Anda di halaman 1dari 130

1.

AL QURAN DAN ILMU PENGETAHUAN

Al Quran sebagai Landasan Ilmu Pengetahuan


1. Wahyu yang pertama kali diturunkan oleh Allah memberikan kunci di dalam memahami ilmu
pengetahuan dengan cara iqra'(membaca) dan bil qalam (dengan tulisan). Hal ini tercermin di
dalam Surat Al-'Alaq/96: 1 -5.
             
          

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,Dia Telah menciptakan manusia
dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam,Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(Al-Alaq
96:1-5)

Bahkan perintah untuk membaca diulangi sampai dua kali. Teknik membaca dan menulis tidak
dijelaskan secara rinci, akan tetapi prinsip di dalam mendalami ilmu pengetahuan selalu
ditekankan agar senantiasa mengaitkan dengan Allah sebagai Khalik (pencipta).

2. Di dalam AlQur'an banyak sekali ayat-ayat yang memerintahkan untuk memperhatikan/meneliti


berbagai ciptaan Allah, diantaranya sebagai berikut:
a. Perintah untuk rnemperhatikan, meneliti segala yang ada di langit dan di bumi, termasuk
berbagai manfaat yang dapat diperoreh dari aktivitas peneritian tersebut.

             
 

“Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman".(Yunus/10:101)

           
          
          

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(Ali Imran/3:190-
191)

b. Perintah untuk meneliti berbagai aspek tentang air yang kita minum (misalnya mengenai asal,
fungsi, kaitan dengan kehidupan, dll.).
          
 
“Maka Terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.Kamukah yang menurunkannya
atau kamikah yang menurunkannya?”
(Al-Waaqi'ah/56 :68-69)

1
c. Perintah untuk meneliti mengenai berbagai aspek tentang api/energi.
          

“Maka Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan
kayu).Kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang menjadikannya?”(Al-
Waaqi'ah/56:71-72)

d. Perintah untuk meneliti berbagai aspek yang berkaitan dengan apa-apa yang kita tanam.
         
“Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.Kamukah yang menumbuhkannya atau
kamikah yang menumbuhkannya?”(Al-Waaq i'ah/56:63-64)

e. Perintah untuk meneliti seeara mendalam (tidak hanya berdasarkan sangkaan) tentang berbagai
aspek dalam kehidupan. Teori geosentris menyatakan bahwa matahari bergerak mengitari bumi,
sedangkan bumi tidak bergerak (diam). Teori ini dikemukakan oleh Rolomeus dan diyakini
kebenarannya dalam kurun waktu yang cukup lama. Tetapi pada kenyataannya teori tersebut tidak
benar, karena bumilah yang berputar mengelilingi matahari, di samping berotasi pada porosnya.
Hal ini digambarkan oleh ayat berikut, yang menyatakan bahwa gunung-gunung sebenarnya
bergerak (bergeser). Dan gunung juga bergerak karena pergerakan bumi, yang diumpakan dengan
awan yang digerakkan oleh angin. Tumbangnya teori geosentris sebenamya bukan oleh Copemicus
dengan teori heliosentrisnya yang diyakini benar, akan tetapi oleh sarjana Muslim Mesir yang
bernama lduddin Abdurrahman bin Ahmad. Beliau telah mengungkap Surat An-Nam/27:88,seratus
tahun sebelum teori heliosentris Copernicus diungkapkan.
             
      
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan
sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap
sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(An-Naml/27:88)

f. Perintah untuk meneliti dan mengambil hikmah dari berbagai fenomena di alam.

           
         
“Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu. Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang mukmin.(Al
Ankabut/29:43-44)

            
       
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah
bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar.
Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Fushshilat
4 1 :53)

g. Bila perintah mencari ilmu secara haq diabaikan, maka akan timbul generasi yang dapat
mengakibatkan berbagai dampak negatif dalam kehidupan.

2
           
    
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi,
supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).”(Ar-Ruum/30:41)

3. Ayat-ayat di dalam Al-Quian yang melandasi akhlak dalam mencari ilmu dan karakter ilmuwan
muslim(ulil albab) adalah sebagai berikut:
a. Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi kaum muslimin yang senantiasa dilandasi dengan
keikhlasan.
         
“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam." (Al-An'aam/6:162)

b. Ulama adalah hamba-hamba Allah yang paling takut kepada-Nya dan tercermin di dalam
seluruh aktivitas hidupnya.
           
       
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang
ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada
Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun.”(Faathir/35:28)

         
“Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil
mengetahuinya?”(Asy Syuaraa/26:197)

c. Perintah Allah agar memakmurkan bumi(tidak mengeksploitasi) dalam rangka untuk


kemaslahatan ummat.

                
           
  
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. dia Telah menciptakan kamu
dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, Karena itu mohonlah ampunan-Nya,
Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)." (Huud/11:61 )

d. Perintah Allah untuk bei'sungguh-sungguh dalam mencari ilmu.

           
           
           
              

“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat
yang muhkamaat[183], Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat)
mutasyaabihaat[184]. adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka
mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan
3
fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan
Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang
mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” (Ali lmran/3:7)

             
“Dan (Ingatlah) ketika Musa Berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti (berjalan)
sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau Aku akan berjalan sampai bertahun-tahun".
(Al Kahfi/ 18:60)

e. Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu.


           
            
       
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Al Mujadilah/58:11)

f. Perintah Allah untuk menjadi pewaris Kitabullah dan mengembangkan sunnah Rasulullah sAW.
          
            
“Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba
kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada
yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan
izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang amat besar”(Al Faathir/35:32)

g. ulil albab merupakan hamba Allah yang kritis dan mampu mendengarkan berbagai pendapat
secara arif' menimbang dan mengikuti pendapat yang paling baik (sesuai dengan ketentuan Allah).

          


    
Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. mereka Itulah
orang-orang yang Telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai
akal.(AzZumar/39:18)
h. Ulil albab merupakan hamba Allah yang menyadari akan kewajibannya untuk menyampaikan
ilmunya dan mempraktekkan ditengah masyarakat dengan landasan Tauhid.
          
  
“(Al Quran) Ini adalah penjelasan yang Sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi
peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya dia adalah Tuhan yang
Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” (lbrahim/14:52)

i. Perintah untuk bersabar dalam mencari ilmu.

          
“Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati Aku sebagai orang yang sabar, dan Aku tidak
akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun.”(Al Kahfi/18:69)

j. Perintah untuk tidak mengikuti setiap aktivitas tanpa memahami ilmunya.


4
              
  

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya.”(Al lsra/17 :36)

k. Ulil albab merupakan hamba Allah yang dapat dengan jelas membedakan yang haq dan yang
bathil.
            
   
“Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu
menarik hatimu, Maka bertakwalah kepada Allah Hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat
keberuntungan."(Al Maidah/5 : 100)

l. Ulil albab merupakan hamba Allah yang secan kontinyu melaksanakan sholat malam.
            
            

“(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran”.(Az- Zumar/39:9)

m. Perintah untuk senantiasa berdoa dalam setiap kegiatan mencari ilmu.

      


“(Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah Aku ke dalam
golongan orang-orang yang saleh,”(Asy- Syu'a ra a/26 : 83)

5
Ulama dan Ilmu Pengetahuan
             
           
          
      
“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan
dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu
ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam
pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang
ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada
Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun.”(Al Fathiir/35:27-28)
         
“Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil
mengetahuinya?” (Asy-Syuara/26:197).

              
         
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(Al
Alaq/96:1-5)

           
          
          

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali Imran/190-
191)

           
           
           
             
         
“ Maka kami Telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat);
dan kepada masing-masing mereka Telah kami berikan hikmah dan ilmu dan Telah kami
tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. dan kamilah
yang melakukannya. Dan Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna
memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah). Dan
(telah kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus
dengan perintahnya ke negeri yang kami Telah memberkatinya. dan adalah kami Maha
mengetahui segala sesuatu.Dan kami Telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan
syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain
6
daripada itu, dan adalah kami memelihara mereka itu, (Al-Anbiyaa/21:79-82).

              
    
“Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa
membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah: "Ya
Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."(Thaaha/20:114)

      

“(Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah Aku ke dalam
golongan orang-orang yang saleh.”(Asy-Syuara'126.83).

           
          
 
“Maka dia tersenyum dengan tertawa Karena (mendengar) perkataan semut itu. dan dia berdoa:
"Ya Tuhanku berilah Aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang Telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh
yang Engkau ridhai; dan masukkanlah Aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-
hamba-Mu yang saleh".(AnNaml/27 :19).

             
         

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi
dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”(At Taubah/9:122)

            
            
          
         
“ Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala
macam tumbuh-tumbuhan Maka kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang
korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan
pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.(Al-An'am/6:99).
           
         
“Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu. Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang mukmin.(Al
Ankabut/29:43-44)
         
“Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.Kamukah yang menumbuhkannya atau
kamikah yang menumbuhkannya?”(Al-Waqi' ah/56:63 -64).
7
          
 
“Maka Terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.Kamukah yang menurunkannya
atau kamikah yang menurunkannya?”(Al-Waqi'ah/56:68-69).

          

“Maka Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan
kayu).Kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang menjadikannya?”(Al
Waqi’ah/56:71-72)

             
 
“Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman"(Yunus/10:101).

           
            
       
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujadilah/58:11)

8
Tadabur Alam

              
         

“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia
dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam,Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.(Al
Alaq/96:1-5)

             
 
“Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".
(Yunus/10:101)

           
         
“Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu. Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang mukmin.”(Al
Ankabut/29:43-44)

            
            
          
         
“Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala
macam tumbuh-tumbuhan Maka kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang
korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan
pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”.(Al An’am/6:99)

             
           
          
      
“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan
dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu
ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak
9
ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di
antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.” (Fathiir/35:27-28)

         
“Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.Kamukah yang menumbuhkannya atau
kamikah yang menumbuhkannya?”(Al Waqi’ah/56:63-64)

           
          
          
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali Imran/3:190-191)

                 
  
“Dan Mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "maasyaallaah, laa
quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua Ini terwujud, tiada kekuatan kecuali
dengan pertolongan Allah). sekiranya kamu anggap Aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan
keturunan.” (Al Kahfi//18:39)
             
            
  
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,Pohon itu
memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-
perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.(Ibrahim/14:24-25)

"Sesungguhnya Rabb-mu mempunyai hak atasmu, dirimu (badan dan jiwamu) juga punya hak
atasmu,dan keluargamu (istri dan anakmu) juga punya hak atasmu. Karena itu berikanlah kepada
setiap yang punya hak akan haknya." (HR Bukhari).

'Demi Allah yang diriku di tangan-Nya, seandainya kamu selalu berada dalam kondisi seperti
ketika berada di sampingku dan selalu ingat kepada Allah, niscaya kamu akan selalu disertai oleh
malaikat baik di tempat tidur maupun di jalan-jalan, Akan tetapi, wahai Hanzhalah, sekali-sekali
(lakukanlah refreshing).'perkataan terakhir ini beliau ucapkan tiga kati. (HR Muslim).

"Maukah aku tuniukkan kepadamu sebaik-baik manusia?" Para sahabat menjawab, "Mau, wahai
Rasulullah." Beliau bersabda, "Yaitu orang yang apabila kamu memandangnya, maka akan
menjadikan kamu ingat kepada Allah Aza wa Jalla."(HR Ibnu Majah).

10
Mengambil Hikmah Kisah Fir’aun

            
  
“Maka pada hari Ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari
tanda-tanda kekuasaan kami.” (Yunus/10:92)

            
             
“Hai kaumku, bagaimanakah kamu, Aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu
menyeru Aku ke neraka? (Kenapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan
mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal Aku menyeru kamu (beriman)
kepada yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?” (Al Mu’min/40:21-22)

             
                
       
“Sesungguhnya sebelum mereka Telah kami uji kaum Fir'aun dan Telah datang kepada mereka
seorang Rasul yang mulia, (dengan berkata): "Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani
Israil yang kamu perbudak). Sesungguhnya Aku adalah utusan (Allah) yang dipercaya kepadamu,
Dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah. Sesungguhnya Aku datang kepadamu
dengan membawa bukti yang nyata. Dan Sesungguhnya Aku berlindung kepada Tuhanku dan
Tuhanmu, dari keinginanmu merajamku,” (Ad Dukhan/44:17-20)

             
              
             
             
    
“Sudah sampaikah kepadamu (Ya Muhammad) kisah Musa.Tatkala Tuhannya memanggilnya di
lembah Suci ialah lembah Thuwa; "Pergilah kamu kepada Fir'aun, Sesungguhnya dia Telah
melampaui batas, Dan Katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk
membersihkan diri (dari kesesatan)".Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya
kamu takut kepada-Nya?" Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. Tetapi Fir
´aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang
(Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya.
(seraya) berkata:"Akulah Tuhanmu yang paling tinggi". Maka Allah mengazabnya dengan azab di
akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang
yang takut (kepada Tuhannya).”(An Nazia’at/79:15:26)

11
             
              
              
Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua
lalai dalam mengingat-Ku;Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, Sesungguhnya dia Telah
melampaui batas; Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut". Berkatalah mereka berdua: "Ya Tuhan kami,
Sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui
batas".Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khawatir, Sesungguhnya Aku beserta kamu
berdua, Aku mendengar dan melihat". (Thaahaa/20:42-46)

         
        
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar.(Al Baqarah/2:152-153)

12
Bukti Ilmiah Bulan Terbelah

Temuan Mengejutkan...Bukti ilmiah Mukjizat Nabi Membelah Bulan.


Berbagai macam mukjizat telah diberikan Allah SWT kepada kekasihNya Rasullah Muhammad
SAW, untuk memberi kebenaran atas Kerasulan yang disandangnya.

Salah satu mukjizat dari Rasulullah Muhammad SAW, ialah "Membelah Bulan".
Sebagaimana hadits riwayat Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu'anhu berikut ini, ia
berkata:
"Bulan terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah SAW lalu Rasulullah SAW
bersabda : Saksikanlah oleh kalian." (Shahih Muslim No. 5010)

Hadist riwayat Anas RA, diaberkata :


"Penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah SAW untuk diperlihatkan kepada
mereka satu mukjizat (tanda kenabian), maka Rasulullah SAW memperlihatkan kepada
mereka mukjizat terbelahnya bulan sebanyak dua kali." (Shahih Muslim No. 5013)

Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-
Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-
Qamar memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar
menjawabnya sebagai berikut :

"Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu,
saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang
hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema
diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an"

Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya : "Wahai Tuan,
apakah menurut anda ayat yang berbunyi "Telah dekat hari kiamat dan bulan pun telah
terbelah" mengandung mukjizat secara ilmiah?"

Maka professor pun menjawabnya :


"Tidak, sebab kehebatan ilmiah dapat diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat
tidak bisa diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya.

Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir,
Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya
sebagaimana nabi-nabi sebelumnya.

Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang
yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits
Rasulullah SAw, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan
mengimani hal itu. Akan tetapi, hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-
sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha
berkuasa atas segala sesuatu".

Dan setelah selesai Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdirilah
seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata : *Aku Daud
Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. wahai tuan, bolehkah aku
menambahkan?"

13
Prof. Dr. Zahlul Al-Najar menjawab : "Dipersilahkan dengan senang hati.',
Daud Musa Pitkhok berkata :
"Aku pemah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang
mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemahan makna-makna Al-Qur’an yang
mulia. Maka aku pun berterima kasih kepadanya dan aku pun membawa terjemahan
itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur’an di rumah maka surat
yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar.Dan aku pun membacanya :

"Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan [1434].Dan jika mereka
(orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata:
"(Ini adalah) sihir yang terus menerus". Dan mereka mendustakan (Nabi)-dan mengikuti
hawa nafsu mereka" sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya [1435]. (Al-
Qamar: 1-3)

[l434] Yang dimaksud dengan saat di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat
kehancuran katum musyrikin, dan "terbelahnya bulan", ialah suatu mukjizat nabi
Muhammad SAW.
[1435] Maksudnya, bahwa segala urusan itu pasti berjatan sampai waktu yang Telah
ditetapkan terjadinya, seperti: urusan Rasulullah dalam meninggikan kalimat Allah pasti
sampai pada akhirnya yaitu kemenangan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. sedang
urusan orang yang mendustakannya pasti sampai pula pada akhirnya, yaitu kekalahan di dunia dan
siksaan di akhirat.

Maka aku pun bergumam : "Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan
bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan
hal itu???"

Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya, dan aku
menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah-lah yang
Maha Tahu tentang tingkat keikhlasan hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.
Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi
hangat antara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa Amerika
serikat Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu
besar dalam rangka melalcukan perjalanan ke antariksa.

Daripada itu, diantara diskusi hangat tersebut adalah tentang turunnya astronot
menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah
menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar.
Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata : "Kebodohan macam
apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?,,
Mereka pun menjawab : "Tidak! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di
bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam
bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika
kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar ,untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan
memberikan dana itu kepada siapapun.,,

Maka presenter itu pun bertanya : "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga
demikian mahal taruhannya?"

Mereka menjawab : "Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari


dahulu kala kemudian menyatu kembali!.

14
Presenter pun bertanya : "Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?-

Mereka menjawab : "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah dan
terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut bulan). Maka, kami meminta para pakar
geologi untuk menelitinya dan mereka mengatakan , "Hal ini tidak mungkin telah terjadi, kecuali
jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali..

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan :


"Maka aku pun turun dari kursi dan berkata “Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah
terjadi pada diri Muhammad SAW 1400-an tahun yang lalu. Allah
benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar,
100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin.

Subhanallah."

15
2. MANUSIA DAN AGAMA

Pengantar asistensi:
(1) Tipologi penciptaan manusia
a. Penciptaan Adam as (Al-Mu’minun/23:12)
b. Penciptaan Siti Hawa (An-Nisa/4:1)
c. Penciptaan Nabi Isa (Maryam/19:16-22) analog dengan penciptaan Adam (Ali Imran/3:59)
d. Penciptaan manusia keturunan Nabi Adam (Nuh/71:14, Al-Mu’minun/23:13-14)
(2) Al-Baqarah/2:28, Al-A’raf/7:172)
(3) Tujuan penciptaan manusia (Adz-Dzariyat/51:56).
(4) Berita Newsweek yang diungkap oleh Sutan Takdir Alisyahbana (STA) almarhum
(5) Al Baqarah/2:208 (diambil dari tulisan Kemujizatan Al Qur’an)
(6) Karakteristik Dienul Islam (diambil dari tulisan Karakteristik Dienul Islam)

Yang perlu didiskusikan dan dipraktikkan:


(1) Ar-Rad/13:28, Al-Isra/17:36, Al-Baqarah/2:168 dan Al-A’raf/7:31
Tiga potensi dasar pada manusia
a. Hati b. Akal c. Jasad
 mengisi 3 potensi tersebut sesuai dengan ketentuan Allah agar dapat berfungsi dengan
optimal 13:28, 17:36 ayat tentang makanan halal 2:168 dan 7:31
(2) At-Tin/95 ayat 4 dan doa tatkala bercermin Fushshilat/41:53
 menyadari akan kebesaran Allah sehingga menjadi taat dan bersyukur kepadaNya serta
berakhlak karimah (mulia)
(3) An-Nahl/16:78 dan Al-Mu’minun/23:78
 untuk mensyukuri karunia Allah dan memanfaatkan potensinya untuk mendekat
kepadaNya dan tidak sombong
(4) Al-Baqarah/2:208. Syumuyyatul Islam, berikan contoh tentang kesempurnaan/
keutuhan/kesyamilan dienul Islam
 rela / ridho untuk menjadikan dienul Islam sebagai pedoman hidup sehingga rela untuk
diatur dalam seluruh kehidupannya dan siap untuk
(5) Adz-Dzariyat/51:56. Praktik dalam khidupan yang senantiasa dicontohkan, baik dengan doa
ataupun amal secara langsung. Contoh masuk dan keluar kamar kecil, masuk dan keluar
masjid, memasang dan melepas terompah, dll
 untuk membiasakan diri atau berlatih mencontoh/meneladani/ittiba kepada Rasul
sehingga seluruh aspek kehidupannya bernilai ibadah.

HAFALAN: doa bercermin (hadits), Adz-Dzariyat/51:56

16
2. MANUSIA DAN AGAMA
(1) Tipologi penciptaan manusia
a. Penciptaan Adam as (Al-Mu’minun/23:12)

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.”(Al-Mu’minun/23:12).
b. Penciptaan Siti Hawa (An-Nisa/4:1)

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya…” (An-Nisa/4:1)
c. Penciptaan Nabi Isa (Maryam/19:16-22) analog dengan penciptaan Adam (Ali
Imran/3:59)

“Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri
dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang
melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia
menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata:
"Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika
kamu seorang yang bertakwa".Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah
seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci".Maryam
berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah
seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" Jibril berkata:
"Demikianlah . Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat
Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal
itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan." Maka Maryam mengandungnya, lalu
ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.” (Maryam/19:16-22)

17
“Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam.
Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah"
(seorang manusia), maka jadilah dia.”. (Ali Imran/3:59).
d. Penciptaan manusia keturunan Nabi Adam (Nuh/71:14, Al-Mu’minun/23:13-14)

“Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan


kejadian.” (Nuh/71:14).

“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik.” Al-Mu’minun/23:13-14).

(2) Al-Baqarah/2:28, Al-A’raf/7:172

“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan
kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah
kamu dikembalikan?” (Al-Baqarah/2:28).

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah
Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi".
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan
Tuhan)",” (Al-A’raf/7:172).

(3) Tujuan penciptaan manusia (Adz-Dzariyat/51:56).


18
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
(Adz-Dzariyat/51:56).

