Anda di halaman 1dari 20

METODE DAN TEKNIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

“IMPLEMENTASI DAN PENENTU KEBERHASILAN


SAEMAUL UNDONG”

OLEH:
KELOMPOK 3
AGIL WISNUTOMO 06151281823017
CICI ANGGUN DIANITA 06151181823002
RISKA WULANDARI 06151281823056
VETI SUSANTI 06151281823057

DOSEN PENGAMPU: 1. DRS. IMRON A. HAKIM, M.SI


2. MEGA NURRIZALIA, M.PD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai
salah satu tugas dari mata kuliah Metode dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat.
Salawat dan salam tak lupa pula kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Tak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada para dosen pengampu atas pemberian tugas dan makalah mengenai
“Metode dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan penyusunan laporan-laporan selanjutanya. Besar
harapan kami kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Sekian terima kasih.

Indralaya, Febuari 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................2
1.3 Tujuan ....................................................................................................3

BAB 2. PEMBAHASAN ..................................................................................4


2.1 Saemaul Undong....................................................................................4
2.2 Sistem dan Metode Pelaksanaan Saemaul Undong................................5
2.2.1 Sistem Pelaksanaan.......................................................................5
2.2.2 Metode Pelaksanaan......................................................................7

2.3 Faktor-Faktor dan Prestasi Dibalik Suksesnya Saemaul Undong..........9

2.3.1 Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Keberhasilan


Saemaul Undong...................................................................................9

2.3.2 Prestasi Saemaul Undong..........................................................11

2.4 Strategi Penguatan Saemaul Undong Baru..........................................12

BAB 3. PENUTUP ..........................................................................................15


3.1 Kesimpulan ..........................................................................................15
3.2 Saran.....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pengembangan masyarakat merupakan suatu model pembangunan yang


bergantung pada aspek kemampuan manusia didukung potensi sumber daya alam.
Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa posisi manusia pada pengembangan
masyarakat adalah sebagai pusat, titik pangkal dan sasaran akhir dari
pembangunan sehingga tepat menempatkannya sebagai subjek pengelola utama
(Cernea dalam Puspitasari, dkk. 2019:2). Upaya pengembangan masyarakat
menurut Dumasari juga termasuk ke dalam pembangunan sosial yang
dilaksanakan dengan tujuan untuk melengkapi proses pembangunan nasional
secara utuh, terpadu dan terintegrasi. Salah satu upaya yang dapat mendukung
pembangunan nasional berkelanjutan adalah pembangunan di wilayah perdesaan.

Salah satu dari contoh keberhasilan model pemberdayaan desa di dunia adalah
keberhasilan Korea Selatan dengan Saemaul Undong yang mampu mengubah
perekonomian dari sisi paling rendah menjadi salah satu negara maju di dunia
menarik perhatian banyak negara untuk mempelajari perubahan ini, terutama dari
negara-negara berkembang. Hal ini dikarenakan umumnya perekonomian negara
berkembang merupakan negara agraris yang juga ingin membuat transisi
perekonomian menjadi lebih maju seperti Korea Selatan. Saemaul memiliki arti
gerakan baru dan Undong berarti desa yang secara harfiah dapat dimaknai sebagai
gerakan pembangunan desa. Saemaul Undong sebagai gerakan modernisasi yang
dikampanyekan oleh Presiden Korea, Park Chung Hee pada awal 1970-an dengan
menggerakan desa-desa tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional yang masih
relevan di kalangan masyarakat (Jwa, 2018). Adanya pelibatan masyarakat secara
langsung dan masih memegang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat menjadikan
gerakan ini mudah diterima oleh banyak pihak. Munculnya tanggapan positif
terhadap gerakan Saemaul Undong menggerakkan Korea Selatan untuk
mempromosikan semangat Saemaul Undong ke berbagai negara yang juga
bekerjasama dengan badan PBB seperti United Nation Development Program

1
(UNDP) dengan tujuan mewujudkan Sustainable Development Goals. Sejauh ini
Saemaul Undong telah diimpelementasikan lebih dari sepuluh negara yang
tersebar di Asia dan Afrika dengan desa sebagai subjek utama pengembangan dari
program ini.

