Anda di halaman 1dari 14

Liturgi 1

Prolog: Allah menciptakan langit dan bumi. Diciptakan-Nya semua dengan firman dan kuasa-Nya.
Semuaciptaan-Nya sungguh amat baik adanya. Ia menjadikan dari yang tidak ada menjadi ada.
Itu semua berawal dari Firman yang abadi. Bagaimanakan proses penciptaan yang dilakukan
oleh Allah.

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-
layang di atas permukaan air.Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Allah melihat
bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang,
dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

Pada Hari ke-2 Ia menciptakan Cakrawala...

Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah
menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di
atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari kedua.

Pada Hari ke-3 Ia menciptakan Darat dan Laut...

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga
kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan
air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah
menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan
yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.

Pada Hari ke-4 Ia menciptakan benda-benda penerang...

Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari
malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan
hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi
bumi." Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang
lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga
bintang-bintang. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari
keempat.

Pada Hari kelima, Allah menciptakan binatang di air dan burung-burung di udara.

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung
beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang
besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis
burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu,
firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan
hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari
kelima.

Pada Hari keenam, Allah menciptakan binatang di darat dan manusia.

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan
binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang
merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Maka Allah melihat segala yang
dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.Demikianlah
menciptakan langit dan bumi beserta isinya dengan perbuatan tangan-Nya yang ajaib.

Dan pada Hari ketujuh

,Ketika Allah telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari
segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah
dibuat-Nya itu.

Liturgi II

1. (Matahari) : Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya, Allah. Ia menciptakan aku, matahari,


dengan sinar matahari. Allah yang Mahakuasa, hanya kepadaNyalah aku tunduk, menyembah Dia yang
mahakuasa, Dialah Matahari yang tidak akan pernah padam, Matahari yang kekal dengan kehangatan
sinar mataharinya, yaitu kasihNya yang tidak berkesudahan. Terpujilah TUHAN, Allah semesta alam.
Terpujilah Engkau TUHAN.

2. (Bintang): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN. Allah yang menciptakan aku,
bintang. Ia memberikan aku cahaya untuk menerangi kegelapan malam hari dan bertaburan di langit
yang biru dan tinggi. Dialah Bintang yang sesungguhnya, yang kekal. Melalui aku, TUHAN menyatakan
keindahan ciptaan yang dikerjakan oleh tangan-Nya dan menerangi setiap sisi gelap manusia dan
ciptaan lainnya. Aku sujud dan tunduk kepadaMu, ya TUHAN, Allah semesta alam. Terpujilah Engkau
TUHAN

3. (Bumi): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah yang telah menjadikan diriku,
bumi dan langi. Dengan FirmanNya, Ia telah mencipta. Aku telah dicipta dengan begitu indah dengan
berbagai lapisan-lapisan yang memberikan kenyaman bagi makhluk ciptaan yang ada di dalamku.
Sungguh aku sangat tunduk dan sujud menyembah Engkau Ya, TUHAN, Allah semsesta alam. Terpujilah
Engkau ya TUHAN
4. (Air): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah pencipta langit dan bumi. Pada
awalnya bumi masih kosong dan belum berbentuk, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan
air. Dengan Firman-Nya ia telah mengaturku sedemikian rupa. Dengan Firman-Nya yang penuh kuasa,
aku telah dibentuk menjadi ciptaan yang begitu indah, sehingga terciptalah samudra dan lautan dan
terbentuklah daratan. Aku sujud dan tunduk kepadaMu, Ya TUHAN, Allah Semesta Alam yang adalah Air
kehidupan yang sesungguhnya. Terpujilah Engkau TUHAN.

5. (Angin): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah pencipta segala sesuatu yang
dahulunya tidak ada kini menjadi ada. Dengan Firmannya aku dibentuk memberi kesejukan kepada
ciptaan yang telah diciptakan. Aku yang adalah angin dapat memberikan kesejukan dan dapat untuk
merobohkan, tetapi aku tunduk dan sujud menyembah kepada TUHAN, Allah Pencipta. Dialah Allah yang
memberikan kesejukan yang abadi. Terpujilah Engkau TUHAN.

