Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PROBLEM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DESA DAN INDUSTRI

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah PMDI


Dosen Pengampu: Ridwan Mubarok M.Ag

Disusun Oleh :

Nisa Husni Inayah 1204040107


Wilda Khoerunnisa 1204040118
Wizdan Naufal Z 1204040120
Yudha Akbar K 1204040121
Yuni Sakila Hamidah 1204040122
Zein Qaulya R 1204040123

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Problem
Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri. Dalam pembuatan makalah ini penyusun
banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari beberapa pihak. Oleh karena itu,
penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ridwan Mubarok M. Ag,
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri yang
telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna,


namun dengan menyelesaikan makalah ini penyusun berharap banyak manfaat yang dapat
dipetik dari makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini pembaca dapat
mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru. Segala kritik dan saran yang membangun akan
penyusun terima dengan senyum dan tangan terbuka. Akhir kata penyusun sampaikan
terima kasih semoga Allah SWT senantisa meridhoi segala usaha kita.

Bandung, November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 3

1.3. Tujuan Masalah ............................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 4

2.1. Pengertian Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri............................................ 4

2.2. Peran Indutri dalam Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri ............................. 7

2.3. Problem Pengembangan Masyarakat dan Industri ...................................................... 10

2.4. Upaya dalam Mengatasi Permasalahan....................................................................... 13

BAB III PENUTUP........................................................................................................ 17

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa selalu berkaitan dengan berbagai
problematikanya antara lain kemiskinan, akses bagi pemenuhan kebutuhan hidup
yang layak, ketimpangan sosial, kelembagaan yang belum berjalan efektif, dan
kemandirian masyarakat desa merupakan deskripsi atas persoalan masyarakat di
tingkat pedesaan. Pada satu sisi masyarakat pedesaan memiliki kekuatan modal
sosial berupa tata kehidupan dengan basis gotong royong yang kuat. Untuk itu
pemberdayaan masyarakat desa seiring dengan pemberlakuan Otonomi Daerah
tahun 2000 merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Apalagi Otonomi daerah meniscayakan desentralisasi. Desentralisasi diartikan


sebagai penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
untuk mengurusi urusan rumah tangga sendiri berdasar prakarsa dan aspirasi dari
rakyatnya. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2000, kebijakan
desentralisasi diikuti desentralisasi fiskal, dan anggarannya pun terus meningkat
signifikan. Oleh karena itu, penguatan otonomi desa dengan manajemen
pemberdayaan dan penguatan masyarakat dan desa melalui peningkatan peran
modal sosial dan partisipasi masyarakat di Provinsi Banten sudah seharusnya
dilakukan. Dengan begitu diharapkan terjadi penguatan ekonomi masyarakat
pedesaan yang berdampak pada kemandirian masyarakat desa.

Hal ini sejalan dengan pendapat Shardlow (1998) sebagaimana dikutip oleh Adi
bahwa pengertian pemberdayaan, pada intinya membahas bagaimana individu,
kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka."

Dari pendapat para ahli di atas pemberdayaan masyarakat dan desa merupakan
hal yang sangat strategis dalam rangka membangun dan mengembangkan semua
potensi yang ada di masyarakat agar masyarakat benar- benar berdaya baik secara

1
individu, kelompok maupun komunitas lainnya sehingga bisa berkontribusi secara
aktual demi menuju kemandirian masyarakat dan desa sesuai yang diharapkan.

Secara akademis pemberdayaan masyarakat dan desa dilakukan karena masih


ada ketidakberdayaan masyarakat (marginalisasi, keterisolasian dan keterbatasan
masyarakat); Isu kemiskinan dan ketimpangan yang masih terjadi; banyak program-
program yang tidak berkelanjutan dan justru menimbulkan ketergantungan
masyarakat; dan ketidakberdayaan dapat disebabkan oleh kondisi struktural
masyarakatnya yang mengandung unsur diskriminasi dan dominasi.

Pembangunan dalam halnya bidang industri merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena dalam pembangunan industri dapat
menciptakan lapangan kerja baru sehingga akan menyerap tenaga kerja. Kehadiran
sektor industri ini dituntut untuk menciptakan keanekaragaman kehidupan
ekonomi. Dengan adanya lapangan kerja baru ini diharapkan dapat meningkatkan
aktivitas ekonomi dan setidaknya dapat mengurangi angka pengangguran yang ada.

Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan


merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan
kemakmuran dan mobilitas perorangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada
sebagian besar masyarakat dunia. Industri sangat esensial untuk memperluas
landasan pembangunan dan memenuhi kebutuhan yang terus men terus meningkat
masyarakat yang terus meningkat. Banyak kebutuhan kebutuhan manusia hanya
dapat dipenuhi oleh bangsa-barang dan jasa yang disediakan dari sektor industri.

Masyarakat desa sebagai sebuah komunitas yang sedang mengalami


perubahan karena pembangunan tidaklah lepas dari masalah. Beberapa diantara
masalah-masalah tersebut adalah masalah lama yang belum terselesaikan atau
masalah baru yang muncul akibat perubahan secara keseluruhan atau sebagai
dampak negatif dari pembangunan itu sendiri. Sesuatu disebut masalah apabila
terjadi keadaan di mana harapan atau cita-cita tidak terpenuhi karena sesuatu hal
atau apa yang diharapkan terjadi berbeda dengan kenyataan.

2
Dengan demikian suatu masalah senantiasa memerlukan penyelesaian atau
pemecahan melalui upaya-upaya tertentu agar apa yang dicita-citakan itu tercapai.
Disini ditemukan bahwa tidak semua keadaan di desa yang dicita-citakan itu
terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak sedikit yang taraf
perkembangannya masih sangat jauh dari cita-cita masyarakat dan
pemerintahnya.Keadaan seperti itu yang disebut masalah-masalah di pedesaan.
Masalah-masalah tersebut terjadi sebagai akibat pengaruh dari luar desa, maupun
sebagai akibat dinamika atau perkembangan intern dari desa itu sendiri.

1.2.Rumusan Masalah
1. Pengertian Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri
2. Peran Industri dalam Pengembangan Masyarakat Desa
3. Problem dalam Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri
4. Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Problem

1.3.Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri
2. Mengetahui peran Industri dalam Pengembangan Masyarakat Desa
3. Mengetahui problem dalam Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri
4. Mengetahui upaya Pemerintah dalam Mengatasi Problem

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri
2.1.1 Pengembangan Masyarakat Desa

Pengembangan adalah proses perubahan yang disengaja dan direncanakan.


Lebih lengkap lagi, pengembangan berarti perubahan yang disengaja atau
direncanakan dengan tujuan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehandaki ke
arah yang dikehendaki.Istilah pengembangan umum- nya dipadamkan dengan
istilah development, sekalipun istilah developmen sebenarnya berarti
perkembangan tanpa perencanaan. Maka pengembangan masyarakat desa juga
disebut rurar development. Demikian pula istilah modemisasi juga sering diartikan
identik dengan pembangunan, yakni mengingat artinya sebagai proses penerapan
pungetahnan dan teknologi modem pada berbagai segi atau bidang kchidupan
masyarakat. Sehingga, ada pula yang mendefinisikan pembangunan sebagai usaha
yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan.perubahan sosial melalui
modemisasi.

Pembangunan merupakan hal yang sangat mendasar dalam kegiatan


kenegaraan. Negara (dalam hal ini pemerintah) memiliki kewajiban untuk
mensejahterakan rakyatnya, dan salah satunya adalah melalui pembangunan.
Pembangunan secara teoritis tidak hanya dilakukan di perkotaan saja, melainkan
juga harus dilakukan di pedesaan.Pembangunan di pedesaan sudah tentu bertujuan
untuk mensejahterakan masyarakat desa tersebut, dan agar tidak melakukan
urbanisasi besar-besaran ke perkotaan yang dapat menimbulkan permasalahan
kompleks di perkotaan. Sedikitnya ada dua alasan mengapa masalah pembangunan
masyarakat desa masih relevan dibahas (Usman 2004), yaitupertama, kendati dalam
dua dasawarsa terakhir perkembangan kota maju dengan amat pesat, secara umum
wilayah negara kita masih didominasi oleh daerah pedesaan. Hal ini diperkirakan
masih akan berlangsung relatif lama. Benar bahwa di beberapa daerah ciri pedesaan
itu susut perlahan bersamaan dengan proses industrialisasi dan urbanisasi, akan
tetapi itu tidak berarti hilang sama sekali. Ciri pedesaan tersebut bahkan masih akan

4
bertahan sedemikian rupa sehingga mempengaruhi arah dan sifat perkembangan
kota. Kedua, kendati sejak awal tahun 1970-an pemerintah orde baru telah
mencanangkan berbagai macam kebijaksanaan dan program pembangunan
pedesaan yang ditandai dengan inovasi teknologi modern, secara umum kondisi
sosial ekonomi desa masih memprihatinkan. Betul bahwa pemerintah orde baru
telah sukses mengantarkan Indonesia dari salah satu negara impor beras nomor
wahid di dunia menjadi negara berswasembada beras, dan konflik-konflik sosial
yang berakar dari kompetisi memenuhi thebasic needs di pedesaan kini hampir
tidak lagi terdengar, sehingga seperti dinyatakan sejumlah pakar strategi
pembangunan pedesaan yang kita pilih sudah menapak pada jalan yang benar.

