Anda di halaman 1dari 11

LITURGI

LITURGI I
1.
(Matahari) : Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya, Allah. Ia menciptakan aku, matahari,
dengan sinar matahari. Allah yang Mahakuasa, hanya kepadaNyalah aku tunduk, menyembah
Dia yang mahakuasa, Dialah Matahari yang tidak akan pernah padam, Matahari yang kekal
dengan kehangatan sinar mataharinya, yaitu kasihNya yang tidak berkesudahan. Terpujilah
TUHAN, Allah semesta alam. Terpujilah Engkau TUHAN.

2.
(Bintang): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN. Allah yang menciptakan aku,
bintang. Ia memberikan aku cahaya untuk menerangi kegelapan malam hari dan bertaburan di
langit yang biru dan tinggi. Dialah Bintang yang sesungguhnya, yang kekal. Melalui aku,
TUHAN menyatakan keindahan ciptaan yang dikerjakan oleh tangan-Nya dan menerangi setiap
sisi gelap manusia dan ciptaan lainnya.Aku sujud dan tunduk kepadaMu, ya TUHAN, Allah
semesta alam. Terpujilah Engkau TUHAN

3.
(Bumi): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah yang telah menjadikan diriku,
bumi dan langi. Dengan FirmanNya, Ia telah mencipta. Aku telah dicipta dengan begitu indah
dengan berbagai lapisan-lapisan yang memberikan kenyaman bagi makhluk ciptaan yang ada
di dalamku. Sungguh aku sangat tunduk dan sujud menyembah Engkau Ya, TUHAN, Allah
semsesta alam. Terpujilah Engkau ya TUHAN

4.
(Air): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah pencipta langit dan bumi. Pada
awalnya bumi masih kosong dan belum berbentuk, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air. Dengan Firman-Nya ia telah mengaturku sedemikian rupa. Dengan Firman-Nya
yang penuh kuasa, aku telah dibentuk menjadi ciptaan yang begitu indah, sehingga terciptalah
samudra dan lautan dan terbentuklah daratan. Aku sujud dan tunduk kepadaMu, Ya TUHAN,
Allah Semesta Alam yang adalah Air kehidupan yang sesungguhnya. Terpujilah Engkau
TUHAN.

5.
(Angin): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah pencipta segala sesuatu yang
dahulunya tidak ada kini menjadi ada. Dengan Firmannya aku dibentuk memberi kesejukan
kepada ciptaan yang telah diciptakan. Aku yang adalah angin dapat memberikan kesejukan dan
dapat untuk merobohkan, tetapi aku tunduk dan sujud menyembah kepada TUHAN, Allah
Pencipta. Dialah Allah yang memberikan kesejukan yang abadi. Terpujilah Engkau TUHAN.

6.
(Pohon): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang begitu
hebat. Dengan FirmanNya, Ia telah menjadikan, dan semuanya indah. Ia menciptakan aku,
pohon. Aku dapat merasakan sejuknya embun di pagi hari, hangatnya sinar mentari, dan
indahnya bintang malam hari. Semuanya itu telah memberikan semua kebutuhanku. Aku sujud
dan menyembahMu ya TUHAN yang penuh dengan keagungan dan Kuasa ada padaMu.
Terpujilah Engkau ya TUHAN.

7.
(Manusia, Laki-laki): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang
begitu hebat. Dengan FirmanNya, ia menciptakan dari debu dan tanah dan menghembuskan
nafas kehidupan kepadaku. Ia menciptakan aku segambar dan serupa dengan Dia. Dia
memberi kuasa kepadaku atas semua ciptaan lainnya untuk memelihara dan melestarikannya.
Sungguh, aku memuji keagunganMu TUHAN, Sungguh Ajaibnya KuasaMu TUHAN. Terpujilah
Engkau ya TUHAN.
8.
(Manusia, Perempuan): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta
yang begitu kuasa. Dengan FirmanNYa, ia telah menciptakan aku dari tulang rusuk laki-laki. Dia
telah menciptakan aku begitu indah sesuai dengan firmanNya. Aku sujud dan menyembahMu
ya TUHAN yang penuh dengan kemuliaan dan kuasa. Terpujilah Engkau ya TUHAN.