6. (Pohon): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang begitu hebat.
Dengan FirmanNya, Ia telah menjadikan, dan semuanya indah. Ia menciptakan aku, pohon. Aku dapat
merasakan sejuknya embun di pagi hari, hangatnya sinar mentari, dan indahnya bintang malam hari.
Semuanya itu telah memberikan semua kebutuhanku. Aku sujud dan menyembahMu ya TUHAN yang
penuh dengan keagungan dan Kuasa ada padaMu. Terpujilah Engkau ya TUHAN.

7. (Manusia, Laki-laki): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang
begitu hebat. Dengan FirmanNya, ia menciptakan dari debu dan tanah dan menghembuskan nafas
kehidupan kepadaku. Ia menciptakan aku segambar dan serupa dengan Dia. Dia memberi kuasa
kepadaku atas semua ciptaan lainnya untuk memelihara dan melestarikannya. Sungguh, aku memuji
keagunganMu TUHAN, Sungguh Ajaibnya KuasaMu TUHAN. Terpujilah Engkau ya TUHAN.

8. (Manusia, Perempuan): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang
begitu kuasa. Dengan FirmanNYa, ia telah menciptakan aku dari tulang rusuk laki-laki. Dia telah
menciptakan aku begitu indah sesuai dengan firmanNya. Aku sujud dan menyembahMu ya TUHAN yang
penuh dengan kemuliaan dan kuasa. Terpujilah Engkau ya TUHAN.

Liturgi III

Prolog : Semua isi bumi telah diciptakan Tuhan melalui firmannya. Langit menceritakan kemuliaan
Tuhan, angkasa raya memberitahukan keagungan ciptaanNya. Malam bersahut-sahutan
dengan siang, tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan, semua diciptakanNya
dengan begitu indahnya. untuk itu marilah kita mendengarkan liturgi penciptaan yang
telah Allah lakukan.

Liturgi 1: Matahari Telah Terbit, Tanda Sebuah Kehidupan Yang Akan Dimulai. Setiap Hari Akan
Membuahkan Hikmat. Sampai Malam Tiba, Matahari Akan Berganti Dengan Bulan, Maka
hari akan berlalu, hikmat akan tinggal.
Liturgi 2: Langit dan cakrawala saling berhias diri, semua menyatakan keindahan kepada bumi. Langit
dalam kemegahannya mencoba membantu mempertahankan ke-eksisan bumi dengan
menaungi dari panas matahari.

Liturgi 3: Hewan juga tidak ketinggalan. Hewan menghiasi alam raya dengan karyanya. Ia ada bukan
sebagai pelengkap, namun ia ada sebagai salah satu kebutuhan bumi. Rantai kehidupan itu
menjadi lengkap dan menyambung kembali menciptakan sebuah lingkaran yang tidak dapat
dipisahkan.

Liturgi 4: Sungguh indah, damai dan tentram menyelimuti bumi, sehingga kedinginan kasih tidakpernah
tercipta. Semua menjadi hidup di dalam kehangatan Allah.

Liturgi 5: Darat tempat berpijak, agar manusia, pohon dan hewan memiliki tempat untuk meletakkan
kepalanya. Tidak ada yang kurang, semua menjadi baik. Tanah menjadi saksi setiap
peristiwa yang terjadi di bumi.

Liturgi 6: Laut yang biru rumah sang ikan bertakhta menjadi hidup yang dipagari oleh darat dan tanah.
Ikan akan menari ditengah gemerinciknya air bening. Ribuan pulau-pulau menjembatani
antara darat dengan darat. Sungguh Allah yang menciptakan semuanya.

Litugi 7: Ya Tuhan Allah, turunkanlah cahaya terang surgawi itu kepada kami, karena kami berjalan
didalam kegelapan dunia, tidak ada yang dapat menutun kami kepada Tuhan selain Tuhan
sendiri. Dari jurang maut didalam kegelapan dunia ini kami memanggil Engkau dan ingin
turut serta memuji nama Tuhan.

Litugi 8: Tuhan Allah yang menciptakan kami manusia dan mengasihi kami. Sebab itu ya Tuhan,
dengarkanlah seruan kami supaya kami, memberitahkan Engkau didunia ini, sehingga
seluruh dunia dan bangsa-bangsa ikut serta memuji NamaMu.

