Anda di halaman 1dari 7

Liturgi I 

:
1. Persekutuan yang dihormati, bapak, ibu, orangtua kami dan semua anak-anak sekolah yang kami
hormati begitu juga para pelayan gereja. Hari ini kami anak-anak sekolah minggu gereja ini mengadakan kegiatan
Natal Anak Sekolah Minggu di gereja ini. Terima kasih kami sampaikan atas kedatangann dan keikutsertaannya
bapak, ibu, orangtua kami dan semua pelayan gereja dan mengikuti kegiatan ini. Selamat hari Natal bagi kita
semuanya!

2. Dengan rendah hati dan hormat kami memohon untuk kesediaanya mendengarkan kesaksian Firman
TUHAN, yang akan kami saksikan bagi kita yang berkumpul disi. Apabila terdapat kesilapan atau kesalah,
semoga itu tidak mengurangi makna natal pada malam ini untuk mengenang Kristus lahir, dan mempersiapkan
diri kita menyambut kedatangan Kristus kedua kali dalam kemuliaan Bapa.

3. Semoga kegiatan Natal hari ini sebagai kesaksian akan kebaikan Allah dalam Kristus kepada semua
anak-anak Gereja, khususnya anak-anak Sekolah Minggu Gereja ini, serta menunjukkan cinta kasih Allah kepada
anak-anak di semua bangsa di dunia ini.

4. Perayaan Natal hari ini juga merupakan suatu permohonan kepada TUHAN supaya sukacita Natal ini
dapat dirasakan juga oleh semua anak-anak yang saat ini merasakan kesedihan yang mendalam karena korban
perang, anak-anak yang kehilangan ayah dan ibu, korban ketidakadilan, korban penjualan anak, penyiksaan
anak.

5. Oleh karena itu, kepada kita seluruh anak-anak Sekolah Minggu hendaknyalah kita memperhatikan dan
menekuni semua nasehat dan khotbah yang disampaikan oleh Guru Sekolah minggu. Hendaklah kita rajin untuk
berdoa seperti yang telah diajarkan oleh Guru Sekolah Minggu kita, agar kita memiliki ciri khas yang baik kepada
teman-teman kita yang belum atau tidak dapat ikut menjadi Anak Sekolah Minggu.

6. Hendaknyalah Anak Sekolah Minggu yang bersukacita saat ini menjadi teladan yang baik di rumah, di
sekolah atau dimana pun kami berada, sebagai bentuk kesaksian kami akan kebaikan dan kemurahan TUHAN.
Sehingga semua Anak Sekolah Minggu dapat semakin bertambah memuji memuliakan TUHAN.

7. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama menyaksikan acara demi acara yang telah disusun dalam
merayakan sukacita natal Anak Sekolah Minggu pada hari ini. Dengan sukacita dan keberanian memberitakan
dan menyaksikan kebaikan dan kemurahan TUHAN dalam Yesus Kristus, dan memberitakan kabar sukacita
tentang lahirnya Kristus Juruselamat dunia.

8. Marilah berdoa. Ya Allah, Bapa kami yang kekal dalam nama Yesus Kristus. Syukur dan hormat dan
penuh kemuliaanMu kami sampaikan kepadaMu. Engkau telah memanggil kami untuk berkumpul di tempat ini
khususnya Anak Sekolah Minggu GerejaMu, yang akan bersaksi, menyaksikan kebenaran Firman TUHAN yang
telah menjadi daging, yaitu Yesus Kristus.

9. Engkau jugalah yang kiranya memberikan sukacita seperti sukacita kami saat ini kepada saudara/i kami,
semua anak di suka bangsa di dunia ini. Mereka yang telah menjadi korban perang, yang kehilangan ayah dan
ibu mereka, korban ketidakadilan, korban penjualan dan kekerasan anak. Lepaskanlah mereka dari semuanya itu
melalui hambaMu yang Engkau utus untuk membebaskan mereka, khususnya GerejaMu yang ada di semua
suku bangsa.

10. Sehingga, kami dan anak-anak di seluruh dunia ini dapat bersukacita menyaksikan kebaikan dan
kemurahanMu dan kemuliaanMu dalam usia kami yang masih sangat muda. Sehingga, kami pun dapat beroleh
Kerajaan Sorga seperti yang telah dijanjikan oleh Yesus Kristus, Tuhankami. Amin.

