Anda di halaman 1dari 19

PERSPEKTIF AL-QURAN TENTANG POSISI MANUSIA DALAM

MEMAKMURKAN ALAM RAYA

Nama Yuni Sakila Hamidah


NIM 1204040122
Kelas PMI 7-C
Mata Kuliah Tata Ruang

‫ِبْس ِم ِهَّللا الَّرْح َمِن الَّرِح ْيم‬


1. QS Al-Baqarah : 29 & 36
QS Al-Baqarah : 29

‫ُهَو اَّلِذ ْى َخ َلَق َلـُك ْم َّم ا ِفى اَاْلْر ِض َجِم ْيًعا ُثَّم اْسَتٰۤو ى ِاَلى الَّس َم ۤا ِء َفَس ّٰو ٮُهَّن َس ْبَع َس ٰم ٰو ٍۗت َو ُهَو ِبُك ِّل َش ْى ٍء َع ِلْيٌم‬

Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.
TAFSIR
TAFSIR IBNU KATSIR
Setelah Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬. menyebutkan bukti keberadaan dan kekuasaan-Nya kepada
makhluk-Nya melalui apa yang mereka saksikan sendiri pada diri mereka, lalu Dia
menyebutkan bukti lain melalui apa yang mereka saksikan, yaitu penciptaan langit dan
bumi. Untuk itu Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬. berfirman,
Dialah Allah, yang menciptakan semua yang ada di bumi untuk kalian, dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit
Istawa ilas sama, berkehendak atau bertujuan ke langit. Makna lafaz ini mengandung
pengertian kedua lafaz tersebut, yakni berkehendak dan bertujuan, karena ia di-muta'addi-
kan dengan memakai huruf ila.
Fasawahunna, lalu Dia menciptakan langit tujuh lapis. Lafaz as-sama dalam ayat ini
merupakan isim jinis, karena itu disebutkan sab'a samawat.
Wahuwa bi kulli syai-in 'alim, Dia Maha Mengetahui segala sesuatu, yakni pengetahuan-
Nya meliputi semua makhluk yang telah Dia ciptakan. Pengertiannya sama dengan ayat
lain, yaitu firman-Nya:
Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kalian lahirkan dan yang
kalian rahasiakan?) (Al Mulk:14)
Rincian makna ayat ini diterangkan di dalam surat ha mim sajdah, yaitu melalui firman-
Nya:
Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kalian kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam
dua masa dan kalian adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah
Tuhan semesta alam." Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di
atasnya. Dia. memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang
yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit, dan Langit itu masih
merupakan asap, lalu dia berkata kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu berdua
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa" Keduanya menjawab, "Kami datang
dengan suka hati." Maka Dia menjadikan tujuh langit dalam dua masa dan Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. (Al Fushilat:9-12)
Di dalam ayat ini terkandung dalil yang menunjukkan bahwa Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬. memulai
ciptaan-Nya dengan menciptakan bumi, kemudian menciptakan tujuh lapis langit.
Memang demikianlah cara membangun sesuatu, yaitu dimulai dari bagian bawah, setelah
itu baru bagian atasnya. Para ulama tafsir menjelaskan hal ini, keterangannya akan kami
kemukakan sesudah ini, insya Allah. Adapun mengenai firman-Nya:
Apakah kalian yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membinanya.
Dia meninggikan bangunannya, lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan
malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah
dihamparkan-Nya, Ia memancarkan darinya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-
tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk
kesenangan kalian dan untuk binatang-binatang ternak kalian. (An-Nazi'at: 27-33)
Maka sesungguhnya huruf summa dalam ayat ini (Al Baqarah:29) hanya untuk
menunjukkan makna 'ataf khabar kepada khabar, bukan 'ataf fi' il kepada fi'il yang lain.
Menurut suatu pendapat, ad-daha (penghamparan) bumi dilakukan sesudah penciptaan
langit dan bumi. Demikianlah menurut riwayat Ali ibnu Abu Talhah, dari Ibnu Abbas.
As-Saddi telah mengatakan di dalam kitab tafsirnya, dari Abu Malik, dari Abu Saleh, dari
Ibnu Abbas, juga dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud, serta dari sejumlah sahabat sehubungan
dengan makna firman-Nya:
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.
Disebutkan bahwa 'Arasy Allah ‫ ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬berada di atas air, ketika itu Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬.
belum menciptakan sesuatu pun selain dari air tersebut. Ketika Allah berkehendak
menciptakan makhluk, maka Dia mengeluarkan asap dari air tersebut, lalu asap (gas)
tersebut membumbung di atas air hingga letaknya berada di atas air, dinamakanlah sama
(langit). Kemudian air dikeringkan, lalu Dia menjadikannya bumi yang menyatu. Setelah
itu bumi dipisahkan-Nya dan dijadikan-Nya tujuh lapis dalam dua hari, yaitu hari Ahad
dan Senin. Allah menciptakan bumi di atas ikan besar, dan ikan besar inilah yang
disebutkan oleh Allah di dalam Al-Qur'an melalui firman-Nya:
Nun, demi qalam. (Al Qalam:1)
Sedangkan ikan besar (nun) berada di dalam air. Air berada di atas permukaan batu yang
licin, sedangkan batu yang licin berada di atas punggung malaikat. Malaikat berada di
atas batu besar, dan batu besar berada di atas angin. Batu besar inilah yang disebut oleh
Luqman bahwa ia bukan berada di langit, bukan pula di bumi.
