Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN MATA KULIAH

KELEMBAGAAN MASYARAKAT DESA

Oleh:
Kelompok 8
Jarmi Puspita Sari E1D021036
Pebi Fitria E1D021044
Milda Okta Rolenza E1D021059
Edo Putra Pratama E1D021061
A.Aji Rizqi Agung Cahyadi E1D021089

Dosen Pengampu:
Rihan Ifebri, SP.,M.Si
NIP. 19890203 202203 1 001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIBERSITAS BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat rahmat, nikmat dan
karunia-Nya sehingga pelaksanaan praktikum lapangan mata kuliah Kelembagaan
Masyarakat Desa berjalan dengan lancar. Laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas dalam kegiatan MBKM Bina Desa sebagai bahan acuan dari program yang telah
dilaksanakan. Dalam laporan ini penulis mengangkat beberapa topik dan menguraikan hasil
penelitian serta analisis terkait dengan topik yang telah diberikan oleh dosen.
Pelaksanaan MBKM Bina Desa ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak baik dosen, mahasiswa, maupun masyarakat sekitar lokasi MBKM Bina
Desa. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi yang menulis dan yang membacanya.

Bengkulu, November 2023

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................iv

BAB I......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2

1.3 Tujuan...........................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................3

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN........................................................5

3.1 Profil Desa.....................................................................................................................5

3.1.1 Letak dan keadaan wilayah....................................................................................5

3.1.2 Kondisi Desa.........................................................................................................6

3.1.3 Keadaan penduduk.................................................................................................6

3.1.4 Kependudukan berdasarkan wilayah dusun...........................................................7

3.1.5 Kependudukan berdasarkan pendidikan................................................................7

3.1.6 Kependudukan berdasarkan pekerjaan...................................................................8

3.1.7 Sarana dan prasarana perekekonomian..................................................................9

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................11

ii
4.1 Kelompok PKK...........................................................................................................11

4.2 BPD (Badan Masyarakat Desa)..................................................................................16

4.3 BUMDES (Badan Usaha Milik Desa)........................................................................24

4.4 LEMBAGA POKDARWIS........................................................................................27

4.5 BMA (Badan Musyawarah Adat)...............................................................................32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................36

5.1 Kesimpulan.................................................................................................................36

5.2 Saran............................................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................37

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 kependudukan berdasarkan wilayah dusun............................................................7

Tabel 3. 2 kependudukan berdasarkan pendidikan.................................................................8

Tabel 3. 3 kependudukan berdasarkan pekerjaan...................................................................9

Tabel 3. 4 sarana dan prasarana perekekonomian.................................................................10

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Kelompok PKK................................................................15

Gambar 4. 2 Struktur Organisasi BPD..................................................................................20

Gambar 4. 3 Struktur Organisasi Bumdes............................................................................25

Gambar 4. 4 Struktur Lembaga Pokdarwis...........................................................................29

Gambar 4. 5 Struktur Badan Musyawarah Adat...................................................................34

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah Indonesia sebagian penduduknya dominan masih tinggal di kawasan
perdesaan untuk meningkatkan taraf hidup dan mensejahterahkan masyarakat
merupakan salah satu tugas pemerintah. Upaya mensejahterahkan masyarakat dapat
dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat dengan tujuan akhir terciptanya
masyarakat yang mandiri. Dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat perlu
keterlibatan pihak-pihak lain salah satunya ialah lembaga kemasyarakatan desa.
Lembaga-lembaga kemasyarakatan menjadi bagian penting dari demokrasi desa. Di atas
kertas, UU dan PP memberikan kekuasaan yang besar terhadap apa yang disebut
sebagai Lembaga Kemasyarakatan, dan ini sepertinya akan memberikan ruang bagi
masyarakat sipil di desa untuk berpartisipasi dalam pengelolaan pemerintahan dan
pembangunan (Fina, V.M., 2018).
sebagai tatanan dan pola hubungan yang saling mengikat antar anggota masyarakat
atau organisasi. Hubungan ini dapat ditentukan oleh faktor pembatas dan pengikat,
seperti norma, kode etik, atau aturan formal dan informal, yang diakomodasi dalam
suatu organisasi atau jaringan. Untuk mengatur perilaku sosial dan menginisiasi insentif
untuk bekerja sama dan mencapai tujuan bersama. Lembaga mencakup beberapa
elemen bagian dari institusi yaitu adanya aturan perilaku, baik formal maupun informal,
cara untuk menegakkan aturan ini, prosedur untuk mediasi konflik, hukuman untuk
melanggar aturan (Syahyuti, 2016).
kelembagaan masyarakat desa merupakan suatu sistem norma khusus yang menata
suatu rangkaian tindakan yang berpola guna memenuhi kebutuhan manusia dalam
kehidupan bersama, dimana lembaga kemasyarakatan harus mempunyai sistem norma
yang mengatur tindakan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam
hal pemenuhan kebutuhan, proses ini tersebut tak lepas dari fungsi pemerintah yang
memberdayakan, dan di dalamnya meliputi mengembangkan, memandirikan,
menswadayakan dan memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah

1
terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan (Porajo, R.
C. et al, 2021).
Pada konteks pembangunan pedesaan dalam kelembagaan masyarakat
menyangkut banyak aspek seperti ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi. Hal ini
merupakan pembelajaran yang penting untuk pendidikan mahasiswa agar dapat
mengetahui dan ikut berkontribusi dalam mitra kelembagaan masyarakat di desa.
Pemahaman tersebut menjadikan mahasiswa dapat mengembangkan potensi dirinya.
Desa Sumber Urip merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Selupu
Rejang, Kabupaten Rejang lebong, Provinsi Bengkulu. Memiliki jumlah penduduk
sebanyak 2471 jiwa yang tersebar diberbagai 6 dusun di Desa Sumber Urip.Dengan
mayoritas masyaraktnya bekerja sebagai petani, dan memiliki taman wisata bukit kaba
menjadikan Maka dari itu kegiatan Bina Desa Sumber Urip bertujuan untuk melakukan
pengembangan lembaga masyarakat desa yang ada desa Sumber Urip
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang pada laporan mata kuliah
kelembagaan masyarakat desa sebagai berikut :
1. Apa saja kelembagaan masyarakat di Desa Sumber Urip ?
2. Bagaimana peranan dari lembaga di Desa Sumber Urip?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah pada laporan mata kuliah
kelembagaan masyarakat desa sebagai berikut :
1. Mengetahui apa saja kelembagaan masyarakat di Desa Sumber Urip ?
2. Mengetahui peranan dari lembaga di Desa Sumber Urip ?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelembagaan adalah aturan di dalam suatu kelompok masyarakat atau organisasi
yang memfasilitasi koordinasi antar anggotanya untuk membantu mereka dengan harapan
setiap orang atau organisasi mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Kelembagaan atau
organisasi perlu untuk didirikan sebagai pusat pembelajaran masyarakat terpadu dan harus
memiliki struktur organisasi yang jelas yang diperlukan karena struktur organisasi
merupakan struktur formasl tentang hubungan tugas dan wewenang yang mengendalikan
bagaimana tiap individu bekerjasama dan mengelola segala sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan dari organisasi (Noor, 2015).
Guna terlaksananya pembangunan di daerah pedesaan sudah seharusnya dituntut
kesiapan dan kemauan dari masyarakat desa itu sendiri untuk melakukan suatu
pembangunan di desa dengan kekuatan mereka sendiri dengan memanfaatkan potensi serta
sumber daya yang ada baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia agar
pembangunan itu mencapai sasarannya yaitu untuk kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakatnya (Kaiyo, Asrun. R, 2019; Murdani, Sus Widayani, 2019).
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 2007 Pasal 3, Lembaga
kemasyarakatan memiliki tugas yang meliputi: (1) Menyusun rencana pemabangunan
secara partisipatif; (2) Melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan
mengembangkan pemabangunan secara partisipatif; (3) Menggerakkan dan
mengembangkan partisipasi, gotong – royong dan swadaya masyarakat; dan (4)
Menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan
masyarakat. Jenis Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan, yaitu: (1) Rukun Tetangga
(RT), Rukun Warga (RW), (2) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), (3) Karang
Taruna (KARTAR), (4) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), dan (5) Lembaga
Adat (Majasari, 2021).
Fungsi lembaga kemasyarakatan antara lain : penampungan dan penyaluran aspirasi
masyarakat dalam pembangunan; penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan

3
pengembangan pembangunan secara partisipatif; penumbuhkembangan dan penggerak
prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat (pasal 92 PP.72/2005).
Bentuk pemberdayaan masyarakat dan merujuk pada undang-undang nomor 16
tahun 2014 tentang pemerintahan desa bahwa salah satu upaya pemberdayaan
masyarakat adalah dengan bagaimana mengoptimalkan lembaga kemasyarakatan desa
untuk meningkatkan upaya dalam mensejahterakan masyarakat desa maka hal ini juga
yang akan dilihat selanjutnya.Dengan demikian,harapannya pada umumnya pemerintahan
desa dapat bekerja sama dengan lembaga masyarakat pedesaan dalam upaya mencapai
pembangunan pedesaan yang berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa, dan memperkuat komunitas lokal secara keseluruhan. Pemberdayaan lembaga-
lembaga masyarakat pedesaan juga dapat membantu menciptakan ikatan sosial yang
kuat di dalam masyarakat desa, yang pada gilirannya dapat memajukan tujuan
pembangunan yang lebih luas (Prianto, W., 2024).

4
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN
3.1 Profil Desa
3.1.1 Letak dan keadaan wilayah
Provinsi Bengkulu terletak di bagian barat Pulau Sumatera dan berbatasan
langsung dengan Samudera Indonesia dengan pantai ±525 KM dan luas wilayah
32.365,6 KM2 yang memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai
Provinsi Lampung dengan jarak ±567 KM.

Gambar 4.1 Peta Wilayah Desa Sumber Urip

Sumber : Google Maps, 2023

Desa Sumber Urip adalah salah satu desa di Kecamatan Selupu Rejang
Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, dengan luas wilayah 1.077 Hektar.
Jarak dari Desa ke Ibukota Kecamatan 7 KM, jarak dari Desa ke Ibukota Kabupaten
18 KM. Adapun batas-batas wilayah Desa Sumber Urip, adalah;
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Karang Jaya
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Talang Lahat

5
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Wisata Bukit Kaba
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sumber Bening
Wilayah Desa Sumber Urip, 60% berupa daratan yang sebagian besar
dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan dengan komoditi utama; Sayur Mayur dan
40% Wilayah daratan dipergunakan untuk perumahan penduduk sekitar
Iklim Desa Sumber Urip, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia
mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempengaruhi langsung
terhadap pola tanam dan pola pertanian yang diterapkan masyarakat dalam hal
mengelolah lahan pertanian yang ada di Desa Sumber Urip.
3.1.2 Kondisi Desa
3.1.2.1 Keadaan Sosial
Penduduk Desa Sumber Urip berasal berbagai daerah, dimana mayoritas
penduduknya asli Suku Jawa Sehingga tradisi musyawarah mufakat, gotong-royong
dan kearifan lokal yang ada cendrung lebih efektif dan efisien dalam menyelesaikan
permasalahan daripada menggunakan jalur hukum, hal ini berguna untuk
menghindari adanya gesekan-gesekan terhadap norma-norma dan nilai-nilai dalam
masyarakat. Desa Sumber Urip mempunyai jumlah penduduk 2471 jiwa, yang terdiri
dari laki-laki; 1230 jiwa, perempuan; 1241 orang dan 799 KK, yang terbagi dalam 6
(Enam) wilayah dusun
3.1.3.2 Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi masyarakat Desa Sumber Urip, secara rata-rata tergolong
masyarakat menengah kebawah dan RTM, sedangkan hanya sebagian kecilnya yang
berekonomi kuat/menengah keatas. Kondisi ini disebabkan oleh rendahnya SDM dan
mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani yang menggunakan pola
pertanian tradisional. Selain bertani ada juga yang bekerja sebagai buruh bangunan,
buruh tani, PNS, honorer dan pelayanan jasa lainnya.
3.1.3 Keadaan penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisisli di wilayah geografis suatu
negara selama jangka waktu tertentu serta sudah memenuhi syarat-syarat yang telah

6
ditentukan oleh peraturan negara.jumlah penduduk merupakan suatu banyak individu
manusia yang dapat menempati suatu wilayah atau negara dalam kurun waktu
tertentu, serta dapat menemukan jumlah penduduk di dalam suatu wilayah dapat
dilakukan dengan cara mengukur pada data demografi yang dengan secara tepat atau
akurat untuk dapat menjaringnya.
Gambaran umum kependudukan di desa sumber urip memiliki kriteria yaitu
kependudukan berdasarkan wilayah dusun, kependudukan berdasarkan pendidikan,
Kependudukan berdasarkan pekerjaan.
3.1.4 Kependudukan berdasarkan wilayah dusun
Desa sumber urip mempunyai jumlah penduduk 2.471 jiwa, yang terdiri dari
laki-laki 1230 jiwa, perempuan 1241 orang dan 799 KK, yang terbagi dalam 6
(Enam) wilayah dusun. Jumlah penduduk Desa Sumber Urip lebih dominan di Dusun
4 (Empat), karena luas wilayah pemukiman Dusun lebih luas. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. 1 kependudukan berdasarkan wilayah dusun


No Wilayah Dusun Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Dusun I 519 21,0
2. Dusun II 462 18,7
3. Dusun III 448 18,2
4. Dusun IV 720 29,2
5. Dusun V 160 6,4
6. Dusun VI 162 6,5
 2471 100,0
Sumber: Data Sekunder Desa Sumber Urip, 2023

3.1.5 Kependudukan berdasarkan pendidikan


Pendidikan merupakan usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

7
potensi dirinya untuk memilki kekuatan spritual keagamaan,pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pendidikan juga sebagai tombak kemajuan desa. Tingkat pendidikan
suatu desa yang tinggi tentu dapat menaikkan derajat desa. Penduduk yang
berpendidikan tinggi dapat berpikir lebih kritis dan rasional, sehingga diharapkan
ketik sudah sukses nanti dapat memberikan kontribusinya bagi kemajuan desa.
Tingkat SDM di Desa Sumber Urip, termasuk kategori rendah, secara rata-rata
tamatan SD dan tamatan SMP lebih mendominasi, hal ini dikarenakan banyak anak
putus sekolah pada usia remaja menginjak remaja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. 2 kependudukan berdasarkan pendidikan


No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Tidak Sekolah 550 18,3
2. Pra Sekolah 670 22,3
3. SD 850 28,2
4. SLTP 450 15,0
5. SLTA 430 14,3
6. Diploma 30 1,0
7. S1 21 0,6
8. S2 & S3 10 0,3
 3.011 100,0
Sumber: Data Sekunder Desa Sumber Urip, (2023)

