Anda di halaman 1dari 6

Salah satu rukun iman yang wajib diyakini dalam Islam adalah beriman kepada kitab-kitab Allah

SWT. Terdapat 4 kitab yang wajib diimani, salah satunya Kitab Zabur.

Perintah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT tertuang dalam QS. An-Nisa ayat 136. Allah SWT
berfirman sebagai berikut:

‫ﻧﺰ َل ِﻣﻦ َﻗ ْﺒ ُﻞ ۚ َو َﻣﻦ ﻳَ ﻜْ ُﻔ ْﺮ ِﺑﭑ ِ َو َﻣ ٰﻠَ ِﺌﻜ َ ِﺘ ِﻪۦ‬ ۟ ‫اﻣﻨ‬


َ ‫ُﻮا ِﺑﭑ ِ َو َر ُﺳﻮ ِﻟ ِﻪۦ َو ْٱﻟ ِﻜ ٰ َﺘ ِﺐ ٱﻟ ِﺬى َﻧﺰ َل ﻋَ ﻠَ ٰﻰ َر ُﺳﻮ ِﻟ ِﻪۦ َو ْٱﻟ ِﻜ ٰ َﺘ ِﺐ ٱﻟ ِﺬ ٓى‬ ِ ‫اﻣﻨ ُٓﻮ ۟ا َء‬ َ ‫ٰ َٓﻳ ﻳﻬَ ﺎ ٱﻟ ِﺬ‬
َ ‫ﻳﻦ َء‬
‫اﺧ ِﺮ َﻓ َﻘﺪْ َﺿﻞ َﺿ ٰﻠَ ۢ ًﻼ ﺑ َِﻌﻴﺪً ا‬ ِ ‫ٱل َء‬ ْ ‫َوﻛُﺘُ ِﺒ ِﻪۦ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪۦ َو ْٱﻟ َﻴ ْﻮ ِم‬

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan
hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya." (QS. An-Nisa: 136).

kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS. Nabi Daud AS adalah nabi dari kalangan Bani Israil,
dari Sibith Yahuda. Ia merupakan keturunan ke-13 Nabi Ibrahim AS dan hidup pada masa Raja
Talut yang beriman dan Raja Jalut yang kafir.

Nabi Daud AS adalah nabi yang amat taat kepada Allah SWT. Semasa hidupnya ia gemar
berpuasa dan bertasbih kepada Allah SWT. Bahkan, ia dikaruniai suara yang merdu. Saat ia
bertasbih dengan suara indahnya itu, gunung dan burung ikut bertasbih bersamanya.

Diceritakan pada suatu ketika Allah SWT memberikan kerajaan dan ilmu pengetahuan kepada
Nabi Daud AS. Sepeninggalan Raja Talut, Nabi Daud AS diangkat menjadi raja. Setelah itu, Allah
SWT mengangkatnya menjadi rasul dan memberikan salah satu karunia-Nya, kitab Zabur.

Turunnya Kitab Zabur dijelaskan dalam Al Quran Surat Al Isra ayat 55 sebagai berikut:

ُ َ‫ۦن ﻋَ ﻠَ ٰﻰ ﺑَﻌْ ٍﺾ ۖ َو َءا َﺗ ْﻴﻨَﺎ د‬


‫اوۥدَ َزﺑُﻮ ًرا‬ ِ ‫َو َرﺑ َﻚ ﻋْ ﻠَ ُﻢ ِﺑ َﻤﻦ ِﻓﻰ ٱﻟﺴ ٰ َﻤ ٰ َﻮ ِت َو ْٱﻻ ْر ِض ۗ َوﻟَ َﻘﺪْ َﻓﻀ ْﻠﻨَﺎ ﺑَﻌْ َﺾ‬
َ ‫ٱﻟﻨﺒﻲ‬

Artinya: "Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan
sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami
berikan Zabur kepada Daud." (QS. Al Isra: 55).

Kitab Zabur diturunkan pada abad 10 SM di Tanah Kanaan. Pada saat itu Nabi Daud AS tengah
bertahta sebagai Raja Bani Israil.

Kitab Zabur ditulis dalam bahasa Qibti. Kitab ini berisikan 150 nyanyian rohani (dalam bahasa
Arab disebut mazmur) dari Nabi Daud AS. Secara garis besar Zabur berisi pengalaman yang
terjadi pada Nabi Daud AS. Di antaranya pengakuan dosa dan pengampunan dari Allah SWT,
kemenangan atas musuh, dan kemuliaan-kemuliaan.

Terdapat lima jenis nyanyian dalam kitab Zabur, antara lain liturgi kebaktian dalam memuji Allah
SWT, nyanyian individu sebagai ucapan syukur, ratapan jamaah, ratapan dan doa individu, dan
nyanyian untuk raja.

Kitab Zabur itulah yang kemudian menjadi salah satu mukjizat Nabi Daud AS.
dibaca normal 5 menit

Home   

Pendidikan

Sejarah Kitab Zabur: Nabi Penerima, Makna dan Isi Pokok Ajarannya

Kontributor: Ilham Choirul Anwar


tirto.id - 25 Aug 2022 10:40 WIB

View non-AMP version at tirto.id


Sejarah Kitab Zabur yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Daud AS sekitar abad 10 SM untuk
Bani Israel.

   

tirto.id - Sejarah Kitab Zabur penting untuk dipelajari untuk semakin menguatkan Rukun Iman
ketiga dalam Islam yaitu mengimani kitab-kitab Allah. Allah telah memberikan kitab suci kepada
para rasul-Nya. Salah satunya adalah Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud untuk Bani
Israel.