Liturgi II
Kejadian 1: 1 – 3 Kejadian 1: 16 – 18
Kejadian 1: 4 – 6 Kejadian 1: 19 – 21
Kejadian 1: 7 – 9 Kejadian 1: 22 – 24
Kejadian 1: 10 – 12 Kejadian 1: 25 – 27
Kejadian 1: 13 – 15 Kejadian 1: 28 – 31
Liturgi III
1. (Matahari) : Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya, Allah. Ia menciptakan aku, matahari, dengan sinar
matahari. Allah yang Mahakuasa, hanya kepadaNyalah aku tunduk, menyembah Dia yang mahakuasa, Dialah
Matahari yang tidak akan pernah padam, Matahari yang kekal dengan kehangatan sinar mataharinya, yaitu
kasihNya yang tidak berkesudahan. Terpujilah TUHAN, Allah semesta alam. Terpujilah Engkau TUHAN.

2. (Bintang): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN. Allah yang menciptakan aku, bintang. Ia
memberikan aku cahaya untuk menerangi kegelapan malam hari dan bertaburan di langit yang biru dan tinggi.
Dialah Bintang yang sesungguhnya, yang kekal. Melalui aku, TUHAN menyatakan keindahan ciptaan yang
dikerjakan oleh tangan-Nya dan menerangi setiap sisi gelap manusia dan ciptaan lainnya.Aku sujud dan tunduk
kepadaMu, ya TUHAN, Allah semesta alam. Terpujilah Engkau TUHAN

3. (Bumi): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah yang telah menjadikan diriku, bumi dan
langi. Dengan FirmanNya, Ia telah mencipta. Aku telah dicipta dengan begitu indah dengan berbagai lapisan-
lapisan yang memberikan kenyaman bagi makhluk ciptaan yang ada di dalamku. Sungguh aku sangat tunduk
dan sujud menyembah Engkau Ya, TUHAN, Allah semsesta alam. Terpujilah Engkau ya TUHAN

4. (Air): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah pencipta langit dan bumi. Pada awalnya
bumi masih kosong dan belum berbentuk, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Dengan
Firman-Nya ia telah mengaturku sedemikian rupa. Dengan Firman-Nya yang penuh kuasa, aku telah dibentuk
menjadi ciptaan yang begitu indah, sehingga terciptalah samudra dan lautan dan terbentuklah daratan. Aku sujud
dan tunduk kepadaMu, Ya TUHAN, Allah Semesta Alam yang adalah Air kehidupan yang sesungguhnya.
Terpujilah Engkau TUHAN.

5. (Angin): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah pencipta segala sesuatu yang
dahulunya tidak ada kini menjadi ada. Dengan Firmannya aku dibentuk memberi kesejukan kepada ciptaan yang
telah diciptakan. Aku yang adalah angin dapat memberikan kesejukan dan dapat untuk merobohkan, tetapi aku
tunduk dan sujud menyembah kepada TUHAN, Allah Pencipta. Dialah Allah yang memberikan kesejukan yang
abadi. Terpujilah Engkau TUHAN.

6. (Pohon): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang begitu hebat. Dengan
FirmanNya, Ia telah menjadikan, dan semuanya indah. Ia menciptakan aku, pohon. Aku dapat merasakan
sejuknya embun di pagi hari, hangatnya sinar mentari, dan indahnya bintang malam hari. Semuanya itu telah
memberikan semua kebutuhanku. Aku sujud dan menyembahMu ya TUHAN yang penuh dengan keagungan dan
Kuasa ada padaMu. Terpujilah Engkau ya TUHAN.
7. (Manusia, Laki-laki): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang begitu
hebat. Dengan FirmanNya, ia menciptakan dari debu dan tanah dan menghembuskan nafas kehidupan
kepadaku. Ia menciptakan aku segambar dan serupa dengan Dia. Dia memberi kuasa kepadaku atas semua
ciptaan lainnya untuk memelihara dan melestarikannya. Sungguh, aku memuji keagunganMu TUHAN, Sungguh
Ajaibnya KuasaMu TUHAN. Terpujilah Engkau ya TUHAN.

