Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AL-QUR’AN

BIDANG STUDI AGAMA ISLAM


TAHUN AJARAN 2022/2023

Kelas : 5A
Di Susun Oleh :

 Aisyah Widya Nurafiqah


 Asri Larasati
 Silfana Dwi Afrilia
 Salsabila Angraini Putri
 Rts Dea Deva Ananda
 Asila Al-Amin

SD NEGERI 123/IX BUKIT BALING


KECAMATAN SEKERNAN
KABUPATEN MUARO JAMBI
1. QS. Al-Baqarah Ayat 21

ۡ ُ‫ٰۤياَيُّهَا النَّاس‬
ۙ َ‫اعبُد ُۡوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ ۡى خَ لَقَ ُكمۡ َوالَّ ِذ ۡينَ ِم ۡن قَ ۡبلِ ُكمۡ لَ َعلَّ ُكمۡ تَتَّقُ ۡون‬
Yaaa aiyuhan naasu'buduu Rabbakumul lazii khalaqakum wallaziina min qablikum la'allakum
tattaquun
Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang
sebelum kamu, agar kamu bertakwa.
Juz ke-1
Tafsir
Setelah menjelaskan tiga golongan manusia dalam menyikapi kebenaran Al-Qur'an, yaitu orang-
orang bertakwa, kafir, dan munafik, selanjutnya Allah menyeru kepada manusia secara umum
agar beragama secara benar melalui tiga hal: hanya beribadah kepada Allah (ayat 21-22),
percaya kepada risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad, yakni Al-Qur'an, (ayat 23-24), dan
beriman kepada hari kebangkitan (ayat 25). Wahai manusia! Sembahlah dan beribadahlah secara
tulus kepada Tuhanmu sebab Dia yang telah menciptakan dan memelihara kamu dan orang-
orang yang sebelum kamu dari yang sebelumnya tiada. Dia adalah satu-satunya Pencipta segala
sesuatu. Perintah beribadah itu ditujukan agar kamu bertakwa dan dapat memelihara diri serta
terhindar dari murka dan siksa Allah. Dengan beribadah, berarti kita telah mempersiapkan diri
untuk mengagungkan Allah, sehingga jiwa menjadi suci dan tunduk kepada kebenaran.
Ayat-ayat ini memerintahkan beribadah dan menyembah kepada Allah. Perintah beribadah ini
ditujukan oleh Allah kepada seluruh manusia sejak zaman dahulu dengan perantaraan rasul-
rasul-Nya. Allah berfirman:

Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan),
"Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut." (an-Nahl/16: 36)

Tiap-tiap rasul memulai dakwahnya dengan seruan kepada kaumnya agar menyembah Allah
saja. Misalnya, Allah swt berfirman:
".... Lalu dia (Nuh) berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan)
bagimu selain Dia. ¦" (al-A'raf/7: 59)
Beribadah kepada Allah ialah menghambakan diri kepada-Nya, dengan penuh kekhusyukan,
memurnikan ketaatan hanya kepada-Nya, karena merasakan bahwa hanya Allah-lah yang
menciptakan, menguasai, memelihara dan mendidik seluruh makhluk. Ibadah seorang hamba
sebagaimana yang disebutkan itu akan dinilai Allah swt menurut niat hamba yang
melakukannya.
Pada ayat ini Allah swt disebut dengan "rabb", kemudian diiringi dengan perkataan "¦yang telah
menciptakan kamu dan orang-orang sebelummu¦" Hal ini memberi pengertian bahwa Allah
menciptakan manusia, mengembangbiakkannya, memberi taufik, menjaga dan memelihara, dan
memberi nikmat agar dengan nikmat itu manusia dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagai
hamba Allah. Semua rahmat tersebut diberikan kepada manusia sejak permulaan adanya, sampai
akhir kehidupannya di dunia ini. Barang siapa yang mensyukuri nikmat Allah maka akan
ditambahkan-Nya nikmat itu, sebaliknya barang siapa yang mengingkari nikmat Allah, maka ia
akan menerima azab di dunia sebagaimana yang telah ditimpakan-Nya kepada umat-umat yang
terdahulu dan di akhirat nanti akan disediakan azab yang pedih.

Allah swt berfirman:


Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya
Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
pasti azab-Ku sangat berat." (Ibrahim/14: 7)
Dengan beribadah kepada Allah sebagaimana yang diperintahkan itu, manusia akan terhindar
dari azab Allah dan ia akan mencapai derajat yang tinggi lagi sempurna.