Liturgi IV Liturgi V

Mazmur 104: 1 – 3 Mazmur 104: 16 – 18

Mazmur 104: 4 – 6 Mazmur 104: 19 – 21

Mazmur 104: 7 – 9 Mazmur 104: 22 – 24

Mazmur 104: 10 – 12 Mazmur 104: 25 – 27

Mazmur 104: 13 - 15 Mazmur 104: 28 – 31


. Liturgi VI Kejatuhan Manusia Dalam Dosa

Prolog : Hidup yang baik tidak mampu memuaskan hati manusia. Merasa kurang, itulah isi
keinginnan manusia. Keinginan daging lebih ditinggikan, lebih memilih keinginan daging
dari pada memuliakan nama Tuhan. Apakah yang terjadi ketika manusia hidup di dalam
dosa? Mari kita mendengarkan liturgi Kejatuhan Manusia Dalam Dosa.

Liurgi 1: Setiap hari kita melihat kemajuan yang akan terjadi. Tekhnologi semakin canggih, hampir
semua keinginan terpenuhi. Namun apa dampak yang dihasilkan? Lihatlah setiap manusia
mementingkan dirinya sendiri. Tidak ada yang perduli lagi terhadap Tuhan dan dengan
sesamanya.

Liurgi 2: Kekuasaan yang melanda hati manusia telah menciptakan sifat egoisme. Manusia lain yang
tidak berkuasa kembali menjadi budak. Yang kuat semakin kuat, yang lemah semakin lemah.

Liurgi 3: Kaya semakin kaya, miskin semakin miskin. Kebaikan di upayakan oleh pemerintahnya,
dianggap sebagai dongeng belaka. Perbuatan baik diukur dengan uang. Manusia hidup
ditengah-tengah perhambaan akan uang.

Liurgi 4: Hukum tidak dihargai, semua menganggap sebuah kebaikan. Menghalalkan segala cara adalah
salah satu jalan pintas. Budaya “semau gue” semakin hidup. Teguran dan sapaan tidak lagi
terngiang. Semua telah pudar.

Liurgi 5: Kapan semua ini akan berakhir? Kerakusan manusia menciptakan bencana alam yang tidak
dapat lagi dibendung. Pagar alam menjadi rusak dan bercacat. Hutan tidak lagi mampu
bernyanyi. Laut tidak mampu lagi berkilauan. Udara tidak lagi bersih, air telah tercemar.
Semua menjadi rusak.

Liturgi VII

Kejadian 3: 1-10

Liturgi VIII

Kejadian 3:11-24

Liturgi IX Liturgi X (Dosa semakin berkembang)

Jesaya 1: 21 – 22 Amos 4: 1

Jesaya 1: 23 Amos 4: 2 – 3

Jesaya 2: 6 – 7 Mikha 7: 2 – 3

Jesaya 2: 8 – 9 Mikha 7: 4 – 5

Jeremia 6: 13 – 14 Mikha 7: 6
LITURGI X II FISUALISASI DOA BAPA KAMI

Prolog : Semakin hari dunia ini semakin berkembang begitu juga keadaan manusia semakin hari
semakin berkembang, sehingga manusia selalu mengandalkan kekuatan sendiri maka
manusia tidak lagi menghiraukan Tuhan baik kuasaNya maupun keberadaaNya.

Suara : Bapa kami yang di Sorga………………………………………

Doa 1 : “Apa, siapa yang mengatakan bapa kami yang di Sorga? Soalnya bapa kami adalah orang
yang kami lihat dengan kepala atau dengan tubuh manusia. Cerita surga nanti dulu bung,
dimana itu Sorga?

Suara : Dikuduskanlah namaMu………………………………..

Doa 2 : “ Siapa pula yang cerita kudus ini, sok suci loe sobat. Tuh! Di diskotik cari yang kudus biar
ketemu.

Suara : “ Datanglah KerajaanMu……………………………………..

Doa 3 : “Kerajaan itu milikku dan aku belum punya keluarga, masak aku disebut sebagai bapa.
Kerajaan yang akan kumiliki itu ada disini di dunia ini, jadi nggak mungkin aku beri pada
orang, apa lagi dikatakan datang dengan membawa tahta, itu tak
mungkin!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Suara : Jadilah kehendakMu…………………………………………………..

Doa .4 : “kehendakkulah yang jadi di dunia ini, tidak ada kehendak siapapun juga, sebab akulah
pemimpin disini. Semua orang harus menuruti segala perintahku. Kalau tidak maka akan
tahu akibatnya., jadi kehendakkulah yang terjadi ( Ha………ha……………ha………….ha…)

Suara : “ Dibumi seperti disorga…………………………………….

