh dari Tuhan. Keesokan harinya terdengar kabar bahwa putra
dari Diqyanus tewas terbunuh di sungai. Pembunuhnya ialah Hawawi Narthusia seorang
pengikut Nabi Isa As. Ia segera ditangkap dan disiksa di hadapan Diqyanus. Ketika sedang
mengawasi penyiksaan ini. Mata-mata Diqyanus mengatakan kepada Diqyanus, “Tuan, aku
pernah melihat pemuda ini bersama Martus dan Nairawis beserta para pemuda lainnya. Aku
khawatir mereka bersekongkol menyiapkan rencana licik ini. Mereka menyebarkan bahwa tuan
adalah orang sesat kerena menyembah berhala. Mereka juga mengatakan bahwa Anda kejam dan
sewenang-wenang. Aku khawatir mereka berusaha menggulingkan Tuan dari jabatan terhormat
ini”
Mendengar perkataan ini, Diqyanus geram. “Pergi dan tangkap mereka sekarang juga, jangan
kembali jika kau tidak berhasil menangkapnya! Diantara para pejabat Diqyanus, ada yang
simpati terhadap nasib Martus dan Nairawis. Kabar ini pun tersampaikan ke telinga Martus.
Mereka berenam sepakat untuk melarikan diri ke negeri terdekat ar-Raqim. Disinilah cikal bakal
pelarian pemuda Ashabul Kahfi’ dalam pelarian mereka kemudian beristirahat dalam sebuah
gua. Dan tidak henti-hentinya meminta perlindungan kepada Allah Swt. Allah Swt., menjadikan
gua ini tampak menyeramkan sehingga siapa pun yang medekati gua ini, akan terbesit ketakutan
dan tak berani memasukinya. Ketujuh pemuda dan seeokor anjing ini akhirnya tertidur selama
309 tahun, dengan izin Allah Swt. (QS. al-Kahfi [18]: 25)
300 tahun berlalu dengan pemimpin yang silih berganti dan semuanya ialah orang yang amat
kejam. Hingga akhirnya Allah Swt menunjukkan jalan. Negeri Syam kini dipimpin oleh seorang
pengikut Nabi Isa As yang memerintahkan rakyatnya agar menyembah Allah Swt.
Dan menghancurkan berhala. Ia juga berlaku adil dan sangat bijaksan. Negeri Syam kini
menjadi negeri yang makmur dan rakyatnya terhindar dari kemiskinan.