Berdasarkan urutan turun serta para rasul yang menerimanya, secara lengkap kitab-kitab yang
diturunkan oleh Allah dan termasuk Rukun Iman bagi umat Islam tersebut terdiri dari:

Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS pada abad 12 sebelum masehi (SM) bagi Bani Israel.

Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS sekitar abad 10 SM untuk Bani Israel.

Injil diturunkan melalui Nabi Isa AS pada abad 1 Masehi bagi kaum Bani Israel.

Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW selaku nabi terakhir dan diperuntukkan bagi
seluruh umat manusia sampai akhir zaman.

Mengenal Kitab Zabur

Kitab Zabur diamanahkan Allah kepada Nabi Daud untuk menjadi pedoman hidup bagi bangsa
Bani Israel.
Kitab ini diturunkan setelah kitab Taurat yang diberikan pada Nabi Musa. Zabur ditulis
menggunakan bahasa Qibti.

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Kemdikbud 2014), keterangan
mengenai turunnya kitab Zabur pada Nabi Daud telah disinggung Allah melalui firmannya pada
surah Al Isra ayat 55 dan surah Annisa ayat 163.

Selain itu, keterangan tentang Zabur ditemukan pula pada surah Ali Imran ayat 184, Al Anbiyaa'
ayat 105, dan Saba' ayat 10.

“Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami telah
memberikan kelebihan kepada sebagian Nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan
Zabur kepada Dawud.“ (QS. Al-Isra: 55)

"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula)
kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman.
Dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (QS Annisa: 163)

Sebagian ulama menyamakan kitab Zabur dengan sebutan Mazmur. Kata "zabur" sama dengan
kata dalam bahasa ibrani "zamir", yang bermakna lagu atau musik.

Kitab Zabur memiliki muatan isi berupa zikir, pengajaran, dan hikmah. Kitab ini menjadi petunjuk
atau wahyu Allah untuk diturunkan bagi umat Bani Israel.

Dilansir laman NU, dalam Zabur tidak terdapat hukum-hukum syariat karena Nabi Daud
diperintahkan mengikuti syariat yang dibawa Nabi Musa.

Dalam Zabur terdapat 150 nyanyian (mazmur) yang dilagukan oleh Nabi Daud. Nyanyian itu
mengungkapkan pengalaman selama hidupnya.

Misalnya yaitu pengakuan dosa, kisah kejatuhannya, pengampunan dosa, sukacita terhadap
kemenangan menghadapi musuh Allah, kemuliaan Allah seperti dinyatakan alam, hukuman Allah,
hingga kemuliaan Messiah yang akan datang yakni kehadiran nabi Muhammad.

Menurut situs Sumber Belajar Kemdikbud, Nabi Daud diberikan kemudahan Allah untuk
menguasai isi kitab Zabur dan mendakwahkannya.

Bahkan, Nabi Daud sering menyelesaikan bacaan dalam Zabur tatkala mempersiapkan pelana
kuda. Kisah ini diceritakan Nabi Muhammad dalam sabdanya:

"Pembacaan Zabur dimudahkan bagi Daud. Dia sering mengarahkan agar binatang
tunggangannya diletakkan pelana, dan mampu menghabiskan bacaan Zabur sebelum pelana
siap diletakkan. Dan dia tidak akan makan selain hasil dari kerjanya sendiri. Barakallah." (HR
Bukhari).

Baca juga: Sejarah Kitab Taurat: Nabi Penerima, Makna, & Isi Pokok Ajarannya
Sejarah Kitab Zabur

Turunnya kitab Zabur terjadi setelah Nabi Daud mampu membunuh Jalut. Jalut (Goliath) adalah
pria sombong yang tidak mengimani Allah.

Dia menjadi pimpinan pasukan Palestina saat itu. Daud yang usianya masih muda, suatu kali ikut
dalam barisan tentara Bani Israel untuk melawan pasukan pimpinan Jalut.

Ketika masih muda, Daud menyertai tentara Bani Israil di bawah pimpinan Raja Thalut melawan
pasukan bangsa Palestina yang dipimpin Jalut (Goliath).

Laman P2K Universitas Muhammadiyah Surabaya menerangkan, Daud berhasil membunuh


Jalut. Dia pun dielukan setelah itu sebagai pahlawan perang. Sepeninggal Raja Thalut, Daud pun
diangkat sebagai pengganti raja.

Suatu hari Daud mengasingkan diri sekaligus bertaubat pada Allah. Dalam pengasingannya,
Daud memperbanyak lisannya untuk memuliakan Allah dengan bertasbih.

Lalu, dia diangkat sebagai nabi dan diturunkan padanya kitab Zabur dari Allah.saat memuliakan
Allah dengan bertasbih.

Peristiwa ini diterangkan dalam surah Al Baqarah ayat 250-251). Allah berfirman:

"Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya)
berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian
kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." Mereka (tentara Thalut) mengalahkan
tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian
Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut)
dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak
(keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi
Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. " (QS. Al-Baqarah: 250-251).

Hikmah Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT

Memberikan petunjuk kepada manusia mana yang benar dan mana yang salah.

Pedoman agar manusia tidak berselisih dalam menentukan kebenaran.

Memberikan informasi sejarah kehidupan orang-orang terdahulu. Hal ini bisa menjadi pelajaran
hidup yang berharga bagi umat manusia saat ini.

Manusia yang beriman akan dapat mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk, karena di dalam kitab dijelaskan tentang perilaku yang baik dan buruk.

Mensyukuri segala anugerah dan nikmat Allah SWT, termasuk pemberian petunjuk yang benar
melalui kitab-kitab-Nya.
Memiliki sikap toleransi yang tinggi karena kitab-kitab Allah SWT memberikan penjelasan
tentang penanaman sikap toleransi, saling menghormati, dan menghargai orang lain bahkan
pemeluk agama lain.

Anda mungkin juga menyukai