8. (Manusia, Perempuan): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang begitu
kuasa. Dengan FirmanNYa, ia telah menciptakan aku dari tulang rusuk laki-laki. Dia telah menciptakan aku begitu
indah sesuai dengan firmanNya. Aku sujud dan menyembahMu ya TUHAN yang penuh dengan kemuliaan dan
kuasa. Terpujilah Engkau ya TUHAN.

Liturgi IV
Mazmur 104: 1 – 3 Mazmur 104: 16 – 18
Mazmur 104: 4 – 6 Mazmur 104: 19 – 21
Mazmur 104: 7 – 9 Mazmur 104: 22 – 24
Mazmur 104: 10 – 12 Mazmur 104: 25 – 27
Mazmur 104: 13 - 15 Mazmur 104: 28 – 31

Liturgi V (Kejatuhan dalam dosa)


            Perempuan melihat buah yang dilarang TUHAN untuk dimakan, kemudian datanglah iblis untuk merayu
manusia itu:
Ular      :     Apakah engkau mengingkan buah itu?
Prmp    :     ya, buah ini tampak indah, tapi Allah melarang kami untuk memakannya, karena kami akan mati.
Ular      :     itu tidak betul, jika engkau memakan buah itu, maka kamu akan sama seperti Allah. Engkau akan memiliki kuasa
yang begitu besar.
Peremp:      Tidak, aku takut Allah akan murka dan marah.
Ular      :     Allah tidak akan marah padamu, ambillah dan makanlah engkau akan memperoleh seperti yang aku katakan tadi.
Peremp:      (mengambil buah itu dan memakannya) enak sekali buah ini.
Ular      :     Kasih sama laki-laki itu, supaya ia juga dapat merasakan buah yang nikmat ini
Peremp:      Adam...Adam....buah ini sungguh sangat enak. Makanlah.
Laki2   :     Apa yang kamu lakukan hawa? Bukankah ini buah yang dilarang oleh Allah untuk kita makan? Mengapa engkau
memakannya? Kita ini pasti akan mati.
Peremp:      tidak apa-apa Adam. Lihatlah aku, aku tidak terjadi apa-apa. Makanlah, bukankah engkau sangat mencintaiku
dan aku adalah tulang rusukmu?
Laki2   :     (mengambil buah dan memakannya) tiba-tiba mereka terkejut dan segera lari untuk bersembunyi.

Prolog  :     kita dengarkan lanjutan apa yang terjadi kepada manusia yang pertama itu setelah melanggar apa yang telah
difirmankan oleh Allah kepada mereka

Liturgi VI
Kejadian 3: 1 – 2 Kejadian 3: 14 - 15
Kejadian 3: 3 – 5 Kejadian 3: 16 - 17
Kejadian 3: 6 – 7 Kejadian 3: 18 – 19
Kejadian 3: 8 – 10 Kejadian 3: 20 – 21
Kejadian 3: 11 – 13 Kejadian 3: 22 – 24

Liturgi VII
1. Pada mulanya tidak ada Allah menciptakan langit dan bumi, Allah mencipta dengan begitu indahnya dan
baik, dan sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Allah menguduskan ciptaan itu dan menyempurnakan
ciptaan sedemikian indahnya.

2. Begitu indah dan penuh mulianya manusia diciptakan oleh Allah. Allah menciptakan manusia segambar
dan serupa dengan Allah. Manusia dan Allah memiliki hubungan yang begitu dekat dan harmonis. Akan tetapi
manusia justru menuruti hawa nafsunya dan mendengarkan segala rayuan iblis untuk melanggar apa yang telah
Allah firmankan bagi mereka. Allah pun menjadi murka terhadap mereka.

3. Walaupun manusia itu sudah terbukti salah dan memberontak terhadap firman TUHAN, manusia itu
justru saling menyalahkan satu sama lain, dan mencari pembenaran terhadap dirinya. Sungguh, manusia itu tidak
mengakui perbuatan salahnya kepada TUHAN, tetapi justru saling melemparkan kesalahan. Aduh..sungguh
menyedihkan manusia itu.

4. Apa yang engkau tanam itu juga yang engkau tuai. Apa yang engkau kerjakan harus jugalah engkau
menerima konsekuensi atau buah dari pekerjaanmu. Manusia telah memberontak dan melawan terhadap firman
TUHAN. Manusia telah kehilangan kemuliaan TUHAN, manusia diusir dan taman Eden. Keletihan, kesusahan,
sakit, dan penderitaanlah yang menjadi upah manusia di bumi ini, sampai ia akan kembali juga ke tanah dari
mana ia terbuat.

