Anda di halaman 1dari 5

PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI DALAM

ISLAM

NAMA: REZA KURNIAWAN


KELAS:12 TKR

Bagaimana Allah Menciptakan Langit Dan Bumi?

SHARES

Bismillah, pada kesempatan kali ini kami akan coba membahas terkait penciptaan langit dan
bumi. Bagaimana Allah ta’ala menciptakan itu semua.
Jika kita melihat ciptaan Allah kita akan menemukan suatu keindahan yang luar biasa. Suatu
keindahan dan keagungan yang menunjukan keagungan Dzat yang menciptakannya.
Keteraturan, keharmonisan, dan keindahan alam semesta menunjukan akan adanya Dzat
yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana. Langit dengan segala hiasannya. Bumi dengan lautan
dan sungai sungai yang mengalir di dalamnya. Gunung gunung yang begitu kokoh menjulang
tinggi. Hewan hewan dan tumbuhan dengan bermacam macam jenisnya. Semuanya
diciptakan dengan begitu indah. Suatu karya luar biasa dari Sang Pencipta.

Berfikir dan ber-tadabbur terhadap ciptaan Allah akan menambahkan keimanan kita kepada
Allah ta’ala. Yang karenanya Allah ta’la menyeru manusia untuk senantiasa merenungi
ciptaan ciptaanya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka apakah mereka tidak
memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?” “Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?”
“Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?” “Dan bumi bagaimana ia
dihamparkan?” (Qs. Al Ghosyihah : 17-20.
Allah ta’ala pun memuji Ulul Albab (orang yang berakal/cerdas) dan menjelaskan kebiasaan
mereka mentadaburi ayat ayat Allah ta’ala berupa ciptaan Nya. Allah ta’ala berfirman (yang
artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” “(yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka” (Qs. Al Imron : 190-191).
Allah pun membantah orang orang Musyrikin yang mengingkari hari kebangkitan. Mereka
dengan akal mereka menyangka bahwa jiwa yang telah mati tidak akan mungkin bisa
dihidupkan kembali. Mereka mengatakan, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang
belulang, yang telah hancur luluh?” (Qs. Yasin : 78). Maka Allah pun menjelaskan, bahwa
membangkitkan manusia tidak apa apanya dibandingkan dengan penciptaan alam semesta.
Jika saja alam semesta yang luar biasa besarnya Allah mampu membuatnya, bagaimana
hanya dengan sekedar membangkitkan manusia?! tentu saja Allah lebih mampu.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar
daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Qs.
Ghofir : 57).
Bagaimana Allah menciptakan langit dan bumi?
Dalam Al Qur’an Allah ta’ala menjelaskan proses penciptaan langit dan bumi dengan jelas
dan rinci. Yang kemudian dibuktikan kebenarannya dengan ilmu pengetahuan modern. Al
Qur’an lah –disamping juga Sunnah- satu satunya sumber otentik yang bisa dipercaya.
Adapun teori-teori yang dicetuskan oleh ilmuan ilmuan barat, maka semuanya dikembalikan
kepada Al Qur’an. Jika sesuai maka diambil, namun jika berbeda maka Al Qur’an lebih di
dahulukan.
Allah menciptakan langit dan bumi selama enam hari. Dimulai dari hari ahad dan berakhir
dengan hari jum’at. Dengan alasan inilah hari jum’at menjadi hari raya bagi umat Islam[1].
Di hari itu Allah ta’ala selesai menciptakan langit dan bumi. Allah ta’ala berfirman (yang
artinya), “Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy…” (Qs. As Sajadah : 3).
Meskipun para ulama berbeda pendapat mengenai enam hari masa penciptaan langit dan
bumi. Mayoritas ulama menyatakan bahwa yang dimaksud dengan enam hari adalah ukuran
hari hari biasa. Adapun pendapat yang lain menyatakan bahwa enam hari disitu berbeda
dengan hitungan hari hari biasa, melainkan setiap harinya seperti 1000 tahun hari hari
biasa[2].
Penciptaan bumi di dahulukan sebelum penciptaan langit. Sebagaimana ditunjukan oleh
firman Allah (yang artinya), Dia-lah Allah, yang menciptakan segala yang ada di bumi untuk
kamu kemudian Dia naik ke atas dan menjadikan tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.” (Al Baqoroh : 29)
Karena ibarat sebuah bangunan, pondasi atau asas dibuat terlebih dahulu sebelum atap.
Maka bumi adalah asas atau pondasi dan langit adalah atapnya.[3] Allah ta’ala berfirman
(yang artinya), “Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit
sebagai atap” (Qs. Ghofir : 64.
Langit diciptakan dengan tujuh lapisan. Begitu juga dengan bumi. Meskipun kata bumi selalu
disebutkan dalam bentuk tunggal dalam Al Qur’an. Tidak sebagaimana langit yang seringkali
disebutkan dalam lafadz jamak. Namun ada sebuah ayat yang menunjukan bahwa bumi pun
tujuh lapis sebagaimana langit. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah-lah yang
menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar
kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya
Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (Qs. At Tholak : 12).
Dan dikuatkan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Barangsiapa berbuat
kezaliman (menyerobot tanah orang lain meski hanya) sejengkal tanah, maka Allah akan
menimbunnya dengan tujuh lapis bumi”[4].
Kemudian Allah memisahkan antara langit dan bumi, sehingga angin pun bertiup, hujan pun
turun, tumbuhlah berbagai macam tumbuhan, gunung gunung ditancapkan ditempatnya,
Allah menjadikan makhluk ciptaan berpasang pasangan, diciptakan kehidupan dari air,
diciptakannya matahari sebagai penerang, dan bintang bintang serta rembulan sebagai
hiasan. Semua itu bukti kebesaran Allah ta’ala.[5]
Jarak antara langit dan bumi adalah lima ratus tahun perjalanan. Begitu juga antara satu
lapisan langit dengan lapisan selanjutnya. Disebutkan dalam hadits riwayat Abbas bin Abdul
Mutthalib Radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Tahukah kalian berapa jarak antara langit dan bumi? Kami berkata, “Allah dan RosulNya
lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda, “Jarak keduanya adalah perjalanan lima ratus
tahun, dan antara satu langit dengan langit selanjutnya perjalanan lima ratus tahun, dan
tebal setiap langit adalah perjalanan lima ratus tahun, dan diantara langit ketujuh dengan
arsy ada laut yang jarak antara dasar dan atasnya adalah seperti jarak antara langit dan
bumi, dan Allah diatas itu semua, tidak tersembunyi baginya amalan manusia….”[6]
Baca Juga: Bukti Kekuasaan Allah
Keyakinan orang yahudi; Allah selesai
menciptakan langit dan bumi di hari Jum’at dan
beristirahat di hari Sabtu
Orang Yahudi mencela Allah. Mereka mengatakan Allah ta’ala selesai menciptakan langit
dan bumi di hari jum’at dan beristirahat di hari Sabtu[7]. Mereka menyangka bahwa
Allah ta’ala kelelahan setelah menciptakan langit dan bumi sehingga memerlukan istirahat,
Maha Suci Allah atas apa yang mereka tuduhkan.
Allah pun membantah ucapan mereka. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan
sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam
enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan” (Qs Qaf : 38).
Allah ta’ala Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jika Allah berkehendak, bisa saja langit dan
bumi diciptakan dengan sekejap. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya
keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka
terjadilah ia.” (Qs. Yasin : 82).
Namun Allah memiliki Nama Al Hakim; Maha Bijaksana. Semua ketentuan Allah
mengandung hikmah. Dengan proses penciptaan langit dan bumi Allah ingin menunjukan
kepada makhluk Nya akan keagungan Allah. Dan mengajarkan bahwa segala sesuatu
membutuhkan proses. Dengan ini manusia belajar bersabar.

