Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 01

FAKULTAS TEHNIK

KONSEP MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERTUHAN

OLEH
NAMA : SAHLAN
NIM : 210203502012

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEHNIK OTOMOTIF ( S1 )
FAKULTAS TEHNIK
MAKASSAR 2021
A. Pengertian manusia menurut Al-Qur’an

Nama lain dari pada manusia menurut ilmuwan seperti yang dikutip oleh
Syahminan Zaini (1984) dalam bukunya Mengenal Manusia Lewat Al-Quran dan
Muhammad Daud Ali (1998) adalah sebagai berikut
 Linneaus mengatakan: “Manusia adalah “Homo Sapiens” = makhluk yang
berbudi (berakal);
 Raves mengatakan bahwa manusia adalah “Homo Loquen” = makhluk yang
pandai berbahasa dan menjelmakan pikiran dan perasaan dalam kata-kata yang
tersusun;
 Bergson mengatakan bahwa manusia adalah “Homo Faber” = makhluk yang
pandai membuat alat pertukangan;
 Huizinga mengatakan bahwa manusia adalah “Homo Ludens” = makhluk yang
suka main.

 Aristoteles mengatakan manusia adalah “Zoon Politicon” = makhluk sosial;

Menurut Quraisy Syihab (1996); Khaerul Umam (1986); ‘Abdul Baqi (1986)
istilah manusia menurut Al-Quran ada tiga, yaitu:
1. Menggunakan kata yang terdiri atas huruf alif, nun, dan sin semacam insan, ins, nas,
unas. Perhatikan : Q.S. ad-Dzariyat: 56.
Artinya: “Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.”
2. Menggnakan kata basyar. Perhatikan: surat Al-Kahfi: 110.
Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa." Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."

3. Menggunakan Kata
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”

Murtadha Mutahhari (dalam Hasanah, 2007) berpendapat bahwa manusia adalah


makhluk serba dimensi, yaitu:
1. secara fisik hampir sama dengan hewan, membutuhkan makan, minum, istirahat,
dan menikah supaya ia dapat hidup, tumbuh, dan berkembang.
2. manusia memiliki sejumlah emosi yang bersifat etis, yaitu ingin memperoleh
keuntungan dan menghindari kerugian.
3. manusia mempunyai perhatian terhadap keindahan.
4. manusia memiliki dorongan untuk menyembah Allah.
5. manusia memiliki kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda.
6. manusia mampu mengenal dirinya sendiri.
B. Konsep Manusia dalam Islam
Dari beberapa pengertian manusia yang dikemukakan ilmuan di atas dapat
disimpulkan bahwa manusia adalah:
 Makhluk yang diciptakan dari tanah kemudian berproses mengikuti sunnatullah
(hukum alam);
 Makhluk yang bertanggungjawab atas tugas-tugas kekhalifahannya;
 Makhluk yang mempunyai sifat-sifat ketuhanan yang terbatas;
 Makhluk yang berakal, sehingga akal manusialah yang membedakan dengan
makhluk lain.

C. Proses Kejadian Manusia


Kejadian manusia dalam pandangan Islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai
manusia pertama kata Quraisy Syihab (1996).
Kata Quraisy Syihab, Al-Quran hanya menyampaikan bahwa proses kejadian
manusia dari segi bahan penciptaannya saja sebagai berikut:
1. Bahan awal manusia adalah tanah;
2. Bahan tersebut disempurnakan;
3. Setelah proses penyempurnaannya selesai, ditiupkan kepada ruh Ilahi. Perhatikan:
Q.S. al-Hijr: 28-29:
28. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya
Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk,
29. Maka apabila Aku Telah menyempurnakan kejadiannya, dan Telah meniup kan
kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan
bersujud[796].

