Anda di halaman 1dari 59

MAKALAH

“PEMBANGUNAN MASYARAKAT”

Oleh:

Nama : Irhas Hadi Wibowo

NIM : L1A015048

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
PURWOKERTO
2016

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................................  i

DAFTAR ISI...................................................................................................................  ii

Kata Pengantar ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4

          a.       Latar Belakang .................................................................................................... 4


          b. Tujuan ................................................................................................................. 7
BAB II KOMUNITAS DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT .................. 8

          1.      Pengertian Pemberdayaan Masyarakat................................................................. 8


          2.     Komunitas Yang Baik........................................................................................... 9
BAB III PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI
INDONESIA................................................................................................................... 19

1. Dimensi Anatomik ............................................................................................... 19


2. Dimensi Fisiologik ............................................................................................... 25
3. Dimensi Behavioristik ......................................................................................... 35

BAB IV MODEL PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI PERKOTAAN ............... 37

1. Model Dunia Ketiga ........................................................................................... 37


2. Model Keseimbangan ........................................................................................ 38
3. Model Negara Maju ........................................................................................... 40
4. Model Kelompok Sasaran .................................................................................. 42
5. Model Lembaga Swadaya .................................................................................. 44

BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 48

1. Kesimpulan .......................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

ii
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA KUASA,

karena atas berkat kuasa dan karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah ini

sebagai tugas terstruktur yang kami lakukan. Kami juga mengucapan terima kasih

kepada bapak Dosen yang telah membantu kami dalam pengerjaan makalah ini.

Makalah ini disampaikan untuk memenuhi tugas Pemberdayaan Masyarakat

yang diberikan yaitu tentang Pembangunan Masyarakat.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,

oleh karena itu kami meminta pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang

bersifat membangun. Terima kasih, dan semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua.

Purwokerto, Oktober 2016

Penulis

iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep pemberdayaan menjadi basis utama dalam pembangunan

masyarakat. Pemberdayaan memiliki makna membangkitkan sumber

daya,kesempatan,pengetahuan, dan keterampilan mereka untuk meningkatkan

kapasitas dalam menetukan masa depan mereka. Konsep utama yang terkandung

dalam pemberdayaan adalah bagaimana memberikan kesempatan yang luas bagi

masyarakat untuk menentukan sendiri arah kehidupan dalam komunitasnya (Abdul

Rahmad,2007).

Pemberdayaan merupakan upaya meningkatkan harkat lapisan masyarakat dan

pribadi manusia. Upaya ini meliputi, pertama, mendorong, memotivasi,

meningkatkan kesadaran akan potensinya, dan menciptakan iklim/suasana untuk

berkembang. Kedua, memperkuat daya, potensi yang dimiliki dengan langkah-

langkahpositifuntuk mengembangkannya. Ketiga, penyediaan pelbagai masukan,

dan pembukaan akses ke peluang-peluang. Upaya pokok yang dilakukan adalah

peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, akses terhadap modal, teknologi

tepat guna, informasi, lapangan kerja dan pasar, dengan fasilitas-fasilitasnya

(Hempri Suyatno dan Suparjan,2008).

Dalam Pembangunan Masyarakat terdapat komunitas yang baik antara lain :

4
1. Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu dengan yang lain berdasarkan

hubungan pribadi

2. Komunitas memiliki otonomi, kewenangaan, dan kemampuan mengurus

kepentingan sendiri

3. Memiliki viabilitas, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri

4. Kesempatan setiap anggota untuk berpatisipasi aktif dalam mengurus

kepentingan bersama

5. Distribusi kekayaan yang merata, setiap orang berkesempatan yang sama dan

bebas nenyatakan kehendaknya

6. Komunitas memberi makna kepada anggotanya sejauh manakah pentingnya

komunitas bagi seorang anggota

7. Di dalam komunitas dimungkinkan adanya heterogenitas dan perbedaan

pendapat

8. Di dalam komunitas, pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat

mungkin pada yang berkepentingan

9. Di dalam komunitas dapat terjadi konflik, namun komunitas memiliki

kemampuan untuk menagani konflik

Perkembangan Pembangunan Masyarakat di Indonesia terdapat tiga dimensi

pembangunan masyarakat yang perlu dikembangkan :

1. Dimensi Anatomik

 Merumuskan kembali tugas pokok Pemerintahan Desa untuk

menyeimbangkan tugas melayani atasan dan melayani masyarakat

 Memperkuat unsur pelaksana pemerintah desa

5
 Mengusahakan struktur desa dan struktur pemerintahan desa

 Menata dan mengefektifkan hubungan antar desa dan antar desa dengan

lingkungan

 Merumuskan kembali tata kerja pemerintahan desa

2. Dimensi Fisiologik

Menyangkut aspek penghidupan pemerintahan desa dan aspek fisiologis yubuh

manusia

 Penemuan hal-hal baru

 Perencanaan

 Pengorganisasian

 Komunikasi

 Kontrol dalam komunikasi

3. Dimensi Behavioristik

Menyangkut aspek perilaku individu, kelompok dan organisasi.

Dalam Pembangunan masyarakat di perkotaan terdapat lima model yaitu :

1. Model Dunia Ketiga

2. Model Keseimbangan

3. Model Negara Maju

4. Model Kelompok Sasaran

5. Model Lembaga Swadaya

6
1.2. Tujuan

 Untuk mempelajari pengertian pembangunan masyarakat dan komunitas

yang baik dalam pemberdayaan masyarakat

 Untuk mempelajari perkembangan pembangunan masyarakat di Indonesia

 Untuk mempelajari model perkembangan masyarakat di perkotaan

7
BAB II. KOMUNITAS DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

2.1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Konsep pemberdayaan menjadi basis utama dalam pembangunan

masyarakat. Pemberdayaan memiliki makna membangkitkan sumber

daya,kesempatan,pengetahuan, dan keterampilan mereka untuk meningkatkan

kapasitas dalam menetukan masa depan mereka. Konsep utama yang terkandung

dalam pemberdayaan adalah bagaimana memberikan kesempatan yang luas bagi

masyarakatuntuk menentukan sendiri arah kehidupan dalam komunitasnya (Abdul

Rahmad,2007).

Pemberdayaan merupakan upaya meningkatkan harkat lapisan masyarakat

dan pribadi manusia. Upaya ini meliputi, pertama, mendorong,

memotivasi,meningkatkan kesadaran akan potensinya, dan menciptakan

iklim/suasana untuk berkembang. Kedua, memperkuat daya, potensi yang dimiliki

dengan langkah-langkahpositifuntuk mengembangkannya. Ketiga, penyediaan

pelbagai masukan, dan pembukaan akses ke peluang-peluang. Upaya pokok yang

dilakukan adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, akses terhadap

modal, teknologi tepat guna, informasi, lapangan kerja dan pasar, dengan fasilitas-

fasilitasnya (Hempri Suyatno dan Suparjan,2008).

Pembangunan masyarakat diselenggarakan atas dasar prinsip-prinsip

keterpaduan, keberlanjutan, keserasian, kemampuan sendiri kederisasi. Program

8
pembangunan masyarakat yang telah berhasil merupakan titik awal untuk program

berikutnya sedangkan suatu program yang perlu diperbaiki dan dikembangkan

menurut adanya kegiatan lanjutan. Kegiatan dan sasarannya mengarah pada

terpenuhinya kebutuhan jasmaniah dan rohaniah serta keeimbangan dalam seluruh

aspek hidup dan kehidupan. Keserasian itupun tercermin antara kegiatan yang telah,

sedang dan akan dilakukan (Soeroso,2008).

Konsep pemberdayaan bertujuan untuk menemukan alternatif-alternatif baru

dalam pembangunan masyarakat (Hikmat, 2006).

Berdasarkan peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 7 Tahhun 2007

tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat, dinyatakan bahwa pemberdayaan

masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat

sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 1, ayat (8)). Inti pengertian

pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan kemampuan dan

kemandirian masyarakat (Soeharto,2006).

2.2. KOMUNITAS YANG BAIK

2.2.1. Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu dengan yang lain berdasarkan

hubungan pribadi

Kelompok Primer atau face to face group adalah kelompok social yang

paling sederhana dengan anggota saling mengenal, serta adanya kerjasama erat.

Contoh : hubungan persahabatan Syarat-syarat kelompok primer :Anggota

kelompok secara fisik berdekatan satu dengan lainnya,Kelompok tersebut kecil dan

Adanya suatu kelanggengan hubungan antar anggota kelompok yang bersangkutan

(Soerjono,2007).

9
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup

bersama. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu

dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan

kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh kelompok sosial antara

individu dengan kelompok (Subakti,2011).

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari

diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga

tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang

tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan

(Ismawati,2012).

Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan

masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-

unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran

yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan

berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan,

teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya (Saptono,2006).

2.2.2. Komunitas memiliki otonomi, kewenangaan, dan kemampuan mengurus

kepentingan sendiri

Berasal dari bahasa Yunani “autos” yang berarti “sendiri” dan “namos” yang

berarti “undang-undang atau aturan”. Dengan demikian otonomi dapat diartikan

sebagai kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri. Dengan

otonomi daerah tersebut, menurut Mariun (1979) bahwa dengan kebebasan yang

10
dimiliki pemerintah daerah memungkinkan untuk membuat inisiatif sendiri,

mengelola dan mengoptimalkan sumber daya daerah. (Pasha Musthafa,2010).

Otonomi daerah adalah kebijakan politik yang memberikan ruang dan hak

kepada masyarakat lokal untuk mengatur dan mengurus urusannya berdasarkan

aspirasi dan kepentingannya (Soeharso dan Ana Retnoningsih,2012).

