Anda di halaman 1dari 4

Nabi Daud AS merupakan nabi pertama yang mendapatkan kitab suci bernama Zabur.

Kata zabur berasal


dari kata verbal, zabara-yazburu-zabr, yang berarti menulis. Jadi, Zabur menurut arti asalnya, berarti
kitab yang tertulis dengan bentuk jamaknya zubur. Alquran banyak berkisah mengenai Zabur.

Dalam Alquran kata Zabur dalam bentuk jamak zubur disebutkan pada sembilan ayat, yaitu surah asy-
Syu‘ara’ ayat 196, surah Ali Imran ayat 184, surah an-Nahl ayat 44, Fatir ayat 25, al-Qamar ayat 43 dan
52, al-Isra’ ayat 55, an-Nisa’ ayat 163, dan surah al-Anbiya’ ayat 105.

Dalam bentuk mufrad (tunggal) Zabur disebutkan pada tiga ayat dalam Alquran, yaitu surah al-Isra’ ayat
55, surah an-Nisa’ ayat 163, dan surah al-Anbiya’ ayat 105. Ayat ini menunjukkan bahwa Zabur
merupakan kitab yang khusus diberikan kepada Nabi Daud AS.

Alquran dan terjemahannya yang dikeluarkan Departemen Agama menerjemahkan kata zabur dalam
surah al-Anbiya’ ayat 105 dengan seluruh kitab yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi- Nya.
Terjemahan ini tidak mengkhususkan Zabur kepada Nabi Daud AS saja. Arti dan penjelasan ini diberikan
karena pada surah al- Anbiya’ ayat 105 ini kata zabur tidak dihubungkan dengan Nabi Daud AS.

Berbeda dengan surah al- Isra’ ayat 55 dan surahan-Nisa’ ayat 163 yang menghubungkan Zabur dengan
Nabi Daud AS. Dalam bentuk jamak zubur, menurut Alquran, merupakan nama umum bagi semua kitab
suci yang diwahyukan kepada nabi-nabi terdahulu (QS asy-Syu’ra’ [26]: 196, QS Ali Imran [3]: 184, QS an-
Nahl [16]: 44, QS Fathir [35]: 25, dan QS al-Qamar [54]: 43). Sedangkan dalam surah al-Qamar ayat 52,
kata zubur diartikan dengan kitab-kitab perbuatan manusia, yakni buku- buku catatan yang ada di
tangan malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.

Zabur dengan arti kitab yang diwahyukan kepada Nabi Daud AS juga disebut dalam bahasa Arab dengan
mazmur dan jamaknya mazamir. Menurut Shorter Encyclopaedia of Islam, mazmur dalam bahasa Ibrani
disebut mizmor, dalam bahasa Suriani disebut mazmor, dan pada bahasa Ethopia disebut mazmur.

Jadi, sebenarnya Zabur Nabi Daud AS dengan definisi tersebut menerangkan bahwa kitab suci ini
sebenarnya merupakan kumpulan mazmur, yakni nyanyian rohani yang dianggap suci (Psalms dalam
bahasa Inggris) yang berasal dari Nabi Daud AS.

Zabur berisi 150 nyanyian (mazmur) yang disenandungkan Nabi Daud AS dengan mengungkapkan
semua pengalaman yang dialaminya pada masa hidupnya. Pengalaman tersebut, seperti pengakuan
dosanya, kisah kejatuhannya, pengampunan dosanya oleh Allah, sukacitanya tentang kemenangannya
atas musuh Allah, kemuliaan Allah seperti dinyatakan oleh alam dan hukuman Allah, dan kemuliaan
Messiah (Nabi Muhammad) yang akan datang.

Zabur yang merupakan mazmur berisi lima tipe nyanyian, yaitu, nyanyian liturgi kebaktian untuk memuji
Allah, nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur, ratapan- ratapan jamaah, ratapan dan doa individu,
serta nyanyian untuk raja.

Ada pendapat mengatakan, tidak semua mazmur dalam Perjanjian Lama merupakan Zabur Nabi Daud
AS. Dari 150 nyanyian kudus yang kini masuk bagian Perjanjian Lama diperkirakan 73 saja, di antaranya
dinisbahkan (berasal) dari Nabi Daud AS.

Tentang penetapan Zabur bahwa Allah akan mewariskan bumi kepada manusia yang saleh, seperti
dinyatakan oleh Alquran, dapat dilihat bukti penetapan itu dalam Mazmur Daud pada Perjanjian Lama.
Alquran mengatakan, “Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh
Mahfuz bahwasanya bumi ini dipusakai oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.” (QS al-Anbiya’ [21]: 105).

