Dosen Pengampu :
Mukhamat Iqbal, M.Pd
Disusun Oleh :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengembangan Masyarakat........................................................... 6
2.2 Asset Based Community Development .......................................................... 6
2.3 Problem Based Community Development ...................................................... 8
2.3.1 Penanganan Masalah Oleh Masyarakat ....................................................... 9
2.4 Perbedaan Antara Asset Based Community Development
dengan Problem Based Community Development ............................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
4
C. TUJUAN PENULISAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dr. Zubaedi, Pengembangan Masyarakat (wacana &praktik) 2014
2
Komunitaspemberdayaanmasyarakat.co.id diakses pada tanggal 20 november 2018 pukul 12.20
6
atau dikembangkan. Pendekatan ini menekankan masyarakat untuk menghargai
berbagai aset yang ada didalam sebuah masyarakat.
3. Aset Sosial: sumber daya sosial (jaringan sosial, anggota kelompok, hubungan
dan kepercayaan, akses yang luas terhadap institusi sosial) untuk dapat
meningkatkan sumber penghidupan mereka. Modal sosial melekat dalam asosiasi
di mana anggota bekerja bersama dalam tindakan kolaboratif
7
yang belum dimaksimalkan dapat dikembangkan untuk membantu masyarakat dalam
meningkatkan kualitas hidupnya.
Menurut Kretzmann dan McKnight, 1993 terdapat empat prinsip utama yaitu
adalah bahwa perubahan harus berasal dari dalam masyarakat, pengembangan harus
membangun kapasitas dan aset yang ada di dalam masyarakat, perubahan harus
didorong oleh hubungan dan perubahan harus berorientasi pada keberlanjutan. serta
pertumbuhan komunitas
3
Booy, D., Sena, O. and Arusha, S “Capacity Building using the Appreciative Inquiry Approach: The
Experience of World Vision Tanzania” Global Social Innovations of the GEM Initiative 3:4-11. (2000)
8
efektif membutuhkan pengejaran langkah-langkah spesifik dalam urutan yang tepat
dan sistematis.4
Selama tahun 1950 dan 1960-an Perlman adalah orang pertama yang secara
terbuka menghubungkan praktik kerja sosial dengan pemecahan masalah. Pada tahun
1957 Perlman mengembangkan kerangka kerja untuk menggambarkan metode kerja
kasus sosial sebagai proses pemecahan masalah dengan langkah-langkah yang
berbeda.5 Pemecahan masalah yang rasional seperti yang dijelaskan oleh
Brueggemann (2006) membentuk fondasi di mana klien, kelompok dan komunitas
dibantu oleh para profesional untuk menyelesaikan masalah pribadi dan sosial. Profesi
kerja sosial terutama menerapkan model praktik 'problem-focused' karena pekerjaan
sebelumnya dengan defisit manusia, masalah sosial dan atribut disfungsional dan
keterbatasan dalam kelompok dan komunitas 6.
Menurut Kreztzmann dan McKnight, dengan mengacu pada pengembangan
masyarakat berbasis masalah, titik berangkatnya yaitu pada pemetaan dan analisis
kebutuhan, masalah atau hambatan dalam masyarakat. Dengan berfokus pada
masalah, maka para ahli dan masyarakat akan cenderung berkonsentrasi pada apa
yang disfungsional dan yang tidak ada dimasyarakat.
4
Brueggemann, W.G. The Practice of Macro Sosial work Belmont: Brooks/Cole, Third Edition.
5
Compton, B.R., Galaway, B and Cournoyer, B.R. (2005). Sosial Work Processes Belmont: Thomson
Brooks/Cole, Seventh Edition. (2006)
6
Russell, C. and Smeaton, T. From Needs to Assets: Charting a sustainable path towards
Development in Sub-Sahara African Countries Asset Base Community Develompent Institute,
Northwestern University, Chicago, Ilinois. (2010)
9
melakukan penanganan melalui pendampingan sehingga tetap berada pada koridor
aturan yang telah ditetapkan dan disepakati oleh masyarakat sendiri.
10
Model atau pola penanganan masalah seperti inilah yang akan terus dilakukan
dan disosialisasikan keberbagai pihak mulai dari masyarakat sampai ke penegak
hukum dan aparat pemerintah dalam proses kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Perbedaan
No Asset based community
Problem based community development
development
1 Berkonsentrasi pada kekuatan,
Penekanannya pada masalah, kebutuhan,
aset, kemampuan, kapasitas, dan
kelemahan, dan kekurangan
peluang
2 Mengasumsikan bahwa semua
Berfokus pada kelemahan dan kekurangan
komunitas atau anggota
sehingga anggota masyarakat melihat diri
masyarakat (yang paling miskin
mereka sendiri sebagai orang yang tidak
sekalipun) pasti memiliki sumber
memiliki apa apa dan perlu diselamatkan
daya, aset, serta kekuatan yang
oleh para ahli dari luar
dapat dikembangkan
3 Menekankan pada peran aktif Masyarakat cenderung menjadi klien dan
anggota masyarakat sebagai konsumen layanan, yang bergantung pada
warga Negara yang produktif para ahli untuk diselamatkan
4 Memfasilitasi kolaborasi dan
kemitraan antara pemangku Membutuhkan anggota masyarakat untuk
kepentingan yang berbeda memenuhi peran penerima dan
dimasyarakat dan memungkinkan memaksakan ketergantungan
pemberdayaan berlangsung
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Zubaedi, 2014, Pengembangan Masyarakat (wacana &praktik), Jakarta: PT. Fajar
Interpratama Mandiri
Edmarie Pretorius dan Hanna Nel, 2012, reflection on the problem based approach
and the asset based approach to community development
Komunitaspemberdayaanmasyarakat.co.id
Brueggemann, W.G. (2006). The Practice of Macro Sosial work Belmont: Brooks/Cole, Third
Edition.
Compton, B.R., Galaway, B and Cournoyer, B.R. (2005). Sosial Work Processes Belmont:
Thomson Brooks/Cole, Seventh Edition.
Booy, D., Sena, O. and Arusha, S.(2000). “Capacity Building using the Appreciative
Inquiry Approach: The Experience of World Vision Tanzania” Global Social Innovations of
the GEM Initiative 3:4-11.
13