Setiap komunitas perlu diberikan kewenangan agar mampu untuk mengurusi

kepentingannya sendiri secara bertanggung jawab. Pemberian kewenangan otonomi

harus berdasarkan asas desentralisasi dan dilaksanakan dengan prinsip luas, nyata,

dan bertanggungjawab (Hari Sabarno, 2007).

Pengambilan keputusan dianggap sebagai ciri paling elementer bagi sebuah

otonomi yang berkaitan dengan pemberdayaan. Pengambilan keputusan merupakan

manifestasi terpenting dari kekuasaan, sementara kekuasaan merupakan wacana inti

dari keberdayaan (Dermawan, 2008).

2.2.3. Memiliki viabilitas, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalahnya

sendiri

Memecahkan masalah (problem solving) menjadi persoalan yang sering bersifat

perenial dalam sejarah kehidupan manusia. Ada yang segera mengambil langkah

begitu perintah telah dimengerti dan mencoba-coba hingga sampai pada cara yang

benar, namun ada juga yang tidak mengambil tindakan tetapi memikirkan

kemungkinan- kemungkinan yang ada berkaitan dengan pemecahan masalahnya

sebelum mengambil tindakan secara kongkrit (Nawawi Hadari dan Martini

Hadari,2010).

11
Dalam memecahkan masalah ada beberapa tahap yang dilalui. Polya 

menyarankan tahap-tahap tersebut sebagai berikut; (1) Memahami soal atau

masalah; (2) Membuat suatu rencana atau cara untuk menyelesaikannya; (3)

Melaksanakan rencana; (4) Menelaah kembali terhadap semua langkah yang telah

dilakukan (Lawang,2010).

Masyarakat memiliki keyakinan pada diri mereka sendiri. Mereka yakin untuk

merubah hidupnya atau dalam suatu masalah merka mampu untuk memecahkan

nya sendiri. Masyarakat mempunyai hak untuk menerima atau menolak suatu

keptusan-keputusan yang mempengaruhi kesejahteraan mereka. (Aziz, 2010).

Salah satu tujuan organisasi adalah meningkatkan kualitas organisasi yang

berarti peningkatan kinerja secara keseluruhan bagi organisasi. Organisasi harus

menemukan cara terbaik bagaimana mengembangkan dan memotivasi anggota nya,

mengkomunikasikan sistem penilaian yang berlaku di organisasi, menetapkan

standar prosedur penilaian, dan memanfaatkan hasil penilaian dengan adil (Ayu,

2012).

2.2.4. Distribusi kekayaan yang merata, setiap orang berkesempatan yang sama

dan bebas nenyatakan kehendaknya

Kekuasaan seseorang dalam suatu masyarakat berhubungan dengan besarnya

pengaruh orang tersebut terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya. Sedangkan

orang yang tidak mempunyai kekuasaan, seperti buruh tani akan menempati status

atau kedudukan yang rendah. Sumber-sumber kekuasaan tidak pernah

terdistribusikan secara merata dalam setiap masyarakat atau sistem politik. Hal ini

bertolak belakang dengan paham demokrasi yang memostulatkan kekuasaan berada

di setiap diri individu. Akibatnya, tidak hanya semakin tidak kreatif dia dalam

12
melaksanakan fungsi dan perannya dalam bertugas tetapi juga semakin cenderung

mungkin dalam menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi atau

kelompoknya. Karena itu, peralihan kewenangan dari seseorang atau kelompok

orang kepada orang atau kelompok lain merupakan suatu keharusan

(Machali,2012).

Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok

guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan,

kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau

kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau

kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Engkoswara, 2010).

Dalam suatu kelompok organisasi maupun komunitas pasti ada salah satu yang

berkuasa atau menjabat peranan penting (Haris, 2006). Dalam hal ini “distribusi

kekuasan yang merata” setiap individu harus memegang peranan penting dan tidak

mempergunakan kekusaanya dengan semena-mena. (Arni, 2007).

2.2.5. Kesempatan setiap anggota untuk berpatisipasi aktif dalam mengurus

kepentingan bersama

Menurut Syabra(2008), partisipasi didefinisikan “sebagai orang-orang yang

orientasinya justru pada penyusunan dan pemrosesan input serta melibatkan diri

dalam artikulasi dari tuntutan-tuntutan kebutuhan dan dalam pembuatan

keputusan”.

Sementara menurut Karsidi(2009) mendefinisikan partisipasi sebagai berikut

“participation is defined as mental and emotional involvement of persons in group

situations that encourage them to contribute to group goals and share responsibility

for them”. Dalam keterlibatannya, masyarakat harus memberikan dukungan

13
semangat berupa bentuk dan jenis partisipasi yang kesemuanya disesuaikan dengan

kebutuhan dan fase pembangunan desa (perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan

dan pengawasan serta penilaian).

Partisipasi warga menurut Portes(2011) adalah “proses ketika warga, sebagai

individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut

mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kebijakan-

kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka”.

Peran aktif setiap anggota masyarakat telah berada dalam posisi yang

semakin penting. Dampaknya, masyarakat menjadi lebih kritis dan terbuka

mengkaji serta mengkritisi kebijakan-kebijakan yang akan dan sedang dilakukan

pemerintah. (Asariansyah, 2013).

2.2.6. Komunitas memberi makna kepada anggotanya sejauh manakah pentingnya

komunitas bagi seorang anggota

Kertajaya Hermawan (2008), Komunitas adalah sekelompok orang yang saling

peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas

terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya

kesamaan interest atau values. Sehingga setiap anggota mampu meberikan peran

terhadap anggota lainnya.

Kesenjangan perolehan pendapatan, meningkatnya jumlah penduduk miskin

dan pertumbuhan jumlah pengangguran angkatan kerja produktif adalah beberapa

di antara indikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan kegagalan tersebut.

Komunitas masyarakat lokal memberikan lingkungan yang baik bagi tumbuh

kembangnya kepercayaan dimasyarakat pra-modern (Ditjen PMD Mendagri,2006).

14
Menurut Gidden komunitas lokal tidak dikaitkan dengan romatisme budaya,

tetapi lebih kepada arti penting dari relasi lokal yang diatur dalam konteks tempat,

dimana tempat belum ditransformasikan oleh relasi ruang waktu yang berjarak.

Oleh kerenanya komunitas lokal sebagai tempat yang menyedikan suatu milieu

yang bersahabat. Pada contoh masyarakat pada Medan, salain jaringan kekerabatan

patrienial juga jaringan komunitas lokal yang dapat konteks bagi tumbuh kembang

kepercayaan seperti jaringan sedusun, sekampung, sejorong, senagari, selunak dan

minangkabau merupakan jaringan komunikasi masyarakat lokal yang ditarik dari

komunitas terkecil sampai terbesar pada setting masyarakat Medan

(Korten,2013).

Tiap komunitas pasti memiliki suatu makna bagi anggotanya. Komunitas

berjalan dengan selalu memerhatikan kebiasaan yang baik untuk komunitasnya.

Karena nantinya setiap akan mendapatkan makna tersendiri dari komunitas tersbut.

(Hartanto, 2009)

2.2.7. Di dalam komunitas dimungkinkan adanya heterogenitas dan perbedaan

pendapat

menurut Fisher (Moleong,2007), berpikir berkaitan erat dengan apa yang

terjadi dalam otak manusia dan fakta-fakta yang ada di dunia, berpikir mungkin

bisa divisualisasikan, dan berpikir (apabila diekspresikan) bisa diobservasi dan

dikomunikasikan.

Ditinjau dari segi pendidikan matematika, berpikir matematis dapat

diartikan sebagai melaksanakan kegiatan atau proses matematika (doing math) atau

tugas matematika (mathematical task). Ditinjau dari kedalaman atau kekompleksan 

15
kegiatan matematika yang terlibat, berpikir matematis dapat digolongkan dalam dua

jenis yaitu berpikir matematik tingkat rendah (low order mathematical thinking)

dan berpikir matematika tingkat tinggi ( high order mathematical thinking).

Berpikir kreatif dan pemecahan masalah termasuk jenis berpikir tingkat tinggi

(Ruslan,2006).

Lebih rinci menurut Djamara(2006), mengemukakan bahwa berpikir

merupakan proses dinamis yang menempuh tiga langkah berpikir yaitu: (1)

pembentukan pengertian, yaitu melalui proses mendeskripsikan ciri-ciri objek yang

sejenis, meklasifikasi ciri-ciri yang sama, mengabstraksi dan menyisihkan,

membuang, dan menganggap ciri-ciri yang hakiki; (2) pembentukan pendapat, yang

dirumuskan secara verbal berupa pendapat menolak, menerima atau mengiakan,

dan pendapat asumtif, yaitu mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan suatu

sifat pada suatu hal; dan (3) Pembentukan keputusan atau kesimpulan sebagai hasil

pekerjaan akal. Sementara, Cholid Narbuko dan Abu Achmadi(2006),

mendefinisikan berpikir sebagai kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan

mencapai kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan yang saksama.

2.2.8. Di dalam komunitas, pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan

secepat mungkin pada yang berkepentingan

Ciri - ciri pelayanan yang baik, banyak bank ingin selalu dianggap baik oleh

nasabah karena nasabah akan menjadi pelanggan setia terhadap produk atau jasa

yang ditawarkan. Yang pertama adalah faktor manusia yang memberikan pelayanan

tersebut.Yang kedua adalah faktor tersedianya sarana dan prasarana yang

16
mendukung kecepatan, ketepatan, dan keakuratan pekerjaan. Sarana dan prasarana

yang dimiliki harus dilengkapi oleh kemajuan teknologi terkini (Dahana,2009).