Gerakan Saemaul Undong ini menjadikan komunitas masyarakat sebagai


modal utama pembangunan desa (Yang, 2017). Kerjasama yang diinisiasi
langsung oleh masyarakat desa akan memiliki dampak yang lebih signifikan
terhadap pembangunan desa. Kerjasama ini memunculkan sinergi yang kuat
diantara masyarakat sehingga tujuan dari pembangunan itu dapat tercapai. Dalam
upaya ini, gerakan Saemaul Undong mendorong masyarakat untuk menemukan
solusi atas permasalahan desa yang mereka hadapi dengan memetakan tantangan
ataupun hambatan melalui kegiatan musyawarah atau rapat desa. Temuan dari
penelitian Rezaldi (2018) menunjukkan bahwa program yang direncanakan dan
diimplementasikan Saemaul Undong di Desa Ponjong memberikan pengaruh yang
positif bagi masyarakat desa. Hal ini dilakukan dengan menerapkan program
swadaya masyarakat, peningkatan hasil usaha kerajinan dan memperkuat peran
kerjasama antar lembaga baik di lembaga antar desa maupun dengan diluar desa.
Dengan cara ini, gerakan Saemaul Undong menjadikan masyarakat sebagai subjek
perubahan. Adanya proses pelibatan ini secara langsung dapat meningkatkan
partisipasi masyarakat untuk pembangunan desa, selain itu juga meningkatkan
kualitas sumber daya manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Saemaul Undong?
2. Bagaimana sistem dan metode pelaksanaan Saemaul Undong?
3. Bagaimana faktor-faktor dan prestasi dibalik suksesnya Saemaul Undong?
4. Bagaimana strategi penguatan Saemaul Undong baru?

2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Saemaul Undong.
2. Mengetahui sistem dan metode pelaksanaan Saemaul Undong.
3. Mengetahui faktor-faktor dan prestasi dibalik suksesnya Saemaul Undong.
4. Mengetahui strategi penguatan Saemaul Undong baru.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Saemaul Undong

Kata “Saemaul” berasal dari kata Sae, yang berarti pembaharuan secara
progresif yang didasarkan kepada pengalaman masa lampau, kata Maul, mengacu
pada masyarakat desa, regional, dan sosial. Selanjutnya Saemaul Undong
menggambarkan usaha-usaha yang secara terus menerus kearah masyarakat yang
baru dan modern pada masa kehidupan yang akan datang. Gagasan tentang
Saemaul Undong pertama kali disampaikan oleh Presiden Park, pada acara
pertemuan gubernur se-Korea pada tanggal 22 April 1970. Presiden Park yang
berasal dari anak petaniyang miskin meminta kepada para pegawai administrasi
daerah agar menyediakan program pengembangan pedesaan baru yang dapat
menarik perhatian dan meningkatkan semangat petani desa serta nelayan agar
mereka dapat belajar tentang kebijaksanaan dan saling bantu membantu sehingga
mereka menciptakan masyarakat mandiri.

Gerakan tersebut secara praktis dimulai pada bulan Oktober 1970 untuk
menentukan tindakan yang dapat mendorong upaya kemandirian di masyarakat
pedesaan melalui gotong royong Bersama antara penduduk desa, pemimpin desa
serta organisasi masyarakat dan meluncurkan Gerakan Desa Baru (New Village
Movement) serta semangat kemerdekaan (Independence), mandiri (Self-Help)
serta saling gotong royong (Mutual Cooporation). Tujuan Saemaul Undong
adalah membantu atau memfasilitasi pembangunan dan modernisasi masyarakat.
Gagasan ini tidak saja mengarah pada peningkatan kehidupan individu saja tetapi
juga meliputi seluruh kehidupan masyarakat desa. Tujuan akhir kampanye
Saemaul Undong adalah memajukan desa, sehingga masyarakat dapat menikmati
kesejahteraan fisik maupun spiritual.

