Anda di halaman 1dari 9

Mitos penciptaan

Setiap kebudayaan dan bangsa mempunyai mitos penciptaan-nya masing-masing. Mitos-mitos ini berkembang sebagai upaya setiap bangsa untuk menjawab pertanyaan mengenai asal-usul manusia dan tempat tinggalnya, atau penyebab makhluk hidup berada di muka bumi. Suku Minahasa mempunyai cerita tentang Toar dan Lumimuut yang digambarkan sebagai nenek moyang mereka. Orang Batak percaya bahwa mereka adalah keturunan satu leluhur yang bernama Si Raja Batak. Suku Lakota di Amerika percaya bahwa sebelum bumi diciptakan, dewa-dewa tinggal di surga sementara manusia hidup di dunia bawah yang tidak mempunyai budaya. Bangsa Mande di Mali selatan percaya bahwa pada mulanya hanya ada Mangala. Mangala adalah makhluk tunggal yang kuat dan dahsyat. Di dalam Mangala terdapat empat bagian, yang antara lain melambangkan empat hari dalam satu minggu, empat unsur alam, dan empat arah (ruang). Mangala juga mengandung dua pasang kembar yang berjenis kelamin ganda. Mangala bosan menyimpan semua unsur ini di dalam dirinya, karena itu dewa mengeluarkannya dan membentuknya menjadi sebuah benih. Benih inilah yang menjadi penciptaan dunia ini. Agama Yahudi, Kristen, dan Islam sama-sama memiliki mitos penciptaan yang dimulai dari Adam dan Hawa.

Penciptaan Menurut Agama


[sunting] Islam
Agama Islam percaya akan kisah Nabi Adam dan Hawa yang disebutkan pada Al Baqarah ayat 30-39. Sebagai terjemahan yang digunakan adalah Tafsir Al Misbah yang ditulis oleh Quraish Shihab. Ayat 30 berbunyi sebagai berikut: Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan satu khalifah di muka bumi". Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi itu siapa yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan menyucikan-Mu?" Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". Dari ayat diatas tampak bahwa malaikat mempunyai dugaan bahwa khalifah yang akan diciptakan Allah ini adalah mahluk yang akan membuat kerusakan di muka bumi dan

menumpahkan darah dalam perselisihan. Dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa perbuatan itu juga dilakukan bangsa jin yang dulunya mendiami bumi sebelum manusia. Sesudah mereka berbuat kerusakan, Allah mengirimkan malaikat dan dibuanglah mereka ke gunung-gunung dan pulau-pulau terpencil . Dalam Tafsir Al Misbah dijelaskan bahwa selain berdasarkan pengalaman makhluk sebelumnya, dugaan itu mungkin timbul dari sebutan khalifah itu sendiri. Arti kata ini mengesankan makna pelerai perselisihan dan penegak hukum, sehingga dengan demikian pasti ada di antara mereka yang berselisih dan menumpahkan darah. Manusia tetap akan dijadikan khalifah di muka bumi oleh Allah. Hal tersebut dijelaskan dalam ayat berikut (QS 2:31-33) ini: Dia mengajari Adam tentang nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu benar!" Mereka menjawab, "Maha Suci Engkau, tidak ada pengetahuan bagi kami selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Mengetahui (lagi) Maha Bijaksana". Dia (Allah) berfirman, "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda-benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda-benda itu, Dia (Allah) berfirman, "Bukankah sudah Ku-katakan kepada kamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan". Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah menunjukkan kepada malaikat bahwa khalifah yang dia tugaskan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan mereka. Diberi-Nya khalifah ini potensi pengetahuan untuk dapat mengenal benda-benda. Potensi ini yang bisa membuat manusia mampu menjalankan perintah sebagai khalifah di muka bumi. Walaupun nantinya akan ada sebagian manusia yang akan berbuat kerusakan di muka bumi atau menumpahkan darah tapi dengan potensi yang diberikan kepada manusia maka manusia akan sanggup menjalankan tugas sebagai khalifah. Walaupun malaikat mempunyai ketaatan yang lebih baik, selalu menyucikan dan memuji Allah tapi tanpa potensi pengetahuan yang diajarkan kepada Adam maka tidak akan bisa malaikat ini menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi ini. Kemudian manusia pertama ini dan pasangannya diizinkan oleh Allah untuk tinggal di surga. Di dalam surga, Allah memberi karunia yang banyak, salah satunya berupa makanan yang banyak dan baik yang boleh dimakan oleh Adam dan pasangannya. Mereka boleh menikmati yang mana saja, kapan saja mereka suka. Tapi Allah melarang Adam dan pasangannya untuk mendekati sebuah pohon. Dari sekian banyak makanan dan pepohonan di surga, Allah hanya melarang satu pohon untuk tidak boleh didekati. Ketika ada larangan tersebut, manusia melanggarnya. Manusia melakukannya dengan tidak sengaja. Semua dikarenakan lemahnya manusia terhadap godaan setan. Allah tidak membiarkan Adam dalam kesengsaraan akibat perbuatannya. Allah mengajarinya beberapa kalimat yang sering dipahami sebagai bentuk penyesalan. Allah tahu bahwa bersamaan dengan potensi pengetahuan yang telah diberikan-Nya, tersembunyi

kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh setan untuk menjerumuskan manusia. Karenanya Allah memberi sebuah fasilitas bagi manusia yang terjerumus untuk kembali kepada-Nya. Ia berjanji bahwa bila manusia mau mengakui kelemahannya dan menerima petunjuk dari Allah, maka Allah akan mengizinkan manusia itu mencapai keberhasilan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi dan pada akhirnya kembali kepada Allah di surga untuk selama-lamanya.

[sunting] Agama Hindu


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kosmologi Hindu Ada beragam kisah penciptaan alam semesta yang dituturkan secara mitologis dan berbeda-beda dalam kitab-kitab Purana. Menurut kitab Weda, unsur dasar alam semesta ini adalah aditi yang berarti ketiadaan atau kehampaan. Segala sesuatu yang ada merupakan diti yang artinya terikat. Sebelum adanya alam semesta, yang ada hanyalah Brahman, sesuatu yang sulit dilukiskan. Brahman berada di luar kehidupan dan kematian, tak terikat oleh waktu, abadi, tak bergerak, ada dimana-mana, memenuhi segala sesuatu. Menurut kepercayaan Hindu, alam semesta terbentuk secara bertahap dan berevolusi. Brahman menciptakan alam semesta dengan tapa. Dengan tapa itu, Brahman memancarkan panas. Setelah menciptakan, Brahman menyatu ke dalam ciptaannya. Menurut kitab Purana, pada awal proses penciptaan, terbentuklah Brahmanda. Pada awal proses penciptaan juga terbentuk Purusa dan Prakerti. Kedua kekuatan ini bertemu sehingga terciptalah alam semesta. Tahap ini terjadi berangsur-angsur, tidak sekaligus. Mula-mula yang muncul adalah Citta (alam pikiran), yang sudah mulai dipengaruhi oleh Triguna, yaitu Sattwam, Rajas dan Tamas. Tahap selanjutnya adalah terbentuknya Triantahkarana, yang terdiri dari Buddhi (naluri); Manah (akal pikiran); Ahamkara (rasa keakuan). Selanjutnya, munculah Pancabuddhindria dan Pancakarmendria, yang disebut pula Dasendria (sepuluh indria). Setelah timbulnya Pancabuddhindria dan Pancakarmendria, maka sepuluh indria tersebut berevolusi menjadi Pancatanmatra, yaitu lima benih unsur alam semesta yang sangat halus, tidak berukuran. Pancatanmatra merupakan benih saja. Pancatanmatra berevolusi menjadi unsur-unsur benda materi yang nyata. Unsur-unsur tersebut dinamai Pancamahabhuta, atau Lima Unsur Zat Alam. Kelima unsur tersebut yaitu: Akasa (ether); Bayu (zat gas, udara); Teja (plasma, api, kalor); Apah (zat cair); Pertiwi (zat padat, tanah, logam). Pancamahabhuta berbentuk Paramnu, atau benih yang lebih halus daripada atom. Pada saat penciptaan, Pancamahabhuta bergerak dan mulai menyusun alam semesta dan mengisi kehampaan. Setiap planet dan benda langit tersusun dari kelima unsur tersebut, namun kadangkala ada salah satu unsur yang mendominasi. Sari-sari Pancamahabhuta menjadi Sadrasa, yaitu enam macam rasa. Unsur-unsur tersebut dicampur dengan Citta, Buddhi, Ahamkara, Dasendria, Pancatanmatra dan Pancamahabhuta. Dari pencampuran tersebut, timbulah benih makhluk hidup, yaitu Swanita dan Sukla. Pertemuan kedua benih tersebut menyebabkan terjadinya makhluk hidup.