Setelah ada faktor pendukung yang berpengaruh terhadap mutu layanan,

terbentuklah ciri-ciri pelayanan yang baik, antara lain sebagai berikut : Sarana

Fisik, Tanggung Jawab, Responsif, Komunikatif, Keamanan, Kecakapan,

Pemahaman, Kredibilitas, Keramahan, dan Hubungan (Littlejohn,2010).

Menurut Kotler et all,(2009) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan

yanga dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Saefullah dalam

Hardiansyah (2011: 14), menyatakan bahwa untuk memberikan pelayanan publik

yang baik perlu adanya upaya untuk memahami sikap dan perubahan kepentingan

publik sendiri. Upaya ini yang nantinya akan terus berkembang untuk memperbaiki

suatu pembangunan.

2.2.9. Di dalam komunitas dapat terjadi konflik, namun komunitas memiliki

kemampuan untuk menagani konflik

Terdapat banyak definisi mengenai konflik yang bisa jadi disebabkan oleh

perbedaan pandangan dan setting dimana konflik terjadi. Pandangan mengenai

konflik terdapat tiga pandangan mengenai konflik. Hal ini disebabkan karena

adanya pandangan yang berbeda mengenai apakah konflik merugikan, hal yang

wajar atau justru harus diciptakan untuk memberikan stimulus bagi pihak-pihak

yang terlibat untuk saling berkompetisi dan menemukan solusi yang terbaik

(Muspawi,2014)

17
Konflik dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih

(individu atau kelompok) yang memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda.

Konflik terjadi pada waktu hubungan antara 2 orang atau kelompok yang terlibat

terganggu oleh rangkaian kerja dan hidup antara satu atau kedua belah

pihak.Perbedaan itulah yang tak jarang menimbulkan suatu permasalahan. Suatu

penyelesaian diperlukan dalam hal ini (Slamet,2014).

Manajemen Konflik

Langkah-langkah manajemen untuk menangani konflik :

a. Menerima dan mendefinisikan pokok masalah yang menimbulkan

ketidak puasan.

b.             Mengumpulkan keterangan/fakta.

c.              Menganalisis dan memutuskan

d.             Memberikan jawaban

e.              Tindak lanjut

f.              Pendisiplinan (Ife,Jim dan Frank,2008).

Metode Untuk Menangani Konflik Metode yang sering digunakan untuk

menangani konflik adalah pertama dengan mengurangi konflik; kedua dengan

menyelesaikan konflik. Untuk metode pengurangan konflik salah satu cara yang

sering efektif adalah dengan mendinginkan persoalan terlebih dahulu (cooling thing

down). Meskipun demikian cara semacam ini sebenarnya belum menyentuh

persoalan yang sebenarnya. Cara lain adalah dengan membuat “musuh bersama”,

sehingga para anggota di dalam kelompok tersebut bersatu untuk menghadapi

“musuh” tersebut (Gibson,2013).

18
BAB III. PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI

INDONESIA

3.1. Dimensi Anatomik

a. Merumuskan tugas pokok Pemerintahan Desa untuk menyeimbangkan tugas

melayani atasan dan melayani masyarakat

Berdasarkan Peraturan tersebut kemudian dibentuklah Badan Pemberdayaan

masyarakat dan pemerintahan desa yang secara mendetail 81 memiliki tugas

pokok merencanakan,mengkoordinasikan dan mengkaji program-program,

menyelenggarakan penyusunan pelaksanaan kebijakan daerah dan sarana

prasarana institusi Pemberdayaan Masyarakat Desa.Dalam pasal 10 ayat 1 pada

Peraturan Daerah Polewali Mandar No 9 tahun 2009 tentang Badan Pemberdayaan

dan Pemerintahan Desa yang mempunyai fungsi yaitu ;

1)Perumusan kebijakan teknis pemerintah daerah di bidang Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

2)Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

3)Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa;

4)pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

Tugas Pokok dan fungsi (TUPOKSI) merupakan suatu kesatuan yang saling

terkait antara Tugas Pokok dan Fungsi. Dalam Peraturan Perundang-undangan pun

19
sering disebutkan bahwa suatu organisasi menyelenggarakan fungsi-fungsi dalam

rangka melaksanakan sebuah tugas pokok (Saparin,2009).

Adapun definisi tugas menurut para ahli, yaitu Dale Yoder dalam Syafiie

(2007), “The Term Task is frequently used to describe one portion or element in a

job” (Tugas digunakan untuk mengembangkan satu bagian atau satu unsur dalam

suatu jabatan). Sementara Ndraha (2009) mengemukakan bahwa “A task is a

specific work activity carried out to achieve a specific purpose” (Suatu tugas

merupakan suatu kegiatan pekerjaan khusus yang dilakukan untuk mencapai suatu

tujuan tertentu).

Istilah dari kata perintah,pemerintah dan pemerintahan memiliki pengertian

yang berbeda.Perintah adalah perkataan yang bermaksud menyeluruh melakukan

sesuatu,pemerintah adalah badan atau organisasi yang melakukan kekuasaan

memerintah dan pemerintahan adalah perbuatan ,cara hal atauurusan dari badan

yang memerintah tersebut (Purwadarminto,2009).

b. Memperkuat unsur pelaksana pemerintah desa

Badan Permusyaratan Desa (BPD) diharapkan menjadi wadah atau

gelanggang politik baru bagi warga desa dan membangun tradisi demokrasi,

sekaligus tempat pembuatan kebijakan publik desa serta menjadi alat kontrol bagi

proses penyelenggaraanpemerintahan dan pembangunan ditingkat desa. Hal ini bisa

terealisasi apabila Badan Permusyaratan Desa (BPD) sebagai mitra Kepala Desa,

berperan aktif dalam membangun desa bersama kepala desa dan masyarakat.Fungsi

merupakan tranformasi akibat pemetaan suatu nilai ke nilai lain (Eko,2014).

20
Badan Permusyaratan Desa (BPD) merupakan salah satu unsur dalam

pemerintahan desa yang diharapkan dapat membantu terwujudnya penyelenggaraan

pemerintahan desa yang demokratis sesuai dengan aspirasi masyarakat

(Pusaka,2008).

Badan Permusyaratan Desa (BPD) merupakan suatu lembaga yang

berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Anggota Badan

Permusyartan Desa (BPD) adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan

berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan

mufakat. Anggota Badan Permusyaratan Desa ( BPD) terdiri dari ketua rukun

warga, pemangku adat, golongan profesi, pemukaagama dan tokoh atau pemuka

masyarakat lainnya (Rahardjo,2006).

Badan Permusyaratan Desa (BPD) berfungsi menetapkan peraturan desa

bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat

(Pudjiwati,2007).

c. Mengusahakan struktur desa dan struktur pemerintahan desa

Struktur organisasi pemerintahan desa dalam UU No. 6/2014 ini tidak

terlalu mengalami perubahan yang signifikan atau bisa dikatakan hampir sama

dengan yang ada dalam UU No. 32/2004. Seperti yang ada dalam UU No. 6/2014

pemerintahan desa hanya diselenggarakan oleh pemerintah desa yakni kepala desa

dibantu perangkat desa. Perangkat desa yang dimaksud disini sesuai pasal 48 terdiri

atas sekretaris desa,pelaksana kewilayahan, dan pelaksana teknis

(Asshiddiqie,2006).

21
Hal ini kemudian diperjelas dalam PP No. 43/2014 pasal 62 yang

menjelaskan bahwa sekretaris desa dibantu oleh unsur staf sekretariat yang

jumlahnya paling banyak 3 bidang urusan. Kemudian dalam pasal 64 juga

dijelaskanbahwa pelaksana teknis merupakan unsur pembantu kepala desa sebagai

pelaksana tugasoperasional dimana jumlah maksimal dari pelaksana teknis ini

paling banyak terdiri dari 3seksi. Berbeda sedikit dengan UU No. 32/2004 yang

memberi batasan maksimal jabatankepala urusan yang diatur maksimal hingga 5

jabatan kepala urusan (Marzuki,2007).

Dalam definisi pemerintahan desa sendiri terjadi perubahan yang cukup

signifikan.Dalam UU No. 32/2004 pasal 200 ayat (1) dikatakan bahwa

pemerintahan desa terdiri dari pemerintah desa (kepala desa dan perangkat desa)

dan badan permusyawaratan desa. Hal ini lantas berubah dalam pengaturan desa

yang baru UU No. 6/2014 pasal 23,pemerintahan desa hanya terdiri dari pemerintah

desa (kepala desa dan perangkat desa)tidak ada unsur badan permusyawaratan desa

seperti pengaturan desa sebelumnya (Budiardjo,2008).

d. Menata dan mengefektifkan hubungan antar desa dan antar desa dengan

lingkungan

Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat

dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat

pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem

kekeluargaan (Soekanto, 2012).

Selanjutnya Nurcholis (2011) menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di

desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan

22
kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat

pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang

kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan

penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya

merupakan pekerjaan sambilan saja .

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama

sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya

terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka

saling membutuhkan (Siagan,2008).

Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan

bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan

sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja

buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau

perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah

pekerja pekerja musiman (Marwanto,2006). Pada saat musim tanam mereka, sibuk

bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara

menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan

pekerjaan apa saja yang tersedia.

“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan

kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada

alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah

makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan

dan kekotaan.

Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang,

23
karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh

dan makin menentukan kehidupan perdesaan (Wasistiono dan Irwan,2006).

e. Merumuskan kembali tata kerja pemerintahan desa

Pemerintahan diartikan sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola

kewenangan-kewenangan, melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi

pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari lembaga-lembaga dimana

mereka ditempatkan (Soemantri,2011).