4
2.2 Sistem dan Metode Pelaksanaan Saemaul Undong
2.2.1 Sistem Pelaksanaan
A. Tahun 1970-an

1. Sektor Pemerintah

Saemaul Undong dirintis sebagai Gerakan yang diprakarsai pemerintah,


namun pada dasarnya lebih banyak tenaga dan bantuan dari sector swasta. Pada
awalnya, karena kampanye Saemaul Undong menjadi kewenangan Departemen
dalam Negeri, maka hamper semua fungsi utama dan organisasi-organisasi
dipusatkan di departemen ini. Organisasi-organisasi lainnya mengambil peran
sesuai dengan sistem dan tugas masing-masing.

Organisasi-organisasi lain yang terkait dengan Saemaul Undong juga


dibentuk diberbagai departemen. Departemen pertanaian dan perikanan
mendirikan bagian yang mengurusi pendapatan Saemaul sejak Tahun 1973.
Departemen perdagangan dan perindustrian membentuk bagian pengembangan
pengolahan tanaman pangan pada Biro Usaha Kecil dan Menengah. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan seluruh Kepala Sekolah dan Guru untuk
menyelenggarakan program Pendidikan Saemaul, Departemen Kesehatan dan
Kemasyarakatan, dibawah Biro Sosial telah dibuka bagian yang bertanggung
jawab terhadap kesejahteraan regional.

2. Sektor Swasta

Semenjak pelaksanaan Saemaul Undong dibawah kepemimpinan Amerika


pada Tahun 1970-an, keberadaan organisasi-organisasi swasta sulit dikenali,
terkecuali organisasi komite-komite pembangunan desa di kelurahan. Tujuan
utama dari pengadaan komite pembangunan desa ialah untuk mengkoordinasikan
berbagai aktivitas dari berbagai organisasi fungsional penduduk pedesaaan saat
membicarakan dan mempertimbangkan berbagai proyek saemaul dan untuk
efektivitasnpelaksanaan berbagai kebijaksanaan administrasi pedesaan.

5
B. Pada Tahun 1980-an

1. Sektor Pemerintah

Saemaul Undong pada tahun 1980-an dibantu oleh sector swasta. Ketika
itu peran pemerintah pusat termasuk Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah sangat dikurangi. Pada tahun 1981 organisasi Saemaul Undong
dimasukkan dalam organisasi pemerintahan daerah, dalam organisasi ini terdiri
dari bagian perencanaan Saemaul, bagian pembinaan Saemaul dan termasuk
kelompok pimpinan Saemaul. Biro pengembangan daerah dicanangkan pada
tahun 1984 langsung dibawah kelompok pimpinan Saemaul. Pada bulan Januari
tahun 1989 pemerintahan mengadakan restrukturisasi dan memunculkan nama
bagian baru yaitu bernama Bagian Bantuan Gerakan Kewarganegaraan, dibawah
Biro Pemerintah Daerah, Departemen Dalam Negeri.

2. Sektor Swasta

Pada tahun 1980 muncul peraturan tentang organisasi Saemaul Undong,


peraturan tersebut menandai lahirnya kantor pusat Saemaul Undong dan era baru
dalam kepemimpinan sector swasta. Struktur baru organisasi Saemaul Undong
membawahi empat Lembaga yaitu:

1. Dewan pusat pimpinan Saemaul


2. Dewan pusat kelompok wanita Saemaul
3. Dewan pusat koperasi Saemaul Undong
4. Kantor pusat perusahaan Saemaul Undong

Saemaul Undong yang dijalankan oleh pihak swasta mengalami berbagai


perubahan, anatara lain:

a. Ada enam anggota perkumpulan bernama; Dewan Pusat Pemimpin


Saemaul, Dewan Pusat Perkumpulan Wanita Saemaul, Dewan
Perkumpulan Perusahan Saemaul Undong, Markas Besar Saemaul Undong
Pabrik, Federasi Perpuastakaan Mini Saemaul, dan Federasi Koperasi
Saemaul.

