Disusun Oleh :
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Problem
Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri. Dalam pembuatan makalah ini penyusun
banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari beberapa pihak. Oleh karena itu,
penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ridwan Mubarok M. Ag,
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri yang
telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
2.2. Peran Indutri dalam Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri ............................. 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa selalu berkaitan dengan berbagai
problematikanya antara lain kemiskinan, akses bagi pemenuhan kebutuhan hidup
yang layak, ketimpangan sosial, kelembagaan yang belum berjalan efektif, dan
kemandirian masyarakat desa merupakan deskripsi atas persoalan masyarakat di
tingkat pedesaan. Pada satu sisi masyarakat pedesaan memiliki kekuatan modal
sosial berupa tata kehidupan dengan basis gotong royong yang kuat. Untuk itu
pemberdayaan masyarakat desa seiring dengan pemberlakuan Otonomi Daerah
tahun 2000 merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Hal ini sejalan dengan pendapat Shardlow (1998) sebagaimana dikutip oleh Adi
bahwa pengertian pemberdayaan, pada intinya membahas bagaimana individu,
kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka."
Dari pendapat para ahli di atas pemberdayaan masyarakat dan desa merupakan
hal yang sangat strategis dalam rangka membangun dan mengembangkan semua
potensi yang ada di masyarakat agar masyarakat benar- benar berdaya baik secara
1
individu, kelompok maupun komunitas lainnya sehingga bisa berkontribusi secara
aktual demi menuju kemandirian masyarakat dan desa sesuai yang diharapkan.
Pembangunan dalam halnya bidang industri merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena dalam pembangunan industri dapat
menciptakan lapangan kerja baru sehingga akan menyerap tenaga kerja. Kehadiran
sektor industri ini dituntut untuk menciptakan keanekaragaman kehidupan
ekonomi. Dengan adanya lapangan kerja baru ini diharapkan dapat meningkatkan
aktivitas ekonomi dan setidaknya dapat mengurangi angka pengangguran yang ada.
2
Dengan demikian suatu masalah senantiasa memerlukan penyelesaian atau
pemecahan melalui upaya-upaya tertentu agar apa yang dicita-citakan itu tercapai.
Disini ditemukan bahwa tidak semua keadaan di desa yang dicita-citakan itu
terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak sedikit yang taraf
perkembangannya masih sangat jauh dari cita-cita masyarakat dan
pemerintahnya.Keadaan seperti itu yang disebut masalah-masalah di pedesaan.
Masalah-masalah tersebut terjadi sebagai akibat pengaruh dari luar desa, maupun
sebagai akibat dinamika atau perkembangan intern dari desa itu sendiri.
1.2.Rumusan Masalah
1. Pengertian Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri
2. Peran Industri dalam Pengembangan Masyarakat Desa
3. Problem dalam Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri
4. Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Problem
1.3.Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri
2. Mengetahui peran Industri dalam Pengembangan Masyarakat Desa
3. Mengetahui problem dalam Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri
4. Mengetahui upaya Pemerintah dalam Mengatasi Problem
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Pengembangan Masyarakat Desa dan Industri
2.1.1 Pengembangan Masyarakat Desa
4
bertahan sedemikian rupa sehingga mempengaruhi arah dan sifat perkembangan
kota. Kedua, kendati sejak awal tahun 1970-an pemerintah orde baru telah
mencanangkan berbagai macam kebijaksanaan dan program pembangunan
pedesaan yang ditandai dengan inovasi teknologi modern, secara umum kondisi
sosial ekonomi desa masih memprihatinkan. Betul bahwa pemerintah orde baru
telah sukses mengantarkan Indonesia dari salah satu negara impor beras nomor
wahid di dunia menjadi negara berswasembada beras, dan konflik-konflik sosial
yang berakar dari kompetisi memenuhi thebasic needs di pedesaan kini hampir
tidak lagi terdengar, sehingga seperti dinyatakan sejumlah pakar strategi
pembangunan pedesaan yang kita pilih sudah menapak pada jalan yang benar.