2. QS. Al-Baqarah Ayat 22

ۡ‫ دَادًا َّواَ ۡنـتُم‬d‫وا هّٰلِل ِ اَ ۡن‬dۡ ُ‫ا لَّـ ُك ۚمۡ‌ فَاَل ت َۡج َعل‬dً‫ت ِر ۡزق‬ َ ‫الَّ ِذ ۡى َج َع َل لَـ ُك ُم ااۡل َ ۡر‬
ِ ‫ض فِ َرا ًشا وَّال َّس َمٓا َء بِنَٓا ًء َّواَ ۡن َز َل ِمنَ ال َّس َمٓا ِء َمٓا ًء فَا َ ۡخ َر َج بِ ٖه ِمنَ الثَّ َم ٰر‬
َ‫ت َۡعلَ ُم ۡون‬
Allazii ja'ala lakumul arda firaashanw wassamaaa'a binaaa 'anw wa anzala minassamaaa'i
maaa'an fa akhraja bihii minas samaraati rizqal lakum falaa taj'aluu lillaahi andaadanw wa antum
ta'lamuun
(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah
yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan
sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi
Allah, padahal kamu mengetahui.
Juz ke-1
Tafsir
Sesungguhnya Dialah yang dengan kekuasaan-Nya menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu
sehingga layak dan nyaman untuk dihuni, dan menjadikan di atas kamu langit dan benda-benda
yang ada padanya sebagai atap, atau sebagai bangunan yang cermat, indah, dan kukuh. Dan
Dialah yang menurunkan sebagian dari air, yaitu air hujan, dari langit yang menjadi sumber
kehidupan. Lalu Dia hasilkan dengan air itu sebagian dari buah-buahan sebagai rezeki untukmu.
Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah yang telah menciptakan
sedemikian rupa dan telah memberimu rezeki, padahal kamu dengan fitrah kesucian yang ada
dalam diri mengetahui bahwa Allah tidak ada yang menyerupai-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya,
dan tidak ada yang memberi rezeki selain-Nya, maka janganlah kamu menyimpang dari fitrah
itu.
Allah swt menerangkan bahwa Dia menciptakan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap,
menurunkan air hujan, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan menjadikan tumbuh-tumbuhan itu
berbuah. Semuanya diciptakan Allah untuk manusia, agar manusia memperhatikan proses
penciptaan itu, merenungkan, mempelajari dan mengolahnya sehingga bermanfaat bagi manusia
dan kemanusiaan sesuai dengan yang telah diturunkan Allah. Dengan jelas Allah menerangkan
dalam ayat ini terutama pada bagian yang mengungkapkan Dan Dialah yang menurunkan air
(hujan) dari langit lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan.

Dengan terang Allah menyebutkan bumi, langit dan benda-benda langit, seperti matahari dan
bintang-bintang adalah ciptaan Allah yang merupakan satu kesatuan dan semuanya diatur
dengan satu kesatuan sitem yang dalam ilmu pengetahuan modern disebut ekosistem. Selama
belum dirusak oleh tangan-tangan manusia yang memperturutkan hawa nafsunya, semua
berjalan dengan tertib dan teratur.

Laut yang luas yang disinari panas matahari kemudian menyebabkan uap air yang banyak. Uap
air ini naik ke atas menjadi awan dan mendung, kemudian disebarkan oleh angin ke seluruh
permukaan bumi, sehingga uap air yang banyak sekali ini di atas gunung-gunung menjadi dingin
dan kemudian menjadi titik-titik dan menjadi hujan dapat mengairi permukaan bumi yang luas,
bukan hanya timbul hujan di atas laut, tetapi juga di darat, karena bantuan angin yang
menyebarkannya.

Disebabkan hujan yang turun dari langit itu kemudian bumi menjadi subur, berbagai tanaman
buah, sayur, biji-bijian serta ubi dan sebagainya tumbuh dan memberikan banyak manfaat bagi
manusia dan semua makhluk di bumi. Di samping itu, turunnya hujan juga menimbulkan sungai,
danau dan sumur terisi air serta memperluas kesuburan bumi. Hutan yang lebat juga membantu
menyalurkan air dalam bumi, membantu menyalurkan udara segar, menyejukkan udara yang
panas dan memelihara kesuburan bumi.