Namun demikian, persoalan kemiskinan dan kesenjangan masih menjadi


pemicu berbagai konflik politik atau gerakan-gerakan politik yang
berkepanjangan.Karena itu persoalan ini harus terus dicarikan alternatif
pemecahannya supaya tidak mengganggu stabilitas. Pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa serta penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan
menjadi fenomena yang semakin kompleks, pembangunan pedesaan dalam
perkembangannya tidak semata-mata terbatas pada peningkatan produksi
pertanian.Pembangunan pedesaan juga tidak hanya mencakup implementasi
program peningkatan kesejahteraan sosial melalui distribusi uang dan jasa untuk
mencukupi kebutuhan dasar. Lebih dari itu, pembangunan desa adalah sebuah
upaya dengan spectrum kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai macam
kebutuhan sehingga segenap anggota masyarakat dapat mandiri, percaya diri, tidak
bergantung dan dapat lepas dari belenggu struktural yang membuat hidup sengsara.
Karena itu ruang lingkup pembangunan pedesaan sebenarnya sangat luas, implikasi
sosial dan politiknya pun juga tidak sederhana.

Desa yang dijadikan obyek pembangunan, merupakan unit pemerintahan


terkecil yang ada dalam sistem pemerintahan Indonesia. Posisi desa yang berada
pada garis terdepan pelayanan kepada masyarakat akan sangat menentukan
penampilan sistem pemerintahan yang ada di atasnya. Suksesnya pemerintah desa
dalam menjalankan program-program pembangunan di desa merupakan sukses

5
pula bagi pemerintah kecamatan, kabupaten, propinsi bahkan pemerintah pusat,
karena pembangunan desa merupakan bagian integral pembangunan nasional.
Pembangunan masyarakat desa adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan
berkelanjutan untuk mencapai masyarakat desa yang di cita-citakan guna mencapai
masyarakat sejahtera (perubahan pola hidup dan pola tingkah laku dari berfikir
tradisonal menjadi masyarakat yang modern). Desa merupakan daerah otonom
bedasarkan adat istiadat dan kearifa local. Pembangunan pada hakikatnya adalah
proses perubahan yang diharapkan menghasilkan perbaikan hidup masyarakat baik
secara kualitas maupun kuantitas, maka setiap perubahan tersebut akan sangat
ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu diantaranya adalah sumber daya
manusia. Sumber daya manusa merupakan faktor penting dalam setiap proses
perubahan atau pembangunan. Sumber daya manusia merupakan modal dasar
pembangunan yang utama. Sumber daya manusia yang mana? Sumber daya
manusia yang menjadi modal dasar pembangunan adalah manusia yang terampil
dan terdidik. Manusia yang terdidik, terlatih, dan terampil akan mampu menangani
masalah. Sebaliknya manusia yang tidak terdidik, terlatih, dan terampil justru akan
memberatkan negara karena mereka tidak bisa menjadi bagian dari orang yang
menyelesaikan masalah pembangunan tapi malah menjadi beban. Mereka menjadi
orang yang harus dibantu oleh orang lain dan negara.

2.1.2 Pengertian Masyarakat Industri

Masyarakat industri merupakan sebuah masyarakat yang dalam proses


produksinya didorong atau didukung oleh penggunaan teknologi yang modern,
dimana penggunaan teknologi ini bertujuan untuk menghasilkan barang dalam
jumlah yang relatif besar. Hal ini terjadi karena ditemukannya sebuah sumber
energi eksternal, selain itu urbanisasi menjadi salah satu faktor industrialisasi atau
proses perubahan dari penggunaan teknologi tradisional menuju ke penggunaan
teknologi modern. Kita telah mengetahui bahwa zaman dahulu manusia memenuhi
kebutuhan hidup dengan cara yang begitu terkenal, yaitu berburu dan meramu. Cara
hidup seperti ini menjadikan manusia hidup dengan cara berpindah -- pindah sebab
belum adanya teknologi yang memadai untuk membantu manusia dalam memenuhi