3.1.6 Kependudukan berdasarkan pekerjaan


Variasi jenis pekerjaan dapat menjadi tolak ukur kesejahteraan penduduk pada
suatu wilayah. Jumlah peerjaan yang tinggi menimbulkan peluang untuk bekerja juga
tinggi, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Jenis pekerjaan di desa
umumnya. bervariasi dan sebagian besar berada pada bidang pertanian, baik itu

8
menjadi buruh, petani, pedagang pertanian dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. 3 kependudukan berdasarkan pekerjaan


No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Buruh 450 27,5
2. Petani 850 51,9
3. Peternak 15 0,9
4. Pedagang 35 2,1
5. Honorer/Kontrak 20 1,2
6. PNS 26 1,6
7. TNI/POLRI 2 0,1
8. Swasta/lainnya 240 14,7
 1.638 100,0
Sumber: Data Sekunder Desa Sumber Urip, (2023)

3.1.7 Sarana dan prasarana perekekonomian


Sarana adalah alat yang dapat digunakan untuk melancarkan atau memudahkan
manusia dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu
yang menunjang secara langsung atau tidak langsung segala jenis sarana.Umumnya
prasarana dimiliki dan dibangun oleh pemerintah dalam bentuk benda tidak bergerak.
Sarana dan prasarana di desa sumber urip kecamatan selupu rejang meliputi kantor
desa, balai desa, masjid, posyandu, gedung Sekolah PAUD, SD, SLTP, Lapangan
sepak bola, jalan, dll. Kelengkapan sarana dan prasarana pemerintah akan sangat
mendukung kelancaran usahatani dan pelayanan umum khususnya pelayanan
terhadap warga disuatu wilayah tertentu. Selengkapnya mengenai sarana dan
prasarana yang ada di desa sumber urip dapat di lihat pada tabel dibawah ini.

9
Tabel 3. 4 sarana dan prasarana perekekonomian
JUMLAH/
NO SARANA/PRASARANA LOKASI
VOLUME
1. Kantor/Balai Desa 1 Unit Dusun IV
2. Masjid 1 Unit Dusun III
3. Mushola 7 Unit Dusun I-VI
4. Puskesmas 1 Unit Dusun I
5. Posyandu 1 Unit Dusun IV
6. Pos Ronda 8 Unit Dusun I-VI
7 Gedung Paud 1 Unit Dusun IV
8 Gedung SD 1 Unit Dusun I
9 Gedung SLTP 1 Unit Dusun I
10 Gedung Serba Guna 1 Unit Dusun I
11 Tempat Pemakaman Umum (TPU) 1 Titik Dusun II
12 Jalan Poros/Hot Mix ± 5 KM Desa
13 Jalan Telford/Perkerasan ± 1 KM Dusun I-VI
14 Jalan Lapisan Penetrasi ± 5000 M Dusun I-VI
15 Jalan Rabat Beton ke Perkebunan ± 1000 M Dusun I-VI
16 Jalan Rabat Beton dalam Desa ± 5000 M Dusun I-VI
17 Jalan Tanah/Setapak ± 5000 M Dusun I-VI
18 SPAL ± 100 M Dusun I-VI
19 Lapangan Sepak Bola 1 Titik Dusun I-VI
20 Pisiting Center 1Unit Dusun VI
Sumber: Data Sekunder Desa Sumber Urip, (2023)

10
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kelompok PKK
Kelompok PKK adalah kelompok-kelompok yang berada di bawah Tim
Penggerak PKK Desa/kelurahan yang dapat dibentuk berdasarkan kewilayahan atau
kegiatan. Kelompok PKK dapat dibentuk berdasarkan wilayah seperti RW, RT, atau
dusun. Kelompok PKK juga dapat dibentuk berdasarkan kegiatan seperti kelompok
PKK bidang ekonomi, kelompok PKK bidang kesehatan, atau kelompok PKK bidang
pendidikan. PKK adalah sebuah organisasi kemasyarakatan desa yang mampu
menggerakkan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan, juga berperan dalam
kegiatan pertumbuhan desa. PKK sebagai gerakan yang tumbuh dari bawah dengan
perempuan sebagai penggerak dalam membangun, membina, dan membentuk keluarga
guna mewujudkan kesejahteraan keluarga sebagai unit kelompok terkecil dalam
masyarakat. Konsep kesejahteraan keluarga adalah konsep tentang terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia dari setiap anggota keluarga secara material, sosial, mental
dan spiritual sehungga dapat hidup layak sebagai manusia yang bermanfaat. Tim PKK
adalah mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan yang berfungsi sebagai
fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing
bidang agar terlaksananya program PKK (Jovani, A. (2016).
Kelompok PKK memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga di Indonesi yaitu memberikan pembinaan dan pemberdayaan dalam
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keluarga yang sejahtera. Pada
kelompok PKK di desa sumber urip, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang
Lebong terdapat 4 Pokja (Program Kerja) (Shalfiah, 2013) adalah sebagai berikut:
1. Pokja 1
Pada pokja 1 terdapat beberapa kegiatan yaitu gotong royong, pengajian dan
penyuluhan. Kegiatan pokja 1 ini berperan untuk meningkatkan rasa kebersamaan
dan kekeluargaan. PKK dapat mengadakan kegiatan seperti kerja bakti, bersih-
bersih lingkungan, dan membantu korban bencana alam. Kemudian pengajian

11
kelompok PKK biasanya dilaksanakan rutin setiap minggu atau bulan sekali.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anggota
PKK tentang agama Islam, sekaligus untuk mempererat tali silaturahmi antar
anggota.
Selanjutnya kegiatan penyuluhan kelompok PKK merupakan salah satu
kegiatan yang penting untuk dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota PKK dalam berbagai
bidang, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kegiatan
penyuluhan yang dilakukan antaranya Penyuluhan tentang kesehatan keluarga
seperti cara menjaga kesehatan keluarga, pencegahan penyakit, dan penanganan
penyakit, penyuluhan tentang pendidikan anak, seperti cara mendidik anak yang
baik, pentingnya pendidikan anak usia dini, dan cara mengatasi masalah anak dan
Penyuluhan tentang ekonomi keluarga, seperti cara meningkatkan pendapatan
keluarga, pengelolaan keuangan keluarga, dan usaha ekonomi produktif.
2. Pokja 2
Pada pokja 2 terdapat beberapa kegiatan yaitu pengembangan UMKM di
Desa Sumber Urip dan Pemberdayaan ekonomi keluarga. Kegiatan pokja 2 ini
berperan dalam pengembangan UMKM adalah kualitas sumber daya manusianya.
PKK dapat memberikan pelatihan dan pendampingan kepada anggotanya untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam mengelola usaha.
Pelatihan dan pendampingan dapat diberikan dalam berbagai bidang, seperti
manajemen usaha, produksi, pemasaran, dan keuangan. Namun kegiatan
pengembangan UMKM di desa ini sukar untuk dilakukan dikarenakan Sumber
Daya Manusianya kurang berminat dan lebih dominan kerja dilahan pertanian,
sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani dan mengelolah lahan sendiri
sehingga sulit untuk mengembangkan UMKM dengan peluang pasar yang belum
pasti.
Pemberdayaan ekonomi keluarga kelompok PKK adalah upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan pendapatan keluarga.