LITURGI II
Kebesaran Tuhan dalam segala CiptaanNya

1. Mazmur 104 1-2


Pujilah Tuhan hai jiwaku ! Tuhan Allahku, Engkau sangat besar ! Engkau yang berpakaian
keagungan dan semarak, yang berselimutkan terang seperti kain, yang membentangkan langit
seperti tenda.

2. Mazmur 104:3-4
Yang mendirikan kamar-kamar lotengMu di air, yang menjadikan awan-awan sebagai
kendaraanMu, yang bergerak di atas sayap angin. Yang membuat angin sebagai suruhan-
suruhanMu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayanMu

3. Mazmur 104:5-6
Yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk seterusnya
dan selamanya. Dengan samudera raya Engkau telah menyelubunginya; air telah naik melampaui
gunung-gunung.

4. Mazmur 104: 7 – 9
Terhadap hardikMu air itu melarikan diri, lari kebingungan terhadap suara gunturMu, naik gunung,
turun lembah ke tempat yang Kau tetapkan bagi mereka. Batas Kau tentukan, takkan mereka
lewati, takkan kembali mereka menyelubungi bumi.

5. Mazmur 104: 10 – 12
Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-
gunung, memberi minum segala binatang di padang, memuaskan haus keledai-keledai hutan; di
dekatnya diam burung-burung di udara, bersiul dari antara daun-daunan.

6. Mazmur 104: 13 – 15
Engkau yang memberi minum gunung-gunung dari kamar-kamar lotengMu, bumi kenyang dari
buah pekerjaanMu. Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk
diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah dan anggur yang
menyukakan hati manusia, yang membuat muka berseri karena minyak, dan makanan yang
menyegarkan hati manusia.

7. Mazmur 104: 16 – 18
Kenyang pohon-pohon Tuhan, pohon-pohon aras di Libanon yang di tanamNya, di mana burung-
burung bersarang, burung ranggung yang rumahnya di pohon-pohon sanobar, gunung-gunung
tinggi adalah bagi kambing-kambing hutan, bukit-bukit batu adalah tempat perlindungan bagi
pelanduk.

8. Mazmur 104: 19 – 21
Engkau yang telah membuat bulan menjadi penentu waktu, matahari yang tahu akan saat
terbenamnya. Apabila Engkau mendatangkan gelap, maka hari pun malamlah; ketika itulah
bergerak segala binatang hutan. Singa-singa muda mengaum-aum akan mangsa, dan menuntut
makanannya dari Allah.

9. Mazmur 104: 22 – 24
Apabila matahari terbit, berkumpullah semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya; manusia
pun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang. Betapa banyak perbuatanMu ya
Tuhan, sekaliannya Kau jadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaanMu.
10. Mazmur 104: 25 – 27
Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-
binatang yang kecil dan besar. Di situ kapal-kapal berlayar dan Lewiatan yang telah Kau bentuk
untuk bermain dengannya. Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada
waktunya.

11. Mazmur 104: 29 – 30


Apabila Engkau menyembunyikan wajahMu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh
mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim rohMu, mereka
tercipta dan Engkau membaharui muka bumi.

12. Mazmur 104: 31


Biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya, biarlah Tuhan bersukacita karena
perbuatan-perbuatanNya.

13. Mazmur 104:32-33


Dia yang memandang buki sehingga bergetar, yang menyentuh gunung-gunung sehingga
berasap. Aku hendak menyanyi bagi Tuhan selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi
Allahku selagi aku ada.

14. Mazmur 104:34


Biarlah renunganku manis kedengaran kepadaNya! Aku hendak bersukacita karena Tuhan.

LITURGI PANTOMIM : PENCIPTAAN & JATUHNYA MANUSIA KE DALAM DOSA

LITURGI III
1. Kejadian 3: 1 – 3
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan
Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam
taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”
Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buahpohon-pohonan dalam taman ini boleh kami
makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan
kamu makan buah ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”

2. Kejadian 3: 4 – 5
Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah
mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan
menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

3. Kejadian 3: 22 – 23
Berfirmanlah Tuhan Allah: “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita,
tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya
dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk
selama-lamanya.”
Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia
diambil.

