Bahasa Indonesia
Oleh:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakkan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Dan Dia ajarkan kepada Adam itu nama-nama (benda-benda seluruhnya), kemudian
mengemukakannya kepada Malaikat lalu berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama benda-benda itu
jika kamu memang orang-orang yang benar!" Mereka menjawab, "Maha Suci Engkau, tidak ada
yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarakan kepada kami; sungguh, Engkaulah Yang
maha Mengetahui, Maha Bijaksana."
Allah berfirman, "Hai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda itu!" Maka
setelah diberitahukan nama-nama benda itu. Allah berfirman, "Bukankah telah Ku katakan
kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan Aku mengetahui apa yang kamu
nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?" (QS. 2: 30−33)
Berdasarkan Ayat di atas Proses
Pemberolehan Bahasa menurut Al-Quran
1. Mengajarkan:
Allah itu mengajarkan Bahasa itu kepada Nabi Adam berupa nama-nama benda seluruhnya
2. Belajar :
Nabi Adam itu belajar Bahasa dari Allah berupa nama-nama benda seluruhnya
Nabi Adam itu mengajarkan atau memberitahukan Kepada malaikat berupa nama-nama
benda seluruhnya
Ahli tafsir mengatakan bahkan Adam itu diajarkan ilmu bahasa oleh Allah sampai-sampai kepada
piring kecil, penyauk air, dan lain-lain; bukan saja benda mati, tetapi juga makhluk-makhluk yang
berakal dengan jalan Allah memasukkan ke dalam kalbunya pengetahuan tentang benda-benda itu
(Al-Mahalli dan As-Suyuthi, 1996: 18).
Apa awal mulanya Bahasa?
Menurut Al-Quran Bahasa itu berasal dari nama
(nama-nama benda yang diajarkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Adam AS).
Dari sini dapat dilihat nama yang diajarkan dahulu belum bilangan atau
jumlah.
Jika benda yang dinamai itu banyak jumlahnya, lahirlah bilangan atau ilmu
matematika.
Nabi Adam tidak hanya diajarkan nama oleh Allah swt, tetapi juga bilangan, rasa,
hikmah dan sebagainya sebelum turun ke bumi.
Dengan diajarkan Allah nama-nama benda semuanya kepada Adam, ilmu benda-
benda atau bahasa ini menjadi bekal bagi Adam sebagai khalifah atau pemimpin di
muka bumi (Al-Mahalli dan As-Suyuthi, 1996: 18).
Sebelum Nabi Adam Turun ke Bumi
• Adam dan istrinya lama hidup di Surga.
• Namun, karena Nabi Adam melanggar larangan Allah Swt. di
surga, yaitu memakan buah kuldi, Nabi Adam dan Istrinya
disuruh turun ke muka bumi.
• ''Dan Kami berfirman; ''Hai Adam, diamilah oleh kamu dan
istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang
banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah
kamu dekati pohon ini (khuldi, red), yang menyebabkan kamu
termasuk orang-orang yang zalim.'' (QS, 2: 35).
Dari ayat di atas dapat dijelaskan, ketika Nabi Adam AS memakan buah
kuldi itu, hilanglah ingatannya.
Dari dua pasang anak Adam saja sudah melahirkan wajah yang berbeda.
Barangkali di sinilah lahirnya ilmu genetika karena setiap orang itu berbeda-
beda, seperti cantik, jelek, tinggi, rendah, kulit hitam, kulit putih, rambut ikal,
lurus, keriting, dan sebagainya.
Anak keturunan Adam yang lain itu menyebar atau mengembara di muka
bumi dalam waktu yang lama maka lahirlah berbagai macam suku dan
bangsa
Lahirnya Suku-suku dan Bangsa-bangsa
di Muka Bumi
Penyebaran manusia di muka bumi sudah tidak terhitung. Mereka menyebar
atau mengembara di muka bumi dengan membawa bekal bahasa tadi, seperti
mencari makanan dan ada yang bermukim serta bercocok tanam dan itu
berlangsung dalam waktu yang lama. Pada tahu 610 Masehi, manusia di
muka bumi ini sudah bersuku-suku dan berangsa-bangsa. Sebagaimana
Allah berfirman di dalam Al-Quran.