12
Upaya ini dilakukan dengan memberikan pendampingan dan pelatihan kepada
kelompok PKK agar mampu mengembangkan usaha ekonomi produktif.
3. Pokja 3
Pada pokja 3 terdapat beberapa kegiatan yaitu Kesehatan lingkungan, Air
bersih, dan pembuangan limbah. Kegiatan pokja 3 ini berperan terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya
angka kesakitan dan kematian akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan PHBS, seperti DBD, diare, dan malaria. kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok PKK dalam rangka kesehatan lingkungan yaitu Pemberantasan sarang
nyamuk (PSN). Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit
demam berdarah dengue (DBD). Kader PKK dilatih untuk melakukan PSN dengan
menggunakan alat pengasapan (fogging) atau alat semprot (spraying) dan gerakan
Jumat Bersih (GJB). Kegiatan ini dilakukan untuk membersihkan lingkungan, baik
lingkungan rumah, lingkungan RT/RW, maupun lingkungan umum. Kelompok
PKK memiliki peran penting dalam mempromosikan akses air bersih dan
pembuangan limbah di Indonesia, melalui berbagai kegiatan, termasuk:
1. Membangun dan memelihara sumur dan sumber air bersih lainnya
2. Memberikan pelatihan tentang sanitasi dan kebersihan
3. Mengkampanyekan pentingnya air bersih dan pembuangan limbah
4. Pokja 4
Pada pokja 4 terdapat beberapa kegiatan yaitu Kesehatan keluarga,
posyandu, senam sehat. Kegiatan pokja 4 ini berperan dalam meningkatkan
kualitas Posyandu, kesehatan keluarga Pemeriksaan kesehatan merupakan salah
satu kegiatan yang penting untuk dilakukan secara rutin. Pemeriksaan kesehatan
ini bertujuan untuk mendeteksi dini penyakit dan memberikan penanganan yang
tepat.. Posyandu merupakan wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
dan kesejahteraan keluarga. Kader PKK berperan dalam memberikan penyuluhan
kesehatan, pemantauan pertumbuhan balita, dan pemberian imunisasi (Fitriani et
al, 2021).

13
Kegiatan senam sehat bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan
kebugaran jasmani para anggota PKK. Kegiatan ini biasanya dilakukan secara
rutin oleh kelompok pkk dan masyarakat sekitar di Desa Sumber Urip. Kegiatan
senam sehat kelompok PKK biasanya dilaksanakan pada pagi hari, sebelum
memulai aktivitas sehari-hari. Hal ini bertujuan agar para anggota PKK dapat
memulai hari dengan semangat dan tubuh yang segar. Kegiatan senam sehat
kelompok PKK biasanya dipandu oleh seorang instruktur senam yang sudah
berpengalaman. Instruktur senam akan memberikan arahan dan bimbingan kepada
para peserta senam agar gerakan senam dilakukan dengan benar dan tidak
menimbulkan cedera.
Gerakan senam sehat kelompok PKK biasanya terdiri dari gerakan
pemanasan, gerakan inti, dan gerakan pendinginan. Gerakan pemanasan bertujuan
untuk mempersiapkan tubuh untuk melakukan gerakan senam yang lebih berat.
Gerakan inti bertujuan untuk melatih seluruh otot dan persendian tubuh. Gerakan
pendinginan bertujuan untuk mengembalikan kondisi tubuh ke keadaan semula.
PKK merupakan organisasi kemasyarakatan yang beranggotakan kaum
perempuan dan berkedudukan di desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi,
dan nasional. Pada tingkat desa/kelurahan, PKK dipimpin oleh seorang Ketua yang
dipilih oleh anggota PKK. Ketua PKK Desa/Kelurahan dibantu oleh seorang Wakil
Ketua, seorang Sekretaris, seorang Bendahara,

14
STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK PKK
DESA SUMBER URIP
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Kelompok PKK

WAKIL KETUA
Suhartini

WAKIL KETUA
Suhartini

SEKRETARIS SEKRETARIS
Dian Ayu Dian Ayu

POKJA 1 POKJA 2 POKJA 3 POKJA 4

KETUA KETUA KETUA KETUA

Sartini Sutarti Menda Gita Wirian Catur Purnami

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

15
Di setiap tingkatan, terdapat susunan pengurus yang terdiri dari ketua, wakil
ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa seksi sesuai dengan program pokok PKK.
Tugas dan fungsi pengurus PKK di setiap tingkatan adalah sebagai berikut:
1. Ketua
Adapun topoksi/tugas dari ketua kelompok PKK adalah sebagai berikut:
a. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan PKK di tingkatannya.
b. Membina dan mengembangkan kader PKK di tingkatannya.
c. Mewakili PKK di tingkatannya dalam hubungan dengan instansi terkait.
2. Wakil Ketua
Adapun topoksi/tugas dari wakil ketua kelompok PKK adalah sebagai berikut:
a. Membantu ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
b. Mewakili ketua apabila ketua berhalangan.
3. Sekretaris
Adapun topoksi/tugas dari Sekretaris kelompok PKK adalah sebagai berikut:
a. Membantu ketua dalam melaksanakan tugas-tugas administrasi.
b. Menyiapkan bahan-bahan rapat dan pertemuan.
c. Mendokumentasikan kegiatan PKK.
4. Bendahara
Adapun topoksi/tugas dari bendahara kelompok PKK adalah sebagai berikut:
a. Mengelola keuangan PKK.
b. Membuat laporan keuangan.
5. Seksi-seksi setiap Pokja
Adapun topoksi/tugas dari seksi-seksi Pokja kelompok PKK adalah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan program pokok PKK sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Membina dan mengembangkan kader PKK di bidang tugasnya.
4.2 BPD (Badan Masyarakat Desa)
A. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

16
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah lembaga perwujudan demokrasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD bisa disebut sebagai parlemen di
desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa. Berdasarkan
fungsinya, BPD bisa disebut sebagai lembaga kemasyarakatan. Dikarenakan
bersesuaian dengan pada pemikiran pokok yang dalam kesadaran masyarakat. BPD
adalah lembaga baru di desa pada masa otonomi daerah di Indonesia (Malik, 2020).
Anggota BPD adalah para wakil dari penduduk desa yang berhubungan
berdasarkan keterwakilan wilyah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan
mufakat. Anggota BPD tersusun dari ketua Rukun Warga (RW), Pemangku adat,
golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lain. Masa
jabatan anggota dari BPD adalah 6 tahun dan bisa diangkat atau diusulkan kembali
untuk masa jabatan satu kali pada berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak
diperkenankan merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa.
Peresmian anggota BPD dikukuhkan dengan Keputusan Bupati/Walikota yang mana
sebelum menjabat mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama dihadapan
masyarakat dan dipandu oleh Camat/Bupati/Walikota. Ketua BPD dipilih dari dan oleh
anggota BPD dengan langsung didalam Rapat BPD yang digelar secara khusus
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, BPD
mempunyai fungsi sebagai berikut:
B. Fungsi BPD
1. Membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa bersama kepala desa.
2. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa.
3. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa dan perangkat desa.
C. Tujuan BPD
Tujuan dari pembentukan BPD adalah sebagai berikut:
1. Memberi pedoman kepada anggota masyarakat bagaimana mereka dalam bertingkah
laku atau bersikap sesuai dengan kedudukannya dalam menghadapi masalah didalam
masyarakat yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.