6
b. Kantor cabang di kota-kota kecil, desa-desa dan pinggiran kota jumlahnya
269.
c. Ada dua lembaga pelatihan adalah di Kota Songnam Provinsi Kyonggi dan
Kabupaten Changsong Provinsi Chonnam.

2.2.2 Metode Pelaksanaan


A. Seleksi Proyeksi Saemaul
Dalam tahun 1970-an pemerintahan (khususnya pemerintah pusat)
melaksanakan kegiatan seleksi proyek-proyek Saemaul. Sektor Swasta terlibat
dalam menyeleksi sampai dengan tahun 1980-an, pergantian ini merupakan
cerminan perkembangan pelaksanaan Saemaul Undong. Pada dasarnya Saemaul
Undong untuk meningkatkan tingkat dasar kehidupan, peningkatan pendapatan,
dan perubahan sikap menjadi lebih baik. Setiap tahun orgaisasi yang lebih tinggi
memutuskan prioritas proyek dan diinformasikan kepada desa atau desa yang
lebih luas dari sasaran proyek tersebut.

Beberapa kriteria dalam proses seleksi anatar lain sebagai berikut:

1. Sasaran proyek sangat dibutuhkan oleh daerah dan masyarakat suatu


wilayah tersebut.
2. Proyek harus mendukung kondisi daerah dan upaya mendorong
potensi pertumbuhan wilayah.
3. Proyek harus melayani seluruh daerah di dalam lingkup proyek, juga
melayani sejumlah daerah pada area tersebut dengan mempromosikan
kepentingan seluruh daerah.
4. Dampak proyek harus ada manfaatnya dalam jangka waktu yang lama,
dan cukup besar melibatkan unsur material dan sumber tenaga kerja
sebagai investasi dalam proyek. Proyek harus selalu siap dalam
menyediakan keuangan, sumber daya manusia dan waktu.

7
B. Pelaksanaan Proyek Saemaul

Proyek Saemaul dilaksanakan menurut rencana proyek. Agen yang


melaksanakan proyek juga bervariasi tergantung pada ukuran, sifat, dan lingkup
proyek. Jika sifat proyek tersebut penting, pemerintah daerah atau organisasi
fungsional yang lain membantu organisasi Saemaul dalam melaksanakan proyek
khusus, atau beberapa kasus, organisasi lain yang relevan mungkin akan
memberikan bantuan.

Dalam tahun 1970-an, Saemaul Undong menentukan desa sebagai unit


pelaksana. Prosedur pelaksanaan proyek di pedesaan dimulai dari Dewan
Pedesaan. Dewan melakukan diskusi dan memutuskan secara detail proyek dan
melaporkan hasilnya kepada kota lain juga pemerintahan daerah, dan kemudian
panitia pengembangan desa di pedesaan membawahi rencana tersebut. Pada awal
pelaksanaan, panitia membuat beberapa persiapan; pengumpulan uang, bila
memungkinkan dari masyarakat; penerimaan bantuan luar seperti bahan baku,
uang, dan teknologi dan dengan bantuan insinyur sipil atau teknisi konstruksi
yang ada dikota atau badan administrasi desa melengkapi struktur rencana untuk
dimodelkan atau dibangun pelaksanaan proyek sesegera mungkin dipersiapkan
secara lengkap. Bagian masyarakat, bagian pemuda, dan bagian pemimpin wanita
daerah, organisasi perkumpulan kursus harus melaksanakan proyek tersebut.
Ilustrasi dari bagian ini bahwa seluruh proses pelaksanaan adalah demokrasi, kerja
sama, dan efisiensi.