PRINSIP-PRINSIP DALAM KEHIDUPAN

1. Tujuan Hidup
      
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku" (Adz-
Dzariyat/51:56)

2. Teladan Hidup
             
 
"Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali lmran/3:31)

3. Lawan Hidup
           
    
"Hai orang:orang yang beiman, masuklah kamu ke dalam lslam secata keseluruhannya,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu.” (Al Baqaroh/2:208)

            
           
             
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. barangsiapa
yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan
perbuatan yang keji dan yang mungkar. sekiranya tidaklah Karena kurnia Allah dan rahmat-Nya
kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji
dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (An-Nur/24:21)

4. Balasan bagi Hidup yang Benar


            
      
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang tetah mereka keriakan." (An-Nahl/16:97)

5. Balasan bagi Hidup yang Salah


            
        
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia:
‘Ya Tuhanku, Mengapa Engkau menghimpunkan Aku dalam keadaan buta, padahal Aku
dahulunya adalah seorang yang melihat?’”(Taaha/20:124-125)

19
6. Balasan bagi Kepemimpinan (Pemimpin dan Umatnya) yang Salah
          
“Dan Sesungguhnya kami Telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan)
musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil
pelajaran.” (Al-A’raf/7:130)

7. Kepemimpinan yang Benar


         
        
orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka (yaitu)“
mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari
perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (Al-Hajj/22:41)

          
         
             
     
“Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka
bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia
akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar
akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka
tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang
fasik.”(An-Nur/24:55)

8. Balasan bagi Kepemimpinan (pemimpin dan ummatnya) yang Benar


          
       
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”(Al-A’raf/7:96)

9. Karakter SDM Yang Benar


             
 
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam
sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna,”(Al-Mu’minun/23:1-3)

          
      
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan
Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”(Al-Anfal/8:2)

          
“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan
bertawakkal kepada Tuhannya.” (An-Nahl/16:99)
20
10. Kehidupan yang Semu
             
      
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang Telah diberikan kepada mereka, kamipun
membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira
dengan apa yang Telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong,
Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Al-An’am/6:44)

(4) Berita Newsweek yang diungkap oleh Sutan Takdir Alisyahbana (STA) almarhum
Saya (STA) hendak menunjukkan suatu cerita dalam Newsweek, kebanyakan tentu sudah
mengetahuinya. Tetapi baiklah saya ulangi :
ketika Gargarin kembali ke bumi sesduah penerbangannya ke luar angkasa, Kruschev
bertanya kepadanya secara diam-diam “adakah anda di luar angkasa melihatNya? Bolehkah anda
ceritakan pada saya, saya tak akan meneruskannya”
“ya, saya telah melihatNya”, jawab Gargarin.
Kata Kruschev pula, “pikir saya memang begitu, tetapi janganlah ceritakan pada siapapun juga.
Kalau dicertakan, semua gerakan komunis akan runtuh”.
Kemudian ketika Gargarin mengelilingi dunia, di Roma Paus menanyakan hal yang sama
secara diam-diam, dan kata Gargarin, “Saya tidak melihatNya.”
Lalu kata Paus, “sangka saya memang begitu, tetapi jangan anda ceritakan pada orang lain. Kalau
diceritakan, kaum katolik akan kecewa.”

(5) Al Baqarah/2:208 (diambil dari tulisan Kemujizatan Al Qur’an)

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan-nya,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu.” (Al Baqarah/2:208).

Beberapa contoh kemu’jizatan Al-Qur'an

a. Al-Qur'an diturunkan oleh Allah dan Dialah yang memelihara Al-Qur'an


       
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya." (Al-Hijr/15: 9)

b. Allah memudahkan hamba-Nya untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai peringatan


       
"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang
mengambil peIajaran ?" (Al-Qamar/54:17,22,32,40).

c. Al-Qur'an membuktikan kebenaran fenomena-fenomena ilmiah


            
       
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan
21
pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan
apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala
sesuatu?" (Fushshilat/41:53)

             
      
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan
sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap
sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (An-Naml/27:88).

d. Al-Qur'an menjadi landasan yang benar dalam pengembangan ilmu pengetahuan


              
         
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (Al-Alaq/96:1-5).

             
 
"Katakanlah: 'Perhatikantah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa'at tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".
(Yunus/10:101)

           
         
"Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada
yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. Allah menciptakan langit
dan bumi dengan hak. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan
Allah bagi orang-orang mu'min." (Al-Ankabut/l29:43-44)

         
"Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya atau
Kami yang menumbuhkaannya?" (Al -Waqi'ah/56:63-64)

          

"Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang
menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menuntnkan?" (Al-Waqi'ah/56:68-69)

          

"Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dari
gosokan-gosokan kayu). Kamukah yang meniadikan kayu itu atau Kamikah
yang menjadikannya? " (Al-Waqi'ah/56:71-72) .

e. Al-Qur'an disamping berisi ayat-ayat muhkamat (jelas maknanya) juga berisi ayat-ayat
mutasyabihat (tersembunyi maknanya, hanya Allah yang tahu, bahkan Rasulullahpun tidak
diberikan pemahaman tentang ayat-ayat tersebut
yang membuktikan bahwa Al-Qur'an bukan karangan Nabi Muhammad saw)
 
22
(Al-Baqarah/2:1)
 
(Yasin/36:1)
   
(Asy-syura/42:1,2)

f. Al-Qur’an memperingatkan Rasulullah saw yang membuktikan bahwa Al-


Qur'an bukan karangan Nabi Muhammad saw
             
              
            
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena Telah datang seorang buta kepadanya.
Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan
pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya
serba cukup, maka kamu melayaninya. padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak
membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk
mendapatkan pengajaran, sedang ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya.”
(Abasa/80:1-10)

MENGAMBIL HIKMAH MU'JIZAT NABI MUHAMMAD SAW

Allah menjadikan hal-hal yang luar biasa pada tangan Nabi saw, seperti:
 Membelah bulan di Mekkah tatkala dimintai tanda kebenaran oleh orang Quraisy.
 Memberikan makanan kepada orang banyak di rumah Jabir, di rumah Abi Thalhah, dan
pada saat kekurangan persediaan makanan di perang Khandaq.
 Menuangkan sisa air wudhu pada mata air di Tabuk, padahal tak ada air sedikitpun di
dasarnya, dari sumur di Al-Hudaibiyah. Di keduanya air membanjir, tentara 1500 orang
minum dari sumur Al-Hudaibiyah tersebut.
 Terbit air diantara jari-jari beliau, semua sahabat dapat meminumnya dan berwudhu.
 Menenangkan pohon kurma yang berdenting karena merindukan Nabi saw.

Mu'jizat Nabi saw menerangkan hal-hal ghaib seperti:


 Memberikan kabar gembira kepada 10 sahabat yang akan mendapatkan surga
 Memberitahukan kabar duka kepada Utsman ra bahwa ia akan kena bencana, sesudah
bencana itu ia akan mendapat surga
 Saat hiirah ke Madinah dikeiar Suraqah bin Malik, kedua kaki kuda Suraqah terbenam ke
dalam tanah. la meminta pertolongan pada Nabi saw. Beliau berdoa, lalu terlepaslah kuda
itu.
 Pada peristiwa hiirah, Nabi saw keluar rumah di hadapan 100 orang Quraisy yang
menunggu hendak membunuhnya. Lalu Nabi saw melemparkan pasir di atas kepala mereka
dan mereka tertidur sehingga tiada melihatnya.
 Saat diberi makanan beracun, makanan tersebut berbicara dengan Nabi saw. Beliau
selamat, sedang sahabat yang makan bersama beliau meninggal.
 Menerangkan bahwa putrinya, Fatimah ra, adalah keluarganya yang Pertama rnengikutinya
(wafat).
 Saat Perang, bola mata sahabat Nabi saw tercongkel keluar lalu iatuh, kemudian
dikembalikan oleh Nabi saw, ternyata meniadi bola mata yang lebih sehat.
 Mengusap kaki Abu Bakar yang tersengat hewan beracun di Gua Tsur dengan ludah beliau,
kemudian sembuh.
 Al-Qur'an sebagai mu'iizat terbesar yang kekal di tengah-tengah ummat manusia tidak
pernah diperselisihkan. Tiada seorang nabi dan Rasul pun yang mu'iizatnya masih dapat
dirasakan hingga saat ini kecuali Nabi saw dengan mu'iizat Al-Qur'annya. Tidak ada yang
23
sanggup menandingi kesempurnaan Al- Qur'an sepanjang masa.

Beberapa contoh kemu'jizatan Al-Qur'an:


 Diturunkan oleh Allah, Dialah yang memelihara (Al-Hiir/ l5:9)
 Allah memudahkan hamba-Nya untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai peringatan (Al-
Qamar/54:17,22,32,40)
 Membuktikan kebenaran fenomena-fenomena ilmiah (Fushshilat/41:53, An-Naml /27 :88)
 Landasan yang benar dalam pengembangan iptek (Al-Alaq/ 96:l-5, Yunus/10:101, Al-
Ankabut/29:43-44, Al-Waqi'ah/56:63-64, Al-Waqi'ah/56:68-69, Al-Waqi'ah/56:71-72)
 Al-Qur'an di samping berisi ayat-ayat muhkamat juga berisi ayat-ayat mutasyabihat
(tersembunyi maknanya, hanya Allah yang tahu, bahkan Rasulullah pun tidak diberikan
pemahaman tentang ayat-ayat tersebut yang membuktikan bahwa Al-Qur'an bukan
karangan Nabi Muhammad saw) (Al-Baqarah/2:1, Yasin/36:1, Asy-Syura/42:1-2)
 Memperingatkan Rasulullah saw, membuktikan Al-Qur'an bukan karangan Nabi
Muhammad saw (Abasa/80: l- l0)
 Al-Qur'an menjadi pedoman hidup yang bersifat syumuliyah (meliputi seluruh aspek dalam
kehidupan).
- Aspek ibadah khusus (Al-An'am/6:162)
- Aspek pendidikan (Al-'Alaq/96:l-5, Al-Mujadilah/58:11, Al-Waqi'ah/56:63-
54)
- Aspek sosial kemasyarakatan (Al-Maidah/5:2, An-Nisa/4:36)
- Aspek ketatanegaraan (Asy-Syura/42:38, Al-Maidah/5:8)
- Aspek politik (Al-Maidah/5:57)
- Aspek ekonomi (Al-Baqarahl2:282, Al-Jumu'ah/62:9, Al-Baqarah/2:275-279)
- Aspek militer (Al-Anfal/8:60)
- Aspek hukum (Al-Baqarah/2:178)
- Aspek hubungan antar bangsa (Al-Mumtahanah/60:8, Al-Huiurat/49:13)
- Aspek keluarga (An-Nisa/4:34, Thaha/20:132, Luqman/31:l3- l9)
- Aspek aktivitas sehari-hari (Ali-lmran/3:31, Al – Baqarah/2:172, Al-
Maidah/5:88).

24
(6) Karakteristik Dienul Islam (diambil dari tulisan Karakteristik Dienul Islam)

DIENUL ISLAM
1. Satu-satunya Dien yang diridhoi oleh Allah sehingga disebut Dienullah/Dienul Haq
(Ali lmran/3:19 & 85)

              
             
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang
yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka
Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.(Ali Imran/3:19)

             
Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama
itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.(Ali Imran/3:85)

2. Dienul lslam merupakan Dien para Nabi dan Rasul Allah (Al-Mu'minuun/23:52-53,
Asy-Syuural42:13)
          
        
Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah
Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku.Kemudian mereka (pengikut-pengikut Rasul itu)
menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. tiap-tiap golongan merasa
bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). (Al-Mu' minuun/23 :52-53)

a. Nabi Nuh AS
                
 
Jika kamu berpaling (dari peringatanku), Aku tidak meminta upah sedikitpun dari padamu. upahku
tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan Aku disuruh supaya Aku termasuk golongan orang-
orang yang berserah diri (kepada-Nya)". (Yunus/10:72)

b. Nabi lbrahim AS
            
.  

"lbrahim bukan seorang Yahucli dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia
adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk golongan orang-orang musyrik." (Ali lmran/3:67)

c. Nabi Musa AS (Yunus/10:84, Al A’raaf/7:126)


            
“Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, Maka bertawakal lah kepada-Nya
saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri." (Yunus/10:84)

d. Nabi lsa AS
              
       
“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang
25
akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" para hawariyyin (sahabat-
sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada
Allah; dan saksikanlah bahwa Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.: (Ali
Imran:52)

e. NabiYa'qub AS
            
   
“Dan Ibrahim Telah mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub.
(Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Telah memilih agama Ini bagimu,
Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." (Al Baqarah:132)

f. Nabi lsmail dan Nabi ishaq AS


          
                 
    
“Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il, Ishaq,
Ya'qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?" Katakanlah: "Apakah
kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang
menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" dan Allah sekali-kali tiada lengah dari
apa yang kamu kerjakan.” (Al Baqarah/2:140)

3. Dienul lslam merupakan Manhajul Hayah/pedoman hidup yang kuat/kokoh


             
   
“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat
kebaikan, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan Hanya
kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.” (Luqman/31:22)

4. Dienul Islam bukan merupakan Dien yang sempin dan merupakan Dien seluruh kaum muslimin

               
            
          
         
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. dia Telah memilih
kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah)
agama orang tuamu Ibrahim. dia (Allah) Telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari
dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan
supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka Dirikanlah sembahyang,
tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. dia adalah Pelindungmu, Maka dialah
sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.” (Al Hajj/22:78)

5. Dienul Islam merupakan Dienullah yang bersih dari segala bentuk kesyirikan
            
               
      
“Ingatlah, Hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang
mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya
mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan
memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah
26
tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (Az Zumar/39:3)

6. Dienul lslam merupakan Dienul Haq yang dimenangkan oleh Allah di atas segala agama
bathil (Dienul Bathil/Dienul Malik) (As-shaff/61:9, Al-Fath/48:28)
           
  
“Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia
memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.” (As
Shaff/61:9)

Karakteristik Dienul lslam


1. Rabbaniyah (Dienul lslam selalu terkait dengan Rabb/Allah SWT) (Al-An'am/6:162, Al-
'Alaq/96:1)
         
“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam.” (Al An’am/6:162)

Semua Nabi dan Rasul diutus oleh Allah untuk menyampaikan ajaran Tauhid
              

“Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya:
"Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan
aku." (Al Anbiya/21:25)

Beberapa contoh dari Nabi-nabi tersebut adalah:

a. Nabi Nuh AS
            
    
Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: "Hai kaumku,
sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka
Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?" (Al Anbiya/23:23)

b. Nabi Hud AS
               
   
“Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. kamu hanyalah mengada-adakan saja.”
(Hud/11:50)

c. NabiSholeh AS
         
"Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Sholeh. Shoteh berkata: ’Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari
bumi (tanah) dan menjadikin kamu pemakmumya, karena itu mohonlah ampunan'Nya, kemudian
bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan
(doa hamba-Nya)." (Hud/11:61)

d, Nabi Musa AS
           
27
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang haq) selain Aku, maka sembahlah
Aku dan dirikanlah shatat untuk mengingat Aku."(Thaahaa/20:14)

e. Nabi lbrahim, lshaq, dan lsmail AS


             
         
   

"Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada
anaknya: 'Apa yang kamu sembah sepeninggalku?, Mereka menjawab: Kami akan menyembah
Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu Ibrahim, lsmail, dan lshaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa
dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya. (Al-Baqarah/2:133)

f. Nabi lsa AS
             
             
        
“Sesungguhnya Telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih
putera Maryam", padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku
dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti
Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang
zalim itu seorang penolongpun.”(Al Maidah/5:72)

2. lnsaniyah (Dienul lslam senantiasa sesuai dengan fltrah manusia dan berorientasi pada
kemaslahatan hidup manusia, tidak memberatkan, tetapi menuntut upaya yang optimal
dalam pelaksanaannya)
              
          

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (ltulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui," (Ar-
Ruum/30;30)

          
              
             
       

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (pemulaan) Al Qur’an sebagai. petunjuk bagi manusia dan penielasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena
itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negei tempat tinggatnya) di bulan itu, maka
hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah afas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur." (Al-Baqarah/2:185)
28
               
             
                
        
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala
(dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami
tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan
kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (Al
Baqarah/2:286)

              
“Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi kami ada
suatu Kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.” (Al Mulminun/23:62

               
            
          
         
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. dia Telah memilih
kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah)
agama orang tuamu Ibrahim. dia (Allah) Telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari
dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan
supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka Dirikanlah sembahyang,
tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. dia adalah Pelindungmu, Maka dialah
sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.” (Al Hajj/22:78)

Beberapa ccntoh perintah Allah SWT:


a. Allah mewajibkan hamba-Nya untuk melaksanakan shalat hanya lima kali dalam sehari
semalam, bagi yang tidak mampu untuk melaksanakannya dengan berdiridiperbolehkan untuk
duduk. Bila masih tidak mampu maka diperbolehkan untuk berbaring, bahkan jika masih tidak
mampu diperbolehkan hanya dengan isyarat saja. Bagi yang sedang dalam perjalanan jauh
(musafir) maka mendapat rukhsakh/keringanan untuk menjama' dan/mengqashar. Bagi yang tidak
mendapatkan air atau tidak diperkenankan bersentuhan langsung dengan air diperkenankan untuk
bertayammum sebagai ganti berwudhu. Salah satu contoh ajaran lslam yang sesuai
dengan fitrah manusia dan untuk kemaslahatan umat tercantum di dalam Al-Qur’an.

            
           
“Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan
Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Ankabut/29:45)

             
          
“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa kamu men-qashar
sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu
29
adalah musuh yang nyata bagimu.” (An Nisa’/4:101)

b. Perintah zakat hanya diperuntukkan bagi hamba-Nya yang memiliki kelebihan rezeki
dan telah memenuhi nisab (waktu dan jumlah). Jumlah yang wajib dikeluarkan hanya
sebagian kecil saja dari total harta tersebut (misalnya 21/2%, 5%, dsb).

         
         

"Sesungguhnya orang-orang yang beiman, mengerjakan amal saleh, mendirikan


sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al Baqarah/2:277)

        


             
.   

“sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-arang fakir, orang-orang miskin,


pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang
dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha
Mengsllhai lagi Maha Bijaksana." (At-Taubah/9:60)

c. Perintah puasa Ramadhan iuga diperuntukkan hanya bagi mereka yang dalam keadaan
sehat/kuat melaksanakannyil, sedangkan bagi mereka yang tidak mampu/berhalangan
sesuai dengan kaidah syar’i diperkenankan untuk menggantinya di hari lain di luar
Ramadhan atau membayar fidyah, Perintah ini pun hanya dilaksanakan satu bulan
dalam setahun.

           
  
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan akas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (Al-Baqarah/2:183)

d. Perintah haji hanya diperuntukkan bagi hamba-Nya yang telah memiliki kesanggupan
dan hanya satu kali selama hidupnya.
              
             

"Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam lbrahim;


barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji
adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Ali-lmran/3:97)

e. Perintah berbuat baik pada kedua orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin serta berkata dengan perkataan yang baik merupakan contoh pentingnya menjalin
hablumminannas (hubungan baik antar sesama manusia) yang dapat membuahkan kemaslahatan
hidup bagi sesama.
           
        
30
        

"Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Jangantah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak
yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji
itu, kecuali sebahagian kecil daipada kamu, dan kamu selalu berpaling." (Al-Baqarah/2:83)
           
        
              
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri,” (An Nisa’/4:36)

f. Perintah untuk memakmurkan bumi dalam rangka untuk kemaslahatan umat manusia
                
           
  
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. dia Telah menciptakan kamu dari
bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, Karena itu mohonlah ampunan-Nya,
Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)." (Hud/11:61)

3. Syumuliyyah
Dienul lslam mencakup seluruh aspek kehidupan rnanusia (Al Baqarah/2:208, Al-An'am/6:38, An-
Nahll/16:89).
          
“... dan kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (An Nahl/16:162)

a. Aspek ibadah khusus (Al-An'am/6:162)


         
“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam.” (Al An’am/6:162)

b. Aspek pendidikan (Al-Alaq/96:1-5, Al-Mujadilah/58:11, Al-waqi’ah/56:63-64)


          
“… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...” Al Mujadilah/58:11)(

c. Aspek sosial kemasyarakatan (Al-Maidah/5:2, An-N isa/4:36)


           
        
              
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu.
31
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri.” (An Nisa/4:36)

d. Aspek ketatanegaraan (Asy-Syura/42:38, Al-Maidah/5:8)


   
“… sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka...” (Asy-Syura/42:38)

e. Aspek politik (Al-Maidah/5:57)


          
           
 
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang
membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang Telah
diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). dan bertakwalah
kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (Al Maidah/5:57)

f. Aspek ekonomi (Al-Baqarah/2:282, Al-Jumu'ah/62:9, Al-Baqarah/2:275-279)


           
             
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, …” (Al Baqarah/2:282)

g. Aspek militer (Al-Anfal/8:60)


            
             
       
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-
kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh
Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan
cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
(Al-Anfal/8:60)

h. Aspek hukum (Al-Baqarah/2:178)


          
           
           
      
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang
yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan
wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang
mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar
(diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula)…” (Al-Baqarah/2:178)

i. Aspek hubungan antar bangsa (Al-Mumtahanah/60:8, Al Hujurat/49:13)


             
        
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
32
menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Al-Mumtahanah/60:8)

j. Aspek keluarga (An-Nisa/4;34, Thaha/20:132, Luqman/31:13-19)


            
           
          
        
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki)
Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat
kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara
(mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka
mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya
Allah Maha Tinggi lagi Maha besar." (An-Nisa/4:34).

k. Aspek aktivitas sehari-hari (Ali-l mran/3:31, Al-Baqarah/2:17 2, Al-Maidah/5:88)


             
 
“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali-lmran/3:31 ).

4. Tawazuniyah
Dienul lslam menekankan pada aspek keseimbangan hidup (Al-Qashash/28:77)
a. Keseimbangan antana dunia dan akhirat (Al-Qashash/28:77, An-Nur/24:37-38)

              
               
“Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.” (Al-Qashash/28:77)

b. Keseimbangan anatar iman dan amal sholeh (Al-Ashr/103:1-3)


           
    
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al-Ashr/103:1-3)

c. Keseimbangan antara ikhtiar/usaha dan do'a (Al-Mulk/67:15, Al-Baqarah/2:186)


             
 
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan
makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan.” (Al-Mulk/67:1 5)

d. Keseimbangan antara dzikir dan fikir (Ali lmran/3:190-191)


           
          
33
          
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali-lmran/3:190-191)

e. Keseimbangan antara ilmu dan amal (Ali lmran/3:79)


            
            
  
“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan
kenabian, lalu dia Berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku
bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang
rabbani, Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.”
(Ali lmran/3:79)

f. Keseimbangan antara dakwah (ajakan kepada Allah) dan amal (perbuatan) (Fushilat/4l:33)
             
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan
amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"
(Fushilat/4l:33)

34
Yang perlu didiskusikan dan dipraktikkan:

(1) Ar-Rad/13:28, Al-Isra/17:36, Al-Baqarah/2:168 dan Al-A’raf/7:31

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Rad/13:28).