17
2. Menjaga masyarakat agar tetah utuh.
3. Memberi pedoman pada masyarakat untuk membuat sistem pengendalian sosial.
Seperti sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggotanya .
4. Sebagai tempat demokrasi di desa, anggota BPD dipilih dari dan oleh penduduk desa
yang sudah memenuhi persyaratan. Sedangkan pimpinan BPD dipilih dari dan oleh
anggota BPD sendiri.
D. Tugas BPD
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Permendagri No.110/2016 Tugas
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai berikut:
1. Menggali aspirasi masyarakat
2. Menampung aspirasi masyarakat
3. Mengelola aspirasi masyarakat
4. Menyalurkan aspirasi masyarakat
5. Menyelenggarakan musyawarah Tugas Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
6. Menyelenggarakan musyawarah Desa
7. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa
8. Menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan Kepala Desa
antarwaktu
9. Membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa
10. Melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa
11. Melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa
12. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah Desa dan lembaga
Desa lainnya; dan
13. melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
E. Hak BPD
1. Mendapatkan keterangan kepada pemerintah desa
2. Mengemukakan pendapat
3.

18
F. Hak Anggota BPD
1. Mengajukan rancangan peraturan desa
2. Mengajukan pertanyaan
3. Menyampaikan usul dan pendapat
4. Memilih dan dipilih
5. Mendapatkan tunjangan
BPD merupakan lembaga yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan
desa. BPD berperan sebagai wakil dari masyarakat desa dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa. BPD juga berperan sebagai pengawas kinerja kepala desa dan
perangkat desa (Setyaningrum dkk, 2019).
Berikut ini adalah beberapa contoh peran BPD dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa:
1. BPD berperan dalam penyusunan peraturan desa. BPD memberikan masukan dan
saran kepada kepala desa dalam penyusunan peraturan desa.
2. BPD berperan dalam perencanaan pembangunan desa. BPD memberikan masukan
dan saran kepada kepala desa dalam perencanaan pembangunan desa.
3. BPD berperan dalam pengawasan kinerja kepala desa dan perangkat desa. BPD
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi kepala desa dan
perangkat desa.

19
STRUKTUR ORGANISASI BPD DESA SUMBER URIP
Gambar 4. 2 Struktur Organisasi BPD
KETUA
SUKIRNO

WAKIL KETUA
HERIYANTO

SEKRETARIS
CATUR PURNAMI

ANGGOTA ANGGOTA
KUMPUL ADI GUYUB SISWANTO
MISTAM OKTARI

Berdasarkan sususan Struktur BPD diatas diketahui peran pengurus BPD Desa
Sumber Urip sebagai berikut ini:
1. KETUA
Ketua BPD merupakan salah satu peran penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa. Ketua BPD adalah pimpinan BPD yang dipilih dari dan oleh anggota
BPD secara langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus. Ketua BPD
berkedudukan di desa dan berkewajiban untuk:
1. Melaksanakan fungsi BPD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Mengkoordinasikan dan memimpin pelaksanaan tugas anggota BPD.
3. Mewakili BPD dalam hubungan dengan pemerintah, lembaga desa, dan
masyarakat desa.

20
Adapun peran Ketua BPD dalam penyelenggaraan pemerintahan desa:
1. Menggerakkan dan memimpin anggota BPD dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
2. Memimpin rapat BPD dan mengambil keputusan atas nama BPD.
3. Melakukan hubungan dengan pemerintah, lembaga desa, dan masyarakat desa.
Ketua BPD harus memiliki sifat kepemimpinan yang kuat, kemampuan
komunikasi yang baik, dan pemahaman yang mendalam tentang peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan desa. Ketua BPD juga harus memiliki integritas dan
komitmen yang tinggi untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat desa. Ketua BPD
merupakan salah satu kunci keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan desa. Ketua
BPD yang mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik akan dapat
mewujudkan pemerintahan desa yang demokratis dan partisipatif.
2. WAKIL KETUA
Wakil Ketua BPD merupakan pimpinan BPD yang dipilih dari dan oleh anggota
BPD secara langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus. Wakil ketua
berkewajiban untuk :
1. Melaksanakan fungsi BPD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Membantu Ketua BPD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
3. Mewakili BPD dalam hal Ketua BPD berhalangan hadir.
Adapun peran Wakil Ketua BPD dalam penyelenggaraan pemerintahan desa:
1. Membantu Ketua BPD dalam menggerakkan dan memimpin anggota BPD
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
2. Membantu Ketua BPD dalam memimpin rapat BPD.
3. Membantu Ketua BPD dalam melakukan hubungan dengan pemerintah,
lembaga desa, dan masyarakat desa.
Wakil Ketua BPD juga harus memiliki integritas dan komitmen yang tinggi
untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat desa dan mampu menjalankan peran dan
fungsinya dengan baik akan dapat membantu Ketua BPD dalam mewujudkan

21
pemerintahan desa yang demokratis dan partisipatif. Secara umum, peran wakil ketua
BPD dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Peran sebagai pendamping Ketua BPD.
Dalam peran ini, Wakil Ketua membantu Ketua BPD dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya. Wakil Ketua BPD dapat membantu Ketua BPD dalam
memimpin rapat BPD, melakukan hubungan dengan pemerintah, lembaga desa, dan
masyarakat desa, serta melakukan pengawasan kinerja kepala desa dan perangkat
desa.
b. Peran sebagai pengganti Ketua BPD.
Dalam peran ini, Wakil Ketua mewakili Ketua BPD dalam hal Ketua BPD
berhalangan hadir. Wakil Ketua BPD dapat mewakili Ketua BPD dalam memimpin
rapat BPD, melakukan hubungan dengan pemerintah, lembaga desa, dan masyarakat
desa, serta melakukan pengawasan kinerja kepala desa dan perangkat desa.
3. SEKRETARIS
Sekretaris BPD bertanggung jawab untuk menyusun peraturan desa yang nantinya
akan melahirkan produk hukum desa.Sekretaris juga bertanggung jawab melaksanakan
fungsi administrasi dan kesekretariatan di lembaga BPD. Seperti, mempersiapkan dan
melaksanakan rapat-rapat BPD, Mencatat, menyusun dan mengelola administrasi BPD,
seperti surat menyurat, dokumen, dan laporan keuangan, memastikan kelancaran
operasional BPD serta harus memiliki keterampilan dan kompetensi yang mumpuni di
bidang administrasi, kesekretariatan, dan manajemen.
4. ANGGOTA BPD
Anggota BPD merupakan unsur BPD yang dipilih secara langsung oleh penduduk
desa dalam musyawarah desa.Berikut ini adalah beberapa peran anggota BPD dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa:
1. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa
Anggota BPD berperan sebagai jembatan antara masyarakat desa dan
pemerintah desa. Anggota BPD bertugas untuk menampung dan menyalurkan
aspirasi masyarakat desa kepada pemerintah desa. Aspirasi masyarakat desa dapat

22
disampaikan secara langsung kepada anggota BPD, melalui forum-forum
musyawarah desa, atau melalui media lainnya.
2. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa dan perangkat desa
Anggota BPD bertugas untuk mengawasi pelaksanaan tugas dan fungsi kepala
desa dan perangkat desa. Pengawasan kinerja kepala desa dan perangkat desa
dilakukan secara berkala dan dapat dilakukan secara langsung, melalui laporan, atau
melalui media lainnya.
3. Membantu pelaksanaan fungsi BPD
Anggota BPD juga berperan dalam membantu pelaksanaan fungsi BPD.
Anggota BPD dapat membantu Ketua BPD, Wakil Ketua BPD, dan Sekretaris BPD
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Anggota BPD harus memiliki sifat jujur, adil, dan berintegritas tinggi. Anggota
BPD juga harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan desa. Anggota BPD juga harus memiliki
kemampuan komunikasi dan kerja sama yang baik.
Contoh peran anggota BPD dalam penyelenggaraan pemerintahan desa:
1. Anggota BPD menghadiri rapat BPD untuk membahas dan menyepakati laporan
keterangan penyelenggaraan pemerintahan desa yang disampaikan oleh kepala desa.
2. Anggota BPD melakukan kunjungan ke masyarakat desa untuk menampung aspirasi
masyarakat.
3. Anggota BPD mengajukan laporan kepada BPD tentang hasil pengawasan kinerja
kepala desa dan perangkat desa.