Kemudian ikan besar itu bergerak, maka terjadilah gempa di bumi, lalu Allah
memancangkan gunung-gunung di atasnya hingga bumi menjadi tenang, gunung-gunung
itu berdiri dengan kokohnya di atas bumi. Hal inilah yang dinyatakan di dalam firman
Allah ‫ُس ْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬.: Dan telah kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh
supaya bumi itu (tidak) guncang bersama mereka. (Al Anbiyaa:31)
Allah menciptakan gunung di bumi dan makanan untuk penghuninya, menciptakan
pepohonannya dan semua yang diperlukan di bumi pada hari Selasa dan Rabu. Hal inilah
yang dijelaskan di dalam firman-Nya:
Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kalian kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam
dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah
Tuhan semesta alam." Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di
atasnya. Dia memberkahinya. (Al Fushilat:9-10)
Kemudian dalam ayat selanjutnya disebutkan bahwa Allah menumbuhkan pepohonannya,
yaitu melalui firman-Nya
Dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya. (Al Fushilat:10)
Lalu dalam firman selanjutnya disebutkan: dalam empat masa, sebagai jawaban bagi
orang-orang yang bertanya. (Al Fushilat:10)
Dalam ayat selanjutnya disebutkan pula:
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit, dan langit itu masih merupakan asap.
(Al Fushilat:11)
Asap itu merupakan uap dari air tadi, kemudian asap dijadikan langit tujuh lapis dalam
dua hari, yaitu hari Kamis dan Jumat. Sesungguhnya hari Jumat dinamakan demikian
karena pada hari itu diciptakan langit dan bumi secara bersamaan. Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬.
berfirman:
Dan Dia mewahyukan kepada tiap-tiap langit urusannya. (Al Fushilat:12)
Artinya, Allah menciptakan makhluk tersendiri bagi tiap-tiap langit, terdiri atas para
malaikat dan semua makhluk yang ada padanya, seperti laut, gunung, embun, serta lain-
lainnya yang tidak diketahui. Selanjutnya Allah menghiasi langit dunia dengan bintang-
bintang yang Dia ciptakan sebagai hiasan dan penjaga yang memelihara langit dari setan-
setan.
Setelah Allah menyelesaikan penciptaan apa yang Dia sukai, lalu Dia menuju 'Arasy,
sebagaimana dijelaskan di dalam firman-Nya:
Dia menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia beristiwa di atas
'Arasy. (Al Hadid:4)
Dan Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬. telah berfirman:
Dahulu langit dan bumi keduanya adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. (Al Anbiya:30)
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadanya Al-Musanna, telah menceritakan
kepada kami Abdullah ibnu Saleh, telah menceritakan kepadaku Abu Ma'syar, dari Sa'id
ibnu Abu Sa'id, dari Abdullah ibnu Salam yang mengatakan bahwa sesungguhnya Allah
memulai penciptaan makhluk-Nya pada hari Ahad, menciptakan berlapis-lapis bumi pada
hari Ahad dan hari Senin, menciptakan berbagai makanan dan gunung pada hari Selasa
dan Rabu, lalu menciptakan langit pada hari Kamis dan Jumat. Hal itu selesai di akhir
hari Jumat yang pada hari itu juga Allah menciptakan Adam dengan tergesa-gesa. Pada
saat itulah kelak hari kiamat akan terjadi.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya:
Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian.
Bahwa Allah menciptakan bumi sebelum menciptakan langit. Ketika Allah menciptakan
bumi, maka keluarlah asap darinya. Yang demikian itulah pengertian yang dimaksud
dalam firman-Nya:
Dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
Yang dimaksud ialah sebagian dari langit berada di atas sebagian lainnya. Dikatakan sab'u
aradina artinya tujuh lapis bumi, yakni sebagian berada di bawah sebagian yang lain.
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa bumi diciptakan sebelum langit, sebagaimana yang
dijelaskan di dalam surat As-Sajdah, yaitu:
Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kalian kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam
dua masa dan kalian adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah
Tuhan semesta alam." Dan Dia menciptakan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh di
atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang
yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit, dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab,
"Kami datang dengan suka hati? Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa
dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-
baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. (Al
Fushilat:9-12)
Ayat ini dan yang sebelumnya menunjukkan bahwa bumi diciptakan sebelum langit.
Menurut pengetahuanku, tiada seorang ulama pun yang memperselisihkan hal ini, kecuali
apa yang dinukil oleh Ibnu Jarir dari Qatadah, diduga langit diciptakan sebelum bumi.
Akan tetapi, dalam menanggapi masalah ini Al-Qurtubi hanya bersikap tawaqquf (tidak
memberi komentar apa pun), yaitu ketika ia menafsirkan makna firman-Nya:
Apakah kalian yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membinanya.
Dia meninggikan bangunannya, lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan
malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu
dihamparkan-Nya, Ia memancarkan darinya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-
tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh. (An-Nazi'at 27-32)
Mereka mengatakan bahwa penciptaan langit terjadi sebelum penciptaan bumi. Di dalam
kitab Sahih Bukhari disebutkan bahwa Ibnu Abbas pernah ditanya mengenai masalah ini,
lalu ia menjawab bahwa bumi diciptakan sebelum langit, dan sesungguhnya bumi baru
dihamparkan hanya setelah penciptaan langit. Hal yang sama dikatakan pula bukan hanya
oleh seorang ulama tafsir terdahulu dan sekarang.
Kami mencatat hal tersebut di dalam tafsir surat An-Nazi'at yang garis besarnya
menyatakan bahwa penghamparan bumi yang terdapat di dalam firman-Nya: Dan bumi
sesudah itu dihamparkan-Nya, Ia memancarkan darinya mata airnya, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh. (An-
Nazi'at: 30-32) Artinya, semua yang terkandung di dalam bumi dikeluarkan secara paksa
hingga menjadi kenyataan. Setelah Allah selesai dari penciptaan bumi dan langit, lalu
Allah menghamparkan bumi dan mengeluarkan segala sesuatu yang tersimpan di
dalamnya, yaitu air. Berkat air itu tumbuhlah berbagai macam tetumbuhan yang beraneka
ragam jenis. bentuk. dan warnanya. Demikian pula tata surya, semuanya beredar, terdiri
atas bintang-bintang yang tetap dan bintang-bintang yang beredar pada garis edarnya.
Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah hadis sehubungan dengan
tafsir ayat ini, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Nasai, juga
diketengahkan oleh keduanya dalam Bab "Tafsir" melalui riwayat Ibnu Juraij. Ibnu Juraij
mengatakan:
telah menceritakan kepadaku Ismail ibnu Umayyah, dari Ayyub ibnu Khalid, dari
Abdullah ibnu Rafi' maula Ummu Salamah, dari Abu Hurairah ‫رضــي هللا عنــه‬. yang
menceritakan bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬memegang tanganku, lalu beliau bersabda: Allah
menciptakan bumi pada hari Sabtu, menciptakan gunung-gunung yang ada padanya pada
hari Ahad, menciptakan pepohonan yang ada padanya pada hari Senin, menciptakan hal
yang tidak disukai pada hari Selasa, menciptakan nur pada hari Rabu,
mengembangbiakkan (menciptakan) binatang-binatang yang ada di bumi pada hari
Kamis, dan menciptakan Adam sesudah Asar pada hari Jumat, yaitu di saat-saat terakhir
hari Jumat antara Asar sampai malam hari.
Hadis ini termasuk salah satu hadis garib dalam Sahih Muslim. Banyak komentar
mengenai hadis ini, antara lain ialah dari Ali ibnul Madini dan Imam Bukhari serta
sejumlah kalangan ahli huffaz hadis. Mereka menganggap hadis ini merupakan perkataan
Ka'b, dan sesungguhnya Abu Hurairah hanya mendengamya dari kata-kata Ka'b Al-
Ahbar. Hadis ini menjadi samar di kalangan sebagian para perawi hingga membuat
mereka menganggapnya sebagai hadis yang marfu'. Demikian keterangan yang
dikemukakan oleh Imam Baihaqi.
TAFSIR JALALAYN
(Dialah yang telah menciptakan bagimu segala yang terdapat di muka bumi) yaitu
menciptakan bumi beserta isinya, (kesemuanya) agar kamu memperoleh manfaat dan
mengambil perbandingan darinya, (kemudian Dia hendak menyengaja hendak
menciptakan) artinya setelah menciptakan bumi tadi Dia bermaksud hendak menciptakan
pula (langit, maka dijadikan-Nya langit itu) 'hunna' sebagai kata ganti benda yang
dimaksud adalah langit itu. Maksudnya ialah dijadikan-Nya, sebagaimana didapati pada
ayat yang lain, 'faqadhaahunna,' yang berarti maka ditetapkan-Nya mereka, (tujuh langit
dan Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu) dikemukakan secara 'mujmal' ringkas atau
secara mufasshal terinci, maksudnya, "Tidakkah Allah yang mampu menciptakan semua
itu dari mula pertama, padahal Dia lebih besar dan lebih hebat daripada kamu, akan
mampu pula menghidupkan kamu kembali?"
QS Al-Baqarah : 36
‫ٌّۚو‬
‫َفَاَز َّلُهَم ا الَّش ْيٰط ُن َع ْنَها َفَاْخ َر َج ُهَم ا ِمَّم ا َك اَنا ِفْيِۖه َو ُقْلَنا اْهِبُطْو ا َبْعُض ُك ْم ِلَبْع ٍض َع ُد َو َلـُك ْم ِفى اَاْلْر ِض ُم ْسَتَقٌّر َّو َم َتاٌع ِاٰل ى ِح ْيٍن‬
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan
semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang
lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu
yang ditentukan".
TAFSIR
TAFSIR JALALAYN
(Lalu keduanya digelincirkan oleh setan) oleh Iblis dan menurut suatu qiraat 'fa-
azaalahumaa', artinya maka Iblis pun menyingkirkan keduanya (daripadanya),
maksudnya dari dalam surga dengan memperdayakan serta mengatakan kepada mereka,
"Maukah kalian saya tunjukkan suatu macam pohon kekal yang akan mengekalkan
kehidupan kalian? Itulah dia syajaratul khuldi atau pohon keabadian?" Ia tidak lupa
bersumpah atas nama Allah bahwa mereka hanyalah hendak menyampaikan nasihat dan
anjuran baik belaka. Maka Adam dan Hawa pun memakan buah itu, (dan Allah
mengeluarkan mereka dari keadaan yang mereka alami semula), yakni dari nikmat surga
(dan firman Kami, "Turunlah kalian!") maksudnya ke bumi, yakni kalian berdua bersama
anak cucu kalian itu (menjadi musuh bagi yang lain) disebabkan penganiayaan sebagian
kalian terhadap lainnya, (dan bagi kalian tersedia tempat kediaman di bumi), artinya
tempat menetap (dan kesenangan) berupa hasil tumbuh-tumbuhan yang kalian senangi
dan dapat kalian nikmati (sampai waktu tertentu) maksudnya hingga saat datangnya ajal
kalian nanti.
TAFSIR IBNU KATSIR
Yaitu tempat tinggal, rezeki, dan ajal. Yang dimaksud dengan ila hin ialah waktu yang
terbatas dan yang telah ditentukan, kemudian terjadilah kiamat.
Ulama tafsir dari kalangan ulama Salaf —seperti As-Saddi dengan sanad-sanadnya, Abul
Aliyah, Wahab ibnu Munabbih, dan lain-lainnya— dalam pembahasan ini telah
mengetengahkan kisah-kisah israiliyat yang menceritakan tentang ular dan iblis.
Dijelaskan di dalamnya bagaimana iblis dapat memasuki surga dan menggoda Adam.
