Dalam Alquran, kisah Nabi Yunus telah disebutkan dalam beberapa surat Yunus, Al
Anbiya’, As-Saffat dan Al-Qalam.
Berikut kisah Nabi Yunus saat diutus ke Negara Ninawa
1. Diolok-olok Saat Berdakwah
Kisah Nabi Yunus dimulai, ketika diutus Allah untuk berdakwah di Ninawa, salah satu
kota yang ada di Irak yang penduduknya menyembah berhala.
Dengan penuh semangat, Nabi Yunus pergi dan berdakwah terhadap kaum tersebut.
Beliau menunjukkan jalan kebaikan, menjelaskan tentang surga, panasnya api neraka
untuk orang-orang durhaka dan mengajak mereka semua menyembah Allah SWT.
Namun, kaum tersebut tidak percaya dengan ucapan Nabi Yunus mengenai semua hal
tersebut.
Para kaum disana justru, mengolok-olok semua ucapan yang telah disampaikan Nabi
Yunus.
2. Azab dari Allah
Nabi Yunus yang kesal dan kecewa , memilih untuk pergi meninggalkan kaum
tersebut.
Usai kepergiannya, Allah SWT menurunkan azab dan membuat kaum tersebut,
bertaubat dan menyesali semua perbuatan terhadap Nabu Yunus.
Para kaum Asyiria memohon ampun dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT.
Namun, hal itu tak lantas membuat Nabi Yunus kembali. Beliau memilih untuk
pergi naik kapal ke tempat lain.
Padahal, kala itu, Allah tidak meminta Nabi Yunus untuk meninggalkan kaumnya.
3. Terkena Bencana Alam
Dalam kisah Nabi Yunus dijelaskan, kapal yang membawanya pergi diterpa badai.
Air laut yang awalnya tenang menjadi bergelombang, hingga membuat semua
penumpang khawatir.
Karena badainya sangat dahsyat, kapal tersebut oleng dan sewak-waktu
dapat tenggelam.
Kapten kapal pun, akhirnya menyuruh semua awak kapal untuk melemparkan muatan
ke laut.
Sayangnya usaha tersebut belum cukup membuat kapal kembali stabil.
Akhirnya, diambil kesepakatan bahwa penumpang harus dilemparkan ke laut untuk
menyelamatkan penumpang lainnya.
Pengundian nama pun, dilakukan untuk menentukan siapa orang yang harus dilempar
ke laut dan Nabi Yahya salah satunya.
4. Ditelan Ikan Paus
Karena namanya keluar hingga berkali-kali, Nabi Yunus akhirnya melompat ke laut.
Saat itu, Nabi Yunus sadar, jika beliau melakukan kesalahan karena meninggalkan
kaumnnya di Ninawa.
Padahal, ia seharusnya menunggu perintah Allah sebelum memilih untuk pergi dari
tempat tersebut.
Ketika melompat ke laut, seekor ikan paus besar menghampiri dan menelannya bulat-
bulat.
Allah mewahyukan kepada ikan paus tersebut:
“Janganlah kamu memakan dagingnya, dan jangan pula kamu patahkan tulangnya,
karena ia bukanlah rezeki kamu untuk dimakan”.
5. Hidup di Dalam Tubuh Ikan Paus
Kisah Nabi Yunus hidup di dalam ikan paus, menjadi salah satu yang menjadi
perhatian .
Karena di dalam tubuh ikan paus yang pegap dan gelap, Nabi Yunus tidak dapat
berbuat apa-apa.
Rasa sedih yang dirasakan, tidak lantas membuatnya merasa berputus asa dan terus
mengingat Allah.
Nabi Yunus tidak pernah berhenti dzikir dan memohon ampun kepada Allah SWT,
selama 40 hari di dalam perut ikan paus.
Dalam Quran Surat Anbiya’ ayat 87 Allah berfirman:
ُ َت اَ ْن ٓاَّل اِ ٰل هَ اِ ٓاَّل اَ ْن ت
ُس ْب ٰح نَ َك اِ نِّ ْي ُك ْن ت ُّ اض بً ا فَ ظَ َّن اَ ْن ل َّْن ن َّْق ِد َر َع لَ ْي ِه فَ نَ ٰاد ى فِ ى
ِ الظ لُ ٰم َ َو َذ ا النُّ ْو ِن اِ ْذ ذَّه
ِ َب ُم َغ
ٰ
َۚ م نَ الظّ لِ ِم يْن
ِ
Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan
marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya,
maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, "Tidak ada tuhan selain Engkau,
Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim."