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya.” (Al-Isra/17:36).

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah/2:168).

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf/7:31).

Tiga potensi dasar pada manusia


a. Hati b. Akal c. Jasad
 mengisi 3 potensi tersebut sesuai dengan ketentuan Allah agar dapat berfungsi dengan
optimal (Ar-Rad/13:28, Al-Isra/17:36) ayat tentang makanan halal (Al-Baqarah/2:168
dan Al-A’raf/7:31)

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Rad/13:28).

35
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya.” (Al-Isra/17:36).

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah/2:168).

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan
memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah
suatu dosa yang besar.” (Al-A’raf/7:31).

(2) At-Tin/95 ayat 4 dan doa tatkala bercermin Fushshilat/41:53


 menyadari akan kebesaran Allah sehingga menjadi taat dan bersyukur kepadaNya serta
berakhlak karimah (mulia)

“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (At-
Tin/95:4)

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk
dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah
benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan
segala sesuatu?” (Fushshilat/41:53).

(3) An-Nahl/16:78 dan Al-Mu’minun/23:78


 untuk mensyukuri karunia Allah dan memanfaatkan potensinya untuk mendekat
kepadaNya dan tidak sombong

36
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.” (An-Nahl/16:78).

“Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan
hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (Al-Mu’minun/23:78).

(4) Al-Baqarah/2:208. Syumuyyatul Islam, berikan contoh tentang kesempurnaan/


keutuhan/kesyamilan dienul Islam
 rela / ridho untuk menjadikan dienul Islam sebagai pedoman hidup sehingga rela untuk
diatur dalam seluruh kehidupannya dan siap untuk

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan-nya,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu.” (Al-Baqarah/2:208).

(5) Adz-Dzariyat/51:56.
Praktik dalam kehidupan yang senantiasa dicontohkan, baik dengan doa ataupun amal secara
langsung. Contoh masuk dan keluar kamar kecil, masuk dan keluar masjid, memasang dan
melepas terompah, dll
 untuk membiasakan diri atau berlatih mencontoh/meneladani/ittiba kepada Rasul
sehingga seluruh aspek kehidupannya bernilai ibadah.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
(Adz-Dzariyat/51:56).

HAFALAN:
1. doa bercermin (hadits),
2. Adz-Dzariyat/51:56
      
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku.”

37
MATERI ASISTENSI PAI-IPB

3. A Q I D A H

Pengantar asistensi:
1. Semua nabi dan rasul menerima ajaran yan sangat esensial dari Allah berupa kalimat
Tauhid (La ilaha illaLlah) 21:25
2. Kalimat Tauhid sudah diajarkan sejak di alam ruh, pada waktu manusia dilairkan,
sepanjang hidup manusia hingga menjelang akhir hayatnya
3. Semua nabi dan rasul juga membawa agama yang sama, yaitu dienul Islam (3:85)
4. Berbagai contoh implementasi Tauhid dalam kehidupan
5. Fenomena kemusyrikan dan berbagai cotoh dalam kehidupan:
a. Syirik akbar
b. Syirik asghor
6. Bahaya syirik
7. Adab terhadap Allah

Hal-hal yang perlu didiskusikan dan dipraktikkan:


(1) 21:25 lakukan telaah/diskusi tentang aspek ketuhanan dari semua agama (yahudi, nasrani,
kong hu cu, hindu, budha, dll)
 titik simpang (perbedaan yang prinsip) adalah dari aspek ketuhanannya, yang selain
Islam adalah BATIL karena tidak berprinsip Tauhid. Oleh karena itu tidak pada
tempatnya menyamakan semua agama hanya berdasarkan penilaian-penilaian yang
bersifat pragmatis seperti: tidak ada satupun agama yang menyuruh mencuri, korupsi,
dll
(2) 6:162  lakukan telaah/diskusi tentang implementasi tauhid dalam seluruh aspek kehidupan
manusia
 tidak boleh ada satupun aktivitas/amal kita yang tidak berlandaskan tauhid
(3) a) 2:165  lakukan telaah/diskusi tentang berbagai contoh kemusyrikan di tengah-tengah
masyarakat baik yang tradisional (benda-benda keramat dll) maupun yang modern (angka
13, teknologi, akal, sarana dan prasarana untuk mencapai sukses dll)
 memurnikan tauhid
b) 42:13  lakukan telaah/diskusi tetang penolakan orang musyrik terhadap upaya
pengamalan dienul Islam
 mengetahui kawan dan lawan yang sebenarnya, menyuburkan ukhuwah di kalangan
orang-orang yang beriman
(4) a) 3:114  lakukan telaah/diskusi tentang implementasi ciri hamba Allah yang sholeh
b) 3:31  implementasi ayat tersebut
c) 15:9  lakukan telaah/diskusi tentang bukti Al-Qur’an sbg mu’jizat Rasulullah
Muhammad saw yang terbesar

HAFALAN: 3:114

38
3. A Q I D A H

3.1. Aqidah yang Lurus


3.2. Fenomena Kemusyrikan
3.3. Bahaya Syirik
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------

3.1. Aqidah yang Lurus


Aqidah menurut istilah berarti ‘perkara-perkara yang dibenarkan oleh jiwa dan hati
merasa senang karenanya serta menjadi suatu keyakinan bagi pemiliknya tanpa dicampuri
keraguan sedikitpun’. Tauhid merupakan inti dari aqidah Islam, inti dari seluruh tatanan atau
norma ajaran Islam. Tauhid berasal dari kata ‘wahhada’, ‘yuwahhidu’ dan ‘tauhidan’ yang artinya
mengesakan; wahid berarti satu, sedang ahad berarti esa. Secara terminologi, Tauhid diartikan
sebagai keyakinan akan keesaan Allah SWT. Kalimat ‘laa ilaha illaLlah ’ yang artinya ‘tiada tuhan
kecuali Allah SWT’ disebut sebagai kalimat Tauhid.
Tauhid merupakan ajaran tiap nabi dan rasul yang diutus Allah SWT, sebagaimana firman-
Nya dalam surat Al-Anbiya ayat 25. Ayat-ayat dalam Al-Qur’an menerangkan bahwa para nabi
berikut membawa ajaran Tauhid: Nuh AS (Al-Mu’minun/23:23), Hud AS (Hud/11:50), Sholeh AS
(Hud/11:61), Musa AS (Thaha/20:14), Ibrahim AS – Ishak AS – Ismail AS (Al-Baqarah/2:133),
dan Isa AS (Al-Ma’idah/ 5:72).

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku".” (Al-Anbiya/21:25).

Aqidah Islam dengan tauhid sebagai inti ajarannya merupakan masalah yang sangat
esensial dan dituntunkan kepada seluruh manusia sejak dari alam ruh hingga menjelang ajal. Allah
SWT mengambil janji semua ruh sebelum ditiupkan-Nya ke dalam jazad manusia agar bersaksi,
bahwa tuhan mereka hanyalah Allah SWT (Al-A’raf/7:172).

39
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (Al-
A’raf/7:172).

Ketika seorang bayi dilahirkan, disunnahkan melantunkan adzan di telinga kanannya dan
iqamat di telinga kirinya. Pada adzan dan iqamat terdapat kalimat Syahadat dan kalimat Tauhid.
Dengan demikian aqidah adalah hal yang pertama dikenalkan kepada bayi yang baru lahir. Ketika
anak kecil sudah mampu membedakan tangan kanan dari tangan kirinya, maka Rasulullah SAW
mencontohkan agar mulai diajarkan sholat kepadanya. Sholat adalah ibadah yang wajib didirikan
oleh tiap muslim dari saat baligh hingga akhir hayat, tidak boleh ditinggalkan, bahkan ketika
dalam kondisi perang sekalipun. Surat Al-Fatihah dan doa tasyahud yang dibaca setiap kali sholat
sarat dengan muatan aqidah. Dengan demikian, aqidah tiap orang akan terjaga sepanjang hayat
mereka melalui sholat yang didirikannya. Ketika seorang hamba menjelang sakaratul maut,
disunahkan untuk mentalqinnya dengan menuntunnya membaca Syahadat dan kalimat ‘laa ilaha
illaLaah’, tidak ada tuhan selain Allah, agar ia kembali kepada Allah SWT dengan aqidah yang
lurus.

Disamping membawa inti ajaran yang sama, yaitu Tauhid, para nabi dan rasul utusan Allah
SWT juga membawa agama yang sama, yaitu ISLAM karena Islam adalah satu-satunya agama
dari Allah SWT (dienullah) sebagaimana firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 85 berikut.

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali-
Imran/3:85).

Nabi Nuh AS adalah seorang muslim (Yunus/10:72), demikian pula Nabi Ibrahim AS (Ali
Imran/3:67) bahkan ayat tersebut menegaskan bahwa beliau bukan Yahudi bukan Nashara
melainkan Muslim, Nabi Musa (Yunus/10:84), serta Nabi Isa AS (Ali Imran/3:52). Nabi Ibrahim
AS dan Nabi Yaqub AS mewasiatkan kepada anak-anaknya bahwa mereka adalah muslim (Al-
Baqarah/2:132-133). Dalam ayat-ayat tersebut kata ‘muslim’ diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia sebagai ‘orang-orang yang berserah diri’.

Kalimah tauhid wajib dimanifestasikan dalam aktivitas kehidupan seorang muslim. Tauhid
harus diwujudkan dalam ibadah, yaitu bahwa tidak ada yang patut disembah kecuali Allah SWT
(Al-Fatihah/1:1-7), dan dalam do’a karena tidak ada dzat yang pantas menerima dan memenuhi
do’a kecuali Allah SWT (Al Fatihah/1:1-7). Tauhid harus diwujudkan dalam mencari nafkah dan
40
berekonomi, karena tidak ada dzat yang memberi rizki kecuali Allah SWT (Hud/11:6) dan pemilik
mutlak seluruh apa yang ada adalah Allah SWT(Al-Baqarah/2:284). Tauhid harus diwujudkan juga
dalam melaksanakan pendidikan dan dakwah karena hanya Allah SWT yang dapat memberikan
petunjuk (hidayah) kepada seseorang (An-Nahl/16:37; Al-Qashash/28:56). Tauhid harus pula
diwujudkan dalam berpolitik karena penguasa yang Maha Mutlak hanyalah Allah SWT (Al-
Ma’idah/5:18, Al-Mulk/67:1) dan seseorang hanya akan memperoleh sesuatu kekuasaan karena
anugerah Allah SWT semata (Ali-Imran/3:126) karena kemuliaan dan kekuasaan hanyalah
kepunyaan Allah SWT (Yunus/10:65). Berikut disajikan beberapa ayat Al-Qur’an rujukan tersebut.

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi
Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari
pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami
mohon pertolonganTunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan
(pula jalan) mereka yang sesat.” (Al-Fatihah/1:1-7).

“Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”. (Hud/11:6)

Aspek kehidupan lain yang harus menjadi wujud tauhid adalah dalam menjalankan hukum
karena hukum yang benar hanyalah hukum yang datang dari Allah SWT (Yusuf/12:40) dan sumber
kebenaran yang mutlak adalah Allah SWT (Yusuf/12:67). Oleh karena itu seluruh hukum yang
disusun manusia harus mengacu dan tidak bertentangan dengan hukum Allah SWT. Sikap hidup
secara keseluruhan juga harus mencerminkan tauhid, yaitu bahwa tiada yang paling patut ditakuti
kecuali Allah SWT (At-Taubah/9:18, Al-Baqarah/2:150), tiada yang paling patut dicintai kecuali
Allah SWT (At-Taubah/9:24), tiada yang dapat menghilangkan kemadharatan kecuali Allah SWT
(Yunus/10:107), tiada yang memberikan karunia kecuali Allah SWT (Ali Imran/3:73; At-Taubah/

41
9:71), dan yang menentukan mati hidup seseorang hanyalah Allah SWT (Ali-Imran/3:145).
Berikut disajikan salah satu ayat Al-Qur’an rujukan tersebut.

“Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu,


harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan
Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (At-Taubah/
9:24).

Dalam ucapan sehari-hari, hendaknya seorang muslim melatih dan membiasakan diri
menggunakan istilah-istilah yang menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi harus selalu
dikembalikan kepada Allah SWT sebagai perwujudan tauhid. Kita diperintahkan mengawali
pekerjaan yang baik dengan bacaan ‘Bismillah’ (dengan nama Allah) dan mengakhirinya dengan
bacaan ‘alhamdulillah’ (segala puji bagi Allah). Alhamdulillah juga dibaca apabila memperoleh
nikmat sebagai rasa syukur. Ketika menyaksikan sesuatu yang menakjubkan hendaknya diucapkan
‘Allahu akbar’ (Allah Maha Besar) atau ‘Subhanallah (Maha Suci Allah). Bila berjanji hendaknya
diiringi dengan ucapan ‘insya Allah’ (bila Allah menghendaki), dan bila menyatakan sumpah
dengan ‘wallahi billahi tallahi’ (demi Allah). Bila mendapatkan musibah atau mendengar berita
bahwa saudaranya meninggal, ucapkan ‘inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ (kami semua milik
Allah dan kami semua akan kembali kepada-Nya). Hendaknya seorang muslim mohon
perlindungan dari sesuatu hal yang tidak baik dengan membaca ‘’audzubillahi min dzalik’ (aku
berlindung kepada Allah dari hal demikian), dan bila terlanjur berbuat khilaf segera memohon
ampun dengan ucapan ‘astaghfirullah’ (aku mohon ampun kepada Allah).

Ajaran Islam yang secara global terdiri atas aqidah – ibadah – akhlak, dan muamalah atau
aqidah – syariah dan akhlak atau iman- islam dan ikhsan tidak dapat dipisahkan satu dengan
lainnya sehingga saling terkait. Oleh karena itu hamba Allah yang memiliki aqidah (iman) yang
kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan benar, memiliki akhlak yang mulia dan bermuamalah
dengan baik. Allah menggambarkan hal tersebut di dalam Al-Qur’an surat Ibrahim (14) ayat 24.

42
”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu
memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (Ibrahim/14:24-
25).

3.2. Fenomena Kemusyrikan


Syirik, yaitu mempersekutukan Allah SWT dengan melakukan perbuatan yang seharusnya
ditujukan hanya kepada Allah SWT, adalah dosa besar. Allah SWT tidak akan mengampuni dosa
syirik. Perihal syirik ini, Bukhari-Muslim meriwayatkan sabda Rasulullah SAW berikut: Ibnu
Mas’ud bertanya kepada Rasulullah SAW dosa apa yang paling besar, beliau menjawab ‘Engkau
menjadikan sesuatu sebagai tandingan Allah SWT, padahal Dialah yang menciptakan kamu’.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (An-Nisa/4:48).

Syirik ada dua macam, yaitu syirik akbar (besar) dan syirik asghar (kecil). Syirik akbar
dapat tampak nyata (dzahirun jali) atau tersembunyi (batinun kahfi). Contoh syirik akbar antara
lain: beribadah kepada selain Allah SWT (dzahirun jali), meminta pertolongan kepada orang mati
(batinun kahfi), mentaati makhluk serta mengikuti selain yang disyariatkan oleh Allah SWT dan
Rasul-Nya.

43
“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan.
Sesungguhnya syetan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah
kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang
yang musyrik.” (Al-An’am/6:121).

Contoh syirik asghar adalah: bersumpah dengan nama selain Allah SWT, memakai kalung
atau benang yang diyakini memiliki kekuatan gaib (Yunus/10:106), menggantung azimat atau
benda yang memiliki kekuatan gaib (Al-An’am/6:17). Mantra, yaitu mengucapkan kata-kata
tertentu agar dapat menolak kejahatan dan mendapatkan kekuatan gaib dengan bantuan jin, sihir,
yaitu cara penipuan dan pengelabuan yang dilakukan dengan cara mantra atau menjampi
(Yunus/10:81), ramalan, merupakan salah satu bentuk sihir, guna-guna, dukun dan tenung (An-
Naml/27:65, Al-An’am/6:59), bernadzar kepada selain Allah SWT (Al-Baqarah/2:270),
sembelihan selain untuk Allah SWT (Al-Kautsar/108:2), tathayur yaitu berfirasat buruk atau sial,
menimbulkan rasa pesimis karena mendengar atau melihat suatu kejadian.

“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfa`at dan tidak (pula)
memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu,
maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim".” (Yunus/10:106).

“Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang
menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu,
maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.” (Al-An’am/6:17).

3.3. Bahaya Syirik


Setidaknya terdapat lima bahaya syirik, yaitu (1) perbuatan syirik merupakan kezaliman
yang terbesar (Luqman/31:13), (2) syirik merupakan dosa yang terbesar dan tidak mendapat
ampunan (An-Nisa/4:48) jika tidak bertaubat, (3) syirik merupakan kesesatan yang jauh (An-Nisa/

44
4:60), (4) pelaku syirik terlarang masuk syurga dan akan dimasukkan ke dalam neraka
(Al-Ma’idah/5:72), dan (5) dapat menghapus amal/pahala (Az-Zumar/39:65).

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".” (Luqman/31:13).

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (An-Nisa/4:48).

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman
kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu?
Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari
thaghut itu. Dan syetan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-
jauhnya.” (An-Nisa/4:60).

45
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al
Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah
Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (Al-Ma’idah/5:72).

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu:
"Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar/39:65).
Semoga Allah SWT menolong kita sekalian dalam menjaga lurusnya aqidah kita, agar
kesuksesan yang kita raih adalah kesuksesan atau kemenangan yang hakiki yang diridhoi-Nya.
Amin.

ADAB TERHADAP ALLAH

1. Tidak membuat tandingan-tandingan terhadap Allah


 Tidak berbuat syirik
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada
hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah
amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (Al Baqarah/2:165)
 Seluruh rasul diperintah Allah untuk mengajarkan tauhid
“Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan
kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku.” (Al Anbiya/21:25)
 Memahami, menyadari, dan merasakan pengawasan Allah terhadap semua
aktifitasnya. Takut dan harap ke hadirat-Nya. Takut akan murka Allah SWT dan takut
tergelincir melanggar larangan-larangan-Nya sehingga berhati-hati dan tidak
sembarangan, dan makin mendekatkan diri ke hadirat Allah. Harap ke hadirat-Nya
karena Allah SWT adalah Maha Pengampun dan Maha Pengabul do’a, yang
membawa kepada sikap menjauhkan diri dari kecewa dan putus asa. 
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al
Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan kami menjadi
saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu
biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil
dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam Kitab
yang nyata (Lauh mahfuzh).” (Yunus/10:61)
“Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan.” (An
Nahl/16:19)

2. Memahami, menyadari, dan merasakan penguasaan Allah SWT atas semua kehidupan
46
 Penyerahan diri secara total dan tawakal: menyandarkan hasil semua aktivitas
kepada Allah SWT dengan usaha secara maksimal dilandasi keikhlasan

“Sesungguhnya Aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. tidak ada suatu
binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya
Tuhanku di atas jalan yang lurus." (Hud/11:56)
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas
yang selalu hadir.”(Qaaf/50:18)

3. Meyakini kebenaran firman-firman Allah SWT


 Senantiasa tilawah dan tadabbur Al Qur’an
“Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya
kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu
malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (Al
Muzammil/73:4-6)
 Menjadikan Al Qur’an sebagai huda (petunjuk), obat penyakit hati (syifa), dan
rahmat
“Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman.”(Yunus/10:57)
         
“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,”(Al
Baqarah/2:2)

4. Memahami, menyadari, dan merasakan karunia dan nikmat Allah SWT


 Kecintaan (mahabbah) dan syukuur ke hadirat-Nya
            

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu
ditimpa oleh kemudharatan, Maka Hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.”(An
Nahl/16:53)

          
    
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Ali
Imran/3:31)
         

“Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan." (Yunus/10:58)

5. Memahami, menyadari, dan merasakan kerasnya/dahsyatnya siksaan/ancaman Allah


SWT jika tidak taat kepada-Nya
    
“Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras.”(Al Buruj/85:12)

47
          
    
“Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah,
mukanya menjadi hitam. bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang
yang menyombongkan diri?”
(Az-Zumar/39:60)
          
        
“Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman
akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah
datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (Al-Fueqon/25:28-29)

6. Tidak mempertanyakan/menggugat seluruh ketentuan Allah SWT


 Menumbuhkan sikap sami’na wa atha’na (kami dengar dan kami taat). Bukan
sami’na wa ashoina (kami dengar tetapi kami ingkari)
          
          
        
“ Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan:
"Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali.”(Al Baqarah/2:285)
        
        
         
 
“ Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari kamu dan kami angkat bukit (Thursina) di
atasmu (seraya kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang kami berikan kepadamu
dan dengarkanlah!" mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati". dan Telah
diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi Karena kekafirannya.
Katakanlah: "Amat jahat[74] perbuatan yang Telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul
kamu beriman (kepada Taurat).” (Al-Baqarah/2:93)
 Mengambil hikmah dari setiap ketentuan Allah SWT
         
         
 
“ (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka
peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali Imran/3:191)
 Meyakini bahwa Allah-lah yang akan mempertanyakan seluruh aktivitasnya
      

48
“ Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.” (Al-
Anbiya/21:23)
 Prasangka baik kepada Allah SWT: ridha dan ikhlas
         
“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam.”
(Al-An’am/6:162)
       
 
“ Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang Telah kamu sangka kepada Tuhanmu, dia
Telah membinasakan kamu, Maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”
(Fushilat/41:23)
 Allah SWT tidak mendzalimi hamba-Nya
          
“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia
itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.”(Yunus/10:44)
         
     
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi,
supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).”(Ar-Ruum/30:41)
           
 
“Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat
zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.” (Huud/11:102)
          
           
    
“Maka Mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai
keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali
sebahagian kecil di antara orang-orang yang Telah kami selamatkan di antara mereka, dan
orang-orang yang zalim Hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada
mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.” (11:116)
          
   
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
zalim saja di antara kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (Al-
Anfal/8:25)

7. Senantiasa bersabar dan tidak berputus asa terhadap semua kejadian yang menimpa
 Usaha maksimal dan do’a/semangat hidup
           
         

49
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah, melainkan kaum yang kafir." (Yusuf/12:87)

8. Istiqamah dalam menjaga adab-adab di atas


        
        
         
         
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" Kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka
dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam
kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan
memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.” (Fushilat/41:30-31)
           
         
 
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", Kemudian mereka
tetap istiqamah[1388] Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula)
berduka cita. Mereka Itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai
balasan atas apa yang Telah mereka kerjakan.” (Al-Afqah/46:13-14)

50
4.SYARI’AH

1. KEUTAMAAN WUDHU
2. RISALAH SHOLAT
2.1. Keutamaan/Keistimewaan Sholat
2.2. Kiat Khusyu’ Dalam Sholat
3. RISALAH RAMADHAN
3.1. Menyambut Bulan Suci Ramadhan
3.1.1. Khutbah Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan - 1
3.1.1. Khutbah Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan - 2
3.1.3. Beberapa Persiapan Menyongsong Hadirnya Ramadhan
3.2. Tuntunan Ibadah Puasa Ramadhan
3.2.1. Hukum Puasa Ramadhan
3.2.2. Keutamaan Puasa Ramadhan
3.2.3. Syarat Wajib Puasa Ramadhan
3.2.4. Rukun (Fardhu) Puasa Ramadhan
3.2.5. Hal-hal yang Membatalkan Puasa
3.2.6. Hal-hal yang Tidak Membatalkan Puasa atau Boleh Dilakukan Sewaktu
Puasa
3.2.7. Hal-hal yang Sangat Prinsip untuk Difahami bagi Orang yang Berpuasa
3.2.8. Adab-adab yang Menyempurnakan Ibadah Puasa Ramadhan
3.3. Hikmah Puasa Ramadhan
4. INFAQ, SHADAQAH, DAN ZAKAT SERTA ADAB-ADABNYA
5. RISALAH HAJI
5.1. Hukum dan Hikmah Ibadah Haji dan Umrah
5.2. Macam, Rukun, dan Wajib Haji
5.3. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Berkaitan dengan Pelaksanaan Ibadah Haji
5.4. Pelaksanaan Haji Tamattu’
5.5. Hal-Hal Yang Penting Diperhatikan Bagi Wanita Dalam Menunaikan Ibadah Haji

51
1. KEUTAMAAN WUDHU

Utsman bin Affan ra. Berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa berwudhu dan
menyempurna-kannya, maka semua dosa keluar dari jasadnya, hingga dari ujung kuku-kukunya.”
(H.R. Muslim).