5. Semakin banyak manusia di bumi ini, demikianlah banyaknya dosa. Keturunan Adam pun sudah
melakukan dosa. Ia memiliki kecemburuan yang begitu besar sehingga ia membunuh adiknya. Tidak ada lagi
rasa hormat dan takut kepada TUHAN. Abang membunuh adiknya. Tidak ada lagi rasa takut terhadap Firman
TUHAN.

6. Itu benar. Allah berfirman kepada Kain, Dimana adikmu itu? Kain menjawab dengan penuh ketakutan dan
tidak hormat, ”aku tidak tahu, apakah aku yang memeliharanya?”. bagaiman jika pertanyaan Allah demikian
kepada kita. Ibu, dimanakah anakmu? Bapak, dimanakah anakmu? Mengapa engkau tidak mengajari anakmu
dalam firman-Ku? Mengapa tidak bisa menjadi contoh yang baik terhadap anakmu? Apakah jawab terhadap itu?
Marilah menjawab di dalam hati kita masing-masing.

7. Pertanyaan itu juga sampai kepada kita yang berkumpul saat ini, dimanakah anak-anak lainnya yang
tidak ikut dalam perayaan ini? Dimanakah anak-anak lainnya yang tidak pernah atau jarang mengikuti
persekutuan Anak Sekolah Minggu? Apakah jawab kita terhadap itu? Marilah menjawab di dalam hati kita
masing-masing.
Liturgi VIII (Dosa semakin berkembang)
Jesaya 1: 21 – 22 Amos 4: 1
Jesaya 1: 23 Amos 4: 2 – 3
Jesaya 2: 6 – 7 Mikha 7: 2 – 3
Jesaya 2: 8 – 9 Mikha 7: 4 – 5
Jeremia 6: 13 – 14 Mikha 7: 6

Liturgi IX
Manusia sudah banyak menjadi hamba dosa.
Stage I
Budi     : Ibu, mintalah uang, aku mau membeli maninan seperti yang dimuliki temanku itu bu
Ibu       :  nak, apalah uang kita lagi untuk membeli beras dan keperluan lainnya. Ingat nak, kita ini orang yang miskin bukan
orang kaya.
Budi     :  aku tidak mau peduli pokoknya aku minta uang. Tidak perduli bagaimana kehidupan besok.
Ibu       :  nak, kan masih ada mainanmu dan banyak.
Budi     : (membentak) Tidak. Aku tidak mau. Kalau ibu tidak mau memberi uang, aku akan pergi dari rumah ini..ibu
pelit...ibu pelit...ibu jahat
Ibu       :  (menangis) budi anakku...jangan berkata demikian nak.
Budi     :  (suara keras) aku pergi sekarang (langsung meninggalkan ibunya)
Ibu       :  Budi, anakku. (menangis)
Bapak  :  (dalam keadaan mabuk), hei...buka dulu pintu, kalau tidak aku akan mendobraknya
Ibu       :  Bukalah, pintunya tidak terkunci
Bapak  :  (dalam keadaan mabuk), hei. Kamu istri yang tidak tau hormat, suami pulang tidak disambut (langsung memukul
istrinya dan meninggalkan istrinya)
Ibu       :  (menangis) oh TUHAN, bantulah aku menghadapi semuanya ini. Kuatkanlah aku TUHAN untuk mengajar anakku
sehingga dalam segala hal, aku bisa menjadi contoh dan teladan yang baik bagi anakku, dan suamiku.

Stage II (orang berbeda di stage I)


Andi     :  (berjalan dengan tunduk) (Muncullah segerombolan anak-anak lainnya)
Anak I  : (membentak) hei....anak ingusan. Minta uangmu, kalau tidak kamu tidak akan selamat.
Anak II:   Ya, kalau kamu tidak memberikan uangmu, kami akan mengambilnya dengan cara paksa.
Andi     :  Jangan..aku tidak punya uang.
Anak I  :  ah. Tidak mungkin, anak sepertimu nggk ada uangnya. Mau memberi dengan baik-baik atau dengan paksaan.
Anak III: hei, jangan bohong. Anak Tuhan kan nggk bisa bohong, jadi jangan bohonglah, kasih aja uangmu..hahaa...
Andi     :  benar, ini hanyalah uang Sekolah
Anak I  :  ah...tidak peduli, mau uang sekolah atau uang lainnya, kami tidak peduli. Okelah kalau kamu mau meminta
kekerasan, oke kami akan lakukan. Ayo kawan, kita ambil uangnya, kalau perlu bajunya juga kita ambil.
Hahahaa....
               Seketika anak-anak itu mengeroyok Andi dan bajunya dibuka hanya tinggal celana pendek tinggal. Lalu Andi
ditinggalkan sendirian di jalan.
Andi     : (menangis)... ya TUHAN, kuatkan aku ya Allah dalam menghadapi semuanya ini. Ampunilah mereka ya Bapa
sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Amin.