Pemerintah Desa menurut Sajogyo (2010) dalam bukunya “Tata

Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa” menyatakan bahwa:

“Pemerintah Desa ialah merupakan simbol formal daripada kesatuan masyarakat

desa. Pemerintah desa diselengarakan di bawah pimpinan seorang kepala desa

beserta para pembantunya (Perangkat Desa), mewakili masyarakat desa guna

hubungan ke luar maupun ke dalammasyarakat yang bersangkutan”.

Kewenangan pemerintah Desa Mantang Besar dalam bidang Pemerintahan

Mengacu pada UU No.12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah pasal 206

disebutkan bahwa kewenangan desa mencakup:

1.Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;

2.Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan

pengaturannya kepada desa. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa adalah urusan

pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan dan

pemberdayaan masyarakat.

24
3.Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah

kabupaten/kota, tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau

pemerintah, kabupaten/kota kepada desa disertai dengan pembiayaan, sarana dan

prasarana, serta sumber daya manusia.

4.Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundangan diserahkan

kepada desa (Hadjon,2006).

Seperti halnya dengan Desa Mantang Besar yang memiliki kewenangan-

kewenangan yang harus dilaksanakan. Desa merupakan daerah otonomi asli begitu

juga dengan Desa Mantang Besar sebagai wilayah yang ditempati peneliti sebagai

daerah penelitian, Desa Mantang Besar juga memiliki kewenangannya sendiri

untuk mengurus wilayahnya. Terutama dalam penyelenggaraan Pemerintahan

(Marjoko,2013).

3.2. Dimensi Fisiologik

Menyangkut aspek penghidupan pemerintahan desa dan aspek fisiologis

tubuh manusia.

a. Penemuan hal-hal baru

Segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia dan dirasakan sebagai hal

yang baru oleh seseorang atau masyarakat sehingga dapat bermanfaat bagi

kehidupan dikenal dengan istilah inovasi. Inovasi juga merupakan suatu ide, hal-hal

yang praktis, metode, cara, barang-barang yang dapat diamati atau dirasakan

sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang. Jadi, inovasi atau

pembaruan penemuan diadakan untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan

(Suryana,2006).

25
Ciri-ciri suatu inovasi yang dikemukakan oleh Rogers adalah sebagai

berikut;

1. Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi

penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur

berdasarkan nilai ekonomi, faktor status sosial atau gengsi, kesenangan, kepuasan,

atau mempunyai komponen yang sangat penting makin menguntungkan bagi

penerima, makin cepat tersebarnya inovasi (Umar,2006).

2. Kompatibel atau compatibility, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai

pengalaman lalu dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan

nilai atau norma yang diyakini oleh penerima, tidak akan diterima secepat inovasi

yang sesuai dengan norma yang ada. Misalnya, penyebarluasan penggunaan suatu

alat yang di masyarakatnya meyakini dan agamanya melarang penggunaan alat

tersebut maka tentu saja penyebaran inovasi akan terhambat (Husain,2011).

3. Kompleksitas atau complexity, yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan

menggunakan inovasi bagi penerimanya. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan

mudah digunakan oleh penerima, akan cepat tersebar. Sedang inovasi yang sukar

dimengerti atau suka digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya.

Makin mudah dimengerti suatu inovasi, akan makin cepat diterima oleh masyarakat

(Hartini,2012).

4. Trialibilitas atau trialibility, yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh

penerima. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan cepat

diterima oleh masyarakat jika masyarakat mencoba dulu menanam dan dapat

melihat hasilnya (Kiran dan Vijay,2012).

26
5. Dapat diamati atau observability, yaitu mudah tidaknya diamati suatu hasil

inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh

masyarakat. Misalnya saja pada penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi,

karena para petani dapat mudah melihat hasil padi yang menggunakan bibit unggul

tersebut, maka akan sangat mudah untuk memutuskan atau mau menggunakan bibit

unggul yang diperkenalkan. (Hadiyati,2011)).

Selain karakteristik diatas, menurut Peter M. Drucker, yang dikutip oleh

Suendro (2010) mengemukakan lima prinsip inovasi yaitu;

1. Inovasi memerlukan analisis berbagai kesempatan dan kemungkinan yang

terbuka, disini artinya bahwa suatu inovasi hanya dapat terjadi jika kita

memiliki kemampuan analisis.

2. Inovasi sifatnya konseptual dan perseptual yang bermula dari suatu

keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan dapat dimengerti oleh

masyarakat.

3. Inovasi harus dimulai dengan yang kecil, artinya tidak semua inovasi

dimulai dengan ide-ide yang sangat besar yang tidak terjangkau oleh

kehidupan nyata manusia. Keinginan yang kecil untuk memperbaiki suatu

kondisi atau suatu kebutuhan hidup, ternyata nantinya mempunyai pengaruh

yang sangat luas terhadap kehidupan manusia selanjutnya.

4. Inovasi haruslah bersifat simple dan terfokus, artinya harus sederhana dan

terarah.

27
5. Inovasi diarahkan pada kepemimpinan atau kepeloporan. Inovasi selalu

diarahkan bahwa hasilnya akan menjadi suatu pelopor dari suatu perubahan

yang diperlukan.

b. Perencanaan

Masing-masing orang memberikan pemahaman yang berbeda sesuai

dengan bidang yang mereka kaji dan amati dalam perencanaan. Namun,

dalam konteks ini perencanaan diartikan sebagai suatu proses menetapkan

tujuan dan sasaran, menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan

dilakukan dan mengkaji cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya (Griffin,2008).

Dengan demikian, perencanaan mengandung beberapa arti antara lain:

 Proses. Yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan yang

dilakukan akan berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang di tentukan.dalam

hal ini kegiatan dalam perencanaan dilakukan menurut proses yang berlaku

(Richard,2006).

 Penetapan tujuan dan sasaran. Yaitu kegiatan merencanakan ke arah

mana organisasi dapat menetapkan tujuan nya secara khusus ataupun

umum,tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek.

 Pemilihan tindakan. Yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada

beberapa tindakan yang efektif ketimbang harus menggunakan semua

tindakan yang kadang kala tidak efektif (Amirullah,2006).

28
 Mengakaji cara terbaik. Walaupun pilihan tindakan itu sudah dianggap

baik namun bisa saja tetap tidak efektif kalau dilakukan dengan cara kurang

baik.sebaliknya,sesuatu yang baik apabila dilakukan dengan cara yang baik

pula maka akan menghasilkan sesuatu yang efektif (Bryson,2007).

 Tujuan . Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang

diinginkan oleh organisasi.keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu

standar-standar yang berlaku baik kualitatif maupun kuantitatif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah tindakan integratif yang

mencoba untuk memaksimumkan efektifitas secara total dari organisasi sehingga

apa yang dibutuhkan tercapai. Dengan demikian perncanaan paling tidak harus

memiliki tiga aspek utama yaitu,

I.          Menyangkut masa yang akan datang.

II.          Harus menyangkut tindakan.

III.          Memiliki serangkaian tindakan di masa yang akan datang yang

akan diambil oleh perencana.

Selain untuk lebih memantapkan arah bagi organisasi dalam mencapai

tujuannya, perencanaan juga memiliki peranan penting lainnya, seperti:

a)   Untuk mengkooordinasikan usaha-usaha

Didalam suatu organisasi pekerjaan-perkerjaan dilakukan individu dan kelompok

yang memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda. Maka perlu dilakukan

29
koordinasi, agar tujuan dan kepentingan itu tidak keluar dari tujuan organisasi

(David,2008)..

b)   Untuk mengatasi perubahan

Dengan adanya perencanaan yang matang maka perubahan-perubahan potensial

yang akan terjadi akan dapat diantisipasi secepat mungkin (Solihin,2012).

c)    Untuk pengembangan manajer

Manajer harus bertindak proaktif dan membuat hal-hal terjadi dan bukan

sebaliknya, bertindak rekatif dan membiarkan hal-hal terjadi. Tindakan

perencanaan akan mempertajam kemampuan manajer untuk berfikir ketika mereka

mempertimbangkan gagasan-gagasan abstrak dan kemungkinan-kemungkinan yang

akan terjadi (Mulyana,2006).

d)   Untuk pengembangan standar kinerja

Keberhasilan yang dicapai pada masa lalu akan menjadi standar kinerja untuk masa

yang akan datang. Tanpa perencanaan, standar performa mungkin menjadi tidak

rasional dan subjektif (Tangkilisan,2006).

c. Pengorganisasian

Drs.H. melayu S.P. Hasibuan: adalah suatu proses penentuan,

pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk

mencapai tujuan,menempatkan orang-orang pada setiap aktiffitas ini,menyediakan

alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan

30
kepada setiap individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut

(Syamsi,2007).

Sedangkan dalam arti umum pengorganisasian adalah langkah untuk

merancang struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai

macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian

wewenang oleh oleh pemimpin kepada staf dalam rangka mencapai tuuan

organisasi dalam efisiesi (Katz dan Kahn,2006).

Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu orang,kerjasama, dan

tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi

saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan sesuatu kesatuan yang

utuh. Menurut Sudarso (2008) adapun unsur-unsur organisasian secara terperinci

adalah:

1.      Man (orang-orang) dalam kehidupan organisasi atau ketata lambangan sering

disebut dengan istilah pegawai atau personel,pegawai atau personel terdiri dari

semua anggota atau warga organisasi.yang menurut fungsi dan tingktannya terdiri

dari unsur-unsur (administator) sebagai unsur pemipin tertinggi dalam organisasi,

psrs menejer ysng memimpin sustu umit satuan kerja sesuai dengan fungsinya

masing-masing danpara pekerja (non management/workers). Semua itu secara

bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.

2.      Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu

perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan

bersama.oleh karna itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-

tingkatannya dibedakan menjadi administator, manajer,dan pekerja (workers)

secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.