Doa 5 : Hai sobat bumi itu ada disini, di dunia dan disorga itu dapat kita ciptakan sendiri
dengan akal pikiran kita , jadi pergunakan pikiranmu, untuk dapat menemukan surga di
bumi ini, bila perlu halalkan segala cara asal kita dapat memperoleh kesenangan,
kebahagiaan ( sambil tertawa terbahak-bahak. )

Suara : “Berikan kami pada hari ini makanan yang secukupnya………………

Doa 6 : “ Mengemis makanan nanti dulu, memang aku wanita tetapi pekerjaanku bukan memasak
seperti dulu, kini aku sudah menjadi pengusaha dan usahaku itu bukan untuk menyediakan
makanan secara gratis, kalau kamu petani cari sendiri di sawah pergunakan pikiranmu,
kalau kamu pegawai pergunakan pikiranmu. Masih bingung? Pergunakan itu KKN ( Korupsi,
Kolusi dan nepotisme )………amankan?, dan kalau kamu pedagang ambil untung yang
banyak lalu kurangi berat barang yang sudah dibeli orang, pokoknya usaha tetap berjalan
dan jangan mengemis kepadakulah, malah kamu harus membayar upeti kepadaku.

Suara : Dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah
kepadAkami……………………………………..

Doa 7 : ‘Kalau soal kesalahan untuk diampuni nanti dulu, kita bisa konpromi, maka kesalahan dapat
diampuni, kalau tidak bisa diajak kompromi maka hukum akan berjalan terus. Soal kamu
mau mengampuni kesalahan orang lain itu bukan urusanku melainkan urusanmu. Sorry ya,
aku banyak pekerjaan.

Suara : Jangan membawa kami ke dalam pencobaan…………………………………

Doa 8 : “ Pencobaan di dunia ini tidak ada, jadi jangan takut untuk dicobai. Sebab kalau kita dapat
mempergunakan pikiran kita sebaik-baiknya, maka pencobaan itu tidak ada kawan.
Bersenang-senanglah dalam hidupmu!

Suara : “Tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat………………………………….

Doa 9 : “ Kejahatan itu milik semua orang, kalau kamu dijahati oleh orang lain jangan konyol,
kamu harus melawan sekuat tenaga, bila perlu ajak orang lain untuk membantumu kan
beres!

Musik : ( Yang begitu keras sehingga memelakkan telinga sehingga para pelakon berjatuhan )

Suara : “ Wahai………….manusia yang penuh dengan dosa bertobatlah engkau. Sadarilah apa
yang kamu rasakan, apa yang kamu nikmati, apa yang kamu makan, apa yang kamu
minum, apa yang kamu pakai itu semuanya adalah berasal dari Allah, jadi jangan ada
yang menyombongkan diri sebab semua kamu terima dengan cumacuma.

Semua : “Ya…………….Allah ampunilah kami akan kesombongan kami, kami kini mengaku bahwa masih
ada yang lebih besar, lebih kuat dari kami, yaitu Engkau, karena Engkaulah yang empunya
kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin… Amin… Amin… ! ! !

LITURGI XIII KELAHIRAN

Lukas 1: 26 – 27

Lukas 1: 28 – 29

Lukas 1: 30 – 31
LITURGI XIV

Prolog : Ia lahir kedunia ini dengan penuh kasih sayang, Ia lahir dikandang domba dengan kain
dipalugan. Mari kita dengarkan liturgi kelahiran.

Litugi 1: Lukas 2: 1-2

Litugi 2: Lukas 2: 3-5

Liturgi 3: Lukas 2: 6-7

Litugi 4: Lukas 2: 8-9

Liturgi 5: Lukas 2: 10-12

Litugi 6: Lukas 2: 13-14

LITURGI XV

Lukas 2: 15 Lukas 2:16 Lukas 2:17 Lukas 2:18 Lukas 2:19

Lukas 2:20 Lukas 2:29-30 Lukas 2:31-32

LITURGI XVI PENGGENAPAN

Prolog : Dua ribu tahun yang lalu firman Allah itu telah menjadi manusia. Ia hidup ditengah-
tengah kita. Ia berkomunikasi dengan kita. Saat ini ketika peristiwa itu kita kenang, apa
yang akan kita perbuat? Mari kita dengarkan litugi Penggenapan.