5
pula bagi pemerintah kecamatan, kabupaten, propinsi bahkan pemerintah pusat,
karena pembangunan desa merupakan bagian integral pembangunan nasional.
Pembangunan masyarakat desa adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan
berkelanjutan untuk mencapai masyarakat desa yang di cita-citakan guna mencapai
masyarakat sejahtera (perubahan pola hidup dan pola tingkah laku dari berfikir
tradisonal menjadi masyarakat yang modern). Desa merupakan daerah otonom
bedasarkan adat istiadat dan kearifa local. Pembangunan pada hakikatnya adalah
proses perubahan yang diharapkan menghasilkan perbaikan hidup masyarakat baik
secara kualitas maupun kuantitas, maka setiap perubahan tersebut akan sangat
ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu diantaranya adalah sumber daya
manusia. Sumber daya manusa merupakan faktor penting dalam setiap proses
perubahan atau pembangunan. Sumber daya manusia merupakan modal dasar
pembangunan yang utama. Sumber daya manusia yang mana? Sumber daya
manusia yang menjadi modal dasar pembangunan adalah manusia yang terampil
dan terdidik. Manusia yang terdidik, terlatih, dan terampil akan mampu menangani
masalah. Sebaliknya manusia yang tidak terdidik, terlatih, dan terampil justru akan
memberatkan negara karena mereka tidak bisa menjadi bagian dari orang yang
menyelesaikan masalah pembangunan tapi malah menjadi beban. Mereka menjadi
orang yang harus dibantu oleh orang lain dan negara.
6
kebutuhan hidupnya sendiri atau kelompoknya. Seiring berjalanannya waktu
manusia mulai menemukan cara baru untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu
bercocok tanam, dengan bercocok tanam manusia memiliki sebuah gaya hidup baru
yaitu dengan menetap dan sudah tidak lagi mengembara untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Ketika manusia masih menggunakan cara hidup berburu dan
meramu, pembagian kerja dalam gaya hidup seperti itu masih sangat sederhana
dimana masih ditentukan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebagai pemburu
sedangkan perempuan bertugas untuk meramu juga mengolah hasil dari buruan
tersebut. Selanjutnya manusia mulai mengenal konsep beternak dan pertanian yang
dimana hal ini menjadi bukti bahwa manusia terus belajar dan menemukan hal baru
yang tentunya hal tersebut akan membantu atau mempermudah
kehidupannya. Kemudian inovasi tidak berhenti, teknologi-teknologi baru mulai
bermunculan dimana hal itu membuat sebuah tenaga manusia tidak lagi diperlukan,
hanya beberapa bidang saja yang membutuhkan keahlian manusia.
Hal ini dibuktikan oleh adanya revolusi industri sebab fenomena tersebut
menjadi peralihan dari teknologi manual menjadi teknologi industri, yang dimana
teknologi manual masih membutuhkan banyak tenaga manusia sedangkan
teknologi sudah mampu mengandalkan tenaga mesin. Perkembangan dari teknologi
ini menjadikan banyaknya tenaga manusia yang sudah tidak digunakan lagi dalam
proses produksi. Akibatnya adalah banyak orang yang kehilangan mata
pencahariannya dan hal ini bisa berkembang menjadi kenaikan angka kriminalitas.