31
3.      Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapain. Tujuan menggambarkan

tntang apa yang dicapai atauyang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang

apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tetang apa yang harus

dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy). Strategi,

anggaran (hudgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.

4.      Peralatan (equipment) merupakan unsur yang keempat yaitu peralatan atau

equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materai, mesin-mesin, uang, dan

g modal lainnya (tanah,gedung/bangunan’/kantor).

Fungsi pengorganisaian adalah proses yang menyangkut bagaimana

strategidan taktik yang telah dirumusakan dalam perencanaan desain dalam sebuah

struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang

kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat

bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi (Siagian,2007).

d. Komunikasi

Menurut Cangara (2007), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi

untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman

yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan

oleh keduanya. Menurut Effendy (2008) antara lain menjelaskan bahwa komunikasi

adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-

lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.

Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat

multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik

pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian komunikasi menjadi

32
semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti,

cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya saling

melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan

perkembangan ilmu komunikasi (Komala,2009).

Menurut Frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory

terdapat 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli

dan dalam buku Sasa Djuarsa Sendjaja Pengantar Ilmu Komunikasi dijabarkan

tujuh buah definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian

komunikasi. Definisi-definisi tersebut adalah sebagai berikut:

Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)

menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan

mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan

lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar,

angka-angka dan lain-lain (Mulyana,2007).

e. Kontrol

Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari

personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya

perlu dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan

misi perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini

biasanya dilakukan oleh divisi audit internal (Azwar,2012).

Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh Gufron dan

Rini (2010) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur

33
esensial proses pengawasan, bahwa: “pengawasan manajemen adalah suatu usaha

sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan

perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan

nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur

penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan

untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara

paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.” Dengan

demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk

mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan

memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di

mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk

mengatasinya (Solihin,2007).

Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses

pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu: a. penetapan standar pelaksanaan; b.

penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan; c. pengukuran pelaksanaan kegiatan

nyata; d. pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan

penyimpangan-penyimpangan; dan e. pengambilan tindakan koreksi, bila

diperlukan (andjani,2007).

Manfaat Pengawasan Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat,

organisasi akan memperoleh manfaat berupa: 1. Dapat mengetahui sejauh mana

program sudah dilaukan oleh staf, pakah sesuai dengan standar atau rencana kerja,

apakah sumberdaya telah digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Fungsi

wasdal akan meningkatkan efisiensi kegiatan program. 2. Dapat mengetahui adanya

penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya. 3. Dapat

34
mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah

dimanfaatkan secara efisien. 4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya

penyimpangan dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan (Makmun,2009).. 5.

Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan,

3.3. Dimensi Behavioristik

Sebagaimana diketahui perilaku atau aktiviats yang ada pada individu atau

organisme itu tidak timbul dengan sendirinya,tetapi sebagai akibat dari stimulus

yang diterima oleh organisme yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun

stimulus internal. Namun demikian, sebagian terbesar dari perilaku arganisme itu

sebagai respon terhadap stimulus eksternal. Ada ahli yang memandang bahwa

perilaku sebagai respon terhadap stimulus, akan sangat ditentukan oleh keadaan

stimulusnya dan individu atau organisme seakan-akan tidak mempunyai

kemampuan untuk menentukan perilakunya, hubungan stimulus dan respon

seakan-akan bersifat mekanistis. Pandangan semaca ini umumnya merupakan

pandangan yang bersifat behavioritis (Stephens,2006).

Individu berasal dari kata latin individum yang artinya tidak terbagi. Individu

menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan

seberapa mempengaruhi kehidupan manusia. Individu bukan berarti manusia

sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan

yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan (Rivai,2008).

Arti lainnya adalah sebagai pengganti “orang seorang” atau manusia

perorangan. Disini terlihat bahwa sifat dan fungsi manusia, sebagaimana ia hidup di

tengah-tengah individu lain dalam masyarakat. Individu adalah seorang manusia

35
yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, malainkan

juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya (Sopiah,2008).

Menurut Sentosa (2006) kelompok merupakan sekumpulan individu yang

cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para

anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan

memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok

mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apa

yang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya .

Kata Organisasi berasal dari bahasa Yunani ”Organon” dan istilah Latin

”Organum” yang berarti alat, bagian, anggota atau badan. ”Organizing” adalah

pengorganisasian atau dalam istilah arabnya disebut "At tanziem" ‫ التنظيم‬. Istilah

Organisasi mempunyai dua pengertian umum yakni, pertama, Organisasi diartikan

sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah perusahaan,

madrasah, perkumpulan, dan lain sebagainya. Kedua, istilah ini merujuk pada

pengorganisasian, yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialukasikan diantara para

anggota, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif (Scot,2008) .

36
BAB IV. MODEL PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI PERKOTAAN

4.1. Model Dunia Ketiga

Perencanaan dari atas ke bawah ( Top Down) adalah pendekatan

perencanaan yang menerapkan cara penjabaran rencana induk ke dalam rencana

rinci. Rencana rinci yang berada di "bawah" adalah penjabaran rencana induk

yang berada di "atas". Pendekatan perencanaan sektoral acapkali ditunjuk

sebagai pendekatan perencanaan dari atas ke bawah, karena target yang

ditentukan secara nasional dijabarkan ke dalam rencana kegiatan di berbagai

daerah di seluruh Indonesia yang mengacu kepada pencapaian target nasional

tersebut. Pada tahap awal pembangunan, pendekatan perencanaan ini lebih

dominan, terutama karena masih serba terbatasnya sumber daya pembangunan

yang tersedia (Abdul, 2009).

Pendekatan top-down planning, adalah pendekatan pembangunan di mana

penentuan keputusan tidak menampung semua aspirasi elemen di kelompok,

tetapi hanya mementingkan keputusan bagian tertentu dalam kelompok. Top-

down planning merupakan model perencanaan yang dilakukan dari atasan yang

ditujukan kepada bawahannya dimana yang mengambil keputusan adalah atasan

sedangkan bawahan hanya sebagai pelaksana saja. Dalam pengertian lain terkait

dengan pemerintahan, perencanaan top-down planning atau perencanaan atas

adalah perencanaan yang dibuat oleh pemerintah ditujukan kepada masyarakat

dimana masyarakat sebagai pelaksana saja (Akhmad,2008).

37
Prakarsa atau inisiatif adalah salah satu pilar utama dari proaktivitas. Orang

yang bersikap proaktif selalu menunjukkan hal itu setelah lebih dulu menyatakan

kesediaannya untuk menerima tanggung jawab tertentu atau setelah ia merasa

bahwa dirinya ikut bertanggung jawab dan karenanya harus ikut melakukan

sesuatu. Dengan kata lain, orang yang enggan menerima tanggung jawab atau

suka melempar tanggung jawab (menyalahkan orang atau hal lain di luar dirinya)

sulit diharapkan untuk dapat mengambil inisiatif (Hardiman,2008).

Dalam kamus bahasa Indonesia, “swadaya” memiliki arti “kekuatan

sendiri”. Kekuatan sendiri berarti kekuatan yang berasal dari dalam diri sendiri.

Kekuatan itu bisa merupakan materi dan bukan materi. Kalau berupa materi

yaitu uang dan barang. Kalau bukan materi bisa jadi tenaga, saran maupun

pemikiran (Badudu,2009).

Kekuatan itu tidak akan memiliki arti dan manfaat jika tidak digunakan. Jika

kekuatan itu digunakan—dalam arti kata disampaikan, diberikan kepada pihak

atau orang lain untuk sebuah kebutuhan maka sebenarnya telah melakukan

sebuah darma. Dengan demikian swadaya identik dengan darma (Dadang,2007).

Ketidakmampuan pemerintah dan pihak swasta dalam melayani masyarakat

untuk mencapai peningkatan kesejahteraannya secara riil; yang ditunjukkan

dengan tidak adanya jaminan bagi masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan

pokoknya; telah mendorong timbulnya pergeseran peranan lembaga yang

melayani kepentingan dan kebutuhan public (Guntur, 2009).

4.2. Model Keseimbangan

Agronomi berasal dari kata agros yang berarti lapangan produksi (field) dan

nomos yaitu pengelolaan. Dengan demikian agronomi dapat diartikan suatu ilmu

38
yang mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungan guna

memperoleh produksi yang maksimum. Pengertian tersebut mengandung

kerangka acuan yang berisi tiga pengertian pokok:

 Lapangan produksi (lingkungan tanaman)

 Pengelolaan (manajemen)

 Produksi maksimum (sebagai hasil dari dua faktor di atas) (Kusnadi,2006).

Ketiga faktor tersebut masing-masing memiliki unsur-unsur yang secara

keseluruhan disebut dengan unsur-unsur agronomi.

Fokus agronomi adalah lapangan produksi, ia bisa sebidang tanah, bak, pot,

gelas plastik dan lain-lain, letak alamiah atau bisa juga artifisial atau buatan.

Sarana agronomi yang bisa menjadi pelengkap lapang adalah

saranateknologi, misalnya sarana pengolahan, sarana penyimpanan, dan sarana

pengangkutan produksi. Sarana juga dapat berbentuk penyuluhan dan kegiatan

kelompok (Adisyahputra.2011).

Berbicara tentang masalah primitif, maka kita akan berbicara tentang

kehidupan masyarakat desa. Begitu pula, kehidupan desa selalu dikaitkan dengan

kehidupan agraris, yaitu kelompok masyarakat yang mayoritas bermata

pencaharian di bidang pertanian. Desa sebagai penghasil pangan utama, menjadi

tumpuan bagi masyarakat kota.

Menurut Bintarto, desa mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :

 Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, serta

penggunaannya.

39
 Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan persebaran dan mata

pencaharian penduduk setempat.

 Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan

pergaulan (Radcliff-Brown, AR.2010).

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memilikinilai tambah untuk

mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assemblingdan juga reparasi

adalah bagian dari industri.Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga

dalam bentuk jasa (Adib, 2008).

Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain.

Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain sedangkan pihak

pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapat imbalan sejumlah

uang atau barang sebagai balas jasa. Tingkatan tindak agronomi berjenjang dari

yang sederhana samapai dengan yang maju (Hartini,2012).

4.3. Model Negara Maju

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu

perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional

Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan

ekonomi. Proses pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan

indikator peningkatan Produk Nasional Bruto (GNP) rill, Produk Domestik

Bruto (GDP), dan distribusi pendapatan sepanjang waktu (Hidayat,2007).

40
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini tidak hanya

menimnulkan dampak positif terhadap kehidupan manusia, tetapi juga banyak

munuai dampak negatifnya. Untuk itu, Adapun solusi yang dapat di

dikembangkan dalam meminimalisir dampak negatif dari perkembangan

teknologi informasi adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat harus diberikan pemahaman tentang cara menggunakan

teknologi informasi dengan baik dan tidak melanggar etika. Sehingga teknologi

informasi dapat dimanfaatkan dengan semestinya.

2. Pemerintah harus membuat suatu peraturan yang tegas terhadap

setiap pelanggaran penggunaa teknologi informasi yang merugikan orang lain

dan negara.

3. Masyarakat juga harus di beri penyuluhan untuk menggunakan

teknologi yang di kuasai untuk menjalin hubungan yang lebih intents dengan

teman atau orang-orang yang sebelumnya telah di kenal didunia nyata. Jangan

terobsesi untuk mencari teman-teman baru di Facebook, twitter , atau social

media yang lain karena kecenderungan yang terjadi, mereka yang hanya anda

kenal didunia maya tidak akan memberikan nilai persahabatan yang mutualisme

atau saling mensupport antara satu dan yang lain didunia nyata (Sadiman,2006).

Menurut pendapat Soerjono Soekanto, Pengertian Modernisasi adalah

suatu bentuk dari perubahan sosial, yang biasanya berupa perubahan sosial yang

terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan (Soekanto,2006).

41
Pengertian Modernisasi ialah suatu proses pembangunan yang mana

memberikan kesempatan bagi masyarakat ke arah perubahan demi kemajuan

bersama (Soeharsono dan Ana Retnoningsih.2007).

Dari pengertian modernisasi yang diungkapkan oleh para pakar di atas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa Modernisasi adalah suatu bentuk perubahan

sosial. Dalam hal ini biasanya berupa perubahan sosial yang terarah (directed

change) yang didasarkan pada perencanaan (merupakan intended atau planned-

change yang biasa disebut social planning).

Modernisasi merupakan suatu permasalahan yang harus dihadapi oleh

masyarakat yang bersangkutan karena prosesnya meliputi bidang-bidang yang

luas, dimana menyangkut proses disorganisasi, problema-problema sosial,

hambatan-hambatan terhadap perubahan, konflik antara kelompok dan lain

sebagainya di dalam kehidupan masyarakat (Departemen Pendidikan

Nasional,2008).

4.4. Model Kelompok Sasaran

Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat pada umumnya mempunyai ciri-

ciri dengan kriteria seperti di bawah ini:

 Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua

orang.

 Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama.

Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia baru. Sebagai akibat dari

hidup bersama, timbul sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur

hubungan antarmanusia.

42
 Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

 Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama

menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu sama lain

(Suradi,2007).

Menurut Permenpora Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi Masyarakat

Berpenghasilan Rendah pada pasal 1 No. 3 : “Masyarakat Berpenghasilan

Rendah yang selanjutnya disingkat MBR adalah masyarakat yang mempunyai

keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk

memperoleh rumah yang layak huni (Daulay,2010).

Kelompok minoritas adalah kelompok individu yang tidak dominan dengan

ciri khas bangsa, suku bangsa, agama, atau bahasa tertentu yang berbeda dari

mayoritas penduduk. Minoritas sebagai ‘kelompok’ yang dilihat dari jumlahnya

lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk lainnya dari negara

bersangkutan dalam posisi yang tidak dominan. Keanggotaannya memiliki

karakteristik etnis, agama, maupun bahasa yang berbeda dengan populasi

lainnya dan menunjukkan setidaknya secara implisit sikap solidaritas yang

ditujukan pada melestarikan budaya, tradisi, agama dan bahasa. Definisi

minoritas umumnya hanya menyangkut jumlah. Suatu kelompok dikatakan

sebagai minoritas apabila jumlah anggota kelompok tersebut secara signifikan

jauh lebih kecil daripada kelompok lain di dalam komunitas. Dari sudut

pandang ilmu sosial pengertian minoritas tidak selalu terkait dengan jumlah

anggota. Suatu kelompok akan dianggap kelompok minoritas apabila anggota-

43
anggotanya memiliki kekuasaan, kontrol dan pengaruh yang lemah terhadap

kehidupannya sendiri dibanding anggota-anggota kelompok dominan

(Syahrial,2009).

Tentang istilah “Masyarakat Terasing” Di Indonesia terdapat satu

golongan yang oleh pemerintah (c.q. Departemen Sosial) disebut sebagai “suku-

suku bangsa tersing”. Golongan ini disebut sebagai suku bangsa (ethic group)

dan secara geografis hidup didaerah terpencil yang sulit dijangkau (isolated)(

Koentjaraningrat.2007).

Pada akhir-akhir ini terjadi peerubahan pandangan bahwa istilah “suku

bangsa” diubah dengan “masyarakat” sehingga golongan masyarakat yang khas

ini disebut dengan “masyarakat terasing”

4.5. Model Lembaga Swadaya

“Secara teoritis, istilah kerjasama (cooperation) telah lama dikenal dan

dikonsepsikan sebagai suatu sumber efisiensi dan kualitas pelayanan.

Kerjasama telah dikenal sebagai cara yang jitu untuk mengambil manfaat dari

ekonomi skala (economies of scales). Pembelanjaan atau pembelian bersama

misalnya, telah membuktikan keuntungan tersebut, dimana pembelian dalam

skala besar atau melebihi “threshold points”, akan lebih menguntungkan

daripada dalam skala kecil. Dengan kerjasama tersebut biaya overhead

(overhead cost) akan teratasi meskipun dalam skala yang kecil. Sharing dalam

investasi misalnya, akan memberikan hasil yang memuaskan dalam penyediaan

fasilitas sarana dan prasarana. Kerjasama juga dapat meningkatkan kualitas

pelayanan misalnya dalam pemberian atau pengadaan fasilitas, dimana masing-

masing pihak tidak dapat membelinya sendiri. Dengan kerjasama, fasilitas

44
pelayanan yang mahal harganya dapat dibeli dan dinikmati bersama seperti

pusat rekreasi, pendidikan orang dewasa, transportasi dan sebagainya”

(Allen,2008).

Istilah kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berarti aman sentosa

dan makmur dan dapat berarti selamat terlepas dari gangguan. Sedangkan

kesejahteraan diartikan dengan hal atau keadaan sejahtera, keamanan,

keselamatan dan ketentraman (Horton dan Chester,2008).

Organisasi yang ada di sektor masyarakat biasanya disebut sebagai

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non-Governmental

Organizations (NGO) atau bisa juga disebut sebagai organisasi nirlaba,

sukarela, independen, masyarakat sipil, atau organisasi masyarakat. United

Nations Development Program mendefinisikan LSM sebagai: “Kelompok

masyarakat yang dibentuk secara sukarela dan tidak berorientasi laba, yang

diorganisasikan dalam tataran lokal, nasional, atau internasional. Berorientasi

tugas dan digerakkan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan bersama,

LSM menjalankan berbagai jasa dan fungsi kemanusiaan, membawa

keprihatinan dalam masyarakat kepada pemerintah, memonitor berbagai

kebijakan dan mendorong partisipasi polotik dalam tataran masyarakat. Mereka

menyediakan analisis dan keahlian, berfungsi sebagai mekanisme peringatan

awal dan membantu memonitor serta menerapkan perjanjian internasional

(Sugiyanto,2007).

Atau dengan kata lain, LSM dapat diartikan sebagai organisasi swasta

(nirlaba) yang kegiatannya adalah untuk membebaskan penderitaan, memajukan

kepentingan kaum miskin, melindungi lingkungan, menyediakan pelayanan

45
dasar bagi masyarakat, atau menangani pengembangan masyarakat

(Dwiyanto,2007).

Pembangunan masyarakat pada hakekatnya adalah merupakan suatu

proses perubahan menuju kehidupan yang lebih baik lagi bagi masyarakat,

dengan mengkondisikan serta menaruh kepercayaan kepada masyarakat itu

sendiri untuk membangun dirinya sesuai dengan kemampuan yang ada padanya.

Pembangunan masyarakat adalah suatu proses yang ditumbuhkan untuk

menciptakan kondisi-kondisi bagi kemajuan ekonomi social masyarakat

seluruhnya kepada inisiatif masyarakat” ( Suharto, 2009).

Pembangunan masyarakat diselenggarakan atas dasar prinsip-prinsip

keterpaduan, keberlanjutan, keserasian, kemampuan sendiri kederisasi. Prinsip

keterpaduan mengandung arti bahwa program atau kegiatn pembangunan

masyarakat disusun oleh, bersama, dalam dan untuk masyarakat atas dasar

kebutuhan dan berbagai sumber yang tersedia untuk memenuhi kepentingan

bersama dalam aspek kehidupan. Program yang telah berhasil merupakan titik

awal untuk program berikutnya sedangkan suatu program yang perlu diperbaiki

dan dikembangkan menurut adanya kegiatan lanjutan (Usman,2010).