Liturgi 1: Dua ribu tahun yang lalu, Yesus hidup ditengah-tengah kita, Ia lahir melalui Maria
bundaNya. Ia memberitahukan bahwa kerajaan Allah sudah dekat.

Liturgi 2: Saat ini kita ingin bersama-sama dengan Yesus kembali. Ketika malaikat menyuarakan
bahwa Raja damai itu telah datang, kita merasa aman dan tentram, tidak ada yang
kurang.

Liturgi 3: Saat ini, mari kita membuka hati kita.. biarkan Kristus bertakhta di relung hati kita yang
terdalam. Mari kita berikan hidup kita, sehingga semuanya menjadi sebuah
kesempurnaan kembali, sma seperti ketika Allah menjadikan dunia ini, baik dan
sempurna.

Litugi 4: Mengapa engkau masih dalam kegelapan? Lihatlah surya abadi telah terbit. Ia hadir dan
menerangi alam raya. Kegelapan telah disingkirkan, asalkan engkau membuka hatimu,
sinar itu akan meresap.
Litugi 5: Aku percaya akan janji Tuhan melalui para nabi dijaman dahulu, dan telah lama aku
menantikan kasih Allah, supaya aku dapat bersekutu dengan Dia saat ini dan disini.
Itulah persekutuan didalam kasih dan anugerah Allah.

Liturgi 6: Aku mendengar nyanyian malikat Tuhan, aku melihat cahaya sorgawi dibawa mereka
untuk menyinari dunia ini. Cahaya terang sorgawi itulah yang mempertemukan Allah
dengan kita manusia.

Liturgi 7: Mataku memandang kelangit jelaslah kulihat kedamaian Allah, yang turun ke atas bumi
ini. Oleh karena itu, aku akan bertobat sebab janji anugerah Allah itu adalah benar
adanya.

Liturgi 8: Firman itu telah menjadi daging dan diam diantara kita, dan kami melihat kemuliaanNya,
yaitu kemulian anak Tunggal Bapa, penuh dengan kasih dan kebenaran. Pergilah
kerumah saudara-saudaraku, katakanlah kepada mereka bahwa “Tuhan telah menang”.

. Puisi “Sukacita yang Besar”

Sukacita yang besar telah diberikan kepada kita

Oleh karena Yesus, Sang Juru Selamat yang telah lahir ke dunia

Mari kita bersujud menyembah-Nya

Bersorak tak henti memuji-Nya

Nyanyikan lagu untuk memuliakan-Nya

Yesus, Sang Juru Selamat kita

Lahir dalam kesederhanaan

Membawa kita dalam kehidupan yang kekal

Mari tetap teguh beriman di dalam Yesus

Sampai selama-lamanya ... mari kita setia pada-Nya


LITURGI GURU

1. Kepala sekolah

Saudara-saudara yang kekasih, saat ini kita sedang


merayakan hari kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Saat ini
umatNya menyambut kedatangan Sang Juruselamat yang
membawa ”Terang Ilahi” ke dunia yang penuh kegelapan ini.
Bagaimanakah Respons manusia terhadap Terang Ilahi
itu ????!!!!!!

Wahai saudaraku, perhatikanlah sesamamu disekelilingmu!


baik dilingkungan rumahmu, dilingkungan pekerjaanmu,
bahkan diantara sesama jemaat gereja.......!!!! Gembirakah
mereka menyambut Natal ini !!!!!! Bersukakah mereka
dengan terang Ilahi ini !!!!! Perhatikanlah dengan
seksama.......! Ooooh.... ternyata lebih banyak yang tidak
mau tahu dengan terang Ilahi itu, kebanyakan tidak
menghiraukan perintah Allah. Itulah dosa, nista, penghinaan,
ketidakadilan, dan ketidak jujuran manusia pada Allah.
Nampaknya, semuanya itu hanya manis dimulut belaka
saja...!!!
2. R. Hutasoit

Ya..... pada zaman ini manusia lebih menyukai gelap dari


pada terang. Manusia lebih senang melakukan perbuatan
yang menentang kehendak Allah, karena itu manusia
semakin jauh terpisah dari Allah, sehingga dunia penuh
dengan prasangka, kekacauan, penindasan, pemerkosaan
yang mengakibatkan kebencian, perang, dendam membara,
penderitaan dan kesengsaraan.

Oh Tuhan...!!! lihatlah perkara yang menimpa kehidupan


kami. Lihatlah derita kami, dengarkanlah seruan yang
datang dan memohon kepadaMu.