23
4.3 BUMDES (Badan Usaha Milik Desa)

BUMDes merupakan elemen dan instrument penggerak ekonomi masyarakat


desa. BUMDes harus dipahami dan dilakukan secara maksimal. BUMDes menjadi pusat
perekonomian masyarakat desa untuk menumbuhkembangkan ekonomi lokal.
Keberadaan BUMDes adalah untuk memperkuat ekonomi rakyat desa. (Sutoro Eko, dkk.
2015).
BUMDes didirikan atas prakarsa pemerintah dan masyarakat desa yang
didasarkan pada potensi khas desa. Potensi tersebut dapat dikembangkan dengan
menggunakan sumber daya lokal baik alam maupun manusia. Sehingga pendirian
BUMDes bukan mandatori dari pemerintah pusat, melainkan lahir atas inisiatif
pemerintah dan masyarakat desa untuk meningkatkan kesejahteraan mereka juga
(Senjani.2019). Peran BUMDes antara lain:
1. Identifikasi potensi desa
2. Pemetaan usaha unggulan desa
3. Membangun sentra ekonomi yang terintegrasi
4. Memasarkan produk unggulan desa.
Oleh karena ini harus dibangun sebuah strategi pembangunan ekonomi desa
dengan melibatkan peran BUMDes di dalamnya sebagai salah satu pilar pembangunan
desa yang berkelanjutan.
Struktur organisasi BUMDes didesa Sumber Urip terdiri dari ketua, sekretaris,
bendahara dan pengurus lainnya dengan peran dan fungsi yang berbeda juga yang dapat
dilihat pada struktur pengurus berikut ini :

24
STRUKTUR ORGANISASI BUMDES
DESA SUMBER URIP
Gambar 4. 3 Struktur Organisasi Bumdes

PENGAWAS KOMISARIS
Badan Permusyawaratan
Sri Wahyudi
Desa

DIREKTUR
Sigit Widianto

SEKRETARIS BENDAHARA
Rio Agustian Umi Nuryana

UNIT BOKASI UNIT PARIWISATA


Sulastoyo Yulian Adi Pratama

UNIT PPOB UNIT TENDA


Umi Nuryana Sukarno

UNIT SARANA AIR BERSIH


Saipudin

Bersadarkan sususan struktur BUMDes diatas diketahui peran pengurus sebagai berikut
ini:
1. Pengawas : BPD desa sumber urip memiliki kekuatan untuk mengawasi proses
pembangunan desa dalam seluruh aspek. BDP dalam ranah politik dan sosial desa
memiliki kekuantan tersendiri. BPD adalah salah satu lembaga yang akan
mengawasi jalannya proses yang berjalan pada BUMDes dengan fungsi yaitu : BPD
dapat menelaah laporan keuangan, melakukan kunjungan kerja, dan mewawancarai
pengelola untuk memastikan BUM Desa berjalan sesuai rencana, transparan, dan

25
menghasilkan keuntungan bagi desa. Mereka berwenang memberikan masukan dan
saran kepada Pemerintah Desa, serta menyampaikan hasil pengawasan kepada
masyarakat agar BUM Desa benar-benar berkontribusi pada kesejahteraan dan
kemajuan desa sumber urip
2. Komisaris : Dalam struktur BUMDes, komisaris atau kepala desa Sumber Urip
memiliki peran sebagai penasehat atau pengawas. Komisaris atau kepala desa
bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi dalam menjalankan kegiatan
BUMDes agar sesuai dengan visi dan misi desa, serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Komisaris melakukan pengawasan terhadap pengelolaan
keuangan, aset, dan kinerja direksi. Pengawasan ini dilakukan untuk memastikan
bahwa BUMDes dikelola secara transparan, akuntabel, dan bermanfaat bagi
masyarakat desa Sumber urip.
3. Direktur : direktur BUMDes desa Sumber Urip berperan sebagai pemimpin,
pengelola, dan pengawas. direktur bertanggung jawab untuk mengarahkan,
menyusun rencana kerja dan anggaran BUMDes yang realistis dan dapat dicapai.
Selain itu direktur bertanggung jawab untuk memastikan bahwa keuangan BUMDes
Sumber Urip dikelola secara transparan dan akuntabel. Dan memastikan BUMDes
berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
mencegah terjadinya penyimpangan.
4. Sekretaris : Sekretaris BUMDes Sumber Urip bertanggung jawab untuk
melaksanakan fungsi administrasi dan kesekretariatan BUMDes. Seperti,
mempersiapkan dan melaksanakan rapat-rapat BUMDes, menyusun dan mengelola
administrasi BUMDes, seperti surat menyurat, dokumen, dan laporan keuangan,
memastikan kelancaran operasional BUMDes serta harus memiliki keterampilan
dan kompetensi yang mumpuni di bidang administrasi, kesekretariatan, dan
manajemen.
5. Bendahara : Bendahara bertanggung jawab untuk mengelola penerimaan dan
pengeluaran keuangan BUMDes, mulai dari penerimaan kas, penerimaan piutang,
pengeluaran kas, dan pengeluaran utang. Bendahara bertugas untuk membuat

26
laporan akhir keuangan yang nantinya akan dimanfaatkan untuk kepentingan
masyarakat desa Sumber Urip
6. Unit Bokasi : Unit bokasi bertanggung jawab untuk menjalankan program kerja
BUMDes pada bagian pengolahan pupuk bokasi dengan memanfaatkan limbah
pertanian atau limbah masyarakat untuk dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan
desa Sumber Urip
7. Unit Pariwisata : unit pariwisata bertanggung jawab dalam mengelola dan
mengembangkan potensi pariwisata di desa melalui lembaga resmi yaitu
POKDARWIS atau kelompok sadar wisata Bukit Kaba. Kegiatan dalam unit usaha
yaitu menyusun rencana kerja dan anggaran unit pariwisata, melakukan pemasaran
dan promosi pariwisata, melakukan pengelolaan tiket masuk, melakukan
pengelolaan fasilitas wisata, melakukan pengelolaan kebersihan dan keamanan
objek wisata, melakukan pengembangan objek wisata dan melakukan kerjasama
dengan pihak-pihak terkai
8. Unit PPOB : Unit PPOB (Payment Point Online Bank) BUMDes merupakan salah
satu unit usaha BUMDes yang bergerak di bidang jasa pembayaran dibawah
naungan bendahara BUMDes. Tugas unit PPOB BUMDes adalah untuk melayani
transaksi pembayaran berbagai jenis tagihan, seperti tagihan listrik, air, telepon,
internet, dan lainnya.
9. Unit Tenda : Unit tenda BUMDes desa sumber urip bergerak dalam hal kegiatan
saran penyediaan perlengkapan tenda dan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
acara masyarakat seperti acara pernikahan, pengajian, kematian dan lain-lainnya.
10. Unit Sarana Air Bersih : Unit sarana air bersih BUMDes desa sumber urip berperan
dalam hal penyediaan air bersih bagi seluruh masyarakat desa sumber urip, unit ini
sangat penting mengingat desa sumber urip yang terletak di dataran tinggi dengan
akses air yang sulit sehingga dengan adanya unit ini mampu mengelolah sarana air
untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.