Abu Hurairah ra. Berkata, Rasulullah bersabda, “Apabila seorang muslim (atau mukmin)
berwudhu, maka ketika membasuh wajah, semua dosa yang telah dilihat dengan kedua matanya
keluar dari wajahnya bersama tetesan air - atau bersama tetesan air terakhir; ketika membasuh
kedua tangannya, setiap dosa yang disebabkan pukulan tangannya keluar dari tangannya bersama
tetesan air - atau tetesan air terakhir; ketika membasuh kedua kakinya, setiap dosa karena
perjalanan kakinya keluar bersama tetesan air - atau tetesan air terakhir - sehingga dia keluar
dalam keadaan bersih dari semua dosa.” (H.R. Muslim).

Umar bin Khattab ra. Berkata, Nabi saw. Bersabda, “Tidak seorang pun diantara kalian yang
berwudhu dengan sempurna, lalu mengucapkan, “Asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa
syariika lah, Wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh” (Aku bersaksi bahwa tiada
tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
52
utusan-Nya), kecuali dia dibukakan delapan pintu surga. Dia bisa masuk dari mana pun yang dia
suka.” (H.R. Muslim).
Tirmizi menyebutkan dengan tambahan, “Allahummaj’alni minat tawwaabiina waj’alni minal
mutatohhiriin (Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat, dan jadikanlah aku
termasuk orang-orang yang suci (dari dosa)”.
Pelajaran yang dapat diambil dari hadits-hadits tersebut adalah: (1) kita dianjurkan
memperhatikan adab dan syarat-syarat wudhu dan tidak membatasi pada amalan wudhu yang
wajib saja, (2) sempurnanya wudhu menjadikan menjadikan dosa-dosa kecil kita diampuni oleh
Allah SWT, (3) keutamaan orang yang menyempurnakan wudhu dengan memperhatikan amalan
wudhu yang wajib dan yang sunnah, serta nenyertainya dengan doa.

2. RISALAH SHOLAT

2.1. Keutamaan/Keistimewaan Sholat

1. Allah SWT memanggil langsung Rasulullah saw dalam peristiwa Isra’ Mi’raj untuk
menyampaikan perintah sholat

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Al-Isra’/17:1).
2. Sholat merupakan amalan yang pertama kali dihisap di yaumil akhir
“Sesungguhnya yang pertama dihisap pada seorang hamba di hari kiamat dari amal
perbuatannya ialah sholat, maka bila sempurna sholatnya berarti telah lulus dan beruntung dan
bila rusak sholatnya maka pasti kecewa dan merugi, dan jika terdapat kekurangan dalam
sholat fardhunya Allah berfirman: Perhatikanlah sholat sunnah hamba-Ku uyntuk menutupi
kekurangan sholat fardhunya. Kemudian setelah selesai dihisap sholatnya barulah amal-amal
perbuatan yang lain dihisap” (HR At-Thirmidzy).
3. Sholat merupakan amal yang paling tinggi nilainya di hadapan Allah SWT (Al-Hadits-2).
“Ibnu Mas’ud ra berkata: Saya bertanya kepada Nabi saw: Apakah amal yang paling utama?
Jawab Nabi saw: Sholat di awal waktu. Saya bertanya: Kemudian apa lagi? Jawab Nabi saw:
Berbakti kepada kedua orang tua. Saya bertanya: Kemudian apa lagi? Jawab Nabi saw:
Berjihad fisabilillah” (HR Bukhari-Muslim).
4. Sholat merupakan pembeda antara orang kafir dan orang muslim (Al-Hadits-3).
“Jabir ra berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda: Meninggalkan sholat
adalah batas kekufuran bagi seseorang” (HR Muslim).

53
5. Malas dan riya’ dalam melaksanakan sholat merupakan salah satu ciri orang-orang yang
munafik

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan
mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah
kecuali sedikit sekali”. An-Nisa/4:142)
6. Sholat yang dilaksanakan bukan karena Allah SWT / lalai / riya’ dapat membawa kepada
neraka wail

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya, orang-orang yang berbuat riya. “ (Al-Ma’un/107:4,5,6).
7. Sholat wajib dilakukan bagi yang memenuhi syarat dalam kondisi apapun selama orang
tersebut dalam keadaan sadar (tidak dapat diwakilkan kepada orang lain dalam keadaan
apapun)

“Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah
(dalam shalatmu) dengan khusyu`. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah
sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah
Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui.” (Al-Baqarah/ 2:238-239)

54
“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqashar
sembahyan g(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang
kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (An-Nisa/4:101)
8. Penegakan sholat merupakan salah satu ciri kepemimpinan dalam Islam

“(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya
mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma`ruf dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (Al-
Hajj/22:41).
9. Sholat berjamaah merupakan miniatur yang ideal dalam kepemimpinan (Al-Hadits).
Orang yang menjadi imam bagi suatu kaum adalah yang paling baik bacaan Qur’annya. Bila
sama-sama baik, diambil yang paling alim di bidang agama. Bila sama-sama alim, dipilih
yang paling dahulu hijrahnya. Bila sama-sama terdahulu dalam hijrah, maka dipilih yang
paling tua umurnya. (HR Muslim).
Imam itu dijadikan untuk diikuti. Maka janganlah kalian menyalahinya. Bila imam takbir,
maka takbirlah. Bila imam ruku’ maka ruku’lah. Bila imam mengucapkan samiallahu liman
hamidah maka ucapkanlah Allahumma Rabbana lakal hamd, Bila imam sujud, sujudlah. Bila
imam shalat sambil duduk, maka shalatlah sambil duduk pula. (HR Bukhari).
10. Menyia-nyiakan sholat merupakan ciri generasi yang rusak

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”
(Maryam/19:59).
11. Mengajarkan sholat merupakan ciri utama pembentukan generasi yang baik

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya
Tuhan kami, perkenankanlah do`aku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu
bapakku dan sekalian orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".
(Ibrahim/ 14:40,41)

55
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”.
(Luqman/31:17).

"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang
saleh.” (Ash-Shafat/37:100).

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki
kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”. (Thaha/20:132).
12. Sholat merupakan ciri utama orang-orang yang bertaqwa

“Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan
sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,” (Al-Baqarah/2:2-3).
13. Sholat merupakan ciri utama orang-orang yang beriman (Al-Mu’minun/23:1,2,9).

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu`


dalam shalatnya, dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.”. (Al-Mu’minun/
23:1,2,9).
14. Sholat merupakan ciri utama orang-orang yang mensyukuri nikmat Allah SWT

56
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.” (Al-Kautsar/108:2).
15. Sholat merupakan ciri utama orang-orang yang shaleh

“Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Ya`qub, sebagai suatu
anugerah (daripada Kami). Dan masing-masing Kami jadikan orang-orang yang saleh. Kami
telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah,” (Al-
Anbiya/21:72-73).
16. Sholat merupakan ciri utama para ilmuwan / ulil albab

“Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mu'min,
mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Qur'an), dan apa yang telah
diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan
kepada mereka pahala yang besar.” (An-Nisa/4:162)

57
“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu
itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang
dapat mengambil pelajaran, (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak
merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan
supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.
Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-
terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat
tempat kesudahan (yang baik),” (Ar-Rad/13:19-22).

“(Ibrahim berdo`a): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke
dalam golongan orang-orang yang saleh,” (Asy-Syu’ara/26:83).

“Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.” (Az-Zumar/ 39:9).

17. Sholat merupakan salah satu ciri hamba Allah SWT yang mendapat kemuliaan /
ibadurrahman

58
“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di
atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan
berdiri untuk Tuhan mereka.” (Al-Furqan/25:63,64).
18. Sholat merupakan salah satu ciri orang-orang yang mendapatkan rahmat Allah SWT

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf,
mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka ta`at
kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”. (At-Taubah/9:71).

19. Sholat yang benar dapat membuahkan balasan sorga (Fathir/35:4,5; An-Nisa/4:162; As-
Sajdah/32:16).

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-
ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”. (Al-Ankabut/29:45).

59
“Dan jika mereka mendustakan kamu (sesudah kamu beri peringatan), maka sungguh telah
didustakan pula rasul-rasul sebelum kamu. Dan hanya kepada Allah-lah dikembalikan segala
urusan. Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah
kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu,
memperdayakan kamu tentang Allah.”
(Fathir 4-5)

“Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mu'min,
mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Qur'an), dan apa yang
telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat,
dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami
berikan kepada mereka pahala yang besar.” (An nisa 162)

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo`a kepada Tuhannya
dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami
berikan kepada mereka.” (As Sajdah 16)
20. Sholat tahajjud dapat membuahkan tempat yang terpuji bagi mereka yang istiqamah
melaksanakannya

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”
(Al-Isra’/17:79).

60
21. Sholat yang benar dapat mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar (Al-
Ankabut/29:45).

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-
ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”. (Al-Ankabut/29:45).
22. Sholat dapat dijadikan wasilah sebagai penolong utama dalam memecahkan berbagai
problema dalam kehidupan

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`,” (Al-
Baqarah/2:45).

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-
Baqarah/2:153).

23. Sholat dapat menghilangkan berbagai penyakit hati seperti syirik, keluh kesah, kikir, riya,
sombong/ khibir dsb.

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi
Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari
pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami
mohon pertolonganTunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan
(pula jalan) mereka yang sesat.” (Al-Fatihah/ 1:1-7).
61
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-
orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,” (Al-
Ma’arij/70:19-23).

2.2. Kiat Khusyu’ Dalam Sholat


1. Meluruskan niat (ikhlas) dan memeliharanya.
2. Memahami makna wudhu dan berwudhu dengan benar (memenuhi rukunnya dan
memperhatikan sunnah-sunnahnya).
3. Melakukan sholat di awal waktu dan berjamaah.
4. Meluruskan, merapikan dan merapatkan shaf.
5. Melakukan sholat dengan benar (memenuhi rukunnya dan memperhatikan sunnah-sunnahnya).
6. Memahami makna bacaan yang diucapkan.
7. Tidak tergesa-gesa dalam membaca bacaan sholat dan dalam melakukan gerakan-gerakan
sholat (tuma’ninah)
8. Ketika sholat tidak disibukkan dengan urusan dunia dan perhiasannya
9. Pandangan diarahkan ke tempat sujud
10. Menutup aurat dengan benar dengan pakaian yang suci dan bersih
11. Tidak menahan buang air kecil, buang angin, ataupun buang air besar
12. Tidak mengantuk
13. Bila dalam keadaan lapar atau haus, sebaiknya makan dan minum terlebih dahulu bila tidak
berpuasa
14. Pergi ke mesjid atau tempat sholat dengan banyak berdzikir dan berdoa.
15. Tempat sholat suci dan bersih dari gambar-gambar yang mengganggu, serta suasananya tenang
dan tidak bising

3. RISALAH RAMADHAN

3.1. Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Setiap hamba Allah yang beriman sudah sepantasnya mempersiapkan dan menyambut
kehadiran bulan suci Ramadhan dengan hati yang ridha dan penuh dengan kegembiraan serta
perasaan yang senang, karena kehadirannya membawa barakah, rahmah, dan maghfirah. Di
bawah ini dipaparkan dua khutbah Rasulullah saw di hadapan para sahabatnya. Pada hakikatnya,
khutbah tersebut disampaikan kepada seluruh umat Rasulullah saw dalam rangka meyambut bulan
suci Ramadhan. Hal ini tercermin dari seruan khutbah tersebut yang diawali dengan ‘Wahai
manusia!’. Oleh karenanya, hadirkan hati, akal, dan jasadiyah kita seolah-olah kita berada di
tengah para sahabat dan ikut mendengarkan khutbah Rasulullah tersebut.

62
3.1.1. Khutbah Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan - 1

Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah,
rahmat, dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari paling
utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-
jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan
dimuliakanNya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu adalah ibadah, amal-amalmu
diterima, dan doamu diijabah.
Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah
membimbingmu untuk melakukan syiyam dan membaca kitabNya. Celakalah orang yang tidak
mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu
kelaparan dan kehausan di akhirat. Bersedekahlah kepada kaum fukara dan masakin. Muliakanlah
orang-orang tuamu, sayangilah yang muda, sambunglah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan
pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya, dan pendengaranmu dari apa yang
tidak halal kamu mendengarkannya.
Kasihanilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertobatlah
kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu
karena itulah saat-saat yang paling utama, ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-
hambanya dengan penuh kasih. Dia menjawab mereka ketika mereka menyeruNya, menyambut
mereka ketika mereka memanggilNya, dan mengabulkan mereka ketika mereka berdoa
kepadaNya.
Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah
dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah
dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah! Allah Ta’ala bersumpah dengan segala kebesaranNya bahwa Dia tidak akan
mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka
pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb Al-‘Alamin.
Wahai manusia! Barangsiapa diantaramu memberi buka kepada orang-orang Mukmin yang
berpuasa di bulan ini, maka disisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia
diberi ampunan atas dosa-dosanya yang lalu.
Sahabat-sahabat bertanya: ‘Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.’
Rasulullah meneruskan:
Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api
neraka walaupun hanya dengan seteguk air.
Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlak di bulan ini ia akan berhasil melewati
sirath pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.
Barangsiapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya
(pegawai atau pembantunya) di bulan ini, Allah meringankan pemeriksaanNya di hari kiamat.
Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murkaNya pada hari ia
berjumpa denganNya. Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan
memuliakannya pada hari ia berjumpa denganNya.
Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturrahmi) di bulan ini, Allah akan
menghubungkan dia dengan rahmatNya pada hari ia berjumpa denganNya. Barangsiapa
memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmatNya pada hari ia berjumpa
denganNya.

63
Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan
dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardhu baginya adalah ganjaran seperti melakukan
70 shalat fardhu di bulan yang lain.
Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan
timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa pada bulan ini membaca satu
ayat Al-Qur’an, ganjarannya sama seperti mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada
Tuhanmu agar tidak akan pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka
mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Syaitan-syaitan
terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.
Amirul Mukminin kw berkata: ‘Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?’
Sabda Nabi: ‘Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang
diharamkan Allah.’

Dikutip dari ‘Puasa Bersama Rasulullah’ karangan Ibnu Muhammad, Pustaka Al Bayan Mizan.

3.1.2. Khutbah Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan - 2


Wahai manusia! Sesungguhya kalian telah dinaungi oleh bulan nan agung yang penuh
barokah, bulan dimana di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah
menjadikan puasa di bulan tersebut sebagai wajib, sedangkan sholat di malamnya sebagai
sunat.Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah pada bulan itu dengan ibadah sunat, sama
seperti orang yang menunaikan ibadah fardhu pada bulan lainnya. Barangsiapa menunaikan ibadah
fardhu pada bulan itu, sama dengan menunaikan ibadah fardhu 70 kali di bulan lainnya.
Bulan Ramadhan adalah bulan sabar, pahala sabar adalah surga. Bulan Ramadhan adalah
bulan solidaritas (tolong-menolong), dan bulan dimana rizki orang mukmin bertambah.
Barangsiapa memberi buka puasa pada bulan itu kepada yang berpuasa, maka baginya maghfirah
(ampunan) bagi dosa-dosanya dan bebas dirinya dari api neraka. Ia mendapat pahala seperti pahala
orang yang berpuasa itu tanpa sedikitpun mengurangi pahala orang yang berpuasa. Para sahabat
bertanya: “Tidak mungkin kami semua dapat memberi makanan berbuka puasa kepada orang yang
berpuasa.” Rasulullah menjawab: “Allah SWT akan memberi pahala (seperti) itu kepada siapa saja
yang memberi makanan berbuka puasa kepada orang yang berpuasa (meskipun) dengan sebutir
kurma atau seteguk air.”
Bulan Ramadhan adalah bulan yang awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan)
dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Dan barangsiapa meringankan (beban) pembantu atau
pegawainya (di bulan) tersebut maka Allah akan mengampuni dosanya dan Allah bebaskan dia dari
api neraka.
Dan perbanyaklah pada bulan Ramadhan ini empat perkara, (yakni) dua perkara untuk
menyenangkan Tuhanmu, ialah membaca syahadat (asyhadu anlaa ilaaha illallah) dan membaca
istighfar (astaghfirullah). Sedang dua perkara yang justru tidak boleh tidak dari padanya, ialah
memohon surga dan berlindung pada Allah dari api neraka.

64
Barangsiapa memberi minuman bagi orang yang berbuka puasa, maka Allah akan memberinya
minuman dari telagaku, ia tidak akan haus lagi setelah itu selama-lamanya.

(Khutbah Rasulullah di depan para sahabat pada hari terakhir dari bulan Sya’ban, diriwayatkan
oleh Ibnu Khuzaimah, Al-Baihaqi, dan Ibnu Hibban dari Salman Al-Farisi, dari nabi saw).