4. Kejadian 3: 24
Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkanNyalah beberapa kerub
dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon
kehidupan.

5. Kejadian 3: 15
Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan
keturunanya, keturunanya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.

6. Kejadian 12: 3
Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang
mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi ini akan mendapat berkat.
7. Kejadian 49: 10
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara
kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.

8. Ulangan 18: 15
Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan
dibangkitkan bagimu oleh Tuhan Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.

9. Ulangan 18: 18
Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini;
Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala
yang Kuperintahkan kepadanya.

LITURGI IV
Prolog  :     kita dengarkan lanjutan apa yang terjadi kepada manusia yang pertama itu setelah
melanggar apa yang telah difirmankan oleh Allah kepada mereka

1.
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, Allah mencipta dengan begitu indahnya dan
baik, dan sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Allah menguduskan ciptaan itu dan
menyempurnakan ciptaan sedemikian indahnya.

2.
Begitu indah dan penuh mulianya manusia diciptakan oleh Allah. Allah menciptakan manusia
segambar dan serupa dengan Allah. Manusia dan Allah memiliki hubungan yang begitu dekat
dan harmonis. Akan tetapi manusia justru menuruti hawa nafsunya dan mendengarkan segala
rayuan iblis untuk melanggar apa yang telah Allah firmankan bagi mereka. Allah pun menjadi
murka terhadap mereka.

3.
Walaupun manusia itu sudah terbukti salah dan memberontak terhadap firman TUHAN,
manusia itu justru saling menyalahkan satu sama lain, dan mencari pembenaran terhadap
dirinya. Sungguh, manusia itu tidak mengakui perbuatan salahnya kepada TUHAN, tetapi justru
saling melemparkan kesalahan. Aduh..sungguh menyedihkan manusia itu.

4.
Apa yang engkau tanam itu juga yang engkau tuai. Apa yang engkau kerjakan harus jugalah
engkau menerima konsekuensi atau buah dari pekerjaanmu. Manusia telah memberontak dan
melawan terhadap firman TUHAN. Manusia telah kehilangan kemuliaan TUHAN, manusia diusir
dan taman Eden. Keletihan, kesusahan, sakit, dan penderitaanlah yang menjadi upah manusia
di bumi ini, sampai ia akan kembali juga ke tanah dari mana ia terbuat.

5.
Semakin banyak manusia di bumi ini, demikianlah banyaknya dosa. Keturunan Adam pun
sudah melakukan dosa. Ia memiliki kecemburuan yang begitu besar sehingga ia membunuh
adiknya. Tidak ada lagi rasa hormat dan takut kepada TUHAN. Abang membunuh adiknya.
Tidak ada lagi rasa takut terhadap Firman TUHAN.

6.
Itu benar. Allah berfirman kepada Kain, Dimana adikmu itu? Kain menjawab dengan penuh
ketakutan dan tidak hormat, ”aku tidak tahu, apakah aku yang memeliharanya?”. bagaimana
jika pertanyaan Allah demikian kepada kita. Ibu, dimanakah anakmu? Bapak, dimanakah
anakmu? Mengapa engkau tidak mengajari anakmu dalam firman-Ku? Mengapa tidak bisa
menjadi contoh yang baik terhadap anakmu? Apakah jawab terhadap itu? Marilah menjawab di
dalam hati kita masing-masing.
7.
Pertanyaan itu juga sampai kepada kita yang berkumpul saat ini, dimanakah anak-anak lainnya
yang tidak ikut dalam perayaan ini? Dimanakah anak-anak lainnya yang tidak pernah atau
jarang mengikuti persekutuan di gereja? Apakah jawab kita terhadap itu? Marilah menjawab di
dalam hati kita masing-masing.

8.
Manusia saat ini sudah kehilangan hakekatnya dan kehilangan kesempurnaan dari ciptaan
lainnya. Oleh karena dosa, manusia menjadi lain dari yang seharusnya; menjadi seperti produk
yang gagal fungsi, makhluk ciptaan yang hampir sama dengan Allah dan segambar dan serupa
dengan Allah, kini menjadi manusa menjadi insan yang kerdil

9.
Manusia yang memiliki kuasa atau mandat melestarikan dan memelihara ciptaan, kini menjadi
panakhluk yang menyeramkan. Demi pemenuhan hasrat duniawi dan kerakusannya tega
menguras sumber daya alam, tanpa peduli datangnya kerusakan atau kehancuran. Bumi
menjadi rusak, air banyak tercemar, pohon banyak ditebang, semua ciptaan telah menjerit
kesakitan.