Stage III (orang yang berbeda)


(maju satu-satu orang dengan penampilan mewah)
Lita      :  Aku Lita, lihat, papaku belikan aku Hp baru merek blackforest, eh..salah..blackberry, bisa kamera, internetan, dan
dari sini kita bisa facebookan. Papaku sungguh hebat. Siapa dulu?? Papaku..
Mita     :  Aku Mita, eh...tunggu dulu, papaku belikan aku baju baru dari Australia. Harganya mahal dan terbuat dari kain
yang sangat berkualitas. Papaku hebat dan sangat baik.
Nita      :  Aku Nita, eh....tunggu dlu, lihat papaku belikan aku boneka yang cantik, harganya mahal, dan buatan Amerika.
Setiap malam aku selalu ditemani oleh bonekaku ini, papaku sungguh sangat baik..
Sita      :  Aku Sita, eehhh.....ehee..lihat dlu sepatuku teman-teman.. terbuat dari bahan yang sangat berkualitas, harganya
mahal, dan papaku membeli dari Jerman. Wah..papaku hebat.
              
               Tiba-tiba lewat seorang yang berpenampilan sederhana dengan membawa Alkitab
Lita      :  hei, anak miskin, papamu bisa belikan apa?? Uang aja nggk ada (Lita, Mita, Nita, dan Sita langsung tertawa
tebahak-bahak)
Angel   :  Papaku memberikan aku Alkitab, sehingga melalui Alkitab aku mengetahui kebaikan TUHAN, bahwa TUHAN itu
baik, dan Ia melindungiku dan selalu menjaga hidupku.
Nita      :  ah....banyak kali cakapmu, lihat bajumu aja sangat buruk, kalau di rumahku, sudah dijadikan kain lap. Iss..jijiknya
(Nita dan teman-temannya tertawa).
Sita      :  Emangk dirimu mau kemana Angel?
Angel   :  Aku mau ke sekolah minggu. Kalian mau ikut?
Mita     :  ah...nggk usah..nggk perlu..toh nggk ada yang kami dapat dari situ...buktinya kami tidak bisa mendapatkan seperti
yang ada pada kami sekarang dari Sekolah Minggu itu. Ya, sudah, kami pergi dulu ya..nggk ada waktu banyak
untuk ngomong banyak sama kamu anak miskin (tiba-tiba menjatuhkan Angel sambil melihat dengan penuh
kejijikan)
Angel   :  (tertunduk) Ya TUHAN, ampunilah mereka ya Bapa.

Liturgi X
2 Timoteus 3: 1 2 Timoteus 3: 6
2 Timoteus 3: 2 2 Timoteus 3: 7
2 Timoteus 3: 3 2 Timoteus 3: 8
2 Timoteus 3: 4 2 Timoteus 3: 9
2 Timoteus 3: 5 2 Timoteus 4: 3 – 4

Liturgi XI   
1. Manusia saat ini sudah kehilangan hakekatnya dan kehilangan kesempurnaan dari ciptaan lainnya.

2. Oleh karena dosa, manusia menjadi lain dari yang seharusnya; menjadi seperti produk yang gagal fungsi,
makhluk ciptaan yang hampir sama dengan Allah dan segambar dan serupa dengan Allah, kini menjadi manusa
menjadi insan yang kerdil

3. Manusia yang memiliki kuasa atau mandat melestarikan dan memelihara ciptaan, kini menjadi panakhluk
yang menyeramkan. Demi pemenuhan hasrat duniawi dan kerakusannya tega menguras sumber daya alam,
tanpa peduli datangnya kerusakan atau kehancuran. Bumi menjadi rusak, air banyak tercemar, pohon banyak
ditebang, semua ciptaan telah menjerit kesakitan.