3.1.3. Beberapa Persiapan Menyongsong Hadirnya Ramadhan

1 Mempersiapkan hati / menghadirkan hati.


. Hadirnya hati insya Allah dapat diwujudkan melalui sikap hati ridha dan meningkatkan
kerinduan terhadap Ramadhan, dan diwujudkan dalam bentuk pembersihan hati / kendali hati
terhadap seluruh aktivitas / khusyu’, sehingga menghasilkan keikhlasan. Hendaknya
melakukan tindakan preventif dan pengobatan terhadap segala bentuk penyakit-penyakit hati.
Hendaknya meningkatkan taqarrub ilallah melalui iman, amal shaleh dan doa. Semua itu
menjadi modal bagi kita, khususnya para da’i untuk berdakwah secara ikhlas.
2 Mempersiapkan fisik / jasad seprima mungkin
. Disamping mempersiapkan hati agar senantiasa ridha dan ikhlas terhadap seluruh ketentuan
Allah, khususnya yang berkaitan dengan puasa Ramadhan, fisik atau jasad juga perlu
dipersiapkan secara prima agar tetap tegar, tidak mudah letih (lesu), serta senantiasa sehat
dalam melaksanakan perintah-perintahNya. Seluruh organ-organ tubuh kita hendaknya
dioptimalkan dalam rangka mencegah dan menghindari hal-hal yang dapat mengurangi apalagi
membatalkan nilai-nilai puasa Ramadhan (mencegah diri dari perbuatan maksia melalui organ-
organ tubuh seperti melalui mata, telinga, lisan, tangan, kaki, dll.), serta dioptimalkan pula
untuk meraih nilai-nilai puasa Ramadhan (memperbanyak tilawah dan taddabur Al-Qur’an,
membaca doa dan istighfar, dll). Rasulullah mencontohkan di bulan Sya’ban beliau
memperbanyak puasa sunnah yang hikmahnya dalam rangka mempersiapkan puasa di bulan
Ramadhan.
3 Mempersiapkan / meningkatkan pemahaman melalui kajian / penambahan ilmu.
Hendaknya disadari bahwa keabsahan dan nilai suatu amal ditentukan oleh niatnya
(keikhlasan), sedangkan keikhlasan sangat ditentukan oleh kefahaman. Kefahaman sangat
ditentukan oleh tambahan pengetahuan / ilmu. Pada gilirannya, peningkatan kefahaman akan
membawa kepada peningkatan ilmu dan amal, sehingga akan melahirkan peningkatan prestasi.
Allah SWT telah menjanjikan kelebihan bulan Ramadhan dari bulan-bulan lainnya bagi yang
melaksanakan ibadah puasa, antara lain: tidurnya ibadah, diamnya baca tasbih, ibadah sunnah
nilainya sama dengan ibadah wajib, ibadah wajib nilainya dilipatkan 70 kali, ada malam
lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan, serta keutamaan bulan Ramadhan yang
tercermin dari sebutannya yaitu syahrullah, syahrut-tarbiyah, syahrus-shobri, syahrud-
da’wah, syahrul-Qur’an, syahrul-mubarak, syahrul-adhim, dll. Bagi para da’i, Ramadhan
65
adalah kesempatan yang sangat baik untuk menyebarkan dakwah, bukan sekedar bulan
peningkatan kualitas pribadi.
4 Mempersiapkan program.
. Bagi kaum muslimin, terutama para da’i harus ada program dikaitkan dengan dakwah, tidak
hanya program bagi dirinya. Sebagai contoh:
a. Mengkhatamkan al-Qur’an dan mentadabburi serta mengamalkannya, untuk kemudian
didakwahkan
b. Membaca, memahami dan mengamalkan hadits rasul dan sirah, untuk kemudian
didakwahkan
c. Menunaikan amal-amal yaumiyah dengan ikhlas, untuk kemudian didakwahkan pada
setiap kesempatan
d. Dakwah dalam keluarga, kerabat, tetangga, dst.
e. Menginteraksikan dakwah dengan setiap lembaga.
5 Mensucikan diri melalui habluminallah dan habluminannas.
. Ingat tiga kategori dosa, yaitu (1) dosa syirik yang tidak terampuni kalau tidak tobat dan
terbawa mati, (2) dosa yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah SWT secara langsung, (3)
dosa yang berkaitan dengan sesama manusia. Ketiga kategori dosa tersebut memerlukan
taubatan nashuha (tobat yang sebenar-benar-nya) yang cirinya: (a) tobatnya dilandasi dengan
iman (ikhlas karena Allah SWT), (b) menyesali, jera dan tidak mengulangi perbuatan dosa
tersebut (c) mengiringi dengan amal-amal sholeh, (d) khusus untuk kategori dosa ke tiga, harus
diawali dengan permintaan maaf terhadap manusia yang bersangkutan. Oleh karena itu
bereskan semua hal di atas sebelum bulan Ramadhan, karena Ramadhan adalah syahrut-
taubah. Disamping itu usahakan pula masuk bulan Ramadhan dalam keadaan mensucikan diri.
Dalam hal ini semua amanah agar diselesaikan/ditunaikan, baik amanah yang terkait langsung
dengan Allah SWT (misalnya seperti hutang shaum) maupun dengan sesama (misalnya
pinjaman barang-barang, atau hutang, dll).
6 Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk mengkodusifkan pencapaian upaya 1 s/d 5.
. Sebagai contoh adalah:
a. Dana yang halal
b. Al-Qur’an / bahan bacaan, hadits, sirah, dll. yang diperlukan
c. Pakaian, sajadah, mukena, peci, dll.
d. Pemakmuran mushalla / masjid dll.
e. Kendaraan untuk berdakwah
f. Sarana-prasarana lain yang diperlukan

3.2. Tuntunan Ibadah Puasa Ramadhan


3.2.1. Hukum Puasa Ramadhan
Hukum mengerjakan puasa Ramadhan adalah wajib bagi tiap muslim, sebagaimana firman
Allah SWT: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa. (QS 2: 183) dan sabda Rasulullah
saw: Islam itu didirikan atas lima asas yaitu: Bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, mengerjakan haji dan
berpuasa di bulan Ramadhan (HR Bukhari Muslim)
66
3.2.2. Keutamaan Puasa Ramadhan
1. Diterima dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda ketika telah datang bulan Ramadhan,
‘Sungguh, telah datang padamu bulan yang penuh berkah, dimana Allah mewajibkan kamu
berpuasa, di saat dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu setan-
setan, dan dimana dijumpai suatu malam yang nilainya lebih berharga dari seribu bulan.
Maka barangsiapa yang tidak berhasil beroleh kebaikannya, sungguh tiadalah ia akan
mendapatkan itu untuk selama-lamanya.’ (HR Ahmad, Nasa’i dan Baihaqi).
2. Diterima dari ‘Arfajah, padanya disampaikan hadits tentang Ramadhan oleh temannya yang
berkata: Saya dengar Rasulullah saw bersabda mengenai Ramadhan, ‘Pada bulan itu ditutup
pintu-pintu neraka, dibuka pintu-pintu surga, dan dibelenggu setan-setan.’ Ulasnya lagi, ‘dan
seorang malaikat akan berseru, ‘Hai pecinta kebaikan, bergembiralah!’ dan ‘Hai pecinta
kejahatan, hentikanlah!’ sampai Ramadhan berakhir.’ (HR Ahmad dan Nasa’i).
3. Diterima dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda, ‘Sholat yang lima waktu, Jum’at ke
Jum’at, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan kesalahan-kesalahan yang
terdapat di antara masing-masing selama kesalahan besar dijauhi.’ (HR Muslim).
4. Dan dari Abu Sa’id al-Khudri ra bahwa Nabi saw bersabda, ‘Barangsiapa berpuasa pada
bulan Ramadhan dan mengetahui batas-batasnya dan ia menjaga diri dari segala apa yang
patut dijaga, dihapuskanlah dosanya yang sebelumnya.’ (HR Ahmad dan Baihaqi).
5. Dan diterima dari Abu Hurairah, katanya: Telah bersabda Rasulullah saw, ‘Siapa yang
berpuasa pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan keridhoan Allah, akan
diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.’ (HR Ahmad dan Ash-Habus Sunan).
6. Dari Abu Hurairah ra: Rasulullah saw berkata, ‘Allah SWT berfirman (setiap amalan anak
Adam untuknya kecuali puasa adalah untuk-Ku dan Aku akan mengganjarnya). Puasa itu
adalah perisai, maka bila seseorang diantaramu berpuasa jangan berkata jorok, bersuara
kasar, dan berbuat jahil. Apabila ada yang mengumpatnya atau mengajak berkelahi maka
hendaklah ia katakan, ‘Aku sedang berpuasa,’ sebanyak dua kali. Demi yang jiwa Muhammad
di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada
aroma minyak misk pada hari kiamat. Orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan,
ketika berbuka puasa gembira dengan bukanya, dan ketika bertemu Rabbnya gembira dengan
(pahala) puasanya.’ (HR Ahmad, Muslim, dan Nasa’i).
7. Dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah saw berkata, ‘Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan
syafa’at bagi seorang hamba pada hari kiamat. Berkata puasa (shiyam), ‘Wahai Rabb, aku
telah menahannya dari makanan dan minuman serta syahwat pada siang hari, maka
jadikanlah aku syafa’at untuknya.’ Dan berkata Al-Qur’an ‘Aku telah menahannya dari tidur
pada malam hari, maka jadikanlah aku syafa’at untuknya.’ Lalu keduanya dijadikan syafa’at
untuknya.’ (HR Ahmad).
8. Dari Abu Sa’id Al Hudzri ra: Nabi saw bersabda, ‘Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari
di jalan Allah, kecuali akan Allah jauhkan wajahnya dengan hari itu dari api neraka sejauh
tujuh puluh tahun/khorif.’ (HR Jama’ah kecuali Abu Dawud).
9. Dari Sahal bin Sa’ad: Nabi saw bersabda, ‘Sorga itu memiliki suatu pintu yang dijuluki
Rayyan. Akan diserukan pada hari kiamat ‘Dimanakah orang-orang yang berpuasa?’ Apabila
semua mereka telah memasukinya, ditutuplah pintu tersebut.’ (HR Bukhari Muslim).
10. Sabda Nabi saw, ‘Puasa adalah perisai dari neraka, seperti perisai salah seorang kamu dalam
perang dari serangan musuh.’ (HR Ahmad).

67
3.2.3. Syarat Wajib Puasa Ramadhan
Seseorang diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan apabila telah memenuhi syarat-syarat
berikut:
1. Islam
2. Baligh (dewasa)
3. Sehat akal dan badan
4. Muqim (tidak sedang bepergian)
5. Kuat mengerjakan puasa
6. Tidak dalam keadaan haid atau nifas bagi wanita.
Bagi yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, diatur dengan ketentuan berikut:
1. Tidak wajib mengerjakan dan tidak wajib mengganti, yaitu yang belum masuk Islam, belum
dewasa, atau gila (HR Ahmad dan Hakim dari ‘Aisyah ra)
2. Haram berpuasa dan wajib mengqadha (mengganti puasa) di bulan lain, yaitu wanita yang haid
atau nifas ketika tengah berpuasa Ramadhan (HR Jama’ah dari Muadz)
3. Boleh berbuka puasa di siang Ramadhan dan wajib mengqadha, yaitu bagi yang sakit sehingga
tidak kuat berpuasa atau yang bepergian (safar) sehingga memberatkan bila berpuasa (QS
2:184)
4. Boleh berbuka puasa tetapi sebagai gantinya wajib membayar fidyah berupa memberi makan
fakir miskin tiap hari satu orang, dengan harga makanan yang biasa dimakan untuk satu hari,
yaitu bagi yang tidak kuat sama sekali mengerjakan puasa seperti karena lanjut usia (QS 2:184)
5. Boleh berbuka puasa dan wajib mengqadha atau membayar fidyah, yaitu bagi wanita hamil
atau menyusui anak (QS 2:184)
3.2.4. Rukun (Fardhu) Puasa Ramadhan
1. Berniat puasa di malam hari (HR Ahli Hadits yang Lima)
2. Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa berupa makan, minum, dan bersetubuh, dari
semenjak fajar sampai terbenam matahari (QS 2:187)
3.2.5. Hal-hal yang Membatalkan Puasa
1. Makan dan minum dengan sengaja; jika karena lupa maka tidak membatalkan puasa (QS
2:187; HR Bukhari Muslim)
2. Muntah dengan sengaja; jika tidak disengaja maka tidak membatalklan puasa (HR Abu Daud,
Tirmidzi, Ibnu Hasan)
3. Keluar darah haidh atau nifas (HR Bukhari)
4. Mengeluarkan air mani karena aktivitas yang disengaja
5. Makan, minum, atau bersetubuh suami istri karena menyangka fajar belum terbit atau telah
masuk waktu berbuka, dan ternyata fajar telah terbit atau belum waktu berbuka
6. Memakan/menelan sesuatu yang bukan tergolong makanan melalui mulut dengan sengaja
7. Memasukkan sesuatu melalui lubang tubuh selain mulut (hidung, telinga, qubul, dubur) dengan
sengaja
8. Meninggalkan niat walaupun tidak makan dan minum, meski tidak diartikan untuk berbuka
9. Murtad dari agama Islam, meskipun kemudian ia kembali.
10. Bersetubuh suami istri pada siang hari dengan sengaja atas kemauan sendiri tanpa paksaan.

68
Hal-hal di atas membatalkan puasa dan mewajibkan qadha (mengganti puasa di bulan lain).
Khusus untuk hal terakhir (nomor 10), bila dilakukan, maka puasanya batal, wajib mengqadha
dan kaffarat sekaligus, berdasarkan hadits berikut:
Seseorang datang kepada Nabi saw seraya berkata: Binasalah aku ya Rasulullah! Beliau
berkata: ‘Apa yang telah membinasakanmu?’ Ia menjawab: Aku telah menyetubuhi istriku di
(siang) Ramadhan. Beliau berkata: ‘Apakah kamu memiliki sesuatu yang dapat memerde-
kakan budak?’ Ia menjawab: Tidak! Beliau bersabda: ‘Apakah kamu mampu berpuasa dua
bulan berturut-turut?’. Ia menjawab: Tidak! Beliau bersabda: ‘Apakah kamu mempunyai
sesuatu yang dapat memberi makan enam puluh orang miskin?’. Ia menjawab: Tidak!
Kemudian ia duduk. Nabi saw membawakan se-‘irq (tempat yang memuat 15 sha’) penuh
korma, lalu beliau bersabda kepadanya: ‘Bersedekahlah dengan ini’. Ia menyahut: Apakah
kepada yang lebih faqir dari kami? Padahal tidak ada orang di seantero Madinah lebih
membutuhkannya dari pada kami? Maka tertawalah Nabi saw hingga tampak gigi gerahamnya
seraya berkata kepadanya: ‘Pergilah, lalu berikan makan keluargamu dengannya!’ (HR
Jamaah dari Abu Hurairah).

3.2.6. Hal-hal yang Tidak Membatalkan Puasa atau Boleh Dilakukan Sewaktu Puasa
1. Mandi keramas atau membasahi kepala dengan air (HR Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah ra)
2. Berkumur dan membersihkan lubang hidung dengan air asalkan tidak berlebihan
3. Bersiwak atau menyikat gigi asalkan tidak berlebihan
4. Menelan ludah
5. Muntah berkali-kali tanpa disengaja, asal jangan ada yang tertelan kembali setelah sampai di
ujung lidah
6. Makan dan minum karena lupa
7. Mengeluarkan air mani tanpa sengaja, misalnya karena mimpi
8. Keluar darah karena luka, mimisan
9. Tertelan hewan kecil, karena masuk ke dalam mulut tanpa sengaja
10. Berbekam, kerokan dsb bila tidak dikhawa-tirkan melemahkan stamina tubuh (HR Bukhari
dari Anas ra)
11. Menghisap debu jalan, asap pabrik atau asap-asap lainnya yang tidak mungkin menghindar
darinya
12. Berciuman dengan istri bagi yang mampu menahan gejolak syahwat
13. Makan, minum, dan bersetubuh suami-istri pada malam hari hingga terbit fajar
3.2.7. Hal-hal yang Sangat Prinsip untuk Difahami bagi Orang yang Berpuasa
1. Memenuhi seruan Allah untuk berpuasa di bulan Ramadhan dengan ikhlas, ridha hanya karena
Allah dan istiqamah dalam keihklasan / ridha tersebut. (Al-Bayyinah/98:5, Al-An’aam/6:162)

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka

69
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al-
Bayyinah/98:5)

“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam,” (Al-An’aam/6:162)
2. Diterima dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda, ‘Siapa yang berbuka pada satu hari
dari bulan Ramadhan tanpa keringanan yang diberikan Allah padanya, tiadalah akan dapat
dibayar oleh puasa sepanjang masa walau dilakukannya.’ (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan
Tirmidzi).
3. Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda, ‘Barangsiapa yang tidak mau meninggalkan
perkataan palsu dan perbuatan palsu, Allah tidak akan memperdulikan amal perbuatan ketika
meninggalkan makan minumnya (puasa).’ (HR Ahmad bin Hanbal, Bukhari, Abu Dawud,
Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
4. Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda, ‘Banyak orang yang berpuasa yang tidak dapat
bagian (pahala) hanya lapar belaka dan banyak pula orang berjaga malam (untuk sholat dan
dzikir) yang tidak mendapatkan bagian (pahala) dari berjaganya itu kecuali hanyalah
(kelelahan) berjaga-jaga itu saja.’ (HR Ibnu Majah).
5. ‘Alangkah kecewanya orang yang ketika tiba malam bulan Ramadhan hingga habis bulan
Ramadhan tidak diberi ampunan.’ (Al Hadits).
6. Menyadari dan mengakui seluruh kemenangan yang diraih di jalan Allah, khususnya di bulan
Ramadhan karena pertolongan, karunia, dan rahmat Allah. (An-Nuur/24:21, Yunus/10:58)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.


Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu
menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena
kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu
bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah
membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (An-Nuur/24:21)

70
“Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.” (Yunus/10:58)

3.2.8. Adab-adab yang Menyempurnakan Ibadah Puasa Ramadhan


1. Melaksanakan makan sahur
Rasulullah saw bersabda: ‘Bersahurlah kamu, karena dalam sahur itu ada berkah’ (HR
Bukhari Muslim dari Anas).
Makan sahur yang afdhal (utama) adalah di akhir waktu (ta’khir) menjelang/mendekati Subuh.
2. Menyegerakan berbuka puasa (ta’jil ifthor) bila telah tiba waktunya
Rasulullah saw bersabda: ‘Senantiasa orang dalam kebaikan selama mereka menyegerakan
berbuka puasa’ dan dianjurkan membaca do’a berbuka puasa “Allahumma laka sumtu wa
‘alaa rizkika afthortu, subhaanaka wa bihamdika, allahumma taqabbal minna innaka antas-
samii’ud du’a”: Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rizqi-Mu aku berbuka puasa.
Maha Suci Engkau dan segala puji untuk-Mu. Ya Allah terimalah amalku, karena Engkaulah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui‘ (HR Ad Daruquthni).
3. Memperbanyak tilawah Al-Qur’an disertai tadabbur (penghayatan) kandungannya
Sabda Rasulullah saw: ‘Orang yang berkumpul di masjid dan membaca Al-Qur’an serta
mengkajinya, niscaya Allah akan turunkan kepada mereka ketenangan batin dan limpahan
rahmat’ (HR Muslim).
4. Memperbanyak shodaqoh
Bersabda Nabi saw: ‘Shodaqoh yang paling utama adalah shodaqoh pada bulan Ramadhan’
(HR Tirmidzi).
5. Qiyam Ramadhan (Tarawih)
Yaitu shalat sunnat sebanyak sebelas atau duapuluh tiga rakaat (termasuk shalat witir)
sendirian atau berjama’ah.
Sabda Nabi saw: ‘Barang siapa melakukan shalat malam pada bulan Ramadhan, karena iman
dan mengharapkan pahala Allah niscaya akan diampuni dosanya.
6. I’tikaf
Yaitu berdiam diri di masjid dengan melakukan amalan ibadah terutama sekali pada malam
tanggal 20 sampai akhir Ramadhan yang diisi dengan dzikir, do’a, baca Al-Qur’an, sholat,
telaah kitab/buku dll.
7. Meningkatkan ibadah pada malam ganjil pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan
Yaitu menghidupkan dan memakmurkannya dengan berbagai ibadah terutama pada malam
Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan (HR. Bukhori-Muslim dari Anas).
8. Meningkatkan ketaqwaan dengan menjauh-kan/mengekang diri dari perbuatan dosa dan
segala yang merusak nilai dan hikmah puasa
Sabda Nabi saw: ‘Banyak diantara orang yang berpuasa tapi hasilnya hanya lapar dan
dahaga.’ (HR Ibnu Huzaimah dari Abu Hurairah).
‘Puasa itu menjadi perisai seseorang selama ia tidak merusaknya dengan dusta dan umpat.’
(HR At Tabrani dari Abu Hurairah).

71
3.3. Hikmah Puasa Ramadhan
1. Mencegah diri dari perbuatan maksiat melalui organ-organ tubuh (mata, telinga, lisan, tangan,
kaki) serta akal dan hati
2. Mengoptimalkan fungsi organ-organ tubuh serta akal dan hati dalam mengabdi kepada Allah
SWT
3. Manifestasi iman, takwa, dan introspeksi diri
4. Perisai diri dari dosa dan godaan-godaan hidup
5. Meningkatkan semangat untuk selalu beramal soleh secara optimal
6. Melatih kedisiplinan dan kejujuran
7. Melatih keikhlasan, kesabaran, keistiqomahan, dan tawakal
8. Menanamkan ukhuwah Islamiyah dan solidaritas
9. Meningkatkan semangat jihad fisabilillah
10. Meningkatkan kecintaan dan prasangka baik kepada Allah SWT
11. Melatih menghadapi berbagai macam ujian dan mengendalikan hawa nafsu
12. Menjaga dan meningkatkan kesehatan
13. Meningkatkan derajat hidup, kesamaan hidup, dan martabat manusia secara benar
14. Meningkatkan keharmonisan dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sakinah, mawaddah
wa rahmah
15. Meningkatkan semangat untuk memperoleh kesempatan meraih berkah, rahmat, maghfiroh,
serta hidayah dari Allah SWT.

72
4. INFAQ, SHADAQAH, DAN ZAKAT
SERTA ADAB-ADABNYA

1. Dilakukan dengan ikhlas karena Allah, tidak mengharapkan balasan dari selain Allah
dan tidak mengharapkan ucapan terima kasih (QS Al-Insan/76:9, QS An-Nisaa/4:38)

“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan


Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (QS
Al-Insan/76:9)

“Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia,
dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa
yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-
buruknya.” (QS An-Nisaa/4:38)

2. Barang yang diinfakkan dan dishadaqahkan serta dikeluarkan zakatnya merupakan


barang yang baik (QS Ali Imran/3:92, QS Al-Baqarah/2:219 dan 267)

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS Ali Imran/3:92)

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu
terdapat dosa besar dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfa`atnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah:
"Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu
supaya kamu berfikir.” (QS Al-Baqarah/2:219)

73
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu
yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan
janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu
sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS Al-Baqarah/2:267)

3. Barang yang diinfakkan dan dishadaqahkan serta dikeluarkan zakatnya adalah barang
yang halal (Al-Baqarah/2:168, Al-Baqarah/2:188)

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah/2:168)

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu
dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,
supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan
berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah/2:188)

4. Jangan memberi shadaqah dengan cara menyakiti perasaan penerima (QS Al-
Baqarah/2:263-264)

74
“Perkataan yang baik dan pemberian ma`af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan
sesuatu yang menyakitkan (perasaan sipenerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan
hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu
ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang kafir.”
(QS Al-Baqarah/2:263-264)

5. Berinfaq hendaknya kepada fakir yang berjihad di jalan Allah (QS Al-Baqarah/2:273)

“(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak
dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena
memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka
tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” (QS Al-
Baqarah/2:273)

6. Perintah menunaikan zakat (QS Al-Baqarah/2:43)

75
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang-orang yang ruku.” (QS
Al-Baqarah/2:43)

7. Zakat hanya diberikan kepada yang berhak menerimanya (QS At-Taubah/9:60)

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,


pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.” (QS At-Taubah/9:60).

8. Bershadaqah tidak mengakibatkan seseorang menjadi miskin (QS Al-Baqarah/2:268)

“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia.
Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah/2:268)

9. Balasan bagi orang yang bershadaqah (QS Al-Baqarah/2:245)

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan
hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan
lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-
lah kamu dikembalikan.”
(QS Al-Baqarah/2:245)

10. Balasan bagi orang yang melaksanakan zakat (QS Al-Baqarah/2:277)

76
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang
dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS Al-Baqarah/2:277)

11. Berinfaq merupakan salah satu ciri dari orang yang bertakwa dan dilakukan baik di
waktu lapang maupun sempit (QS Ali Imran/3:134, QS Al-Baqarah/2:3)

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran/3:134)

“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan
sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS Al-Baqarah/2:3)

12. Bershadaqah lebih baik dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tetapi bisa juga
dilakukan secara terang-terangan (QS Al-Baqarah/2:271)

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyi-kannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu
lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-
kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Baqarah/2:271)

5. RISALAH HAJI

5.1. Hukum dan Hikmah Ibadah Haji dan Umrah

Hukum Ibadah Haji dan Umrah

Ibadah haji adalah suatu kewajiban dari Allah bagi setiap Muslim dan Muslimah yang
mampu dalam perjalannya. Kewajiban tersebut didasarkan pada firman Allah SWT: “...