10.
Manusia diciptakan sebagai makhluk mulia, tetapi oleh karena dosa, manusia menjadi makhluk
yang frustasi karena keadaan, takhluk akan godaan-godaan yang terbelenggu oleh
kelemahannya sendiri.

11.
Manusia yang seharusnya bebas, menjadi terikat. Seharusnya raja menjadi budak, yang
seharusnya saling mengasihi dan mencintai, kini menjadi bagaikan serigala antar sesamanya.

12.
Manusia yang mulanya adalah pewaris kemuliaan Allah, kini menjadi makhluk yang tidak
memiliki harapan dan masa depan.

13.
Sekarang sudah banyak anak-anak telah menjerit, menangis menahan sakitnya hidup yang
mereka alami. Banyak sekarang anak-anak sudah dijadikan budak, anak-anak dijadikan
sebagai mesin pencetak uang, bahkan ada anak-anak yang dijadikan menjadi budak hawa
nafsu manusia yang telah kehilangan kemuliaan Allah. Penjualan anak-anak pun semakin
banyak, anak-anak korban ketidakadilan, korban perang, anak-anak yang kehilangan
orangtuanya.

14.
Firman TUHAN melalui Nabi Yesaya: ”bangsa yang berjalan di lembah kegelapan akan melihat
satu cahaya yang begitu besar”. Kiranya Cahaya itulah kirimkan kepada hatikami ya TUHAN,
kiranya cahaya itu menyinari kegelapan hati manusia yang hatinya dipenuhi oleh kegelapan
firmanMu. Sehingga dengan Cahaya yang besar itu, yaitu Sinar Surya yang abadi, dapat
menyinari hatikami, sehingga FirmanMu dapat kami lihat dan kami ketahui, dan kami menyesali
segala dosa kami

15.
Yesaya Juga mengatakan: ”TUHAN sendiri akan memberikan satu tanda bagi kita, melalui anak
dara yang akan melahirkan Anak dan namanya akan disebut Immanuel”. Immanuel, TUHAN
beserta kita. Kiranya TUHAN jugalah beserta dengan saudara-saudara kami, semua anak-anak
yang belum dapat merasakan sukacita seperti pada malam ini, kiranya mereka beroleh sukacita
dengan tangan TUHAN sendiri melalui hamba yang dihunjukNya menyatakan kebaikan TUHAN
dan membebaskan semua anak-anak dari semua yang menghimpit mereka.
16.
TUHAN menyatakan kasih-Nya melalui Firman yang disampaikan oleh para nabi, yang
memberitakan kabar sukacita, dimana akan lahirnya seorang penyelamat yaitu Mesias.
Membawa kemerdekaan dan kelepasan bagi umat TUHAN yang menderita, Raja yang adil dan
sangat bijaksana, Raja membawa sukacita yang kekal. Hamba TUHAN yang setia dan taat. Ia
akan menata kembali bumi dan ciptaan yang telah rusak oleh karena dosa dan keinginan jahat
manusia.

17.
TUHAN sendirilah akan menyatakan Kemahakuasaan dan KemuliaanNya di bumi ini.
Menyatakan Kasih-Nya yang membawa kepada keselamatan. Raja Damai, pengharapan akan
selalu tertuju kepada-Nya.

LITURGI PANTOMIM : “KURSI DOSA”


Oleh karena manusia telah berdosa, Iblis pun dengam mudahnya mempengaruhi manusia
untuk terus berbuat dosa. Iblis menawarkan hal-hal duniawi yang begitu menggiurkan dan
memikat hati para manusia. Akhirnya manusia semakin banyak yang terjerat dalam dosa dan
sulit untuk beranjak dari dosa. Ketika manusia itu sadar akan dosanya, manusia itupun tidak
berdaya untuk lepas dari ikatan dosa. Hanya oleh karena kuasa dan kebaikan Tuhanlah
manusia itu bisa terlepas dari dosa-dosanya, Hai manusia....bertobatlah...karena dengan
bertobat kamu pasti menang. Mari kita sama-sama menyaksikan Liturgi Pantomim yang berikut
ini.....