6. Dimuntahkan ke Daratan
Allah SWT menerima taubat dan penyesalan Nabi Yunus yang terus dilakukan dari
dalam tubuh ikan paus.
Kemudian, Allah SWT memerintahkan ikan paus untuk mendekati daratan dan
memuntahkan Nabi Yunus di sebuah pulau yang ditentukan.
Di tenpat tersebut, Allah tumbuhkan sebuah pohon sejenis labu dengan daun yang
lebat, sehingga dapat menaungi Nabu Yunus dan menjaganya dari panas terik
matahari.
Hal ini dijelaskan dalam Surat As-Saffat ayat 145-146 yang berbunyi:
يم
ٌ ِس ق ِ ين ۞فَ نَ بَ ْذ ٰنَ هُ بِ ْٱل َع َر
َ ٓاء َو ه َُو َ َو َأ ۢن بَ ْت نَ ا َع لَ ْي ِه
ٍ ش َج َر ةً ِّم ن يَ ْق ِط
Artinya: “Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam
keadaan sakit.Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.”
Baca juga: Moms, Kenali Pilihan Makanan Ikan Koi yang Bagus dan Bergizi!
7. Seperti Anak Burung
Dalam beberapa kisah Nabi Yunus dijelaskan, jika saat dimuntahkan dari perut Ikan,
Nabi Yunus keadaanya seperti anak burung yang telanjang dan tidak berambut.
Kemudian, Allah menumbuhkan pohon sejenis labu, dimana ia dapat berteduh dan
makan darinya.
Pohon itu pun tidak bertahan lama dan kering, hingga membuat Nabi Yunus menangis
karena keringnya pohon tersbut.
Saat itu, Allah berfirman kepada Nabi Yunus:
“Apakah kamu menangis karena pohon itu kering. Namun kamu tidak menangis
karena seratus ribu orang atau lebih yang ingin engkau binasakan.”
Selanjutnya Allah SWT memerintah Nabi Yunus untuk kembali ke kaumnya untuk
memberitahukan, bahwa Allah telah menerima taubat dan ridha kepada mereka.
Nabi Yunus menerima perintah itu dan pergi mendatangi kaumnya. Ia memberitahu,
Allah SWT telah menerima taubat mereka.
Kisah Nabi Yunus kembali ke kaumnya, dijelaskan dalam surat As-saffat ayat 147-148
ُ ف َأ ْو يَ ِز
َيد ون ِ س ْل ٰنَ هُ ِإ لَ ٰى ِم ۟ا
ٍ َئة َأ ْل َ ين َو َأ ْر ٰ ۟ َُٔام ن
ٍ وا فَ َم ت َّْع نَ ُه ْم ِإ لَ ٰى ِح َ فَ ـ
Artinya: “Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka
beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga
waktu yang tertentu.”
Kisah Nabi Zakaria, Terdapat Doa Keturunan yang Dikabulkan Allah
Dikaruniai seorang putra berkat kegigihannya dalam berdoa
Selain kisah-kisah para nabi , dalam sejarah Islam terdapat juga cerita hikmah lain
seperti Ashabul Kahfi. Kisah ini menjadi bukti nyata saat iman tertancap kuat di hati
seseorang.
Bahkan, kisah Ashabul Kahfi termasuk tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Sebab, ada
bayak kejadian yang sepertinya mustahil, namun benar-benar terjadi saat itu.
Ini merupakan kisah yang sangat istimewa, hingga Allah SWT mengabadikannya
dalam Alquran dan terpilih menjadi nama surat yakni Surat Al-Kahfi.
Kisah Ashabul Kahfi
Dalam surat Al-Kahfi yang merupakan surat ke-18 dalam Alquran, Allah SWT
menceritakan kisah para Ashabul Kahfi atau para pemuda Kahfi yang menghindari
kezaliman penguasa demi mempertahankan aqidah dan keleluasaan beribadah kepada
Allah SWT .
Ashabul Kahfi adalah sekelompok pemuda beriman yang hidup pada masa Raja
Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya Nabi Isa AS.
Pada masa itu, mereka hidup di tengah banyaknya kezaliman dan juga di tengah
masyarakat penyembah berhala.
Mereka menentang perintah raja untuk menyembah berhala, sehingga akhirnya mereka
dipanggil dan dipaksa untuk mengikuti perintah raja.
Meski begitu, para Ashabul Kahfi tetap menolak hingga akhirnya mereka dikejar oleh
suruhan raja untuk dibunuh. Untungnya, Ashabul Kahfi berhasil melarikan diri dan
bersembunyi di sebuah gua.
