Anda di halaman 1dari 4

LITURGI I (PENCIPTAAN)

Narator: Langit menceritakan kemuliaan Tuhan, angkasa raya memberitahukan keagungan


ciptaan-Nya. Malam bersahut-sahutan dengan siang, tidak ada yang tersembunyi
dihadapan Tuhan, untuk itu marilah kita mendengarkan tuturan penciptaan yang
telah Allah lakukan.

1. Matahari telah terbit, tanda sebuah kehidupan yang akan dimulai. Setiap hari akan
membuahkan hikmat. Sampai malam tiba, matahari akan berganti dengan bulan, maka
hari akan berlalu, hikmat akan tinggal. Langit dan cakrawala saling berhias diri, semua
menyatakan keindahan kepada bumi. Langit dalam kemegahannya mencoba membantu
mempertahankan ke-eksisan bumi dengan menaungi dari panas matahari. (Vani Malau)

2. Udara adalah salah satu hal yang sangat berharga kepada manusia. Lihatlah rantai
kehidupan yang diciptakan Allah, polusi dinetralkan oleh tumbuh-tumbuhan dan kembali
menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Manusia merawat tumbuh-
tumbuhan sehingga pohon- pohon menjadi eksis dalam ruang lingkup alam. (Desti
Simatupang)

3. Hewan juga tidak ketinggalan. Hewan menghiasi alam raya dengan karyanya. Ia ada
bukan sebagai pelengkap, namun ia ada sebagai salahatu kebutuhan bumi. Rantai
kehidupan itu menjadi lengkap dan menyambung kembali menciptakan sebuah lingkaran
yang tidak dapat dipisahkan. (Mika Sipakkar)

4. Sungguh indah, damai dan tenteram menyelimuti bumi, sehingga kedingan kasih tidak
pernah tercipta. Semua menjadi hidup didalam kehangatan Allah. Darat tempat berpijak,
agar manusia, pohon dan hewan memiliki tempat untuk meletakkan kepalanya. Tidak ada
yang kurang, semua menjadi baik. Tanah menjadi saksi setiap peristiwa yang terjadi
dibumi. (Ipang Naibaho)

5. Laut yang biru rumah sang ikan bertahkta menjadi hidup yang dipagari oleh darat dan
tanah. Ikan akan menari ditengah gemerinciknya air bening. Ribuan pulau-pulau
menjembatani anatara darat dengan darat. Sungguh Allah yang menciptakan semuanya.
(Rehan Malau)

Narator: Demikianlah Allah melakukan penciptaan begitu indah dan sempurna. Allah
menunjukkan dan menyatakan kebesarannya bagi kita. Amin
LITURGI II (KEJATUHAN MANUSIA KEDALAM DOSA)
Narator: Hidup yang baik tidak mampu memuaskan hati manusia. Merasa kurang, itulah isi
keinginan manusia. Apakah yang terjadi ketika manusia hidup didalam dosa?
Mari kita dengarkan penuturan liturgi kedua ini:

1. Setiap hari kita melihat kemajuan yang akan terjadi. Teknologi semakin canggih, hampir
semua keinginan terpenuhi. Namun apa dampak yang dihasilkan? Liha-tlah setiap
manusia mementingkan dirinya sendiri. Tidak ada yang perduli lagi dengan sesamanya.
(Ridho Malau)

2. Kekuasaan yang melanda hati manusia telah menciptakan sifat egoisme. Manusia lain
yang tidak berkuasa kembali menjadi budak. Yang kuat semakin kuat, yang lemah
semakin lemah. Kaya semakin kaya, miskin semakin miskin. Kebaikan diupayakan oleh
pemerintahannya, dianggap sebagai dongeng belaka. Perbuatan baik diukur dengan uang,
manusia hidup ditengh-tengah perhambaan akan uang. (Anjes Munthe)

3. Adik tidak lagi menghargai abangnya. Orang tua tidak lagi dianggap sebagai sumber
hikmat Ilahi. Penghargaan semakin kurang. Mungkinkah kita mampu bertahan dalam
situasi yang demikian? (Andre Munthe)

4. Kapan semuanya ini akan berlalu/berakhir? Kerasukan manusia menciptakan bencana


alam yang tidak dapat lagi dibendung. Pagar alam menjadi rusak dan bercacat. Hutan
tidal lagi mampu bernyanyi. Laut tidak mampu lagi berkilauan. Udara tidak lagi bersih,
air telah tercemar. Semua menjadi rusak. (Sandi Malau)

5. Hukum tidak dihargai, semua menganggap sebuah kebaikan. Mengahalalkan segala cara
adalah salah satu jalan pintas. Budaya “semau gue” semakin hidup. Teguran dan sapaan
tidak lagi terngiang. Semua telah pudar. (Saut Simatupang)

Narator: Demikian manusia jatuh kedalam dosa, oleh karena ketidaktaatan manusia kepada
Tuhan, kehidupan manusia menjadi rusak.