LITURGI V
1.
Hidup yang baik tidak mampu memuaskan hati manusia. Merasa kurang, itulah isi keinginnan
manusia. Apakah yang terjadi ketika manusia hidup di dalam dosa?

2.
Setiap hari kita melihat kemajuan yang akan terjadi. Tekhnologi semakin canggih, hampir
semua keinginan terpenuhi. Namun apa dampak yang dihasilkan? Lihatlah setiap manusia
mementingkan dirinya sendiri. Tidak ada yang perduli lagi dengan sesamanya.

3.
Kekuasaan yang melanda hati manusia telah menciptakan sifat egoisme. Manusia lain yang
tidak berkuasa kembali menjadi budak. Yang kuat semakin kuat, yang lemah semakin lemah.

4.
Kaya semakin kaya, miskin semakin miskin. Kebaikan di upayakan oleh pemerintahnya,
dianggap sebagai dongeng belaka. Perbuatan baik diukur dengan uang. Manusia hidup
ditengah-tengah perhambaan akan uang.

5.
Adik tidak lagi menghargai abangnya. Orangtua tidak lagi dianggap sebagai sumber hikmat
Ilahi. Penghargaan semakin kurang. Mungkinkan kita mampu bertahan dalam situasi yang
demikian?
6.
Kapan semua ini akan berakhir? Kerakusan manusia menciptakan bencana alam yang tidak
dapat lagi dibendung. Cagar alam menjadi rusak dan bercacat. Hutan tidak lagi mampu
bernyanyi. Laut tidak mampu lagi berkilauan. Udara tidak lagi bersih, air telah tercemar. Semua
menjadi rusak.

7.
Hukum tidak dihargai, semua menganggap sebuah kebaikan. Menghalalkan segala cara adalah
salah satu jalan pintas. Budaya “semau gue” semakin hidup. Teguran dan sapaan tidak lagi
terngiang. Semua telah pudar.

8.
Aku akan bertindak terhadap engkau: Aku akan memurnikan perakmu dengan garam soda dan
akan menyingkirkan segala timah dari padanya.

9.
Penuturan Allah itu bukanlah satu hal yang sia-sia. Demi kebaikan manusia, marilah kita
kembali dari jalan kegelapan menuju terang Ilahi.

10.
Tidak berguna membangkang dihadapan Tuhan, sungguh Allah telah menyediakan tempat
yang terbaik bagi manusia yang berkenan kepadaNya.

11.
Saat ini, ketika kita mendengar suara Allah, marilah kita meluluhkan hati kita, sehingga
keselamatan yang dari pada Allah tidak berlalu dari kita.

12.
Bukankah segala perkataan Allah telah hidup dan diam di dalam kita? Bukanlah firman Allah
telah terus berdengung ditelinga kita? Lalu, mengapa kita harus mengunci hati kita?

13.
Allah menyediakan keselamatan yang dari padaNya, camkan dan terimalah Allah di dalam
hidupmu.
LITURGI VI
1. Lukas 1: 26 – 27
Dalam bulan yang ke enam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea
bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf
dari keluarga Daud’ nama perawan itu Maria.

2. Lukas 1: 28 – 29
Ketika Malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan
menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya,
apakah arti salam itu.

3. Lukas 1: 30 – 31
Kata Malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di
hadapan Allah.” Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak
laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

4. Lukas 1: 32 – 33
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan
mengaruniakan kepadaNya tahta Daud, bapa leluhurNya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum
keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan kerajaanNya tidak akan berkesudahan.

5. Lukas 1: 34 – 35
Kata Maria Kepada Malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”
Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi
akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak
Allah.

6. Lukas 1: 36 – 38
Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki
pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi
Allah tidak ada yang mustahil. Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah
padaku menurut perkataanmu itu. Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

7. Lukas 2: 1 – 2
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua
orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi
wali negeri di Siria.

8. Lukas 2: 3 – 4
Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga
Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena
ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud.

9. Lukas 2: 5 – 6
Supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung.
Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin.