6
kebutuhan hidupnya sendiri atau kelompoknya. Seiring berjalanannya waktu
manusia mulai menemukan cara baru untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu
bercocok tanam, dengan bercocok tanam manusia memiliki sebuah gaya hidup baru
yaitu dengan menetap dan sudah tidak lagi mengembara untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Ketika manusia masih menggunakan cara hidup berburu dan
meramu, pembagian kerja dalam gaya hidup seperti itu masih sangat sederhana
dimana masih ditentukan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebagai pemburu
sedangkan perempuan bertugas untuk meramu juga mengolah hasil dari buruan
tersebut. Selanjutnya manusia mulai mengenal konsep beternak dan pertanian yang
dimana hal ini menjadi bukti bahwa manusia terus belajar dan menemukan hal baru
yang tentunya hal tersebut akan membantu atau mempermudah
kehidupannya. Kemudian inovasi tidak berhenti, teknologi-teknologi baru mulai
bermunculan dimana hal itu membuat sebuah tenaga manusia tidak lagi diperlukan,
hanya beberapa bidang saja yang membutuhkan keahlian manusia.

Hal ini dibuktikan oleh adanya revolusi industri sebab fenomena tersebut
menjadi peralihan dari teknologi manual menjadi teknologi industri, yang dimana
teknologi manual masih membutuhkan banyak tenaga manusia sedangkan
teknologi sudah mampu mengandalkan tenaga mesin. Perkembangan dari teknologi
ini menjadikan banyaknya tenaga manusia yang sudah tidak digunakan lagi dalam
proses produksi. Akibatnya adalah banyak orang yang kehilangan mata
pencahariannya dan hal ini bisa berkembang menjadi kenaikan angka kriminalitas.

2.2.Peran Indutri dalam Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri


Proses pembangunan di Indonesia dewasa ini lebih mengarah pada proses
pembangunan desa yang didorong untuk bertransformasi menjadi penyangga
perekonomian. Pembangunan sendiri dapat dikonseptualisasikan sebagai suatu
proses perbaikan yang berkesinambungan atas suatu masyarakat atau sistem sosial
secara keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih manusiawi, dan
pembangunan adalah mengadakan atau membuat atau mengatur sesuatu yang
belum ada. Pada hakekatnya pembangunan secara sederhana adalah terjadinya
perumbuhan ekonomi (Rustiadi et al., 2009: 119).

7
Proses pembangunan pedesaan menurut Rostow (dalam Rustiadi et al.,
2009:121) melalui proses industrialisasi diawali oleh transformasi struktural
dimana tidak hanya menyangkut perubahan pada struktur perekonomiannya saja,
namun juga menyangkut peranan sektor pertanian terhadap sektor industri yang
relatif semakin mengecil. Selain peranan sektor pertanian terhadap sektor industri
juga menyangkut perubahan orientasi organisasi ekonomi politik dan sosial yang
semula mengarah ke dalam, menjadi berorientasi keluar wilayah. Pengembangan
industri pedesaan sendiri dapat dikarenakan oleh berbagai faktor seperti
ketersediaan lokasi sumberdaya dan akses, sehingga tidak semua industri begitu
saja dibangun di pedesaan. Pengembangan pembangunan industri pada daerah
pedesaan biasanya akan mengakibatkan perubahan lingkungan berupa
berkembangnya jaringan infrastruktur yang dibarengi dengan segala aktivitas yang
ada di dalamnya. Industrialisasi pedesaan disatu sisi dapat menjadi solusi
penyelesaian permasalahan ekonomi desa, namun disisi lain dapat mengubah fungsi
dan tata guna lahan pertanian di pedesaan serta membawa perubahan pada struktur
sosial dan ekonomi pedesaan.

Pentingnya industri di pedesaan tidak hanya terbatas pada pertumbuhan


ekonomi, tetapi juga dapat meningkatkan infrastruktur, pendidikan, dan kualitas
hidup masyarakat desa. Namun, pengembangan industri di pedesaan harus
dilakukan dengan bijak, memperhatikan dampak lingkungan dan sosial, serta
melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam prosesnya.

