Anda di halaman 1dari 5

Liturgi Sekolah Minggu HKBP PANGALOAN

LITURGI PADA MULANYA


LITURGI I
1. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (MARKUS SIMATUPANG)
2. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (REBEKKA SIMATUPANG)
3. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (GABRIEL SIMATUPANG)
4. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (MALOHO SITOMPUL)
5. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (JOEL SIMATUPANG)
6. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (FERONIKA SITOMPUL)
7. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (LEON SITOMPUL)
8. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (ALDO MARTO NAINGGOLAN)
9. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (RUT SIMATUPANG)
10. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (TRINITI PAKPAHAN)
11. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (
12. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (
13. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (
14. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (
15. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (
LITURGI 1
1. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi!
(KRISTI NABABAN)
2. Bersukacitalah karena TUHAN, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya
yang kudus. (RANIANTI SIMATUPANG)
3. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, semua berubah
karna dosa. (LORA HUTABARAT)
4. Hai manusia, janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan
jauhilah kejahatan; (DWIKI SITOMPUL)
5. Sungguh Allah tidak menginginkan kematian orang fasik, namun Ia mengharapkan pertobatan
dari kejahatannya menuju kebaikan. (DEBY NAINGGOLAN)
6. Persiapkanlah jalan untuk Tuhan. Setiap lembah harus ditimbun, setiap gunung akan diratakan.
(DWI SITOMPUL)
7. Keselamatan itu telah nyata. Firman telah menjadi daging, kemuliaan Tuhan melingkupi alam
raya. (ALDO PANGGABEAN)
8. Kemuliaan bagi Allah ditempat yang maha tinggi, damai dibumi diantara manusia yang berkenan
kepadaNya. (ELISABET NAINGGOLAN)
LITURGI 2
1. Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita (DIVA
NAINGGOLAN)
2. Semua lidah akan mengaku bahwa Engkau adalah Allah, Raja dari segala raja. Tuhan dan segala
tuan. (SAMUEL NAINGGOLAN)
3. Gloria bagi namaMu yang maha kudus. Engkau datang memperdamaikan manusia dengan Allah.
(IOS MOSES SIMORANGKIR)
4. Pujilah Dia dengan sorak-sorai, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi. (MIKAEL SITOMPUL)
5. Pujilah Dia dengan sangkakala, biarlah segala yang bernafas memuji dan memuliakan namaMu.
(TEGUH SITOMPUL
6. Bumi masih kosong, tidak ada kehidupan setitikpun. Gelap, semuanya gelap.(MIRAKEL
SILITONGA)
7. Tidak ada matahari yang menyinari bumi. Namun cahaya yang abadi telah bertakhta disamudera
raya. (MIDIAN NAPITUPULU)
8. Alkitab menceritakan bahwa permulaan segala sesuatunya adalah firman. (FITRI HUTAPEA)
LITURGI 3
1. Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan firman itu diam di dalam Allah. (BUNGA
SIHOMBING)
2. Melalui firman itulah Allah menjadikan segala sesuatunya. (LESTARI MATONDANG)
3. Sempurna, mungkin inilah kata yang tepat untuk menyebut permulaan segala sesuatunya. (VANI
SITOMPUL)
4. Alkitab berkata bahwa Allah membuat segala sesuatunya sempurna. (YUDI SITOMPUL)
5. Sebab samudera raya hadir melalui kehidupan Allah yang sempurna. (CINDI SITOMPUL)
6. Lihatlah saat itu hanya ada kata “damai”, tidak ada peperangan yang terjadi.
7. Semua utuh dan baik adanya. Hanya ada Allah yang memerintah pada saat itu.
8. Matahari telah terbit, tanda sebuah kehidupan yang akan dimulai. Setiap hari akan membuahkan
hikmat.
LITURGI 4
1. Sampai malam tiba, matahari akan berganti dengan bulan, maka hari akan berlalu, hikmat akan
tinggal. (ALBERT SITOMPUL)
2. Langit dan cakrawala saling berhias diri, semua menyatakan keindahan kepada bumi.
3. Langit dalam kemegahannya mencoba membantu mempertahankan ke-eksisan bumi dengan
menaungi dari panas matahari.
4. Udara adalah satu hal yang sangat berharga kepada manusia. Lihatlah rantai kehidupan yang
diciptakan Allah, (RIZKI TAMBUNAN)
5. Manusia merawat tumbuh-tumbuhan sehingga pohon-pohon menjadi eksis dalam ruang lingkup
alam. (MARCEL ARITONANG)
6. Hewan juga tidak ketinggalan. Hewan menghiasi alam raya dengan karyanya. (ROULI
SITOMPUL)
7. Ia ada bukan sebagai pelengkap, namun ia ada sebagai salah satu kebutuhan bumi. (LIBRAN
SIMANUNGKALIT)
LITURGI 5
1. Rantai kehidupan itu menjadi lengkap dan menyambung kembali menciptakan sebuah lingkaran
yang tidak dapat dipisahkan. (PELITA SITOMPUL)
2. Sungguh indah, damai dan tentram menyelimuti bumi, sehingga kedinginan kasih tidak pernah
tercipta. (NOVERIA SITANGGANG)
3. Semua menjadi hidup di dalam kehangatan Allah dan bersorak-sorak atas kedamaian dibumi.
(BELLA SIBURIAN)
4. Darat tempat berpijak, agar manusia, pohon dan hewan memiliki tempat untuk meletakkan
kepalanya. (OKTAVIANI HUTABARAT)
5. Tidak ada yang kurang, semua menjadi baik. Tanah menjadi saksi setiap peristiwa yang terjadi di
bumi. (MAIKEL SIBARANI)