Allah SWT menjelaskannya pada ayat ke-10 Surat Al-Kahfi sebagai berikut:
D اD ًدD َشD َرDاDَ نD ِرD َأ ْمDنDْ D ِمDاDَنDَْئ لDDِّيDَ هD َوDً ةD َمDحDْ DرDَ Dك Dِ D ْهD َكD ْلD اDىDَ ِإ لDُةDَ يD ْتDِ فD ْلD اDىDوDَ َأDِإ ذ
َ D ْنD ُدDَ لDنDْ D ِمDاDَنDِتD آDاDَنDَّ بDرDَ DاDوDُلDاDَقDَ فDف
(Iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi`
lanā min amrinā rasyadā)
Artinya: “(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam
gua lalu mereka berdoa: ‘Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-
Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)’,”
(QS Al-Kahfi: 10).
Meski dalam keadaan terdesak, Ashabul Kahfi membuktikan bahwa mereka adalah
hamba Allah SWT yang betul-betul memiliki iman yang kuat.
Di gua tersebut, mereka memohon agar diberikan perlindungan dari Allah SWT .
Berkat doa yang dipanjatkan, Allah SWT kemudian menyelamatkan mereka.
Allah SWT membuat Ashabul Kahfi tertidur dan tidak mendengar apa-apa. Mereka
terus berada dalam kondisi tertidur dalam waktu ratusan tahun.
Ibnu Katsir dalam ‘Tafsir Al-Qur’an al-‘Adzim’ menyebut bahwa Allah SWT
membuat Ashabul Kahfi tidur selama 309 tahun, untuk menunjukkan lamanya mereka
tidur dalam gua.
Mereka mulai tidur di zaman pemerintahan Raja Diqyanus, dan baru bangun setelah
beberapa generasi raja berganti.
Setelah ratusan tahun, mereka pun dibangunkan oleh Allah SWT. Dan masyarakat
beserta raja saat Ashabul Kahfi bangun sudah beriman kepada Allah SWT.
D اD ًدD َأ َمDاDوDُثDِبDَ لD اD َمDِ لD ىDص
Dَ DحDْ َأD ِنD ْيDَ بDزDْ DحDِ D ْلD اDي
ُّ َأD َمDَ لD ْعDَنDِ لD ْمDُهDاDَ نD ْثD َعDَ بD َّمDُث
(Tsumma ba'aṡnāhum lina'lama ayyul-ḥizbaini aḥṣā limā labiṡū amadā)
Artinya: “Kemudian Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya) untuk Kami menguji
siapakah dari dua golongan di antara mereka yang lebih tepat kiraannya, tentang
lamanya mereka hidup (dalam gua itu),” (QS Al-Kahfi: 12).
Teladan Kisah Ashabul Kahfi
Melihat istimewanya kisah dari para Ashabul Kahfi, ada banyak hikmah dan teladan
yang bisa dicontoh dalam kehidupan saat ini. Beberapa di antaranya yakni:
1. Mengandung Nilai Pendidikan
Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mencatat, ada banyak nilai
pendidikan yang terkandung dalam surat Al-Kahfi ayat 9-21 yang merupakan inti dari
kisah Ashabul Kahfi.
Yakni nilai pendidikan intelektual, pendidikan sabar , pemberian pengalaman spiritual,
pendidikan keimanan, metode kisah, pendidikan keberanian, pendidikan
mempertahankan keimanan, pendidikan ketahanan fisik, dan pendidikan sosial.
2. Memiliki Karakter yang Unggul
Menurut studi Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung para pemuda ashabul
kahfi memiliki karakteristik beriman kepada Allah, memegang teguh keimanannya
kepada Allah SWT, dan juga zuhud.
Dalam tafsir Al-Khazin disebutkan bahwa Ashabul Kahfi memenuhi syarat tiga
komponen karakter yang baik, yakni para pemuda Ashabul kahfi memiliki
pengetahuan moral, memiliki nilai tanggung jawab , kejujuran, dan kebaikan
berdasarkan pada keyakinan kemampuan diri.
Baca Juga: Kisah Sunan Kalijaga yang Berdakwah Lewat Wayang
3. Sering Berucap Syukur
Quraish Shihab dalam ‘Tafsir Al-Misbah’, menjelaskan beberapa hal yang dapat
dijadikan teladan dari kisah yang terkadung dalam surat Al-Kahfi ini.
Hikmat ini didapat dalam Surat al-Kahfi ayat 1.