Kehidupan dimulai dari yang paling halus sampai yang paling kasar. Sebelum manusia diciptakan, terlabih dahulu Brahman dalam wujud sebagai Brahma, menciptakan para gandharwa, pisaca, makhluk gaib, dan sebagainya. Setelah itu terciptalah tumbuhan dan binatang. Manusia tercipta sesudah munculnya tumbuhan dan binatang di muka bumi. Karena memiliki unsur-unsur yang menyusun alam semesta, maka manusia disebut Bhuwana Alit, sedangkan jagat raya disebut Bhuwana Agung. Menurut kepercayaan Hindu, manusia pertama adalah Swayambu Manu. Nama ini bukan nama seseorang, melainkan nama spesies. Swayambu Manu secara harfiah berarti "makhluk berpikir yang menjadikan dirinya sendiri".

Apa yang membedakan antara orang beragama dengan atheis? Adalah keimanan kehidupan akhirat atau hidup sesudah mati. Percaya hari akhirat berarti percaya kepada kekuasaan Tuhan dan tidak mempercayainya berarti juga tidak mempercayai eksistensi Tuhan. Semua agama besar di dunia ini selalu menjadikan negeri akhirat sebagai pengharapan. Ada yang rela miskin dan dipenjara di dunia asal di akhirat kelak berjaya. Ada juga agama yang tidak mengajarkan kehidupan akhirat tetapi teori reinkarnasi adalah sejatinya sama dengan proses kehidupan akhirat yaitu punishment dan reward. Bagi orang atheis kehidupan akhirat adalah omong kosong dan janji gombal sebuah agama. Pengalaman pribadi saya semakin bercerita tentang dunia akhirat semakin banyak bertanya-tanya. Gambaran syurga tidak mampu saya bayangkan dan bahkan terkesan mengada-ada. Sering malah keluar dari koridor keimanan saya. Begitu juga gambaran neraka kok mirip dengan film-film Rambo atau kartun Tom and Jerry. Di situ digambarkan setelah disiksa, digebukin, dipukulin sampai berserakan eh.. dalam sekejap sehat seperti sedia kala. Kemudian dipukul dan disiksa lagi sampai jam tayang kartun itu habis. Bedanya di neraka jam tayangnya selamanya. Gambaran yang tidak masuk akal itu pernah membuat saya linglung dalam beragama karena semakin tidak saya mengerti. Saya malah mencoba melepaskan ikatan agama dan cenderung tidak mempercayai kehidupan setelah mati. Sering berdiskusi dengan para agamawan juga tidak terpuaskan. Orang yang percaya atau tidak percaya kehidupan sesudah mati maka pembuktiannya hanya satu yaitu MATI. Pada kenyataannya sejak jaman Nabi Adam sampai Michael Jackson meninggal tidak ada orang mati yang kembali ke dunia lalu mengabarkan kehidupan di sana? Bisa jadi ini teori nyleneh tapi itulah alasan bagi orang-orang yang tidak mempercayai kehidupan akhirat. Di sisi lain misteri kematian juga tidak terungkap dalam ilmu dan teknologi dewasa ini. Sampailah pengembaraan saya berhenti seiring dengan datangnya era reformasi di negeri ini. Lho apa hubungannya? Melihat fenomena di Indonesia pacsa Orde Baru memnatapkan salah satu rukun iman saya. Kenapa? carut marutnya implementasi