Hal ini insya Allah akan dijelaskan secara rinci dalam tafsir surat Al-A'raf, kisah yang
akan disebutkan di dalam tafsir surat Al-A'raf jauh lebih panjang daripada yang ada
dalam surat ini (Al-Baqarah).
Ibnu Abu Hatim sehubungan dengan hal ini mengatakan:
Telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Hasan ibnu Isykab, telah menceritakan
kepada kami Ali ibnu Asim, dari Sa'id ibnu Abu Arubah, dari Qatadah, dari Al-Hasan,
dari Ubay ibnu Ka'b yang menceritakan bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah bersabda:
Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dalam bentuk seorang lelaki yang berperawakan
sangat tinggi lagi berambut lebat, seakan-akan sama dengan pohon kurma yang rindang.
Ketika dia memakan buah (terlarang) itu, maka semua pakaiannya tertanggalkan darinya,
dan yang mula-mula kelihatan dari bagian anggota tubuhnya adalah kemaluannya.
Ketika Adam melihat aurat tubuhnya, maka ia berlari di dalam surga dan rambutnya
menyangkut pada sebuah pohon hingga menjebolnya. Lalu Tuhan yang Maha Pemurah
memanggilnya, "Hai Adam, apakah engkau lari dari-Ku?" Ketika Adam mendengar
firman Allah Yang Maha Pemurah, lalu ia berkata, "Wahai Tuhanku, aku tidak lari, tetapi
aku merasa malu."
Al-Hakim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Bakuwaih,
dari Muhammad ibnu Ahmad ibnun Nadr, dari Mu'awiyah ibnu Amr, dari Zaidah, dari
Ammar ibnu Abu Mu'awiyah Al-Bajali, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang
telah menceritakan, "Tidak sekali-kali Adam tinggal di dalam surga melainkan hanya
antara salat Asar sampai dengan tenggelamnya matahari." Kemudian Al-Hakim
mengatakan bahwa hadis ini sahih dengan syarat Syaikhain, tetapi ternyata Syaikhain
tidak mengetengahkannya.
Abdur Rahman ibnu Humaid mengatakan di dalam kitab tafsir-nya, telah
menceritakan kepada kami Rauh, dari Hisyam, dari Al-Hasan yang mengatakan bahwa
Adam tinggal di dalam surga hanya selama sesaat di siang hari. Satu saat tersebut sama
lamanya dengan 130 tahun hari-hari dunia.
Abu Ja'far Ar-Razi meriwayatkan dari Ar-Rabi' ibnu Anas yang mengatakan bahwa
Adam keluar dari surga pada pukul sembilan atau pukul sepuluh, ketika keluar, Adam
membawa serta sebuah tangkai pohon surga, sedangkan di atas kepalanya memakai
mahkota dari dedaunan surga yang diuntai sedemikian rupa merupakan untaian daun-
daunan surga.
As-Saddi mengatakan bahwa Allah berfirman:
Turunlah kalian semua dari surga itu. (Al Baqarah:38)
Maka turunlah mereka, sedangkan Adam turun di India dengan membawa Hajar
Aswad dan segenggam dedaunan surga, lalu ia menaburkannya di India, maka tumbuhlah
pepohonan yang wangi baunya. Sesungguhnya asal mula wewangian dari India itu
adalah dari segenggam dedaunan surga yang ikut dibawa turun oleh Adam.
Sesungguhnya Adam menggenggamnya hanya terdorong oleh rasa penyesalan-nya
karena ia dikeluarkan dari surga.
Imran ibnu Uyaynah meriwayatkan dari Ata ibnus Saib, dari Sa'id ibnu Jubair, dari
Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Adam diturunkan di Dahna, salah satu wilayah
negeri India.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah
menceritakan kepada kami Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami
Jarir, dari Ata, dari Sa'id, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Adam diturunkan di
suatu daerah yang dikenal dengan nama Dahna, terletak di antara Mekah dan Taif.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa Adam diturunkan di India, sedangkan Siti
Hawa di Jeddah, dan iblis di Dustamisan yang terletak beberapa mil dari kota Basrah,
sedangkan ular diturunkan di Asbahan. Demikianlah riwayat Abu Hatim.
Muhammad ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Muhammad ibnu Ammar ibnul Haris, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Sa'id ibnu Sabiq, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Abu Qais, dari Az-Zubair
ibnu Addi, dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Adam diturunkan di Safa, dan Hawa
diturunkan di Marwah.
Raja ibnu Salamah mengatakan bahwa Adam a.s. diturunkan, sedangkan kedua
tangannya diletakkan pada kedua lututnya seraya menundukkan kepalanya. Iblis
diturunkan, sedangkan jari jemari tangannya ia satukan dengan yang lainnya seraya
mengangkat kepalanya ke langit.
Abdur Razzaq mengatakan bahwa Ma'mar pernah mengatakan, telah menceritakan
kepadanya Auf, dari Qasamah ibnu Zuhair, dari Abu Musa, "Sesungguhnya ketika Allah
menurunkan Adam dari surga ke bumi, terlebih dahulu Dia mengajarkan kepadanya
membuat segala sesuatu dan membekalinya dengan buah-buahan surga. Maka buah-
buahan kalian ini berasal dari buah-buahan surga, hanya bedanya buah-buahan yang ini
berubah, sedangkan buah-buahan surga tidak berubah."
Az-Zuhri meriwayatkan dari Abdur Rahman ibnu Hurmuz Al-A'raj, dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah bersabda: Sebaik-baik hari yang terbit
matahari padanya adalah hari Jumat. Pada hari Jumat Adam diciptakan, pada hari Jumat
pula ia dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari Jumat pula ia dikeluarkan darinya.