7
Proses pembangunan pedesaan menurut Rostow (dalam Rustiadi et al.,
2009:121) melalui proses industrialisasi diawali oleh transformasi struktural
dimana tidak hanya menyangkut perubahan pada struktur perekonomiannya saja,
namun juga menyangkut peranan sektor pertanian terhadap sektor industri yang
relatif semakin mengecil. Selain peranan sektor pertanian terhadap sektor industri
juga menyangkut perubahan orientasi organisasi ekonomi politik dan sosial yang
semula mengarah ke dalam, menjadi berorientasi keluar wilayah. Pengembangan
industri pedesaan sendiri dapat dikarenakan oleh berbagai faktor seperti
ketersediaan lokasi sumberdaya dan akses, sehingga tidak semua industri begitu
saja dibangun di pedesaan. Pengembangan pembangunan industri pada daerah
pedesaan biasanya akan mengakibatkan perubahan lingkungan berupa
berkembangnya jaringan infrastruktur yang dibarengi dengan segala aktivitas yang
ada di dalamnya. Industrialisasi pedesaan disatu sisi dapat menjadi solusi
penyelesaian permasalahan ekonomi desa, namun disisi lain dapat mengubah fungsi
dan tata guna lahan pertanian di pedesaan serta membawa perubahan pada struktur
sosial dan ekonomi pedesaan.
8
pengangguran dan memungkinkan masyarakat desa untuk memperoleh
penghasilan yang stabil.
2. Meningkatkan pendapatan: Industri kecil di pedesaan dapat membantu
meningkatkan pendapatan masyarakat. Contohnya, pengembangan industri
kecil di sebuah Desa yang mempunyai potensi untuk dikembangkan mengingat
sumberdaya alam lokal dan kreativitas masyarakat pada bidang seni ataupun
kerajinan cukup.
3. Meningkatkan kemandirian: Dengan adanya home industry, masyarakat desa
dapat mengembangkan kemandirian dan mengurangi angka pengangguran
dengan memberikan pengetahuan serta memanfaatkan sumber daya yang ada.
4. Meningkatkan kualitas hidup: Industri kreatif dapat dijadikan sebagai
pondasi ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat setempat di daerah pedesaan.
Industri yang beroperasi dengan baik dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat desa dengan meningkatkan akses terhadap barang dan jasa, seperti
pendidikan, perawatan kesehatan, dan rekreasi
5. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal: Pemberdayaan masyarakat
dalam pengembangan industri rumah tangga dapat memberikan pengetahuan
tentang penggunaan teknologi dalam pembuatan design kemasan produk dan
pemasaran digital hasil industri rumah tangga sehingga dapat meningkatkan
pemanfaatan sumber daya lokal.
6. Meningkatkan kesejahteraan: Kontribusi dari industrialisasi pedesaan
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa adalah lapangan pekerjaan,
penghasilan masyarakat, peluang usaha, kebutuhan sehari-hari, modal kerja,
kegiatan sosial masyarakat, dan sarana umum. Kontribusi tersebut merupakan
bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) dan kontribusi secara tidak
langsung dari adanya industri
7. Transfer Teknologi: Industri sering membawa teknologi dan pengetahuan baru
ke desa. Dengan adanya industri, penduduk desa memiliki akses lebih besar
terhadap pengetahuan dan keterampilan baru, yang dapat digunakan dalam
berbagai usaha lokal.
9
2.3. Problem Pengembangan Masyarakat dan Industri
Masyarakat desa dan industri, sebagai sebuah komunitas yang tengah
mengalami perubahan akibat pembangunan, tidak bisa terhindar dari sejumlah
masalah. Beberapa dari masalah-masalah ini merupakan permasalahan lama yang
masih belum terselesaikan, sementara yang lain adalah masalah baru yang muncul
sebagai dampak dari perubahan secara menyeluruh atau bahkan sebagai akibat
negatif dari pembangunan itu sendiri.
Dalam konteks ini, suatu situasi dianggap sebagai masalah ketika harapan atau
aspirasi tidak tercapai karena realitas yang dihadapi berbeda dengan yang
diharapkan. Oleh karena itu, penyelesaian atau solusi diperlukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut melalui upaya-upaya yang khusus. Ada pemahaman bahwa
tidak semua aspek kehidupan di desa mencapai apa yang diinginkan oleh
masyarakat dan pemerintah. Bahkan, banyak yang masih jauh dari mencapai tingkat
perkembangan yang diharapkan.