Prinsip keserasian, mengandung makna bahwa program pembangunan

masyarakat memperhatikan keserasian antara kebutuhan terasa yang diyatakan

oleh perorangan, lembaga-lembaga dan pemerintah. Keserasian ini pun

tercermin dalam kegiatan yang bertumpu pada kepentingan rakyat banyak dan

pemerintah. Kegiatan dan sasaranya mengarah pada terpenuhinya kebutuhan

jasmani dan rohaniah serta kseimbangan dalam seluruh aspek hidup dan

kehidupan (Iskandar,.2008).

46
Keserasian itupun tercermin daqlam kegiatan yang bertumpu pada

kepentingan rakyat banyak dan pemerintah. Kegiatan dan sasarannya mengarah

pada terpenuhinya kebutuhan jasmaniah dan rohaniah serta keseimbangan

dalam seluruh aspek hidup dan kehidupan. Keserasian itupun tercermin antara

kegiatan yang telah, sedang dan akan dilakukan (Soetomo,2011).

47
BAB V. PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

 Berdasarkan peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 7 Tahhun 2007

tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat, dinyatakan bahwa pemberdayaan

masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan

masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 1, ayat

(8)). Inti pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk

mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat

 Kelompok Primer atau face to face group adalah kelompok social yang

paling sederhana dengan anggota saling mengenal, serta adanya kerjasama

erat.  Contoh : hubungan persahabatan Syarat-syarat kelompok

primer :Anggota kelompok secara fisik berdekatan satu dengan

lainnya,Kelompok tersebut kecil dan Adanya suatu kelanggengan hubungan

antar anggota kelompok yang bersangkutan (Soerjono,2007).

 Berdasarkan Peraturan tersebut kemudian dibentuklah Badan Pemberdayaan

masyarakat dan pemerintahan desa yang secara mendetail 81 memiliki tugas

pokok merencanakan,mengkoordinasikan dan mengkaji program-program,

menyelenggarakan penyusunan pelaksanaan kebijakan daerah dan sarana

prasarana institusi Pemberdayaan Masyarakat Desa.Dalam pasal 10 ayat 1

48
pada Peraturan Daerah Polewali Mandar No 9 tahun 2009 tentang Badan

Pemberdayaan dan Pemerintahan Desa yang mempunyai fungsi yaitu ;

1.) Perumusan kebijakan teknis pemerintah daerah di bidang

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

2.) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di

bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

3.) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

4.) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

 Inovasi juga merupakan suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara,

barang-barang yang dapat diamati atau dirasakan sebagai sesuatu yang baru

bagi seseorang atau kelompok orang. Jadi, inovasi atau pembaruan

penemuan diadakan untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan

(Suryana,2006).

 Individu berasal dari kata latin individum yang artinya tidak terbagi.

Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang

istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia. Individu bukan

berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi,

melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia

perseorangan (Rivai,2008).

 Pendekatan top-down planning, adalah pendekatan pembangunan di mana

penentuan keputusan tidak menampung semua aspirasi elemen di kelompok,

tetapi hanya mementingkan keputusan bagian tertentu dalam kelompok.

49
Top-down planning merupakan model perencanaan yang dilakukan dari

atasan yang ditujukan kepada bawahannya dimana yang mengambil

keputusan adalah atasan sedangkan bawahan hanya sebagai pelaksana saja.

Dalam pengertian lain terkait dengan pemerintahan, perencanaan top-down

planning atau perencanaan atas adalah perencanaan yang dibuat oleh

pemerintah ditujukan kepada masyarakat dimana masyarakat sebagai

pelaksana saja (Akhmad,2008).

 Agronomi berasal dari kata agros yang berarti lapangan produksi (field) dan

nomos yaitu pengelolaan. Dengan demikian agronomi dapat diartikan suatu

ilmu yang mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungan

guna memperoleh produksi yang maksimum.

 Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu

perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan

nasional Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan

pembangunan ekonomi. Proses pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat

diukur dengan indikator peningkatan Produk Nasional Bruto (GNP) rill,

Produk Domestik Bruto (GDP), dan distribusi pendapatan sepanjang waktu

(Hidayat,2007).

 Menurut Permenpora Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi Masyarakat

Berpenghasilan Rendah pada pasal 1 No. 3 : “Masyarakat Berpenghasilan

Rendah yang selanjutnya disingkat MBR adalah masyarakat yang

mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu Badan Permusyaratan

50
Desa (BPD) merupakan suatu lembaga yang berkedudukan sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan desa. Anggota Badan Permusyartan Desa

(BPD) adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan

keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan

mufakat. Anggota Badan Permusyaratan Desa ( BPD) terdiri dari ketua

rukun warga, pemangku adat, golongan profesi, pemukaagama dan tokoh

atau pemuka masyarakat lainnya (Rahardjo,2006).mendapat dukungan

pemerintah untuk memperoleh rumah yang layak huni (Daulay,2010).

 Istilah kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berarti aman sentosa

dan makmur dan dapat berarti selamat terlepas dari gangguan. Sedangkan

kesejahteraan diartikan dengan hal atau keadaan sejahtera, keamanan,

keselamatan dan ketentraman (Horton dan Chester,2008).

 Nurcholis (2011) menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu,

adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan

kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting.

51
DAFTAR PUSTAKA

Abdul,Majid. 2009.Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

Adib, Mohammad, 2008. Industri Kecil Sebagai Gerakan Sosial. Departemen


Antropologi.Surabaya:Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga.

Adisyahputra.2011.Karasteristik Sifat Agronomi dan Daya Hasil Nira Tanaman


Aren (Arenga Pinnata) Pada Beberapa Wilayah Produksi. Bioma. Vol. IX.
No. 2, September 2011. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Jakarta.

Akhmad,Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan


Model Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Allen, Alexander. Jean.2008. Strategi Membangun Tim Tangguh. Cetakan


Pertama. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Amirullah, Rindyah Hanafi.2006. Pengantar Manajemen.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Andjani, Sari. 1991. Efektifitas Teknik Kontrol Diri pada Pengendalian
Kemarahan. Jurnal Psikologi. Tahun ke XVIII Nomor 1.
Arief,Sadiman.2006.Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Arni, Muhammad. (2005). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Asariansyah Muhammad F, Choirul Saleh dan Stefanus Pani R. Partisipasi


Masyarakat dalam Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Jalan . Jurnal
Administrasi Publik (JAP), (1), No. 6, Hal. 1141-115.0 Jurusan Administrasi
Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang.

Asshiddiqie, Jimly. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta Sekertariat
Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi.

Ayu Aristiani, L. (2012). Pola Komunikasi Organisasi dalam Menangani Konflik


(Studi pada Organisasi Himpunan Pecinta Alam Mitra Gahana Universitas
Kristen Satya Wacana) (Doctoral dissertation, Program Studi Komunikasi.
fiskom-uksw).

Aziz, Mohammad Ali. 2010. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat. Paradigma aksi


Metodologi . Hal 6-7. Yogyakarta : LKiS.

52
Azwar, Saifuddin. 2012. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badudu-Zain.2009.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.

Bryson, John. M. 2007. Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial.


Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Cangara, Hafied.2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Cholid,Narbuko dan Abu,Achmadi.2006.Metodelogi Penelitian.Jakarta:Bumi


Aksara.

Dadang,Yuliantara. (2007). Tantangan memperkuat demokrasi lokal. dalam


Dadang Yuliantara. Mewujudkan kabupaten partisipatif. Yogyakarta:
Pembaruan.

Dahana,O.P.2009.Education and Communication for Development.New Delhi:IBH


Publicshing.

Daulay, Murni (2010), Metodologi Penelitian Ekonomi. Terbitan Pertama.Medan:


USU Press.

David, Freed.2008. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: PT. Perhalindo.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat


Bahasa. Edisi ke-4. Gramedia: Jakarta

Dermawan, Cecep. 2008. Administrasi Publik: Perspektif Perliaku Organisasi dan


Kabijakan Publik. Bandung: Pustaka Aulia Press.

Ditjen PMD Mendagri.2006.Sejarah Uppaya Penanggulangan Kemiskinan di


Indonesia.Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik
Indonesia.

Djamara, Syaiful Bahri .2006. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dwiyanto,agus.2007.Penilaian Kinerja Organisasi Publik.Yogyakarta:Fisipol


Universitas Gadjah Mada.

Effendy, Onong Uchjana.2008.Dinamika Komunikasi. Cetakan Ketujuh. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

53
Eko,Sutoro.2014.Desa Membangun Indonesia.Yogyakarta: Forum Pengembangan
Pembaharuan Desa – FPPD.

Engkoswara. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Ernani Hadiyati (2011). Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap


Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan,
Vol.13, No. 1, Maret 2011: 8-16.

Ghufron, M. Nur, Rini Risnawita S. 2010. Teori-Teori Psikologi. Yogjakarta: Ar-


Ruzz Media.

Gibson,2013.Organisasi dan Manajemen,Perilaku,Struktur,Proses Edisi


Keempat.Jakarta:Erlangga.

Griffin.2008. Manajemen.Jakarta:Airlangga.

Guntur, Effendi. M, 2009. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat : Transformasi


Perekonomian Rakyat Menuju Kemandirian dan Keadilan.Jakarta:Sagung
Seto.

Hadiyati,Ernani.2011. Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap


Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan,
Vol.13, No. 1, Maret 2011: 8-16

Hadjon, M, Philipus.2005. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia.Yogyakarta


: Gadjah Mada University Press.

Hardiman,F.Budi.2008.Menuju masyarakat komunikatif.Yogyakarta: Kanisius.