hukum yang ditandai dengan banyaknya orang kebal hukum, memanipulasi kasus adalah bukti bahwa di dunia bukanlah tempat reward and punishment. Dengan tidak adanya keadilan di negeri ini (dunia) lha kok nyimut lha kok enak bagi para koruptor, pengempalang uang rakyat, penipu rakyat, pengumbar janji-janji gombal. Logika sederhana, ini believe me thats make me believe hereafter life. Dengan contoh di negeri ini maka timbul pertanyaan dalam diri saya. Apakah karena hukum di negeri atheis (baca: Barat) sudah berjalan dengan baik sehingga tidak diperlukan kehidupan di akhirat sebagai alat hukum yang adil? . Ataukah justru di negeri kita yang tumbuh aliran atheis terselubung dengan tidak mempercayai kehidupan akhirat?. Logikanya kalau percaya kehidupan akhirat harusnya takut berbuat yang diharamkan agama. Itulah kenapa kita rela disebut negeri munafik karena korupsi sudah berjamah maka menjadi Negeri Republik Munafiqun Indonesia. Sampai saat ini sayapun selalu menghindari perumpamaan kehidupan akhirat. Bukannya saya mengingkari isi kitab suci. Membaca isi kitab suci sepertinya Tuhan saja sulit mencari kalimat untuk menggambarkan bagaimana indahnya kehidupan syurga dan nestapanya kehidupan neraka kepada manusia. Cukup bagiku syurga adalah kabar pengharapan bagi yang beriman dan neraka adalah ancaman. Tidak lebih tidak kurang. Perkara kehidupan di sana nati bagaimana biarlah Tuhan yang menentukan karena Dialah pemilik kehidupan itu. Tidak ada panen yang melimpah dari hasil tanaman yang jelek. Kehidupan yang baik di dunia tentu memberi panen yang baik di akhirat pula. Siapa menabur angin akan menuai badai. Siapa yang menanam jagung akan panen jagung. Adakah menamam jagung memanen semangka?. Ada juga sih. Almarhum Broery Pesolima pernah menanam tanaman sirih eh ternyata berbuah semangka. Lebih baik mempercayai adanya kehidupan akhirat dengan berbuat baik. Kenapa? kalaupun nanti setelah mati dan akhirat itu tidak ada maka setidaknya di dunia kita dikenal sebagai orang yang baik. Kalau ada maka kita juga akan beruntung. Bandingkan dengan orang jahat. Di dunia namanya sudah jatuh di akhirat terkena siksa pula. Setdaklah inilah yang saya ingat dari tausiyah ustad KH. Zainuddin MZ. Masih mau repot kehidupan akhirat? Salam

Ada pertanyaan yang sering dijadikan suatu pembodohan baik yang bertanya maupun yang menjawab. Manakah yang lebih dulu ada telor ayam atau ayamnya ? Tapi kali ini saya ingin menguji sebuah pertanyaan yang sama yaitu manakah yang lebih dulu ada mitos atau agama?

Pertanyaan ini merupakan lanjutan dari pembahasan mitos sebagai penggerak logika. Saat itu saya menulis bahwa istilah agama muncul karena adanya mitos dengan contoh banyaknya dewa-dewa. Hal ini saya ungkapkan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran atas sesuatu yang amat sensitif. Pada awal penulisan mitos sebagai penggerak logika saya pernah mengungkapkan bahwa istilah mitos sebenarnya hadir di zaman kita tidak pada zaman dahulu. Maka dengan ini sudah pasti ditemukan jawaban yang sebenarnya. Tapi kali ini saya berusaha mengupas lebih dalam lagi kebenaran yang ada. Saya mulai dari manusia yang menghuni bumi pertama kali bisa di bilang adalah nenek moyang kita semua yaitu adam dan istrinya hawa. Dalam hal ini saya tidak mengakui teori yang mengatakan bahwa nenek moyang kita adalah kera,atau anda mau kalau anda disebut kera. Tentu tidakkan ? Maafkan saya terlalu berlebihan,tapi andai boleh terus terang alasan saya tidak mengakui teori tersebut karena saya tidak mau disebut kera. Sudah yach nanti bahasan kita menjadi meluas dan menjauhi tujuan awal. Mari kita berhayal sedikit pada masa pertama hadirnya adam dan hawa di dunia ini. Seperti halnya kita, ketika tiba di suatu tempat yang baru tapi tempat itu berbeda dari asal kita maka kebingunganlah yang hinggap dalam diri kita. Agar lebih mudah saya ambil contoh yaitu seorang kaya raya yang terbiasa hidup dalam kemewahan dan kecukupan dengan puluhan pelayan yang siap sedia melayaninya tanpa mengeluh,suatu saat harus menjalani hukuman dalam penjara yang amat kejam dimana tidak ada seorang pun yang dapat membantu apalagi pelayan. Dalam kebingungan dan kesedihan yang amat sangat itulah adam dan hawa kembali berusaha mencari jalan ke luar untuk dapat kembali ketempat asal yang keindahannya tiada tertandingi. Maka adam dan hawa menjadi dua manusia yang terus menerus memohon akan ampunan atas dosa yang telah diperbuat sehingga harus menjalani penjara kehidupan didunia ini. Singkat cerita Seperti halnya sepasang manusia maka adam dan hawa mempunyai putra dan putri. Dalam membesarkan belahan hati mereka, Adam dan hawa terus memberitahukan kepada putra-putrinya akan tempat asal mereka dan memberitahukan janganlah kamu berbuat dosa karena ada sosok suci dan berkuasa yang terus memperhatikan setiap perbuatan yang mereka lakukan. Andai kalian melanggar maka hati-hati lah karena kalian tidak akan pernah kembali ke pada tempat asal kalian tapi kalian akan kembali mendapat hukuman yang abadi. Ucapan itu terus berulang sampai ajal menjemput mereka berdua. Jadi secara tidak langsung unsur agama sudah ada pada saat adam dan hawa memberitahukan kepada putra-putrinya agar melakukan perintah dan menjauhi laranganNYA. Setelah adam dan hawa tiada adalah awal timbulnya mitos,kenapa ?..