LITURGI III (JANJI KESELAMATAN)


Narator: Allah menginginkan kebaikan kembali kedalam kehidupan manusia. Sungguh
Allah tidak menginginkan kematian orang fasik, namun ia mengharapkan
pertobatan dari kejahatannya menuju kebikannya.

1. “Aku akan bertindak terhadap engkau; Aku akan memurnikan perakmu dengan garam
soda dan akan menyingkirkan segala timah dari padanya”. Penuturan Allah itu bukanlah
satu hal yang sia-sia. Demi kebaikan manusia, marilah kita kembali dari jalan kegelapan
menuju terang! (Ruth rajaguguk)
2. Tidak berguna membangkang dihadapan Tuhan, sungguh Allah telah menyediakan
tempat yang terbaik bagi manusia yang berkenan kepada-Nya. Saat ini, ketika kita
mendengar suara Tuhan, marilah kita meluluhkan hati kita, sehingga keselamatan yang
dari pada Allah tidak berlalu dari kita. (Rania Aritonang)

3. Bukankah segala perkataan Allah telah hidup dan diam didalam kita? Bukankah firman
Allah telah terus bedengung ditelinga kita? Lalu mengapa kita harus mengunci hati kita?
Allah menyediakan keselamatan yang dari pada-Nya, camkan dan terimalah Allah
didalam hidupmu. (Rida Marbun)

Narator: Demikanlah kerinduan hati Tuhan, Allah menginginkan agar tidak seorangpun
diantara kita binasa melainkan kembali kepada-Nya. Amin

LITURGI KE IV (PENGGENAPAN KESELAMATAN)


Narator: Duaribu tahun yang lalu firman Allah itu telah menjadi manusia. Ia hidup
ditengah-tengah kita. Ia berkomunikasi dengan kita. Saat ini ketika peristiwa itu
kita kenal, apa yang akan kita perbuat?

1. Dua ribu tahun yang lalu Yesus hidup ditengah-tengah kita, Ia lahir melalui Maria
Bunda-Nya. Ia memberitahukan bahwa kerajaan Allah sudah dekat. Saat ini kita ingin
bersama-sama dengan Yesus kembali. Ketika malaikat menyuarakan bahwa raja damai
itu telah datang, kita merasa aman dan tenteram, tidak ada yang kurang. (Natal Manalu)

2. Saat ini, mari kita mebuka hati kita. Biarkan Kristus bertahkta direlung hati kita yang
terdalam. Mari kita berikan hidup kita, sehingga semuanya menjadi sebuah
kesempurnaan kembali, sama seperti ketika Allah menjadikan dunia ini, baik dan
sempurna. (Eben Sinambela)

3. Mengapa engkau masih dalam kegelapan? Lihatlah surya abadi telah terbit. Ia hadir dan
menerangi alam raya. Kegelapan telah disingkirkan, asalkan engkau membuka hatimu,
sinar itu akan meresap. (Marthin Panjaitan)

4. Saudara-saudari, bersama-sama dengan para malaikat, mari kita mengundang Yesus


Allah lahir dan bertahkta dihati kita. Pujilah Tuhan sebab Ia maha Agung, kasih setia-
Nya tidak berkesudahan dari sekarang sampai selama-lamanya. (Rizky Situmorang)
LITURGI V (KEMULIAAN)
Narator: Keselamatan itu telah nyata. Firman telah menjadi daging, kemuliaan Tuhan
melingkupi alam raya. Hati yang beku telah dicairkan. Mulialah nama-Mu, kami
puji Dikau, seperti malaikat yang mengungkapkan kemuliannya.

1. Kemuliaan bagi Allah ditempat maha tinggi, damai dibumi diantara manusia yang
berkenan kepada-Nya. Pujilah dia dengan sorak-sorai, pujilah Dia dengan gambus dan
kecapi, pujilah Dia dengan sangkakala, biarlah segala yang bernafas memuji dan
memuliakan Nama-Mu. (Tondy Marbun)

2. Tuhan maha adil, tiada yang sebanding dengan Engkau, kerajaan-kerajaan akan tunduk
dan bertekuk lutut. Semua tidak akan mengaku bahwa Engkau adalah Allah, Raja dari
segala raja. Tuhan dan segala tuan. Gloria bagi Nama-Mu yang maha kudus. Engkau
datang memperdamaikan manusia dengan diri-Mu. Lihatlah, kesempurnaan kini telah
lahir, bumi penuh dengan sukacita. (Tomi Simarmata)

3. Alam raya berkumandang, dari lembah ke lembah, dari bukit ke bukit, sudut-sudut kota
dan alam-alam desa seluruhnya bergemuruh menyuarakan keagungan sang raja yang
telah Lahir. “Lihatlah Aku menjadikan segala sesuatunya menjadi baru”. Itulah firman-
Mu yang saat ini telah nyata. Kemuliaan bagi Engkau ditempat yang maha tinggi.
(Duki Simanullang)

Anda mungkin juga menyukai