10
degradasi lahan, dan kerusakan lingkungan dapat terjadi sebagai akibat dari
aktivitas industri dan pembangunan. Hal ini dapat mengancam keberlanjutan
sumber daya alam dan mata pencaharian tradisional masyarakat desa.
c. Masalah Sosial dan Budaya: Perubahan ekonomi dan sosial yang cepat dalam
masyarakat desa dapat mempengaruhi budaya dan struktur sosial mereka.
Perubahan ini seringkali disertai dengan masalah seperti urbanisasi, perubahan
nilai-nilai tradisional, dan potensi hilangnya kearifan lokal.
d. Keterbatasan Akses ke Sumber Daya dan Teknologi: Banyak desa masih
memiliki keterbatasan dalam akses terhadap sumber daya seperti air bersih,
listrik, atau infrastruktur teknologi informasi. Hal ini dapat membatasi
perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
e. Ketidaksetaraan dalam Distribusi Manfaat: Pembangunan ekonomi seringkali
tidak merata di desa, sehingga ada ketidaksetaraan dalam distribusi manfaat.
Sebagian masyarakat bisa mendapatkan keuntungan, sementara yang lain tetap
terpinggirkan.
f. Dampak Lingkungan: Pembangunan industri dan pertanian modern seringkali
berdampak negatif pada lingkungan di desa, termasuk polusi air dan udara,
deforestasi, dan kerusakan ekosistem.
g. Keterbatasan Lapangan Pekerjaan: Terutama di desa-desa yang terpencil,
lapangan pekerjaan terbatas, sehingga masyarakat bisa menghadapi
pengangguran dan kemiskinan.
h. Kesehatan dan Pendidikan: Akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan
berkualitas mungkin terbatas di beberapa desa, yang mempengaruhi kualitas
hidup masyarakat.
i. Infrastruktur yang Buruk: Infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan sarana
transportasi seringkali dalam kondisi buruk, membatasi akses ke pasar dan
peluang ekonomi lainnya.
11
a. Infrastruktur: Ketersediaan infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, air bersih,
dan telekomunikasi yang memadai dapat menjadi masalah serius dalam
pengembangan industri. Kekurangan infrastruktur ini dapat menghambat
pertumbuhan industri.
b. Kualifikasi Tenaga Kerja: Masalah dalam mencari tenaga kerja yang memiliki
keterampilan dan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan industri. Pelatihan
dan pendidikan yang kurang sesuai dengan tuntutan industri dapat menjadi
hambatan.
c. Akses Ke Sumber Daya: Industri sering memerlukan akses yang memadai ke
sumber daya seperti bahan baku, energi, dan air. Keterbatasan akses ini dapat
menghambat pertumbuhan industri.
d. Regulasi dan Birokrasi: Kebijakan dan peraturan yang tidak efisien, birokrasi
yang rumit, dan korupsi dapat menjadi hambatan dalam pengembangan industri.
Proses perizinan yang lambat dan mahal juga dapat menghambat investasi.
e. Riset dan Inovasi: Kurangnya investasi dalam riset dan pengembangan, serta
kurangnya budaya inovasi, dapat menghambat kemajuan industri. Industri yang
tidak terus berinovasi cenderung ketinggalan dalam persaingan global.
f. Keberlanjutan Lingkungan: Masalah lingkungan seperti polusi, pengelolaan
limbah, dan penggunaan sumber daya yang berlebihan dapat menghambat
pertumbuhan industri, terutama dalam era di mana keberlanjutan menjadi
perhatian utama.
g. Akses ke Pasar: Kesulitan dalam mengakses pasar lokal maupun internasional
dapat menjadi masalah. Tarif perdagangan, hambatan non-tarif, dan kendala
ekspor dan impor dapat memengaruhi kemampuan industri untuk bersaing di
pasar global.
h. Ketidakpastian Ekonomi: Fluktuasi ekonomi, perubahan mata uang, dan
ketidakstabilan makroekonomi dapat mengganggu rencana pengembangan
industri.
i. Akses ke Pendanaan: Kesulitan dalam mendapatkan modal dan pendanaan yang
cukup untuk memulai atau mengembangkan bisnis industri.