C. Evaluasi Proyek Saemaul

Evaluasi proyek dilaksanakan dalam tiga tahap, sebagai berikut:

1. Evaluasi tahap awal proyek


2. Evaluasi pelaksanaan
3. Evaluasi pasca proyek

Evaluasi tahap awal berupaya untuk menilai kesesuaian dan validitas


prioritas proyek dalam pelaksanaannya. Evaluasi pelaksanaan menilai kemajuan
proyek yang sedang berlangsung, dan memfokuskan perbaikan kesalahan dan

8
kelemahan proses dan persyaratan kembali proyek tersebut. Evaluasi tahap
pelaksanaan proyek berdasarkan laporan dari desa kelurahan, melaporkan hasilnya
kepada pengawas kota/atau daerah pedesaan/ pemimpin kota-kota kecil dan
administrator pedesaan menghormati dewan Saemaul, setiap bulannya untuk
mengevaluasi kemajuan proyek, dan melaporkan hasilnya dikota yang lebih besar
atau provinsi.

Pada akhir tahun, komite pembangunan desa di kelurahan melaporkan


kemajuan proyek selama satu tahun pada pertumuan umum desa, dan hasil
evaluasi ini sangat penting sebagai masukan pada pemilihan individu, desa,
wilayah untuk diberikan penghargaan.

2.3 Faktor-Faktor Dan Prestasi Dibalik Suksesnya Saemaul Undong


2.3.1 Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Keberhasilan Saemaul Undong
A. Tugas penting pemerintah: Pengentasan Kemiskinan

Satu faktor penentu yang mengarahkan dan kuatnya keterlibatan


pemerintahan adalah pengakuan pemerintah terhadap pengisi sosial.
Pengembangan ekonomi model Korea disebut “State Capitalism” atau
“Coorporate Korea”. Inti dari model ini adalah pemerintahan menjamin
pemerintahan raksasa, yang dikelola oleh korporasi pribadi yang menjadi arah
pengembangan nasional. Model Korea berkompromi antara kapitalisme yang
didukung oleh korporasi individual dan komunisme yang mana seluruh produksi
dimasyarakat dikontrol oleh pemerintah pusat.

State Capitalism merupakan strategi seluruh pengembangan yang


menjadmin keseimbangan diantara wilayah yang berbeda. Sebagai upaya
memperkuat manufaktur daripada bidang pertanian, melalui ekspor dan impor
dari pada keperluan domestik, pada perusahaan besar yang memiliki keuntungan
komparatif yang lebih efisien daripada bisnis kecil atau sedang, dan pada kota
besar (sebagai tempat yang baik untuk perusahaan besar) daripada kota kecil atau
pedesaan.

9
B. Mobilisasi Tujuan Umum Publik dalam Mencapai Keseimbangan
Pengembangan

Saemaul Undong muncul sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit


yang timbul pada saat bangsa tidak memiliki dana untuk membiayai modernisasi
lebih dari 35.000 desa. Sumber yang mungkin tidak dipakai adalah sumber daya
manusia pada pedesaan, karena rendahnya motivasi untuk meningkatkan kualitas
hidup. Secara alami, keberadaan kemiskinan merupakan gambaran dari situasi
politik. Pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan untuk menjadikan lahan
untuk dari samudera dan sekarang keseimbangan perolehan lahan dalam suatu
negara. Di Israel, pemerintahan baru dan modern secara kuat mendukung
pembangunan kota baru yang krusial untuk pertahanan nasional. Program diikuti
oleh dua pemerintahan yang sama dengan Saemaul Undong yang tujuannya
memperjelas dan berdampak pada politik dramatis.

C. Keterlibatan Politik dalam Proyek Kebijakan Bangsa

Keberhasilan proyek kebijakan nasional tetap diyakini sebagai komitmen


politik bangsa. Saemaul Undong dimulai secara mulus, keberhasilan dicapai atas
komitmen Presiden Park. Untuk menilai dan mendorong pertumbuhana
perekonomian banga, Presiden Park melakukan pretemuan bulanan dengan Badan
Perencanaan Ekonomi (the Economic Planning Board) yang didasarkan pada tren
ekonomi bulanan. Sejak Juni 1971, segera setelah Saemaul Undong dilaksanakan,
petani dengan hasil yang memuaskan mulai mempresentasikan sejarah
keberhasilannya pada pertemuan tersebut.