(Riwayat Imam Muslim dan Imam Nasai)
Ar-Razi mengatakan, menurut sepengetahuannya di dalam ayat ini terkandung makna
peringatan dan ancaman yang besar terhadap semua perbuatan maksiat bila ditinjau dari
berbagai segi. Antara lain ialah bahwa orang yang menggambarkan kejadian yang
dialami oleh Nabi Adam hingga ia dikeluarkan dari surga hanya karena telah melakukan
kekeliruan yang kecil, niscaya ia sangat malu terhadap perbuatan maksiat. karena hanya
melakukan satu dosa?
Ar-Razi meriwayatkan dari Fathul Mausuli yang pernah mengatakan bahwa kita ini
pada awalnya adalah kaum penghuni surga, kemudian kita ditawan oleh iblis ke dunia.
Maka tiadalah yang kita alami selain kesusahan dan kesedihan sebelum kita
dikembalikan ke rumah tempat kita dahulu dikeluarkan.
Apabila ada yang mengatakan, "Jika surga tempat Adam dikeluarkan berada di langit,
seperti yang dikatakan oleh jumhur ulama, maka mengapa iblis dapat memasukinya,
padahal dia telah diusir darinya untuk selama-lamanya, sedangkan pengertian untuk
selama-lamanya itu apakah tidak bertentangan dengan kisah tersebut?" Sebagai
jawabannya dapat dikatakan, "Memang pemikiran seperti inilah yang dijadikan dalil bagi
orang yang mengatakan bahwa surga yang dahulunya ditempati oleh Adam berada di
bumi bukan di langit, seperti yang kami jelaskan secara rinci dalam permulaan kitab
kami Al-Bidayah Wan Nihayah.
Sehubungan dengan pertanyaan tersebut jumhur ulama mengemukakan berbagai
jawaban, antara lain: Iblis memang dilarang masuk surga bila memasukinya secara baik-
baik. Jika dia memasukinya dengan mencuri-curi dan menyusup dengan cara yang hina,
tiada yang mencegahnya. Karena itu, ada sebagian dari mereka yang mengatakan
sebagaimana apa yang disebut di dalam kitab Taurat, bahwa iblis masuk ke dalam surga
melalui mulut ular yang ia masuki terlebih dahulu (lalu ular itu masuk ke dalam surga).
Menurut sebagian ulama, dapat pula diinterpretasikan iblis menggoda keduanya
(Adam dan Hawa) dari luar pintu surga. Sebagian yang lainnya mengatakan bahwa iblis
menggoda keduanya dari bumi, sedangkan keduanya masih berada di dalam surga di
langit. Demikian menurut Az-Zamakhsyari dan lain-lainnya.
Al-Qurtubi dalam pembahasan ini mengetengahkan banyak hadis tentang kisah ular
dan membunuhnya serta penjelasan mengenai hukumnya, dan ternyata pembahasan yang
dikemukakannya itu baik lagi berfaedah.
2. QS Al-An'am : 165
‫ٰۤل‬
‫َو ُهَو اَّلِذ ْى َجَع َلـُك ْم َخ ِٕٮَف اَاْلْر ِض َو َر َفَع َبْع َض ُك ْم َفْو َق َبْع ٍض َد َر ٰج ٍت ِّلَيْبُلَو ُك ْم ِفْى َم ۤا ٰا ٰت ٮُك ْۗم ِاَّن َر َّبَك َس ِرْيُع اْلِع َقاِۖب َو ِاَّنٗه َلـَغ ُفْو ٌر‬
‫َّر ِح ْيٌم‬
Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan
sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang
apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
TAFSIR
TAFSIR IBNU KATSIR
Firman Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬.:
Dan Dialah yang menjadikan kalian penguasa-penguasa di bumi.
Dialah yang menjadikan kalian meramaikan bumi generasi demi generasi, kurun demi
kurun, dan yang sudah lanjut diganti oleh penerusnya. Demikianlah menurut Ibnu Zaid
dan lain-lainnya. Ayat ini semakna dengan firman-Nya:
Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami jadikan sebagai ganti kalian di muka
bumi malaikat-malaikat yang turun-temurun. (Az Zukhruf:60) dan yang menjadikan
kalian (manusia) sebagai khalifah di bumi. (An Naml:62)
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. (Al Baqarah:30)
Mudah-mudahan Allah membinasakan musuh kalian dan menjadikan kalian khalifah di
bumi (Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatan kalian. (Al A'raf:129)
Firman Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬.:
...dan Dia meninggikan sebagian kalian atas sebagian (yang lain) beberapa derajat.
Yakni Dia membeda-bedakan di antara kalian dalam hal rezeki, akhlak, kebaikan,
kejahatan, penampilan, bentuk, dan warna, hanya Dialah yang mengetahui hikmah di
balik itu. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh ayat lain dalam firman-Nya:
Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan
Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain sebagai pekerja
(jasa/berupah). (Az Zukhruf:32)
Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain).
Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatannya dan lebih besar keutamaannya. (Al
Israa':21)
Firman Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬.:
...untuk menguji kalian tentang apa yang diberikan-Nya kepada kalian.
Maksudnya, untuk menguji kalian dalam nikmat yang telah dikarunia-kan-Nya
kepada kalian. Dia melakukan ujian kepada kalian, orang kaya diuji dalam kekayaannya
yang menuntutnya harus mensyukuri nikmat itu, dan orang yang miskin diuji dalam
kemiskinannya yang menuntutnya untuk bersikap sabar.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui hadis Abu Nadrah, dari Abu Sa'id
Al-Khudri ‫رضي هللا عنه‬. yang mengatakan bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah bersabda:
Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau, dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian
sebagai khalifah padanya, maka Dia akan melihat apa yang akan kalian kerjakan. Karena
itu, berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan berhati-hatilah kalian terhadap wanita,
karena sesungguhnya mula-mula fitnah (cobaan) yang melanda kaum Bani Israil ialah
tentang wanita.