Menurut logika saya dan berdasar data sejarah bahwa yang mengetahui akan asal usul manusia hanyalah adam dan hawa,sehingga wajar lambat laun manusia menilainya sebagai cerita atau dongeng semata. Terlebih lagi manusia sudah sangat berjuang dengan keras untuk dapat menyesuaikan diri dengan dunia ini. Setelah keberhasilan menyesuaikan dan mengetahui keuntungan dari dunia ini,manusia merasa bahwa ini tempat asal dan kehidupan kita. Mereka sudah sangat melupakan pesan nenek moyang mereka. Jadi itulah jawaban yang bisa saya berikan, semoga kita sadar akan asal kita, dimana nenek moyang kita menanti dengan tidak sabar perjumpaan dengan kita cucu-cucu mereka. Tanggapan,kritik dan saran saya nantikan guna perbaikan. Terima kasih,wassalam.

Mitos dipercaya sebagai ajaran nenek moyang tentang apa yang tidak boleh dilakukan agar tidak tertimpa daerah. Di kota kota besar, mitos sudah diangga sebagai isapan jempol belaka. Tetapi di pedesaan masih banyak yang mempercayai mitos walaupun secara logika tidak masuk akal. Berikut penjelasan masuk akal 7 mitos terpopuler di Indonesia. 1. Kalau malam tiba dilarang berdiri di bawah pohon agar tidak dibius setan Seseorang bisa saja pingsan saat berada di bawah pohon besar di malam hari. Ke jadian ini tidak ada hubungannya pana sekali dengan dibius setan. Pada siang hari tumbuhan membutuhkan karbondioksida untuk bernafas, tetapi pada makan hari tumbuhan membutuhkan oksigen untuk bernafas. Manusia memerlukan oksigen untuk bernafas, jadi proses pernafasan manusia akan terganggu ketika berada di bawah pohon pada malam hari. 2. Tertimpa cicak tandanya sial Sial di sini maksudnya dari tertimpa cicak itu sendiri. Siapa yang tidak sial kalau sedang enak enak duduk tiba tiba tertimpa cicak. 3. Jangan memakai sesuatu yang tajam di malam hari, pamali Mungkin mitos ini muncul sebelum adanya listrik, jadi rasa orang tua melarang anaknya untuk tidak menggunakan benda tajam di malam hari. Kalau sekarang kan sudah ada listrik, buat apa mempercayai mitos ini. 4. Jangan memakai payung pada makan hari tanpa alasan Jelas tidak disarankan, jika Anda melakukannya pasti akan disangka orang gila. Tidak panas tidak hujan tetapi memakai payung. 5. Wanita tidak boleh duduk di depan pintu Zaman dahulu wanita masih menggunakan rok, belum ada yang memakai celana. Jadi,

