Disusun oleh :
M. IdrusMaulana A 06151181823040
UNIVERSITAS SRIWAJAYA
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Segala puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah inidengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentu kami tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah kita nantikan syafaat-Nya di akhirat nanti.
Kami juga mengucap syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga mampu menyelesaikan
pembuatan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Masalah Sosialdan Pembangunan
mengenai : ”Ciri Manusia Pembangunan ”.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena
itu, kami menerima segala kritik serta saran sehingga makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..…..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..…….…ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………….iv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
1.1 LatarBelakang………………………………………………………………….1
1.2 RumusanMasalah……………………………………………………………...2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN……………………………..…………………………………..2
2.1 KajianPustaka…………….……........................................................................2
2.2 Pembahasan.......................................................................................................5
ii
BAB III PENUTUP………………………………………………………………..….….9
A. Kesimpulan…………………………………………………………..………..9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….......10
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
Di era persaingan dunia yang semakin tajam, bangsa Indonesia dituntut untuk
dapat mencapai keunggulan menuju tingkat produktivitas nasional yang tinggi. Agar
dapat memenangkan persaingan tersebut setiap masyarakat harus menguasai berbagai
bidang ilmu pengetahuan, teknologi (Iptek) dan keterampilan serta keahlian
1
professional yang dibutuhkan untuk memacu peningkatan nilai tambah berbagai sektor
industri dan pemerataan ekonomi secara berkelanjutan. Penekanan yang amat kuat
terhadap pengembangan sumber daya manusia, sebagaimana diamanatkan oleh UUD
1945 yakni pendidikan berorientasi pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai komitmen yang sangat besar untuk
mengejar ketertinggalan dari bangsa lain di dunia.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Pembangunan
Setelah sekitar lima dekade (sejak tahun 50an), konsep pembangunan yang growth
oriented ternyata tidak berhasil membangun harkat dan martabat manusia. Secara hakiki
PBB mencatat walaupun telah menghasilkan pertumbuhan material, pembangunan yang
ada bersifat jobless (tidak menghasilkan pekerjaan yang cukup dan bermartabat), ruthless
(kejam, karena semakin menambah kesenjangan, kemiskinan, ketidakadilan), rootless
(tidak mengakar di masyarakat, menancapkan dominasi budaya dari luar, mencerabut
tradisi dan nilai-nilai budaya lokal), voiceless (tidak mendengarkan aspirasi rakyat, kurang
demokratis dan partisipatif), dan futureless (menghancurkan lingkungan alam).
Pembangunan sosial adalah peningkatan kualitas norma dan nilai dalam pranata
sosial yang menghasilkan pola interaksi atau, lebih dalam lagi, pola relasi sosial (terutama
menyangkut hubungan kekuasaan), baik antar individu maupun kelompok. Jadi,
pembangunan sosial adalah perbaikan manusia dalam dimensi sosialnya.
3
Pembangunan sosial merupakan landasan dari pembangunan ekonomi sehingga
semua sektor pembangunan harus berakar pada kehidupan sosial-budaya yang dicita-
citakan oleh masyarakat yang bersangkutan, bukan sebaliknya, pembangunan sosial-
budaya hanya dijadikan sektor. Semua bidang kehidupan manusia, termasuk perdagangan,
industri dan sebagainya, berakar pada kehidupan sosial. Jadi, pembangunan sosial adalah
pembangunan elemen dasar dari kehidupan sosial, yaitu struktur, kultur dan proses sosial.
4
Peranan budaya dalam perekonomian saat ini mendapat perhatian utama dari ahli ekonomi
dan dipercaya bahwa budaya ekonomi suatu wilayah merupakan alat yang berguna bagi
pembangunan.Budaya konsumerisme kemudian mendorong masyarakat untuk
mengkonsumsi berbagai produk yang melebihi kebutuhan dasar .
2.2 Pembahasan
5
pelatihan yang sesuai dengan konsentrasi visi dan misi kelembagaan. Pemerataan
pendidikan telah diberlakukan wajib belajar 9 tahun, dan memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan sampai
jenjang S3.
