Abstrak
Pada awal surah Yunus ini Allah mulai dengan penjelasan tentang isi Al-Qur’an
adalah penuh hikmah. Sebab itu tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak
menjadikannya sebagai petunjuk hidup di dunia ini. Hanya dengan petunjuk Al-
Qur’an dan Sunnah Rasul Saw. manusia bisa selamat di dunia dan akhirat. Kenapa
masih ragu kepada kebenaran Al-Qur’an, sedangkan yang menurunkannya adalah
Allah, Pencipta langit dan bumi selama 6 hari saja, kemudian Dia beristiwa di atas
arasy-Nya, dan mengatur segala urusan makhluk-Nya dan tidak ada yang dapat
memberikan syafaat kecuali atas izin-Nya. Allah juga Pencipta manusia, maka kenapa
tidak mau menyembah-Nya. Tidak cukupkah semua itu dijadikan pelajaran. Allah
juga tempat kembali manusia di akhirat kelak sedangkan janji-Nya adalah benar.
Allah akan menyediakan surga bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan
menyediakan neraka bagi yang kafir pada-Nya dan kepada para Rasul-Nya.
Bagaimana Allah menciptakan matahari bersinar, bulan bercahaya dan keduanya
berjalan pada orbit masing-masing, pergantian siang dengan malam dan berbagai
ciptaan Allah di langit dan di bumi cukup sebagai bukti kebesaran Allah. Jika semua
itu menjadi bukti kebesaran Allah, maka kebenaran Al-Qur’an adalah fakta yang
tidak bisa dipungkiri lagi.
Kata Kunci:
Kebenaran Al-Qur’an, Penciptaan, Syafaat, Kebesaran Allah, Pergantian siang
dan malam
1
Sayyid Quthb, 2003, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Gema Insani, Jakarta, hlm 77
Allah swt. mengabarkan bahwa Dialah Rabb semesta alam. Dia menciptakan
langit dan bumi dalam enam hari, seperti hari-hari dunia ini. pendapat lain
mengatakan satu hari sama dengan seribu tahun dari hari-hari di dunia, Allah
menguasai ‘Arasy yang merupakan makhluk yang paling agung dan merupakan atap
seluruh makhluk. Dan firman-Nya: “untuk mengatur segala urusan.” Maksud-nya,
mengatur semua makhluk. “Tidak ada yang tersembunyi dari pada-Nya seberat
dzarrah pun (baik) yang ada dilangit maupun yang ada di bumi.” (QS. Saba’ [34] :3)
Allah tidak disibukkan oleh satu masalah dengan masalah lainnya dan tidak pula
masalah-masalah itu membuat-Nya keliru, Allah tidak bosan dengan rintihan orang-
orang yang meminta. ketika mengatur yang besar, tidak membuat-Nya lalai untuk
mengatur yang kecil, berupa pegunungan, lautan, tempat yang ramai dan yang sunyi.
“Dan tiadalah berguna syafa’at disisi-Nya melainkan bagi orang yang telah
diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu.” (QS. Saba’ [34] :23). dan firmannya “Dzat
yang demikian itulah Allah, Rabbmu, maka ibadahilah Dia. Maka apakah kamu tidak
mengambil pelajaran? Maksudmya, esakanlah Allah dengan beribadah kepada-Nya
saja, tiada sekutu bagi-Nya. “Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”
Maksudnya, hai orang-orang musyrik dalam urusanmu, kamu beribadah kepada Allah
beserta ilah-ilah yang lainnya, padahal kamu mengerti bahwa sesungguhnya Allah
sendirilah yang membuat ciptaan, sebagaimana firman-Nya”Dan sesungguhnya jika
kamu bertanya kepada mereka:’siapakah yang menciptakan mereka?’ niscaya mereka
menjawab:’Allah.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 87)2
2
Hadidi, Marwan. Hidayatul Insan. www. tafsirweb.id
4|Jurnal tafsir surat Yunus ayat 3-6
yang mempunyai ingatan sekecil apapun tentang hal itu pasti dia akan menyadari hal
itu dan beriman kepada-Nya.3
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa” yakni Dia memiliki kekuasaan yang besar, maka bagaimana
pengutusan seorang Rasul merupakan dari golongan manusia menjadi sesuatu yang
mengherankan? “mengatur segala urusan” yakni Yang menetapkan dan mengatur
sendiri segala yang ada di langit, bumi, ‘Arsy, dan makhluk-makhluk lainnya. “Tiada
seorangpun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada izin-Nya” Tidak
seorangpun yang dapat memberi syafaat kepada-Nya kecuali dengan izin-Nya, karena
Dia Maha Mengetahui hikmah dan kebenaran. Ayat ini menjelaskan bahwa dalam
kekuasaan Allah wewenang mengatur segala urusan. “Maka sembahlah Dia” Karena