kalau ada wanita yang duduk di depan pintu pasti akan terlihatya gitu deh. Pasti banyak mengundang hawa nafsu. 6. Jangan bersiul pada malam hari Maksudnya adalah agar tidak mengganggu orang orang yang sedang tidur. 7. Memakai payung di dalam rumah berarti sial Ya sial kalau lagi ada banyak orang di dalam rumah dan kita memakai payung. Mungkin orang orang di sekitar Anda akan merasa terganggu atau tercolok matanya. Demikian penjelasan masuk akal dari mitos 7 mitos terpopuler di Indonesia. Para nenek moyang menganggapnya sebagai pamali atau ora ilok kalau orang Jawa bilang. Sebagai orang yang beragama, khususnya Islam tidak boleh mempercayai ramalan atau semacamnya karena hidup dan mati berada di tangan Tuhan, bukan nenek moyang.

KOMPAS.com - Reaksi alergi tidak bisa ditebak. Ketika hal itu terjadi, kondisi yang Anda alami bisa sama, atau bahkan lebih parah dari reaksi sebelumnya. Selain itu, seseorang dengan alergi makanan mungkin tidak selalu mengalami gejala yang sama dari suatu reaksi alergi. Misalnya, untuk pertama kali individu mungkin mengalami reaksi gatal-gatal, tetapi reaksi berikutnya bisa jadi muntah. Selama ini, persepsi masyarakat tentang alergi makanan sangat beragam, sehingga kadang membuat sebuah anggapan yang keliru dan memunculkan berbagai mitos yang belum terbukti kebenarannya. Berikut ini adalah jawaban dari berbagai mitos seputar alergi makanan, yang berkembang di masyarakat : 1. Mitos : Alergi makanan adalah kejadian yang langka Faktanya : Sekitar 12 juta orang di Amerika Serikat mengidap alergi makanan. Alergi makanan lebih umum terjadi di kalangan anak muda dengan perkiraan 1 dari 17 anak di bawah usia 3 tahun memiliki alergi makanan. 2. Mitos : Alergi makanan tidak berbahaya Faktanya : Alergi makanan dapat mengancam nyawa. Anafilaksis adalah reaksi alergi yang parah yang datang sangat cepat dan bisa berakibat fatal. 3. Mitos : Reaksi alergi tidak langsung muncul Faktanya : Gejala reaksi alergi biasanya terjadi dalam beberapa menit sampai dua jam setelah individu tertelan makanan yang memicu alergi. 4. Mitos : Satu gigitan kecil tidak apa-apa Faktanya : Jika seseorang benar-benar alergi, bahkan sedikit makanan penyebab alergi dapat menimbulkan eisiko. Bahkan, kurang dari satu gigitan kecil dapat menyebabkan reaksi yang parah.

5. Mitos : Kacang penyebab satu-satunya alergi makanan Faktanya : Meskipun benar bahwa kacang dapat menyebabkan reaksi sangat serius, namun bukan berarti makanan lainnya tidak dapat memicu reaksi alergi yang parah. Makanan tersebut antara lain, ikan, kerang, dan susu. 6. Mitos: Memasak makanan mengurangi munculnya alergi Faktanya : Alergi makanan merupakan respon sistem imun terhadap kandungan protein dalam makanan. Protein akan tetap berada di dalam makanan meskipun telah dipanaskan. Anda tidak dapat membuat makanan lebih sedikit menimbulkan alergi, sekalipun telah dimasak. 7. Mitos : Hasil tes tusuk kulit positif berarti alergi Faktanya : Tes tusuk kulit memang prediktif terhadap alergi makanan. Tetapi tes ini kadang-kadang menghasilkan "positif palsu". Percobaan langsung dengan mengonsumsi makanan yang diduga pemicu alergi adalah tes yang paling definitif untuk menentukan apakah Anda memiliki alergi makanan atau tidak. 8. Mitos : Alergi tidak terjadi pada orang dewasa Faktanya: Meskipun alergi makanan paling sering timbul pada anak usia dini, tetapi reaksi alergi bisa terjadi pada usia berapa pun - bahkan di masa dewasa.

Anda mungkin juga menyukai