Anda di halaman 1dari 4

Liturgi 1 Penciptaan:

Prolog  : Kesempurnaan dan keindahan ciptaan Allah adalah sumber


               sukacita dan kekaguman tiada tara. Terpujilah Tuhan Allah
               Sang Pencipta.

1.1 :  Rafael Valentio Simaremare : Bukalah matamu, lihatlah keindahan di sekelilingmu,


gunung gunung yang berdiri kokoh, bukit-bukit yang menggelombang, lembah-lembah yang
menghampar luas dicipta oleh Allah Maha kuasa.

1.2 : Arya Galang putra Aritonang : Arahkan pandanganmu ke langit biru, lihatlah bulan dan
bintang gemerlapan bagaikan karpet permadani dengan kilauan indah dan mempesona bak
kanvas bagi kreasi tangan Allah.

1.3: Renaldhi Simaremare : Perhatikanlah laut dan samudera raya, betapa kayanya mereka
diberkati untuk menunjang kehidupan dan menjadi lumbung sukacita . Nikmatilah kecantikan
aliran air yang mengalir dan terjun menuju laut dan danau.

1.4 : Risky Simaremare : Amatilah bagaimana gelora air mengalir di sungai dan
ketenangannya kala sampai di muara, cerminan kuasa dan ketenangan Allah Pencipta.

1.5: Maria Gabriela Sianturi : Selidikilah gerak kehidupan di sekelilingmu, kagumilah rona
        hijau berhiaskan ribuan warna , lukiskan kekayaan hayati pemberian Yang Maha Tinggi.

1.6 : Ido Oppusunggu : Pandanglah bagaimana burung-burung dan bintang di daratan mencari
kepuasan pada buah- buah dan bunga-bunga . Lihatlah wajah-wajah di sekitarmu, betapa
semuanya segambar dengan Allah pembentuk dan pemberi nafas kehidupan baginya.

1.7 : Priscilla br Sianturi : Nikmatilah keindahan beragam macam kupu-kupu hasil karya seni
Ilahi, berawal dari ulat yang menjijikkan berkembang terus tanpa henti hingga mencapai
kemuliaannya, demikian Ia mencipta kita yang berawal dari debu tanah menuju kehidupan
         penuh mulia.

1.8 : Marcelo sianturi : Hatiku bersukacita ya Allah dan tidak akan tinggal diam, Bagi-Mulah
kemuliaan kekal sampai selama-lamanya. Amin.

Liturgi 2 : Kejatuhan Manusia ke dalam dosa


Prolog : Hidup yang baik tidak mampu memuaskan hati manusia. Merasa
              kurang, itulah isi keinginnan manusia. Apakah yang terjadi ketika
              manusia hidup di dalam dosa?

2.1 : Rafael Lumbantungkup : Setiap hari kita melihat kemajuan yang  terjadi. Teknologi
semakin canggih, hampir semua keinginan dapat terpenuhi. Namun, apakah akibat  yang
dihasilkan? Lihatlah setiap manusia mementingkan dirinya sendiri. Tidak ada yang perduli
lagi dengan sesamanya.

2.2 : Elvrida Three Sevenia Aritonang : Kekuasaan yang melanda hati manusia telah
Menciptakan egoisme. Manusia yang tidak berkuasa kembali menjadi budak. Yang kuat
semakin kuat, yang lemah semakin lemah.

2.3 : Jeby Aritonang : Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Kebaikan
diupayakan oleh pemerintah, dianggap sebagai dongeng belaka. Perbuatan baik diukur
dengan uang. Manusia hidup diperhamba uang

2.4 : Brigita sihotang : Adik tidak lagi menghargai abangnya. Orangtua tidak lagi dianggap
sebagai sumber hikmat Ilahi. Penghargaan semakin kurang. Mungkinkah kita mampu
bertahan dalam situasi yang demikian?
2.5 : Fanya Lumban tungkup : Kapan semua ini akan berakhir? Kerakusan manusia
menciptakan bencana alam yang tidak dapat lagi dibendung. Pagar alam menjadi rusak dan
bercacat. Hutan tidak lagi mampu bernyanyi. Laut tidak mampu lagi berkilauan. Udara
tidak lagi bersih, air telah tercemar. Semua menjadi rusak.

2.6: Joshua Simaremare : Hukum tidak dihargai, menghalalkan segala cara adalah salah satu
jalan pintas. Budaya “semau gue” semakin hidup. Teguran dan sapaan tidak lagi terngiang,
semua telah pudar.

Liturgi 3 :  “Janji Allah”

Prolog  : Waktu manusia itu berdosa , Allah berjanji bahwa Ia akan tetap
                mengasihi kita. Allah berjanji akan ada seorang Penebus yang
                akan mengalahkan Iblis. Beginilah bunyi janji itu.