77
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah; barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”(Ali
Imran/3:97). Rasulullah saw. bersabda perihal kewajiban ibadah haji: ‘Islam didirikan atas lima
dasar, yaitu bersaksi tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan-Nya, menegakkan
sholat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitullah, dan puasa pada bulan Ramadhan’
(Bukhari Muslim). Ibadah haji diwajibkan sekali seumur hidup, sebagaimana sabda Rasulullah
saw.: ‘Ibadah haji hanya sekali (seumur hidup), barangsiapa menambahnya (lebih dari satu kali),
maka termasuk sunnah.’ (Abu Daud, Ahmad dan Hakim mensahihkannya).

Keutamaan ibadah haji beserta ritual pelaksanaannya tercermin dalam firman Allah SWT
dan beberapa sabda Rasulullah saw. berikut:
- “Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah ...” (Al-Baqarah/2:158).
- “Amal perbuatan yang paling utama adalah iman kepada Allah dan rasul-Nya, jihad di jalan-
Nya dan haji yang mabrur” (Bukhari - Muslim)..
- ‘Jihadnya orang yang sudah tua renta, lemah, dan kaum wanita adalah haji yang mabrur’
(Nasa’i).
- ‘Mengeluarkan biaya untuk keperluan haji sama dengan mengeluarkannya untuk perang sabil:
satu dirham menjadi tujuh ratus kali lipat’ (Ahmad, Thabrani, Baihaqi).
- ‘Segeralah kamu melakukan haji – yakni yang wajib – karena seseorang tidak tahu apa yang
akan menimpa dirinya’ (Ahmad, Baihaqi).
- ‘Tidak ada balasan bagi haji mabrur selain surga’ (Bukhari – Muslim).
- ‘Ibadah Haji adalah wukuf di padang Arafah’ (Ahmad dan Tirmizi).
- ‘Thawaf di sekeliling Ka’bah adalah seperti shalat, hanya saja kamu sekalian boleh berbicara
pada waktu melakukannya. Barangsiapa berbicara pada waktu thawaf, maka janganlah ia
berbicara kecuali hal-hal yang baik ‘ (Tirmizi).
- ‘Lakukanlah sa’i, karena sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian sa’i’
(Ibn Majah, Ahmad, dan asy-Syafi’i).
Adapun ibadah umrah hukumnya sunnah wajibah, sebagaimana firman Allah SWT.: “Dan
sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah ...” (Al-Baqarah/2:196), serta sabda
Rasulullah saw., ‘ Hajikan dan umrahkan bapakmu.’ (Ashabus-Sunan, disahihkan Tirmizi).

Hikmah Ibadah Haji dan Umrah


Diantara hikmah ibadah haji dan umrah adalah mensucikan jiwa dari dosa, agar ia berhak
kembali mendapatkan kemuliaan dari Allah di akhirat nanti. Rasulullah saw. bersabda:
‘Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji ke Baitullah ini, lalu tidak melakukan rafas (ucapan
dan perbuatan kotor), dan tidak berbuat fasik, maka ia akan bersih dari dosanya, seperti pada saat
ia dilahirkan oleh ibunya.’ (Bukhari dan Muslim).

Hikmah dari ritual pelaksanaan ibadah haji antara lain yaitu:


1. Kalimah Talbiyah merupakan bukti kemurnian dan komitmen serta proklamasi ketauhidan/-
aqidah/keimanan sepanjang hayatnya.
2. Memakai pakaian ihram mencerminkan keridhoan terhadap seluruh ketentuan Allah dengan
segala bentuk kesulitan dan ujian-ujian yang menyertainya sehingga akan membekas dalam
perjalanan hidupnya.
3. Thawaf mencerminkan komitmen untuk senantiasa berada pada lingkaran/ruang lingkup
ketentuan Allah. Thawaf diulangi hingga tujuh kali dan semakin dekat dengan posisi ka’bah
akan semakin kuat komitmennya terhadap ketentuan-Nya.

78
4. Sa’i mengingatkan kisah Siti Hajar yang mendapatkan ujian berat tetapi tetap tegar (ruhiyah,
aqliyah dan jasadiyahnya) diwujudkan dalam bentuk usaha yang optimal dengan keyakinan
tinggi akan pertolongan Allah, sambil berdo’a diulangi tujuh kali sampai Allah
mengabulkannya.
5. Wukuf mengingatkan akan hadirnya suatu masa di padang Mahsyar yang akan menentukan
nasib setiap hamba dihadapan-Nya untuk diadili apakah mereka akan memperoleh surga atau
neraka. Dengan pakaian yang sama menanggalkan seluruh asesoris kehidupan dunia dan
menjadi status terdakwa maka diharapkan membekas pada mereka sehingga tidak menjadi
sombong, congkak, takabbur dan sifat buruk yang lain. Rasul mengajarkan keluar dari Arofah
setelah terbenam matahari dengan tenang dan rasa harap akan pengabulan do’anya karena pada
saat itu Allah akan membayar kontan apa yang diminta hamba-Nya.
6. Lempar Jumrah mengingatkan peristiwa proses penyembelihan nabi Isma’il oleh nabi
Ibrahim atas perintah Allah, yang diganggu oleh syetan kemudian syetan dilemparnya dengan
batu. Hal ini menunjukkan suatu komitmen yang kuat untuk senantiasa memusuhi dan tidak
mengikuti langkah-langkah syetan selama hidupnya.
7. Tahalul mencerminkan kepatuhan dan ketundukan serta keridhoan terhadap ketentuan Allah.
8. Do’a ‘Rabbana aatina ..’ hasanah di dunia dalam hadits berarti hasanah dalam lima hal,
yaitu :
a. Beribadah secara optimal
b. Ilmu yang bermanfaat
c. Keluarga yang sholeh/sholehah
d. Rizki yang halal
e. Bi’ah hasanah / lingkungan yang baik

5.2. Macam, Rukun, dan Wajib Haji

Macam Haji
1. Haji Ifrad, yaitu mengerjakan haji dan baru kemudian berumrah.
2. Haji Qiran, yaitu mengerjakan haji dan umrah sekaligus.
3. Haji Tamattu’, yaitu mengerjakan umrah pada bulan-bulan haji (mulai 1 Syawal – 10 Dzul-
hijjah), baru kemudian menunaikan ibadah haji pada tahun itu juga.Rukun dan Wajib Haji

Rukun Haji Wajib Haji


1. Ihram 1. Ihram di miqat
2. Wuquf di Arafah 2. Mabit (berada/bermalam) di Muzdalifah
3. Thawaf Ifadhah 3. Mabit di Mina
4. Sa’i 4. Melempar Jumrah di Mina
5. Tahallul (gunting rambut sebagian / gundul). 5. Menjauhi larangan Ihram
Beda rukun dan wajib haji:
- bila tidak mengerjakan hal-hal yang termasuk rukun haji, maka hajinya tidak sah
- bila tidak mengerjakan hal-hal yang termasuk wajib haji, maka hajinya sah tetapi kena kaffarah
(denda).
-

79
5.3. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Berkaitan dengan
Pelaksanaan Ibadah Haji

A. Pakaian ihram

a. Bila akan dicuci, sebaiknya tidak menggunakan deterjen, cukup dibilas beberapa kali
menggunakan air bersih. Bila harus dicuci dengan sabun cuci/deterjen, perlu dibilas
beberapa kali sampai bau wangi deterjen hilang; demikian pula pakaian dalam, sepatu,
dan kaos kaki untuk wanita. Selama disimpan jangan diberi wangi-wangian, seperti
kamfer, fogo, remah kayu cendana, dll. Hal ini untuk menghindari memakai pakaian
yang bercelup harum-haruman yang merupakan larangan ihram (lihat poin
B.b.5), sedang pada saat ihram sangat mungkin perlu berganti pakaian ihram. Bagi kaum
laki-laki, memakai wangi-wangian sebelum niat ihram disunahkan, akan tetapi
sebaiknya wangi-wangian tersebut dijauhkan / tidak dibawa selama dalam keadaan
ihram untuk menghindari lupa memakai, atau tumpah tanpa sengaja ke pakaian ihram.
b. Untuk wanita, agar diperhatikan bahwa pakaian ihram harus menutup aurat, yaitu kepala
termasuk leher dan rambut harus tertutup. Lebih baik gunakan mukena atasan selama
ihram. Sebaiknya mukena atasan digunakan selama berada di tanah suci. Gunakan kaos
kaki selama di tanah suci, oleh karena itu perlu membawa beberapa pasang kaos kaki
dan dalam mencucinya dijaga jangan sampai berbau wangi
c. Disunnahkan yang berwarna putih (mukena/baju luar, kaos kaki, dan sepatu untuk
wanita).

B. Selama dalam keadaan ihram


a. Mandi dan gosok gigi dengan sabun dan odol hanya dilakukan pada saat akan ihram,
sebelum berniat ihram (sesuai dengan miqatnya) untuk Umrah maupun Haji. Selama
ihram sebaiknya hindari mandi bersabun dan sikat gigi dengan odol karena sabun dan
odol termasuk bahan yang berparfum, kecuali menggunakan sabun dan odol yang
tidak berparfum. Selama ihram sebaiknya hindari menyisir, berhias, dan makruh
membersihkan debu dari pakaian. Rasulullah saw bersabda, “Orang ihram itu kusut
masai dan berdebu.”

80
b. Larangan-larangan selama Ihram:
1. Melakukan jima’/bersetubuh dan pendahuluannya
2. Bermaksiat / melanggar ketentuan Allah dan Rasul-Nya
3. Bermusuhan dan berbantahan
4. Memakai pakaian berjahit dan menggunakan sepatu yang menutupi mata kaki bagi
laki-laki serta sarung tangan bagi wanita (disarankan tidak membawa sarung tangan
selama ihram untuk menghindari lupa memakai pada saat ihram)
5. Memakai pakaian yang bercelup harum-haruman
6. Memakai minyak wangi
7. Meminyaki badan dengan parfum apapun
8. Menutup muka bagi wanita
9. Mencabut/memotong semua tumbuhan yang tumbuh secara alami yang bukan untuk
diambil hasilnya (misalnya rumput)
10. Mencabut/mencukur rambut dari semua bagian tubuh
11. Memotong kuku
12. Menutup kepala bagi laki-laki
13. ‘Aqad nikah
14. Menangkap hewan buruan
15. Membantu membunuh hewan buruan darat
16. Memburu hewan buruan, melenyapkan, menjual, dan membelinya
17. Memakan daging hewan buruan
18. Memecahkan telor hewan buruan, memerah susunya, dan memperjualbelikannya.
C. Tahallul (memotong atau mencukur rambut), baik pada waktu Umrah maupun Haji,
harus selalu diawali oleh orang yang sudah tidak ihram.
D. Agar belajar berwudhu dengan air sedikit, bertayamum, sholat sambil duduk,
menjama’ dan mengqashar sholat, dan selalu siap untuk melaksanakan sholat setiap
saat.
E. Agar memahami kedudukan/pentingnya niat pada waktu Umrah dan Haji.

81
5.4. Pelaksanaan Haji Tamattu’
1. Urutan perjalanan
- kloter awal: Tanah air  Jeddah / Madinah  Bir ‘Ali: ihram untuk Umrah  Makkah:
pelaksanaan Umrah, menunggu pelaksanaan Haji, ihram untuk Haji & pelaksanaan Haji
 Jeddah  Tanah air
- kloter akhir: Tanah air  Jeddah: ihram untuk Umrah  Makkah: pelaksanaan Umrah,
menunggu pelaksanaan Haji, ihram untuk Haji & pelaksanaan Haji  Madinah 
Jeddah  Tanah air
2. Selama di Madinah
Di Madinah selama 9 hari hal-hal yang utama dilakukan (sunnah Rasul saw):
a. ziarah ke maqam Rasulullah saw
b. sholat arba’in di Masjid Nabawi
c. sholat di Masjid Quba’
3. Menuju Makkah, dari Madinah atau Jeddah
a. mulai niat ihram untuk Umrah di Bir ‘Ali bagi yang berangkat dari Madinah atau di
Jeddah bagi yang dari Jeddah langsung menuju Makkah; perhatikan syarat-syarat ihram
dan larangan-larangan selama ihram
b. sampai di tempat mukim selama di Makkah, jangan terlalu lama beristirahat. Jika akan
mandi dan gosok gigi sebaiknya tidak menggunakan sabun dan odol, kecuali sabun dan
odol yang tidak berparfum; utamakan makan bila diperlukan. Selanjutnya segera
berangkat ke Masjidil Haram, kemudian mulai niat thawaf Umrah (selama thawaf
jangan batal wudhu), istirahat sebentar, segera melakukan sa’i (perhatikan niat),
kemudian tahallul dengan memotong sebagian rambut, diawali oleh yang sudah tidak
ihram.
Dengan demikian selesailah ibadah Umrah. Yang laki-laki boleh berganti dengan
baju berjahit, yang wanita usahakan tetap menutup aurat; larangan-larangan ihram
telah gugur; ingat: bermaksiat / melanggar ketentuan Allah dan Rasul-Nya dalam
keadaan apapun tetap dilarang.
4. Selama di Makkah menunggu saat pelaksanaan ibadah Haji

- memperbanyak ibadah di Masjidil Haram: sholat sunnah, thawaf, tilawah Al-Qur’an.


Kesehatan dijaga baik-baik dengan makan dan istirahat yang cukup, lebih-lebih
menjelang pelaksanaan ibadah Haji
- ziarah dilakukan bila perlu; insya Allah sesudah pelaksanaan ibadah Haji masih cukup
waktu untuk melakukan ziarah
- melakukan pembayaran dam tamattu’ melalui Bank Pembangunan Islam.

5. Pelaksanaan ibadah Haji


Tanggal 8 Dzulhijjah
- sehabis dzuhur bersiap-siap untuk melaksanakan ibadah Haji: niat untuk Haji, berihram
dari tempat mukim selama di Makkah (perhatikan bahwa mulai saat tersebut segala
larangan ihram berlaku)
- berangkat ke Arafah: memperbanyak membaca talbiyah (untuk wanita tidak ditekankan
menyuarakan bacaan)
Tanggal 9 Dzulhijjah
- selama di Arafah menunggu saat wukuf (wukuf merupakan rukun Haji): memperbanyak
82
istighfar, dzikir, dan do’a, merenungi arti dan tujuan hidup dan apa yang telah dijalankan
selama ini
- saat wukuf dimulai setelah tergelincir matahari (sesudah melaksanakan sholat
Dzuhur dan Ashar dijama’ ta’dim dan diqashar): berniat wukuf untuk Haji dan
berakhir sampai saat maghrib
- setelah terbenam matahari: sholat Maghrib dan Isya dijama’ ta’dim dilakukan di kemah.
Selanjutnya menuju Musdzalifah untuk mabit, yaitu berhenti walau sebentar, saatnya
setelah jam 12 malam: niat mabit, kemudian mengumpulkan batu kerikil  70 butir.
Sesudah itu melanjutkan kembali perjalanan menuju Mina.
Tanggal 10 Dzulhijjah
- sampai di Mina, setelah sholat Subuh atau waktu dhuha menuju ke tempat melempar
Jumrah. Niat melempar jumrah Aqabah dan mulai melempar sebanyak tujuh kali
kemudian melakukan tahallul dengan memotong sebagian rambut. Dengan demikian
larangan ihram gugur kecuali bersetubuh; ingat: bermaksiat / melanggar ketentuan
Allah dan Rasul-Nya dalam keadaan apapun tetap dilarang.

Tanggal 11 Dzulhijjah
- sesudah tergelincir matahari: melempar ketiga jumrah secara tertib dan urut, dimulai
dari Jumrah ‘Ula, Wustha, kemudian Aqabah masing-masing 7 x lemparan. Awali
dengan niat melempar jumrah.
Tanggal 12 Dzulhijjah
- kembali melempar ketiga jumrah dengan tata cara sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
waktunya sesudah tergelincir matahari.
- bagi yang ingin segera kembali ke Makkah, sebelum terbenam matahari harus sudah
meninggalkan Mina, sehingga tanggal 13 Dz tidak perlu melempar jumrah lagi. Sampai
di Makkah, malam harinya melaksanakan thawaf Ifadhah (rukun Haji), sa’i, dan
tercapailah tahallul sempurna (tidak mencukur rambut). Dengan demikian semua
larangan ihram gugur; ingat: bermaksiat / melanggar ketentuan Allah dan Rasul-Nya
dalam keadaan apapun tetap dilarang.
- bagi yang tanggal 12 Dz setelah terbenam matahari masih berada di Mina, maka tanggal
13 Dz masih harus melempar ketiga jumrah sesudah tergelincir matahari sebagaimana
tanggal 11 dan 12 Dz, sesudah itu menuju Makkah dan melaksanakan thawaf Ifadhah
(rukun Haji), sa’i, dan tercapailah tahallul sempurna (tidak mencukur rambut).
Dengan demikian semua larangan ihram gugur; ingat: bermaksiat / melanggar
ketentuan Allah dan Rasul-Nya dalam keadaan apapun tetap dilarang.
Thawaf Wada’
- thawaf ini merupakan wajib haji, oleh karena itu awali dengan niat melaksanakan
thawaf Wada’/thawaf perpisahan. Thawaf dilakukan pada hari terakhir bermukim di
Makkah setelah semua perbekalan dikemas. Setelah thawaf Wada’ tidak diperkenankan
untuk berbelanja lagi kecuali belanja bahan makanan dan minuman; oleh karena itu
jika hendak berbelanja lakukanlah sebelum melaksanakan thawaf Wada’
- hari-hari selama menunggu pelaksanaan thawaf Wada’ diisi dengan memperbanyak
ibadah di Masjidil Haram: sholat sunnah, thawaf, tilawah Al-Qur’an.
Catatan :
1. Melaksanakan ibadah Haji harus ikhlas semata-mata untuk memenuhi perintah Allah.
2. Dalam melaksanakan rangkaian ibadah Haji harus mencontoh Rasulullah saw.
3. Di samping memahami tata cara pelaksanaan ibadah Haji, harus pula memahami
kandungan hikmah dari setiap rangkaian pelaksanaan ibadah Haji tersebut.
83
4. Pelaksanaan ibadah Haji memerlukan keikhlasan, kesabaran, kejujuran, kefahaman,
keuletan, dan tawakkal.

Catatan tambahan :
Perbandingan Tawaf dan Sa’i pada Haji Ifrad, Qiran dan Tamattu

Thawaf
Macam Haji Nama lain thawaf (Tawaf tatawwu’) Hukum
IFRAD THAWAF QUDUM Sunnah
QIRAN THAWAF UMRAH Wajib
TAMATTU’ THAWAF UMRAH Wajib
Sa’i
Macam Haji Jika sebelum ke Arafah Maka sesudah Thawaf Ifadhah
IFRAD SUDAH Sa’i Tidak perlu Sa’i
BELUM Sa’i HARUS Sa’i
QIRAN SUDAH Sa’i Tidak perlu Sa’i
BELUM Sa’i HARUS Sa’i
TAMATTU’ SUDAH Sa’i HARUS Sa’i
(Sa’i Umrah) (Sa’i Haji)

5.5. Hal-Hal Yang Penting Diperhatikan Bagi Wanita


Dalam Menunaikan Ibadah Haji
1. Haji diwajibkan juga bagi setiap muslimah, dengan syarat berakal, baligh, merdeka, dan
mampu menempuh serta membiayai perjalanan, serta aman (Ali Imran/3:97; Al-
Baqarah/2:196).
2. Perjalanan haji muslimah disyaratkan disertai muhrim, seperti ayah, anak, saudara laki-laki
atau pria yang haram dinikahi karena nasab atau hubungan persusuan. Imam Syafi’i
menambahkan diperkenankan disertai para wanita muslimah yang dapat dipercaya / amanah.
3. Ihram wanita dan laki-laki sama kecuali dalam hal pakaian. Apa yang dilarang bagi laki-laki
yang berihram juga dilarang bagi wanita yang berihram, kecuali dalam hal pakaian. Muslimah
yang berihram diperbolehkan memakai baju, celana, penutup kepala dan sepatu, dan dilarang
memakai sarung tangan, cadar, dan pakaian yang mengandung wewangian.
4. Tawafnya muslimah disunnahkan untuk tidak berdesak-desakan sehingga dianjurkan mencari
saat yang tepat (misalnya di malam hari), dan tidak ikut berdesakan dengan laki-laki ketika
hendak mendekat atau mencium Hajar aswad.
5. Tidak disunnahkan berjalan ramal (berlari-lari kecil) ketika tawaf dan sa’i, juga tidak
disunnahkan menaiki bukit Shafa dan Marwa agar tidak berdesakan dengan laki-laki.
6. Muslimah diperintahkan untuk menggunting rambutnya sepanjang ujung jari, dan bukan
mencukur, pada saat tahallul.
7. Tawaf Wada’ tidak diwajibkan bagi muslimah yang dalam keadaan haid.

84
SUMBER RUJUKAN
1. Ihya Ulumuddin (Al-Ghazali, alih bahasa Ismail Yakub, 1978)
2. Fiqih Sunnah 5 (Sayyid Sabiq, alih bahasa Mahyuddin Syaf, 1982)
3. Fiqih Wanita tentang Haji (Muhammad ‘Athiyah Khumais, alih bahasa Ma’mur Daud, 1984)
4. Fiqih Wanita (Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, alih bahasa M. Abdul Ghoffar, 1999)
5. Problematika Manasik Haji (A. Nasir Yusuf, 1985)
6. Pengalaman Haji di Tanah Suci (Azkarmin Zaini, 1975)
7. Bimbingan Manasik, Ziarah, dan Perjalanan Haji (Dep. Agama RI Dirjen Bimas Islam dan
Urusan Haji, 1990)
8. Petunjuk untuk Jamaah Haji dan Umrah serta Peziarah Masjid Rasul saw. (Dirjen Urusan
Riset, Fatwa, Da’wah, dan Bimbingan Islam Riyadh—Saudi Arabia, 1982)
9. Pedoman Hidup Muslim (Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, alih bahasa Hasanuddin dan Didin
Hafidhuddin, 1996).
10. Petunjuk Ringkas Manasik Haji (Hamsyah Basyarahil, 1996).
11. Untuk Pelayanan Tamu-Tamu Allah (Kementerian Penerangan Kerajaan Arab Saudi, 1991)
12. Hasil diskusi dengan beberapa ulama.