Industri dapat memainkan peran penting dalam pengembangan masyarakat


desa. Berikut adalah beberapa contoh peran industri dalam pengembangan
masyarakat desa yang dapat ditemukan dari hasil pencarian:

1. Menciptakan lapangan kerja: Pengembangan industri kecil di pedesaan dapat


membantu memecahkan persoalan kesempatan kerja yang muncul akibat
menyempitnya kerja di sektor pertanian. Home industry seperti industri kerupuk
dan roti di desa juga dapat membuka akses lapangan kerja bagi masyarakat
sehingga mampu mengurangi angka pengangguran. Industri menyediakan
lapangan kerja bagi penduduk desa. Hal ini penting karena mengurangi tingkat

8
pengangguran dan memungkinkan masyarakat desa untuk memperoleh
penghasilan yang stabil.
2. Meningkatkan pendapatan: Industri kecil di pedesaan dapat membantu
meningkatkan pendapatan masyarakat. Contohnya, pengembangan industri
kecil di sebuah Desa yang mempunyai potensi untuk dikembangkan mengingat
sumberdaya alam lokal dan kreativitas masyarakat pada bidang seni ataupun
kerajinan cukup.
3. Meningkatkan kemandirian: Dengan adanya home industry, masyarakat desa
dapat mengembangkan kemandirian dan mengurangi angka pengangguran
dengan memberikan pengetahuan serta memanfaatkan sumber daya yang ada.
4. Meningkatkan kualitas hidup: Industri kreatif dapat dijadikan sebagai
pondasi ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat setempat di daerah pedesaan.
Industri yang beroperasi dengan baik dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat desa dengan meningkatkan akses terhadap barang dan jasa, seperti
pendidikan, perawatan kesehatan, dan rekreasi
5. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal: Pemberdayaan masyarakat
dalam pengembangan industri rumah tangga dapat memberikan pengetahuan
tentang penggunaan teknologi dalam pembuatan design kemasan produk dan
pemasaran digital hasil industri rumah tangga sehingga dapat meningkatkan
pemanfaatan sumber daya lokal.
6. Meningkatkan kesejahteraan: Kontribusi dari industrialisasi pedesaan
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa adalah lapangan pekerjaan,
penghasilan masyarakat, peluang usaha, kebutuhan sehari-hari, modal kerja,
kegiatan sosial masyarakat, dan sarana umum. Kontribusi tersebut merupakan
bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) dan kontribusi secara tidak
langsung dari adanya industri
7. Transfer Teknologi: Industri sering membawa teknologi dan pengetahuan baru
ke desa. Dengan adanya industri, penduduk desa memiliki akses lebih besar
terhadap pengetahuan dan keterampilan baru, yang dapat digunakan dalam
berbagai usaha lokal.

9
2.3. Problem Pengembangan Masyarakat dan Industri
Masyarakat desa dan industri, sebagai sebuah komunitas yang tengah
mengalami perubahan akibat pembangunan, tidak bisa terhindar dari sejumlah
masalah. Beberapa dari masalah-masalah ini merupakan permasalahan lama yang
masih belum terselesaikan, sementara yang lain adalah masalah baru yang muncul
sebagai dampak dari perubahan secara menyeluruh atau bahkan sebagai akibat
negatif dari pembangunan itu sendiri.

Dalam konteks ini, suatu situasi dianggap sebagai masalah ketika harapan atau
aspirasi tidak tercapai karena realitas yang dihadapi berbeda dengan yang
diharapkan. Oleh karena itu, penyelesaian atau solusi diperlukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut melalui upaya-upaya yang khusus. Ada pemahaman bahwa
tidak semua aspek kehidupan di desa mencapai apa yang diinginkan oleh
masyarakat dan pemerintah. Bahkan, banyak yang masih jauh dari mencapai tingkat
perkembangan yang diharapkan.

Masalah-masalah di pedesaan dapat timbul sebagai hasil dari pengaruh luar,


seperti perubahan sosial atau ekonomi di wilayah sekitar, dan juga sebagai akibat
dari dinamika internal atau perkembangan yang terjadi di dalam desa itu sendiri.
Dengan demikian, masyarakat desa dan industri harus menghadapi dan mencari
solusi untuk berbagai permasalahan ini agar dapat mencapai tujuan dan harapan
yang mereka anut.

Masalah-masalah di Masyarakat Desa yang Sedang Mengalami Perubahan:

a. Masalah Ekonomi: Pembangunan di desa seringkali memunculkan masalah


ekonomi, terutama ketika industri dan perusahaan besar memasuki wilayah desa
tersebut. Hal ini bisa menyebabkan ketidaksetaraan dalam distribusi pendapatan
dan kekayaan di antara masyarakat desa. Banyak penduduk desa mungkin tidak
memiliki akses yang sama terhadap peluang ekonomi, dan beberapa mungkin
tertinggal.
b. Masalah Sumber Daya Alam: Perubahan di desa seringkali berdampak pada
sumber daya alam, seperti lahan pertanian, hutan, dan air. Masalah deforestasi,