3.1 : Evanggeline Aritonang : Orang- orang yang ada dalam kegelapan, baginya telah diberikan
        terang yang besar. Seorang anak laki-laki telah lahir untuk kita dan segala kuasa ada
pada-Nya.

3.2 : Jessica Romaito Sianturi : Dia akan disebut Penasehat Ajaib, Allah Yang Perkasa, Bapa
        Yang Kekal dan Raja Damai. Ia yang akan memberi damai sejahtera selamanya dan akan
        memerintah di atas tahta Daud.

3.3: Dame sianturi : Ia berkuasa atas Kerajaan-Nya dan memimpin dengan adil, dan  jujur
sampai selama-lamanya. Ia akan lahir di kota kecil Betlehem dan dari sana akan datang
        seseorang yang memerintah Israel.

3.4 : Judika Hamonangan Oppusunggu : Ia kelak akan seperti seorang gembala. Ia akan
melindungi domba-Nya dengan kekuatan Tuhan.

3.5 : Zoshua Simaremare :  Ia akan berkuasa atas nama Tuhan! Rakyat-Nya akan bahagia,
aman dan sejahtera. Kekuasaan dan kebesaran-Nya akan tersebar sampai ke ujung bumi
dan Ia akan membawa damai.

3.6 : Johanes Aldiano Simaremare : Beritakanlah, Raja Damai telah lahir dan hiduplah
dalam perdamaian dengan semua orang Berdamailah dengan dirimu dan berdamailah
dengan sesama. Lakukanlah yang baik, jangan yang jahat, supaya engkau memperoleh
berkat Tuhan.

Liturgi 4 :  “Kelahiran Yesus”


Prolog   : Tibalah saat yang dinantikan itu. Allah akan memberikan
                seseorang untuk menolong kita yang berdosa dan semua isi
                dunia ini. Orang itu akan disebut Kristus, Dialah Juruselamat
                Dunia.

4.1 : Elisabeth Aritonang : Pada suatu malam ketika semua orang sudah tidur, di padang
        dekat Betlehem ada beberapa gembala yang belum tidur. Tiba-tiba di sekeliling mereka ada
cahaya terang sekali. Mereka kaget dan takut, mereka melihat seorang Malaikat.

4.2 : Yeni Aritonang : Malaikat itu berkata, “Jangan Takut! Aku Membawa kabar baik bagimu:
Telah lahir bagimu seorang Juruselamat di Betlehem”. Kemudian gembala-gembala itu
melihat banyak sekali Malaikat yang bergembira.

4.3 : Surya Simaremare : Semua menyanyikan “Kemuliaan di tempat yang Maha tinggi,
Damai Sejahtera di bumi”. Lalu para gembala itu pergi ke Betlehem untuk melihat
         Juruselamat yang baru lahir itu.

4.4 : Margaretha C.Sianturi : Gembala melihat Bayi dalam palungan, lalu serentak memuji
        Tuhan. Bumi dan surga bersorak-sorai menyambut kelahiran-Nya, bumi dan surga penuh
kemuliaan-Nya.
4.5 : Marcello Padang : Nama Bayi itu ialah Yesus, Dialah Juruselamat yang dijanjikan Allah.
Malam ini Yesus telah lahir di kandang domba di kota Betlehem. Yesus lahir di hatiku,
Yesus lahir di hatimu. Yesus lahir di hati kita sekalian.

Liturgi 5  : “Kemuliaan “
Prolog : Keselamatan itu telah nyata. Firman telah menjadi daging, kemuliaan Tuhan
melingkupi alam raya. Hati yang beku telah dicairkan. Mulialah nama-Mu, kami puji
Dikau, seperti malaikat yang mengungkapkan kemuliannya.

5.1 : Elvika Gracia Aritonang : Kemuliaan bagi Allah ditempat maha tinggi, damai dibumi
diantara manusia yang berkenan kepada-Nya.

5.2 : Tahita Oppusunggu : Pujilah dia dengan sorak-sorai, pujilah Dia dengan gambus dan
kecapi, pujilah Dia dengan sangkakala, biarlah segala yang bernafas memuji dan
memuliakan Nama-Mu.

5.3 : Julius alfon sihotang : Tuhan maha adil, tiada yang sebanding dengan Engkau, kerajaan-
kerajaan akan tunduk dan bertekuk lutut. Semua tidak akan mengaku bahwa Engkau
adalah Allah, Raja dari segala raja. Tuhan dan segala tuan. 