Q.S. Shad: 71-72: 


71. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan
menciptakan manusia dari tanah".
72. Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh
(ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya".
Al-Quran menguraikan kejadian manusia dalam dua tahap. Tahap pertama adalah
kejadian manusia dari tanah, Dan tahap kedua kejadian manusia keturunan Adam.
a. Kejadian manusia pertama
Kejadian manusia pertama, al-Quran menjelaskan sebagai berikut:
1. Allah menjadikan seorang manusia, sesudah itu baru Allah menjadikan isterinya
dari bahan yang sama. Dari kedua manusia inilah dikembang-biakkan Allah
keturunannya yang banyak, seperti firman-Nya dalam Surat an-Nisaa ayat 1: 

Artinya: "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu
sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu".

2. Penciptaan manusia pada awalnya adalah jasadnya yang dijadikan dari tanah,
seperti firman-Nya dalam Surat as-Sajadah ayat 7 dan Surat al-Hijr ayat 28:
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk".
3. Setelah jasad manusia sempurna Allah meniupkan ruh ke dalam jasadnya, seperti
firman-Nya dalam Surat al-Hijr ayat 29:
Artinya: Maka apabila Aku Telah menyempurnakan kejadiannya, dan
Telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud.
b. Kejadian manusia keturunan (dari manusia pertama).
1) Keturunan manusia ini dijadikan oleh Allah dari air mani.
2) Tentang air mani. Al-Quran menjelaskan bahwa ia dari air yang memancar.
3) Kemudian al-Quran menjelaskan, bahwa sel yang akan menjadi manusia itu di
simpan dalam suatu tempat (qaraar). Tempat ini disekitar daerah kandungan ibu.
4) Al-Quran menjelaskan pula bahwa Allah menjadikan manusia sejodoh, laki-laki
dan perempuan.
D. Eksistensi dan Martabat Manusia di Muka Bumi

Menurut ajaran Islam, manusia dibandingkan dengan makhluk lain, mempunyai


berbagai ciri, antara lain ciri utamanya menurut Muhammad Daud Ali (1998: 11-19)
adalah:
1). Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling
sempurna.
Keunikan yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dapat
dilihat pada bentuk dan struktur tubuhnya, gejala-gejala yang ditimbulkan jiwanya,
mekanisme yang terjadi pada setiap organ tubuhnya, proses pertumbuhannya melalui
tahap-tahap tertentu. Hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan
hidupnya, ketergantungannya pada sesuatu, menunjukkan adanya kekuasaan yang berada
di luar manusia itu sendiri. Manusia sebagai makhluk, karena itu seyogyanya menyadari
kelemahannya. Kelemahan manusia berupa sifat yang melekat pada dirinya disebutkan
Allah dalam Al-Quran, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Melampaui batas.
2. Memiliki sifat Zalim.
3. Memiliki sifat tergesa-gesa.
4. Memiliki sikaf pembangkan atau suka membantah.
5. Memiliki sifat kikir.
6. Ingkar dan tidak berterima kasih.
Namun untuk kepentingan dirinya sendiri manusia harus senantiasa berhubungan
dengan penciptannya, dengan sesama manusia, dengan dirinya sendiri, dan dengan alam
sekitarnya. Oleh karena itu, manusia mempunyai beberapa potensi yang perlu
dikembangkan demi memenuhikebutuhan hidupnya.
E. Tujuan dan Tugas Manusia diciptakan di Muka bumi

1) Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin dikembangkan)


beriman kepada Allah.
2) Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya.
3) Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Hal itu dinyatakan
Allah dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 30:
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."
4) Di samping akal, manusia dilengkapi dengan perasaan dan kemauan.
Dengan akal dan kehendaknya manusia akan tunduk dan patuh kepada Allah, menjadi
muslim; tetapi dengan akal dan kehendaknya juga manusia tidak dapat dipercaya,
tidak tunduk dan tidak patuh kepada kehendak Allah, bahkan mengingkari-Nya
(kafir).
5) Secara individual manusia bertanggungjawab atas segala perbauatannya. Ini
dinyatakan Tuhan dalam firman-Nya yang kini dapat dibaca dalam Alquran surat Thur
ujung ayat 21.
Terjemahnya : “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti
mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka dan Kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang
dikerjakannya.