4. Manusia diciptakan sebagai makhluk mulia, tetapi oleh karena dosa, manusia menjadi makhluk yang
frustasi karena keadaan, takhluk akan godaan-godaan yang terbelenggu oleh kelemahannya sendiri.

5. Manusia yang seharusnya bebas, menjadi terikat. Seharusnya raja menjadi budak, yang seharusnya
saling mengasihi dan mencintai, kini menjadi bagaikan serigala antar sesamanya.

6. Manusia yang mulanya adalah pewaris kemuliaan Allah, kini menjadi makhluk yang tidak memiliki
harapan dan masa depan.

7. Sekarang sudah banyak anak-anak telah menjerit, menangis menahan sakitnya hidup yang mereka
alami. Banyak sekarang anak-anak sudah dijadikan budak, anak-anak dijadikan sebagai mesin pencetak uang,
bahkan ada anak-anak yang dijadikan menjadi budak hawa nafsu manusia yang telah kehilangan kemuliaan
Allah. Penjualan anak-anak pun semakin banyak, anak-anak korban ketidakadilan, korban perang, anak-anak
yang kehilangan orangtuanya.

Liturgi XII
1. Firman TUHAN melalui Nabi Yesaya: ”bangsa yang berjalan di lembah kegelapan akan melihat satu
cahaya yang begitu besar”. Kiranya Cahaya itulah kirimkan kepada hatikami ya TUHAN, kiranya cahaya itu
menyinari kegelapan hati manusia yang hatinya dipenuhi oleh kegelapan firmanMu. Sehingga dengan Cahaya
yang besar itu, yaitu Sinar Surya yang abadi, dapat menyinari hatikami, sehingga FirmanMu dapat kami lihat dan
kami ketahui, dan kami menyesali segala dosa kami

2. Yesaya Juga mengatakan: ”TUHAN sendiri akan memberikan satu tanda bagi kita, melalui anak dara
yang akan melahirkan Anak dan namanya akan disebut Immanuel”. Immanuel, TUHAN beserta kita. Kiranya
TUHAN jugalah beserta dengan saudara-saudara kami, semua anak-anak yang belum dapat merasakan sukacita
seperti pada malam ini, kiranya mereka beroleh sukacita dengan tangan TUHAN sendiri melalui hamba yang
dihunjukNya menyatakan kebaikan TUHAN dan membebaskan semua anak-anak dari semua yang menghimpit
mereka.

3. TUHAN menyatakan kasih-Nya melalui Firman yang disampaikan oleh para nabi, yang memberitakan
kabar sukacita, dimana akan lahirnya seorang penyelamat yaitu Mesias. Membawa kemerdekaan dan kelepasan
bagi umat TUHAN yang menderita, Raja yang adil dan sangat bijaksana, Raja membawa sukacita yang kekal.
Hamba TUHAN yang setia dan taat. Ia akan menata kembali bumi dan ciptaan yang telah rusak oleh karena dosa
dan keinginan jahat manusia.

4. TUHAN sendirilah akan menyatakan Kemahakuasaan dan KemuliaanNya di bumi ini. Menyatakan Kasih-
Nya yang membawa kepada keselamatan. Raja Damai, pengharapan akan selalu tertuju kepada-Nya.

Liturgi XIII
Jesaya 7: 14 Jeremia 33: 15 – 16
Jesaya 9: 1 Sakaria 9: 9
Jesaya 9: 5 – 6 Mikha 5: 1
Jesaya 11: 1 – 2 Lukas 3: 4
Jeremia 23: 5 – 6 Lukas 3: 5 – 6

Liturgi XIV
Lukas 1: 26 – 27 Lukas 1: 36 – 38
Lukas 1: 28 – 29 Lukas 2: 1 – 2
Lukas 1: 30 – 31 Lukas 2: 3 – 4
Lukas 1: 32 – 33 Lukas 2: 5 – 6
Lukas 1: 34 – 35 Lukas 2: 7 – 8