Manusia dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat


mengetahui kapan banyak turun hujan dan kapan jarang hujan atau bahkan sama sekali tidak ada
hujan, berdasarkan letak bintang di langit maupun peredaran angin. Juga dapat diketahui di
mana berkumpulnya ikan-ikan di laut yang banyak sekali jenis dan ragamnya, bahkan ke mana
burung-burung pergi pada musim-musim tertentu dapat diketahuinya.

Berikut penjelasan saintis/ilmuan tentang langit sebagai atap: Atap untuk sebuah bangunan
terutama diperlukan agar penghuni yang tinggal di dalamnya terhindar dari hujan dan panas
matahari. Dalam konteks ayat di atas langit sebagai atap adalah perumpamaan yang ditujukan
untuk bumi tempat kita hidup.

Setiap saat, bumi dihujani benda angkasa yang antara lain adalah meteorit. Akan tetapi, sampai
saat ini bumi tidak porak poranda. Hal ini disebabkan bumi diselimuti oleh gas atau udara yang
bernama atmosfer. Sebelum sampai ke bumi, meteorid akan terpecah belah dan hancur saat
memasuki atmosfer. Sebelum sampai ke atmosfer sinar yang dipancarkan matahari pun
memecahkan meteorid yang ada. Radiasi sinar matahari inilah yang dapat meledakkan meteorid
dalam perjalanannya ke bumi dan kemudian diserap oleh lapisan ozon. Dengan demikian
atmosfer dan lapisan ozon merupakan selubung pengaman atau dengan kata lain boleh disebut
sebagai atap bagi bumi. Bumi tidak mungkin dihuni oleh makhluk hidup tanpa adanya atap
tersebut. Ayat lain yang menyatakan hal yang sama adalah al-Anbiya'/21: 32 yang artinya:

Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, namun mereka tetap berpaling dari
tanda-tanda (kebesaran Allah) itu (matahari, bulan, angin, awan dan lain-lainnya).
(al-Anbiya'/21: 32)

Tebal atmosfer mencapai 560 kilometer, diukur dari permukaan bumi. Penelitian mengenai
atmosfer dimulai dengan menggunakan fenomena alam yang dapat dilihat dari bumi, seperti
warna-warna indah saat matahari terbit dan terbenam, dan kilapan cahaya bintang. Dalam tahun-
tahun belakangan ini, dengan menggunakan peralatan canggih yang ditaruh dalam satelit di luar
angkasa, kita dapat mengerti lebih baik mengenai atmosfer dan fungsinya untuk bumi.

Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kehidupan di bumi didukung oleh tiga hal, yaitu
adanya atmosfer, adanya energi yang datang dari sinar matahari, dan hadirnya medan magnet
bumi.

Atmosfer diketahui menyerap sebagian besar energi sinar matahari, mendaur ulang air dan
beberapa komponen kimia lainnya, dan bekerjasama dengan muatan listrik dan magnet yang ada
untuk menghasilkan cuaca yang nyaman. Atmosfer juga melindungi kehidupan bumi dari ruang
angkasa yang hampa udara dan bersuhu rendah.

Atmosfer terdiri atas lapisan-lapisan gas yang berbeda-beda. Empat lapisan dapat dibedakan
berdasarkan perbedaan suhu, perbedaan komposisi bahan kimia, pergerakan-pergerakan bahan
kimia di dalamnya, dan perbedaan kepadatan udara. Keempat lapisan tersebut adalah Troposfer,
Stratosfer, Mesosfer, dan Thermosfer, atau dapat pula dibagi menjadi tujuh seperti yang
dijelaskan pada al-Baqarah/2: 29.
Komposisi gas di atmosfer terutama terdiri atas nitrogen (78%), oksigen (21%) dan argon (1%).
Beberapa komponen yang sangat berpengaruh pada iklim dan cuaca juga hadir, meski dalam
jumlah yang sangat kecil seperti uap air (0,25%), karbondioksida (0,036%) dan ozone
(0,015%)Perihal angin, awan dan air hujan Hubungan angin dan awan yang kemudian
menghasilkan hujan dapat dijelaskan dengan melihat pada siklus air. Siklus air berlangsung
mulai penguapan air laut yang membubung ke atas menjadi awan lalu turun ke bumi dalam
bentuk tetes air hujan, kemudian air yang turun dalam bentuk hujan itu kembali lagi ke laut
melalui sungai dan air bawah tanah. Al-Qur'an tidak menyebut secara rinci siklus air seperti itu,
akan tetapi, banyak ayat yang menjelaskan beberapa bagian dari proses keseluruhannya secara
sangat akurat. Antara lain dua ayat di bawah ini.

Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-
gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya
kepada kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka gembira. (ar-Rum/30:
48)

Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian
mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau melihat hujan
keluar dari celah-celahnya, dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu)
dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya kepada siapa
yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya
hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (an-Nur/24: 43)
Kedua ayat di atas menggambarkan tahapan-tahapan pembentukan awan yang menghasilkan
hujan, yang dalam gilirannya, merupakan salah satu tahap dalam siklus air. Dengan melihat
lebih cermat kedua ayat di atas maka tampak nyata adanya dua fenomena. Pertama adalah
penyebaran awan dan lainnya adalah penyatuan awan. Dua proses yang berlawanan terjadi
sehingga awan hujan dapat dibentuk. Dua proses yang disebutkan dalam Al-Qur'an ini baru
ditemukan oleh ilmu meteorologi modern sekitar 200 tahun yang lalu.
Ada dua tipe awan yang dapat menghasilkan hujan. Keduanya dapat diklasifikasikan
berdasarkan bentuknya, yaitu stratus (tipe berlapis) dan cumulus (tipe menumpuk).
Pada tipe awan yang berlapis, dua tahapan penting yang terjadi adalah tahap awan tipe stratus
dan nimbostratus (nimbo artinya hujan). Ayat pertama di atas (ar-Rum/30: 48), secara sangat
jelas memberikan informasi mengenai formasi awan yang berlapis. Tipe awan semacam itu
hanya akan terbentuk dalam kondisi angin yang bertiup secara bertahap dan secara perlahan
menaikan awan ke atas. Selanjutnya, awan tersebut akan berbentuk seperti lapisan-lapisan yang
melebar ("Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit.....").
Apabila kondisinya cocok, (antara lain jika suhu cukup rendah dan kadar air cukup tinggi) maka
butir-butir air akan menyatu dan menjadi butiran-butiran air yang lebih besar. Kita dapat melihat
proses tersebut sebagai menghitamnya awan. Dalam terjemahan Quraish Shihab, bagian ini
disebutkan sebagai: "......dan menjadikannya bergumpal-gumpal....". Namun dalam terjemahan
Al-Qur'an dalam bahasa Inggris, bagian ini diterjemahkan sebagai: ".... and makes them dark...".
Akhirnya, butiran air hujan akan jatuh dari awan: ".....lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-
celahnya....".

Tipe awan yang kedua yang dapat menghasilkan hujan adalah tipe awan yang bertumpuk-
tumpuk. Awan ini terbagi berdasarkan bentuknya dalam beberapa nama, yaitu cumulus,
cumulonimbus dan stratocumulus. Awan ini ditandai oleh bentuknya yang bergumpal-gumpal
dan saling bertumpuk. Cumulus dan cumulonimbus adalah tipe awan yang bergumpal-gumpal,
sedangkan stratocumulus tidak bergumpal, sedikit menipis dan melebar. Ayat kedua (an-Nur/24:
43) menjelaskan pembentukan tipe awan ini.

Awan tipe ini dibentuk oleh angin keras yang mengarah ke atas dan ke bawah ("....bahwa Allah
menggerakkan awan..."). Dalam terjemahan Al-Qur'an bahasa Inggris, bagian ayat ini
diterjemahkan sebagai: "...drives clouds with force...". Mendorong awan dengan kuat. Ketika
gumpalan awan terjadi, mereka menyatu menjadi gumpalan awan raksasa, bertumpuk-tumpuk
satu sama lain. Pada titik ini, awan cumulus atau cumulonimbus sudah dapat menghasilkan air
hujan.

Kalimat selanjutnya dari ayat ini, nampaknya menggambarkan secara khusus terjadinya
cumulonimbus, suatu keadaan awan yang dikenal dengan nama awan badai. Tumpukan
gumpalan awan yang menjulang ke atas ini apabila di lihat dari bawah mirip dengan bentuk
gunung. Dengan menjulang tinggi ke angkasa maka butir air yang sudah terbentuk akan
membeku menjadi butiran es ("..... .lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau
melihat hujan keluar dari celah-celahnya, dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari
langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung...."), Awan
cumulonimbus juga menghasilkan ciptaan Tuhan yang sangat berharga, yaitu halilintar
("...kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.")

