Sejarah Diturunkan
Nabi Dawud adalah keturunan dari Nabi Ibrahim. Ayahnya bernama Yisya. Ia anak
bungsu dari 13 bersaudara, ia berasal dari keluarga Bani Israil. Sejak kecil Dawud adalah
seorang pekerja keras dan penyayang binatang. Ia bersama kakanya sering menggiring ternak
gembalanya ke lembah-lembah yang subur.
Ketika beranjak dewasa Dawud dan dua kakaknya ikut bertempur melawan pasukan Raja
Jalut dari Filistin (Palestina) yang menjajah Bani Israil. Dalam pertempuran itu Dawud dapat
membunuh Raja Jalut. Dawud kemudian menikah dengan Mikyal, putri Raja Talut. Raja Talut
menyerahkan mahkota kerajaan kepada Dawud. Dawud ketika itu berusia 30 Tahun. Pada usia
40 Tahun Dawud diangkat menjadi nabi. Allah SWT memberinya kitab Zabur.
Karena hari sabtu adalah hari yang disucikan maka para nelayan tidak melakukan
penangkapan ikan. Dengan demikian ikan-ikan di laut bebas berenang dan terapung-apung di
permukaan laut. Para nelayan di Desa Ailat, di tepi Laut Merah tertarik untuk menangkap ikan-
ikan itu. Mereka tidak menghiraukan larangan nabi Dawud. Walaupun sudah diperingatkan oleh
Nabi Dawud, mereka tetap turun menangkap ikan di laut.
Nabi Dawud pun berdoa kepada Allah SWT. Doa itu dilakukan oleh Allah SWT, lalu
terjadilah gempa yang dahsyat dan membinasakan mereka yang membangkang. Firman Allah
dalam Al-A’raf ayat 163-165 yang artinya sebagai berikut :
Dan Tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika
mereka melanggar aturan pada hari Sabat, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang
berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu,
ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan
mereka Berlaku fasik.
Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati
kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang Amat
keras?" mereka menjawab: "Agar Kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada
Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.
Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami
selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-
orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. Yaitu kota Eliah
yang terletak di pantai laut merah antara kota Mad-yan dan bukit Thur. Menurut aturan itu
mereka tidak boleh bekerja pada hari Sabtu, karena hari Sabtu itu dikhususkan hanya untuk
beribadat. Alasan mereka itu ialah bahwa mereka telah melaksanakan perintah Allah untuk
memberi peringatan.