10. Lukas 2: 7
Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin
dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah
penginapan.
LITURGI FRAGMENT:
“PERJALANAN MARIA DENGAN YUSUF MENJELANG KELAHIRAN YESUS”
Kelahiran Yesus tidak ada yang mengetahui karena manusia berada dalam ketakutan yang besar,
berada dalam kesibukan yang luar biasa, dan manusia tidak memiliki persiapan untuk menyambut
Kristus. Apakah kedatangan Kristus pada saat ini sama seperti ketika Ia akan dilahirkan. Ia mengetuk
Pintu hati kita, apakah tidak ada tempat bagiNya di hati kita? Apakah hati kita telah disibukkan oleh
aktivitas kita dan telah ditakutkan akan masa depan kita?

Yusuf      :  Pak, bolehkah kami menginap malam ini, perjalanan kami masih jauh dan istri saya sudah
letih dan sepertinya akan melahirkan.
Orang I   :  Maaf pak, di rumah ini tidak ada ruangan yang kosong, sepertinya kalian harus ke rumah
yang lain.
Yusuf      :  baik pak (berjalan perlahan) (menemui satu rumah) pak, ibu, apakah kami boleh menginap
untuk satu malam ini di rumah ini? Perjalanan kami masih jauh tetapi istri saya sudah
sangat capek dan ingin melahirkan.
Orang II  :  Tidak ada lagi, pergilah dari sini, kami tidak ada waktu untuk melayani yang demikian.
Pergilah.....
Yusuf      :  baik pak (berjalan perlahan) (menemui satu rumah) permisi pak, apakah kami boleh
menginap untuk satu malam aja di rumah ini? Perjalan kami masih jauh, tetapi istri saya
sudah sangat capek dan ingin melahirkan.
Orang III :  Maaf pak, kami tidak ada tempat, tapi kalau bapak dan ibu mau, kami ada sebuah
kandang, dan kalian bisa menginap di tampat itu.
Yusuf      : baiklah pak, kami akan tinggal di situ. Terimakasih banyak pak. (kemudian diantarlah Yusuf
dan Maria yang hendak akan melahirkan).

Nb: YUSUF :
ORANG I :
ORANG II :
ORANG III :

Liturgi VII
Keselamatan itu telah nyata. Firman telah menjadi daging, kemuliaan Tuhan melingkupi alam raya. Hati
yang beku telah dicairkan. Mulialah namaMu, kami puji Dikau, seperti malak yang mengungkapkan
kemuliaanMu.

1. Lukas 2: 8 – 10
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka
pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan
Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada
mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk
seluruh bangsa.

2. Lukas 2: 11 – 12
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya
bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam
palungan.

3. Lukas 2: 13 – 14
Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga
yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Mahatinggi dan damai
sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.”

4. Johannes 1: 1 – 3
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa
Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
5. Johannes 1: 4 – 5
Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam
kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

6. Johannes 1: 14
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.

7. Johannes 3: 16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal.

8. Pilippi 2: 2 – 3
Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini, hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu
kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujji-pujian yang sia-
sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama
dari pada dirinya sendiri.

9. Mazmur 103: 1 – 2
Pujilah Tuhan hai jiwaku! Pujilah namaNya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan hai
jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya.

10. Mazmur 103: 8


Tuhan adalah Penyayang dan Pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

11.
Kemuliaan bagi Allah ditempat yang maha tinggi, damai dibumi diantara manusia yang berkenan
kepadaNya.Pujilah Dia dengan sorak-sorai, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi, pujilah Dia
dengan sangkakala, biarlah segala yang bernafas memuji dan memuliakan namaMu.

12.
Tuhan maha adil, tiada yang sebanding dengan Engkau. Kerajaan-kerajaan akan tunduk dan
bertekuk lutut. Semua lidah akan mengaku bahwa Engkau adalah Allah, Raja dari segala raja.
Tuhan dan segala tuan.

13.
Gloria bagi namaMu yang maha kudus. Engkau datang memperdamaikan manusia dengan diriMu.
Lihatlah, kesempurnaan kini telah lahir, bumi penuh dengan sukacita.