hebatnya penciptaan-Nya dan besarnya kekuasaan-Nya. “Maka apakah kamu tidak
mengambil pelajaran” Karena siapa yang memiliki sedikit saja kemauan untuk
mengambil pelajaran maka ia akan mengetahui hal ini dengan jelas.4
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
Selama ahli ilmu senantiasa mengingat untuk terus bertafakkur, dan selalu
berfikir untuk terus mengingat, dan berbicara kepada hati-hati; sampai ia berucap
dengan bijaksana.5
3
Sholeh bin Abdul Aziz. Tafsir Al-Muyassar. Terj. Uus Suhendrik. (Madinah: Nukhbah min ‘Ulama,
1999). h. 208
4
Mukhtashor fhi tafsir. Markaz Tafsir lil dirosatil qur’aniyyah. (Riyadh, 2014). h. 208
5
Sulaiman Abdullah. Zubadut Tafsir. Terj. Daris Musthofa. ( Daulah Qatar, 2006). h. 208
Isi Kandungan
Kepada tuhan kalian lah kalian semua kembali pada hari kiamat. Ini adalah
janji Allah yang benar. Dialah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian akan
menghidupkannya kembali sesudah kematian. Dia akan menciptakannya dalam
keadan hidup sebagaimana rupa fisiknya semula, agar Dia memberikan balasan bagi
orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, serta melakukan amal-amal
shalih dengan balasan terbaik dan keadilan. Dan orang-orang yang mengingkari
Hanya kepada Dia lah kalian akan dikembalikan pada hari Kiamat untuk
diberikan balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian. Allah menjanjikan hal
itu kepada manusia dengan sebenar-benarnya dan Dia tidak akan mengingkarinya.
Sesungguhnya Dia mampu melakukan hal itu. Dia menciptakan mahkluk tanpa ada
contoh sebelumnya. Kemudian Dia akan mengembalikan wujudnya setelah
kematiannya. Dia memberikan balasan yang setimpal kepada orang-orang yang
beriman kepada Allah dan beramal saleh. Dia memberikan balasan itu secara adil;
tidak mengurangi kebajikan mereka dan tidak menambah keburukan mereka. Dan
bagi orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya akan disediakan minuman
sangat panas yang dapat mencabik-cabik isi perut mereka. Mereka mendapatkan azab
yang sangat pedih karena kekufuran mereka kepada Allah dan Rasul-Nya. 6
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
Wahai manusia, tempat kembali kalian semua pada hari kiamat hanya kepada
Allah. Proses pengembalian kalian dengan dibangkitkan lalu dihisab itulah janji dari
6
Sholeh bin Abdul Aziz. Tafsir Al-Muyassar. Terj. Uus Suhendrik. (Madinah: Nukhbah min
‘Ulama, 1999). h. 208
7
Mukhtashor fhi tafsir. Markaz Tafsir lil dirosatil qur’aniyyah. (Riyadh, 2014). h. 208
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Setelah dijelaskan bahwa Allah pencipta langit dan bumi, dan hanya dia yang
berhak disembah, lalu pada ayat ini dijelaskan tentang kepastian datangnya hari
kiamat. Pada hari tersebut, hanya kepada-Nya, yakni kepada Allah kamu semua akan
kembali. Itu merupakan janji Allah yang benar dan pasti tidak sedikit pun diragukan
lagi. Sesungguhnya Dialah yang maha kuasa memulai penciptaan makhluk, kemudian
mengulanginya, yakni menghidupkannya kembali pada hari kebangkitan, agar dia
dapat memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan
dengan balasan yang adil sesuai yang mereka kerjakan. Jika Allah menghendaki,
maka berkat anugerah dan kemurahan-Nya, mereka akan memperoleh pahala
melebihi yang mereka kerjakan. Sedangkan untuk orang-orang kafir disediakan
balasan berupa minuman air yang mendidih yang dapat merusak seluruh alat
pencernaan mereka dan akan memperoleh siksaan yang pedih karena kekafiran
mereka. Inilah wujud keadilan Allah atas perbuatan hamba-Nya di dunia selain
menciptakan langit dan bumi sebagai bukti kebesaran dan kekuasaan-Nya, dialah
yang menjadikan matahari bersinar sangat terang yang menghasilkan kehangatan
8
Sulaiman Abdullah. Zubadut Tafsir. Terj. Daris Musthofa. ( Daulah Qatar, 2006). h. 208
Isi Kandungan
Dia lah yang telah membuat matahari memancarkan dan menyebarkan sinar,
membuat bulan menjadi cahaya yang dapat digunakan untuk penerangan, dan
menetapkan peredarannya berdasarkan tempat orbitnya yang berjumlah 28 orbit.