10
degradasi lahan, dan kerusakan lingkungan dapat terjadi sebagai akibat dari
aktivitas industri dan pembangunan. Hal ini dapat mengancam keberlanjutan
sumber daya alam dan mata pencaharian tradisional masyarakat desa.
c. Masalah Sosial dan Budaya: Perubahan ekonomi dan sosial yang cepat dalam
masyarakat desa dapat mempengaruhi budaya dan struktur sosial mereka.
Perubahan ini seringkali disertai dengan masalah seperti urbanisasi, perubahan
nilai-nilai tradisional, dan potensi hilangnya kearifan lokal.
d. Keterbatasan Akses ke Sumber Daya dan Teknologi: Banyak desa masih
memiliki keterbatasan dalam akses terhadap sumber daya seperti air bersih,
listrik, atau infrastruktur teknologi informasi. Hal ini dapat membatasi
perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
e. Ketidaksetaraan dalam Distribusi Manfaat: Pembangunan ekonomi seringkali
tidak merata di desa, sehingga ada ketidaksetaraan dalam distribusi manfaat.
Sebagian masyarakat bisa mendapatkan keuntungan, sementara yang lain tetap
terpinggirkan.
f. Dampak Lingkungan: Pembangunan industri dan pertanian modern seringkali
berdampak negatif pada lingkungan di desa, termasuk polusi air dan udara,
deforestasi, dan kerusakan ekosistem.
g. Keterbatasan Lapangan Pekerjaan: Terutama di desa-desa yang terpencil,
lapangan pekerjaan terbatas, sehingga masyarakat bisa menghadapi
pengangguran dan kemiskinan.
h. Kesehatan dan Pendidikan: Akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan
berkualitas mungkin terbatas di beberapa desa, yang mempengaruhi kualitas
hidup masyarakat.
i. Infrastruktur yang Buruk: Infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan sarana
transportasi seringkali dalam kondisi buruk, membatasi akses ke pasar dan
peluang ekonomi lainnya.

Pengembangan masyarakat industri adalah proses yang melibatkan berbagai


aspek yang berkontribusi pada pertumbuhan dan kemajuan sektor industri suatu
daerah atau negara. Masalah yang mungkin muncul dalam pengembangan
masyarakat industri dapat mencakup berbagai aspek, termasuk:

11
a. Infrastruktur: Ketersediaan infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, air bersih,
dan telekomunikasi yang memadai dapat menjadi masalah serius dalam
pengembangan industri. Kekurangan infrastruktur ini dapat menghambat
pertumbuhan industri.
b. Kualifikasi Tenaga Kerja: Masalah dalam mencari tenaga kerja yang memiliki
keterampilan dan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan industri. Pelatihan
dan pendidikan yang kurang sesuai dengan tuntutan industri dapat menjadi
hambatan.
c. Akses Ke Sumber Daya: Industri sering memerlukan akses yang memadai ke
sumber daya seperti bahan baku, energi, dan air. Keterbatasan akses ini dapat
menghambat pertumbuhan industri.
d. Regulasi dan Birokrasi: Kebijakan dan peraturan yang tidak efisien, birokrasi
yang rumit, dan korupsi dapat menjadi hambatan dalam pengembangan industri.
Proses perizinan yang lambat dan mahal juga dapat menghambat investasi.
e. Riset dan Inovasi: Kurangnya investasi dalam riset dan pengembangan, serta
kurangnya budaya inovasi, dapat menghambat kemajuan industri. Industri yang
tidak terus berinovasi cenderung ketinggalan dalam persaingan global.
f. Keberlanjutan Lingkungan: Masalah lingkungan seperti polusi, pengelolaan
limbah, dan penggunaan sumber daya yang berlebihan dapat menghambat
pertumbuhan industri, terutama dalam era di mana keberlanjutan menjadi
perhatian utama.
g. Akses ke Pasar: Kesulitan dalam mengakses pasar lokal maupun internasional
dapat menjadi masalah. Tarif perdagangan, hambatan non-tarif, dan kendala
ekspor dan impor dapat memengaruhi kemampuan industri untuk bersaing di
pasar global.
h. Ketidakpastian Ekonomi: Fluktuasi ekonomi, perubahan mata uang, dan
ketidakstabilan makroekonomi dapat mengganggu rencana pengembangan
industri.
i. Akses ke Pendanaan: Kesulitan dalam mendapatkan modal dan pendanaan yang
cukup untuk memulai atau mengembangkan bisnis industri.