6
Ciri-ciri Manusia Modern Menurut Alex Inkeles, terdapat 9 (Sembilan) ciri manusia
modern yakni:
a. Memiliki sikap hidup untuk menerima hal-hal baru dan terbuka untuk perubahan.
c. Menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan dari pada masa lalu.
e. Percaya diri.
f. Perhitungan.
Kultur adalah segala sistem nilai, norma, kepercayaan dan semua kebiasaan serta
adat istiadat yang telah mendarah daging (internalized) pada individu atau masyarakat
sehingga memiliki kekuatan untuk membentuk pola perilaku dan sikap anggota
masyarakat (dari dalam). Kebudayaan yang telah tertanam dalam suatu masyarakat tidak
selalu merupakan cara hidup terbaik bagi kesejahteraan dan martabat manusia maupun
kebudayaan yang ada untuk melindungi kepentingannya dan menindas golongan lainnya
melalui legitimasi budaya (cultural hegemony). Jadi, perlu pembangunan kultural untuk
7
meningkatkan kualitas sistem nilai, adat istiadat yang menghambat kesejahteraan rakyat
baik secara langsung, misalnya melalui sosialisasi, edukasi, maupun tidak langsung,
Ringkasnya, Negara terbelakang memiliki lembaga sosial dan sikap yang tdak
menunjang pembangunan ekonomi. Menurut laporan PBB dalam “Proses dan problema
industrialisasi di Negara terbelakang”, di Negara-negara terbelakang terdapat unsur-unsur
perlawanan sosial terhadap perubahan ekonomi yang berakar pada faktor-faktor
kelembagaan seperti nampak dalam: “stratifikasi pekerjaan yang ketat” yang didukung
oleh kepercayaan dan nilai tradisional; sikap yang “memandang rendah peranan bisnis,
ketidakcocockan dengan pola hidup dan konsep martabat sosial yang dipegang teguh oleh
kelompok kedudukan tinggi”, dan “pengelompokkan masyarakat berdasarkan kasta dan
kelas, agama dan suku bangsa, tradisi budaya dan pola sosial, warna kulit dan ciri-ciri
kedaerahan.” Faktor-faktor semacam ini menghalangi mobilitas sosial dan geografis dan
merupakan penghambat bagi kemajuan. Penduduk di Negara seperti itu menolak untuk
menerima nilai-nilai baru yang lahir sebagai dampak pembaharuan.
8
Pupuk,misalnya, memang merupakan suatu resiko menerapkan metode yang belum pernah
di coba ini mungkin menggundang resiko gagal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
yang didukung oleh kepercayaan dan nilai tradisional, sikap yang memandang rendah
peranan bisnis, ketidakcocokkan dengan pola hidup dan konsep martabat sosial yang
dipegang teguh oleh kelompok kedudukan tinggi, dan pengelompokkan masyarakat
berdasarkan kasta dan kelas, agama dan suku bangsa, tradisi budaya dan pola sosial, warna
kulit dan ciri-ciri kedaerahan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmin, Ferdinal. (2018) . Budaya dan Pembangunan Ekonomi : Sebuah Kajian Terhadap
Artikel Chavoshbashi Dan Kawan - Kawan. Jurnal Studi Komunikasi ,2 (2), 194-
195.
Jaenudin, Riswan. (2014). Konsep “ Manusia Ekonomi ” Dalam Pembangunan Ekonomi
dan Pendidikan. Jurnal Profit .1 (1) , 81.
Jhingan, M. 2010. Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan. Jakarta : Erlangga.
Kuncoro, Mudrajad. 2008 .Ekonomika Pembangunan. Jakarta : Erlangga.
Paulus, Wirotomo. (2013). Mencari Makna Pembangunan Sosial : Studi Kasus Sektor
Informal di Kota Solo .Jurnal Sosiologi. 18 (1), 101-107.
Ridhuan, Samsu. (2016). Enam Watak Manusia Indonesia Dalam Perspektif Bela
Negara, Konflik Sosial dan Pembangunan Masyarakat .Jurnal Prosiding
SENDI_U 2018 .3. 434
10