Firman Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬.:
...Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang
Makna ayat mengandung pengertian tarhib dan targib, yakni ancaman dan sekaligus
anjuran, bahwa perhitungan dan siksa-Nya amat cepat terhadap orang yang durhaka
kepada-Nya dan menentang rasul-rasul-Nya.
...dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Yakni Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada orang yang taat kepada-Nya dan
mengikuti rasul-rasul-Nya dalam mengamalkan apa yang mereka sampaikan, baik berupa
berita maupun perintah. Menurut Muhammad ibnu Ishaq, makna yang dimaksud ialah
Allah ‫ُس ْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬. benar-benar mengasihi hamba-hamba-Nya, sekalipun mereka
berlumuran dengan dosa. (Riwayat Ibnu Abu Hatim)
Di dalam Al-Qur'an banyak didapati kedua sifat tersebut diungkapkan secara
bergandengan, seperti yang terdapat di dalam firman-Nya:
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia,
sekalipun mereka zalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras
siksaannya. (Ar Ra'du:6)
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang
sangat pedih. (Al Hijr:49-50)
Dan ayat-ayat lainnya yang menunjukkan makna targib dan tarhib. Adakalanya Allah
‫ُس ْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬. menyeru hamba-hamba-Nya ke jalan-Nya dengan ungkapan yang
mengandung ragbah dan gambaran tentang surga, serta pahala yang ada di sisi-Nya.
Adakalanya menyeru mereka dengan ungkapan rahbah, yaitu dengan menyebutkan
tentang neraka, siksaan, dan azab yang ada padanya, juga hari kiamat dan kengerian-
kengerian yang ada padanya. Adakalanya diungkapkan kedua-duanya secara bersamaan
agar masing-masing orang menjadi sadar sesuai dengan kondisinya masing-masing.
Semoga Allah menjadikan diri kita ini termasuk orang yang taat kepada apa yang
diperintahkan-Nya, meninggalkan apa yang dilarang dan diperingatkan oleh-Nya, serta
percaya kepada semua apa yang diberitakan oleh-Nya. Sesungguhnya Dia Mahadekat,
Maha Memperkenankan lagi Maha Mendengar doa, Maha Pemurah, Mahamulia lagi
Maha Pemberi.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, telah
menceritakan kepada kami Zuhair, dari Al-Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah secara
marfu', bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬telah bersabda: Seandainya orang mukmin mengetahui
siksaan yang ada di sisi Allah, niscaya tidak ada seorang pun yang menginginkan surga-
Nya. Dan seandainya orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, niscaya tidak
ada seorang pun yang putus asa dari surga. Allah menciptakan seratus (macam) rahmat,
lalu Dia memberikan satu macam rahmat di antara makhluk-Nya, dengan satu rahmat itu
mereka dapat saling mengasihi (di antara sesamanya), sedangkan yang sembilan puluh
sembilannya berada di sisi Allah.
Imam Turmuzi meriwayatkannya dari Qutaibah, dari Abdul Aziz Ad-Darawardi, dari Al-
Ala dengan lafaz yang sama, lalu Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan.
Imam Muslim meriwayatkannya dari Yahya ibnu Yahya, Qutaibah, dan Ali ibnu Hijr,
ketiga-tiganya dari Ismail ibnu Ja'far, dari Al-Ala, dari Abu Hurairah yang mengatakan
bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah bersabda:
Setelah Allah menciptakan makhluk-Nya, maka Dia menulis di dalam Kitab-Nya yang
ada di sisi-Nya di atas Arasy, "Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku."
Dari Abu Hurairah pula disebutkan, ia pernah mendengar Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
Allah menjadikan rahmat terdiri atas seratus bagian, maka Dia memegang di sisi-Nya
sembilan puluh sembilan bagiannya, dan menurunkan ke bumi satu bagiannya. Maka
dengan satu bagian itu seluruh makhluk saling mengasihi, sehingga unta betina
mengangkat teracaknya dari anaknya karena khawatir akan menginjaknya.
Hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Demikianlah akhir surat Al-An'am, dan segala puji serta karunia hanyalah kepunyaan
Allah.

3. QS Hud : 61
‫ۗٗه‬
‫َو ِاٰل ى َثُم ْو َد َاَخ اُهْم ٰص ِلًح ۘا َقاَل ٰي َقْو ِم اْع ُبُدوا َهّٰللا َم ا َلـُك ْم ِّم ْن ِاٰل ٍه َغْيُر ُهَو َاْنَش َاُك ْم ِّم َن اَاْلْر ِض َو اْسَتْع َم َر ُك ْم ِفْيَها َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه ُثَّم‬
‫ُتْو ُبْۤو ا ِاَلْيِۗه ِاَّن َر ِّبْى َقِر ْيٌب ُّم ِج ْيٌب‬
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan
kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah
ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
(rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)".
TAFSIR
TAFSIR IBNU KATSIR
Firman Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬.:
Dan kepada Samud (Kami utus).
Mereka adalah orang-orang yang bertempat tinggal di kota-kota Hajar yang terletak di
antara Tabuk dan Madinah. Mereka hidup sesudah kaum 'Ad, lalu Allah mengutus
seorang rasul kepada mereka yang juga dari kalangan mereka.
...saudara mereka Saleh.
Lalu Nabi Saleh memerintahkah mereka agar menyembah Allah semata. Karena itu,
Saleh a.s. berkata kepada mereka:
Dia telah menciptakan kalian dari tanah.
Maksudnya, Dia memulai penciptaan kalian dari tanah, dari tanah Dia menciptakan nenek
moyang kalian, yaitu Adam.