12
j. Ketidaksetaraan Sosial: Ketidaksetaraan dalam distribusi manfaat ekonomi dari
pengembangan industri dapat menciptakan ketegangan sosial dan konflik.

Untuk mengatasi masalah pengembangan masyarakat industri, diperlukan


upaya dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat secara keseluruhan. Ini
termasuk reformasi kebijakan, investasi dalam infrastruktur, pendidikan dan
pelatihan tenaga kerja, promosi inovasi, dan tindakan untuk menjaga keseimbangan
antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

2.4.Upaya dalam Mengatasi Permasalahan


Untuk mengatasi masalah pengembangan masyarakat desa dan industri,
diperlukan upaya dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat secara
keseluruhan. Ini termasuk reformasi kebijakan, investasi dalam infrastruktur,
pendidikan dan pelatihan tenaga kerja, promosi inovasi, dan tindakan untuk
menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan
lingkungan.

Berikut adalah beberapa upaya solusi secara umum terkait dengan


permasalahan yang muncul dalam pengembangan masyarakat desa yang sedang
mengalami perubahan:

1. Masalah Ekonomi:
Meningkatkan akses masyarakat desa terhadap peluang ekonomi dengan
memberikan pelatihan dan pendidikan keterampilan yang sesuai dengan
kebutuhan industri dan pasar. Mendorong pembangunan ekonomi yang merata
dan berkelanjutan di desa dengan memperhatikan keberlanjutan sumber daya
alam dan kearifan lokal.
2. Masalah Sumber Daya Alam:
Menerapkan kebijakan dan regulasi yang ketat untuk mengurangi dampak
negatif industri dan pembangunan pada sumber daya alam. Mendorong
pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan memperhatikan kearifan
lokal.

13
3. Masalah Sosial dan Budaya:
Mendorong pelestarian kearifan lokal dan nilai-nilai tradisional masyarakat
desa. Memberikan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan
dan kemampuan masyarakat desa dalam menghadapi perubahan sosial dan
ekonomi.
4. Keterbatasan Akses ke Sumber Daya dan Teknologi :
Meningkatkan akses masyarakat desa terhadap sumber daya seperti air bersih,
listrik, dan infrastruktur teknologi informasi. Mendorong pengembangan
teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa.
5. Ketidaksetaraan dalam Distribusi Manfaat:
Menerapkan kebijakan dan regulasi yang adil dan merata dalam distribusi
manfaat ekonomi dari pembangunan di desa. Mendorong partisipasi masyarakat
desa dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan di desa.
6. Dampak Lingkungan:
Menerapkan kebijakan dan regulasi yang ketat untuk mengurangi dampak
negatif industri dan pembangunan pada lingkungan di desa. Mendorong
pengembangan industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
7. Keterbatasan Lapangan Pekerjaan:
Mendorong pengembangan sektor ekonomi yang berpotensi menciptakan
lapangan pekerjaan di desa, seperti pariwisata dan pertanian. Memberikan
pelatihan dan pendidikan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri
dan pasar.
8. Kesehatan dan Pendidikan:
Meningkatkan akses masyarakat desa terhadap layanan kesehatan dan
pendidikan berkualitas. Mendorong pengembangan infrastruktur kesehatan dan
pendidikan di desa.
9. Infrastruktur yang Buruk
Meningkatkan akses masyarakat desa terhadap infrastruktur dasar seperti jalan,
jembatan, dan sarana transportasi. Mendorong pengembangan infrastruktur
yang memadai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di desa.

14
Berikut adalah beberapa upaya solusi secara umum terkait dengan permasalahan
yang muncul dalam pengembangan masyarakat industri:

1. Infrastruktur: Pemerintah dapat meningkatkan investasi dalam pembangunan


infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, air bersih, dan telekomunikasi yang
memadai untuk mendukung pertumbuhan industri.
2. Kualifikasi Tenaga Kerja: Pemerintah dapat meningkatkan investasi dalam
pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan industri untuk
menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan kualifikasi yang
sesuai dengan kebutuhan industri.
3. Akses Ke Sumber Daya: Pemerintah dapat memfasilitasi akses yang memadai
ke sumber daya seperti bahan baku, energi, dan air untuk mendukung
pertumbuhan industri.
4. Regulasi dan Birokrasi: Pemerintah dapat memperbaiki kebijakan dan peraturan
yang tidak efisien, birokrasi yang rumit, dan korupsi untuk memudahkan proses
perizinan dan investasi.
5. Riset dan Inovasi: Pemerintah dapat meningkatkan investasi dalam riset dan
pengembangan serta mempromosikan budaya inovasi untuk mendukung
kemajuan industri.
6. Keberlanjutan Lingkungan: Pemerintah dapat memperketat regulasi terkait
lingkungan dan mempromosikan praktik bisnis yang ramah lingkungan untuk
mendukung pertumbuhan industri yang berkelanjutan.
7. Akses ke Pasar: Pemerintah dapat memperbaiki tarif perdagangan, mengurangi
hambatan non-tarif, dan memfasilitasi ekspor dan impor untuk membantu
industri dalam mengakses pasar lokal maupun internasional.
8. Ketidakpastian Ekonomi: Pemerintah dapat memperkuat stabilitas ekonomi dan
mengurangi fluktuasi ekonomi serta perubahan mata uang untuk mendukung
rencana pengembangan industri.
9. Akses ke Pendanaan: Pemerintah dapat memfasilitasi akses ke pendanaan dan
modal yang cukup untuk memulai atau mengembangkan bisnis industri.

15
10. Ketidaksetaraan Sosial: Pemerintah dapat memperbaiki distribusi manfaat
ekonomi dari pengembangan industri untuk mencegah terjadinya ketegangan
sosial dan konflik.

16
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam rangka mengatasi permasalahan dalam pengembangan masyarakat
desa dan industri, diperlukan berbagai upaya yang melibatkan pemerintah, sektor
swasta, dan masyarakat. Upaya-upaya tersebut mencakup reformasi kebijakan,
investasi dalam infrastruktur, pendidikan dan pelatihan tenaga kerja, promosi
inovasi, dan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan
keberlanjutan lingkungan.

Pentingnya mengatasi masalah-masalah tersebut tidak hanya untuk


mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tetapi juga untuk menjaga
keberlangsungan masyarakat desa dan industri, serta memastikan distribusi manfaat
yang lebih merata. Dalam hal ini, pengembangan masyarakat desa harus
memperhatikan kearifan lokal dan keberlanjutan sumber daya alam, sementara
pengembangan industri harus memperhatikan efisiensi, keberlanjutan lingkungan,
dan distribusi manfaat yang lebih adil.

Dengan upaya yang tepat dan kolaborasi yang baik antara semua pihak
terkait, diharapkan masyarakat desa dan industri dapat mencapai pertumbuhan yang
lebih inklusif, berkelanjutan, dan memberikan manfaat bagi semua pihak. Hal ini
akan membantu menciptakan kondisi yang lebih baik bagi masyarakat desa dan
industri, serta berkontribusi pada kemajuan dan kesejahteraan yang lebih baik bagi
seluruh masyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Adi, I. Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai


Upaya Pemberdayaan Masyarakat. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Ambar Teguh Sulistyani, 2004, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan.


Yogyakarta : Graha Ilmu.

Neni Hernita, Z. H. (2022). Pemberdayaan Masyarakat Dalama Pengembangan


Industri Rumah Tangga Buntea Di Kelurahan Air DIngin. Jurnal of
community engagement research for sustainability.
Hermita, N., Putra, Z. H., Alpusari, M., Alim, J. A., Joleha, J., Dahnilsyah, D., ...
& Agustin, A. (2022). Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan
Industri Rumah Tangga Buntea di Kelurahan Air Dingin. Journal of
Community Engagement Research for Sustainability, 2(5), 245-252.
Husada, I. Gede Githa Dharma. "Industri Kecil dalam Pembangunan Pedesaan."
Wacana Journal of Social and Humanity Studies 12.2 (2009): 402-416.
Rahma, R. S. Kontribusi industrialisasi pedesaan terhadap kehidupan sosial
ekonomi masyarakat desa (studi kasus Desa Benda Kecamatan Cicurug
Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat) (Bachelor's thesis, Jakarta:
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah)
Rahmawati, F. K., & Setyono, J. S. (2014). Perkembangan industri di pedesaan dan
perubahan karakteristik wilayah desa di Desa Nguwet Kecamatan Kranggan
Kabupaten Temanggung. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 3(4),
792-806.
UN-DESA Voice. (2023, Oktober). Tautan:
https://www.un.org/development/desa/un-desa-voice/feature/2023/10
UN Department of Economic and Social Affairs (DESA). Tautan:
https://www.un.org/en/desa
WHO. (2018, 30 Oktober). "Air Pollution Conference." Tautan:
https://www.who.int/news-room/events/detail/2018/10/30/default-
calendar/air-pollution-conferenc

18

Anda mungkin juga menyukai