D. Meningkatnya Paritisipasi Masyarakat Umum

Kenyataan bahwa perubahan sikap pada setiap orang secara nyata


dikemukakan pada kursus pengembangan ekonomi Korea. Sebagai hasilnya
membuat ekonomi menyebar ke seluruh negeri, status sosial pengusaha sebagai
pemain utama pada pengembangan ekonomi muncul menjadi sebagai pemimpin
sosial. Dalam tradisi Korea menempatkan pengusaha pada level bawah pada
hirearki sosial. Secara tradisional, bangsawan ditempatkan diatas petani, petani

10
diatas pengusaha atau pengerajin, dan pengerajin diatas buruh. Secara kongkrit
mengubah pengalaman di Korea, pandangan hidup secara efektif memotivasi
masyarakat desa untuk meningkatkan ekonomi.

E. Munculnya Sikap Baru

Tidak perlu semua hal tersebut memiliki sikap dan kelakuan yang inovatif
dari tahap awal kampanye Saemaul Undong. Kesuksesan kampanye memerlukan
pembaharuan yang memproklamirkan inovasi dan yang mengikuti, melaksanakan
pengajaran mereka menjadi realitas. Dengan demikian, sebagian susksesnya
Saemaul Undong dapat diperoleh dengan munculnya pemimpin yang patut
dicontoh dan banyak pendukungnya.

2.3.2 Prestasi Saemaul Undong


A. Saemaul Undong dan Pengembangan Ekonomi
Saemaul Undong berperan dalam modernisasi sector pedesaan Korea,
yang pernah ditinggal dibelakang hampir selama 5000 tahun. Untuk pertama
kalinya dalam sejarah bangsa, pendapatan pertanian menjadi andalan bagi
perkotaan. Dalam tahun 1971, tahun pertama bagi Saemaul Undong, pendapatan
rata-rata keluarga perkotaan mencapai 452.000 Won Korea ketika itu mitranya
yakni pedesaan telah mencapai pendapatan 356.000 Won Korea. Selanjutnya
sekitar tiga tahun kemudian terjadi perubahan pendapatan di pedesaan telah
mencapai 674.000 Won Korea, sedangkan pendapatan bagi masyarakat perkotaan
mencapai 644.000 Won Korea. Pada tahun 1974 telah tercatat menjadi hari beras,
tanaman pokok Korea dihasilkan pada tingkat berlebihan.

B. Saemaul Undong dan Pembangunan Sosial

Kemajuan yang paling besar dicapai dalam peningkatan pendidikan dan


kebudayaan. Pada masa-masa tahun 1969 sampai dengan 1979 dimana kondisi
pendidikan 12% - 13% kepala rumah tangga di pedesaan telah menyelesaikan
pendidikan tingkat menengah atau tinggi dan di tahun 1979 ada 2,5 juta orang
atau 30% yang drop out dari sekolah menengah. Pengembangan sosial
menunjukkan perbaikan dari segi kualitas dan kuantitas. Terdapat dua prinsip

11
untuk memperbaiki kualitas dasar kehidupan yakni dengan promosi
kewarganegaraan yang lebih demokratis dan lebih memasyarakatkan status sosial
wanita.

C. Saemaul Undang dan Perubahan Sikap

Penelitian empiric dari perubahan selama periode tahun 1970-1975


menunjukkan efek Saemaul Undong terhadap perubahan sikap. Pada tahun 1970,
sebanyak 52% masyarakat yang mengikuti pemungutan suara menyatakan positif
tentang kemandirian dan keyakinan diri. Sedangkan pada tahun 1975, sebanyak
82% hasil survey menunjukkan adanya keinginan untuk bekerja keras dan untuk
memperbaiki masa depan. Tingkat kemandirian dan kerja sama yang diukur oleh
suatu penelitian dalam lima tahun meningkat dari 47,4% menjadi 76,2%.