27
4.4 Lembaga Pokdarwis

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) adalah kelompok swadaya masyarakat


yang memiliki kepengurusan, yang tumbuh dari, oleh, dan untuk masyarakat, yang
bertujuan untuk meningkatkan pengembangan pariwisata desa dan mensukseskan
pembangunan pariwisata daerah/nasional. (Yatmaja, P. T. (2019) Pokdarwis terdiri dari
para pelaku kepariwisataan yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab serta
berperan aktif dalam pengembangan pariwisata di desa. Pelaku kepariwisataan tersebut
meliputi pemilik homestay, pelaku usaha kuliner, pelaku usaha kerajinan, pemandu
wisata, dan masyarakat umum yang peduli terhadap pariwisata.
Pembentukan Pokdarwis diawali dengan pembentukan tim pembentukan
Pokdarwis yang terdiri dari perwakilan unsur pemerintah desa, masyarakat, dan pelaku
kepariwisataan. Tim pembentukan Pokdarwis kemudian melakukan sosialisasi dan
koordinasi kepada masyarakat untuk menggalang dukungan pembentukan Pokdarwis.
( Karim, S et al 2017)

28
STRUKTUR LEMBAGA POKDARWIS DESA SUMBER URIP

Gambar 4. 4 Struktur Lembaga Pokdarwis

Pelindung

YADI SUSANTO

KETUA

YULIAN ADI

PRATAMA

BENDAHARA SEKRETARIS

SETIO HANI RIO AGUSTIAN

ANGGOTA

1.KIJONO 11. RIZKI JOHAN

2. AJI PRIANTORO 12. HERI

3. WAHYU 13. ASNAWI

4. VIDI 14. FAJAR

5. NOPAL 15. ADI

DARMANSYAH

29
Peran Struktur Pokdarwis adalah sebagai berkut:

1. Pelindung
Struktur pelindung pada lembaga Pokdarwis memiliki peran penting dalam
mendukung pengembangan pariwisata desa. Peran tersebut seperti. memberikan
perlindungan hukum kepada Pokdarwis. Perlindungan hukum tersebut diperlukan untuk
menjamin hak-hak Pokdarwis, seperti hak atas kepemilikan aset, hak atas keuntungan,
dan hak atas pengembangan usaha.
2. Ketua
Ketua merupakan salah satu unsur penting dalam struktur organisasi Pokdarwis.
Ketua memiliki peran yang sangat penting dalam memimpin dan mengelola Pokdarwis.
Peran ketua pada lembaga Pokdarwis sebagai pemimpin. Ketua memiliki peran sebagai
pemimpin Pokdarwis. Ketua bertanggung jawab untuk memimpin Pokdarwis dalam
mencapai tujuannya.Selain itu ketua memiliki peran pengelolala yang dimana ketua juga
memiliki peran sebagai pengelola Pokdarwis. Ketua bertanggung jawab untuk
mengelola Pokdarwis secara efektif dan efisien.
3. Bendahara
Bendahara merupakan salah satu unsur penting dalam struktur organisasi
Pokdarwis. Bendahara memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola keuangan
Pokdarwis. Peran bendahara pada lembaga Pokdarwis salah satunya sebagai menerima
dan menyimpan uang. Bendahara bertanggung jawab untuk menerima dan menyimpan
uang yang masuk ke Pokdarwis. Uang tersebut dapat berasal dari berbagai sumber,
seperti iuran anggota, pendapatan dari kegiatan wisata, dan bantuan dari pemerintah.
4. Sekretaris
Sekretaris merupakan salah satu unsur penting dalam struktur organisasi
Pokdarwis. Sekretaris memiliki peran yang sangat penting dalam menyelenggarakan
administrasi Pokdarwis. peran sekretaris pada lembaga Pokdarwis salah satunya sebagai
pemberi informasi. Sekretaris juga bertanggung jawab untuk memberikan informasi
kepada anggota Pokdarwis. Informasi tersebut dapat berupa informasi tentang kegiatan

30
Pokdarwis, perkembangan pariwisata desa, atau informasi lainnya yang terkait dengan
Pokdarwis.
5. Anggota
Anggota merupakan unsur penting dalam struktur organisasi Pokdarwis. Anggota
memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pengembangan pariwisata desa.
Peran anggota pada lembaga Pokdarwis salah satunya sebagai peserta kegiatan. Anggota
memiliki peran sebagai peserta kegiatan Pokdarwis. Kegiatan Pokdarwis dapat berupa
kegiatan pelatihan, workshop, promosi, dan pengembangan produk wisata.
Tugas struktur lembaga pokdarwis adalah sebagai berikut:
1. Pelindung
a. Memberikan dukungan moral dan material kepada Pokdarwis
b. Membantu Pokdarwis dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
c. Menjadi jembatan komunikasi antara Pokdarwis dengan pihak-pihak terkait
2. Ketua
a. Memimpin rapat dan pertemuan Pokdarwis
b. Mengambil keputusan atas nama Pokdarwis
c. Membina dan mengembangkan Pokdarwis
3. Bendahara
a. Mengelola pemasukan dan pengeluaran keuangan Pokdarwis
b. Melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan pokdarwis
c. Menyiapkan anggaran Pokdarwis
4. Sekretaris
a. Mencatat dan mengarsipkan dokumen Pokdarwis
b. Mengurus surat-menyurat Pokdarwis
c. Menyiapkan laporan kegiatan Pokdarwis
5. Anggota
a. Membanttu ketua dalam memimpi Pokdarwis
b. Melaksanakan tugasp-tugas yang diberikan oleh ketua
c. Menjaga dan mengembangkan potensi wisata desa

31
4.5 BMA (Badan Musyawarah Adat)

Badan Musyawarah Adat (BMA) Desa adalah lembaga adat yang dibentuk di
tingkat desa yang merupakan wadah musyawarah dan koordinasi para tokoh adat di
desa tersebut. BMA Desa berperan dalam (Choiriah et al, 2021)
1. Memelihara dan melestarikan adat istiadat dan budaya masyarakat setempat.
2. Menyelesaikan perselisihan dan konflik antar masyarakat yang diselesaikan secara
adat.
3. Memberikan masukan dan saran kepada pemerintah desa dalam hal-hal yang
berkaitan dengan adat istiadat dan budaya masyarakat setempat.
4. BMA Desa dapat berperan dalam mengembangkan potensi budaya masyarakat
setempat, seperti seni, tari, dan musik.
5. BMA Desa dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa,
seperti melalui program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
BMA Desa terdiri dari para tokoh adat yang berasal dari berbagai unsur
masyarakat, seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh
perempuan. BMA Desa dibentuk melalui musyawarah desa yang dihadiri oleh seluruh
komponen masyarakat desa. BMA Desa dapat berperan dalam menjaga kerukunan dan
keharmonisan antar masyarakat yang berbeda suku, agama, dan ras (Nasrul, 2013).
a. Badan Musyawarah Adat sebagaimana dimaksud Pasal 8 mempunyai tugas sebagai
berikut Menampung dan memuswarakan pendapat masyarakat kepada pemerintah
serta menyelesaikan perselisihan yang menyngkut hukum adat, adat istiada, dan
kebiasaan-kebiasaan masyarakat
b. Memberdayakan melestariakan dan mengembangkan adat istiadat dan
kebiasaankebiasaan masyarakat dalam rangka memperkaya budaya daerah serta
memberdayakan masyarakat dalam menunjang penyelenggaraan pemerintah,
pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di daerah;
c. Menciptakan hubungan yang demokratis dan harmonois serta obyektif antar sesame
dan antara adat/pemuka adat/tua dan pemimpin atau pemuka adat dengan aparat