5.4 : Lucy Aprilia Aritonang : Gloria bagi Nama-Mu yang maha kudus. Engkau datang
memperdamaikan manusia dengan diri-Mu. Lihatlah, kesempurnaan kini telah lahir, bumi
penuh dengan sukacita.

5.5 : Reni Sarindah Ambarita : Alam raya berkumandang, dari lembah kelembah, dari bukit
kebukit, sudut-sudut kota dan alam-alam desa seluruhnya bergemuruh menyuarakan
keagungan sang raja yang telah Lahir.

5.6 : Patricia Sindi Sihotang : “Lihatlah Aku menjadikan segala sesusatunya menjadi baru”.
Itulah firman-Mu yang saat ini telah nyata. Kemuliaan bagi Engkau ditempat yang maha
tinggi.

Liturgi 6 : Situasional :

Prolog : Saudara-saudara yang kekasih, saat ini kita sedang merayakan hari kelahiran Tuhan
Yesus Kristus. Saat ini umatNya menyambut kedatangan Sang Juruselamat yang membawa
”Terang Ilahi” ke dunia yang penuh kegelapan ini. Bagaimanakah Respons manusia terhadap
Terang Ilahi itu ?

6.1 : Andreas Aritonang : Ya..... pada zaman ini manusia lebih menyukai gelap dari pada
terang. Lebih senang melakukan perbuatan yang menentang kehendak Allah, sehingga
dunia penuh dengan prasangka, kekacauan, penindasan, kebencian, perang, dendam
membara, penderitaan dan kesengsaraan.

6.2 : Lian Silaban : Zaman ini semakin menyeret kita kepada kekelaman. Manusia cenderung
berjalan dalam gelap, kualitas orang yang berjalan dalam terang ilahi semakin berkurang.
Berbuat semau gue, tidak lagi takut terhadap terang ilahi walau sebenarnya mereka
mengetahui bahwa hidup menuju kesengsaraan bahkan kehancuran.
6.3 : Polado Oppusunggu : Ya Tuhan...., bukalah pintu hati kami. Biarlah kami merindukan
terangMu pribadi lepas pribadi. Jauhkanlah kegelapan dari jiwa-jiwa kami sebab
sesungguhnya kami akan selalu tersandung bila berjalan dalam gelap.

6.4 : Devy Grace Natalie Padang : Terangilah hidup kami dengan firmanMu dan luputkanlah
kami daripada hukumMu. Bimbinglah kami untuk hidup dalam terangMu, karena
Engkaulah jalan kebenaran dan hidup, dan Engkaulah segalanya bagi kami.

6.5 : Bertuana Oppusunggu : Betapun kita menolak Yesus, namun Dia tetap mengasihi kita.
Sekalipun kita sering mendukakan hatiNya. Dia tetap memberkati kita. Padahal Dia adalah
Allah yang Maha Kuasa, Dia sanggup membinasakan setiap orang yang menolak
kehendakNya. Tapi, Dia tidak melakukan itu.

6.6 : Efraim Simanjuntak :  Lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Allah kepada kita,
layaknya seorang bapa terhadap anaknya, Dia mencukupi segala kebutuhan kita. Dia
mengenal kita, Dia menuntun kita untuk mencari kehendakNya dalam hidup kita.

6.7 : Pesta Juliana br Oppusunggu : Bukan kita yang memilih Dia, namun Dia yang akan
menjadikan kita sebagai AnakNya....!!! Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi
Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai Juruselamat
atas dosa-dosa kita, seperti bapa telah mengasihi aku, demikian juga aku telah mengasihi
kamu, tinggallah didalam kasihKu itu. Inilah perintahku, supaya kamu saling mengasihi
sama seperti aku telah mengasihi kamu.

Liturgi VII ( Horong Ama)

1. Johannes 3:16 (A. Destan Simaremare)


2. Lukas 2 : 1 – 2 (Rijal Rajagukguk)
3. Lukas 2 : 3 – 4 (Sirait br Nainggolan)
4. Lukas 2 :5-6 (Simanjuntak br Rajagukguk)
5. Lukas 2 : 7 – 8 (A. Valeri Pasaribu)
6. Lukas 2 : 9 – 10 (A. Grace Padang

Liturgi VIII : (Horong Ina)

1. Lukas 2:11-12/Ny Simare br Manurung)


2. Lukas 2:13-14/Ny Aritonang br Doloksaribu
3. Lukas 2:15-16/Ny Sianturi br Aritonang
4. Lukas 2:17-18/ Ny Sianturi br Simaremare
5. Lukas 2:19 / N. Piter br Sihite
6. Lukas 2:20 / N. Morris br Aritonang

Anda mungkin juga menyukai