2.4 Strategi Penguatan Saemaul Undong Baru


A. Penegakan Kembali Sebagai Organisasi Non-Pemerintah yang Maju
Menjelang akhir tahun 1980-an, perubahan besar telah dilakukan di Korea
dan hasilnya berupa peningkatan demokrasi. Hal ini pada gilirannya membawa
ledakan pertumbuhan gerakan sipil non-pemerintah, non-politik dan non-laba,
yang mengisyaratkan kepada Saemaul Undong untuk meningkatkan struktur dan
mekanismenya. Inti dari organisasi non-pemerintah pada masyarakat sipil di
negara barat terletak pada kesukarelaan mereka. Mereka telah berkembang lama
dan ditandai dengan partisipasi sukarela ketika mereka bergerak diantara
pertentangan berkelanjutan antara pemerintah, pasar dan warga negara selama
revolusi kewarganegaraan (the citizen’s revolution). Sementara itu, pada negara-
negara sedang berkembang perekonomian nasional sangat lemah dan kekurangan
modal untuk menunjang kebijakan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu,
organisasi-organisasi non-pemerintah di negara-negara tersebut bergerak pada dua
jalur yang berbeda; yakni memimpin gerakan anti pemerintah, bersekutu dengan
gerakan anti politik kemapanan, atau bertindak membantu memperbaiki fungsi-

12
fungsi system kesejahteraan umum yang lemah melalui pengembangan hubungan
kerja sama yang saling menguntungkan dengan pemerintah.

B. Pengetatan Otonomi di Bidang Administrasi

Agar Saemaul Undong membentuk dirinya sendiri sebagai gerakan sipil


yang murni diseluruh negeri baik dari nama maupun kenyataan, perlu dibuat
upaya untuk memperketat otonomi dalam bidang manajemen dan pelaksanaan
proyek-proyeknya

1. Saemaul Undong harus mengarahkan semua kemampuan untuk


membangun kembali kepercayaan diri Bangsa Korea dalam motto
“Kita dapat lari lagi (We can run again), dan menyegarkan kembali
kegairahan dan kegembiraan bangsa Korea melalui penyelenggaraan
kampanye untuk merombak kehidupan sehari-hari mereka.
2. Saemaul Undong harus berkontribusikan bagi pengembangan dan
penguatan masyarakat sipil dengan membangun system untuk menjalin
kerja sama dengan berbagai kejuruan dan organisasi-organisasi
gerakan masyarakat lainnya.
3. Saemaul Undong harus membentuk kembali dirinya sebagai gerakan
sipil yang transparan, 100% swasta, dan efisien dengan memelihara
dan menanamkan persatuan yang cocok sesuai dengan yang
dikampanyekan.
4. Saemaul Undong harus meningkatkan keotonomiannya dalam
melaksanakan proyek-proyek yang menjadi tanggung jawab Saemaul
Undong sendiri.
5. Saemaul Undong harus diarahkan pada maksimalisasi efisiensi
pelaksanaan proyek.

C. Perluasan Peranannya Sebagai Jaringan Pengaman berbasis Masyarakat

Perilaku penduduk pedesaan lebih dibatasi oleh norma-norma tradisional


ketimbang oleh peraturan-peraturan formal. Dengan demikian, barang siapa tidak
patuh kepada orang tuanya, menipu atau merampok yang lain, atau berselingkuh

13
atau berzina tidak akan pernah dimaafkan; berdasarkan kesepakatan bersama, para
pelanggar, batas-batas norma sosial segera diasingkan dari kehidupan masyarakat.
Dewasa ini, masyarakat Korea sedang menyaksikan merajalelanya beraneka
ragam masalah sosial; meningkatnya budaya hiburan yang menyesatkan dan
kegiatan-kegiatan illegal, pola piker dikotomi yang ekstrim, identitas yang tak
masuk akal dengan kelompok atau wilayah tertentu, pertentangan antar kelompok
sosial dan saling tidak mempercayai, tingginya angka kecelakaan termasuk
kematian akibat kecelakaan, dan polusi menyebabkan berbagai petaka.