Penciptaan lautan dan sungai-sungai


Diantara tanda tanda kekuasaan Allah di bumi adalah diciptakanannya lautan dan sungai
sungai. Dengan lautan seseorang bisa berlayar mencari rizki. Disediakan ikan ikan yang
segar untuk makanan manusia. Didalamnya terdapat berlian dan mutiara yang indah dan
berharga. Semua itu diciptakan hanya untuk manusia.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
kapal-kapal di tengah (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung” “Jika Dia menghendaki,
Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaannya) bagi setiap
orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur” (As Syuro : 32-33).
”Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan
nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-
Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua
orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.” (Qs. Lukman : 31).
“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan
yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari
(keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (Qs. An Nahl : 14).
Lautan dan sungai sungai adalah dua ciptaan yang menjadikan bumi semakin indah. Tidak
heran ketika Allah menyebutkan syurga selalu dikaitkan dengan sungai sungai yang
mengalir di bawahnya. Karena memang, tanpa sungai kehidupan akan terasa gersang.
Dengan sungai dan lautan pula, udara menjadi bersih tidak tercemari oleh bangkai hewan.
Makanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika ditanya tentang bangkai ikan laut,
beliau bersabda, “Dia (air laut) itu suci airnya dan halal bangkai (hewan) nya.”[8]
Wallahu ‘Alam bis Shawab.

Anda mungkin juga menyukai