14.
Alam raya berkumandang, dari lembah ke lembah, dari bukit ke bukit. Sudut-sudut kota dan alam-
alam desa seluruhnya bergemuruh menyuarakan keagungan sang Raja yang telah lahir.

15.
“Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatunya baru”, itulah FirmanMu yang saat ini telah nyata.
Kemuliaan bagi Engkau ditempat yang maha tinggi. Amin
LITURGI VIII PESAN NATAL

1.
Natal mengingatkan kita akan kehadiran Allah dalam keluarga. Tuhan yang dicari dan dipuji, hadir  dalam
sebuah keluarga. Maka betapa luhurnya keluarga dan betapa bernilainya hidup sebagai keluarga. Sebagai
tempat perjumpaan dengan Allah, sepatutnya keluarga menjadi bait suci di mana kesalahan diampuni dan
luka-luka disembuhkan.

2.
Natal menyadarkan kita akan kekudusan keluarga. Keluarga sepantasnya menjadi tempat di mana orang
saling menguduskan dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan dan saling mengasihi dengan cara peduli
satu sama lain. Hendaknya, para anggotanya saling mengajar dengan cara berbagi pengetahuan dan
pengalaman yang menyelamatkan. Mereka sepatutnya saling menggembalakan dengan memberi teladan
yang baik, benar, dan santun.

3.
Perubahan cepat dan perkembangan dahsyat dalam berbagai bidang bukan hanya memberi manfaat,
tetapi juga membawa akibat buruk pada kehidupan keluarga. Kita jumpai banyak masalah keluarga yang
masih perlu diselesaikan, seperti kemiskinan, pendidikan anak, kesehatan, rumah yang layak, kekerasan
dalam rumah tangga, ketagihan pada minuman dan obat-obatan terlarang, serta penggunaan alat
komunikasi yang tidak bijaksana.

4.
Apalagi ada produk hukum dan praktek bisnis yang tidak mendukung kehidupan seperti pengguguran,
pelacuran, dan perdagangan manusia. Permasalahan-permasalahan tersebut mudah menyebabkan konflik
dalam keluarga. Sementara itu, banyak orang cenderung mencari selamat sendiri; makin mementingkan
kesenangan sendiri.

5.
Dalam keadaan tersebut, keluhuran dan kekudusan keluarga mendapat tantangan serius. Nilai-nilai luhur
yang mengekspresikan hubungan cinta kasih, kesetiaan, dan tanggungjawab bisa luntur. Saat-saat kudus
untuk beribadat dan merenungkan Sabda Allah mungkin pudar. Kehadiran Allah bisa jadi sulit dirasakan.
Waktu-waktu bersama untuk makan, berbicara, dan berekreasi pun menjadi langka. Pada saat itu, sukacita
keluarga yang menjadi dasar bagi perkembangan pribadi, kehidupan menggereja, dan bermasyarakat tak
mudah dialami lagi.

6.
Natal mendorong kita untuk meneruskan sukacita keluarga sebagai rumah bagi setiap orang yang sehati-
sejiwa berjalan menuju Allah, saling berbagi satu sama lain hingga mereka pun mengalami kesejahteraan
lahir dan batin. Natal mengundang keluarga kita untuk menjadi keluarga sederhana nan sejuk, di mana
Sang Juru Selamat lahir.

7.
Di situlah sepantasnya para anggota keluarga bertemu dengan Tuhan yang bersabda: ”Datanglah kepada-
Ku, kamu yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat 11:29) Dalam
keluarga di mana Yesus hadir, yang letih disegarkan, yang lemah dikuatkan, yang sedih mendapat
penghiburan, dan yang putus asa diberi harapan.

8.
Kita patut bersyukur atas perjuangan banyak orang untuk membangun keluarga Kristiani sejati, di mana
Allah dijumpai. Kita patut berdoa bagi keluarga yang mengalami kesulitan supaya diberi kekuatan untuk
membuka diri agar Yesus pun lahir dan hadir dalam keluarga mereka.

9.
Marilah kita menghadirkan Allah dan menjadikan keluarga kita sebagai tempat layak untuk kelahiran Sang
Juru Selamat. Di situlah keluarga  kita menjadi rahmat dan berkat bagi setiap orang; kabar sukacita bagi
dunia.

Anda mungkin juga menyukai