...dan menjadikan kalian pemakmurnya.
Yakni Dia menjadikan kalian sebagai para pembangun yang memakmurkan bumi dan
yang menggarap pemanfaatannya.
Karena itu, mohonlah ampunan-Nya.
atas dosa-dosa kalian yang telah lalu.
...kemudian bertobatlah kepada-Nya.
dalam menjalani masa depan kalian, yakni janganlah kalian ulangi lagi dosa-dosa itu di
masa mendatang.
Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-
Nya).
Makna ayat tersebut sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬. dalam ayat
yang lain, yaitu:
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah)
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa
apabila ia berdoa kepada-Ku. (Al Baqarah:186), hingga akhir ayat.
4. Ibrahim 32-33
QS Ibrahim : 32
‫ُهّٰللَا اَّلِذ ْى َخ َلَق الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر َض َو َاْنَز َل ِم َن الَّس َم ۤا ِء َم ۤا ًء َفَاْخ َر َج ِبٖه ِم َن الَّثَم ٰر ِت ِر ْز ًقا َّلـُك ْۚم َو َس َّخ َر َلـُك ُم اْلـُفْلَك ِلَتْج ِر َى ِفى‬
‫اْلَبْح ِر ِبَاْم ِرٖۚه َو َس َّخ َر َلـُك ُم اَاْلْنٰه َۚر‬
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit,
kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki
untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di
lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.
TAFSIR
TAFSIR IBNU KATSIR
Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬. menyebutkan nikmat-nikmat-Nya yang telah Dia berikan kepada
makhluk-Nya, bahwa Dia telah menciptakan bagi mereka langit yang berlapis-lapis
sebagai atap yang dipelihara-Nya, dan bumi yang menjadi hamparannya.
dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-
jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. (Thaahaa:53)
Yakni buah-buahan yang bermacam-macam dan hasil tanaman yang beraneka ragam
warna, bentuk, rasa, bau, dan manfaatnya. Allah menundukkan bahtera sehingga bahtera
dapat mengapung di atas air laut dan berlayar menempuhnya dengan seizin Allah. Allah
menundukkan laut untuk membawa bahtera agar orangrorang yang musafir menempuh
jalan laut dapat bepergian dari suatu daerah ke daerah yang lain guna mengangkut
kebutuhan mereka dari suatu daerah ke daerah yang lain (impor dan ekspor). Allah juga
menundukkan sungai-sungai yang membelah bumi, lalu mengalir dari suatu daerah ke
daerah yang lain, sebagai rezeki buat hamba-hamba-Nya berupa air minum, pengairan,
dan kegunaan-kegunaan lainnya yang bermanfaat bagi mereka.
TAFSIR JALALAYN
(Allahlah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari
langit kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi
rezeki untuk kalian dan Dia telah menundukkan bahtera bagi kalian) yang dimaksud
adalah perahu (supaya bahtera itu berlayar di lautan) sehingga kalian dapat menaikinya
dan memuat barang-barang di atasnya (dengan kehendak-Nya) dengan seizin-Nya (dan
Dia telah menundukkan pula bagi kalian sungai-sungai.)
QS Ibrahim : 33
‫َو َس َّخ َر َلـُك ُم الَّشْمَس َو اْلَقَم َر َد ۤا ِٕٮَبْيِۚن َو َس َّخ َر َلـُك ُم اَّلْيَل َو الَّنَهاَۚر‬
Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus
beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.
TAFSIR
TAFSIR IBNU KATSIR
Firman Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬.:
Dan Dia telah menundukkan (pula) bagi kalian matahari dan bulan yang terus
menerus beredar (dalam orbitnya).
Artinya, keduanya terus-menerus beredar pada garis edarnya malam dan dan siang hari
tanpa henti-hentinya.
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yaa Siin:40)
Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬. telah berfirman:
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang, (masing-masing) tunduk
kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah,
Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam. (Al A'raf:54)
Matahari dan bulan silih berganti, malam dan siang hari saling berebutan, adakalanya
siang hari mengambil sebagian waktu malam hari hingga menjadi bertambah panjang.
Begitu pula malam hari, adakalanya ia mengambil sebagian waktu dari siang hari
sehingga siang hari pendek waktunya dan malam hari panjang.
Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang
ditentukan. Ingatlah, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. (Az Zumar:5)
TAFSIR JALALAYN
(Dan Dia telah menundukkan pula bagi kalian matahari dan bulan yang terus-menerus
beredar) di dalam garis edarnya secara terus-menerus dan tidak pernah berhenti (dan Dia
telah menundukkan pula bagi kalian malam) supaya kalian tenang di dalamnya (dan
siang) dan supaya kalian mencari kemurahan Allah di dalamnya.
5. QS Ar-Rum : 41
‫َظَهَر اْلَفَس اُد ِفى اْلَبِّر َو اْلَبْح ِر ِبَم ا َك َسَبْت َاْيِد ى الَّناِس ِلُيِذ ْيَقُهْم َبْع َض اَّلِذ ْى َع ِم ُلْو ا َلَع َّلُهْم َيْر ِج ُعْو َن‬
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi,
supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).
TAFSIR
TAFSIR IBNU KATSIR
Ibnu Abbas, Ikrimah, Ad-Dahhak, As-Saddi serta lain-lainnya mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan istilah al-barr dalam ayat ini ialah padang sahara, dan yang
dimaksud dengan istilah bahr dalam ayat ini ialah kota-kota besar dan semua kota
lainnya.
Menurut riwayat lain dari Ibnu Abbas dan Ikrimah, al-bahr artinya negeri-negeri dan
kota-kota yang terletak di pinggir sungai.
