I. PERSIAPAN
1. Mewakili orangtua
2. Mewakili Pengurus Seksi
3. Mewakili Pimpinan Majelis Jemaat
4. Mewakili Pemuda
5. Mewakili Undangan
6. Pengkhotbah
1 : Saudaraku, apakah kita juga pernah merenungkan tentang air yang kita minum dan
yang kita gunakan setiap hari? Air itu tercurah dari langit berupa huja, meresap kedalam tanah,
menyegarkan hutan, kebun dan tumbuh tumbuhan, mengalir hingga ke laut. Namun laut tidak
menjadi penuh. Semua teraturdan terkendali, hingga daratan tidak menjadi tenggelam. Siapakah
yang mengatur semuanya?
2 : Air juga keluar dari perut bumi, mengalir menganak sungai, menghidupi ikan di danau
dan di sungai. Ikan di danau menghasilkan ikan ikan yang segar, yang kaya akan vitamin dan
mineral. Manusia menikmati manfaat dari semuanya itu. Siapa yang menjadikannya dan
menyediakannya?
3 : Lihatlah gunung berdiri menjulang tinggi dan berdiri kokoh seakan tak tergoyahkan.
Jurang dan lembah yang terjal berhias batu-batu pualam nan kokoh, yang membuat dia tidak
runtuh. Bagaimanakah hal itu ditata sedemikian rupa? Sungguh ajaib karya itu?
6 : Mungkinkah sesuatu terjadi tanpa alas muasal? Mungkinkah sesuatu ada tanpa
tercipta? Jika demikian siapakah yang menciptakan semuanya itu? Bagaimankah hal itu semua di
ciptakan, hingga seluruh ciptaan itu demikian indah dan menakjubkan? Pastilah dia Yang Maha
Agung! Pastilah dia maha kdan perkasa! Siapakah dia kalau bukan Tuhan? Ya , sungguh,
Tuhanlah Pencipta Langit, bumi dan segala isinya.
P : Hidup yang baik tidak mampu memuaskan hati manusia. Merasa kurang, itulah isi
keinginan manusia. Apakah yang terjadi ketika manusia hidup di dalam dosa? Mari kita
dengarkan penuturan liturgy ke 2 ini.
Setiap hari kita melihat kemajuan yang akan terjadi. Tekhnologi semakin canggih, hampir semua
keinginan ter- penuhi. Namun apa dampak yang dihasilkan? Lihatlah se- tiap manusia
mementingkan dirinya sendiri. Tidak ada yang perduli lagi dengan sesamanya.
1 : Kekuasaan yang melanda hati manusia telah menciptakan sifat egoisme. Manusia lain yang
tidak berkuasa kembali menjadi budak. Yang kuat semakin kuat, yang lemah semakin lemah.
2 : Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Kebaikan yang diupayakan oleh
pemerintahnya, dianggap sebagai dongeng belaka. Perbuatan baik diukur dengan uang. Manusia
hidup ditengah-tengah perhambaan akan uang.
3 : Adik tidak lagi menghargai abangnya. Orangtua tidak lagi dianggap sebagai sumber hikmat
Ilahi. Penghargaan sema- kin kurang. Mungkinkan kita mampu bertahan dalam situasi yang
demikian?
4 : Kapan semua ini akan berakhir? Kerakusan manusia menciptakan bencana alam yang tidak
dapat lagi dibendung. Pagar alam menjadi rusak dan bercacat. Hutan tidak lagi mampu
bernyanyi. Laut tidak mampu lagi berkilauan. Udara tidak lagi bersih, air telah tercemar. Semua
menjadi rusak.
5 : Hukum tidak dihargai, semua menganggap tidak berarti sebuah kebaikan. Menghalalkan
segala cara adalah salah satu jalan pintas. Budaya semau gue semakin hidup. Teguran dan
sapaan tidak lagi terngiang. Semua telah pudar.
6. Bernyanyi dari Haleluya No. 26:1-3
1. Malas ma uhur nima, na pintor uhur in
Domma roh Raja nima, mamboban tuah in
Seng marpanrantam in anggo bani parrohNi
Nai pe tuk do gogohNi padaoh dorunta in
8. Koor/Voc. Group
- Kata-kata sambutan
- Hiburan