Yang dimaksud dengan tempat orbit itu ialah jarak yang ditempuhnya dalam sehari-
semalam. Hal itu supaya kalian -wahai manusia- dapat mengetahui hitungan hari
berdasarkan putaran matahari dan mengetahui hitungan bulan dan tahun berdasarkan
putaran bulan. Tidaklah Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya melainkan
dengan kebenaran untuk menunjukkan kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada
manusia. Allah menjelaskan dalil-dalil dan bukti-bukti yang secara nyata
menunjukkan keesaan-Nya kepada orang-orang yang mengetahui cara menggunakan
dalil-dalil tersebut.9
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
9
Sholeh bin Abdul Aziz. Tafsir Al-Muyassar. Terj. Uus Suhendrik. (Madinah: Nukhbah min ‘Ulama,
1999). h. 208
10
Sulaiman Abdullah. Zubadut Tafsir. Terj. Daris Musthofa. ( Daulah Qatar, 2006). h. 208
10 | J u r n a l t a f s i r s u r a t Y u n u s a y a t 3 - 6
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menguatkan rububiyyah-Nya dan
uluhiyyah-Nya (keberhakan untuk diibadahi), Allah menyebutkan dalil akal yang
menunjukkan demikian dan menunjukkan kesempurnaan-Nya baik dalam nama
maupun sifat-Nya. Dalil-dalil tersebut misalnya matahari, bulan, langit, bumi dan
semua yang diciptakan Allah, dan Allah memberitahukan bahwa ayat-ayat tersebut
untuk kaum yang mengetahui atau yang bertakwa. Allah menjadikan semua yang
disebutkan itu bukanlah main-main, melainkan dengan penuh hikmah Ayat-ayat Allah
diperuntukkan kepada orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang bertakwa
karena mereka yang dapat mengambil manfaatnya. Ilmu (pengetahuan) membawa
untuk mengetahui dilalah (yang ditunjukkan) di dalamnya serta mengetahui cara
menggali hukum dari dalil dengan cara yang lebih dekat, sedangkan takwa
menimbulkan cinta kepada kebaikan di hati, takut terhadap keburukan, di mana
keduanya muncul dari dalil dalil dan bukti, dan dari ilmu serta keyakinan.
Kesimpulannya, bahwa Allah menciptakan semua makhluk dengan bentuk seperti itu
menunjukkan kekuasaan Allah, ilmu-Nya yang luas, Maha Hidup-Nya dan mengurus
makhluk-Nya. Kerapihan dan keindahannya menunjukkan sempurnanya hikmah
(kebijaksanaan) Allah, bagusnya ciptaan-Nya dan luasnya ilmu-Nya. Berbagai
manfaat dan maslahat seperti dijadikan-Nya matahari bersinar, bulan bercahaya agar
dengan keduanya diraih manfaat penting, yang demikian menunjukkan luasnya
rahmat Allah, perhatian-Nya terhadap hamba-hamba-Nya, dan luasnya kebaikan-
Nya.11
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Selain menciptakan langit dan bumi sebagai bukti kebesaran dan kekuasaan-
Nya, dialah yang menjadikan matahari bersinar sangat terang yang menghasilkan
kehangatan untuk alam raya dengan energi dari dirinya sendiri dan bulan bercahaya
karena pantulan energi dari matahari, dan dialah yang menetapkan tempat-tempat
orbitnya, yakni tempat peredaran perjalanan bumi mengitari matahari dan bulan
mengitari bumi agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan waktu. Allah
tidak menciptakan hal yang demikian sempurna itu melainkan dengan benar, yakni
dengan hikmah yang besar. Melalui penciptaan tersebut, dia menjelaskan di antara
tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui, yakni yang mau
mengambil pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan Allah di alam raya ini.
Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang dan pada benda apa saja yang
11
Wahbah Zuhaily. Tafsir Al-Wajiz. Terj. Much. Alfi Nazlil. (Damasus: Darul Fikr, t.t), h.
209.