Ayat lain yang terkait dengan siklus air yang bertalian dengan tahap lain di luar hujan adalah
Surah Gafir/23: 18 yang artinya sebagai berikut:
Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di
bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya. (Gafir /23: 18)
Ayat ini menyatakan dengan jelas bahwa air hujan diserap oleh tanah tapi tidak hilang. Artinya
air tanah masih dapat dialirkan. Dua ayat di bawah ini juga menggambarkan cara aliran air, yaitu
aliran permukaan (ar-Ra'd/13: 17) dan aliran air tanah (az-Zumar/39: 21) yang artinya demikian:

Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah ia (air) di lembah-lembah
menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam)
yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti
(buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang yang benar dan yang batil.
Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi
manusia, akan tetap ada di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan. (ar-Ra'd/13 : 17)

Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu diatur-Nya
menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkannya “tanaman
tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian dijadikan-Nya hancur, berderai-derai.
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi yang mempunyai akal sehat. (az-
Zumar/39: 21)

Banyak ayat lainnya dalam Al-Qur'an yang membicarakan mengenai siklus air, seperti Gafir
/40:13; al-Mu'minūn /23: 18; al-Furqan/25: 48; al-'Ankabut/29: 63, dan lainnya. Semua ayat-
ayat tersebut menyatakan hal yang bersinggungan dengan berbagai ayat yang diacu di muka.
Beberapa ayat lainnya juga berbicara mengenai air, namun dengan konteks yang berbeda, seperti
yang dapat dilihat dalam surah al-Waqi'ah/56: 68-70 yang artinya:

Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum? Kamukah yang menurunkannya dari
awan ataukah Kami yang menurunkan? Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami
menjadikannya asin. Mengapa kamu tidak bersyukur? (al-Waqi'ah/56: 68-70)

Ayat yang berupa kalimat pertanyaan ini menekankan akan ketidak berdayaan manusia dalam
mimpi yang paling tua yaitu mengontrol hujan. Fakta memperlihatkan bahwa hujan buatan tidak
akan dapat diadakan apabila awan dengan kondisi tertentu tidak tersedia. Awan tersebut harus
memiliki berbagai partikel dalam kadar tertentu, kadar air yang tinggi yang dibawa angin yang
naik ke atas, dan terdapat perkembangan tumpukan awan yang mengarah ke atas. Apabila semua
karakter ini terdapat pada awan tersebut, barulah hujan buatan dapat dilaksanakan. Akan tetapi,
para ahli meteorologi masih mempertanyakan efektivitas cara ini.

Ayat yang berkenaan dengan siklus air selanjutnya adalah ayat yang menjelaskan mengenai
sungai-sungai besar dan lautan.
Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan
yang lain asin lagi pahit, dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak
tertembus. (al-Furqan/25: 53)

Deskripsi sungai besar, muara sungai besar dan laut diwartakan dalam bentuk rasa airnya oleh
ayat di atas. Di muara sungai atau estuari, terjadi penggabungan air tawar dan air asin. Namun
cara bercampurnya sangat unik. Air tawar yang ditumpahkan ke laut akan tetap tawar sampai
jauh ke tengah laut, sebelum benar-benar bercampur dengan air asin. Percampuran terjadi jauh
dari mulut sungai di tengah laut.

Satu ayat lagi terkait (tidak langsung) dengan turunnya hujan adalah at-tur/52: 44 yang artinya:

Dan jika mereka melihat gumpalan-gumpalan awan berjatuhan dari langit, mereka berkata: Itu
adalah awan yang bergumpal-gumpal. (at-tur /52: 44)

Ayat ini turun untuk menjawab tantangan dari beberapa orang kafir agar Nabi Muhammad
menjatuhkan langit di kepala mereka. Mereka menduga bahwa langit adalah lempengan atau
kepingan yang menjadi atap dunia. Allah tidak menjawab tantangan mereka di sini dan
menjelaskan bahwa mereka hanya akan menemukan awan. Sesuatu yang tidak akan dapat
dimengerti oleh mereka pada saat itu.