12
j. Ketidaksetaraan Sosial: Ketidaksetaraan dalam distribusi manfaat ekonomi dari
pengembangan industri dapat menciptakan ketegangan sosial dan konflik.
1. Masalah Ekonomi:
Meningkatkan akses masyarakat desa terhadap peluang ekonomi dengan
memberikan pelatihan dan pendidikan keterampilan yang sesuai dengan
kebutuhan industri dan pasar. Mendorong pembangunan ekonomi yang merata
dan berkelanjutan di desa dengan memperhatikan keberlanjutan sumber daya
alam dan kearifan lokal.
2. Masalah Sumber Daya Alam:
Menerapkan kebijakan dan regulasi yang ketat untuk mengurangi dampak
negatif industri dan pembangunan pada sumber daya alam. Mendorong
pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan memperhatikan kearifan
lokal.
13
3. Masalah Sosial dan Budaya:
Mendorong pelestarian kearifan lokal dan nilai-nilai tradisional masyarakat
desa. Memberikan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan
dan kemampuan masyarakat desa dalam menghadapi perubahan sosial dan
ekonomi.
4. Keterbatasan Akses ke Sumber Daya dan Teknologi :
Meningkatkan akses masyarakat desa terhadap sumber daya seperti air bersih,
listrik, dan infrastruktur teknologi informasi. Mendorong pengembangan
teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa.
5. Ketidaksetaraan dalam Distribusi Manfaat:
Menerapkan kebijakan dan regulasi yang adil dan merata dalam distribusi
manfaat ekonomi dari pembangunan di desa. Mendorong partisipasi masyarakat
desa dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan di desa.
6. Dampak Lingkungan:
Menerapkan kebijakan dan regulasi yang ketat untuk mengurangi dampak
negatif industri dan pembangunan pada lingkungan di desa. Mendorong
pengembangan industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
7. Keterbatasan Lapangan Pekerjaan:
Mendorong pengembangan sektor ekonomi yang berpotensi menciptakan
lapangan pekerjaan di desa, seperti pariwisata dan pertanian. Memberikan
pelatihan dan pendidikan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri
dan pasar.
8. Kesehatan dan Pendidikan:
Meningkatkan akses masyarakat desa terhadap layanan kesehatan dan
pendidikan berkualitas. Mendorong pengembangan infrastruktur kesehatan dan
pendidikan di desa.
9. Infrastruktur yang Buruk
Meningkatkan akses masyarakat desa terhadap infrastruktur dasar seperti jalan,
jembatan, dan sarana transportasi. Mendorong pengembangan infrastruktur
yang memadai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di desa.
14
Berikut adalah beberapa upaya solusi secara umum terkait dengan permasalahan
yang muncul dalam pengembangan masyarakat industri:
15
10. Ketidaksetaraan Sosial: Pemerintah dapat memperbaiki distribusi manfaat
ekonomi dari pengembangan industri untuk mencegah terjadinya ketegangan
sosial dan konflik.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam rangka mengatasi permasalahan dalam pengembangan masyarakat
desa dan industri, diperlukan berbagai upaya yang melibatkan pemerintah, sektor
swasta, dan masyarakat. Upaya-upaya tersebut mencakup reformasi kebijakan,
investasi dalam infrastruktur, pendidikan dan pelatihan tenaga kerja, promosi
inovasi, dan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan
keberlanjutan lingkungan.
Dengan upaya yang tepat dan kolaborasi yang baik antara semua pihak
terkait, diharapkan masyarakat desa dan industri dapat mencapai pertumbuhan yang
lebih inklusif, berkelanjutan, dan memberikan manfaat bagi semua pihak. Hal ini
akan membantu menciptakan kondisi yang lebih baik bagi masyarakat desa dan
industri, serta berkontribusi pada kemajuan dan kesejahteraan yang lebih baik bagi
seluruh masyarakat.
17
DAFTAR PUSTAKA
18