Sebutan Lauh Mahfuz ternyata juga tercantum di dalam Zabur sebagaimana dikisahkan dalam Alquran.
Lauh Mahfudz, menurut Zabur, adalah catatan tentang ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT.
Sedangkan pernyataan Alquran tentang bumi yang dipusakai oleh orang-orang yang saleh, hal ini juga
ternyata terdapat dalam Zabur.
Dalam Perjanjian Lama, Mazmur 25:12-13, disebutkan, “Siapakah orang yang takut kepada Tuhan,
Kepadanya Tuhan menunjukkan ja lan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetapkan dalam
kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi.”

Ayat ini menjadi satu referensi bahwa tidak ada perbedaan akidah dan tauhid antara Nabi Daud AS
hingga Nabi Muhammad SAW. Umat mereka sama-sama disebut sebagai orang-orang saleh dan
dipusakai untuk menjadi khalifah di muka bumi. Baik orang-orang saleh pada zaman terdahulu seperti
umat Nabi Daud AS hingga orang-orang saleh masa kini yang menjadi umat Nabi Muhammad SAW.

Baik dalam kitab Zabur maupun Alquran, keduanya menyebutkan bahwa bumi beserta isinya diwariskan
kepada orang saleh, yakni mereka yang beriman kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukannya
dengan sesuatu apa pun

Perbedaan kitab suci al qur'an , injil , taurat , dan zabur


1) jika taurat, zabur dan injil diturunkan untuk satu kaum dan berlaku hanya pada saat Rosul pembawa
kitab itu masih hidup, (musa, daud dan isa), maka al-qur'an diturunkan untuk semua kaum dan berlaku
sampai ahir zaman

2) kemurnian kitab" terdahulu, taurat, zabur dan injil tidak dijaga oleh Allah, sehingga perubahan" isi
oleh tangan manusia banyak terjadi, sedangkan Al-Qur'an kemurniannya dijaga langsung oleh allah,
sehingga sampai detik inipun kemurnian Al-Qur'an tidak diragukan, sebagaimana firman

3) kitab" terdahulu tidak terpelihara dari kebathilan, sedangkan al-Qur'an terpelihara dari kebathilan,
sebagaimana firman Allah dalam surat fusshilat ayat 42

4) jika kitab" terdahulu masuk kesuatu wilayah dan ditulis dengan bahasa diwilayah tersebut, bahasa asli
tidak ditulis, sedangkan al-qur'an jika masuk ke suatu wilayah misalkan ke indonesia, bahasa asli al-
qur'an yaitu bahasa arab masih tetap ada, disampingnya kita terjemahkan

Inilah beberapa petikan isi Kitab Zabur:


Syair ke-115

Kemuliaan hanya bagi Allah

Bukan kami, ya Allah, bukan kami,

melainkan nama-Mulah yang patut dimuliakan,

karena kasih abadi-Mu dan kesetiaan-Mu.

Syair ke-100

Pujilah Allah dalam Bait-Nya *)

Ketahuilah bahwa Allah adalah Tuhan.

Dialah yang menjadikan kita, dan kita adalah milik-Nya.

Kita adalah umat-Nya, kawanan domba yang digembalakan-Nya.

Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan ucapan syukur,

masuk ke pelataran-Nya dengan puji-pujian.

Mengucap syukur kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!


Syair ke-84

Rindu pada Bait Allah

Ya Allah, Tuhan semesta alam, dengarkanlah kiranya doaku.

Indahkanlah, ya Tuhan yang disembah bani Yakub!

Pandanglah perisai kami, ya Allah,

perhatikanlah wajah orang yang Kau lantik.

Karena satu hari di pelataran-Mu lebih baik

dari pada seribu hari di tempat lain.

Aku lebih suka menjadi penunggu pintu Bait Tuhanku

daripada tinggal di rumah-rumah kefasikan.

Karena Allah, Tuhanku, adalah matahari dan perisai.

Allah mengaruniakan anugerah dan kemuliaan

Syair ke-8

Manusia hina sebagai makhluk mulia

Ya Allah, ya Rabbana,

betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi!

Keagungan-Mu Kau tempatkan melebihi langit.

Dari mulut bayi dan kanak-kanak yang menyusu pun.

Kau letakkan dasar kekuatan karena lawan-lawanmu,

untuk membungkam musuh dan pendendam.

Syair ke-128

Berkah atas rumah tangga

Berbahagialah setiap orang yang bertakwa kepada Allah,

dan yang hidup menurut jalan-jalan-Nya.

Engkau akan memakan hasil jerih lelah tanganmu,

engkau akan berbahagia, dan keadaanmu akan baik.

Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur yang

berbuah lebat

di dalam rumahmu.

Anda mungkin juga menyukai