Anda di halaman 1dari 4

Zabur kepada Nabi Dawud as

 Sejarah Diturunkan
Nabi Dawud adalah keturunan dari Nabi Ibrahim. Ayahnya bernama Yisya. Ia anak
bungsu dari 13 bersaudara, ia berasal dari keluarga Bani Israil. Sejak kecil Dawud adalah
seorang pekerja keras dan penyayang binatang. Ia bersama kakanya sering menggiring ternak
gembalanya ke lembah-lembah yang subur.
Ketika beranjak dewasa Dawud dan dua kakaknya ikut bertempur melawan pasukan Raja
Jalut dari Filistin (Palestina) yang menjajah Bani Israil. Dalam pertempuran itu Dawud dapat
membunuh Raja Jalut. Dawud kemudian menikah dengan Mikyal, putri Raja Talut. Raja Talut
menyerahkan mahkota kerajaan kepada Dawud. Dawud ketika itu berusia 30 Tahun. Pada usia
40 Tahun Dawud diangkat menjadi nabi. Allah SWT memberinya kitab Zabur.

 Dalil – dalil mengenai Kitab Zabur


“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula)
kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan
Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. An Nisaa : 163)
“Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun
telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab yang
memberi penjelasan yang sempurna” (QS. Al Baqarah : 184)
“Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh
Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.” (QS. Al Anbiyaa : 105)
“Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan
sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami
berikan Zabur kepada Daud.” (QS. Al Israa’ : 55)
 Nama menurut Lughoh dan Istilah
Zabur berasal dari kata “Zabara” yang artinya menulis. Menurut Istilah, Zabur adalah
kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Dawud as. Kata zabur (bentuk jamaknya zubur)
berasal dari zabaraayazburu-zabr yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis.
Zabur dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmuur (jamaknya mazamir), dan dalam
bahasa Ibrani disebut mizmor (nyanyian rohani yang dianggap suci).
 Fungsi dan Tujuan Kitab Zabur
Fungsi diturunkannya kitab Zabur adalah sebagai petunjuk jalan yang lurus bagi umat
Nabi Dawud as.
Adapun tujuan diturunkannya Kitab Zabur adalah :
1.      Membawa berita gembira bahwa bumi ini dipusakai kepada hamba yang saleh.
2.      Pemberi peringatan agar tidak ada alas an bagi manusia untuk mengingkari adanya Allah.
3.      Agar manusia dapat mengambil pelajaran dari pengalaman hidup sehari-hari.
4.      Memberi peringatan agar manusia senantiasa menyembah Allah.
5.      Menyuruh manusia untuk bersyukur dan berdoa kepada Allah.
6.      Memberi peringatan, perbuatan jahat akan dibalas dengan siksa atau sengsara. Perbuatan baik
akan dibalas dengan pahala atau kebahagiaan.

 Isi Kitab Zabur


Kitab Zabur berisi kumpulan mazmur, yakni nyanyian rohani yang dianggap suci yang
berasal dari Nabi Dawud as. 150 nyanyian yang terkumpul dalam kitab ini berkisah tentang
seluruh peristiwa dan pengalaman hidup Nabi Daud as. mulai dari mengenai kejatuhannya,
dosanya, pengampunan dosanya oleh Allah, sukacita kemenangannya atas musuh Allah,
kemuliaan Tuhan, sampai kemuliaan Mesias yang akan datang. Jadi kitab ini sama sekali tidak
mengandung hukum-hukum atau syariat (peraturan agama), karena Nabi Dawud as.
diperintahkan oleh Allah SWT mengikuti peraturan yang dibawa oleh Nabi Musa as.
Secara garis besarnya, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as. terdiri
dari lima macam:
1. Ratapan dan doa individu
2. Ratapan-ratapan jamaah
3. Nyanyian untuk raja
4. Nyanyian liturgy kebaktian untuk memuji Tuhan
5. Nyanyian perorangan sebagai rasa syukur

Nyanyian pujian dalam Kitab Zabur antara lain, Mazmur:146


1. Besarkanlah olehmu akan Allah. Hai Jiwaku pujilah Allah.
2. Maka aku akah memuji Allah seumur hidupku, dan aku akan nyanyi pujian-pujian kepada
Tuhanku selama aku ada.
3. Janganlah kamu percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai
pertolongan.
4. Maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah
segala daya upayanya.
5. Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’qub sebagai penolongnya dan yang menaruh
harap kepada Tuhan Allah.
6. Yang menjadikan langit, bumi dan laut serta segala isinya, dan yang menaruh setia sampai
selamanya.
7. Yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan orang yang lapar. Bahwa Allah
membuka rantai orang yang terpenjara.
8. Dan Allah membukakan mata orang buta, Allah menegakkan orang yang tertunduk, dan Allah
mengasihi orang yang benar.
9. Bahwa Allah akan berkerajaan kelak sampai selamaalamanya dan Tuhanmu, hai Zion! Zaman
berzaman. Besarkanlah Allah olehmu.
 Umat Nabi Dawud as
Nabi Dawud diutus Allah kepada umat atau Bani Israil. Sebelumnya, banyak pelajaran
Nabi Musa yang harus ditaati oleh Bani Israil. Salah satunya adalah larangan melakukan
kegiatan duniawi pada hari Sabat (Sabtu). Nabi Dawud mempertahankan larangan itu bagi
seluruh Bani Israil. Nabi Dawud meminta agar bangsa Bani Israil menyucikan hari Sabtu.

Karena hari sabtu adalah hari yang disucikan maka para nelayan tidak melakukan
penangkapan ikan. Dengan demikian ikan-ikan di laut bebas berenang dan terapung-apung di
permukaan laut. Para nelayan di Desa Ailat, di tepi Laut Merah tertarik untuk menangkap ikan-
ikan itu. Mereka tidak menghiraukan larangan nabi Dawud. Walaupun sudah diperingatkan oleh
Nabi Dawud, mereka tetap turun menangkap ikan di laut.
Nabi Dawud pun berdoa kepada Allah SWT. Doa itu dilakukan oleh Allah SWT, lalu
terjadilah gempa yang dahsyat dan membinasakan mereka yang membangkang. Firman Allah
dalam Al-A’raf ayat 163-165 yang artinya sebagai berikut :
Dan Tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika
mereka melanggar aturan pada hari Sabat, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang
berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu,
ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan
mereka Berlaku fasik.
Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati
kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang Amat
keras?" mereka menjawab: "Agar Kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada
Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.
Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami
selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-
orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. Yaitu kota Eliah
yang terletak di pantai laut merah antara kota Mad-yan dan bukit Thur. Menurut aturan itu
mereka tidak boleh bekerja pada hari Sabtu, karena hari Sabtu itu dikhususkan hanya untuk
beribadat. Alasan mereka itu ialah bahwa mereka telah melaksanakan perintah Allah untuk
memberi peringatan.

Anda mungkin juga menyukai