85
AKHLAK

I. AKHLAK TERHADAP ALLAH


1. Tidak membuat tandingan-tandingan terhadap Allah SWT
2. Memahami, menyadari, dan merasakan karunia dan nikmat Allah SWT.
3. Memahami, menyadari, dan merasakan pengawasan Allah terhadap semua aktivitasnya.
4. Memahami, menyadari, dan merasakan penguasaan Allah SWT atas semua kehidupan.
5. Senantiasa bersabar dan tidak berputus asa terhadap semua kejadian yang menimpa
6. Prasangka baik kepada Allah SWT
7. Tidak mempertanyakan/menggugat seluruh ketentuan Allah SWT
8. Meyakini kebenaran firman-firman Allah SWT
9. Istiqamah dalam menjaga adab-adab di atas

II. AKHLAK TERHADAP RASUL (ITTIBA’UR RASUL)


2.1. Perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an untuk Meneladani/Mencontoh Rasulullah saw
2.2. Contoh Akhlak Rasulullah saw yang Disarikan dari Al-Hadits

III. AKHLAK KEPADA KEDUA ORANG TUA (Birrul Walidain)


1. Berupaya menjadi anak saleh/salehah sebagaimana harapan/doa orang tua
2. Berdakwah kepada orang tua dengan cara yang ma’ruf agar keduanya menjadi hamba
Allah yang saleh/salehah.
3. Tawadlu’ dan memuliakan orang tua.
4. Taat kepada orang tua selama ajakan atau perintah mereka haq, dan tolak dengan baik
jika diajak atau diperintah melakukan kemaksiatan.
5. Bersabar dengan sikap orang tua, terlebih jika mereka sudah lanjut usia
6. Membantu seluruh keperluan orang tua dalam rangka wasilah/sarana beribadah kepada
Allah dan mencukupi keperluan mereka di jalan Allah.
7. Senantiasa memohonkan ampun dan mendoakan mereka
8. Tidak berprasangka buruk, tidak mencari-cari kesalahan, dan tidak mempergunjingkan
mereka
9. Menyambung silaturrahim
10 Merawat hati, akal, dan jasmani mereka secara seimbang/tawazun di jalan Allah,
mengurus jenazah mereka, dan menyelesaikan amanah mereka yang belum ditunaikan,
baik terhadap Allah maupun sesama manusia
11 Memuliakan kerabat dan sahabat mereka di jalan Allah dan menyambung tali
silaturrahim

IV. AKHLAK TERHADAP SESAMA KAUM MUSLIMIN


1. Mengucapkan salam ketika bertemu dengan sesama muslim sebelum memulai
pembicaraan
2. Hendaklah memberi nasihat kepadanya di jalan Allah baik diminta ataupun tidak
3. Tidak memutuskan hubungan dengan sesama Muslim, apalagi lebih dari tiga hari
4. Mendamaikan antar kaum Muslimin dengan cara yang ma’ruf
5. Hendaklah mencintai sesama Muslim seperti mencintai dirinya sendiri dan membenci
sesuatu baginya seperti ia membenci untuk dirinya
6. Saling mendoakan di jalan Allah

86
7. Wajib bergaul sesama Muslim dengan akhlak yang baik
8. Tidak menggunjingkan orang Muslim, menghina, mengejek, atau memanggilnya
dengan panggilan yang buruk
9. Wajib menolong dan tidak membiarkannya bila membutuhkan pertolongan dan bantuan
10. Tidak memaki dan mencerca orang Muslim tanpa hak, di waktu hidup atau sesudah
matinya
11. Tidak berlaku khianat, mendustakan atau menangguhkan pembayaran utang
kepada orang Muslim
12. Memaafkan kesalahan orang Muslim dan menutupi aibnya dan tidak mendengarkan
berita-berita rahasia tentang dia
13. Janganlah iri hati, dengki, berprasangka buruk, membenci atau mencari-cari kesalahan
sesama Muslim
14. Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda
15. Menengoknya bila sakit dan mendoakan agar segera sembuh
16. Mengurus jenazahnya bila ia meninggal

V. AKHLAK TERHADAP ALAM


1. Menjadikan alam sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah SWT
2. Menjaga/memelihara kelestarian alam dan tidak merusaknya
3. Menjadikan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan (kemakmuran dan
kesejahteraan) manusia secara optimal di jalan Allah
4. Menjadikan sumber daya alam untk memperkuat keimanan (aqidah)
5. Menjadikan sumber daya alam untuk mempertajam akal dan rangsangan untuk
membuahkan suatu teknologi dalam rangka mengabdi kepada Allah
6. Menjadikan sumber daya alam sebagai sarana untuk saling tolong-menolong di jalan
Allah
7. Menjadikan sumber daya alam sebagai sarana untuk mensyukuri karunia Allah
8. Menjadikan sumber daya alam sebagai tadzkirah (peringatan) agar takut kepada Allah
9. Menjadikan sumber daya alam sebagai sarana untuk menjadi hamba Allah yang
tawadhu (tidak sombong/takabbur)
10. Menjadikan sumber daya alam sebagai sumber ilmu pengetahuan
11. Menjadikan sumber daya alam sebagai laboratorium untuk melaksanakan perintah-
perintah yang ada dalam al Qur’an yang terkait dengan sumber daya alam dan
membuktikan kebenaran ayat-ayat Allah SWT dalam al-Qur’an

87
AKHLAK

I. AKHLAK TERHADAP ALLAH

1. Tidak membuat tandingan-tandingan terhadap Allah SWT


• Tidak berbuat syirik

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu
mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan
Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Al-
Baqarah/2:165).

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak
berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa
(nya), (Al-Furqan/25:65).

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Luqman/31:13).

88
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Al- Isra/17:23).

• Seluruh rasul diperintah Allah SWT untuk mengajarkan tauhid

Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu
sekalian akan Aku". (Al-Anbiya/21:25).

2. Memahami, menyadari, dan merasakan karunia dan nikmat Allah SWT.


• Kecintaan (mahabbah) dan syukur ke hadlirat-Nya

Dan apa saja ni`mat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu
ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (An-
Nahl/16:53).

Maka mereka ditimpa oleh (akibat) kejahatan perbuatan mereka dan mereka diliputi oleh azab
yang selalu mereka perolok-olokkan. (Ibrahim/14:34).

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat)-Ku. (Al-Baqarah/ 2:152).

Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan
kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah
kamu dikembalikan? (Al-Baqarah/2:28).

89
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.
Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".
(Yunus/10:58).

3. Memahami, menyadari, dan merasakan pengawasan Allah terhadap semua aktivitasnya.

• Takut dan harap ke hadlirat-Nya. Takut akan murka Allah SWT dan takut tergelincir
melanggar larangan-larangan-Nya sehingga berhati-hati dan tidak sembarangan, dan makin
mendekatkan diri ke hadlirat Allah. Harap ke hadlirat-Nya karena Allah SWT adalah maha
pengampun dan maha pengabul do'a, yang membawa kepada sikap menjauhkan diri dari
kecewa dan putus asa.

Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur'an dan
kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu
kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di
bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu,
melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Yunus/10:61).

Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan. (An-Nahl/
16:19).

4. Memahami, menyadari, dan merasakan penguasaan Allah SWT atas semua kehidupan.

• Penyerahan diri secara total dan tawakkal: menyandarkan hasil semua aktivitas kepada
Allah SWT dengan usaha secara maksimal dilandasi keikhlasan

Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah
memberi ni`mat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu,
maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya
kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman".(Al-Maidah/5:23).

90
Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang
melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas
jalan yang lurus." (Hud/11:56).

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya
maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula)
bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan
menjadikannya (salah seorang) dari para rasul. (Al-Qashash/28:7).
5. Senantiasa bersabar dan tidak berputus asa terhadap semua kejadian yang menimpa
• Usaha maksimal dan do’a / semangat hidup

Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah, melainkan kaum yang kafir". (Yusuf/12:87).

Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut
(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di
jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-
orang yang sabar. (Ali Imran/3:146).

91
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`,(yaitu)
orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan
kembali kepada-Nya. (Al Baqarah/2:45-46).

Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan
buah kurma yang masak kepadamu. (Maryam/19:25).

6. Prasangka baik kepada Allah SWT


• Ridha dan ikhlas

Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam, (Al-An’am/6:162).

Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu,
prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang
merugi. (Fushshilat/41:23).

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan. (An-Nahl/16:97).

• Allah SWT tidak mendzalimi hamba-Nya


92
Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia
itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (Yunus/10:44).

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah
Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan
tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at. Dan orang-orang kafir
itulah orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah/2:254).

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar" (Luqman/31:13).

Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan
Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: "Pukullah batu itu
dengan tongkatmu!". Maka memancarlah daripadanya duabelas mata air. Sesungguhnya tiap-
tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka
dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami berfirman); "Makanlah yang
baik-baik dari apa yang telah Kami rezkikan kepadamu". Mereka tidak menganiaya Kami,
tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri. (Al-A’raf/7:160).

93
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar). (Ar-Ruum/30:41).

Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat
zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.(Huud/11:102).

Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai
keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali
sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan
orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka,
dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. (Huud/11:116).

Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim
saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (Al-Anfal/8:25).

7. Tidak mempertanyakan/menggugat seluruh ketentuan Allah SWT


• Menumbuhkan sikap sami’na wa atha’na (kami dengar dan kami taat), bukan sami’na wa
ashoina (kami dengar tetapi kami ingkari)

Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan:
"Kami dengar dan kami ta`at". (Mereka berdo`a): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali". (Al-Baqarah/2:285).

94
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di
atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu
dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengarkan tetapi tidak menta`ati". Dan
telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena
kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang diperintahkan imanmu kepadamu jika
betul kamu beriman (kepada Taurat)". (Al-Baqarah/2:93).

• Mengambil hikmah dari setiap ketentuan Allah SWT

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran/3:191).
• Meyakini bahwa Allah-lah yang akan mempertanyakan seluruh aktivitasnya

Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai. (Al-

Anbiya/ 21:23).

8. Meyakini kebenaran firman-firman Allah SWT


• Senantiasa tilawah dan tadabbur Al-Qur’an

95
atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya
Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu
malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (Al-
Muzammil/73:4-6).

• Menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk (huda), obat penyakit hati (syifa), dan rahmat

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman. (Yunus/10:57).

Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (Al-
Baqarah/ 2:2).

9. Istiqamah dalam menjaga adab-adab di atas

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu
memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu
minta. (Fushshilat/41:30-31)

96
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka
tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula)
berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai
balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (Al-Afqah/46:13-14).

97
II. AKHLAK TERHADAP RASUL (ITTIBA’UR RASUL)

2.1. Perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an untuk Meneladani/Mencontoh Rasulullah saw

“... Apa yang diberikan oleh Rasulullah kepadamu, maka terimalah, dan yang dilarang maka
hentikanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya.”
(Al-Hasyr/59:7)

“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu. ...” (Ali-Imran/3:31)

“Sungguh telah ada bagimu dalam kelakuan Rasulullah itu suatu contoh tauladan yang baik
sekali, bagi siapa-siapa yang mengharap keridha’an Allah dan kesejahteraan hari kemudian.”
(Al-Ahzab/33:21)

“Tidak, demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sehingga mereka bertahkim kepadamu dalam
segala sengketa mereka, kemudian tidak merasa keberatan dalam hati mereka menerima
putusan hukummu, dan menyerah bulat-bulat kepada hukummu.” (An-Nisa/4:65)

98
“... Jika kamu berselisih dalam sesuatu, maka kembalikan penyelesaiannya kepada Allah dan
Rasulullah (Qur’an dan hadits), jika kamu benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. ...”
(An-Nisa/4:59)

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-
orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-
baiknya.” (An-Nisa/4:69)

2.2. Contoh Akhlak Rasulullah saw yang Disarikan dari Al-Hadits


Beliau adalah hamba Allah yang paling sehat dan kuat aqidahnya, beliau sangat mencintai
Allah SWT sehingga Allah SWTpun sangat mencintai beliau. Beliau adalah yang paling benar,
kuat, dan paling baik ibadahnya, sampai-sampai diriwayatkan bahwa beliau melaksanakan
qiyamul-lail hingga bengkak kakinya. Beliau mempunyai akhlak yang paling sempurna, sehingga
‘Aisyah ra mengatakan bahwa akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an. Beliau memiliki kematangan
intelektual yang sangat tinggi sehingga mampu membuat strategi perang yang sangat tepat dengan
tetap berpedoman pada wahyu Allah.

Beliau memiliki fisik yang kuat dan terlatih dengan baik sehingga mampu menjalankan
tugas-tugas dakwah secara prima. Beliau sangat profesional, teratur, rapi, dan cermat dalam
beramal, dan beliau juga sangat memperhatikan serta mengisi perjalanan waktu secara optimal
dengan berbagai amal sholeh, sehingga tidak ada sedetikpun waktu yang berjalan tanpa diisi
dengan berbagai amal kebajikan.

Beliau adalah hamba Allah yang mempunyai etos kerja yang tinggi sehingga dalam
berbagai kesibukannya mampu mencari nafkah secara halal untuk diri dan keluarganya. Beliau
adalah hamba Allah yang paling mampu memerangi dan mengendalikan hawa nafsunya, sehingga
dalam keadaan lapang, sempit, gembira, dan sedih senantiasa dapat menjalani kehidupannya untuk
tetap di jalan Allah.

Beliau adalah hamba Allah yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain dan
lingkungannya sehingga dapat menghantarkan rahmat Allah bagi seluruh alam. Beliau adalah
hamba Allah yang paling adil dalam menegakkan hukum-hukum-Nya, paling amanah dalam
seluruh tindakannya, paling jujur dalam bersikap, dan senantiasa mengedepankan da’wah dalam
kehidupannya.

Beliau adalah manusia yang paling merendahkan diri (tawadlu’), paling tenang, dan tidak
menyombongkan diri. Paling bijak berbicara dengan tidak dipanjang-panjangkan. Beliau
menempatkan karunia Allah sebagai dasar kegembiraannya. Beliau tidak terganggu oleh
sesuatupun dari urusan dunia. Beliau memakai apa yang diperolehnya; sesekali memakai baju
kurung besar, sesekali memakai baju kurung buatan Yaman, dan sesekali memakai jubah bulu.

99
Beliau berkendaraan apa yang mungkin; sesekali kuda, atau unta, sesekali keledai, atau berjalan
kaki – dengan atau tanpa sorban atau peci.

Adalah Rasulullah saw, sangat menyayangi, menyantuni, dan mengurus kepentingan


keluarganya di jalan Allah. Seluruh keluarganya (anak dan istrinya) diikat dan dilibatkan di dalam
da’wah untuk memperjuangkan Dinullah. Beliau menambal sandal dan pakaiannya, beliau
memotong daging bersama keluarganya.

Beliau memenuhi undangan budak dan orang merdeka. Beliau tidak merasa sombong
untuk memenuhi panggilan budak dan orang miskin. Beliau marah karena Allah dan tidak marah
untuk dirinya sendiri. Beliau menjalankan kebenaran walaupun kemelaratannya kembali
kepadanya sendiri atau kepada sahabat-sahabatnya.

Beliau berkenan hadir pada walimah perkawinan. Beliau mengunjungi orang-orang sakit
dan menghadiri jenazah-jenazah. Dalam peperangan, beliau adalah yang paling dekat dengan
musuh. Hanya sahabat-sahabat yang berani saja yang di dekat beliau dalam peperangan, karena
begitu dekatnya beliau dengan musuh.

Beliau duduk dan makan bersama-sama orang miskin dan anak yatim. Beliau memuliakan
orang yang memiliki akhlak utama. Beliau menyambung tali silaturrahim. Beliau tidak menghina
orang miskin karena kemiskinannya. Beliau tidak takut kepada raja karena kerajaannya. Di
manapun dan kapanpun beliau mengajak kepada Allah (berda’wah) dengan ajakan yang sama.

Beliau memulai salam dengan orang yang ditemuinya. Apabila bertemu dengan salah
seorang sahabatnya, maka beliau menjabat erat tangan sahabatnya itu. Siapa saja yang bertanya
jawab dengan beliau, niscaya beliau bersabar dengan orang itu. Tiada seorang yang menunggu
ketika beliau sedang

sholat, melainkan beliau meringankan/mempercepat sholatnya, kemudian menghadapi orang itu


seraya bertanya: “Apakah engkau mempunyai keperluan?” Apabila orang itu telah selesai dari
keperluannya, maka Nabi saw kembali lagi kepada sholatnya.

Adalah Rasulullah saw manusia yang terjauh dari kemarahan dan yang paling segera
melerai (mengishlahkan) sesuatu. Beliau manusia yang paling menyayangi manusia, manusia yang
terbaik bagi manusia, dan manusia yang paling bermanfaat bagi manusia. Beliau amat suka
memberi maaf, walaupun dalam keadaan mampu mengambil balasan. Apabila berdiri dari
majelisnya, beliau membaca: “Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu an laa ilaaha illaa
anta, astaghfiruka wa atuubu ilaika” (Maha Suci Engkau, wahai Allah Tuhanku, dan dengan
pujian kepada Engkau aku mengaku bahwa tiada Tuhan yang disembah kecuali Engkau, aku
memohon ampun dan bertaubat kepada Engkau). Kemudian beliau bersabda: ‘Bacaan itu
diajarkan kepadaku oleh Jibril as.’

Nabi saw adalah manusia yang paling fasih tutur katanya dan yang paling enak didengar
perkataannya. Adalah beliau sedikit berkata-kata, dan mudah dicerna perkataannya. Apabila beliau
berbicara maka tidak berkata-kata yang tidak perlu. Beliau tidak mengatakan perkataan yang tidak
baik (perkataan munkar). Beliau tidak mengatakan, baik dalam keadaan gembira atau pada waktu
marah, kecuali perkataan yang benar. Beliau berpaling dari orang yang berkata-kata tidak baik.
Beliau berdiam dengan tenang (mendengarkan) diantara sahabat-sahabatnya yang bercakap-cakap

100
dan tidak berebutan dalam berbicara. Beliau memberikan pengajaran dengan sungguh-sungguh
disertai nasehat dan do’a.

Nabi saw memakai pakaian yang diperolehnya: kain sarung atau kain selendang (kain
penutup badan) atau baju kemeja (qamish) atau baju jubah atau yang lain. Beliau menyukai kain
hijau, dan kebanyakan pakaiannya berwarna putih. Nabi saw mempunyai dua helai pakaian yang
khusus untuk sholat Jum’at, selain pakaian-pakaiannya untuk bukan Jum’at. Kadang beliau
mengerjakan sholat di malam hari dengan kain sarung. Adalah Nabi saw bila memakai pakaian
maka diawali dari sebelah kanan, dan bila membuka pakaian maka diawali dari sebelah kiri.

Adalah Nabi saw manusia yang paling banyak kelimpahan dan kemurahan hati. Pada
bulan Ramadhan kemurahan hati beliau makin bertambah-tambah. Tiada bermalam padanya uang
dinar atau dirham. Suatu saat orang membawa kepada Nabi saw sembilan puluh ribu dirham. Uang
itu beliau letakkan di atas tikar, kemudian beliau bangun dan membagi-bagikannya. Beliau tidak
menolak seorangpun yang meminta, hingga selesailah beliau membagi-bagikannya.

Adalah Rasulullah saw tiada menghinakan suatu tempat tidur. Jikalau telah dibentangkan
tikar untuknya, niscaya beliau tidur. Dan jikalau tiada dibentangkan, niscaya berbaring di atas
lantai.

Beliau tidak pernah memukul seseorang dengan tangannya, kecuali memukul pada jalan
Allah Ta’ala. Beliau tiada sekali-kali menaruh amarah terhadap sesuatu yang diperbuat orang
kepada beliau, kecuali bila melanggar kehormatan agama Allah. Tiada sekali-sekali apa yang
diminta beliau memilih diantara dua urusan, melainkan beliau pilih yang termudah.

Adalah Rasulullah saw. halus kulitnya, lembut lahir dan bathinnya. Diketahui pada
wajahnya akan kemarahan dan kesenangannya. Apabila bersangatan perasaannya (emosinya),
niscaya banyak beliau memegang janggutnya yang mulia. Beliau tiada berbicara dengan
seseorang, dengan apa yang tiada disukainya. Seorang laki-laki masuk ke tempat Nabi saw. Pada
orang itu terdapat warna kuning. Lalu beliau tiada menyukai warna kuning itu. Maka beliau tiada
mengatakan suatupun kepada orang itu, sampai ia keluar.

Adalah Nabi saw. manusia yang bermurah tangan, manusia yang berlapang dada, manusia
yang sangat benar pembicaraannya, manusia yang sangat menepati janji, manusia yang teramat
lemah-lembut kelakuannya. Seorang Arab badui muallaf (baru masuk Islam) kencing dalam masjid
di hadapan Nabi saw. Lalu para sahabat bermaksud mencegahnya. Maka Nabi saw bersabda: “Laa
tuzrimuuh,” yang artinya, “Jangan kamu putuskan kencingnya!” Kemudian Nabi saw bersabda
kepada badui itu: “Bahwa masjid-masjid ini tiada patut untuk sesuatu kekotoran, kencing dan
berak.” Dan pada suatu riwayat: “Dekati dia! Jangan kamu jauhkan!”
Beliau senantiasa memulai dengan ucapan Basmallah dan doa serta menggunakan tangan
kanan dalam makan dan minum. Begitu pula beliau memulai melangkahkan kaki kanannya untuk
masuk masjid dan melangkah dengan kaki kiri pada saat keluar masjid. Apabila masuk kamar kecil
beliau mendahulukan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan. Rasulullah mengenakan terompah
(sandal/sepatu) dengan kaki kanan dahulu, dan melepasnya dengan kaki kiri dahulu. Ketika
menggunting ataupun menyisir rambut, beliau mendahulukan belahan sebelah kanan. Semua itu
disertai dengan do’a. Dan beliau memasuki dan meninggalkan rumah dengan mengucapkan salam.