Ulama lainnya mengatakan, yang dimaksud dengan al-barr ialah daratan seperti yang kita
kenal ini, dan yang dimaksud dengan al-bahr ialah lautan.
Zaid ibnu Rafi' mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Telah tampak
kerusakan. (Ar Ruum:41)
Yakni dengan terputusnya hujan yang tidak menyirami bumi, akhirnya timbullah
paceklik, sedangkan yang dimaksud dengan al-bahr ialah hewan-hewan bumi.
Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Abdullah ibnu Yazid ibnul Muqri, dari Sufyan, dari Hamid ibnu Qais Al-A'raj, dari
Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: Telah tampak kerusakan di darat dan di
laut. (Ar Ruum:41) Bahwa yang dimaksud dengan rusaknya daratan ialah terbunuhnya
banyak manusia, dan yang dimaksud dengan rusaknya lautan ialah banyaknya perahu
(kapal laut) yang dirampok.
Menurut Ata Al-Khurrasani, yang dimaksud dengan daratan ialah kota-kota dan
kampung-kampung yang ada padanya, dan yang dimaksud dengan lautan ialah pulau-
pulaunya.
Pendapat pertama merupakan pendapat yang lebih kuat dan didukung oleh
kebanyakan ulama, serta diperkuat oleh apa yang dikatakan oleh Muhammad ibnu Ishaq
di dalam kitab Sirah-nya yang mengatakan bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah mengadakan
perjanjian perdamaian dengan Raja Ailah dan menetapkan jizyah atas bahr-nya, yakni
negerinya.
Firman Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬.:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia.
(Ar Ruum:41)
Yaitu dengan berkurangnya hasil tanam-tanaman dan buah-buahan karena banyak
perbuatan maksiat yang dikerjakan oleh para penghuninya.
Abul Aliyah mengatakan bahwa barang siapa yang berbuat durhaka kepada Allah di
bumi, berarti dia telah berbuat kerusakan di bumi, karena terpeliharanya kelestarian bumi
dan langit adalah dengan ketaatan. Karena itu, disebutkan dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Abu Daud yang bunyinya:
Sesungguhnya suatu hukuman had yang ditegakkan di bumi lebih disukai oleh para
penghuninya daripada mereka mendapat hujan selama empat puluh hari.
Dikatakan demikian karena bila hukuman-hukuman had ditegakkan, maka semua
orang atau sebagian besar dari mereka atau banyak dari kalangan mereka yang menahan
diri dari perbuatan maksiat dan perbuatan-perbuatan yang diharamkan. Apabila
perbuatan-perbuatan maksiat ditinggalkan, maka hal itu menjadi penyebab turunnya
berkah dari langit dan juga dari bumi.
Oleh sebab itulah kelak di akhir zaman bila Isa putra Maryam a.s. diturunkan dari
langit, ia langsung menerapkan hukum syariat yang suci ini (syariat Islam), antara lain
membunuh semua babi, semua salib ia pecahkan, dan jizyah (upeti) ia hapuskan. Maka
tidak diterima lagi upeti, melainkan Islam atau perang.
Dan bila di masanya Allah telah membinasakan Dajjal beserta para pengikutnya, juga
Ya'juj dan Ma'juj telah dimusnahkan, maka dikatakan kepada bumi, "Keluarkanlah semua
berkah (kebaikan)mu!" Sehingga sebuah delima dapat dimakan oleh sekelompok orang,
dan kulitnya dapat mereka pakai untuk berteduh. Hasil perahan seekor sapi perah dapat
mencukupi kebutuhan minum sejumlah orang. Hal itu tiada lain berkat dilaksanakannya
syariat Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬Manakala keadilan ditegakkan, maka berkah dan
kebaikan akan banyak di dapat. Karena itulah disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui
salah satu hadisnya yang mengatakan,
"Apabila seorang pendurhaka mati, maka merasa gembiralah semua hamba, negeri,
pepohonan, dan hewan-hewan dengan kematiannya itu."
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad dan Al-
Husain. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Auf, dari Abu Mikhdam,
bahwa pernah ada seorang lelaki di masa Ziad atau Ibnu Ziad menemukan sebuah
kantung berisikan biji-bijian, yakni biji jewawut yang besarnya seperti biji buah kurma
setiap bijinya, tertuliskan padanya kalimat berikut, "Ini adalah hasil tanaman di suatu
masa yang ditegakkan padanya prinsip keadilan."
Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam, bahwa yang dimaksud dengan kerusakan
dalam ayat ini ialah kemusyrikan, tetapi pendapat ini masih perlu diteliti lagi.
Firman Allah ‫ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى‬.:
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka.
(Ar Ruum:41)
Maksudnya, agar Allah menguji mereka dengan berkurangnya harta dan jiwa serta hasil
buah-buahan, sebagai suatu kehendak dari Allah buat mereka dan sekaligus sebagai
balasan bagi perbuatan mereka.
agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Ar Ruum:41)
Yakni agar mereka tidak lagi mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat, sebagaimana
yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk,
agar mereka kembali (kepada kebenaran). (Al A'raf:168)
TAFSIR JALALAYN
(Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi) jamak dari kata
khalifah, yakni sebagian di antara kamu mengganti sebagian lainnya di dalam masalah
kekhalifahan ini (dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa
derajat) dengan harta benda, kedudukan dan lain sebagainya (untuk mengujimu) untuk
mencobamu (tentang apa yang diberikan kepadamu) artinya Dia memberi kamu agar jelas
siapakah di antara kamu yang taat dan siapakah yang maksiat. (Sesungguhnya Tuhanmu
itu adalah amat cepat siksaan-Nya) terhadap orang-orang yang berbuat maksiat kepada-
Nya (dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun) terhadap orang-orang mukmin (lagi
Maha Penyayang.") terhadap mereka.

Anda mungkin juga menyukai