Haris. 2006. Politik Organisasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hartanto, Frans Mardi. 2009. Pradigma Baru Manajemen Indonesia : Menciptakan


Nilai Dengan Bertumpu Pada Kebajikan dan Potensi Insani. Bandung:
Mizan

Hartini,Sri.2012. Peran inovasi: pengembangan kualitas produk dan kinerja bisnis.


Jurnal manajemen dan kewirausahaan, vol.14, no. 1, maret 2012: 63-90

Heridiansyah, Jefri . 2014.”Manajemen Konflik Dalam Sebuah Organisasi”. Jurnal


STIE Semarang. 6(1) : 1

Hidayat , Syarif.2007. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat : Sebuah rekonstruksi


konsep community basec development.Jakarta:PT Pusta Quantum.

Hikmat,R.Harry.2006.Strategi Pemberdayaan Masyarakat.Bandung:Humaniora

54
Utama Press.

Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt,2008.Sosiologi Terjemahan Aminuddin Ram.


Jakarta: Erlangga.

Husein Umar. 2006. Strategic Manajemen.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hussain,Farooq and Saqib Ilyas.2011. Environment for innovation: Gaining


competitive Advantage. African Journal of Business Management Vol.
5(4), pp. 1232-1235, 18 February, 2011

Ife,Jim dan Frank Tesoriero.2008.Community Development Alternatif


Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi.Yogyakarta:Pustaka
Belajar.

Iskandar , Jusman.2008. Pengembangan Masyarakat.Bandung :STKSPRESS.

Ismawati,Esti.2012.Ilmu Sosial Budaya Dasar.Yogyakarta:Penebit Ombak.

Karsidi,Ravik.2009.” Pengorganisasian Potensi Pembangunan Masyarakat, Suatu


Model Menumbuhkan Partisipasi”.Makalah.Surakarta:KNPI.

Katz, Daniel & Kahn, Robert L. 2006. The Social Psychology of Organizations.
Dalam Becker & Neuhauser The Efficient Organizations.New
York:Elsevier.

Kertajaya, Hermawan. (2008). Arti komunitas. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat.2007.Masyarakat Terasing di Indonesia. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Komala, Lukiati.2009. Ilmu Komunikasi:Perpektif, Proses dan Konteks. Jakarta :


Widya Padjajaran.

Korten,david.2013.Community Organization and Rural Development A Learning


Process Approach,Public Administration.Jakarta:Lembaga Studi
Pembangunan.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Alih Bahasa : Benyamin Molan.
Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga belas. Jilid 1. Cetakan Keempat. PT.
Indeks. Jakarta.

Kusnadi.2006. Kamus Istilah Pertanian.Yogyakarta:Pustaka Pelajar .

Lawang,R.2010.Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologi Suatu


Pengantar.Depok:UI Press.

55
Littlejohn,S.W.2010.Theories of Human Communication
6thEdition.Belmont:Wadsworth.

Machali,Imam.2012.Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi,Buah Pikiran


Seputar,Filsafat,Politik,Ekonomi,Sosial, dan Budaya.Yogyakarta:PRESMA.
Makmun, Syamsudin Abin.2009.Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem
Pengajaran Modul.Bandung: Remaja Rosda Karya.
Marjoko,Iswan Kaputra, Hawari Hasibuan.2013. Peraturan Desa untuk
Kemandirian Rakyat. Medan : Penerbit Birta Indonesia.
Marzuki.2007. Hubungan Kekuasaan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
dalam Konteks Hukum Tata Negara.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Moleong,Lexy J.2007.Metodelogi Penelitian Kualitas Berfikir.Bandung:Remaja


Rosdakarya
Mulyana, Dedy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Mulyana, Deddy.2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Muspawi, Mohamad. 2014.”Manajemen Konflik (Upaya Penyelesaian Konflik


Dalam Organisasi)”. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora
16 (2) Hal 41. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi
Persada.Pres

Nawawi,Hadari dan Martini Hadari.2010.Instrumen Penelitian Bidang


Sosial.Yogyakarta:UGM Press.

Ndraha, Talizhidhuhu.2009.Dimensi – Dimensi Pemerintahan Desa.Jakarta:Bumi


Aksara.

Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.


Jakarta:Penerbit Erlangga.

Pasha Musthafa,kamal.2010.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:Citra


Karsa Mandiri.

Portes,Alenjandro.2011.The Two Meaning of Social Capital.Sociological


Forum.Vol 15,No.1:20.

Pudjiwati Sajogyo, Sayogjo. 2007. Sosiologi Pedesaan.Yogyakarta:UGM Press.

56
Purwodarminto,W.J.S .2009. Kamus Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.

Pusaka Indonesia.2008.Implementasi Otonomi Desa di Sumatera Utara.


Medan :Pusaka Indonesia.

Radcliff-Brown, AR.2010. Struktur dan Fungsi dalam Masyarakat Primitif, Dewan


Kuala Lumpur: Bahasa dan Pustaka.

Rahardjo,AdiSasmita.2006.Membangun Desa Partispatif.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Rahmad,abdul.2007.Andragogi dan Pengembangan


Masyarakat.Yogyakarta:Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga.

Ravi Kiran and Vijay Jain .2012. Enhancing innovation and intellectual property
culture in manufacturing small and medium enterprises. African Journal of
Business Management Vol. 6(4), pp. 1234-1243,1 February.

Richard,Steer. M.. 2005. Efektivitas Organisasi. (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Rivai, Veithzal.2008. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.Jakarta : PT. Raja


Grafindo Persada.

Ruslan,Rosady.2006.Metode Penelitian Public Relation dan


Komunikasi.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Sabarno,hari.2007.Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa. Jakarta:


Sinar Grafika.
Sajogyo.2010.Ekologi Pedesaan.Yogjakarta:Grafindo.

Saptono,bambangS.2006.Sosiologi Jilid 2 SMA KELAS XI.Jakarta:PT Phibeta


Aneka Gama.

Scott, Richard W. 2008. Institutions and Organizations: Ideas an Interest. Los


Angeles,London, New Delhi. Singapore: Sage Publication.

Sholihin, Imam. 2007. Hubungan Kontrol Diri dengan Kecemasan dalam


Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Semester Akhir Fakultas
Dakwah IAIN Walisongo Semarang Tahun 2006/2007 (Tinjauan
Bimbingan Konseling Islam). Skripsi.Semarang: Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo.

Siagian P. Sondang.2008. Administrasi pembangunan, Jakarta: Bumi Aksara.

Siagian, Sondang.2007. Analisa Serta Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi


(cet ke-2). Jakarta: PT. Gunung Agung.

57
Slamet,M.2014.Pemberdayaan Masyarakat dalam Membentuk Pola Perilaku
Manusia Pembangunan.Bogor:IPB.

Soeharsono dan Ana Retnoningsih.2007.Kamus Bahasa Indonesia Lengkap,


Semarang:Bintang Jaya.
Soeharso dan Ana Retnoningsih.2012.Kamus Bahasa Indonesia
Lengkap.Semarang:Bintang Jaya.

Soeharto,edi.2006.Membangun Masyarakat Memberdayakan


Rakyat.Bandung:Refika Aditama.

Soekanto,soerjono.2007.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:PT Raja Grafindo


Persada.

Soekanto,soerjono.2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT. Rajawali.

Soemantri, Bambang.T.2011.Pedoman Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.


Bandung : Fokusmedia.

Soerjono,Soekanto.2006.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:Rajawali Press.

Soeroso, Andreas. 2008. Sosiologi 1.Jakarta: Yudhistira.

Soetomo. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga.

Sri hartini (2012). Peran inovasi: pengembangan kualitas produk dan kinerja bisnis.
Jurnal manajemen dan kewirausahaan, vol.14, no. 1, maret 2012:63-90

Subakti,A.Ramlan.2011.Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.Jakarta:Prenada


Media Group.

Sudarso, 2008. Organisasi dan Metode. Jakarta: Karunika Universitas Terbuka.

Suendro,Ginanjar.2010. Analisis Pengaruh Inovasi Produk Melalui Kinerja


Pemasaran Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing
Berkelanjutan.Jakarta:PT Gramedia Pustaka
.
Sugiyanto.2007. Lembaga Sosial.Yogyakarta:Global Pustaka Utama.

58
Suharto,edi.2009.Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.Bandung:PT
Refika Aditama.

Sumber Saparin.2009.Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa.


Jakarta: Penerbit GHalia Indonesia.

Suradi.2007. Selintas : Pengembangan Masyarakat. Jurnal Ilmiah Teknologi


Pengembangan Masyarakat.Bandung:LPM STKSPRESS.

Suryana.2006. Kewirausahaan.Jakarta:Salemba Empat.

Suyatno,hempri dan Suparjan.2008.Pengembangan Masyarakat dan


Pembangunan sampai Pemberdayaan.Yogyakarta:Aditya Media.

Syabra,R.2008.Modal Sosial : Konsep Aplikasi.Jurnal Masyarakat dan


Budaya.Vol.V.No.1:1-5
Syafiie, Inu Kencana.2007. Ilmu Pemerintahan. Bandung : Mandar Maju.
Syahrial,Syarbani.2009.Dasar-Dasar Sosiologi.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Syamsi,Ibnu.2007. Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen.Jakarta: Rineka Cipta.

Tangkilisan, Hessel Nogi. 2006. Manajemen Publik. Jakarta: Gramedia


Widiasarana Indonesia.
Thommas W. Zimmerer 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha
Kecil.Jakarta:Salemba Empat.

Wasistiono, Sadu, dan Irwan Tahir.2006. Prospek Pengembangan Desa.


Bandung:Fokusmedia.

Widjaja, HAW.2006. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa, Pemerintahan Desa


dan Administrasi Bisnis.Jakarta:Raja Wali Press.
Usman,Sunyoto.2010.Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

59

Anda mungkin juga menyukai