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
kenal mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa. Sungguh,
Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti (QS. Al-Hujarat: ayat 13).
Dari ayat di atas dapat dijelaskan bahwa di sinilah lahirnya suku, bahasa,
dan bangsa yang berbeda, seperti lahirnya Bangsa Amerika, India,
Afrika, Mesir, Pakistan, Cina, Nusantara (Indonesia), dan sebagainya.
Kemudian, lahirlah aneka bahasa, seperti bahasa Arab, Inggris, Ibrani,
Mandarin, India, Indonesia, Minang, dan sebagainya. Lalu, suku Quraisy,
Jawa, Batak, Minangkabau, dan sebagainya.
SEJARAH BAHASA INDONESIA
1. Lama-kelamaan anak cucu Adam itu mengembara, seperti mencari makanan. Lalu,
ada yang tiba di Nusantara atau ‘Pulau yang banyak’.
2. Mereka menetap dalam waktu yang sangat lama. Lama kelamaan mereka hidup berkelompok.
dan dipisahkan oleh lautan. Kemudian, lahirlah rumpun bahasa Austronesia atau rumpun
bahasa kepulauan.
4. Rumpun bahasa ini melahirkan bahasa Indonesia.
Peristiwa-peristiwa berkaitan dengan perkembangan dan penulisan bahasa Indonesia.
1. Sebelum masuk Islam, di Nusantara menggunakan huruf Palawa berbahasa Sanskerta.
2. Setelah masuk Islam, orang-orang Islam mengajarkan agama Islam melalui bahasa Arab
dan Arab Melayu termasuk dengan tulisan Arab Melayu.
Bukti-Bukti Perkembangan Bahasa Indonesia
Islam masuk ke Nusantara tahun 625 M. Sekitar 15 tahun setelah Rasulullah
menerima wahyu pertama dari Allah Swt. Hal ini berdasarkan dokumen Tingkok yang
menyebutkan, menjelang seperempat tahun 700 Masehi sudah ada perkampungan Arab
Muslim dalam kekuasaan kerajaan Budha Sriwijaya. Lalu, mereka melalukan akulturasi
budaya. Penggunaan Bahasa Arab dan Arab Melayu ini sebagai bahasa tulis di Nusantara
berlangsung sampai tahun 1901 M lebih kurang 12−13 Abad lamanya.
Sebagai bukti banyaknya manuskrip yang ditemukan seperti gambar di bawah ini
Seperti: bahasa Minang, Melayu, Batak, Jawa, Papua, Sulawesi, Bali, dan sebagainya.
Ketika masyarakat itu hendak interaksi sosial antarpulau dan orang yang datang dari
luar negeri, seperti berdagang dan bergaul. Mereka memakai bahasa Melayu sebagai
bahasa perantara sehingga bahasa melayu disebut sebagai lingua franca.
Ragam bahasa Melayu Riau ini yang dipakai sebagai dasar bahasa Indonesia.
Bukti-bukti keberadaan Bahasa Melayu Sebagai Bahasa
Nusantara
1. Ditemukan prasasti Kedukan Bukit di Palembang (683 M).
2. Talang Tuwo di Palembang (684 M),
3. Kota Kapur (686 M), Karang Birahi di Jambi (688 M).
4. Prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari dan berbahasa
Melayu Kuno.
Bahasa Melayu Kuno ternyata tidak hanya dipakai di masa kerajaan
Sriwijaya saja, tetapi juga di Jawa Tengah (Ganda Suli) ditemukan
prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor berangka tahun 942 M yang
juga menggunakan bahasa Melayu kuno.
Dari sana terlihat penggunaan Bahasa Melayu pada prasasti-prasasti ini
menyebar di wilayah nusantara.
Bahasa Melayu juga dipakai sebagai lingua franca untuk penyebaran
agama Islam yang terlihat jelas dari peninggalan-peninggalan kerajaan
Islam, antara lain