6) Berakhlak.
Berakhlak adalah ciri utama manusia dibandingkan dengan makhluk lain. Artinya,
manusia adalah makhluk yang diberi Allah kemampuan untuk membedakan yang
baik dengan yang buruk. Dalam Islam kedudukan akhlak sangat penting, menjadi
komponen ketiga agama Islam.
F. Pentingnya Agama Bagi Manusia
Manusia tidak dapat hidup dengan selamat, tentram, damai tanpa agama.
Muhammad Daud Ali, selanjutnya ditulis Ali (2002) mengatakan bahwa agama, sangat
perlu bagi manusia terutama bagi orang yang berilmu, apapun disiplin ilmunya.
Muslimin Nurdin selanjutnya ditulis Nurdin dan kawan-kawan (1993) mengatakan
bahwa agama bagi manusia merupakan kebutuhan alamiah, kebutuhan fitriah. Berbagai
pemikiran mengenai kefitrian agama, misalnya Einstein mengatakan bahwa sifat sosial
manusialah yang pada giliirannya merupakan salah satu faktor pendorong terwujudnya
agama.
1. Agama Sumber Moral
Manusia memerlukan akhlak atau moral dalam kehidupannya agar mereka
berbeda dengan binatang. Ketika manusia membinatang maka ketika itu sangat
berbahaya terhadap lingkungannya, bahkan Alquran menyebutnya bahwa ketika
manusia berperilaku kasar, kejam, memaksakan kehendak kepada orang lain,
menzalimi orang lain adalah bintang bahkan lebih sesat daripada binatang.
Tanpa moral kehidupan manusia akan kacau balau, baik kehidupan individu
maupun kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Karena itu manusia
wajib bermoral yang baik dan terpuji. Rasulullah saw. Bersabda bahwa “Sebaik-baik
manusia ialah paling baik akhlaknya. Pepatah Arab mengatakan, yang artinya:
“Keberadaan suatu bangsa ditentukan oleh akhlak. Jika akhlak mereka lenyap, akan
klenyap pulalah bangsa itu".

2. Agama Petunjuk Kebenaran

Manusia adalah makhluk berakal, bahkan juga makhluk tukang bertanya. Apa
saja dipertanyakan oleh manusia dengan akalnya, untuk diketahui. Dari akal lahirlah
ilmu dan filsafat. Dengan ilmu dan filsafat ini makin besarlah keinginan manusia
untuk mengetahui segala sesuatu dan makin besar kemampuannya untuk itu.

3.Agama Sumber Informasi Metafisika

Telah disebutkan di muka bumi, manusia itu makhlukyang dinamis selalu


mencari, menanyakan sesuatu hal yang tidak diketahuinya . Apa saja dipertanyakan
untuk diketahui. Sehingga Arnold Toynbee, selanjutnya ditulis Toynbee memperkuat
pernyataan ini. Menurut ahli sejarah Inggris kenamaan ini, bahkan tabir rahasia alam
semesta juga ingin disingkap oleh manusia. Dalam bukunya “An historian’s
approach to religion” dia menulis, “Tidak ada satu jiwa pun akan melalui hidup ini
tanpa mendapat tantangan-rangsangan untuk memikirkan rahasia alam semesta”.

4. Agama Pembimbing Rohani Bagi Manusia

Hidup manusia di dunia yang fana ini kadang-kadang suka tetapi kadang-
kadang juga duka. Ketahuilah, dunia bukanlah surga, tetapi juga bukan neraka. Jika
dunia itu surga, tentulah hanya kegembiraan yang ada, dan jika dunia itu neraka
tentulah hanya penderitaan yang terjadi. Kenyataan menunjukkan, bahwa kehidupan
dunia adalah rangkaian dari suka dan duka yang silih berganti.

Anda mungkin juga menyukai