Orang-orang beriman hanya diperintahkan Allah untuk menjaga konservasi alam ini, karena
banyak orang-orang kafir dan durhaka yang menyalahgunakan ilmu pengetahuan untuk merusak
alam. Orang beriman sebagai khalifatullah fil ardh bertugas memelihara lingkungan hidup dan
memanfaatkannya untuk mencapai kemanfaatan hidup sehingga kesejahteraan dan kebahagiaan
dapat dinikmati dan disyukuri oleh setiap manusia. Karena Allah yang memberikan nikmat-
nikmat itu, maka manusia wajib menyembah Allah saja.

Allah memberikan semua nikmat itu agar manusia bertakwa dan melaksanakan tugas-tugasnya
sebagai seorang hamba Allah.

Tugas-tugas itu dapat dipahami dari firman Allah:

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (adz-
dzariyat/51: 56)

Allah swt menguji manusia dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya, dengan
firman-Nya:

Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. ¦( al-Mulk/67: 2)

Karena manusia telah mengetahui perintah-perintah itu dan mengetahui tentang keesaan dan
kekuasaan Allah, maka Allah memberi peringatan, "Janganlah manusia menjadikan tuhan-tuhan
yang lain di samping Allah dan jangan mengatakan bahwa Allah berbilang."
3. QS. Al-Baqarah Ayat 23
ٰ ۡ‫ب ِّم َّما نَ َّز ۡلنَا ع َٰلى ع َۡب ِدنَا فَ ۡاتُ ۡوا بِس ُۡو َر ٍة ِّم ۡن ِّم ۡثلِ ٖه َو ۡادع ُۡوا ُشهَدَٓا َء ُكمۡ ِّم ۡن د ُۡو ِن هّٰللا ِ اِ ۡن ُك ۡنتُم‬
َ‫ص ِدقِ ۡين‬ ٍ ‫َواِ ۡن ُک ۡنتُمۡ فِ ۡى َر ۡي‬
Wa in kuntum fii raibim mimmaa nazzalnaa 'alaa 'abdinaa fatuu bi Suuratim mim mislihii
wad'uu shuhadaaa'akum min duunil laahi in kuntum saadiqiin
Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad),
maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika
kamu orang-orang yang benar.
Juz ke-1
Tafsir
Dan jika kamu tetap meragukan kebenaran Al-Qur'an yang telah Kami nyatakan tidak ada
keraguan di dalamnya, yang Kami turunkan secara berangsur-angsur kepada hamba Kami Nabi
Muhammad, maka sebenarnya ada bukti nyata di antara kamu yang dapat menjelaskan
kebenarannya, yaitu: buatlah satu surah yang semisal dengannya, baik dari segi sastra,
kandungan hukum, nilai-nilai moral, maupun petunjuk lainnya yang ada dalam Al-Qur'an; dan
ajaklah penolong-penolongmu selain Allah untuk membantumu dalam menyusun yang serupa,
kamu tidak akan mampu melakukan itu. Ini semua hendak-nya kamu lakukan jika kamu
menganggap dirimu sebagai orang-orang yang benar pernyataannya bahwa Al-Qur'an hanyalah
karya buatan Nabi Muhammad.
Dalam ayat ini Allah swt menyatakan: Jika kamu sekalian masih ragu-ragu tentang kebenaran
Al-Qur'an dan mendakwakan Al-Qur'an buatan Muhammad, cobalah buat satu surah saja
semisal ) ayat-ayat Al-Qur'an itu ). Kalau benar Muhammad yang membuatnya, niscaya kamu
tentu sanggup pula membuatnya karena kamu pasti sanggup melakukan segala perbuatan yang
sanggup dibuat oleh manusia. Ajak pulalah berhala-berhala yang kamu sembah dan pembesar-
pembesarmu untuk bersama-sama dengan kamu membuatnya, karena kamu mengakui
kekuasaan dan kebesaran mereka.

Kemudian Allah menegaskan, jika kamu benar dalam pengakuanmu itu, tentu kamu sanggup
membuatnya, tetapi kamu adalah orang-orang pendusta. Al-Qur'an itu benar-benar diturunkan
dari Allah, karena itu mustahil manusia dapat membuatnya. Ayat ini menunjukkan bahwa Al-
Qur'an itu adalah mukjizat yang paling besar bagi Muhammad saw.

Anda mungkin juga menyukai