Dَ DَتDٰD ِكDلDۡD ٱD ِهD ِدDبDۡD َعDىDٰ Dَ لD َعDلDَ DزDَ D َأ نDي
١ D ۜاDجDَ DوDَ DعDِ DَّهُۥD لD لD َعDجDۡ Dَ يDمDۡDَ لD َوDب Dٓ Dَّ ِذDلD ٱDِ هَّلِلD ُدDمDۡ D َحDلDۡDٱ
(Al-ḥamdu lillāhillażī anzala 'alā 'abdihil-kitāba wa lam yaj'al lahụ 'iwajā )
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab
(Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya,” (QS Al-Kahfi: 1).
Maka sudah sepantasnya umat muslim untuk selalu bersyukur atas segala anugerah
Allah SWT, yakni dengan selalu mengucapkan syukur alhamdulillah.
4. Solutif dalam Menghadapi Permasalahan
Masih menuru Quraish Shihab, sebagaimana kandungan ayat 1 bahwa Alquran
merupakan pedoman hidup yang sempurna.
Ini dapat mengatasi permasalahan karena menjadi tolok ukur kebenaran kitab-kitab
suci yang diturunkan sebelumnya, dengan tujuan untuk memperingatkan siksaan pedih
yang tidak terjangkau atau terlukiskan dengan kata-kata.
Dan juga memberikan berita gembira kepada orang-orang mukmin yang beriman dan
selalu mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapatkan ganjaran berupa
surga dan segala kenikmatan di dalamnya.
5. Hakikat Kesucian Manusia
Manusia terlahir suci dan luhur, serta tidak cenderung pada kehidupan duniawi yang
rendah seperti keterangan dalam ayat 7 dan 8.
Akan tetapi, Allah SWT telah menetapkan bahwa jiwa tidak dapat mencapai
kesempurnaan dan kebahagiaan yang abadi, kecuali dengan akidah yang benar serta
amal saleh.
Untuk itu, Allah SWT membimbing manusia menuju pada kebenaran akidah dan amal
saleh, serta menempatkannya di bumi agar mampu mendapatkan kebahagiaan yang
hakiki.
6. Anjuran untuk Menghindari Perdebatan
Dalam ayat 19, ada anjuran untuk menghentikan diskusi tidak bermutu dan tidak
memiliki bukti. Kalimat “.. Tuhan kamu lebih mengetahui…”, adalah anjuran untuk
menghentikan diskusi mengenai berapa lama waktu Ashabul Kahfi berada dalam gua.
Ucapan ini mengandung makna agar tidak menghabiskan waktu untuk memikirkan
hal-hal yang tidak terjangkau oleh nalar.
Ucapan penghuni gua itu juga menganjurkan agar kita menggunakan energi hanya
untuk sesuatu yang penting dan bermanfaat.
7. Tidak Terlena dengan Kenikmatan
Hal ini ditunjukkan oleh kata ‘wariq’ pada ayat 19, yaitu uang yang digunakan untuk
membeli makanan untuk pra pemuda tersebut.
DٓۦD ِهD ِذDَهDٰ DمDۡD ُكDِ قD ِرDوDَ Dِ بD مD ُكD َدD َأ َحD ْاDوDٓ Dُ ثD َعDبDۡDٱDَف
(Fab'aṡū aḥadakum biwariqikum hāżihī)
Artinya: “… Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan
membawa uang perakmu ini,” (QS Al-Kahfi: 19).
Hal ini mengisyaratkan bahwa meski seseorang telah mempersiapkan diri terhadap
segala kemungkinan dalam menyembunyikan sesuatu, namun hal-hal yang terjadi
diluar dugaan tetap terbuka lebar akibat kelemahan dan kelengahan yang tidak dapat
dihindari.
Itulah beberapa hal yang dapat menjadi teladan dari kisah Ashabul Kahfi ini. Semoga
kisah ini dapat bermanfaat dalam kehidupan agar termasuk kepada orang-orang yang
beriman dan beramal shalih.
Kisah Nabi Isa dan Mukjizatnya
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah Nabi Isa
Kisah Nabi Isa penuh dengan mukjizat atau keajaiban bahkan sejak dalam kandungan.
Moms bisa membacakan kisah Nabi Isa sambil membayangkan atau membuat diorama
menggunakan mainan Si Kecil untuk membantunya membayangkan cerita yang sedang
dibacakan, lho.
Menghidupkan orang mati
Mukjizat ini diberikan kepada Nabi Isa untuk mengalahkan orang-orang yang
menentangnya.
Sebab pada zaman itu, banyak yang memiliki keterampilan medis. Namun, mereka
tidak dapat meniru apa yang dilakukan oleh Nabi Isa.
Mengungkap rahasia
Alquran menceritakan mukjizat Nabi Isa lainnya, yakni mengetahui hal-hal yang
dirahasiakan, seperti apa yang mereka makan di rumah dan apa yang mereka
sembunyikan di sana.