32
pemerintah daerah, pemerintah kecamatan, pemerintah desa dan pemerintah
kelurahan.
BMA Desa merupakan lembaga yang penting dalam menjaga kelestarian adat
istiadat dan budaya masyarakat setempat. BMA Desa juga dapat berperan dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan menciptakan masyarakat yang rukun
dan harmonis. Secara umum, peran BMA sangat penting dalam menjaga dan
melestarikan adat istiadat, serta berperan sebagai mitra pemerintah dalam
pembangunan daerah. BMA dapat menjadi jembatan antara pemerintah daerah dan
masyarakat adat, sehingga aspirasi masyarakat adat dapat tersampaikan dan terpenuhi.
Berkaitan dengan peran lembaga adat dalam upaya pelestarian budaya, maka
yang dimaksudkan adalah apa-apa saja yang dikerjakan oleh lembaga adat dalam
menjaga dan melestarikan budaya masyarakatnya. Orang-orang terlibat dalam lembaga
adat pada suatu masyarakat, biasanya orang yang dihormati dan dianggap memiliki
kemampuan sebagai aktor lembaga adat. Status atau kedudukannya sebagai bagian dari
lembaga adat tentunya diikuti dengan adanya peran yang dilakukannya dalam
kapasitasnya sebagai orang yang mengurus adat istiadat di daerahnya. Secara umum,
lembaga (adat) bertujuan memenuhi kebutuhan pokok menyarakat sesuai dengan
fungsi dari dari lembaga, yaitu 1) Memberikan pedoman pada anggota masyarakat
terutama dalam mengatur hubungan sosial, dan 2) Menjaga keutuhan masyarakat, dan
alat pengendalian sosial anggotanya (Harijanto et al, 2023)
Struktur organisasi Badan Musyawarah Adat terdapat beberapa tingkatan yaitu
ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota adalah sebagai berikut:

33
STRUKTUR BADAN MUSYAWARAH ADAT
DESA SUMBER URIP
Gambar 4. 5 Struktur Badan Musyawarah Adat

KETUA

Heriono

SEKRETARIS BENDAHARA

Apranto Suparman

ANGGOTA

Sijar
Supri Yadi
Kacung Suroso

34
Dalam melaksanakan tugasnya ketua BMA dibantu pengurus adat lainnya yang juga
berperan ketika ketua BMA berhalangan tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai
mana mestinya maka perangkat adat lainyalah yang akan menggantikan tugas ketua adat
tersebut seperti sekretaris dan anggota BMA lainnya. Dalam melaksanakan tugasnya ketua
BMA dibantu pengurus adat lainnya yang juga berperan ketika ketua BMA berhalangan
tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai mana mestinya maka perangkat adat
lainyalah yang akan menggantikan tugas ketua adat tersebut seperti sekretaris dan anggota
BMA lainnya.

35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil dan pembahasan adalah kelembagaan desa yang ada
di Desa Sumber Urip yaitu kelompok PKK, BPD (Badan Permusyawaratan Desa),
BUMDES (Badan Usaha Milik Desa), POKDARWIS, dan BMA (Badan Musyawarah
Adat) yang telah berjalan di desa. Setiap lembaga memiliki peranan dalam
kelembagaan masyarakat desa yang menjadi wadah partisipasi masyarakat, sebagai
mitra pemerintah Desa, ikut serta dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan, serta meningkatkan pelayanan masyarakat desa.
5.2 Saran
Sebaiknya setiap program kerja pada lembaga dapat terlaksana sesuai rencana dan
tidak hanya fokus pada beberapa program saja dan anggota yang aktif untuk menjadi
wadah aspirasi masyarakat.

36
DAFTAR PUSTAKA

Chikmawati, Z. (2019). Peran BUMDes dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi


pedesaan melalui penguatan sumber daya manusia. Jurnal Istiqro, 5(1), 101-113.
Choiriah, N., Kisworo, B., & Wihidayati, S. (2021). Peran Badan Musyawarah Adat
(BMA) Dalam Mengoptimalkan Sanksi Adat Untuk Mengurangi Dekadensi Moral
di Kelurahan Air Putih Baru (Doctoral dissertation, IAIN Curup).
Fina, V. M. (2018). Peran Lembaga Kemasyarakatan Di Desa Dalam Pemberdayaan
Masyarakat (Studi di Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang
Provinsi Jawa Barat). J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan),
127-136.
Fitriani, F., Apriadi, A., & Hidayat, O. (2021). Peran Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) dalam Mensosialisasikan Program Kesehatan di Desa Sepukur
Kecamatan Lantung. Kaganga Komunika: Journal Of Communication
Science, 3(1), 94-102.
Harijanto, A., Ma'akir, H., & Susetyanto, J. (2023). Model Penyelesaian Pelanggaran Adat
Melalui Pranata Perdamaian Adat Kaum. Jurnal Ilmiah Kutei, 22(1), 17-32.
Jovani, A. (2016). Belajar Dari Desa: PKK Sebagai Organisasi Gerakan
Perempuan. Aristo, 4(1), 146-157.
Karim, S., Kusuma, B. J., & Amalia, N. (2017). Tingkat partisipasi masyarakat dalam
mendukung kepariwisataan Balikpapan: Kelompok sadar wisata
(pokdarwis). Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan, 13(3), 144-155
Majasari, R. (2021). Lembaga Kemasyarakatan Desa. http://majasari.desa.id/lembaga-desa/
Malik, S. (2020). Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa. Jurnal Ius Constituendum, 5(2), 325-343.
Nasrul, W. (2013). Peran Kelembagaan Lokal Adat dalam Pembangunan Desa.
Noor, M. (2015). Analisis kelembagaan program nasional pemberdayaan masyarakat
mandiri perkotaan (pnpm-mp) untuk penanggulangan kemiskinan. Serat
Acitya, 3(2), 113.

37
Prianto, W., & Yusrin, I. T. (2024). Tinjauan Yuridis Peran Pemerintah Desa Tunduno
Dalam Pengembangan Lembaga Kemasyarakatan Desa. Jurnal Ilmu Sosial Dan
Pendidikan, 2(1), 44-54.
Senjani, Y. P. (2019). Peran sistem manajemen pada BUMDes dalam peningkatan
pendapatan asli desa. Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 23-
40.
Setyaningrum, C. A., & Wisnaeni, F. (2019). Pelaksanaan fungsi Badan Permusyawaratan
Desa terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa. Jurnal Pembangunan Hukum
Indonesia, 1(2), 158-170.
Shalfiah, R. (2013). Peran pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK) dalam
mendukung program-program pemerintah kota bontang. EJournal Ilmu
Pemerintahan, 1(3), 975-984.
Sutoro Eko, dkk. (2015). Modul Pelatihan Pratugas Pendampingan Desa: Implementasi
Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Saturday, October 31, 2015
Ekonomi Pedesaan 2007
Syahyuti, N. (2016). Alternatif konsep kelembagaan untuk penajaman operasionalisasi
dalam penelitian sosiologi. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 21 (2), 113.
Yatmaja, P. T. (2019). Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Oleh Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis) Dalam Mengembangkan Pariwisata Berkelanjutan (Studi pada
Pokdarwis Minang Rua Bahari di Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Kabupaten
Lampung Selatan).

38

Anda mungkin juga menyukai