Liturgi XV
Fragment singkat perjalanan Maria dengan Yusuf menjelang kelahiran Yesus
1. Kelahiran Yesus tidak ada yang mengetahui karena manusia berada dalam ketakutan yang besar,
berada dalam kesibukan yang luar biasa, dan manusia tidak memiliki persiapan untuk menyambut Kristus.
Apakah kedatangan Kristus pada saat ini sama seperti ketika Ia akan dilahirkan. Ia mengetuk Pintu hati kita,
apakah tidak ada tempat bagiNya di hati kita? Apakah hati kita telah disibukkan oleh aktivitas kita dan telah
ditakutkan akan masa depan kita?
Yusuf      :  Pak, bolehkah kami menginap malam ini, perjalanan kami masih jauh dan istri saya sudah letih dan sepertinya
akan melahirkan.
Orang I   : Maaf pak, di rumah ini tidak ada ruangan yang kosong, sepertinya kalian harus ke rumah yang lain.
Yusuf      :  baik pak (berjalan perlahan) (menemui satu rumah) pak, ibu, apakah kami boleh menginap untuk satu malam ini di
rumah ini? Perjalanan kami masih jauh tetapi istri saya sudah sangat capek dan ingin melahirkan.
Orang II  :  Tidak ada lagi, pergilah dari sini, kami tidak ada waktu untuk melayani yang demikian. Pergilah.
Yusuf      :  baik pak (berjalan perlahan) (menemui satu rumah) permisi pak, apakah kami boleh menginap untuk satu malam
aja di rumah ini? Perjalan kami masih jauh, tetapi istri saya sudah sangat capek dan ingin melahirkan.
Orang III:   Maaf pak, kami tidak ada tempat, tapi kalau bapak dan ibu mau, kami ada sebuah kandang, dan kalian bisa
menginap di tampat itu.
Yusuf      : baiklah pak, kami akan tinggal di situ. Terimakasih banyak pak.
                  (kemudian diantarlah Yusuf dan Maria yang hendak akan melahirkan.

Liturgi XVI
Lukas 2: 9 – 10 Johannes 1: 14
Lukas 2: 11 – 12 Johannes 3: 16
Lukas 2: 13 – 14 Pilippi 2: 2 – 4
Johannes 1: 1 – 3 Psalmen 103: 1 – 2
Johannes 1: 4 – 5 Psalmen 103: 8

Liturgi XVII
1. Setelah para Malaikat pergi, kemudian gembala-gembala yang tepat berada di tempat itu, langsung pergi
ke Bethlehem melihat apa yang telah disampaikan oleh Malaikat kepada mereka. Sesampai di kandang domba
itu, mereka heran melihat bahwa apa yang dikatakan oleh malaikat benar.

2. Kita yang berkumpul di tempat ini, kita telah mendengarkan bahwa Kristus, Raja Damai telah lahir dan
telah naik kembali ke sorga. Dia berjanji bahwa ia akan datang untuk keduakali dalam penuh kemuliaan Bapa.
Apakah kita sudah mempersiapkan hati, jiwa dan tubuh kita untuk menyambut Dia, pemberi pengharapan dan
sukacita yang abadi.

3. Para gembala pulang dengan penuh sukacita sambil memuji dan memuliakan Allah. Oleh karena itu, kita
juga yang berkumpul disini, bapak-ibu, orangtua kami, dan semua anak-anak Sekolah Minggu, kita juga
hendaknya bersukacita pulang dari tempat ini melanjutkan berita sukacita ini, bahwa Pengharapan baru telah
dinyatakan. Berita pembebasan dan kesealamtan hendaknya kita sebarkan dan beritakan dimana pun kita
berada, baik melalui tindakan, atau melalui perkataan kita.

4. Kiranya, sukacita Natal hari ini dapat dirasakan oleh anak-anak di seluruh dunia. Mereka dapat
bersukacita dan memuji TUHAN, semua anak di dunia ini hendaknya memiliki kegembiraan memuliakan TUHAN,
Semesta Alam. Seluruh bumi tunduk dan berada di bawah kuasa TUHAN. Terpujilah TUHAN.
5. Psalmn 105 : 1
6. Psalmn 105 : 2
7. Psalmn 106 : 1 – 2
8. Psalmn 111 : 1 – 2

Liturgi XVIII
(Liturgi Salib)
Pesan Natal
Matius 5: 3 Matius 5: 9
Matius 5: 4 Matius 5: 10
Matius 5: 5 Matius 5: 11
Matius 5: 6 Matius 5: 12
Matius 5: 7 Matius 5: 13
Matius 5: 8 Matius 5: 14 + 16

Anda mungkin juga menyukai