6. Laut yang biru rumah sang ikan bertakhta menjadi hidup yang dipagari oleh darat dan tanah.
(OLOPHARO SIMATUPANG)
7. Ikan akan menari ditengah gemerinciknya air bening. Ribuan pulau-pulau menjembatani antara
darat dengan darat. (IMMANUEL SIDABUTAR)
LITURGI 6
1. Sungguh Allah yang menciptakan semuanya baik adanya dan dengan tujuan agar bumi
memberitakan karyaNya. (ANDREGIO PASARIBU)
2. Awal segala sesuatunya adalah ketika Allah menciptakan bumi. Saat itu Allah menciptakan segala
sesuatunya. (JEPRI PAKPAHAN)
3. Allah menjadikan terang untuk dapat silih berganti dengan gelap. Sehingga bumi dapat disusun
menurut penanggalan dan musim. (MUHADI NAINGGOLAN)
4. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun,
semua menjadi tersusun rapih. (RIZKI TAMBUNAN)
5. Semuanya itu Allah perbuat agar manusia yang Ia ciptakan hidup tenang dan bahagia. Begitu
besar kasih Mu ya Allah bagi ciptaanMu. (GOLDA NAINGGOLAN)
6. Allah juga menjadikan cakrawala, laut, darat, tumbuh-tumbuhan, matahari, bulan, bintang, dan
hewan. (HEMANIA SITOMPUL)
7. Jika kita menatap kearah langit, satu hal tersirat dipikiran kita adalah, sungguh indah alam luar,
semua biru yang bepadu dengan awan putih. Seolah-olah lukisan pengharapan ada disana. Indah,
cantik dan tidak dapat terlukiskan. (SEPTIAN SITOMPUL)
LITURGI 7
1. Saudara-saudari, indahnya ciptaan Allah tidak terlepas dari kepedulian manusia. Semua akan baik
jika manusia memiliki perasaan yang dalam dan sejiwa dengan alam. (ARIEL
SIMANUNGKALIT)
2. Sabda Allah berkata “kuasai dan takhlukkan”, hal itu bukan berarti merusak, namun justru
untuk melestarikan Allah memberikan wewenang bagi manusia untuk menguasai dan
menakhlukkan alam. (PAULINO PARAPAT)
3. Wewenang itu akan membuat alam tertata dengan apik dan itulah kehendak Allah. Namun jika
wewenang itu telah berubah menjadi kesewenang-wenangan, hanya satu yang akan terjadi,
“kehancuran”. (AESTA SIHOMBING)
4. Setiap hari kita melihat kemajuan yang akan terjadi. Tekhnologi semakin canggih, hampir semua
keinginan terpenuhi. (KESIA NAPITUPULU)
5. Namun apa dampak yang dihasilkan? Lihatlah setiap manusia mementingkan dirinya sendiri.
Tidak ada yang perduli lagi dengan sesamanya. (LAURA SIBARANI)
6. Kekuasaan yang melanda hati manusia telah menciptakan sifat egoisme. Manusia lain yang tidak
berkuasa kembali menjadi budak. Yang kuat semakin kuat, yang lemah semakin lemah. (DEWI
SIHOMBING)
7. Kaya semakin kaya, miskin semakin miskin. Kebaikan di upayakan oleh pemerintahnya, dianggap
sebagai dongeng belaka. (RIA NAINGGOLAN)
8. Perbuatan baik diukur dengan uang. Manusia hidup ditengah-tengah perhambaan akan uang.
(ENJEL HUTAGAOL)
LITURGI 8
1. Adik tidak lagi menghargai abangnya. Orangtua tidak lagi dianggap sebagai sumber hikmat Ilahi.
Penghargaan semakin kurang. Mungkinkan kita mampu bertahan dalam situasi yang demikian?
(JONATAN TAMBUNAN)
2. Kapan semua ini akan berakhir? Kerakusan manusia menciptakan bencana alam yang tidak dapat
lagi dibendung. Pagar alam menjadi rusak dan bercacat. (VIOLENTA SIMATUPANG)
3. Hutan tidak lagi mampu bernyanyi. Laut tidak mampu lagi berkilauan. Udara tidak lagi bersih, air
telah tercemar. Semua menjadi rusak. (INDAH HUTAGAOL)
4. Hukum tidak dihargai, semua menganggap sebuah kebaikan. Menghalalkan segala cara adalah
salah satu jalan pintas. Budaya “semau gue” semakin hidup. (SARAH SILABAN)
5. Teguran dan sapaan tidak lagi terngiang. Semua telah pudar.Ketentraman yang Tuhan berikan
tidak lagi terlihat. (RUT SIMAMORA)
6. Rasa tidak puas telah menghantui manusia, keserakahan makin merajalela. Lihat, setiap hari ada
manusia yang mati, (ALFRIDA MANALU)
7. budaya tekan menekan bukan satu hal yang perlu untuk dipantangkan. Akibatkan semua manusia
berusaha untuk tidak kena tekanan, segala cara dihalalkan, (DEBORA SIAGIAN)
LITURGI 9
1. termasuk berbohong dan tidak jujur dengan harapan dapat terlepas dari sebuah tekanan. Hukum
tidak lagi di indahkan. (MIKAEL HUBARAT)
2. Bahkan ada anggapan “hukum ada untuk dilanggar”. Sungguh tidak bermoral! Kekuasaan,
serakah, tidak perduli menjadi kehidupan yang biasa dijumpai. (TIVEN SIBARANI)
3. Kasih murni tidak ada lagi, bahkan Tuhan yang menjadikan manusia tidak lagi dipandang sebagai
Allah dari segala sesuatu. (HANNA SIMATUPANG)
4. Allah tidak lagi ditakuti. Manusia merasa dirinya “super power”. Uang mengatur segala sesuatu.
Harga diri tidak bernilai. (HISKIA SILITONGA)
5. Kehancuran dimana-mana, kasih begitu mahal, kenakalan menjadi hal yang disukai setiap orang
dunia telah menjadi tempat yang mengerikan. (BENEDIKTA SITOMPUL)
6. Lihatlah, bangsa telah bangkit melawan bangsa, suku telah angkat senjata melawan suku.
(HENRIKO SIMATUPANG)
7. Bahkan saudara kandung telah menganggap adiknya sebagai saingan. Tidak ada penghargaan,
yang ada hanya egoisme. (OMAN SIMATUPANG)
8. Lihatlah setiap manusia mementingkan dirinya sendiri. Tidak ada yang perduli lagi dengan
sesamanya. (PRASETIO SIMATUPANG)
9. Ya..... pada zaman ini manusia lebih menyukai gelap dari pada terang. Manusia lebih senang
melakukan perbuatan yang menentang kehendak Allah, (MARCEL ARITONANG)