11 | J u r n a l t a f s i r s u r a t Y u n u s a y a t 3 - 6
diciptakan Allah di langit dan di bumi, yakni benda cair maupun padat, semilirnya
angin maupun dahsyatnya petir dan halilintar, pasti terdapat tanda-tanda kebesaran-
Nya bagi orang-orang yang bertakwa, yakni orang yang berha-ti-hati agar tidak
terjerumus ke dalam kesesatan supaya terhindar dari siksa Allah akibat kesesatan
tersebut.
Isi Kandungan
Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang dan segala yang Allah
ciptakan di langit dan dibumi, berupa ciptaan-ciptaan yang luar biasa serta apa yang
ada pada ciptaan itu berupa pesona dan kerapian benar-benar merupakan bukti-bukti
petunjuk dan hujjah-hujjah yang jelas bagi orang yang takut akan hukuman Allah,
kemurkaan dan siksaanNya.
Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang, kondisi gelap dan terang
yang menyertainya, pendek dan panjangnya, dan segenap makhluk yang ada di langit
dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan Allah bagi
orang-orang yang takut kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya
dan menjauhi larangan-larangan-Nya.12
12
Sholeh bin Abdul Aziz. Tafsir Al-Muyassar. Terj. Uus Suhendrik. (Madinah: Nukhbah min ‘Ulama,
1999). h. 208
12 | J u r n a l t a f s i r s u r a t Y u n u s a y a t 3 - 6
bertakwa) Yang jeli dalam melihat dan mentafakkuri ciptaan-ciptaan Allah agar tidak
jatuh dalam pemahaman yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah, dan
melihat kesudahan mereka di akhirat.
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
Sesungguhnya dalam pergantian malam dan siang yang panjang dan pendek,
perputaran keduanya yang terjadi secara rinci, serta ciptaan Allah di langit dan bumi
itu ada tanda-tanda yang menunjukan pada eksistensi, kekuasaan dan keesaan Allah
bagi kaum yang takut melanggar sunah-sunah Allah yang bersifat kauniyyah maupun
syar’iyyah.13
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang dan pada benda apa saja
yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, yakni benda cair maupun padat,
semilirnya angin maupun dahsyatnya petir dan halilintar, pasti terdapat tanda-tanda
kebesaran-Nya bagi orang-orang yang bertakwa, yakni orang yang berha-ti-hati agar
13
Sulaiman Abdullah. Zubadut Tafsir. Terj. Daris Musthofa. ( Daulah Qatar, 2006). h. 208
14
Wahbah Zuhaily. Tafsir Al-Wajiz. Terj. Much. Alfi Nazlil. (Damasus: Darul Fikr, t.t), h. 209.
13 | J u r n a l t a f s i r s u r a t Y u n u s a y a t 3 - 6
tidak terjerumus ke dalam kesesatan supaya terhindar dari siksa Allah akibat
kesesatan tersebut. Meskipun bukti kebesaran dan kekuasaan Allah telah terbentang
luas di alam raya sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat sebelumnya, namun masih
ada sebagian manusia yang tidak percaya dan mengingkari adanya Allah. Mereka
merasa puas dengan kehidupan dunia. Allah menegaskan bahwa sesungguhnya orang-
orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan kami di hari akhirat nanti dengan
adanya pahala bagi yang beramal saleh dan siksa bagi yang durhaka, dan mereka
merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu,
sehingga tidak pernah berbuat untuk kehidupan akhirat, padahal kehidupan akhirat
lebih baik dan lebih kekal, dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat kami, yakni
tidak menghiraukan petunjuk yang ada di dalam Al-Qur'an dan tidak sedikit pun
mengambil pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah di alam
semesta.
C. SIMPULAN
14 | J u r n a l t a f s i r s u r a t Y u n u s a y a t 3 - 6
pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis
edarnya.” (Yasin [36] : 39-40)
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Sulaiman. 2006. Zubadut Tafsir. Terj. Daris Musthofa. Daulah Qatar
Al-Mahalli, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi. 2006. Terjemahan
Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Jilid 2. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Hadidi, Marwan. Hidayatul Insan. www. tafsirweb.id
Mukhtashor fhi tafsir. 2014. Markaz Tafsir lil dirosatil qur’aniyyah. Riyadh.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentra Hati
Sholeh bin Abdul Aziz. 1999. Tafsir Al-Muyassar. Terj. Uus Suhendrik. Madinah:
Nukhbah min ‘Ulama.
Yasin, As’ad. 2003. Fhi dzilalil qur’an. Jakarta: Gema Insani Press.
Zuhaily, Wahbah. t.t. Tafsir Al-Wajiz. Terj. Much. Alfi Nazlil. Damasus: Darul Fikr.
15 | J u r n a l t a f s i r s u r a t Y u n u s a y a t 3 - 6