3.B. SITUMORANG

Berilah telinga atas doa permohonan kami ya Tuhan.


Kiranya Engkaulah ya... Allah yang mengangkat kami serta
menyelamatkan jiwa kami dari penderitaan menuju terang
Ilahi yang Engkau bawa ke dunia ini.

4. S. SIDABUTAR

Saudaraku yang kekasih, tidakkah engkau lihat, zaman ini


semakin menyeret kita kepada kekelaman ? Manusia
cenderung berjalan dalam gelap, kualitas orang yang
berjalan dalam terang ilahi semakin berkurang. Berbuat
semau gue, tidak lagi takut terhadap terang ilahi walau
sebenarnya mereka mengetahui bahwa hidup menuju
kesengsaraan bahkan kehancuran.
5. F. SILABAN

Ya Tuhan...., bukalah pintu hati kami. Biarlah kami


merindukan terangMu pribadi lepas pribadi. Jauhkanlah
kegelapan dari jiwa-jiwa kami sebab sesungguhnya kami
akan selalu tersandung bila berjalan dalam gelap.

6. G. HUTAGAOL

Terangilah hidup kami dengan firmanMu dan luputkanlah


kami daripada hukumMu. Bimbinglah kami untuk hidup
dalam terangMu, karena Engkaulah jalan kebenaran dan
hidup, dan Engkaulah segalanya bagi kami.

7. N. SIMANJUNTAK

Saudara-saudaraku seiman .........!!! Di era kehidupan yang


semakin maju ini, lihatlah....... semakin banyak manusia
yang kuatir dan cemas akan kehidupaNya. Mereka berlomba-
lomba memperbanyak harta duniawi. Mereka takut tidak
memperoleh apa-apa karena krisis yang berkepanjangan.
Seluruh hidupnya dipertaruhkan hanya demi kekayaan, demi
jabatan, dan demi kebutuhan hidup yang semakin tinggi oleh
tuntutan jaman. Manusia lebih memusingkan kebutuhan
jasmani, dan mengabaikan kebutuhan rohani yang
sesungguhnya lebih penting. Mereka bahkan melupakan
firman Tuhan yang berkata :.....................!!!
8. L. Silaen

Karena itu Aku berkata kepadamu, janganlah kuatir akan


hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, atau minum,
dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang
hendak kamu pakai. Bukankah hidup ini lebih penting dari
pada pakaian......!!!!!?

9. P.SIMANJUNTAK

Pandanglah burung-burung dilangit, yang tidak menabur, dan


yang tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam
lumbung, namun diberi makanan oleh Bapamu yang disorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

10. O. HUTASOIT

Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat


menambahkan sehasta saja jalan hidupnya? Lalu mengapa
kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung
diladang yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa
memintal.....!!!!

11. B. Pardede

Sebab itu janganlah kuatir dan berkata, Apakah yang akan


kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang
akan kami pakai? Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari
esok, karena hari esok akan mempunyai kesusahannya
sendiri....!!! Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
12. T. Simamora

Malam ini adalah malam yang penuh sukacita bagi kita umat
pilihan Allah. 2000 tahun yang lalu, Juruselamat dunia t’lah
lahir di tempat yang hina, di kandang domba.!!!! Yesus Sang
Penebus harus lahir di kandang domba yang hina. Semua itu
adalah karena kesombongan dan keangkuhan manusia yang
selalu mementingkan diri sendiri, dan tidak berbelaskasihan
terhadap ibu yang hamil tua mencari penginapan karena
kemalaman. Saudaraku, malam ini, buanglah jauh-jauh
kesombongan serta kecongkakan dari hatimu, jangan
biarkan sampai dua kali Yesus harus lahir di kandang
domba. Siapkahlah hatimu untuk-Nya.

13. A. Tampubolon

”Inilah kasih itu”......!!!! Bukan kita yang memilih Dia, namun


Dia yang akan menjadikan kita sebagai AnakNya....!!! Bukan
kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai
Juruselamat atas dosa-dosa kita, seperti bapa telah
mengasihi aku, demikian juga aku telah mengasihi kamu,
tinggallah didalam kasihKu itu. Inilah perintahku, supaya
kamu saling mengasihi sama seperti aku telah mengasihi
kamu. Amin.

Anda mungkin juga menyukai