LITURGI 10

1. karena itu manusia semakin jauh terpisah dari Allah, sehingga dunia penuh dengan prasangka,
kekacauan, penderitaan dan kesengsaraan. (PERDI ARITONANG)
2. Oh Tuhan...!!! lihatlah perkara yang menimpa kehidupan kami. Lihatlah derita kami,
dengarkanlah seruan yang datang dan memohon kepadaMu. (FRANSJOSUA SITOMPUL)
3. Berilah telinga atas doa permohonan kami ya Tuhan. Kiranya Engkaulah ya... Allah yang
mengangkat kami serta menyelamatkan jiwa kami. (DEWI SIHOMBING)
4. Ya Tuhan Bimbinglah kami untuk hidup dalam terangMu, karena Engkaulah jalan kebenaran dan
hidup.
5. Karena kasih Allah akan dunia ini, Ia telah memberikan AnakNya Yesus Kristus untuk
mendamaikan manusia dengan Allah. Supaya setiap orang memperoleh kedamaian. an karena
Yesus Kristus telah mendamaikan kita kepada Allah, marilah kita selalu berdamai, berdamai
dengan diri kita, berdamai dengan sesama.
6. Lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dia mengenal kita, menuntun
kita untuk mencari kehendakNya dalam hidup kita.
7. Karena damai sejahtera yang telah Allah berikan kepada dunia ini adalah bentuk kasihNya atas
ciptaanNya, sekalipun kita sering mendukakan hatiNya. Dia tetap memberkati kita.

Anda mungkin juga menyukai