Saemaul Undong akan meningkatkan kemampuannya untuk membantu


dalam membangun kembali nilai-nilai tradisional, menciptakan masyarakat sejati
dimana warganya mendorong perbuatan-perbuatan baik, menghindari berbuat
tidak etis, membantu tetangga bila diperlukan, dan hidup harmonis dengan
sesama.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Saemaul Undong merupakan program pembangunan dari pedesaan


yang berbasis komunitas yang diciptakan di provinsi Gyeongsangbuk-do pada
tahun 1970. Gerakan Saemaul Undong sangat berkontribusi dalam
mengurangi kemiskinan di Korea Selatan dan juga memperkecil disparitas
ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan. Gerakan Saemaul Undong
membawa semangat ketekunan, kemandirian, dan kerjasama yang membuat
gerakan ini sangat mampu untuk diimplementasikan di Korea Selatan.

Suksesnya gerakan Saemaul Undong disebabkan oleh beberapa faktor,


yakni pertama karena dukungan dari pemerintah yang sangat besar di
periode berdirinya Saemaul Undong. Kedua, partisipasi masyarakat yang
sangat tinggi dalam menyukseskan gerakan Saemaul Undong untuk
kesejahteraan mereka sendiri. Ketiga, gerakan Saemaul Undong mampu membuat
organisasi masyarakat menjadi hidup dengan memilih sendiri pemimpin mereka.
Keempat karena adanya pemimpin-pemimpin Saemaul yang dilatih di lembaga
pendidikan Saemaul yang dikhususkan untuk melatih mereka memiliki rasa
kepercayaan yang tinggi untuk bisa mengubah hidup meeka menjadi lebih baik.
Terakhir, karena adanya reformasi spiritual. Reformasi spiritual dalam bentuk
mendorong masyarakat pedesaan untuk berpikir out of the box dari yang selama
ini mereka pikirkan bahwa mereka tidakbisa mengubah hidup mereka yang
miskin karena mereka memang ditakdirkan seperti itu.

Gerakan Saemaul Undong berhasil mengurangi disparitas ekonomi


antara daerah pedesaan dengan perkotaan. Dibuktikan dengan naiknya tingkat
pendapatan masyarakat pedesaan dari tahun 1970 hanya sebesar 194.000 Won
Korea menjadi 1.532.300 Won Korea pada tahun 1979.

15
3.2 Saran

Penulis tentunya menyadari dalam penyusunan makalah masih terdapat


banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan umpan
balik dari pembaca berupa saran atau kritikan yang membangun. Terkait bahasan
Saemaul Undong ini diharapkan dapat menjadi sumber motivasi bagi Negara
Indonesia untuk mewujudkan bangsa yang maju. Mengingat perjuangan Korea
Selatan yang mengalami pertumbuhan luar biasa. Jadi, pembaca tidak hanya
mengetahui Korea Selatan karena Hallu Wave-nya dan budaya Kpop-nya saja,
akan tetapi juga mendapatkan pengetahuan bagaimana Korea Selatan
membangun negaranya dari titik terendah dan sampai sekarang dapat
menghasilkan budaya Kpop yang dapat dinikmati diseluruh dunia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Puspitasari, dkk. 2019. Pengembangan Kapasitas Masyarakat Partisipatif: Studi


Implementasi Saemaul Undong Di Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal
Sosiologi Pendidikan Humanis. 4(1): 2.

Chang-Ho, Park, dkk. 2002. Gerakan Masyarakat Baru di Korea: Filosofi dan
Aplikasi Saemaul Undong. Jakarta: Ditjen Pendidikan Luar Sekolah,
Depdiknas & KOICA.

17

Anda mungkin juga menyukai