101
III. AKHLAK KEPADA KEDUA ORANG TUA
(Birrul Walidain)

Berbuat baik kepada kedua orang tua sangat ditekankan, sehingga perintah tersebut diulang
beberapa kali di berbagai surat dan ayat Al-Qur’an, bahkan perintah tersebut oleh Allah SWT
ditempatkan pada posisi yang ke dua setelah bertauhid kepada-Nya (Al-Baqa-rah/2:83; An-
Nisa/4:36; Al-Isra’/17:23-24). Beberapa bentuk birrul walidain adalah sebagai berikut.
1. Berupaya menjadi anak saleh/salehah sebagaimana harapan/doa orang tua

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang
saleh.” (Ash-Shafaat//37:100).
Kriteria hamba Allah yang soleh diantaranya seperti pada QS Ali Imran (3) ayat 114 sbb:

“Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang
ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai
kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.” (Ali-Imran/3:114)
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amal perbuatannya kecuali
tiga perkara: amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh yang selalu
mendoakannya.” (HR Muslim).

102
2. Berdakwah kepada orang tua dengan cara yang ma’ruf agar keduanya menjadi
hamba Allah yang saleh/salehah.

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik....” (An-Nahl/16:125).

“Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya: ‘Wahai bapakku, mengapa kamu me-
nyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamu
sedikitpun? Wahai bapakku sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu
pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan
menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyem-bah
syetan, sesungguhnya syetan itu durhaka kepada Tuhan yang Maha Pemurah. Wahai
bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa adzab dari Tuhan yang
Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syetan.” (Maryam/-19:42-45)

103
3. Tawadlu’ dan memuliakan orang tua.

“Maka tatkala mereka masuk ke tempat Yusuf, Yusuf merangkul ibu-bapaknya dan ia
berkata ‘Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman’. Dan ia
menaikkan kedua ibu-bapaknya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan
diri seraya sujud kepada Yusuf dan berkata Yusuf: ‘Wahai ayahku, inilah ta’bir mimpiku
yang dahulu itu. Sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan...”
(Yusuf/12:99-100).
4. Taat kepada orang tua selama ajakan atau perintah mereka haq, dan tolak dengan
baik jika diajak atau diperintah melakukan kemaksiatan.

“... Ibrahim berkata: ‘Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!.’ Ia menjawab: ‘Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar.” (Ash-Shafaat/37:102).

“Dan apabila keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-
Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Kuberitakan apa yang telah kamu
kerjakan.” (Luqman/31:15)
5. Bersabar dengan sikap orang tua, terlebih jika mereka sudah lanjut usia
104
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan ah. Janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan ...” (Al-Isra/17:23-24).
6. Membantu seluruh keperluan orang tua dalam rangka wasilah/sarana beribadah
kepada Allah dan mencukupi keperluan mereka di jalan Allah.
“Sesungguhnya anakmu merupakan hasil kerja kerasmu yang paling baik, maka makanlah
apa-apa yang kamu perlukan dari hasil kerja anakmu.” (HR Ibnu Hibban).

“... Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan ah” (Al-Isra/17:23).
7. Senantiasa memohonkan ampun dan mendoakan mereka

“Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu-bapakku, orang-orang yang masuk ke rumahku dengan
beriman, dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau
tambahkan bagi orang-orang yang dzalim itu selain kebinasaan.” (Nuh/71:28).

8. Tidak berprasangka buruk, tidak mencari-cari kesalahan, dan tidak


mempergunjingkan mereka

105
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang
lain dan jangan sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang
diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?. Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat/49:12).
9. Menyambung silaturrahim

“... dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.” (An-Nisa/4:1).

“dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya


dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisap yang buruk.”
(Ar-Ra’ad/13:21).
10 Merawat hati, akal, dan jasmani mereka secara seimbang/tawazun di jalan Allah,
mengurus jenazah mereka, dan menyelesaikan amanah mereka yang belum
ditunaikan, baik terhadap Allah maupun sesama manusia
Suatu ketika datang seorang laki-laki kepada Rasulullah meminta izin untuk diikutsertakan
dalam barisan mujahidin yang berperang melawan kaum kafir ketika itu, lalu Rasulullah
bertanya kepadanya: “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Laki-laki itu menjawab:
‘Ya mereka masih hidup’. Lalu Rasulullah bersabda: “Berbaktilah kepada orang tuamu
karena itu adalah jihad.” (HR Bukhari Muslim, dari Abdullah bin Amru bin ‘Ash).
“Hak seorang Muslim terhadap Muslim lainnya ada lima, yaitu menjawab salam,
menengoknya bila sakit, mengantarkan jenazahnya, memenuhi undangannya, dan
mendoakannya bila bersin.” (Muttafaq ‘alaih).
11 Memuliakan kerabat dan sahabat mereka di jalan Allah dan menyambung tali
silaturrahim
“Sesungguhnya berbakti kepada orang tua yang paling utama adalah seorang anak
menyambung tali silaturrahim terhadap orang-orang yang dicintai oleh orang tua” (HR
106
Muslim).

IV. AKHLAK TERHADAP SESAMA KAUM MUSLIMIN

1. Mengucapkan salam ketika bertemu dengan sesama muslim sebelum memulai


pembicaraan

“Apabila kamu dihormati dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu
dengan lebih baik, atau balaslah (dengan serupa) …” (An-Nisa/4:86).
Yang berkendaraan hendaklah memberi salam kepada yang berjalan kaki. Yang berjalan
kaki memberi salam kepada yang duduk dan yang sedikit memberi salam kepada yang
banyak (Muttafaq ‘alaih).
Hendaklah memberi salam kepada orang yang kau kenal dan kepada yang tidak kau kenal
(Muttafaq ‘alaih).
Tidaklah kedua orang Muslim bertemu kemudian keduanya bersalaman, kecuali Allah
mengampuni keduanya sebelum mereka berpisah (Abu Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi).

2. Hendaklah memberi nasihat kepadanya di jalan Allah baik diminta ataupun tidak

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran”. (Al-Ashr/103:1-3).

Apabila seseorang diantaramu meminta nasehat kepada saudaranya yang lain, maka
hendaklah ia memberinya nasihat (Bukhari).

3. Tidak memutuskan hubungan dengan sesama Muslim, apalagi lebih dari tiga hari

“Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya


107
dihubung-kan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yag buruk”. (Ar-
Ra’d/13:21)

Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Jika
keduanya bertemu saling membuang muka. Sesungguhnya yang paling baik dari keduanya
ialah yang paling dahulu memberi salam. (Muttafaq ‘alaih).

4. Mendamaikan antar kaum Muslimin dengan cara yang ma’ruf

”Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara


kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-
Hujurat/49:10).

‘Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang hal yang lebih utama dari derajat sholat,
puasa, dan shadaqah?’. Para sahabat menjawab: ‘Tentu”. Nabi s.a.w. bersabda:
‘Memperbaiki hubungan, sedangkan rusaknya hubungan itu adalah pengikis’ (Abu Dawud
dan Tirmidzi).

Tidaklah berdusta orang memperbaiki antar dua orang lalu mengatakan kebaikan. (Bukhari
dan Muslim).

5. Hendaklah mencintai sesama Muslim seperti mencintai dirinya sendiri dan membenci
sesuatu baginya seperti ia membenci untuk dirinya

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan


yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-
Shaf/61:4)
Tidaklah sempurna iman seseorang diantara kamu sebelum ia mencintai saudaranya seperti
mencintai dirinya sendiri. Dan membenci sesuatu buat saudaranya seperti ia benci bila buat
dirinya (Muttafaq ‘alaih).
Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam kasih sayang diantara mereka seperti satu
tubuh, bila satu anggota badan merasa sakit, tak bisa tidur atau panas, maka seluruh tubuh
akan merasa sakit, tidak bisa tidur atau panas (Muttafaq ‘alaih).
6. Saling mendoakan di jalan Allah

108
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan
mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mukmin, laki-laki dan
perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.”
(Muhammad/47:19).

” Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman
dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan
bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan.” (Nuh/71:28)

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa:
"Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih
dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap
orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi
Maha Penyayang.” (Al-Hasyr/59:10)

“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang
mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”. (Ibrahim/14:41)

Tiada seorang Muslim yang mendoakan saudaranya tanpa diketahui oleh yang didoakan
melainkan disambut oleh Malaikat: ‘Dan untukmu juga seperti itu’. (HR Muslim).
7. Wajib bergaul sesama Muslim dengan akhlak yang baik

109
“Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah
daripada orang-orang yang bodoh.” (Al-A’raf/7:199).

Bertaqwalah kepada Allah dimana saja engkau berada. Dan ikutilah keburukan dengan
kebaikan, maka kebaikan itu akan menghapuskan keburukan. Dan bersikap baiklah dalam
pergaulan dengan manusia. (Hakim dan Tirmidzi, hadis hasan).

8. Tidak menggunjingkan orang Muslim, menghina, mengejek, atau memanggilnya


dengan panggilan yang buruk

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya


sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang
di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang..” (Al-Hujurat/49:12).

Tahukah kalian apa ghibah (menggunjing) itu? Mereka menjawab: Allah dan rasul-Nya
lebih mengetahui. Nabi s.a.w. bersabda: Yaitu kamu mengatakan sesuatu pada diri
seseorang yang dia membencinya. Nabi ditanya: Bagaimana pendapatmu bila keburukan
yang dikatakan itu memang betul ada padanya? Nabi menjawab: Ya kalau memang
keburukan itu ada padanya, itulah ghibah. Dan kalau yang engkau katakan itu tidak ada
padanya, maka engkau telah memfitnahnya. (Muslim)

9. Wajib menolong dan tidak membiarkannya bila membutuhkan pertolongan dan


bantuan

           


       

“... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”. (Al-Maidah/5:2).

110
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan
mereka ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah/9:71).

Tolonglah saudaramu dalam keadaan menganiaya atau dianiaya. Nabi s.a.w. ditanya
bagaimana cara menolong orang yang menganiaya?. Nabi s.a.w. bersabda: Larang dia
berbuat aniaya dan cegah dari berbuat aniaya. Demikian kamu menolong dia (Muttafaq
‘alaih).

Jika seorang Muslim menolong Muslim lainnya ketika harga diri dan kehormatannya
dirusak, maka Allah akan menolong dia pada saat membutuhkan pertolongan. Dan jika
seorang Muslim membiarkan Muslim lainnya ketika harga diri dan kehormatannya dirusak,
maka Allah akan membiarkan dia pada saat dia membutuhkan pertolongan. (Ahmad, dalam
sanadnya ada kelemahannya)

10. Tidak memaki dan mencerca orang Muslim tanpa hak, di waktu hidup atau
sesudah matinya

“Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian


prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan
janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara
kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?. Maka tentulah kamu merasa jijik
padanya.” (Al-Hujurat/49:12).

Memaki orang Muslim itu fasik (dosa besar) dan membunuhnya adalah kufur. (Muttafaq
‘alaih).
Janganlah kamu memaki dan mencerca orang-orang yang telah mati, karena apa yang telah
mereka perbuat telah berlalu. (Muttafaq ‘alaih).
11. Tidak berlaku khianat, mendustakan atau menangguhkan pembayaran utang
111
kepada orang Muslim

“…. Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.”
(Al-Isra/17:34)

Ada empat sifat munafik. Bila keempat sifat itu berkumpul pada diri seseorang maka orang
itu munafik murni. Bila satu ciri saja ada padanya, maka orang itu punya satu sifat kemuna-
fikan sampai ia membuang sifat itu. Keempat sifat itu ialah: apabila diberi kepercayaan ia
khianat, bila bicara ia bohong, bila berjanji ia ingkar, dan bila bertengkar melampaui batas.
(Muttafaq ‘alaih).
12. Memaafkan kesalahan orang Muslim dan menutupi aibnya dan tidak mendengarkan
berita-berita rahasia tentang dia

.... ...

...... .

“….. dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin
bahwa Allah mengampunimu? ….” (An-Nur/24:22)

Allah tidak menambah kepada hamba yang memaafkan itu, kecuali kemuliaan. (Muslim).

Tidaklah seorang hamba menutupi aib hamba yang lainnya, kecuali Allah menutupi
keburukan dia pada hari kiamat. (HR Muslim)

13. Janganlah iri hati, dengki, berprasangka buruk, membenci atau mencari-cari
kesalahan sesama Muslim

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya


sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang
lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat/49:12)

Janganlah kamu saling dengki dan iri hati, saling benci-membenci, saling mencari

112
kesalahan, dan saling memburukkan. Maka jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.
(Muslim).

14. Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Ali Imran/3:159)

“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-
olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh
jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok)
dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil
dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang
yang zalim.” (Al-Hujurat/49:11)

Bukan golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang
muda dari kami. (Abu Daud dan Tirmidzi, hadis hasan).
15. Menengoknya bila sakit dan mendoakan agar segera sembuh

113
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu'min.” (At-Taubah/9:128)

“Adakah kamu hadir ketika Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata
kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab:
"Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq,
(yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." (Al-
Baqarah/2:133)
Aisyah berkata: Sesungguhnya Nabi s.a.w. menengok sebagian keluarganya, lalu
mengusap dengan tangannya dan berdo’a: ‘Ya Allah Tuhan manusia, hilangkanlah
penderitaannya, sembuhkanlah penyakitnya. Engkau yang dapat menyembuhkan. Tidak
ada kesembuhan kecuali dari-Mu sembuh yang dan tidak dihinggapi penyakit lagi’.
(Muttafaq ‘alaih).

16. Mengurus jenazahnya bila ia meninggal

“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk


memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat
saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat
seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu
jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.” (Al-Maidah/5:31)
114
“Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di
antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo`akan) di kuburnya. Sesungguhnya
mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.”
(At-Taubah/9:84)
Hak seorang Muslim terhadap Muslim lainnya ada lima, yaitu menjawab salam,
menengok-nya bila sakit, mengantarkan jenazahnya, memenuhi undangannya, dan
mendoakannya bila bersin (Muttafaq ‘alaih).

115
V. AKHLAK TERHADAP ALAM

1. Menjadikan alam sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah SWT

“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu
segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu
tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang
banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-
kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah)
kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah)
bagi orang-orang yang beriman.” (Al-An’am/6:99)

2. Menjaga/memelihara kelestarian alam dan tidak merusaknya

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Ar-Rum/30:41).

“Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,
mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."” (Al-
Baqarah/2:11).

116
“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan
padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai
kebinasaan.” (Al-Baqarah/2:205)
3. Menjadikan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan (kemakmuran dan
kesejahteraan) manusia secara optimal di jalan Allah

“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan
kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah
ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
(rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do`a hamba-Nya)."” (Hud/11:61).
4. Menjadikan sumber daya alam untk memperkuat keimanan (aqidah)

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. Allah menciptakan langit dan bumi
dengan hak. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah
bagi orang-orang mu'min.” (Al-Ankabut/29:43-44).
5. Menjadikan sumber daya alam untuk mempertajam akal dan rangsangan untuk
membuahkan suatu teknologi dalam rangka mengabdi kepada Allah

117
“Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang
menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?” (Al-Waqi’ah/56:63-64).
6. Menjadikan sumber daya alam sebagai sarana untuk saling tolong-menolong di jalan
Allah

“Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan


keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan)
terima kasih.” (Al-Insan/76:9).
7. Menjadikan sumber daya alam sebagai sarana untuk mensyukuri karunia Allah

“Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan
padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang
diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?”
(Yasin/36:34-35).
8. Menjadikan sumber daya alam sebagai tadzkirah (peringatan) agar takut kepada
Allah

“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-


binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang
takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah
Maha perkasa lagi Maha Pengampun.” (Fathir/35:28).
9. Menjadikan sumber daya alam sebagai sarana untuk menjadi hamba Allah yang
tawadhu (tidak sombong/takabbur)

“Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi
sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
118
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).” (An-Nahl/16:65).
10. Menjadikan sumber daya alam sebagai sumber ilmu pengetahuan

“kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu
yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (An-Nahl/16:69)
11. Menjadikan sumber daya alam sebagai laboratorium untuk melaksanakan perintah-
perintah yang ada dalam al Qur’an yang terkait dengan sumber daya alam dan
membuktikan kebenaran ayat-ayat Allah SWT dalam al-Qur’an

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap


ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu
adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia
menyaksikan segala sesuatu?” (Fushshilat/41:53)

119
DA’WAH

1. Hukum: Wajib (QS 3:104, 16:125, 12:108, 28:87, 5:63, 3:110)


 “Barangsiapa di antara kamu melihat suatu kemungkaran maka ubahlah kemungkaran itu
dengan tangannya, jika tidak mampu dengan lisannya, dan jika tidak mampu dengan hatinya.
Dan yang demikian itu selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim)
 “Sesungguhnya manusia itu jika melihat kemungkaran dan tidak mengubahnya maka Allah
akan menimpakan azab kepada mereka secara merata.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi dan
Ahmad)

2. Keutamaan (hikmah) melaksanakannya:


1. Sebagai bukti pelaksanaan perintah Allah dan untuk menyadarkan orang-orang yang lalai (QS
7:164, 16:125)
2. Pelanjut risalah para Rasul (QS 42:13)
3. Sebagai bukti keimanan dan wasilah memperoleh rahmat Allah (QS 9:71)
4. Sebagai bukti kesalehan hamba Allah (QS 3:114)
5. Perkataan yang terbaik (QS 41:33)
6. Sebagai jalan untuk mencapai umat terbaik (QS 3:110)

3. Adab dan ruang lingkup:


1. Da’wah dilakukan dalam rangka mengajak ke jalan Allah (QS 16:125, 6:162)
2. Da’wah dilakukan dengan mencontoh Rasulullah saw. (QS 3:31)
3. Sumber atau rujukan da’wah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah (QS 4:59)
4. Objek da’wah adalah manusia secara keseluruhan (QS 34:28, 2:185, 10:57, 4:79, 21:107)
5. Da’wah dilakukan dengan penuh keikhlasan (QS 98:5)
6. Da’wah dilakukan dengan senantiasa mengagungkan Allah, persiapan jasmani, rohani, sarana
dan prasarana serta ilmu yang baik dan optimal (QS 74:1-7, 73:1-10)
7. Da’wah dilakukan dengan qudwah (keteladanan) (QS 61:2-3, 41:33)

120
DA’WAH

(AMAR MA’RUF DAN NAHYI MUNKAR)

1. Hukum: Wajib

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
(Ali-Imran/3:104).

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (An-Nahl/16:125)

“Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu)
kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang
yang musyrik.” (Yusuf/12:108)

“Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah,
sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan
janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (Al-
Qashas/28:87)

121
“Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka
mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram?. Sesungguhnya amat buruk apa yang
telah mereka kerjakan itu.” (Al-Maidah/5:63)

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik.” (Ali-Imran/3:110)
“Barangsiapa di antara kamu melihat suatu kemungkaran maka ubahlah kemungkaran itu dengan
tangannya, jika tidak mampu dengan lisannya, dan jika tidak mampu dengan hatinya. Dan yang
demikian itu selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim)
“Sesungguhnya manusia itu jika melihat kemungkaran dan tidak mengubahnya maka Allah akan
menimpakan azab kepada mereka secara merata.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ahmad)

2. Keutamaan (Hikmah) Melaksanakannya


1. Sebagai bukti pelaksanaan perintah Allah dan untuk menyadarkan orang-orang yang lalai

“Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: ‘Mengapa kamu menasehati
kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat
keras?’ Mereka menjawab: ‘Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada
Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.” (Al-A’raaf/7:164)

122
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl/16:125)
2. Pelanjut risalah para Rasul

“Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh
dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada
Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya.
Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada
(agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (Asy-Syuura/42:13)
3. Sebagai bukti keimanan dan wasilah memperoleh rahmat Allah

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf,
mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka ta`at
kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah/9:71)
4. Sebagai bukti kesalehan hamba Allah

123
“Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma`ruf,
dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan;
mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.” (Ali-Imran/3:114)
5. Perkataan yang terbaik

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri?” (Fussilat/41:33)
6. Sebagai jalan untuk mencapai umat terbaik

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Ali-Imran/3:110)

3. Adab dan Ruang Lingkup


7. Da’wah dilakukan dalam rangka mengajak ke jalan Allah

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl/16:125)

124
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam,” (Al-An’am/6:162)
8. Da’wah dilakukan dengan mencontoh Rasulullah saw.

“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Ali-Imran/3:31)
9. Sumber atau rujukan da’wah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah

“Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(An-Nisa/4:59)
10. Objek da’wah adalah manusia secara keseluruhan

“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui.” (Saba’/34:28)

125
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah
ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari
yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Al-Baqarah/2:185)

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman.” (Yunus/10:57)

“Apa saja ni`mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada
segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (An-Nisa/4:79)

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
(Al-Anbiya’/21:107)
11. Da’wah dilakukan dengan penuh keikhlasan

126
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al-
Bayyinah/98:5)
12. Da’wah dilakukan dengan senantiasa mengagungkan Allah, persiapan jasmani, rohani,
sarana dan prasarana serta ilmu yang baik dan optimal

“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu
agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala)
tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang
lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.” (Al-Mudatssir/74:1-7)

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari,
kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit,
atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan.
Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya
bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih
berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).
Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (Dia-lah)
Tuhan masyriq dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka

127
ambillah Dia sebagai pelindung. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan
jauhilah mereka dengan cara yang baik.” (Al-Muzammil/73:1-10)
13. Da’wah dilakukan dengan qudwah (keteladanan)

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu
kerjakan.” (Ash-Shaaf/61:2-3)

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri?” (Fussilat/41:33)
14. Da’wah dilakukan secara bertahap

“Berkatalah orang-orang yang kafir: ‘Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya
sekali turun saja?’; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami
membacakannya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang
kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang
benar dan yang paling baik penjelasannya.” (Al-Furqan/25:32-33)
15. Da’wah dilakukan dengan mengedepankan kabar gembira sebelum ancaman

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim/14:7)

128
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl/16:97)
16. Da’wah dilakukan dengan menekankan pada aspek pemahaman, bukan mendikte

“Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan
mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya.
Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu, maka Kami telah
memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada
masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan
gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang
melakukannya.” (Al-Anbiya/21:78-79)

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.” (At-Taubah/9:122)
17. Da’wah dilakukan secara jama’i (terkoordinir dengan rapi), bukan secara infirodhi (sendiri-
sendiri)

129
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan
yang teratur
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaf/61:4)

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah
di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan
yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun
memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang
bertakwa.” (At-Taubah/9:36)

130

Anda mungkin juga menyukai